Syntax
Idea : p�ISSN: 2684-6853�
e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 1, No. 5
September 2019
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN QURBAN MELALUI METODE TEAM QUIZ
Surtina
Guru MIN 60 Tapan
Email: [email protected]m
Abstrak
Salah satu cara meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran fiqih adalah menerapkan metode
pembelajaran Team Quiz. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas terdapat 4 langkah, meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3)
Pengamatan, (4) Refleksi. Penelitian tindakan kelas minimal dilakukan sebanyak 2 (dua)
kali siklus mulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar, jumlah siswa yang telah memperoleh
sama dengan atau lebih dari nilai KKM 75 berjumlah 12 orang dengan
prosentase 85,7 %.
Kata
Kunci: prestasibelajarr, Team Quiz, qurban.
�
Pendahuluan
Dana dan usaha yang cukup
adalah modal penting bagi pendidikan yang merupakan investasi jangka panjang, semua orang bahkan suatu bangsa mengakui hal tersebut
karena menyangkut masa depan mereka. Demikian
pula dengan Indonesia, menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam
perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan
bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.(Suyatna, 2017).
Dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
bahwa pendidikan nasional bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Guna tercapainya tujuan pendidikan nasional
tersebut, maka tidak terlepas dalam memahami makna pendidikan itu sendiri.
Sehingga dalam proses pembelajaran, seorang pendidik senantiasa mempunyai
peranan penting dalam keberhasilan pendidikan, dalam mengembangkan potensi
peserta didik.
Nilai edukatif meupakan hasil dari kegiatan belajar mengajar. Dikatakan
edukatif karena terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik yang
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara
sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran ((Djamarah & Zain, 2006).
Potensi-potensi yang ada pada manusia bisa dikembangkan melalui kegiatan belajar.
Dengan Potensi yang dimiliki manusia dapat menyesuaikan diri dalam memenuhi
kebutuhan kehidupanya.
Pengembangan
tujuan tersebut dapat terwujud dengan cara menggali potensi siswa melalui
proses pendidikan yang dapat diraih di sekolah ataupun di madrasah. Sekolah
merupakan lembaga yang menjalankan proses pendidikan, memberi pengajaran
kepada siswa guna mengembangkan potensi siswa
sehingga meminimalisir adanya kemiskinan dan kebodohan di masyarakat.
Pada
intinya, proses belajar siswa yang dianggap sebuah pengamalan menjadi sebuah
akibat dari berubahnya psikologis seseorang yang kemudian inilah yang dinamakan
hasil belajar yang ideal. Namun demikian, perubahan ini sangat sulitketika
harus menyangkut semua aspek perubahan. Mengapa demikian?, karena perubahan
hasil belajar besifat intangible (tidak dapat diraba). Maka dari itu,
guru hanya dapat mengambil cuplikan perubahan tingkah laku siswa dalam kehidupan
siswa yang kemudian dianggap penting dan hasil belajar siswa yang mencerminkan
pperubahanlah yang diharapkan. Baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang dimensi
karsa (Ristiyani & Bahriah, 2016)
Pendekatan PAN (Penilaian Acuan Norma) yang dijadikan sebuah
penilaian prestasi belajar seorang siswa degan siswa lainnya dalam satu kelas
atau kelompoknya diukur dengan cara dibandingkan. Jadi, pemberian
skor atau nilai peserta didik tersebut, merunjuk pada hasil perbandingan antara
skor-skor yang diperoleh teman-teman sekelompoknya dengan skornya sendiri (Ristiyani & Bahriah, 2016).
Pendekatan
PAK (Penilaian Acuan Kriteria) merupakan proses penilaian prestasi belajar
dengan cara membandingkan pencapaian seorang siswa dengan perbagai perilaku
ranah yang telah ditetapkan secara baik. Oleh karena itu, dalam
mengimplementasikan pendekatan Penilaian Acuan Kriteria� diperlukan adanya kriteria mutlak yang
merujuk pada tujuan pembelajaran umum dan khusus (TPU dan TPK). Evaluasi
merupakan unsur kegiatan dalam proses pembelajaran, karena melalui evaluasi
dapat diketahui apakah tujuan yang direncanakan atau perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dapat tercapai atau tidak, serta seberapa jauh
keberhasilan belajar tersebut dapat dicapai.
Evaluasi
yang dilakukan dapat dijadikan dasar untuk memperoleh umpan balik tentang
keberhasilan pembelajaran yang dicapai. Untuk memperoleh umpan balik tentang
keberhasilan pembelajaran, dapat dilakukan evaluasi terhadap program atau
perencanaan pembelajaran yang disusun.
Menurut
(Hakim, 2008)
evaluasi pembelajaran meliputi konteks dan inputnya. Untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran yang mencakup berbagai segi pengalaman belajar yang
sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan evaluasi sepatutnya dilakukan secara
terus menerus, melalui evaluasi terhadap proses pembelajaran itu sendiri, dan
evaluasi terhadap hasil yang dicapai. Seorang guru harus mampu menciptakan
suasana proses pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Selain itu
guru dituntut untuk mengajar secara professional.
Asumsi
dasar ialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang
optimal pula. Terdapat korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang
dicapai. Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran, makin
tinggi pula hasil atau produk di pembelajaran itu (Sudjana, 1987)
Terkait
hal tersebut, maka kegiatan belajar mengajar perlu melakukan tindakan kelas
sehingga tercapainya apa yang sudah direncanakan dan mempermudah siswa untuk
mengerti terhadap materi yang disampaikan. Tidak hanya menggunakan metode
ceramah yang membosankan, dimana guru hanya memberikan uraian atau penjelasan
kepada sejumlah murid pada waktu tertentu (waktunya terbatas) dan dalam waktu
tertentu pula. Murid hanya duduk, melihat dan mendengar.
Mata
pelajaran fikih merupakan bagian dari Pendidikan Agama Islam. Sesuai dengan
yang diamanahkan dalam (IAIN, 2013)
di Madrasah Ibtidaiyah, bahwa mata pelajaran fikih diarahkan untuk memahami
ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdhoh dan muamalah serta
dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, serta untuk mengantarkan
peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara
pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang
selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah. Banyak soal studi kasus
dalam Materi Pokok ini sehingga akan sangat relevan jika penulis menerapkan
metode pembelajaran Team Quiz.
Penerapan
metode ini dilihat dari segi tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh Bloom, atau
lebih dikenal dengan Taksonomi Bloom. Dimana tujuan pendidikan dibagi kedalam
tiga domain yaitu Cognitive Domain (Ranah Kognitif), Affective Domain (Ranah
Afektif) dan Psychomotor domain (Ranah Psikomotor). Metode pembelajaran
ini jika diterapkan dalam Materi Pokok ketentuan qurban diharapkan setidaknya
dapat mengarah dalam tujuan pendidikan ranah Affective Domain pada
tingkatan partisipasi/ sambutan. Sebab menurut WS Winkel, tingkatan ini
meliputi melaksanakan, menyambut, menampilkan, mendiskusikan, dan menyelesaikan
(Winkel, 1989)
Sehingga tepat dengan penggunaan Team Quiz sebagai metode diskusi dan
metode pemecahan masalah.
Penggunaan
metode Team Quiz dalam dalam proses pembelajaran memiliki beberapa
pertimbangan sebagai berikut: 1) Melatih anak didik untuk menjadi pemimpin,
berani menyampaikan gagasan yang telah didiskusikan di depan kelas. 2) Peserta
didik lebih mencurahkan perhatian dan aktif dalam pelajaran. 3) Dapat
mengontrol pemahaman dan pengertian murid pada masalah-masalah yang
dibicarakan. 4) Melatih peserta didik terbiasa menyelesaikan masalah yang
dihadapi secara bersama-sama. 5) Timbul perbedaan pendapat antara peserta didik
telah menghangatkan proses diskusi di kelas. 6) Melatih peserta didik untuk
membiasakan diskusi dan menyampaikan pendapat dan gagasan.
Metode Penelitian
Dalam penelitian Tindakan
kelas terdapat 4 langkah, meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan,
(3) Pengamatan, (4) Refleksi. Penelitian tindakan kelas minimal dilakukan
sebanyak 2 (dua) kali siklus mulai dari perencanaan sampai dengan refleksi.
Tahapan tersebut diulang sampai terjadi peningkatan, dengan catatan bahwa perencanaan
pada siklus sebelumnya, dan menunjukkan a pa saja kelemahan siklus tersebut,
kemudian penjelasan tentang bagaimana hasil tersebut akan diperbaiki. Apabila
satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan
(peningkatan mutu), kegiatan riset diteruskan pada siklus ke dua, dan
seterusnya, sampai penelitian merasa puas dan tercapai tujuannya. Penelitian
ini dilaksanakan di MIN 60 Tapan�� Kab.
Pesisir Selatan . Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik yang ada
di MIN 60 Tapan�� Kab. Pesisir Selatan.
Subyek yang akan diteliti adalah peserta didik kelas VII dengan jumlah peserta
didik 14. Objek penelitian ini adalah penerapan metode team quis dalam
pembelajaran qurban.
Adapun indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini di
antaranya adalah: nilai rata-rata siswa kelas VI MIN 60 Tapan pada mata
pelajaran fiqih, materi qurban harus mencapai 75 dan minimal 85% siswa di kelas
VI MIN 60 Tapan Kab. Pesisir Selatan bernilai baik .
Hasil
Dan Pembahasan
Tahap pra siklus
ini peneliti melihat pembelajaran fiqih secara langsung di kelas VI MIN 60
Tapan�� Kab. Pesisir Selatan. Dalam
pembelajaran fiqih di kelas VI tersebut belum menggunakan model pembelajaran
secara aktif dan masih menggunakan metode ceramah yang siswanya masih belum banyak
ikut aktif dalam proses pembelajaran dan cenderung terjadi komunikasi yang
pasif. Artinya seolah-olah guru yang bicara dan siswa hanya mendengarkan dan
keberanian untuk bertanya terhadap suatu masalah yang belum jelas yang ada
dalam pikirannya belum dapat diungkapkan secara maksimal.
Pada siklus I
jumlah siswa yang telah memperoleh sama dengan atau lebih dari KKM 75 berjumlah
17 orang dengan prosentase 28,5 %. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti
bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar
pengamatan pada pedoman observasi. Hasil pengamatan pada siklus I, kegiatan
siswa kurang baik dengan tidak antusiasnya mengikuti kegiatan belajar mengajar
menjadi penyebab utama. Memasuki kegiatan inti, guru mulai melaksanakan
kegiatan pembelajaran tentang definisi, dalil dan syarat hewan qurban. Dalam
kegiatan pembelajaran tersebut, dapat dikatakan setengah dari jumlah siswa
tidak aktif dalam mengikuti materi pembelajaran yang diberikan oleh guru,
sehingga kegiatan pembelajaran tidak dapat berjalan lebih baik. Pada Siklus II
jumlah siswa yang telah memperoleh sama dengan atau lebih dari KKM 75 sebesar
prosentase 85,7 %.
Pembahasan
mengenai hasil tindakan dari siklus-siklus yang telah dilaksanakan akan
dipaparkan tabel perbandingan kategori dan prosentase di atas dapat dijelaskan
bahwa hasil belajar siswa, mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Lihat
tabel 1 berikut:
Tabel
1
Perbandingan
Siklus I dan II
No |
Kategori |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Baik sekali |
0 |
0 |
2 |
Baik |
5% |
85,70% |
3 |
Cukup |
37,50% |
14,30% |
4 |
Kurang |
10% |
0 |
5 |
Sangat Kurang |
42,50% |
0 |
Dari hasil perbandingan tersebut dapat disajikan dalam grafik
sebagai berikut:
Grafik
1
Perbandingan
Siklus I dan II
Dari perbandingan tersebut terlihat jelas peningkatan siklus I dan
II serta indikator ketercapaian telah terpenuhi.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian penelitian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan Metode
Team Quiz dalam pembelajaran Fiqh materi Qurban kelas VI di MIN 60 Tapan�� Kab. Pesisir Selatan , dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil observasi, wawancara
peneliti pada proes kegiatan pembelajaran berkenaan dengan aktivitas siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Adanya peningkatan prestasi belajar
pada siswa dapat terlihat dari partisipasi serta keaktifan siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal tersebut terbukti hasil
dari penggunaan Metode Team Quiz: jumlah siswa yang telah memperoleh sama
dengan atau lebih dari KKM 75 berjumlah 12 orang dengan prosentase 85,7%. �Dengan
demikian indikator ketercapaian telah dipenuhi dengan baik.
BIBLIOGRAFI
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2006). Strategi
belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hakim, L. (2008). Perencanaan Pembelajaran Seri Pembelajaran
Efektif, cet. II. Bandung: Wacana Prima.
IAIN, A. (2013). Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Institut Agama Islam
Negeri Antasari Banjarmasin.
Ristiyani, E., & Bahriah, E. S. (2016). Analisis
kesulitan belajar kimia siswa di SMAN X Kota Tangerang Selatan. Jurnal
Penelitian Dan Pembelajaran IPA, 2(1), 18�29.
Sudjana, N. (1987). Dasar-dasar Belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru.
Suyatna, S. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Type Mind
Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Teknik Kerja Bengkel Tentang Memahami Konsep-Konsep Dasar Elektronika Di Kelas
X EA Program Keahlian Teknik Audio Video Di SMK Negeri 2 Bogor. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(1), 55�67.
Winkel, W. S. (1989). Psikologi pengajaran. Gramedia.