How to cite:
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum (2024) Implementasi SSL VPN
(Secure Socket Layer Virtual Private Network) Pada Badan Bank Tanah, (06) 08,
E-ISSN:
2684-883X
ANALISIS EFEKTIVITAS KINERJA BENDUNG KARET RAMBATAN
KABUPATEN INDRAMAYU
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum
Universitas Trisakti, Indonesia
Abstrak
Bendung Karet Rambatan merupakan salah satu bendung karet dari 11 Bendung yang tersebar
di Provinsi Jawa Barat dibawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk
Cisanggarung (BBWS Cimancis). Aliran air dari Bendung Karet Rambatan diguanakan untuk
pemenuhan air rumah tanggga dan untuk mengairi areal sawah dengan luas areal irigasi
sebesar 3.955 Ha. Kondisi di lapangan dari 3.955 Ha areal yang ada hanya 3.046 Ha saja
yang dapat melakukan musim tanam. Dengan potensi air Sungai Cimanuk tentunya areal
tersebut dapat terpenuhi 100% akan kebutuhan air irigasi. Untuk mengatasi hal tersebut maka
perlu adanya penilaian kinerja Bendung Karet Rambatan dalam rangka menggambarkan
pengelolaan bendung. Penilaian kinerja bendung dilakukan berdasarkan Permen PUPR
Nomor 12/PRT/M/2015. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan nilai kinerja Bendung
Karet Rambatan yang kemudian dapat diketahui tindak lanjut yang harus dilakukan. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah obeservasi, wawancara, dokumentasi, serta
melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan bobot penilaian kinerja sistem irigasi. Kinerja
Bendung Karet Rambatan dari aspek prasarana fisik, produktivitas tanam, sarana penunjang,
organisasi personalia, dokumentasi, dan perkumpulan petani pemakai air (P3A) menunjukan
bahwa nilai kinerja nya sebesar 49% dengan kategori jelek/buruk sehingga diperlukan adanya
rekomendasi perbaikan darurat/pergantian serta penambahan komponen pada variable yang
belum ada pada Bendung Karet Rambatan.
Kata Kunci: Bendung Karet, Irigasi, Kinerja Bendung, Pemanfaatan SDA.
Abstract
The Rambatan Rubber Dam is one of the 11 rubber dams spread across West Java Province
under the authority of the Cimanuk Cisanggarung River Area Center (BBWS Cimancis). The
water flow from the Rambatan Rubber Dam is used to fulfill the water supply of the tanggga
house and to irrigate the rice field area with an irrigation area of 3,955 hectares. The
conditions in the field of 3,955 hectares of the existing area are only 3,046 hectares that can
carry out the planting season. With the water potential of the Cimanuk River, of course, the
area can be met 100% of the irrigation water needs. To overcome this, it is necessary to have
an assessment of the performance of the Rambatan Rubber Dam in order to describe the
management of the dam. The assessment of dam performance is carried out based on the
Minister of PUPR Number 12/PRT/M/2015. The purpose of this study is to obtain the
performance value of the Rambatan Rubber Dam which can then be known the follow-up that
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum
3600 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
must be carried out. The methods used in this study are observation, interviews,
documentation, and performance assessment based on criteria and weightings for the
evaluation of irrigation systems. The performance of the Rambatan Rubber Dam from the
aspects of physical infrastructure, planting productivity, supporting facilities, personnel
organizations, documentation, and water user farmers' associations (P3A) shows that the
performance value is 49% with the ugly/bad category, so there is a need for emergency repair
recommendations/replacements and the addition of components to variables that do not yet
exist in the Rambatan Rubber Dam.
Keywords: Rubber Weirs, Irrigation, Weir Performance, Water Resources Management.
PENDAHULUAN
Bendung Karet Rambatan berada di Desa Rambatan Kulon, Kecamatan Lohbener,
Kabupaten Indramayu. Dibangun pada tahun 1995 dan selesai pada tahun 1996. Aliran air
dari Bendung Karet Rambatan dibagi menjadi dua aliran. Aliran yang pertama menuju kearah
utara (Blok Waledan) dimanfaatkan oleh para petani untuk mengairi sawah areal rentang
dengan luas layanan irigasi sebesar 3.955 Ha. Kemudian aliran yang menuju kearah timur
(Indramayu Kota) digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku rumah tangga di area
Indramayu Kota sebesar 300 liter/detik untuk 30.000 Kepala Keluarga (Maharani, Hardiyati,
& Subagyo, 2021). Namun kondisi dilapangan berdasarkan laporan realisasi masa tanam
UPTD Wilayah Indramayu dari 3.955 Ha areal yag ada hanya 3.046 Ha saja yang dapat
melakukan musim tanam. Dengan potensi air Sungai Cimanuk tentunya areal tersebut dapat
terpenuhi 100% akan kebutuhan air irigasi. Penggunaan pompanisasi untuk pengambilan air
juga menjadi salah satu penyebab tidak maksimal nya pemenuhan air baku irigasi pada petak
sawah areal layanan SS Sindang, Rambatan, Pasekan, Niwo, Sangkep hingga Tangkapan
Cimanuk (Leśniak & Plebankiewicz, 2015).
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya penilaian kinerja Bendung Karet
Rambatan dalam rangka menggambarkan pengelolaan bendung (Oo, Lim, & Runeson, 2023)
(Yuliana, Kartadipura, & Taufik, 2016). Penilaian kinerja bendung dilakukan berdasarkan
Permen PUPR Nomor 12/PRT/M/2015 dimana parameter audit teknis bendung biasanya
bergabung dengan parameter jaringan irigasinya seperti prasarana, produktivitas tanam,
sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi, dan perkumpulan petani pemakai air
(P3A). Oktaviani, Mutiawati, & Maulisa, (2018) Kinerja sistem irigasi menjadi suatu indikasi
dalam rangka menggambarkan pengelolaan sistem irigasi, dewasa ini kemajuan
perkembangan irigasi lebih ditujukan pada optimasi penggunaan air agar dapat digunakan
secara lebih efektif dan efisien sebagai jawaban atas semakin meningkatnya permintaan akan
air untuk kebutuhan tanaman maupun air bagi peruntukan lainnya (Hidayat, Ramdhan, &
Jayadi, 2021; Irawan & Arum, 2019).
Penilaian kinerja bendung telah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu untuk dapat
menilai kinerja bendung yang kemudian dapat mengetahui tindak lanjut dari kondisi bendung
tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan nilai kinerja Bendung Karet Rambatan
yang kemudian dapat diketahui tindak lanjut yang harus dilakukan.
METODE PENELITIAN
Obyek penelitian ini adalan Bendung Karet Rambatan yang terletak di Desa Rambatan
Kulon Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu. Berikut merupakan gambar peta lokasi
penelitian:
Analisis Efektivitas Kinerja Bendung Karet Rambatan Kabupaten Indramayu
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3601
Gambar 1Peta lokasi penelitian
(Sumber : https://www.google.com/maps)
Gambar 2 Foto Bendung Karet Rambatan
Teknik pengumpulan data yang diterapkan adalah sebagai berikut (Tarsito, 2014) :
1. Observasi, merupakan teknik pengumpulan data yang berdasarkan pengamatan langsung di
lapangan.
2. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data dengan mendapatkan keterangan-
keterangan lisan dan berhadapan langsung dengan informan yang dapat memberikan
keterangan.
3. Studi Literatur, merupakan teknik pengumpulan data yang relevan secara teoritis melalui
sumber referensi yang berkaitan dengan masalah di lapangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif bersifat deskriptif-
induktif. Sifat penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk dapat memberikan uraian dan
penjelasan data dan informasi yang diperoleh selama penelitian (Kartiningrum, 2015),
sedangkan pendekatan induktif berdasarkan proses bepikir / pengamatan di lapangan / fakta -
fakta empirik. Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-induktif, dimana dalam
pemecahan masalahnya menggambarkan subjek dan atau objek penelitian berdasarkan fakta
fakta yang diperoleh selama penelitian dalam kinerja sistem irigasi dan usaha mengemukakan
hubungan secara mendalam dari aspek aspek yang diteliti (Firmansyah & Masrun, 2021).
Mengidentifikasi Prasarana dan Sarana Penunjang
Penilaian prasarana dan sarana penunjang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Ekploitasi dan Pemeliharaan
Irigasi (Istiqomah, 2020; Narendra, 2018). Penilaian ini merupakan penilaian fisik dari
infrastruktur Bendung, yang dilakukan berdasarkan survey langsung ke lapangan sehingga
diperoleh penilaian di Bendung Karet Rambatan.
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum
3602 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
Analisis Kebutuhan Air
Kebutuhan air irigasi yaitu jumlah volume air yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi
kebutuhan evanpontranspirasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan
memperhatikan jumlah air yang diberikan alam memlalui hujan serta kontribusi air tanah
(Darmayasa, Aryastana, & Rahadiani, 2018). Perhitungan banyaknya air yang dibutuhkan
terhadap macam tanaman dihitung terhadap tanaman padi dan palawija.
1. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh adalah sebagai berikut:
a. Pola Tanam
b. Evapotranspirasi
c. Penyiapan Lahan (Land Preparation)
d. Penggunaan Konsumtif
e. Laju Perlokasi
f. Penggantian Lapisan Air (WLR)
g. Curah Hujan Efektif
h. Efisiensi Irigasi
2. Kebutuhan bersih air di sawah untuk padi digunakan persamaan di bawah ini :
NFR = Etc + P Re +WLR
Dimana :
Etc = penggunaan konsumtif (mm/hari)
P = kehilangan air akibat perkolasi (mm/hari)
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari)
Kalender pola tanam dihitung dengan 6 alternatif untuk setiap 2 minggu dengan
alternatif I pada awal Bulan Oktober dengan pola tanam Padi Padi Palawija.
THR = NFR/0,80
SDR = NFR/0,72
DR = NFR/0,65
Perhitungan kebutuhan air irigasi dilakukan untuk 6 alternatfi mulai masa tanam dengan
pola tanam Padi-Padi-Palwija sesuai dengan metode yang dijelaskan di KP-01 Irigasi.
Ketersediaan Air
Analisis debit andalan dapat menggunakan metode bulan irigasiar perencanaan, dimana
hamper sama dengan metode flow characteristic yang dianalisis untu bulan-bulan tertentu.
Metode tersebut seringkali digunakan karena keadaan debit dihitung mulai dari bulan januari
hinggga bulan Desember. Sehingga akan dapat menggambarkan keandalan pada musim
kemarau maupun musim hujan. Pada penelitian ini metode yang digunakan merupakan
metode basic month. Peluang kejadiannya dihitung dengan menggunakan rumus probabalitas
dari persamaan weilbull.
P = …………….….....…………….….....(3-1)
Dimana,
P = Probabilitas
m = nomor urut data debit
n = jumlah data
Perhitungan Realisasi Luas Tanam
Analisis Efektivitas Kinerja Bendung Karet Rambatan Kabupaten Indramayu
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3603
Penilaian produktivitas tanam di daerah Bendung Karet Rambatan di dapatkan dari data
sekunder dan wawancara dengan petani yang juga masuk dalam kepengurusan Petani
Pemakai Air (P3A).
1. Menghitung indeks pertanaman (IP), yakni perbandingan antara luas realisasi tanam dalam
1 tahun per 3 kali masa tanam dengan luas baku. Rumus yang diguanakan adalah sebagai
berikut :
Indeks Pertanaman (IP) =
2. Menghitung persentase realisasi luas tanam, yakni dengan membandingkan antara indeks
pertanaman yang ada dengan indeks keselurhan pertanaman. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Persentase Realisasi Luas Tanam =
3. Menghitung produktivitas padi, yakni dengan cara membandingkan antara produktivitas
padi yang ada dengan rencana produktivitas padi. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Produktivitas Padi =
Apabila produksi padi yang ada > produksi rata-rata, maka dapat disimpulkan
persentase produktifitas padi ditulis 100%.
Organisasi Personalia
Penilaian Organisasi Personalia mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Ekploitasi dan Pemeliharaan Irigasi.
Penilaian ini merupakan penilaian yang dilakukan berdasarkan survey langsung ke lapangan
sehingga diperoleh penilaian Organisasi Personalia Bendung Karet Rambatan.
1. Melakukan survey lapangan pengumpulan data-data lapangan, dan wawancara pihak
terkait, dan penilaian untuk dapat mengetahui kondisi organisasi personalia di lapangan.
2. Melakukan penilaian terhadap organisasi personalia berdasarkan hasil wawancara yang
terdiri dari : Kepala Ranting/ pengamat/ UPTD/ cabang dinas/ korwil/ Pengamatanting;
Juru/Mantri Pengairan, Petugas Operasi Bendung, Petugas Pintu Air, Pekejaan /Pekarya
Saluran.
3. Setiap aspek mempunyai nilai kondisi yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Irigasi.
Mengidentifikasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Untuk dapat melakukan identifikasi perkumpulan petani pemakai air (P3A) maka perlu
menyusun mekanisme sedemikian rupa sehingga dapat terwujud organisasi yang ideal.
Sehingga perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Menentukan jumlah responden P3A dilakukan secara sengaja atau purposive sampling.
P3A yang dijadikan responden yaitu yang berada di daerah Saluran Sekunder Sindang,
Rambatan dan Pasekan. Pemilihan responden yaitu dengan mempertimbangkan bahwa
responden merupakan petani yang tergabung dalam P3A. Jumlah populasi P3A yaitu
sebanyak 30 perkumpulan sehingga sampel yang dapat dihitung dengan rumus slovin
sebagai berikut :
.
Dimana:
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum
3604 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
= Ukuran Sampel/Jumlah Responden
N = Ukuran Populasi
= Presentase kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir; e=0,1
Maka didapat besar sampel penelitian sebagai berikut :
P3A
2. Melakukan penilaian kondisi P3A yang terdiri dari status badan hukum, peran aktif P3A,
pelaksanaan pertemuan rutin, kelengkapan struktur organisasi, kejelasan tugas dan
wewenangan, serta peran dalam pengembangan Sumber Daya Manusia. Untuk dapat
melakukan penilaian maka dilakukan wawancara dengan P3A yang berada di daerah SS
Sindang, SS rambatan dan SS Pasekan.
3. Menginventarisasi dan mengidentifikasi usulan dan saran yang diberikan oleh P3A terkait
kondisi dilapangan . responden merupakan petani yang masuk dalam kepengurusan P3A.
Kuesioner yang digunakan sebagai bahan identifikasi adalah sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan Kondisi Prasarana Fisik dan Sarana Penunjang
Penilaian kondisi fisik dilakukan berdasarkan dari hasil kunjungan lapangan secara
langsung, dimana diperoleh penilaian kondisi prasarana fisik Bendung Karet Rambatan,
sedangkan untuk sarana penunjang penilaian nya didapat dari data sekunder serta wawancara
dengan petugas bendung. Penilaian pada aspek prasarana fisik terdapat pada Tabe; 4.1
berikut ini.
Analisis Efektivitas Kinerja Bendung Karet Rambatan Kabupaten Indramayu
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3605
Gambar 1 analisis pembobotan
Dari analisis pembobotan yang telah dilakukan pada setiap parameter pada gambar 1
dengan menggunakan pengamatan secara langsung pada Prasarana Fisik mendapatkan nilai
22,48 dari bobot ideal 45. Kinerja Prasarana fisik mengalami rusak berat sehingga perlu
dilakukan perbaikan berat atau penggantian. Sedangkan untuk analisis pembobotan sarana
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum
3606 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
penunjang didapatkan nilai 4,73 dari bobot ideal 10. Kinerja sarana perbaikan dan pengadaan
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Hasil analisis pembobotan Prasarana Fisik = 21,06 (45)
Hasil analisis pembobotan sarana penunjang = 4,53 (10)
Kinerja kondisi fisik bendung karet rambatan = Dari analisis pembobotan yang telah
dilakukan pada setiap parameter pada table 4.1 dengan menggunakan pengamatan secara
langsung pada Prasarana Fisik mendapatkan nilai 22,48 dari bobot ideal 45. Kinerja
Prasarana fisik mengalami rusak berat sehingga perlu dilakukan perbaikan berat atau
penggantian. Sedangkan untuk analisis pembobotan sarana penunjang didapatkan nilai 4,73
dari bobot ideal 10. Kinerja sarana perbaikan dan pengadaan untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan.
Hasil analisis pembobotan Prasarana Fisik = 21,06 (45)
Hasil analisis pembobotan sarana penunjang = 4,53 (10)
Kinerja kondisi fisik bendung karet rambatan =
Dari hasil perhitungan kinerja kondisi fisik diatas didapat nilai sebesar 82,59% untuk
kinerja prasarana fisik dan sarana penunjang. Mengacu pada Permen PUPR Nomor.
12/PRT/M/2015 tentang eksploitasi dan pemeliharaan irigasi, dalam menentukan kinerja aset
irigasi dari masing-masing aset, maka dikelompokan menjadi 4 seperti berikut:
80-100 : kinerja sangat baik
70-79 : kinerja baik
55-69 : kinerja kurang baik dan perlu perhatian
< 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian
Maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5
Hasil akhir dari rekapitulasi pembobotan akhir kinerja Prasarana fisik dan saran
penunjang Bendung Karet Rambatan berada pada rentang bobot 80-100 kinerja sangat baik
sehingga hanya diperlukan pemeliharaan rutin serta pengadaan sarana penunjang untuk
memenuhi sesuai kebutuhan di lapangan
Dari hasil perhitungan kinerja kondisi fisik diatas didapat nilai sebesar 82,59% untuk
kinerja prasarana fisik dan sarana penunjang. Mengacu pada Permen PUPR Nomor.
12/PRT/M/2015 tentang eksploitasi dan pemeliharaan irigasi, dalam menentukan kinerja aset
irigasi dari masing-masing aset, maka dikelompokan menjadi 4 seperti berikut:
80-100 : kinerja sangat baik
70-79 : kinerja baik
55-69 : kinerja kurang baik dan perlu perhatian
< 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian
Maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5
Dari rekapitulasi pembobotan akhir kinerja Prasarana fisik dan saran penunjang
Bendung Karet Rambatan berada pada rentang bobot 80-100 kinerja sangat baik sehingga
hanya diperlukan pemeliharaan rutin serta pengadaan sarana penunjang untuk memenuhi
sesuai kebutuhan di lapangan.
Analisis Efektivitas Kinerja Bendung Karet Rambatan Kabupaten Indramayu
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3607
Produktivitas Hasil Tanam Daerah Bendung Karet Rambatan
Analisis Curah Hujan
Pos Curah Hujan yang digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan air irigasi untuk
DI Rambatan adalah PCH Bangkir. Lokasi Pos Curah Hujan Bangkir kurang lebih 1 km di
sebelah utara Bendung Karet Rambatan seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2 Pos Curah Hujan Bangkir
Setelah didapatkan kesesuaian data kemudian digunakan untuk memperpanjang data
pengamatan curah hujan harian, setengah bulanan, bulanan atau harian maksimum sesuai
kebutuhan. Untuk menghitung kebutuhan air irigasi akan digunakan data curah hujan
setengah bulanan seperti di bawah ini.
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
2003 69 114 199 181 63 35 65 96 50 3 1 42 0 0 1 5 37 48 49 55 21 186 170 85
2004 270 290 262 153 183 68 5 14 45 32 114 0 26 1 0 0 4 6 0 15 25 150 193 211
2005 61 134 133 124 137 102 119 10 56 8 50 62 68 30 12 2 0 19 10 163 12 162 187 194
2006 205 294 77 130 108 70 108 20 30 48 49 1 0 2 0 0 1 0 0 0 2 115 103 233
2007 24 201 204 222 102 174 58 133 27 46 6 64 0 37 0 0 14 0 23 143 51 4 203 309
2008 345 219 288 257 158 229 50 175 24 5 72 0 0 0 58 13 19 0 23 137 132 252 144 148
2009 297 151 193 188 83 13 61 69 70 128 61 1 2 14 0 0 1 0 58 38 57 116 28 173
2010 77 147 160 163 140 155 84 40 165 52 56 182 149 107 69 26 97 265 26 138 159 90 152 124
2011 72 251 96 33 84 168 248 208 78 3 17 6 1 0 0 0 0 0 6 62 92 189 82 290
2012 154 111 98 80 218 16 54 26 60 1 145 1 0 4 0 5 0 1 3 36 79 44 143 278
2013 246 73 50 117 123 63 268 53 75 165 143 16 168 68 0 1 1 9 0 63 43 105 144 117
2014 196 480 89 223 123 71 60 34 39 26 28 114 43 43 1 0 0 0 14 4 49 87 207 111
2015 50 135 192 47 57 37 147 125 11 12 4 3 1 0 0 0 0 0 0 11 75 10 112 46
2016 31 110 342 137 183 81 75 89 34 111 71 113 12 63 14 39 26 110 188 101 104 81 130 60
2017 160 116 87 84 78 134 80 55 73 38 18 148 10 18 0 3 1 64 46 25 180 234 78 82
2018 88 12 186 53 182 124 32 114 2 119 1 65 1 0 0 0 1 12 1 20 74 127 99 116
2019 59 162 77 40 120 63 32 79 76 2 20 1 2 0 0 2 1 0 0 0 55 27 159 163
2020 183 89 150 155 114 65 113 47 60 106 25 22 19 5 1 12 15 29 47 68 107 102 270 118
2021 160 154 271 230 104 202 57 15 24 21 70 194 44 3 9 20 86 2 24 63 202 159 149 72
2022 262 125 197 111 117 30 69 244 68 71 53 87 44 76 14 33 113 36 120 119 74 126 93 147
2023 38 111 124 169 58 100 79 25 14 1 4 23 22 0 0 0 0 0 0 35 44 85 196 26
R50 158 200 179 161 117 113 89 85 60 36 47 40 27 21 16 5 19 38 22 83 61 140 140 196
R80 66 142 118 128 84 55 54 18 28 4 13 1 0 0 0 0 1 0 3 28 17 105 95 139
BANYAKNYA HUJAN BULANAN DALAM MM DAN JUMLAH HARI HUJAN
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Okt
Nov
Des
Agu
Sep
Gambar 3 Curah Hujan Setengah Bulanan Bendung Rambatan
Analisis Kebutuhan Air Per Hektar
Dalam perhitungan untuk daerah irigasi ini, penyiapan lahan diambil lamanya waktu
adalah 30 hari dengan penjenuhan ditambah lapisan air setebal 250 mm, dan selanjutnya besar
kebutuhan air untuk penyiapan lahan dihitung berdasarkan rumus van de Goor dan Ziljstra
(1986). Hasil dari perhitungan kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah sebagai berikut:
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum
3608 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
BULAN ETO EO P M T S K IR
OKTOBER
3.98
4.37 2.50 6.87 30 250 0.82 12.24
NOPEMBER
3.96
4.36 2.50 6.86 30 250 0.82 12.23
DESEMBER
3.72
4.09 2.50 6.59 30 250 0.79 12.06
JANUARI
3.58
3.93 2.50 6.43 30 250 0.77 11.96
FEBRUARI
3.46
3.81 2.50 6.31 30 250 0.76 11.88
MARET
3.09
3.40 2.50 5.90 30 250 0.71 11.63
APRIL
2.93
3.23 2.50 5.73 30 250 0.69 11.52
MEI
2.27
2.49 2.50 4.99 30 250 0.60 11.08
JUNI
1.85
2.04 2.50 4.54 30 250 0.54 10.81
JULI
1.94
2.13 2.50 4.63 30 250 0.56 10.86
AGUSTUS
2.30
2.53 2.50 5.03 30 250 0.60 11.10
SEPTEMBER
3.46
3.80 2.50 6.30 30 250 0.76 11.88
Gambar 4 Perhitungan Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan
Perhitungan kebutuhan air irigasi dilakukan untuk 6 alternatfi mulai masa tanam dengan
pola tanam Padi-Padi-Palwija sesuai dengan metode yang dijelaskan di KP-01 Irigasi. Berikut
ini adalah rincian perhitungan kebutuhan air untuk pola tanam Padi-Padi-Palawija.
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Evapotran / ETo ( mm/hr ) 3.98 3.98 3.96 3.96 3.72 3.72 3.58 3.58 3.46 3.46 3.09 3.09 2.93 2.93 2.27 2.27 1.85 1.85 1.94 1.94 2.30 2.30 3.46 3.46
Perkolasi / P (mm/hr ) 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50
H Efektif / Re (mm/hr) Padi - 1.33 0.92 4.19 4.43 5.54 3.07 5.67 4.74 5.11 3.90 2.57 2.54 0.94 1.33 - 0.67 - - - - - - -
R Efektif / Re (mm/hr) Palawija 0.72 2.78 2.04 4.68 4.67 6.55 5.26 6.67 5.98 5.38 3.91 3.76 2.95 2.84 2.01 1.21 1.57 1.33 0.92 0.71 0.52 0.17 0.64 1.25
Pola Tanam PADI VARIETAS UNGGUL
PADI GADU
PADI VARIETAS UNGGUL
PALA
Koefisien Tanaman
C.1 1.00 0.82 0.45 - - LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - - - LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - 0.50 0.75 1.00
C.2 1.00 1.00 0.82 0.45 - LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - - LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - 0.50 0.75
C.3 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45 LP LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - LP LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - 0.50
C rata-rata 0.92 0.94 0.76 0.42 0.15 LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.32 - LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.48 0.42 0.75
IR ( mm / hr ) 12.23 12.06 12.06 11.52 11.52 11.08
WLR.1 - - - - - - - - 3.30 - 3.30 - - - - - - 3.30 - 3.30 - - - -
WLR.2 - - - - - - - - - 3.30 - 3.30 - - - - - - 3.30 - 3.30 - - -
WLR.3 - - - - - - - - - - 3.30 - 3.30 - - - - - - 3.30 - 3.30 - -
WLR rata-rata ( mm / hr ) - - - - - - - - 1.10 1.10 2.20 1.10 1.10 - - - - 1.10 1.10 2.20 1.10 1.10 - -
ETc ( mm / hr ) 3.64 3.74 3.00 1.68 0.56 12.23 12.06 12.06 3.75 3.69 3.14 2.06 0.93 - 11.52 11.52 11.08 2.01 2.07 1.97 1.53 1.11 1.44 2.59
Kebutuhan Air
NFR ( mm / hr ) 5.42 3.46 3.46 (0.50) (3.87) 6.68 11.49 8.89 2.61 2.19 3.94 3.09 1.99 1.56 10.20 11.52 10.41 5.61 5.67 6.67 5.13 4.71 3.30 3.84
NFR ( lt / dt / ha ) 0.63 0.40 0.40 (0.06) (0.45) 0.77 1.33 1.03 0.30 0.25 0.46 0.36 0.23 0.18 1.18 1.33 1.20 0.65 0.66 0.77 0.59 0.55 0.38 0.44
THR { e = 0,80 } ( lt / dt / ha ) 0.78 0.50 0.50 (0.07) (0.56) 0.97 1.66 1.29 0.38 0.32 0.57 0.45 0.29 0.23 1.48 1.67 1.51 0.81 0.82 0.97 0.74 0.68 0.48 0.56
SDR { e = 0,72 } ( lt / dt / ha ) 0.87 0.56 0.56 (0.08) (0.62) 1.07 1.85 1.43 0.42 0.35 0.63 0.50 0.32 0.25 1.64 1.85 1.67 0.90 0.91 1.07 0.82 0.76 0.53 0.62
DR { e = 0,65 } ( lt / dt / ha ) 0.97 0.62 0.62 (0.09) (0.69) 1.19 2.05 1.58 0.47 0.39 0.70 0.55 0.35 0.28 1.82 2.05 1.85 1.00 1.01 1.19 0.91 0.84 0.59 0.68
BULAN
Oktober
Nopember
Desember
September
Mei
Juni
Juli
Agustus
Januari
Februari
Maret
April
PALAWIJA
Gambar 5 Perhitungan Kebutuhan Air Alternatif VI
Resume hasil perhitungan kebutuhan air untuk daerah irigasi Rambatan adalah sebagai
berikut:
Analisis Efektivitas Kinerja Bendung Karet Rambatan Kabupaten Indramayu
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3609
Sehingga kebutuhan air irigasi paling optimum adalah alternatif IV dengan nilai:
a. Kebutuhan air di sawah NFR = 1,334 ltr/det/ha
b. Kebutuhan air di saluran tersier (THR) = 1,667 ltr/det/ha
c. Kebutuhan air di saluran utama (SOR) = 1,852ltr/det/ha
d. Kebutuhan air di intake (DR) = 2,052 ltr/det/ha
Dengan demikian, jika luas areal baku adalah3955 ha, maka kebutuha air di intake
pompa adalah Qintake = 3955 x 1,884/1000 = 8,115 m3/det
Analisis Ketersediaan Air Bendung Karet Rambatan
Untuk keperluan pengairan irigasi debit yang diperhitngkan adalah debit limpasan
dengan kemungkinan terlampau (exeedent probability) sebesar 80%. Untuk menghitung
probabilitas digunakan persamaan sebagai berikut:
P =
Dimana,
P = Probabilitas
N = Jumlah Data
Seehingga didapatkan debit andalan untuk berbagai probabilitas sebagai berikut:
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1 10 245.77 228.32 313.35 244.60 113.66 55.71 39.90 57.34 121.96 206.32 204.62 243.45
2 20 214.61 203.67 278.51 213.20 112.40 49.61 28.78 49.78 49.36 137.16 183.24 182.12
3 30 129.78 187.33 253.97 190.85 106.98 31.61 19.07 9.66 8.47 25.57 173.57 165.77
4 40 121.53 152.47 252.80 188.45 79.81 21.49 7.77 6.17 5.42 22.00 102.35 102.43
5 50 80.66 141.14 211.84 166.88 58.53 15.35 7.21 5.34 5.23 18.40 43.38 98.98
6 60 49.31 129.49 165.24 129.12 55.14 12.87 6.43 3.77 4.20 6.55 9.79 32.89
7 70 44.74 117.73 153.94 120.45 28.46 12.77 4.92 3.14 3.45 5.24 9.37 16.87
8 80 42.28 107.76 103.44 111.06 27.78 2.99 3.00 2.99 2.89 4.16 2.11 13.56
9 90 25.60 65.04 87.46 83.17 21.49
No.
P (%)
Debit (m3/det)
Gambar 6 Debit Andalan Bendung Rambatan
Untuk menghitung neraca air bendung rambatan terhadap luasan daerah irigasi
rambatan dilakukan dengan membandingkan debit andalan dengan probabilitas 80% dengan
kebutuhan air per hektarnya dengan berbagai alternative pola tanam sehingga didapatkan
luasan maksimum yang dapat diairi oleh bendung Rambatan. Hasil perhitungan neraca air
pada Bendung Karet Rambatan adalah sebagai berikut:
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum
3610 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
NRECA Alt - I A lt - II A lt - III Alt - IV Alt - V Alt - VI Alt - I Alt - II Alt - III Alt-IV Alt-V Alt-VI
Okt 1 4.16 2.179 0.423 0.617 0.853 0.982 0.966 1,910 9,839 6,752 4,883 4,238 4,310
Okt 2 4.16 1.943 1.943 0.057 0.250 0.486 0.616 2,143 2,143 73,515 16,644 8,564 6,760
Nov 1 2.11 2.014 2.014 2.014 0.188 0.381 0.616 1,049 1,049 1,049 11,209 5,540 3,426
Nov 2 2.11 0.659 1.431 1.431 1.431 (0.282) (0.089) 3,204 1,476 1,476 1,476 Minus Minus
Des 1 13.56 0.560 0.571 1.359 1.359 1.389 (0.689) 24,241 23,772 9,977 9,977 9,762 Minus
Des 2 13.56 0.523 0.360 0.371 1.160 1.190 1.190 25,925 37,632 36,514 11,689 11,395 11,395
Jan 1 42.28 0.518 0.937 0.773 0.784 1.600 2.045 81,580 45,125 54,702 53,961 26,422 20,672
Jan 2 42.28 (0.167) 0.056 0.475 0.311 0.321 1.583 Minus 754,988 89,071 136,101 131,606 26,708
Feb 1 107.76 (0.398) (0.007) 0.209 0.620 0.455 0.465 Minus Minus 516,819 173,744 236,741 231,513
Feb 2 107.76 1.207 (0.464) (0.073) 0.143 0.555 0.389 89,304 Minus Minus 754,569 194,328 276,673
Mar 1 103.44 1.376 1.376 (0.250) 0.120 0.313 0.701 75,195 75,195 Minus 861,197 330,673 147,479
Mar 2 103.44 1.613 1.613 1.613 (0.013) 0.358 0.550 64,121 64,121 64,121 Minus 289,179 187,933
Apr 1 111.06 0.756 1.600 1.600 1.600 - 0.355 146,997 69,396 69,396 69,396 312,900
Apr 2 111.06 1.031 1.039 1.884 1.884 1.903 0.277 107,756 106,853 58,942 58,942 58,354 400,283
Mei 1 27.78 1.011 0.835 0.842 1.736 1.816 1.816 27,476 33,256 32,990 15,996 15,298 15,298
Mei 2 27.78 0.910 1.247 1.071 1.078 2.052 2.052 30,525 22,274 25,927 25,765 13,537 13,537
Juni 1 2.99 0.681 0.742 1.053 0.874 0.879 1.854 4,390 4,032 2,840 3,423 3,402 1,614
Juni 2 2.99 0.346 0.800 0.861 1.172 0.993 0.998 8,641 3,737 3,475 2,552 3,013 2,996
Juli 1 3.00 0.541 0.426 0.808 0.871 1.188 1.009 5,553 7,053 3,718 3,448 2,529 2,977
Juli 2 3.00 0.635 0.578 0.463 0.808 0.871 1.188 4,729 5,200 6,493 3,718 3,448 2,529
Agu 1 2.99 0.737 0.728 0.660 0.523 0.839 0.914 4,062 4,115 4,541 5,724 3,571 3,277
Agu 2 2.99 0.724 0.799 0.790 0.722 0.585 0.839 4,134 3,746 3,791 4,150 5,116 3,571
Sept 1 2.89 0.592 0.797 0.910 0.896 0.793 0.588 4,880 3,623 3,174 3,225 3,642 4,914
Sept 2 2.89 0.315 0.483 0.688 0.801 0.787 0.684 9,174 5,978 4,195 3,604 3,670 4,220 PALAWIJA
Minimum Padi Rendeng Yang Bisa Diairi = 1,049 1,049 1,476 1,476 9,762 11,395
Minimum Padi Gadu Yang Bisa Diairi = 4,390 3,737 2,840 2,552 2,529 1,614
KESIMPULAN :
Areal Yang Dapat Diairi yang paling besar 9,762
ha pada MT I
dan 2529 ha pada MT II
Kebutuhan Air Irigasi Terpilih NFR = 1.225 lt/dt/Ha
THR = 1.667 lt/dt/Ha
SDR = 1.852 lt/dt/Ha
DR = 2.052 lt/dt/Ha
KET
PALAWIJA
PADI MT.I
PADI MT.II
BULAN
Q Andalan
(m3/dt)
Kebutuhan Air / DR ( l / dt / ha )
Luas Yang Dapat Diairi ( Ha )
Gambar 7 Hasil Perhitungan Neraca Air Bendung Karet Rambatan
Dengan membandingkan debit kebutuhan dan ketersediaan air bendung rambatan, maka
dapat disimpulkan bahwa pada musim tanam I, bendung Rambatan mampu mengairi
keseluruhan luas rencana sebesar 3955 ha, sedangkan pada musim tanam II hanya mampu
mengairi luasan sebesar 2529 ha pada musim tanam II.
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Debit Andalan (F.J. Mock) ( l/dt ) 4, 163 4,163 2,112 2,112 13,563 13,563 42,282 42, 282 #### #### #### #### #### #### 27,778 27,778 2,992 2,992 3, 004 3,004 2, 995 2,995 2, 888 2,888
Debit Kebutuhan DR ( l / dt) 2484 1229 964 0 3514 3010 4047 813 1151 1402 791 905 0 4813 4592 5189 2224 2511 3004 2203 2121 1480 2006 1990
Keseimbangan Air ( l/dt ) 1,679 2,934 1,148 2,112 10,049 10,553 38,235 41,470 #### #### #### #### #### #### 23,185 22,588 768 480 (0) 801 874 1,515 883 898
NERACA KESEIMBANGAN AIR) ALTERNATIF V
DAERAH IRIGASI RAMBATAN
( Luas Aral Rencana A = 3995 Ha)
URAIA N
OKT
NOP
DES
JAN
FEB
SEP
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGUST
4,163
4,163
2,112
2,112
2,992
2,992
3,004
3,004
2,995
2,995
2,888
2,888
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
Debit Andalan Sungai
Kebutuhan Air Irigasi
Gambar 8 diagram titik kritis berada pada bulan Juli minggu pertama (Musim Tanam
II)
Analisis Efektivitas Kinerja Bendung Karet Rambatan Kabupaten Indramayu
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3611
Dari diagram diatas maka dapat disimpulkan bahwa titik kritis berada pada bulan Juli
minggu pertama (Musim Tanam II), sehingga luasan yang dapat diairi pada musim tersebut
adalah 2529 ha.
Perhitungan Realisasi Luas Tanam
Realisasi disini diartikan sebagai realisasi tanam pada wilayah melakkukan pompanisasi
pada aliran air Bendung Karet Rambatan. Perhitungan realisasi luas tanam didaptkan dari
hasil kuesioner dengan para petani P3A sebanyak 14 Responden. Data yang digunakan adalah
realisasi musim tanam bulan desember 2022 November 2023 dapat dilihat pada lampiran I.
Indeks Pertanaman maksimal yaitu 300%.
Perhitungan Realisasi Luas Tanam
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
1. Indeks Pertanaman (IP)
Gambar 9 Indeks Pertanaman (IP)
2. Prosentase Realisasi Luas Tanam
Dari hitungan tersebut maka didapatkan nilai realisasi luas tanam sebesar 54% dari nilai
maksimal sebesar 100%. Realisasi tanam pada periode tersebut hanya dapat nilai 54%
karena pemenuhan kebutuhan air dilakukan dengan cara pompanisasi dengan harga
operasional yg sangat mahal sehingga pemenuhan air tidak dapat maksimal padahal potensi
debit air pada aliran air Bendung Karet Rambatan dapat memenuhi.
Perhitungan Hasil Produktivitas Padi
Berdasarkan pada hasil wawancara dengan para petani yang tergabung pada organisasi
P3A maka perhitungan produktivitas tanama dalam bentuk prosentase disajikan pada Tabel
berikut ini:
No Uraian MT I MT II MT III Jumlah
1 Rencana Produksi (Ton/Ha) 7,2 7,2 0 14,4
2 Realisasi Produksi (Ton/Ha) 7 5 0 12
3
Persentase Produktivitas Padi
Maksimal (%)
97,22 69,44 0,00 83,33
Gambar 10 Presentase Produktivitas tanam
Berdasarkan pada hasil perhitungan tabel diatas maka hasil produktivitas padi pada MT
I sekitar 7 Ton/Ha dan pada MT 2 sekitar 5 Ton/Ha, sehingga dapat dikategorikan sebagai
produktivitas tinggi. Sedangkan target /rencana produksi yaitu 14,4 Ton/Ha per tahun (Dinas
Pertanian Indramayu,2023). Hal ini tentu saja sesuai dengan hasil perhitungan antara
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum
3612 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
ketersediaan air dan kebutuhan air irigasi pada Bendung Karet Rambatan. Dimana pada MT I
dapat terpenuh 100% yaitu 3955 Ha. Sedangkan pada MT II hanya dapat melayani 2529 Ha
saja.
Organisasi Personalia
Berdasarkan data sekunder dan wawancara secara langsung dengan POB di lapangan
menunjuka bahwa Ada rapat rutin untuk membahas masalah operasi dan pemeliharaan irigasi,
dokumentasi kurang lengkap dan dilaksanakan diperoleh nilai bobot factual sebesar 1,70 %
dari bobot ideal 2%, pada bendung karet rambatan tidak memiliki juru/mantri pengairan
diperoleh nilai bobot factual 0%, serta tidak semua POB melaksanakan tugas sesuai dengan
perintah juru belum sepenuhnya sesuai dengan Manual OP yang telah ditetapkan diperoleh
nilai bobot factual 0,85% dari 1%.
Kemudian untuk Personalia, jumlah personil korwil namun tidak memiliki staf
diperoleh nilai bobot factual 0,8% dari 1%, tidak memiliki personil juru/mantri sehingga
bobot faktualnya 0% dari 1%, terdapat 4 POB sesuai dengan kebutuhan di lapangan sehingga
mendapatkan nilai bobot factual 2% dari bobot ideal 2%. Untuk status pegawai personil
korwil merupakan PNS dengan nilai bobot factual 1% dari bobot idela 1%, serta 4 POB
berstatus honorer SK Kepala Balai mendapatkan skor 0,30% dari bobot ideal 1%.
Terkait pemahaman para staf terhadap Operasional dan Pemeliharaan maka personil
pengamat dapat melakukan Pengisian data dan pelaporan dilaksanakan dengan tertib, benar,
kurang valid memperoleh bobot factual 0,85% dari 1%, personil juru .mantri 0% dari 2%
karena tidak ada personil di lapangan, dan Personil POB Pengisian data dan pelaporan
dilaksanakan dengan tertib, benar, kurang valid mendapatkan bobot factual sebesar 0,85%
dari bobot ideal 1%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian terhadap aspek Organisasi Personalia
mendapatkan nilai bobot factual sebesar 8% dari bobot ideal nya 15%.
Penilaian Kondisi P3A
Penilaian P3A dilakukan baik dari aspek fisik maupun non fisik, berikut rekapitulasi
akhir hasil penilaian P3A.
Analisis Efektivitas Kinerja Bendung Karet Rambatan Kabupaten Indramayu
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3613
1.
Status P3A sudah berbadan hukum 2 20 0,40
2.
Kondisi Kelembagaan P3A 2 70 1,40
3.
Rapat Ulu-ulu/P3A desa dengan
pengamat/ranting
1
40 0,40
4.
P3A aktif dalam memgikuti
survei/penelusuran jaringan
1
0 0,00
5.
Partisipasi P3A dalam
perbaikan/pemeliharaan jaringan dan
bencana alam
1
0 0,00
6.
Iuran P3A digunakan untuk
perbaikan/pemeliharaan tersier (100%)
2
0 0,00
7.
Partisipasi P3A dalam perencanaan tata
tanam dan pengalokasian air
1
40 0,40
10 3
JUMLAH
No
KOMPONEN
BOBOT IDEAL
(%)
NILAI
BOBOT
KONDISI
FAKTUAL
(100%)
Gambar 11 Penilaian Kondisi P3A
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat dilakukan pembobotan untuk aspek
kondisi P3A, dimana nilai bobot akhirnya 3 dari nilai bobot ideal 10 (Aisha & Yohanes,
2018).
Kinerja Kondisi P3A =
Sehigga dapat disimpulkan bahwa hasil kondisi kinerja P3A masuk kategori
jelek/buruk, perlu tindak lanjut perbaikan darurat/penggantian dalam hal ini perlu adanya SK
hukum beridiri nya P3A agar dapat berbadan hukum sehingga P3A memiliki tugas pokok dan
fungsi yang lebih jelas.
Penilaian Kinerja Bendung Karet Rambatan
Untuk dapat mengetahui nilai kinerja dari Bendung Karet Rambatan maka dilakukan
penilaian untu dapat mengetahui hasil akhir dari kinerja Bendung Karet Rambatan dengan
Parameter yang telah ditentukan, seperti Prasarana Fisik dan Sarana Penunjang (Wulansari,
Nugroho, & Sriyana, 2018), Produktivitas Tanam, Organisasi Personalia, Dokumentasi, dan
Penilaian Kinerja Organisasi P3A.
No.
Aspek
Bobot
1.
Prasarana Fisik
21,05
2.
Produktifitas Tanam (Tahun sebelumnya)
9,55
3.
Sarana Penunjang OP
4,53
4.
Organisasi Personalia
8,35
5.
Dokumentasi
3,2
6
Kondisi Petani Pemakai Air (P3A)
2,2
JUMLAH TOTAL
49
Gambar 12 Penilaian Kinerja
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum
3614 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
Hasil penilaian kinerja akhir dari Bendung Karet Rambatan maka didapat hasil evaluasi
kinerja dari 6 parameter dengan total bobot 49%. Maka termasuk dalam kategori Jelek/Buruk
sehingga diperlukan adanya rekomendasi perbaikan darurat/pergantian serta penambahan
komponen pada variable yang belum ada pada Bendung Karet Rambatan
Pengembangan Kinerja Bendung Karet Rambatan
Pengembangan penilaian pada hasil kinerja Bendung Karet Rambatan dapat dikembang
kan menyesuaikan dengan kondisi eksisting di lapangan. pengembangan evalasi dapat
dilakukan pada aspek yang nilai kinerja nya rendah untuk dapat meningkatkan secara
keseluruhan kinerja dari Bendung Karet Rambatan.
No Aspek Bobot Ideal
Bobot Akhir
Capaian terhadap
Bobot Ideal (%)
1 Prasarana Fisik 45 21,05 46,78
2 Sarana Penunjang 10 4,53 45,30
3 Produktivitas Tanam 15 9,55 63,67
4 Organisasi Personalia 15 8,35 55,67
5 Dokumentasi 5 3,20 64,00
6 Pekumpulan Petani Pengguna Air (P3A) 10 2,20 22,00
100 49
JUMLAH
Gambar 13 Capaian Terhadap Bobot Ideal
Berdasarkan pada hasil pembobotan pada gambar 13 dapat dilihat nilai tertinggi dan
terendah dilihat dari bobot akhir terhadap bobot ideal nya, maka menunjukan bahwa kinerja
Bendung Karet Rambatan pada aspek Produktivitas tanam memiliki nilai pembobotan
tertinggi sebesar 9,55% dari bobot ideal 15%, aspek dokumentasi miliki nilalai 3,20% dari
bobot ideal 5%, Organisasi Personalia nilai nya sebesar 8,35% dari bobot ideal 15%, aspek
prasarana fisik memiliki nilai 21,05% dari bobot ideal 45%, aspek sarana penunjang memiliki
nilai 4,53% dari bobot ideal 15%, dan nilai terendah pada aspek Kondisi Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A) dengan nilai 2,2% dari bobot ideal 10%.
Dari 3 (tiga) aspek dengan nilai terendah maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut ini :
1. Prasarana Fisik
Perlu dilakukkan pemeliharaan secara berkala pada setiap bangunan. Mulai dari
tubuh bendung, pintu air, hingga saluran nya. Pemeliharaan secara berkala berfungsi untuk
menjaga kinerja bangunan dalam kondisi baik sehingga terhindar atau meminimalisir
terjadi kerusakan dengan kategori rusak sedang hingga rusak berat.
2. Sarana Penunjang
Sarana penunjang ini terdiri dari peralatan OP, Transportasi, alat-alat kantor
pelaksana OP, dan alat komunikasi. Semua item tersebut harus dilakukan pemenuhan
sesuai kebutuhan di lapangan untuk mendukung kinerja Bendung Karet Rambatan itu
sendiri.
3. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Analisis Efektivitas Kinerja Bendung Karet Rambatan Kabupaten Indramayu
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3615
Uuntuk dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi nya makan P3A harus dilengkapi
dengan Status badan hukum atas terbentuknya P3A, perlu adanya pendampingan dari
stakeholder terkait sehingga terjadwalnya rapat rutin baik untuk pembahasan permasalahan
air maupun jadwal mulai tanam, ikut sertaan P3A aktif dalam memgikuti
survei/penelusuran jaringan, Partisipasi P3A dalam perbaikan/pemeliharaan jaringan dan
bencana alam, Iuran P3A digunakan untuk perbaikan/pemeliharaan tersier (100%).
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil analisis dana perhitungan yang telah dilakukan pada penelitian
ini maka dapat di tarik kesimpulan bahwa Berdasarkan dari hasil analisis dana perhitungan
yang telah dilakukan pada penelitian ini maka dapat di tarik kesimpulan bahwa Hasil
penilaian yang dilakukan maka didapatkan nilai kinerja kondisi fisik Bendung Karet
Rambatan sebesar 82,89% masuk dalam kategori kinerja sangat baik sehingga hanya
diperlukan pemeliharaan rutin serta pengadaan sarana penujang untuk memenuhi sesuai
kebutuhan di lapangan. Hasil penilaian terhadap hasil produktivitas padi pada MT I sebesar 7
ton dan MT II 5 ton dari target tahunan 14,4 ton. Hal ini disebabkan karena dari hasil analisis
yang telah dilakukan terhadap debit yang tersedia di Bendung Karet Rambatan dengan debit
yang dibutuhkan maka dapat disimpulkan pada musim tanam I, bendung Rambatan mampu
mengairi keseluruhan luas rencana sebesar 3995 ha, sedangkan pada musim tanam II hanya
mampu mengairi luasan sebesar 2529 ha pada musim tanam II. Hasil Penilaian dari Kondisi
Petani Pemakai Air (P3A) sebesar 2,2% dari nilai maksimal 10%, sehingga dikategorikan
jelek. Hal ini disebabkan belum ada nya SK badan hokum atas pendirian P3A, tidak adanya
tertip administrasi hingga tidak teragendakan nya rapat baik untuk mulai musim tanam hingga
ketika permasalahan air terjadi. Dari hasil penilaian secara keseluruhan terhadap Prasaran
Fisik, Sarana Penunjang, Produktivitas Tanam, Dokumentasi, Organisasi Personalia dan P3A
maka didapatkan hasil dengan jumlah bobot 49 dikategorikan jelek/buruk sehingga perlu ada
perbaikan darurat/pergantian..
BIBLIOGRAFI
Aisha, Cahya Wulansari, & Yohanes, Gylberd Paringhan. (2018). Analisis Kinerja dan
Peningkatan Fungsi Bendung Guntur Kabupaten Demak Jawa Tengah. Diponegoro
University.
Darmayasa, I. Komang Angga, Aryastana, Putu, & Rahadiani, Anak Agung Sagung Dewi.
(2018). Analisis kebutuhan air bersih masyarakat Kecamatan Petang. PADURAKSA:
Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa, 7(1), 4152.
Firmansyah, Muhammad, & Masrun, Masrun. (2021). Esensi Perbedaan Metode Kualitatif
Dan Kuantitatif. Elastisitas: Jurnal Ekonomi Pembangunan, 3(2), 156159.
Hidayat, Felix, Ramdhan, Huzein Muhammad, & Jayadi, Muchammad Sarwono Purwa.
(2021). Analisis Perbandingan Model Gates, Ackoff & Sasieni, dan Friedman dalam
Simulasi Strategi Penawaran Tender Proyek Peningkatan Jalan di Kota Bandung.
Journal of Sustainable Construction, 1(1), 3544.
Irawan, Dedi, & Arum, Enggar Diah Puspa. (2019). Analisis Pengaruh NPF, BOPO, CAR,
FDR DAN NIM Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Tahun 2013-2017. JAKU (Jurnal Akuntansi & Keuangan Unja)(E-Journal),
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum
3616 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
4(1), 114.
Istiqomah, Lynda. (2020). Identifikasi Kelengkapan Sarana dan Prasarana Pariwisata di
Kebun Teh Jamus Kabupaten Ngawi. Sinektika: Jurnal Arsitektur, 16(2), 101107.
Kartiningrum, Eka Diah. (2015). Panduan Penyusunan Studi Literatur. Lembaga Penelitian
Dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit, Mojokerto, 19.
Leśniak, Agnieszka, & Plebankiewicz, Edyta. (2015). Modeling the decision-making process
concerning participation in construction bidding. Journal of Management in
Engineering, 31(2), 4014032.
Maharani, Aditya, Hardiyati, Fitri, & Subagyo, Ali. (2021). Bidding Models Analysis on Ship
Repair Projects (Friedman and Ackoff & Sasieni Models). Tibuana, 4(02), 104109.
Narendra, Wahyu. (2018). Identifikasi Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Wisata
Berdasarkan Persepsi Pengunjung Di Pantai Sipelot Kabupaten Malang. Institut
Teknologi Nasional Malang.
Oktaviani, Cut Zukhrina, Mutiawati, Cut, & Maulisa, Nadya. (2018). Penentuan Nilai Mark-
up Penawaran Kontraktor Dengan Model Friedman. Portal: Jurnal Teknik Sipil, 10(2),
711.
Oo, Bee Lan, Lim, Benson Teck Heng, & Runeson, Goran. (2023). Mark-up on construction
projects: what have we learnt in the last 20 years? Engineering, Construction and
Architectural Management, 30(9), 43194338.
Tarsito, Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
Wulansari, Aisha Cahya, Nugroho, Hari, & Sriyana, Sriyana. (2018). Analisis Kinerja Dan
Peningkatan Fungsi Bendung Guntur Kabupaten Demak Jawa Tengah. Jurnal Karya
Teknik Sipil, 7(2), 5466.
Yuliana, Candra, Kartadipura, Retna Hapsari, & Taufik, Syahril. (2016). Bidding strategy
using Friedman model for building construction project in Banjarbaru Indonesia.
Journal of Civil, Construction and Environmental Engineering, 1(1), 1217.
Copyright holder:
Khusnul Hotimah, Saihul Anwar, M.Zaki, Endah Kurniyaningrum (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: