Analisis Penurunan Kinerja Lalu Lintas Akibat Hambatan Samping (Studi Kasus: Jalan
Sarapung di Depan SD Negeri 6 Manado)
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3521
Tuesday, April 18, 2023 at 06.00 – 19.00 WITA with a time interval of 15 minutes. Based on
the analysis, the highest traffic volume (Q) occurred on Monday, April 17, 2023 in the time
period of 11.00 – 12.00 WITA, which reached 1205.9 skr/h, road capacity (C) of 1470.64
skr/h, resulting in a degree of saturation (DJ) of 0.819985 and a Service Level (LOS) D,
which indicates unstable traffic conditions. As a result of the side obstacle, the capacity of the
Sarapung road in front of SD Negeri 6 Manado is 67%, which means a decrease of 33% from
its optimal capacity, which is 100%, thus causing traffic congestion, especially during high
traffic flow hours.
Keywords: Side Obstacles, Road Performance, PKJI 2014, PTV Vissim
PENDAHULUAN
Kota Manado merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara yang berada di ujung pulau
Sulawesi. Jumlah penduduk 453,182 juta jiwa yang terbagi dalam 11 kecamatan (Badan Pusat
Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2021) (Muhammad, Hamzah, & Rahim, 2018). Kota
Manado memiliki arus lalu lintas yang sangat padat dengan pembangunan skala besar yang
mempengaruhi kinerja jalan. Jalan merupakan bagian penting dari infrastruktur transportasi
darat. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi seiring dengan kemajuan
perekonomian masyarakat di kota-kota besar mengakibatkan peningkatan aktivitas sehingga
menyebabkan tingginya hambatan samping yang terjadi setiap harinya di hampir semua ruas
jalan di Kota Manado (Kadarisman, Gunawan, & Ismiyati, 2016; Karim et al., 2023).
Hambatan samping meningkat secara signifikan terhadap suatu ruas jalan tertentu (Citra,
Rachman, & Palinggi, 2020; Nugroho, Wiyono, & Gusti, 2019). Akibatnya, hambatan
samping akan berpengaruh terhadap laju kendaraan yang melintas di jalan tersebut (Bina
Marga, 2014). Dampak yang nyata adalah menurunnya kemampuan dan kinerja terlihat secara
keseluruhan.
“Jalan adalah suatu prasarana yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah, dan/atau air serta di atas permukaan air, kecuali
jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.” (UU RI No. 38 Tahun 2004). Transportasi darat
dapat memberikan pelayanan dari pintu ke pintu, sehingga cenderung dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar untuk membantu segala aktivitas mereka seperti pendidikan, bisnis, dan
lain-lain. Mayoritas masyarakat paling sering menggunakan transportasi dalam skala mikro
(Desembardi, Sukrisman, Pristianto, & Ulayanto, 2018).
Kapasitas jalan raya yang tidak sesuai dengan volume lalu lintas atau tidak seimbang
dengan pertumbuhan jumlah kendaraan dan aktivitas masyarakat di sekitar jalan dapat
menyebabkan dampak negatif terhadap lalu lintas. Kemacetan lalu lintas terjadi ketika lalu
lintas tersendat atau berhenti karena jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan yang tersedia.
Hambatan samping merupakan penyebab utama kemacetan lalu lintas yang dapat
mempengaruhi kinerja lalu lintas pada suatu ruas jalan (Luwihono, Peranginangin, &
Makanuay, 2020; Rauf, Sendow, & Rumayar, 2015). Hambatan samping seringkali berasal
dari aktivitas sosial dan ekonomi, seperti pejalan kaki, kendaraan yang berhenti, keluar masuk
kendaraan, kendaraan yang parkir di pinggir jalan, dan penyebrangan jalan (Arsyi, Suyono, &
Kadarini, 2018). Aktivitas masyarakat seperti sarana pendidikan, kawasan komersial dan
kawasan industri berfungsi sebagai daya tarik perjalanan (trip attraction) dan berkontribusi
signifikan terhadap terjadinya hambatan samping (Santoso & Agusdini, 2019).
Jalan Sarapung di depan Sekolah SD Negeri 6 Manado, merupakan jalan umum yang
banyak dilalui masyarakat di mana sepanjang sisi ruas jalan ini terdapat Sekolah, Korem,