How to cite:
Bambang Yulianto, Mochamad Karjadi, Bambang Dwinanto (2024) Sistem Pengereman Dinamik
dan Pengendali Kecepatan Pada Motor DC, (06) 08,
E-ISSN:
2684-883X
SISTEM PENGEREMAN DINAMIK DAN PENGENDALI KECEPATAN PADA
MOTOR DC
Bambang Yulianto, Mochamad Karjadi, Bambang Dwinanto
Universitas Gunadarma, Indonesia
Abstrak
Motor DC bekerja berdasarkan prinsip interaksi antar dua fluks magnetik. Kumparan jangkar
akan mengahasilkan fluks magnet yang melingkar dan kumparan medan akan menghasilkan
fluks magnet yang arahnya bergerak dari kutub utara menuju kutub selatan. Sebuah gaya akan
timbul akibat interaksi dari kedua fluks tersebut. Motor DC memiliki beberapa metode dalam
melakukan pengereman salah satunya adalah metode pengereman dinamik. Prinsip kerja dari
pengereman dinamik adalah memutuskan sumber tegangan dari jangkar motor yang sedang
berkerja dan memasangkan sebuah tahanan pada terminal jangkarnya. Pada saat motor DC
diputus dari sumber tegangan, maka motor tersebut berubah fungsi menjadi generator
sementara, karena sisa putaran dan arus sisa pada motor digunakan untuk menyuplai lampu
pijar. Tahanan yang dipasang pada terminal jangkar digantikan dengan tahanan pada lampu
pijar. Dan dalam melakukan pengendalian kecepatan pada motor DC memiliki beberapa
metode juga, metode penyearah terkendali satu fasa menggunakan thyristor (SCR) adalah
metode pengendali kecepatan motor yang digunakan pada rancangan ini. Dimana SCR ini
akan menyulut atau memotong gelombang tegangan input yang akan mengakibatkan
penurunan dan penaikan tegangan pada output rangkaian penyulut (trigger). Penurunan dan
penaikan tegangan ini yang dimanfaatkan untuk mengatur atau mengendalikan kecepatan
pada motor DC.
Kata Kunci: Motor DC, Pengereman Dinamik, Pengendali Kecepatan
Abstract
Based on its physics, in general, DC motors consist of stationary parts (stator) and rotating
parts (rotor). DC motors work on the principle of interaction between two magnetic fluxes.
The anchor coil will produce a circular magnetic flux and the field coil will produce a
magnetic flux that moves from the north pole to the south pole. A force will arise as a result of
the interaction of the two fluxes. DC motors have several methods of braking, one of which is
the dynamic braking method. The working principle of dynamic braking is to disconnect the
source of tension from the working motor anchor and attach a resistor to the anchor terminal.
When the DC motor is disconnected from the voltage source, the motor changes its function to
a temporary generator, because the remaining rotation and residual current on the motor are
used to supply the incandescent lamp. The resistor mounted on the anchor terminal is
replaced with a resistor on an incandescent lamp. And in carrying out speed control on DC
motors there are several methods as well, the single-phase controlled rectifier method using a
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
Bambang Yulianto, Mochamad Karjadi, Bambang Dwinanto
3670 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
thyristor (SCR) is the motor speed control method used in this design. Where this SCR will
ignite or cut the input voltage wave which will result in a decrease and increase in voltage at
the output of the trigger circuit. This voltage drop and increase is used to regulate or control
the speed of the DC motor.
Keywords: DC Motor, Dynamic Braking, Speed Controller
PENDAHULUAN
Motor arus searah atau motor DC adalah suatu mesin listrik yang disuplai dengan
tegangan arus searah atau direct current (DC) pada kumparan medan untuk mengubah energi
listrik menjadi energi gerak mekanik (Firmansyah & Marniati, 2017; Harahap & Nofriadi,
2019). Penggunaan motor DC ini dapat ditemukan pada alat pengangkut, konveyer, kereta
api, dan mobil listrik (Pribadi, 2019).
Dalam penggunaannya sebagai sistem penggerak, motor DC sering dibutuhkan proses
pengendali kecepatan motor dan proses menghentikan putaran motor dengan cepat
(Sirajuddin & Rustang, 2021; Yusron, 2018). Pengereman merupakan hal sangat penting
dalam sistem penggerak, karena apabila alat yang digerakan motor dalam keadaan bekerja,
pada saat akan dihentikan dengan memutuskan sumber dayanya, motor tidak akan langsung
berhenti, hal ini dapat menimbulkan bahaya. Begitu pula dengan pengendalian kecepatan
putaran motor, dengan dapat dikendalikan kecepatan putaran motor, maka motor dapat
bekerja dengan kecepatan yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya (Khumaini, 2018;
Rakasiwi, 2019).
Salah satu metode pengereman motor untuk mengerem putaran motor adalah dengan
menggunakan metode pengereman dinamik (Alam & Maulana, 2020; Sutarno, 2010). Metode
ini dilakukan dengan cara memutuskan sumber tegangan yang menyuplai motor yang sedang
bekerja, lalu dihubungkan dengan tahanan pada terminal jangkarnya.
Dan salah satu cara pengendalian kecepatan putaran motor adalah dengan menggunakan
rangkaian elektronika daya, yaitu menggunakan rangkaian konverter AC-DC terkendali
dengan komponen SCR. Yang dimana komponen SCR ini akan memotong gelombang
tegangan DC yang membuat naik-turunnya tegangan yang dapat dikendalikan.
METODE PENELITIAN
Pengereman motor yang dilakukan dengan memutuskan sumber tegangan dari jangkar
motor yang sedang bekerja dan dengan memasangkan tahanan pada terminal jangkarnya
adalah prinsip kerja dari pengereman dinamik. Dalam perancangan Sistem Pengereman
Dinamik Dan Pengendali Kecepatan Pada Motor DC ini terdiri dari tiga buah rangkaian, yaitu
rangkaian kontrol, rangkaian beban, dan rangkaian penyulut (trigger).
Rangkaian Kontrol
Rangkaian kontrol memiliki peranan yang sangat penting pada alat ini, karena rangkaian
kontrol pada alat ini memiliki fungsi sebagai pengontrol untuk mengaktifkan atau
menonaktifkan koil pada relay, yang memiliki kaitan yang erat dengan rangkaian beban. Alat
ini tidak akan bekerja secara maksimal jika tidak ada rangkaian kontrol. Berikut adalah
gambar blok diagram dan rangkaian skematik rangkaian kontrol.
Gambar 1 Blok Diagram Rangkaian Kontrol
Sistem Pengereman Dinamik dan Pengendali Kecepatan Pada Motor DC
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3671
Pada blok diagram gambar 1 dapat diketahui bahwa rangkaian kontrol ini diaktifkan
atau disuplai dengan sumber tegangan AC (bolak-balik), dan sumber tegangan AC ini
diperuntukkan untuk memberi tegangan pada koil relay. Berikut akan dijelaskan cara kerja
dari rangkaian kontrol.
Gambar 2 Skematik Rangkaian Kontrol
Pada rangkaian kontrol ini kontak pada relay yang digunakan adalah kontak NO nomor
7 dan nomor 11. Kontak-kontak tersebut akan menjadi sistem pengunci arus pada koil, jika
kontak nomor 7 dan nomor 11 terhubung, sehingga penekanan terus menerus pada tombol on
untuk menyuplai tegangan ke koil tidak perlu dilakukan.pada rangkaian kontrol ini juga
dipasang pengaman beban lebih (OverLoad/OL) yang berfungsi untuk memutuskan aliran
arus secara otomatis tanpa melakukan penekanan tombol off (sebagai sistem proteksi). Pada
pengaman overload ini menggunakan kontak NC nomor 95 dan nomor 96, yang jika saat
terjadi beban lebih kontak tersebut akan terputus, sehingga aliran arus pun akan terputus juga.
Untuk menghubungkan kembali kontak NC nomor 95 dan nomor 96 tersebut hanya dengan
menekan tombol reset yang terdapat pada pengaman overload tersebut.
Rangkaian Beban
Rangkaian beban adalah rangkaian yang akan menghasilkan output yang diinginkan.
Berikut gambar blok diagram dari rangkaian beban.
Gambar 3 Blok Diagram Rangkaian Beban
Jika dilihat dari blok diagram rangkaian beban pada gambar 3.3, bahwa rangkaian beban
adalah rangkaian yang dirancang untuk menjalankan motor DC, dengan bekerja dikontrol
Bambang Yulianto, Mochamad Karjadi, Bambang Dwinanto
3672 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
oleh rangkaian kontrol, sehingga didapatkan hasil output yang diinginkan, yaitu putaran pada
rotor motor DC.
Gambar 4 Skematik Rangkaian Beban
Pada rangkaian beban ini digunakan auto-transformator dengan tegangan input 220
VAC pada sisi primer, dan didapatkan tegangan output yang bisa diubah-ubah sesuai
kebutuhan pada sisi sekundernya. Lalu pada sisi sekunder auto-transformator dihubungkan
dengan dioda bridge untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC karena motor yang
digunakan adalah motor DC. Setelah tegangan disearahkan pada bagian positif (+)
dihubungkan ke kontak NO relay nomor 9 dan nomor 5, kontak tersebut akan bekerja pada
saat koil pada rangkaian kontrol bekerja, lalu dari kontak relay nomor 5 dihubungkan ke
kontak utama T1 pada pengaman overload (OL), kontak utama T2 dihubungkan ke bagian
positif motor, dan bagian negatif motor dihubungkan ke bagian negatif pada dioda bridge.
Pada saat terjadi beban lebih, pelat yang terdapat pada kontak T1 dan T2 akan menjadi panas
karena kalor yang dibawa oleh arus beban lebih tersebut yang akan memutus kontak NC
secara otomatis pada pengaman overload, sehingga aliran arus akan terputus.
Pada bagian positif motor juga dihubungkan ke kontak NC relay nomor 10 dan nomor
2, dan pada kontak nomor 2 terhubung dengan lampu pijar. Lampu pijar ini berfungsi sebagai
tahanan yang akan mengerem putaran motor pada saat motor akan dimatikan atau berhenti
berputar, lampu pijar ini akan menyerap arus sisa pada motor sehingga motor akan lebih cepat
berhenti. Dan motor juga akan menjadi generator sementara pada saat alat dimatikan dengan
sisa arus dan putaran pada motor DC tersebut.
Rangkaian Penyulut (trigger)
Rangkaian penyulut (trigger) yang digunakan adalah rangkaian penyearah terkendali
satu fasa menggunakan Thyristor (SCR) yang berfungsi untuk mengendalikan kecepatan
motor DC. Rangkaian penyulut ini bekerja dengan memotong gelombang tegangan input yang
berupa tegangan DC yang dapat diatur gelombang tegangan output-nya sesuai kebutuhan.
Dengan tegangan output yang dapat diatur, maka tegangan yang didapat oleh motor DC akan
Sistem Pengereman Dinamik dan Pengendali Kecepatan Pada Motor DC
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3673
mengalami penurunan dan kenaikan tegangan yang akan mengakibatkan melambat dan
mempercepat putaran pada motor DC. Berikut gambar blok diagram dari rangkaian penyulut
(trigger).
Gambar 5 Blok Diagram Rangkaian Penyulut (Trigger)
Pada gambar blok diagram gambar 3.5, diketahui bahwa sumber 220 VAC berfungsi
sebagai aktifator, aktifator ini memberikan tegangan masukkan pada auto-transformator yang
berfungsi menaikan atau menurunkan tegangan sumber 220 VAC yang akan digunakan untuk
mencari tegangan yang tepat untuk menentukan kecepatan awal dan kecepatan tetap pada
motor DC. Lalu tegangan tersebut disearahkan dengan dioda bridge, karena motor yang
digunakan adalah motor DC yang hanya dapat bekerja jika diberikan tegangan DC. Lalu
disulut oleh rangkaian penyulut (trigger) agar tegangan yang masuk ke motor DC dapat
dikendalikan, yang juga akan mengendalikan kecepatan motor.
Gambar 6 Skematik Rangkaian Penyulut (Trigger)
Pada gambar 6, terlihat bahwa sumber 220 VAC masuk ke auto-transformator untuk
mengendalikan tegangan yang masuk ke rangkaian dan menetapkan kecepatan tetap motor.
Lalu disearahkan menggunakan dioda bridge agar tegangan yang pada awalnya AC (bolak-
balik) menjadi tegangan DC (searah), yang lalu dialirkan ke rangkaian penyulut (trigger) yang
akan mengendalikan tegangan DC yang disuplai untuk motor DC.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Pengereman Dinamik Dan Pengendalian Kecepatan
Pada gambar 1 adalah skema rangkaian keseluruhan dari alat sistem pengereman
dinamik dan pengendalian kecepatan motor DC (Ponto, 2018). Dalam pengujian alat Sistem
Pengereman Dinamik Dan Pengendali Kecepatan Pada Motor DC ini terdapat langkah-
langkah yang harus dilakukan, agar mendapat hasil pengujian yang diinginkan.
Bambang Yulianto, Mochamad Karjadi, Bambang Dwinanto
3674 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
Gambar 7 Rangkaian Skematik Sistem Pengereman Dinamik dan Pengendali
Kecepatan
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan merangkai rangkaian seperti gambar1.
Setelah rangkaian selesai dirangkai pasangkan lampu pijar, yang berfungsi sebagai sistem
pengereman. Pada pengujian ini menggunakan lima buah lampu pijar dengan daya yang
berbeda, yaitu 15 W, 40 W, 60 W, 75 W, dan 100 W. Kemudian menghubungkan rangkaian
ke sumber tegangan AC. Lalu tekan tombol on, dan putar auto-transformator sampai
kecepatan putaran motor mencapai 1500 rpm, pada saat kecepatan putaran motor mencapai
1500 rpm, ukur besar tegangan yang pada sisi sekunder auto-transformator, dan ukur besar Ia
pada sisi positif (+) motor. Setelah semua nilai didapat, tekan tombol off lalu catat waktu
pengereman dan Ia sampai pada saat motor berhenti (Mahendra & Rapar, 2023).
Data Hasil Pengujian
Dari pengujian di atas didapatkan data sebagai berikut :
Vt = 124 V
n = 1500 rpm
Ia = 0,06 A
Ea = Vt Ia (Ra + Rs)
[3]
= 124 0,06 (17,6) = 122,94 V
Sistem Pengereman Dinamik dan Pengendali Kecepatan Pada Motor DC
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3675
Tabel 1 Data Pengujian Pengereman Dinamik
No.
Lampu (W)
Tahanan Lampu ()
Pengujian 1
Pengujian 2
t (detik)
t (detik)
1
15
198
0.55
0,5
2
40
73,4
0,46
0,44
3
60
47,6
0,4
0,38
4
75
37,4
0,34
0,36
5
100
26,6
0,25
0,2
Analisa Pengujian
Pengujian Pengereman Ia Rata-rata
Pengujian pengereman Ia rata-rata yaitu dengan menggunakan rumus rata-rata, dimana data
dijumlahkan dan dibagi banyaknya data. Berikut perhitungan pengujian pengereman Ia rata-
rata menggunakan lampu 15 W.
Untuk analisa pengujian pengereman Ia dengan daya lampu yang lain dapat dilakukan
menggunakan cara yang sama. Sehingga didapatkan data seperti dibawah ini :
Tabel 2 Data Pengereman Ia Rata-rata
Daya Lampu (W)
Pengereman Ia (Ampere)
15
0,046
40
0,08
60
0,12
75
0,18
100
0,24
Dari tabel 2 didapatkan grafik daya lampu terhadap pengereman Ia, sebagai berikut :
Gambar 8 Grafik Daya Lampu Terhadap Pengereman Ia
Bambang Yulianto, Mochamad Karjadi, Bambang Dwinanto
3676 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
Pengujian Waktu Pengereman Rata-rata
Pengujian waktu pengereman rata-rata yaitu dengan menggunakan rumus rata-rata,
dimana data dijumlahkan dan dibagi banyaknya data. Berikut perhitungan pengujian waktu
pengereman rata-rata menggunakan lampu 15 W.
Tabel 3 Data Waktu Pengereman rata-rata
Daya Lampu (W)
Waktu Pengereman (detik)
15
0,52
40
0,45
60
0,39
75
0,33
100
0,22
Dari tabel 3 didapatkan grafik daya lampu terhadap waktu pengereman, sebagai berikut :
Gambar 9 Grafik Daya Lampu Terhadap Waktu Pengereman
Pengujian Pengereman Torsi Motor
Berikut perhitungan pengujian pengereman torsi motor menggunakan lampu 15 W.
Untuk analisa pengujian pengereman torsi motor dengan daya lampu yang lain dapat
dilakukan menggunakan cara yang sama. Sehingga didapatkan data seperti dibawah ini :
Sistem Pengereman Dinamik dan Pengendali Kecepatan Pada Motor DC
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3677
Tabel 4 Data Pengereman Torsi Motor
Daya Lampu (W)
Pengereman Torsi Motor (N-m)
15
0,023
40
0,07
60
0,16
75
0,36
100
0,49
Dari tabel 4 didapatkan grafik daya lampu terhadap pengereman torsi motor, sebagai berikut :
Gambar 10 Grafik Daya Lampu Terhadap Pengereman Torsi Motor
Pengujian Pengereman Kecepatan Putar Motor
Berikut perhitungan pengujian pengereman kecepatan putar motor menggunakan lampu
15 W.
Untuk analisa pengujian pengereman kecepatan putar motor dengan daya lampu yang lain
dapat dilakukan menggunakan cara yang sama (Pradipta, Sukmadi, & Facta, 2015; Putri,
Ma’arif, & Puriyanto, 2022). Sehingga didapatkan data seperti dibawah ini :
Tabel 5 Data Pengereman Kecepatan Putaran Motor
Daya Lampu (W)
Pengereman Kecepatan Putaran Motor (rpm)
15
1150
40
2000
60
3000
75
4500
100
5250
Dari 5 didapatkan grafik daya lampu terhadap pengereman kecepatan putaran motor, sebagai
berikut :
Bambang Yulianto, Mochamad Karjadi, Bambang Dwinanto
3678 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
Gambar 11 Grafik Daya Lampu Terhadap Pengereman Kecepatan Putaran Motor
Pengujian Pengendali Kecepatan Motor
Pengujian pengendali kecepatan motor ini dilakukan pada saat motor sedang bekerja,
dimana cara mengendalikannya dengan memutar potensio yang akan mengakibatkan
potongan atau penyulutan pada tegangan (Birdayansyah, Soedjarwanto, & Zebua, 2015;
Sitinjak, 2008). Potongan atau penyulutan pada tegangan ini adalah kerja dari SCR, yang
membuat tegangan output pada SCR bervariasi dan dapat mengendalikan kecepatan motor.
Berikut data pengujian pengendali kecepatan motor seperti dibawah ini :
Tabel 6 Data Pengendali Kecepatan Motor
No.
Kondisi Potensio (%)
Kecepatan Motor (rpm)
1
0
0
2
10
162,4
3
20
195,9
4
30
341,2
5
40
510,3
6
50
747,9
7
60
859,5
8
70
1043
9
80
1232
10
90
1440
11
100
1500
Dari tabel 6, persentase kondisi potensio ini menunjukan persentase tanpa hambatan yang
diberikan potensio pada motor dan dari data diatas maka didapatkan grafik pengendali
kecepatan motor, sebagai berikut :
Sistem Pengereman Dinamik dan Pengendali Kecepatan Pada Motor DC
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3679
Gambar 12 Grafik Pengendali Kecepatan Motor
KESIMPULAN
Pada alat sistem pengereman dinamik dan pengendali kecepatan pada motor DC ini,
pada sistem pengereman motor DC ini menggunakan metode dinamik dan pada sistem
pengendalian kecepatan putar motor ini menggunakan metode konverter AC-DC terkendali.
Dari pengujian dan analisa diperolehkan hasil yang dapat disimpulkan bahwa Semakin besar
daya lampu yang digunakan untuk pengereman, maka semakin besar pengereman Ia-nya.
Semakin besar daya lampu yang digunakan untuk pengereman, maka waktu pengeremannya
semakin cepat. Semakin besar daya lampu yang digunakan untuk pengereman, maka
pengereman torsinya semakin besar. Semakin besar daya lampu yang digunakan untuk
pengereman, maka semakin banyak pengereman kecepatan putaran motor. Semakin besar
pesentase kondisi potensio yang menunjukan semakin kecilnya hambatan yang diberikan pada
motor, maka putaran kecepatan motor semakin cepat.
BIBLIOGRAFI
Alam, Syah, & Maulana, Gusti Alga. (2020). Rancang Bangun Sistem Pengereman Otomatis
Menggunakan Arduino Uno dan Sensor Ultrasonik. JTT (Jurnal Teknologi Terapan),
6(1), 6975.
Birdayansyah, Radi, Soedjarwanto, Noer, & Zebua, Osea. (2015). Pengendalian Kecepatan
Motor DC Menggunakan Perintah Suara Berbasis Mikrokontroler Arduino. Electrician:
Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Elektro, 9(2), 97108.
Firmansyah, Anton, & Marniati, Yessi. (2017). Pemodelan Karakteristik Motor DC Shunt,
Motor DC Seri, dan Motor DC Kompon Menggunakan Matlab Simulink sebagai Media
Pembelajaran Modul Praktikum Mesin-mesin Listrik. Jurnal Teknik Elektro, 6(1), 63
73.
Harahap, Raja, & Nofriadi, Sujiand. (2019). Analisa Perbandingan Efesiensi Dan Torsi
Dengan Menggunakan Metode Penyadapan Sejajar Terhadap Metode Pergeseran Sikat
Pada Motor Arus Searah Kompon Pendek Dengan Kutub Bantu. JET (Journal of
Electrical Technology), 4(3), 106110.
Khumaini, Abdul Aziz. (2018). Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fasa. Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya.
Mahendra, I. Gede Budi, & Rapar, Jocke Jonathan. (2023). Penerapan Aplikasi Simulasi
Liveware 2.3 pada Mata Kuliah Dasar Teknik Tenaga Listrik. Journal on Education,
5(4), 1468814694.
Bambang Yulianto, Mochamad Karjadi, Bambang Dwinanto
3680 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
Ponto, Hantje. (2018). Dasar Teknik Listrik. Deepublish.
Pradipta, Muhamad Hami, Sukmadi, Tedjo, & Facta, Mochammad. (2015). Pengereman
Dinamis Konvensional Pada Motor Induksi Tiga Fasa. Transient: Jurnal Ilmiah Teknik
Elektro, 3(4), 656663.
Pribadi, Agung Teguh. (2019). DESAIN MEDAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN
PENGUATAN TERPISAH.
Putri, Mila Diah Ika, Ma’arif, Alfian, & Puriyanto, Riky Dwi. (2022). Pengendali Kecepatan
Sudut Motor DC Menggunakan Kontrol PID dan Tuning Ziegler Nichols. Techno
(Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto), 23(1), 918.
Rakasiwi, Galih. (2019). Analisa Pengereman Dinamik Pada Motor Brushless DC (BLDC).
UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG.
Sirajuddin, Sirajuddin, & Rustang, Rustang. (2021). Rancang Bangun Sistem Pengereman
Mesin Gerinda Duduk. Jurnal Teknik Mesin Sinergi, 19(1), 5361.
Sitinjak, Riko Euler. (2008). Perbandingan Pengereman Motor DC Penguatan Seri dengan
Metode Dinamik dan Plugging (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT-USU). Universitas Sumatera Utara.
Sutarno, Sutarno. (2010). Pengereman Dinamik Motor Induksi Dengan Injeksi Arus Searah
(Dc). Jurnal Teknik Elektro Unnes, 2(1), 133319.
Yusron, Moch Faishol. (2018). Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V.
INAJEEE (Indonesian Journal of Electrical and Electronics Engineering), 1(1), 1923.
Copyright holder:
Bambang Yulianto, Mochamad Karjadi, Bambang Dwinanto (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: