How to cite:
Fa’iq Hanif Mubarok, Triyo Nova (2024) Sediaan Aromaterapi Inhalasi Sebagi Terapi Alternatif
MDR (Multidrug Resistant) Tuberkulosis, (06) 08,
E-ISSN:
2684-883X
Sediaan Aromaterapi Inhalasi Sebagi Terapi Alternatif MDR (Multidrug Resistant)
Tuberkulosis
Fa’iq Hanif Mubarok, Triyo Nova
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Serulingmas Cilacap, Indonesia
Abstrak
Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR TB) merupakan pasien Tuberculosis (TB) yang
gagal atau putus dari pengobatan. MDR TB kemungkinan sudah menyebar luas kemasyarakat
sehingga mempersulit pengendalian dengan pengobatan saat ini. Minyak atsiri atau essential
oil merupakan bahan alam cukup aman dan efektif terbukti dalam menghambat pertumbuhan
bakteri resisten terhadap obat TB. Pengembangan antibiotik inhalasi berpotensi meningkatkan
kemanjuran antibiotik pengobatan pasien dengan patogen MDR TB. Penelitian dilakukan
untuk mengetahui mendapatkan formula aromaterapi yang dapat diterima secara hedonik dan
memenuhi persyaratan mutu obat tradisional. Pengujian hedonik 3 produk aromaterapi
inhalasi (ASM OT 03 0001, ASM OT 03 0002 dan ASM OT 03 0001) dilakukan uji hedonik
meliputi aroma, rasa, dan keseluruhan sebanyak 20 panelis agak terlatih dengan 7 skala
hedonik. Milkshake dengan nilai rata tertinggi dari segi aroma, rasa dan keseluruhan adalah
ASM OT 03 0001. Hasil analisis dengan One Way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan
yang nyata pada 3 produk (nilai sig (P)<0.05). Berdasarkan pengujian hedonik ASM OT 03
0001 terpilih sebagai produk yang bisa diterima. ASM OT 03 0001 terpilih sebagai produk
yang bisa diterima. Produk ASM OT 03 0001 memiliki komposisi Lavender oil 0.2ml,
Thyme oil 0.05ml, Pappermint oil 0.15ml, lemon oil 0.05ml, Eucalyptus oil 0.1ml, Tea Tree
oil 0.2ml, Minyak Daun Bidara 0.25ml dan VCO 1ml. Produk aromaterapi inhalasi memiliki
spesifikasi sesuai BPOM dan hasil identifikasi Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus
aureus negatif pada pengujian produk sehingga memenuhi persyaratan mutu sediaan obat
tradisional. Produk yang dihasilkan mempunyai potensi sebagai produk obat tradisional
karena memenuhui standar mutu obat tradisional BPOM.
Kata Kunci: Aromaterapi Inhalasi, Terapi Alternatif, MDR (Multidrug Resistant)
Abstract
Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR TB) is Tuberculosis (TB) patients who fail or drop
out of treatment. MDR TB may have spread widely in the community, making it difficult to
control with current treatment. Essential oils are natural ingredients that are quite safe and
proven to be effective in inhibiting the growth of bacteria resistant to TB drugs. The
development of inhaled antibiotics has the potential to increase the efficacy of antibiotic
treatment of patients with MDR TB pathogens. The research was conducted to find out how to
obtain an aromatherapy formula that is hedonically acceptable and meets the quality
requirements of traditional medicine. Hedonic testing of 3 inhaled aromatherapy products
(ASM OT 03 0001, ASM OT 03 0002 and ASM OT 03 0001) was carried out by hedonic tests
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
Fa’iq Hanif Mubarok, Triyo Nova Wibowo
3460 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
including aroma, taste and overall by 20 somewhat trained panelists with 7 hedonic scales.
The milkshake with the highest average score in terms of aroma, taste and overall is ASM OT
03 0001. The results of analysis using One Way ANOVA show that there are significant
differences in the 3 products (sig value (P) <0.05). Based on hedonic testing ASM OT 03
0001 was selected as an acceptable product. ASM OT 03 0001 was selected as an acceptable
product. The ASM OT 03 0001 product contains Lavender oil 0.2ml, Thyme oil 0.05ml,
Peppermint oil 0.15ml, Lemon oil 0.05ml, Eucalyptus oil 0.1ml, Tea Tree oil 0.2ml, Bidara
leaf oil 0.25ml and VCO 1ml. Inhaled aromatherapy products have specifications according
to BPOM and the identification results of Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus
aureus are negative in product testing so that they meet the quality requirements for
traditional medicinal preparations. The resulting product has the potential to be a traditional
medicine product because it meets BPOM traditional medicine quality standards.
Keywords: Inhalation Aromatherapy, Alternative Therapy, MDR (Multidrug Resistant)
PENDAHULUAN
Tuberculosis (TB) adalah salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian di seluruh
dunia. WHO tahun 2018 melaporkan 7 negara dengan kasus TB terbanyak yaitu India,
Indonesia, Cina, Filipina, Pakistan, Nigeria, dan Afrika Selatan. WHO melakukan
pengendalian dan pengobatan TB namun mendapat tantangan dengan munculnya strain
Mycobacterium Tuberculosis yang resisten terhadap obat anti tuberculosis seperti multidrug
resistant tuberculosis (MDR-TB) (Arifah, Sukartini, & Harmayetty, 2019). MDR-TB lebih
sulit diobati dibandingkan TB karena terbatasnya ketersediaan obat yang efektif,
berkurangnya kemanjuran obat lini kedua, meningkatnya jumlah reaksi merugikan terhadap
obat, dan durasi terapi yang lama (Jiang, Xu, & Fu, 2015). Berdasrakan hasil pengobatan
MDR-TB hanya 55% pasien MDR yang berhasil diobati 2015, sementara 15% pasien
meninggal dan 8% gagal pengobatan dan 21% tidak patuh atau putus. Kasus MDR-TB yang
gagal atau putus dari pengobatan menjadi salah satu masalah pengendalian MDR-TB karena
dapat menjadi sumber penyebaran Mycobacterim tuberculosis (Mtb) yang resisten terhadap
pengobatan (Arifah et al., 2019). Meningkatnya kasus MDR-TB menjadi masalah krisis
kesehatan masyarakat dan ancaman keamanan kesehatan dunia sehingga memerlukan
pengembangan segera obat anti TBC yang baru dan lebih efektif (Arifah et al., 2019; Baldin
et al., 2018).
Resistensi obat terhadap strain ini tidak hanya resisten terhadap isoniazid dan rifampisin
tetapi juga terhadap setidaknya salah satu obat fluoroquino dan salah satu obat lini kedua yang
mencakup capreomycin, amikasin, dan kanamycin (Intisar, 2020). methicillin-resistant S.
aureus (MRSA) (Maselli, Keyt, & Restrepo, 2017). Oleh karena itu, perlu adanya
pengembangan obat MDR TB dengan tujuan : untuk meningkatkan pengobatan yang ada saat
ini dengan memperpendek durasinya dan/atau memberikan pengobatan intermiten dengan
jarak yang lebih luas; untuk meningkatkan pengobatan terhadap TB-MDR dan strain yang
resistan terhadap obat secara luas (TB-XDR); untuk memberikan pengobatan yang paling
efektif terhadap infeksi tuberkulosis laten (LTBI); untuk mengurangi efek samping, terutama
hepatotoksisitas (Tuyiringire et al., 2020). Pengobatan berbasis bahan obat alam menjadi
alternatif pada pengobatan MDR TB. Minyak atsiri atau essential oil merupakan bahan alam
cukup aman dan efektif tanpa efek samping yang terbukti memiliki aktivitas antijamur,
antiparasit, antivirus, antioksidan, dan terutama antibakteri serta berperan penting dalam
menghambat pertumbuhan M. tuberkulosis. Minyak atsiri yang sangat menghambat MRSA
Sediaan Aromaterapi Inhalasi Sebagi Terapi Alternatif MDR (Multidrug Resistant)
Tuberkulosis
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3461
antara lain melissa, cinnamon, lemon, myrte, dan serai. Beberapa minyak atsiri menunjukkan
aktivitas penghambatan terhadap MRSA, bila digunakan dalam kombinasi dan termasuk
minyak Eucalyptus citriodora, peppermint, spruce, cypress, lavender, pine, myrtle, marjoram,
Eucalyptus radiata, Eucalyptus australiana dan Eucalyptus globulus, kombinasi minyak
lavender, cemara, ylang ylang dan chamomile serta kombinasi minyak timi, jeruk, cengkeh,
dan kemenyan arab, menunjukkan aktivitas penghambatan maksimum. Senyawa individu
seperti Terpinolene, ÿ-Terpinene, t-Anethole, Sabinene, Myrcene, Menthol, Linalool, (+)
Limonene, Geraniol, Eugenol, Eucalyptol, Estragole, Cuminaldehyde, ÿ-Citronellol, (+)
Carvone, ÿCaryophyllene, p-Cymene, 3-Carene, ÿ-pinene, p-Anisaldehyde, Camphor,
Cinnamic Acid. diuji dan terbukti ampuh melawan M. tuberculosis (González-Regalado et al.,
2019; Tuyiringire et al., 2020).
Selama beberapa dekade terakhir, terdapat peningkatan minat terhadap pengembangan
antibiotik inhalasi yang dapat membantu pengelolaan patogen MDR, terutama yang sulit
diberantas atau memiliki peluang besar untuk kambuh kembali. Terapi tambahan yang
menggabungkan antibiotik inhalasi dan sistemik berpotensi meningkatkan kemanjuran obat-
obatan ini dalam perawatan pasien dengan patogen MDR dan penyakit pernapasan kronis
(Maselli et al., 2017). Sehingga peneliti tertarik untuk memformulasikan sediaan ihalasi
aromaterapi minyak atsiri sebagai pengobatan MDR-TB.
METODE PENELITIAN
Alat ukur:, micropipet, Alat Gelas: Earlenmeyer, penaduk kaca, Lavender oil, thyme oil,
pappermint oil, lemon oil, eucalyptus oil, tea tree oil VCO (Darjeeling), dan minyak bidara
(UKOT Koperasi Aneka Sari Mandiri), botol tetes 2 ml HDPE.
Prosedur Penelitian
1. Preformulasi (Penentuan dosis)
Penentuan dosis berdasakan pengujian yang sudah dilakukan terhadap bakteri MDR
TB dengan metode Minimum Inhibitor Concentration (MIC) Eucalyptus oil 85,6 (µg/mL)
(Iseppi, Mariani, Benvenuti, Truzzi, & Messi, 2023), Lavender oil 177.5 µg/mL(Diass et
al., 2023), Thyme oil 18,5 (µg/mL) (Azeem et al., 2020), Pappermint oil 128 (µg/mL)
(González-Regalado et al., 2019), Lemon oil 15 (µg/mL) (Utchariyakiat, Surassmo,
Jaturanpinyo, Khuntayaporn, & Chomnawang, 2016), Tea Tree oil128 (µg/mL)(Iseppi et
al., 2023), VCO 100 mg/ml (Djannah et al., 2022), Minyak Daun Bidara 200 (µg/mL)
(Sanusi, Abu Bakar, Mohamed, Sabran, & Mainasara, 2017).
2. Formulasi
Pembuatan kombinasi aromaterapi dilakukan dengan mencampur bahan atau minyak
atsiri pada beaker berupa VCO, avender oil, thyme oil, pappermint oil, lemon oil,
eucalyptus oil, tea tree oil , dan minyak bidara dengan faktor penyesuaian dosis referensi
yag dikalikan 10
3
untuk mempermudah pengambilan bahan, kemudian aduk hingga
homogen serta memasukan kedalam botol tetes 2 ml HDPE.
Tabel 1. Formulasi sediaan kombinasi
Nama Bahan
Bobot (ml)
ASM OT 03 0001
ASM OT 03 0002
Lavender oil
0.2
0,6
Thyme oil
0.05
0,15
Pappermint oil
0.15
0,45
Lemon oil
0.05
0,15
Eucalyptus oil
0.1
0,3
Fa’iq Hanif Mubarok, Triyo Nova Wibowo
3462 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
Tea Tree oil
0.2
0,6
Minyak Daun
Bidara
0.25
0,75
VCO
1
3
3. Uji Organoleptik dan hedonik Penerimaan Sediaan
Uji organoleptis dilakukan pengamatan terhadap formula ASM OT 03 0001, ASM
OT 0002 dan ASM OT 0003 (produk pembanding dengan merk dagang “PURE”) dengan
panca indra untuk merasakan aroma, rasa (dikulit) dan secara keseluruhan dari inhaler.
Pengujian organoleptik ini menggunakan tujuh skala hedonik yaitu (1) sangat tidak
menerima, (2) tidak menerima, (3) agak tidak menerima, (4) netral, (5) agak menerima,
(6) menerima, dan (7) sangat menerima (Fa’iq & Nurkhasanah DR, 2022; Isma et al.,
2023). Pengujian organoleptik dilakukan dengan panelis semi terlatih pada mahasiswa
Farmasi Stikes Serulingmas yang sudah menenpuh mata kuliah aromaterapi.
4. Uji Standar Mutu Sediaan
Standar mutu obat bahan alam menurut disesuaikan dengan sediaan cairan obat luar
dengan parameter evaluasi : Organoleptik (Bentuk, Warna, Bau), Pengujian Mikroba
(ALT, AKK, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus) (MAKANAN, 2019).
Pengujian standar mutu sediaan dilakukan di Laboratorium Saraswanti Indogenetech.
5. Analsis Data
Data yang diperoleh dari hasil uji organoleptik berdasarkan rata - rata penerimaan
panelis terhadap produk aroma dan keseluruhan dianalisis dengan menggunakan software
SPSS 25 metode One Way ANOVA dan bila berbeda nyata dilakukan uji lanjut Duncan
(Farzana, Mohajan, Hossain, & Ahmed, 2017; Nurkhasanah, 2022).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Hedonik
Gambar 1. Hasil Uji Hedonik 3 Formula
Uji penerimaan berupa uji hedonik atau uji kesukaan digunakan dalam penelitian ini
sebagai mengekspresikan perasaannya dalam skala hedonis, mereka diminta untuk menandai
kotak yang sesuai pada formulir yang diberikan. 20 orang dengan beberapa pelatihan
berpartisipasi dalam uji organoleptik ini. Tanggapan dan pemikiran tentang rasa , aroma, dan
formula keseluruhan ditulis oleh panelis saat mereka membandingkan produk (Nurkhasanah,
2022). Berdasarkan hasil uji hedonik nilai rata rata tertinggi ditunjukkan pada gambar 1
yaitu pada formula ASM OT 03 0003 dan ASM 03 0001 dengan kombinasi minyak atsiri
Lavender oil 0.2ml, Thyme oil 0.05ml, Pappermint oil 0.15ml, lemon oil 0.05ml, Eucalyptus
oil 0.1ml, Tea Tree oil 0.2ml, Minyak Daun Bidara 0.25ml dan VCO 1ml.
Sediaan Aromaterapi Inhalasi Sebagi Terapi Alternatif MDR (Multidrug Resistant)
Tuberkulosis
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3463
Table 2. Hasil analisis ANOVA Uji Hedonik
df
Mean
Square
F
Sig.
2
29.400
60.281
0.000
2
23.017
48.681
0.000
2
21.317
60.601
0.000
Semua hasil pengujian hedonik panelis dimasukkan ke dalam software SPSS dan
dievaluasi. Analisis varians satu arah (ANOVA) digunakan untuk memeriksa tanggapan dari
panelis. ANOVA menghasilkan nilai sig (P) sebesar 0,05 yang menunjukkan bahwa ketiga
formula inhaler tersebut memiliki variasi rasa, aroma, dan keseluruhan yang signifikan.
Table 3. Hasil analisis Duncan
Produk
Aroma
Rasa
Keseluruha
n
ASM OT 03 0001
6.45
a
6.10
a
6.55
a
ASM OT 03 0002
4.35
b
4.15
b
4.65
b
ASM OT 03 0003
6.45
a
5.90
a
6.30
a
*angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada
taraf α 5% (Nurkhasanah, 2022).
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan sediaan aromaterapi inhaler dan produk di pasaran
yang disajikan pada tabel 3. memberikan informasi perbedaan nyata dari ketiga produk
tersebut yakni pada uji hedonik kategori aroma, rasa dan keseluruhan . Produk ASM OT 03
0001 dengan ASM OT 03 0003 memiliki kesamaan dan produk ASM OT 03 0002 memiliki
perbedaan yang signifikan dari keduanya. Berdasarkan penilaian tersebut, maka formula ASM
03 0001 adalah produk terpilih untuk selanjutnya dilakukan pengujian mutu produk meliputi
pengujian organoleptik (Bentuk, Warna, Bau), Pengujian Mikroba (ALT, AKK, Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus).
Tabel 4. Hasil Uji standar mutu Obat Tradisional (Peraturan Badan Pengawas Obat
dan Makanan, 2019).
Parameter
Spesifikasi BPOM 2019
ASM OT 03 0001
Organoleptik
Bentuk
Menyesuaikan
Cair
Warna
Hijau
Bau
Normal (bau
Pengujian Mikroba
ALT
< 10
7
Koloni/ml
< 10
AKK
< 10
2
Koloni/ml
< 10
Pseudomonas aeruginosa
Negatif/ml
Negatif
Staphylococcus aureus
Negatif/ml
Negatif
Pengujian organoleptik formula ASM OT 03 0001 menghasilkan cairan berawarna hijau
dan bau normal, sediaan berwarna hijau menjadi warna khas dari formula ini di karenakan
terdapat penambahan minyak ekstrak daun bidara, semakin banyak konsentrasi ekstrak
minyak daun bidara semakin pekat warna hijau pada sediaan (Dharmayanti & Simanjuntak,
2022).
Pengujian mikroba sebagai standar mutu produk apakah produk tercemar pada saat
pembuatan dengan cara menghitung jumlah koloni pada media sampling (Kristantri et al.,
2022). Berdasarkan Total mikroba (Angka Lempeng Total) dalam produk ASM OT 03 0001
Fa’iq Hanif Mubarok, Triyo Nova Wibowo
3464 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
adalah < 10 masih dibawah ambang batas yaitu 10
7
pada produk cairan obat luar obat
tradisional (MAKANAN, 2019). Pengujian selanjutnya yaitu Pengujian Angka Kapag Khamir
(ALT) dengan tujuan untuk memberikan jaminan bahwa suatu sediaan tidak mengandung
cemaran fungi melebihi batas sesuai dengan spesifikasi BPOM (Kristantri, Sari, & Pebriani,
2022). Berdasarkan AKK dalam produk ASM OT 03 0001 adalah < 10 masih dibawah
ambang batas yaitu ≤ 10
2
pada produk cairan obat luar obat tradisional (MAKANAN, 2019).
Pseudomonas aeruginosa menjadi salah satu indikator pencemar pada produk obat
tradisonal sediaan topikal atau luar dan merupakan bakteri patogen penyebab infeksi kandung
kemih dan saluran pernafasan (Djasfar & Pradika, 2023). Berdasarkan hasil identifikasi
bekteri Pseudomonas aeruginosa produk ASM OT 03 0001 pada tabel 4 adalah negatif yang
artinya tidak terdapat bakteri Pseudomonas aeruginosa sesuai dengan persyaratan standar
mutu obat tradisional (MAKANAN, 2019).
Pengujian identifikasi Staphylococcus aureus adalah suatu bakteri yang keberadaannya
menjadi cemaran pada kontaminasi bahan baku maupun proses pembuatan (Octaviani Ivada et
al., 2022). Berdasarkan hasil identifikasi bekteri Staphylococcus aureus produk ASM OT 03
0001 pada tabel 4 adalah negatif yang artinya tidak terdapat bakteri Staphylococcus aureus
sesuai dengan persyaratan standar mutu obat tradisional (MAKANAN, 2019). Staphylococcus
aureus merupakan flora normal yang bersifat oportunis, sehingga pada kondisi tubuh kurang
baik dapat bersifat patogen pada saluran pernafasan (Apriyanthi & Widayanti, 2022).
Staphylococcus aureus yang menjadi masalah besar dalam hal ini strain Staphylococcus
aureus yang resisten terhadap methicillin (MRSA) sehingga menjadi TB MDR. Selaras
dengan penelitian ini adalah beberapa minyak atsiri yang dikombinasikan secara individu
mampu menghambat Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin (MRSA)
(González-Regalado et al., 2019). Produk yang dihasilkan mempunyai potensi sebagai produk
obat tradisional karena memenuhui standar mutu obat tradisional BPOM.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian hedonik ASM OT 03 0001 terpilih sebagai produk yang bisa
diterima. Produk ASM OT 03 0001 memiliki komposisi Lavender oil 0.2ml, Thyme oil
0.05ml, Pappermint oil 0.15ml, lemon oil 0.05ml, Eucalyptus oil 0.1ml, Tea Tree oil 0.2ml,
Minyak Daun Bidara 0.25ml dan VCO 1ml. Produk cairan obat luar inhaler memiliki
spesifikasi sesuai BPOM dan hasil identifikasi Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus
aureus negatif pada pengujian produk sehingga memenuhi persyaratan mutu sediaan obat
tradisional.
BIBLIOGRAFI
Apriyanthi, Risky Vidika, & Widayanti, Ni Putu. (2022). Identifikasi Bakteri Kontaminan
Pada Gelang Tri Datu. Bioma: Jurnal Biologi Makassar, 7(2), 2433.
Arifah, Nur, Sukartini, Tintin, & Harmayetty, Harmayetty. (2019). Karakteristik Pasien
Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) di RSUD Makassar. Jurnal Penelitian
Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice"), 10(4),
253256.
Baldin, Vanessa Pietrowski, de Lima Scodro, Regiane Bertin, Lopes-Ortiz, Mariana
Aparecida, de Almeida, Aryadne Larissa, Gazim, Zilda Cristiani, Ferarrese, Letícia, dos
Santos Faiões, Viviane, Torres-Santos, Eduardo Caio, Pires, Claudia Terencio
Agostinho, & Caleffi-Ferracioli, Katiany Rizzieri. (2018). Anti-Mycobacterium
tuberculosis activity of essential oil and 6, 7-dehydroroyleanone isolated from leaves of
Sediaan Aromaterapi Inhalasi Sebagi Terapi Alternatif MDR (Multidrug Resistant)
Tuberkulosis
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3465
Tetradenia riparia (Hochst.) Codd (Lamiaceae). Phytomedicine, 47, 3439.
Dharmayanti, Luky, & Simanjuntak, Lastiur. (2022). Kajian Konsentrasi Ekstrak Daun Bidara
Arab (Ziziphusspina cristi L) Terhadap Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer. Jurnal
Ilmiah Pharmacy, 9(1).
Djannah, Fathul, Massi, Muhammad Nasrum, Hatta, Mochammad, Bukhari, Agussalim,
Handayani, Irda, Faruk, Muhammad, & Rahaju, Anny Setijo. (2022). Virgin coconut oil
and tuberculosis: A mini-review. Pharmacognosy Journal, 14(2).
Djasfar, Seftiwan Pratami, & Pradika, Yuri. (2023). Identifikasi Bakteri Penyebab Infeksi
Nosokomial (Pseudomonas aeruginosa) pada Lantai Intensive Care Unit (ICU). Jurnal
Medical Laboratory, 2(1), 919.
Farzana, Tasnim, Mohajan, Suman, Hossain, Md Nur, & Ahmed, Monzur Morshed. (2017).
Formulation of a Protein and Fibre Enriched Soy-Mushroom Health Drink Powder
Compared to Locally Available Health Drink Powders. Malaysian Journal of Nutrition,
23(1).
González-Regalado, María Luz, Carro, Berta, Arroyo, Marta, Ruiz, Francisco, Borrego, José,
Abad, Manuel, Izquierdo, Tatiana, Tosquella, Josep, Prudencio, María Isabel, & Dias,
María Isabel. (2019). Distribution of Benthic Foraminifera in the Marine Estuary of the
Guadalquivir River (SW Spain) A Preliminary Report. Oceanography & Fisheries
Open Access Journal, 9(2), 4045.
Iseppi, Ramona, Mariani, Martina, Benvenuti, Stefania, Truzzi, Eleonora, & Messi, Patrizia.
(2023). Effects of Melaleuca alternifolia Chell (Tea Tree) and Eucalyptus globulus
Labill. essential oils on antibiotic-resistant bacterial biofilms. Molecules, 28(4), 1671.
Jiang, Rui Hua, Xu, Hong Bin, & Fu, Jun. (2015). Outcomes of Chinese herb medicine for the
treatment of multidrug-resistant tuberculosis: a systematic review and meta-analysis.
Complementary Therapies in Medicine, 23(4), 544554.
Kristantri, Rika Sebtiana, Sari, Wulan Kartika, & Pebriani, Tris Harni. (2022). Uji Angka
Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang Khamir (AKK) Sediaan Sunscreen Spray Gel
Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmanii Ness. BI. Syn).
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian, 3(2), 298302.
Makanan, Kepala Badan Pengawas Obat D. A. N. (2019). Peraturan Badan Pengawas Obat
Dan Makanan Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
Olahan.
Maselli, Diego J., Keyt, Holly, & Restrepo, Marcos I. (2017). Inhaled antibiotic therapy in
chronic respiratory diseases. International Journal of Molecular Sciences, 18(5), 1062.
Nurkhasanah, Nurkhasanah. (2022). Minuman Fungsional Milkshake Daun Ubi Jalar Ungu,
Kedelai, dan Angkak sebagai Diet Dislipidemia. PHARMACY: Jurnal Farmasi
Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia), 19(2), 282293.
Sanusi, Shuaibu Babaji, Abu Bakar, Mohd Fadzelly, Mohamed, Maryati, Sabran, Siti
Fatimah, & Mainasara, Muhammad Murtala. (2017). Southeast Asian medicinal plants
as a potential source of antituberculosis agent. Evidence‐Based Complementary and
Alternative Medicine, 2017(1), 7185649.
Tuyiringire, Naasson, Deyno, Serawit, Weisheit, Anke, Tolo, Casim Umba, Tusubira,
Deusdedit, Munyampundu, Jean Pierre, Ogwang, Patrick Engeu, Muvunyi, Claude
Mambo, & Vander Heyden, Yvan. (2020). Three promising antimycobacterial
medicinal plants reviewed as potential sources of drug hit candidates against multidrug-
resistant tuberculosis. Tuberculosis, 124, 101987.
Utchariyakiat, Itsaraporn, Surassmo, Suvimol, Jaturanpinyo, Montree, Khuntayaporn, Piyatip,
& Chomnawang, Mullika Traidej. (2016). Efficacy of cinnamon bark oil and
Fa’iq Hanif Mubarok, Triyo Nova Wibowo
3466 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
cinnamaldehyde on anti-multidrug resistant Pseudomonas aeruginosa and the
synergistic effects in combination with other antimicrobial agents. BMC
Complementary and Alternative Medicine, 16, 17.
Copyright holder:
Fa’iq Hanif Mubarok, Triyo Nova (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: