How to cite:
Bachtiar Sundasyah, Ruchyat Deni Djakapermana, Janthy Trisulianthy Hidayat (2024) Strategi
Pengembangan Infrastruktur di Kota Bogor, (06) 09,
E-ISSN:
2684-883X
STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DI KOTA BOGOR
Bachtiar Sundasyah, Ruchyat Deni Djakapermana, Janthy Trisulianthy Hidayat
Universitas Kristen Indonesia, Indonesia
Abstrak
Pembangunan infrastruktur perkotaan di Kota Bogor berperan penting dalam mendukung
pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 6,
9, dan 11. Tesis ini mengkaji strategi pembangunan infrastruktur perkotaan yang meliputi
jaringan jalan, air bersih, air limbah, dan pengelolaan limbah. Fokus penelitian ini adalah
mengevaluasi kinerja layanan infrastruktur ini dan menghitung nilai keberlanjutannya
menggunakan metode Multi Dimensional Scaling (MDS) dan Rapinfra. Penelitian ini
bertujuan untuk merumuskan strategi yang dapat meningkatkan kualitas, keandalan, dan
aksesibilitas infrastruktur bagi seluruh penduduk Kota Bogor. Hasil penelitian menyoroti
pentingnya pendekatan terpadu dan berkelanjutan terhadap pembangunan infrastruktur
perkotaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan pelestarian
lingkungan. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan bahwa strategi pembangunan
infrastruktur yang diukur dengan dimensi lingkungan, ekonomi, sosial, teknologi, dan tata
kelola sangat penting dan selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Kata Kunci: Pembangunan Infrastruktur, Keberlanjutan, Penskalaan Multi Dimensi (MDS),
Rapinfra.
Abstract
Urban infrastructure development in the City of Bogor plays a crucial role in supporting
sustainable development, in line with the Sustainable Development Goals (SDGs) 6, 9, and
11. This thesis examines urban infrastructure development strategies covering road networks,
clean water, wastewater, and waste management. The focus of the study is on evaluating the
performance of these infrastructure services and calculating their sustainability values using
the Multi Dimensional Scaling (MDS) and Rapinfra methods. The research aims to formulate
strategies that can improve the quality, reliability, and accessibility of infrastructure for all
residents of Bogor City. The results of the study highlight the importance of an integrated and
sustainable approach to urban infrastructure development to support economic growth,
social welfare, and environmental preservation. The conclusion of this research emphasizes
that infrastructure development strategies measured by environmental, economic, social,
technological, and governance dimensions are essential and align with the goals of
sustainable development.
Keywords: Infrastructure Development, Sustainability, MultiDimensional Scaling (MDS),
Rapinfra.
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 09, September 2024
Bachtiar Sundasyah, Ruchyat Deni Djakapermana, Janthy Trisulianthy Hidayat
3844 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
PENDAHULUAN
Infrastruktur perkotaan memegang peran sentral dalam pembangunan Kota Bogor,
mempengaruhi sektor ekonomi, sosial, lingkungan, teknologi, dan administrasi pemerintahan
(Imami & Roychansyah, 2022; Iman et al., 2019). Infrastruktur ini mencakup jaringan jalan,
drainase, telekomunikasi, serta fasilitas seperti sekolah, rumah sakit, dan taman.
Pembangunan infrastruktur yang berfokus pada keberlanjutan harus sejalan dengan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s), khususnya tujuan ke-6 (air bersih dan sanitasi layak),
ke-9 (industri, inovasi, dan infrastruktur), dan ke-11 (kota dan permukiman yang
berkelanjutan), dengan menitikberatkan pada kualitas, keandalan, serta kesetaraan akses bagi
seluruh masyarakat (Pangestu et al., 2021). Menurut (Arifin & Satiadharma, 2023; Zhang et
al., 2020), penelitian keberlanjutan perkotaan harus menekankan peningkatan kinerja,
dampak, manfaat pengguna, eksplorasi produktivitas manusia, pengambilan keputusan
inklusif, produksi bersama ruang kota, serta penggunaan dan regenerasi sumber daya yang
efisien. Perkembangan pesat sektor perumahan dan permukiman di Kota Bogor sejak tahun
1990 menunjukkan perlunya pendekatan terintegrasi dan berkelanjutan dalam pengembangan
infrastruktur (Ervianto, 2018; Putra & Djalante, 2016). Hal ini sesuai dengan RPJMD Kota
Bogor 2015-2019 dan 2019-2024 yang mengintegrasikan kebijakan pembangunan
berkelanjutan sesuai misi SDG’s. Walikota Bogor (2017) menegaskan bahwa implementasi
pembangunan infrastruktur kota berkelanjutan harus selaras dengan kebijakan pengembangan
nasional (Oktriastra, 2020). Meski demikian, menurut (A. N. Persada et al., 2014), tantangan
seperti macet, banjir, dan polusi menunjukkan bahwa strategi dan program infrastruktur yang
ada belum memadai. Fokus penelitian ini adalah menilai kinerja dan keberlanjutan empat
jenis infrastruktur utama di Kota Bogor: jaringan jalan, air minum, air limbah, dan sistem
pengelolaan persampahan, dengan mempertimbangkan standar kinerja pelayanan dan standar
pelayanan minimal, untuk mengidentifikasi strategi pengembangan infrastruktur yang efektif
dan berkelanjutan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kinerja tingkat pelayanan dari
empat jenis infrastruktur permukiman perkotaan di Kota Bogor, yaitu jaringan jalan, air
minum, air limbah, dan sistem pengelolaan persampahan; serta menganalisis besaran nilai
keberlanjutan dari keempat jenis infrastruktur tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Kota Bogor yang terdiri dari 6 kecamatan, 31 kelurahan, dan 37
desa, termasuk lima desa tertinggal yaitu Pamoyanan, Genteng, Balungbangjaya,
Mekarwangi, dan Sindangrasa, dengan total 210 dusun, 623 RW, 2.712 RT, dan dikelilingi
oleh Wilayah Kabupaten Bogor.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Focus Group Discussion
(FGD) dan mengumpulkan dara sekunder dari pemerintah daerah berupa kebijakan, peraturan
dan studi kepustakaan (library research) dalam rangka memperkaya penelitian berupa buku,
jurnal (Liu et al., 2005), hasil penelitian serta informasi lainnya untuk menunjang dalam
melakukan penelitian ini (Fauzi, 2019; Van Eeuwijk & Angehrn, 2017).
Strategi Pengembangan Infrastruktur di Kota Bogor
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 3845
Tabel 1 Kategori indeks dan status keberlanjutan
Nilai indeks
Kategori
0.00 24.99
Buruk (tidak
berkelanjutan)
25.00 49.99
Kurang (kurang
berkelanjutan)
50.00 74.99
Cukup (cukup
berkelanjutan)
75.00 100.00
Baik (berkelanjutan)
Sumber: (Kavanagh & Pitcher, 2004) dalam (A. N. Persada et al., 2014)
Tabel 2 Nilai stress
Nilai Stress
Kesesuaian
Lebih dari 20 %
Buruk
10 %-20 %
Cukup
5 %- 10 %
Baik
2.5 %-5 %
Sangat Baik
Sumber: (A. N. Persada et al., 2014)
Tabel 3 Keterkaitan Tujuan, Kebutuhan Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik
Analisis Data
Jenis data
yang
dibutuhkan
Sumber data
Teknik
pengumpulan
data
Teknik
analisis
Hasil yang
diharapkan
Data
jaringan
jalan, air
minum,
air limbah
dan sistem
pengelolaa
n
persampah
an.
Kinerja
jaringan
jalan, air
minum,
air limbah
dan sistem
pengelolaa
n
persampah
an.
Dinas
Perhubungan
Dinas
Pekerjaan
Umum dan
Penataan
Ruang
Dinas
Lingkungan
Hidup
Dinas
Perumahan dan
Pemukiman
PDAM
Kunjungan
instansi
Survei
sekunder
Survey
primer ke
lokasi
Analisis
skoring
Standar
Pelayanan
Minimal
infrastruktu
r
permukima
n perkotaan
Standar
Pelayanan
Minimal
Hasil
Dinas
Perhubungan
Dinas
Pekerjaan
Survei
sekunder
Survey
primer
Analisis
Infrastrukt
ur
berkelanju
Infrastruktur
berkelanjut
an
Bachtiar Sundasyah, Ruchyat Deni Djakapermana, Janthy Trisulianthy Hidayat
3846 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
Jenis data
yang
dibutuhkan
Sumber data
Teknik
pengumpulan
data
Teknik
analisis
Hasil yang
diharapkan
FGD
dengan
pakar
Umum dan
Penataan
Ruang
Dinas
Lingkungan
Hidup
Dinas
Perumahan dan
Pemukiman
PDAM
Hasil FGD
tan
(Rapfinfr)
dan atau
Multi
Dimension
al Scaling
(MDS)
Hasil
FGD
terkait
pendapat
ahli dan
masyaraka
t tentang
Bappelitbangda
Dinas
Perhubungan
Dinas
Pekerjaan
Umum dan
Penataan
Ruang
Dinas
Lingkungan
Hidup
Dinas
Perumahan dan
Pemukiman
PDAM
Masyarakat
Kunjungan
instansi
Survei
primer ke
lokasi
Multi
Dimension
al Scaling
(MDS)
Konsep
rumusan
strategi
pengemban
gan
infrastruktu
r
permukima
n
perkotaan.
Penelitian ini dilakukan untuk menyusun strategi pengembangan infrastruktur di Kota
Bogor dengan megidentifikasi kinerja infrastruktur yang terdiri dari empat infrastruktur yakni
jaringan jalan, air minum, air limbah, dan sistem pengelolaan persampahan yang selanjutnya
dilakukan penilaian terhadap keberlanjutan dari masing-masing infrastruktur. Besaran nilai
sebagai tolok ukur pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang mempertimbangkan pilar-
pilar pembangunan berkelanjutan (C. Persada, 2015). Penilaian dilakukan dengan dimesni
lingkungan, ekonomi, social, teknologi dan tata kelola pemerintahan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penilaian Kinerja Tingkat Pelayanan Infrastruktur di Kota Bogor
Penilaian kinerja tingkat pelayanan di Kota Bogor, dengan fokus pada empat aspek
utama: jaringan jalan, air minum, air limbah (sanitasi lingkungan), dan sistem pengelolaan
persampahan (Nursanti et al., 2024). Tujuan analisis ini adalah untuk mengidentifikasi kinerja
yang ada dalam infrastruktur dan layanan yang tersedia, serta mengevaluasi efektivitas tingkat
pelayanan infrastruktur tersebut. Proses penilaian SPM sebagaimana diuraikan di dalam
metodologi terlebih dahulu dilakukan proses FGD oleh para pakar.
Strategi Pengembangan Infrastruktur di Kota Bogor
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 3847
Tabel 4 Standar Pelayanan Minimal dan Kondisi Eksisting Kinerja Infrastruktur Kota
Bogor Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2019-2024
No
Jenis Pelayanan Dasar
Sub Jenis
Pelayanan
Dasar
SPM
Kondisi
Eksisting
Analisis Dan
Arahan
Kinerja
1
Jalan
Jaringan
Aksesibilitas
100%
90%
Belum
Mencapai
Target
Mobilitas
100%
52%
Belum
Mencapai
Target
Ruas
Kondisi jalan
60%
87,68%
Melebihi
Target
Kecepatan
60%
37,5%
Belum
Mencapai
Target
2
Air Minum
Cluster
Pelayanan
Sangat Buruk
40%
68,68%
Belum
Mencapai
Target
Buruk
50%
Sedang
70%
Baik
80%
Sangat baik
100%
3
Penyehatan Lingkungan
Permukiman (Sanitasi
Lingkungan dan
Persampahan
Air Limbah
Permukiman
60%
73.02%
Melebihi
Target
Pengelolaan
sampah
20%
25%
Melebihi
Target
70%
77,04%
Melebihi
Target
Pemilihan strategi ini didasarkan pada penilaian terhadap efektivitas dan dampak
potensialnya, sehingga strategi yang dipilih diharapkan dapat memberikan kontribusi
signifikan dalam mencapai tujuan pelayanan minimal yang telah ditetapkan (Nursanti et al.,
2024). Dengan demikian, strategi-strategi yang diprioritaskan ini akan menjadi dasar bagi
langkah-langkah konkret dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek infrastruktur yang
berkelanjutan di Kota Bogor, memastikan bahwa setiap inisiatif yang diambil sesuai dengan
kebutuhan dan standar pelayanan masyarakat.
Tabel 2 Strategi pengembangan infrastruktur berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
(SPM)
No
Infrastruktur
Strategi
Total
Nilai
1
Air Minum
Mempertahankan air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok
masyarakat sehari-hari
0,35
Mempertahankan ketersediaan air minum dengan
mempertahankan kualitas dan kuantitas air minum agar tetap
0,33
Bachtiar Sundasyah, Ruchyat Deni Djakapermana, Janthy Trisulianthy Hidayat
3848 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
No
Infrastruktur
Strategi
Total
Nilai
dapat memenuhi kebutuhan minimal yaitu 60liter/orang/hari
dengan merawat jaringan perpipaan dan bukan jaringan
perpipaan terlindungi dari kerusakan
2
Persampahan
Mempertahankan sistem pengangkutan sampah dan
ketersediaan pembuangan sampah sementara
0,20
Dimensi dan Kriteria Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Dimensi Lingkungan
Hasil MDS menggunakan Rapinfra menunjukkan nilai indeks keberlanjutan jaringan
jalan 42,50; air minum 52,58; air limbah 44,54; dan pengelolaan persampahan 36,63 dengan
dimensi lingkungan sebesar 62,40 dapat dilihat pada Gambar 6. Status berkelanjutan
dipengaruhi oleh 7 indikator sebagai hasil analisis leverage yang dapat dilihat melalui RMS
(Root Mean Square) Daya Dukung Lahan 1,55; Laju perkembangan lahan terbangun (%/thn)
2,70; Kualitas air (berkaitan dengan air bersih dan air minum) 7,51; Ketersediaan sumber air
baku 7,98; Pengaruh lingkungan terhadap infrastruktur 8,19; Dampak kerusakan lingkungan
5,41; Angka kemacetan 1,57.
Gambar 1 Nilai indeks keberlanjutan dimensi lingkungan
Gambar 2 Nilai RMS dimensi lingkungan
Strategi Pengembangan Infrastruktur di Kota Bogor
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 3849
Dimensi Ekonomi
Hasil MDS menggunakan Rapinfra menunjukan nilai indeks keberlanjutan jaringan
jalan 55,23; air minum 55,36; air limbah 51,84; dan pengelolaan persampahan 53,03 dengan
dimensi ekonomi dapat dilihat pada Gambar 10. Status berkelanjutan oleh 7 indikator sebagai
hasil analisis leverage yang dapat dilihat melalui RMS (Root Mean Square) terhadap Laju
Ekonomi Riil (laju PDRB) 3,62; Laju PAD 3,20; Laju APBD 3,12; Tingkat pendapat
perkapita 1,31; Tingkat upah minimum (UMK) 4,88; Penilaian harga/nilai Lahan 1,73; Tarif
pelayanan infrastruktur 2,20.
Gambar 3 Nilai indeks keberlanjutan dimensi ekonomi
Gambar 4 Nilai RMS Dimensi Ekonomi
Dimensi Sosial
Hasil MDS menggunakan Rapinfra menujukan nilai indeks keberlanjutan jaringan jalan
27,76; air minum 37,49; air limbah 37,49; dan pengelolaan persampahan 38,07 dimensi sosial
dapat dilihat pada Gambar 8. Status berkelanjutan oleh 5 indikator sebagai hasil analisis
leverage yang dapat dilihat melalui RMS (Root Mean Square (1) Laju pertumbuhan penduduk
(%/thn) 1,22; Laju perkembangan IPM 5,32; Tingkat pengolahan sampah oleh masyarakat
5,20; Penyediaan sistem limbah oleh masyarakat 5,15; Penyediaan air minum oleh masyarakat
3,80; Perilaku masyarakat terhadap pemanfaatan dan pengawasan infrastruktur 3,35; Tingkat
pengangguran 0,92.
Bachtiar Sundasyah, Ruchyat Deni Djakapermana, Janthy Trisulianthy Hidayat
3850 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
Gambar 5 Nilai indeks keberlanjutan dimensi sosial
Gambar 6 Nilai RMS dimensi sosial
Dimensi Teknologi
Hasil MDS menggunakan Rapinfra menujukan nilai indek keberlanjutan jaringan jalan
45,42; air minum 15,10; air limbah 13,20; dan pengelolaan persampahan 18,43 dimensi
teknologi dapat dilihat pada Gambar 12. Status berkelanjutan oleh 8 indikator sebagai hasil
analisis leverage yang dapat dilihat melalui RMS (Root Mean Square) Ketersediaan sistem
limbah kota 2,79; Tingkat pelayanan air minum 3,48; Ketersediaan sistem Pengelolaan
sampah 5,07; Ketersediaan jalan/panjang jalan 3,53; Ketersediaan jalur sepeda/kendaraan non
motor 3,62; Ketersediaan fasilitas pejalan kaki atau pedestrian 3,00; Inovasi pembangunan
infrastruktur 5,83; Tingkat pelayanan transportasi publik (angkutan umum) 1,80.
Strategi Pengembangan Infrastruktur di Kota Bogor
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 3851
Gambar 7 Nilai indeks keberlanjutan dimensi teknologi
Gambar 8 Nilai RMS dimensi teknologi
Dimensi Tata Kelola Pemerintahan
Hasil MDS menggunakan Rapinfra menunjukan nilai indek keberlanjutan jaringan jalan
64,76; air minum 62,09; air limbah 52,47; dan pengelolaan persampahan 57,09 dimensi tata
kelola pemerintahan dapat dilihat pada Gambar 14. Status berkelanjutan oleh 10 indikator
sebagai hasil analisis leverage yang dapat dilihat melalui RMS (Root Mean Square) Peraturan
berkaitan infrastruktur berkelanjutan 1,78; Perencanaan Infrastruktur yang berkelanjutan
antara RP dan RTR 0,69; Institusi yang mewadahi sektor dan antar jenis infrastruktur 1,82;
Kepemimpinan yang visioner (berkaitan dengan pembangunan infrastruktur berkelanjutan)
0,89; layanan pengaduan masyarakat bidang infrastruktur 0,97; Anggaran untuk infrastruktur
3,09; Kapasitas SDM di pemerintahan bidang infrastruktur 2,13; Prioritas pembangunan
infrastruktur oleh pemerintah 2,53; Partisipasi masyarakat dalam bidang infrastruktur 1,48;
Monitoring dan Evaluasi terhadap Infrastruktur 1,13.
Bachtiar Sundasyah, Ruchyat Deni Djakapermana, Janthy Trisulianthy Hidayat
3852 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
Gambar 9 Nilai indeks keberlanjutan dimensi tata kelola pemerintahan
Gambar 10 Nilai RMS dimensi tata kelola pemerintahan
Gambar 11 Diagram layang-layang status keberlanjutan infrastruktur Kota Bogor
Nilai keberlanjutan multikriteria jaringan jalan sebsesar 47,13 dengan status kurang
berkelanjutan; air minum sebsesar 44,52 status kurang berkelanjutan; air limbah sebsesar
39,91 status kurang berkelanjutan ; dan pengelolaan persampahan sebsesar 40,65 status
Strategi Pengembangan Infrastruktur di Kota Bogor
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 3853
kurang berkelanjutan. Selanjutnya dilakukan analisis Monte Carlo untuk melihat tingkat
kesalahan hasil MDS dengan Rapinfra dengan tingkat kepercayaan sekitar 95% Hasil Monte
Carlo menunjukan bahwa nilai yang dihasilkan oleh MDS Rapinfras tidak banyak berbeda
dengan nilai indeks hasil Monte Carlo.
Menilai keakuratan dan kepercayaan ilmiah dari indikator-indikator yang dianalisis
menggunakan MDS, diperhatikan nilai Stress dan Koefisien Determinasi (R2). Menurut
(Kavanagh & Pitcher, 2004) dalam Persada, (2015), hasil analisis dianggap cukup akurat jika
nilai Stress kurang dari 0,25 (atau 25%) dan nilai Koefisien Determinasi mendekati 1,0 (atau
100%).
Tabel 3 Nilai stress dan koefisien determinasi (R2)
Parameter
Dimensi
Rata-
rata
Nilai
Lingkungan
Ekonomi
Sosial
Teknologi
Pemerintahan
Stress
0,17
0,17
0,17
0,14
0,16
0,16
R2
0,91
0,91
0,94
0,93
0,94
0,93
Iritasi
3,00
3,00
2,00
3,00
2,00
2,60
.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) infrastruktur Kota
Bogor, terdapat tiga strategi utama yang diusulkan. Pertama, untuk air minum, strategi yang
diusulkan adalah mempertahankan ketersediaan air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok
masyarakat sehari-hari. Kedua, untuk memastikan kualitas dan kuantitas air minum tetap
terjaga dan memenuhi kebutuhan minimal 60 liter/orang/hari, diperlukan upaya perawatan
jaringan perpipaan serta perlindungan jaringan bukan perpipaan dari kerusakan. Ketiga, untuk
pengelolaan persampahan, perlu dipertahankan sistem pengangkutan sampah dan ketersediaan
tempat pembuangan sementara yang memadai.
Berdasarkan penilaian tingkat keberlanjutan, nilai keberlanjutan dari masing-masing
dimensi infrastruktur di Kota Bogor adalah sebagai berikut: jaringan jalan memperoleh skor
47,13 dengan status kurang berkelanjutan, air minum mendapat skor 44,52 dengan status
kurang berkelanjutan, air limbah memiliki skor 39,91 dengan status kurang berkelanjutan, dan
pengelolaan persampahan memperoleh skor 40,65 dengan status kurang berkelanjutan. Hasil
ini menunjukkan bahwa seluruh dimensi infrastruktur di Kota Bogor masih memerlukan
perbaikan signifikan untuk mencapai status keberlanjutan yang lebih baik, sesuai dengan
tujuan pembangunan berkelanjutan.
BIBLIOGRAFI
Arifin, Z., & Satiadharma, M. (2023). Peran Kewirausahaan Sosisal dalam Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan West
Science, 1(03), 226235.
Ervianto, W. I. (2018). Capaian Isu Berkelanjutan Infrastruktur di Indonesia. Civil
Engineering and Environmental Symposium, 2.
Bachtiar Sundasyah, Ruchyat Deni Djakapermana, Janthy Trisulianthy Hidayat
3854 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
Fauzi, A. (2019). Teknik analisis keberlanjutan. Gramedia Pustaka Utama.
Imami, E. V. D., & Roychansyah, M. S. (2022). Evaluasi Implementasi Konsep Water
Sensitive City dalam Masterplan Smart City Kota Bogor Tahun 2017-2021. Geodika:
Jurnal Kajian Ilmu Dan Pendidikan Geografi, 6(2), 186197.
Iman, M. N., Sitorus, S. R. P., Machfud, M., Poerwo, I. F. P., & Widiatmaka, W. (2019).
Analisis Keberlanjutan Angkutan Umum Penumpang Berbasis Jalan (Studi Kasus di
Kota Bogor). Jurnal Penelitian Transportasi Darat, 21(1), 7590.
Kavanagh, P., & Pitcher, T. J. (2004). Implementing Microsoft Excel software for Rapfish: a
technique for the rapid appraisal of fisheries status.
Liu, X., Bollen, J., Nelson, M. L., & Van de Sompel, H. (2005). Co-authorship networks in
the digital library research community. Information Processing & Management, 41(6),
14621480.
Nursanti, T. D., Haitamy, A. G., DN, D. A., Masdiantini, P. R., Waty, E., Boari, Y., &
Judijanto, L. (2024). ENTREPRENEURSHIP: Strategi Dan Panduan Dalam
Menghadapi Persaingan Bisnis Yang Efektif. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Oktriastra, K. (2020). Strategi pengembangan dan implementasi smart city pemerintah kota
pontianak. Jurnal Indonesia Sosial Sains, 1(05), 425447.
Pangestu, F. P., Rahmadianti, N. S., Hardiyanti, N. T., & Yusida, E. (2021). Ekonomi
Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDGs
(Sustainable Development Goals) 2030. Prosiding Seminar Nasional Ekonomi
Pembangunan, 1(3), 210219.
Persada, A. N., Windarti, I., & Fiana, D. N. (2014). The Second Degree Burns Healing Rate
Comparison Between Topical Mashed Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
and Hydrogel On White Rats (Rattus norvegicus) Sprague Dawley Strain. Jurnal
Kedokteran Unila, 2(2), 110.
Persada, C. (2015). Model kebijakan pembangunan infrastruktur berkelanjutan (studi kasus:
Kota Bandarlampung). Institut Pertanian Bogor.
Putra, A. A., & Djalante, S. (2016). Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan Dalam
Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Media Engineering, 6(1).
Van Eeuwijk, P., & Angehrn, Z. (2017). How toconduct a focus group discussion (FGD).
Methodological Manual.
Zhang, Y. D., Hurson, A. N., Zhang, H., Choudhury, P. P., Easton, D. F., Milne, R. L.,
Simard, J., Hall, P., Michailidou, K., & Dennis, J. (2020). Assessment of polygenic
architecture and risk prediction based on common variants across fourteen cancers.
Nature Communications, 11(1), 3353.
Copyright holder:
Bachtiar Sundasyah, Ruchyat Deni Djakapermana, Janthy Trisulianthy Hidayat (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: