How to cite:
Tehubijuluw Zacharias, Samson Laurens(2024) Kinerja Pegawai: Kinerja Pegawai: Interaksi
Konsep Diri dan Lokus Kendali, (06) 08
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
KINERJA PEGAWAI: INTERAKSI KONSEP DIRI DAN LOKUS KENDALI
Tehubijuluw Zacharias
1
, Samson Laurens
2
1,2
Universitas Kristen Indonesia Maluku
Abstrak
Motivasi tinggi dan pengalaman cukup membantu pegawai bekerja secara efektif dan
efisien, memenuhi harapan dan standar organisasi. Penelitian dilakukan guna
mengeksplorasi pengaruh dimensi self concept dan locus of control terhadap kinerja
pegawai Bapenda Provinsi Maluku. Metode deskriptif-kuantitatif digunakan dengan
pendekatan korelasional sebab-akibat. Populasi studi melibatkan seluruh pegawai
Bapenda Provinsi Maluku, total 160 orang. Sampel sebanyak 110 orang dipilih secara
acak sederhana menggunakan tabel sampel Issac dan Michael, dengan tingkat
kepercayaan 95%. Penelitian ini menemukan jika tingkat self efficacy serta self esteem
berpengaruh positif pada kinerja pegawai Bapenda Provinsi Maluku. Internal Locus of
Control pada kemampuan self leadership juga meningkatkan kinerja dengan keyakinan
jika pegawai memiliki kendali terhadap hasil kerja mereka sendiri. Eksternal Locus of
Control juga berkontribusi positif terhadap kinerja yang menunjukkan jika persepsi
terhadap pengaruh luar juga memengaruhi hasil kerja pegawai.
Kata kunci: self concept ; locus of control; kinerja pegawai
Abstract
High motivation and experience are enough to help employees work effectively and
efficiently, meeting the expectations and standards of the organization. This study aims
to explore the influence of self-concept dimensions and locus of control on the
performance of employees at the Regional Revenue Office (Bapenda) of Maluku
Province. The method used is descriptive-quantitative with a correlational cause-effect
approach. The study population includes all employees of Bapenda Maluku Province,
totaling 160 individuals. A sample of 110 employees was randomly selected using Isaac
and Michael's sample table, with a confidence level of 95%. The research found that
levels of self-esteem and self-efficacy positively influence the performance of Bapenda
Maluku Province employees by enhancing their approach to tasks and responsibilities.
Internal Locus of Control and self-leadership abilities also play a role in improving
performance, indicating employees' belief in their control over their own work
outcomes. External Locus of Control also contributes positively to performance,
demonstrating that perceptions of external influences also affect employees' work
outcomes.
Keywords: self concept, locus of control, performance
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 08, Agustus 2024
Tehubijuluw Zacharias, Samson Laurens
3438 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08 Agustus 2024
PENDAHULUAN
Penilaian kinerja sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Fungsi utamanya adalah menilai keberhasilan organisasi dalam melayani masyarakat,
bukan mencari keuntungan. Penilaian ini juga digunakan untuk mengevaluasi kinerja
masa lalu, yang menjadi dasar penyusunan strategi ke depan. Selain itu, penilaian
kinerja mendorong pegawai untuk meningkatkan kualitas kerja mereka, sehingga
pelayanan publik yang diberikan menjadi lebih baik dan efektif.
Sesuai Perda Provinsi Maluku No.06 tahun 2016, tugas utama BAPENDA
meliputi pelaksanaan pungutan pendapatan daerah dan pengelolaan APBD. Fungsi
utama BAPENDA meliputi perumusan program dan kebijakan teknis, pelaksanaan
kebijakan pemerintah daerah, pembinaan dan pengawasan teknis, pembinaan unit
pelaksanaan teknis dan kelompok jabatan fungsional, pelaksanaan tugas administrasi,
kerjasama dengan stakeholder, serta pelaksanaan kebijakan gubernur. Tujuannya adalah
mengoptimalkan pendapatan daerah dan mendukung program pembangunan di Provinsi
Maluku.
Kinerja adalah konsep yang menggambarkan hasil pekerjaan seseorang atau
kelompok pada organisasi. Kinerja mencakup semua hasil dari tugas dan tanggung
jawab individu atau kelompok, yang bisa berupa produk, layanan, atau pencapaian lain
yang dihasilkan selama periode tertentu. Kinerja dinilai berdasarkan standar atau tolok
ukur seperti kuantitas, kualitas, dan waktu, serta target atau sasaran yang ditentukan.
Penilaian juga didasarkan pada pedoman, norma, dan standar operasional yang berlaku
dalam organisasi, serta kriteria dan fungsi spesifik. Dalam instansi pemerintah, kinerja
melibatkan peran pimpinan dalam mengarahkan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi. Semua upaya kinerja diarahkan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
dan kepuasan pelanggan.
Kinerja adalah prestasi seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
Organisasi mengharapkan kinerja optimal dari pegawainya, dipengaruhi oleh
kemampuan, pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan pengalaman. Motivasi tinggi
dan pengalaman cukup membantu pegawai bekerja secara efektif dan efisien, memenuhi
harapan dan standar organisasi.
Berdasarkan penelitian oleh Rafiditya & Syarifuddin (2020) serta Khaer &
Nursyafitri (2017), ditemukan jika self esteem berperan dalam meningkatkan kinerja
pegawai. Studi lainnya seperti yang dilakukan oleh Harnyoto et al. (2020), Kawet &
Rimper (2014), dan Arfan et al. (2021) menunjukkan jika self efficacy memiliki
hubungan dengan kinerja, dengan menyoroti jika keyakinan diri dalam menyelesaikan
tugas dan mencapai tujuan mempengaruhi hasil kerja. Penelitian tentang self leadership
yang dilakukan oleh Hammado (2015) & Sawitri et al. (2018) menyoroti pentingnya
kemampuan memimpin diri sendiri dalam mencapai tujuan organisasi. Perbedaan
temuan ini memberikan peluang bagi peneliti untuk memberikan kontribusi baru.
Konsep dikemukakan oleh Albert Bandura dalam teori self-efficacy-nya, yang
menekankan bahwa keyakinan yang mempengaruhi perilaku individu, motivasi, dan
pencapaian dalam berbagai konteks kehidupan, termasuk di tempat kerja. Ini mencakup
penilaian diri tentang kemampuan untuk melakukan tindakan yang tepat, serta
kemampuan menyelesaikan tugas sesuai yang diharapkan. Self efficacy yang tinggi
meningkatkan percaya diri dan motivasi intrinsik pegawai, membantu mereka mencapai
kinerja optimal dan berkontribusi pada keseluruhan kinerja organisasi (Aisyiyah et al.,
2022), (Harnyoto et al., 2020), (Nurul Hikmah et al., 2021). (Setyawan, 2017),
(Andriyani, 2017), (Noviawati, 2016).
Kinerja Pegawai: Interaksi Konsep Diri dan Lokus Kendali
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3439
Self-esteem yang tinggi dapat menjadi faktor penting dalam meningkatkan
kinerja karena mempengaruhi motivasi, ketahanan terhadap kegagalan, respon terhadap
umpan balik, dan tingkat kepuasan kerja. Memperhatikan dan mengembangkan self-
esteem dapat menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan kinerja individu di
tempat kerja. Self-esteem yang tinggi membantu meningkatkan keyakinan dalam
mengatasi tantangan, mengambil inisiatif, dan berinteraksi secara positif dengan rekan
kerja (Khaer & Nursyafitri, 2017) dan (Rafiditya & Syarifuddin, 2020).
Rachmawati et al. (2018) menekankan pentingnya self leadership dalam
meningkatkan kinerja karyawan. Semakin tinggi tingkat self leadership seseorang,
semakin tinggi kinerja yang dapat dicapai oleh karyawan (Jusriadi et al., 2021),
Sustiyatik, Ridwan, Pamungkas, & Kadir (2019), Dewi et al. (2021).
Kepemimpinan self-leadership memungkinkan pemimpin untuk mengelola
potensi diri tanpa arahan langsung, mengidentifikasi serta mengembangkan kemampuan
pribadi secara optimal. Praktik self-leadership mendukung strategi efektif dalam
mencapai tujuan individu dan organisasional, serta meningkatkan kinerja tim dan
organisasi secara keseluruhan (Muljono et al., 2015), (Dessyarti, 2019).
Penelitian Abdurrahman, Purnomo, & Jati (2019) menunjukkan jika individu
dengan internal locus of control mengalami peningkatan kinerja dengan signifikan
dalam pekerjaan. Hal ini menunjukkan jika keyakinan positif mereka jika mereka
memiliki kendali atas nasib dan hasil hidup mereka sendiri berdampak pada motivasi
dan kemampuan mereka untuk mencapai tujuan pekerjaan dengan lebih efektif. Tujuan
penelitian ini adalah menguji hubungan antara lokus kontrol dan kinerja pegawai
Bapenda Provinsi Maluku, total 160 orang yang terdiri dari 100 ASN dan 60 tenaga
honorer.
Locus of control internal tinggi merasa pada diri seseorang menjadikan ia
memiliki kendali langsung atas pencapaian hasil dan ini berdampak positif pada kinerja
pegawai. Hal ini menjadikan mereka lebih termotivasi dan inisiatif dalam mencapai
tujuan organisasi, mengelola stres dengan baik untuk menghadapi perubahan, serta
merasa lebih bertanggung jawab serta mandiri saat mengerjakan tugas. Penelitian
Haryanto & Suyasa (2014) dan Hendri & Kirana (2021) menemukan jika locus of
control, yaitu keyakinan seseorang terhadap sejauh mana mereka mengendalikan hasil
dari kehidupan mereka sendiri, tidak mempengaruhi kinerja para karyawan. Seseorang
dengan locus of control internal juga merasa puas atas pencapaian pribadi karena
melihatnya sebagai hasil dari usaha dan kemampuan mereka sendiri (Gunawan, 2020),
(Wahyuni et al., 2016), (Abdurrahman et al., 2019), (Arini & Ariyanto, 2018) dan
(Andini et al., 2019). Berdasarkan Darmawan et al., (2021), kinerja pegawai
dipengaruhi locus of control secara signifikan. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi baru dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja pegawai di sektor public.
METODE PENELITIAN
dengan metode survei dan jenis data cross-section. Dilaksanakan di Bapenda
Provinsi Maluku selama dua bulan, dari Juni hingga Agustus 2023. Populasi yang
diteliti terdiri dari seluruh pegawai Bapenda Provinsi Maluku, total 160 orang yang
terdiri dari 100 ASN dan 60 tenaga honorer. Untuk menentukan sampel, simple random
sampling diterapkan dan didapatkan sejumlah 110 orang, sesuai tabel sampel Issac dan
Michael untuk populasi 160 orang pada tingkat kepercayaan 95%. Metode ini dipilih
untuk memastikan data yang diambil representatif dan dapat dipercaya dari seluruh
Tehubijuluw Zacharias, Samson Laurens
3440 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08 Agustus 2024
populasi Bapenda Provinsi Maluku. Teknik analisis data melibatkan penggunaan
analisis deskriptif dan regresi linear berganda memakai rumus berikut:
Y
= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Dimana :
X
1
= Self efficacy
X
2
= Self esteem
X
3
= Self leadership
X
4
= Internal Locus of Control
X
5
= Eksternal Locus of Control
Y = Kinerja Pegawai
e
= Kesalahan penganggu
bo, b1,b2,b3,b4,b5 = Koefisien regresi
Berikut definisi operasional variabel yang digunakan:
Tabel 1.
Definisi Operasional Variabel dan Indikatornya
No
Variabel
Definisi
Indikator
1.
Kinerja Pegawai
hasil kerja pegawai
Bapenda Provinsi
Maluku
(1) pencapaian target
(2) ketaatan pada asas organisasi
(3) kesesuaian waktu
(4) kualitas pekerjaan
(Mallafi & Silvianita, 2021)
2.
Self efficacy
kemampuan pengaturan
yang ada pada diri
seseorang
(1) Kegigihan dan ketekunan dalam usaha.
(2) Keyakinan akan kemampuan untuk berusaha keras.
(3) Keyakinan akan kemampuan untuk bertahan dalam
menghadapi kesulitan.
(4) Keyakinan akan kemampuan untuk mengatasi
hambatan.
(5) Keyakinan akan kemampuan untuk menyelesaikan
tugas.
(Harnyoto et al., 2020)
3.
Self esteem
penilaian diri yang
diungkapkan melalui
sikap negative serta
positive
(1) Perasaan Menghormati Diri
(2) Perasaan Aman
(3) Perasaan Mampu
(4) Perasaan Diterima
(5) Perasaan Berharga
(Rafiditya & Syarifuddin, 2020)
4.
Self leadership
Pemahaman tentang
pengaruh diri mencakup
kesadaran individu
terhadap bagaimana
pikiran, sikap, dan
keyakinan mereka secara
alami memotivasi
tindakan dalam
pekerjaan.
(1) kesadaran diri
(2) mengarahkan diri sendiri
(3) mengelola diri sendiri,
(4) pencapaian diri
(Jusriadi et al., 2021)
5.
Internal Locus of
Control
pandangan jika hasil
yang diperoleh
disebabkan oleh faktor-
faktor internal seperti
kemampuan,
keterampilan, dan usaha
pribadi.
(1) Menyukai kerja keras
(2) Selalu berusaha menemukan solusi untuk masalah.
(3) Memiliki inisiatif tinggi
(4) Selalu mencoba berpikir seefektif mungkin
(1) Berkeyakinan jika usaha diperlukan untuk meraih
keberhasilan
(Subhan et al., 2019)
6.
Eksternal Locus of
Control
Pandangan jika hasil
yang didapatkan, baik
baik maupun buruk,
ditentukan oleh faktor-
faktor luar seperti
(1) keberuntungan
(2) kesempatan
(3) takdir
(Subhan et al., 2019)
Kinerja Pegawai: Interaksi Konsep Diri dan Lokus Kendali
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3441
kesempatan,
keberuntungan, dan
takdir, bukan oleh usaha
atau tindakan individu
sendiri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Uji regresi linear berganda digunakan guna mencari pengaruh antar variabel.
Data diolah menggunakan program SPSS 21.00, dan hasil analisis ada di tabel berikut:
Tabel 2.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Koef.Reg
t.hitung
Prob.
r
2
Parsial
0,250
2,102
0,003
0,263
0,518
3,724
0,000
0,213
0,399
2,017
0,006
0,115
0,365
2,688
0,004
0,297
0,743
2,061
0,002
0,418
F. Ratio
: 40,264
Prob.
: 0,000
n
: 110
Studi ini menguji pengaruh self leadership, self efficacy, internal locus of
control, self esteem, serta eksternal locus of control terhadap kinerja pegawai (Y)
menggunakan analisis regresi. Nilai t hitung dari tiap variabel prediktor dibandingkan
dengan nilai t tabel pada df = 104, sesuai dengan jumlah sampel. Arfan et al. (2021)
menunjukkan jika self efficacy memiliki hubungan dengan kinerja, dengan menyoroti
jika keyakinan diri dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan mempengaruhi
hasil kerja. Penelitian dilakukan guna memperoleh pemahaman tentang kontribusi
relatif masing-masing faktor terhadap kinerja pegawai.
1) T hitung pada variabel self efficacy (2,102) menunjukkan jika ada pengaruh
signifikan antara self efficacy dengan kinerja secara parsial, dengan Ha
diterima dan Ho ditolak.
2) Variabel self esteem memiliki nilai t hitung (3,724), menegaskan pengaruh
signifikan parsial terhadap kinerja pegawai, dengan demikian Ha diterima.
3) Self leadership memiliki nilai t hitung (2,017), menunjukkan pengaruh
signifikan parsial terhadap kinerja pegawai, sehingga Ha diterima.
4) t hitung variabel internal locus of control (2,688); menunjukkan adanya
pengaruh signifikan parsial terhadap kinerja pegawai, dengan Ha diterima.
5) Eksternal locus of control dengan t hitung (2,061), menandakan pengaruh
signifikan parsial terhadap kinerja pegawai, sehingga Ha diterima.
Pengujian menggunakan nilai F hitung terhadap nilai F tabel pada df (5,
104). F hitung bernilai 40,264; melebihi dari nilai F tabel senilai 4,40. Ho ditolak,
menunjukkan jika variabel-variabel tersebut secara simultan mempengaruhi kinerja
pegawai. Pengaruh kelima variabel (self esteem, internal locus of control, self
efficacy, self leadership, dan eksternal locus of control) terhadap kinerja pegawai
adalah senilai 81,2%. Artinya, 81,2% variasi dalam kinerja pegawai dapat
Tehubijuluw Zacharias, Samson Laurens
3442 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08 Agustus 2024
dijelaskan oleh variabel-variabel tersebut. Sebaliknya, senilai 18,8% (100% -
81,2%) dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian.
Pada Tabel 2, variabel eksternal locus of control memiliki koefisien regresi
terbesar, menandakan pengaruh paling signifikan terhadap kinerja pegawai (Y)
dibandingkan variabel lainnya. Nilai t hitung dan R2 parsial yang tinggi maka untuk
variabel ini menguatkan temuan tersebut, dengan kontribusi senilai 41,8% dalam
menjelaskan variasi kinerja pegawai.
2. Pembahasan
a. Pengaruh Self Efficacy terhadap Kinerja Pegawai
Self Efficacy mempengaruhi kinerja pegawai secara positif. Semakin tinggi
tingkat Self Efficacy, semakin besar kemungkinan terjadi peningkatan kinerja pegawai.
Koefisien regresi senilai 0,250 menunjukkan jika tiap kenaikan satu unit dalam Self
Efficacy dapat meningkatkan kinerja pegawai senilai 0,250 satuan, apabila variabel lain
di model regresi tetap. Temuan ini mengkonfirmasi jika Self Efficacy mempengaruhi
kinerja pegawai secara positif serta signifikan.
Koefisien determinasi parsial (r) untuk Self Efficacy senilai 0,263 menunjukkan
jika variabel ini dapat menjelaskan 26,3% dari variasi perubahan yang terjadi dalam
kinerja pegawai. Ini mengindikasikan adanya korelasi senilai 26,3% antara tingkat Self
Efficacy dan kinerja pegawai, diasumsikan jika variabel lain dalam model regresi tetap
tidak berubah. Dengan demikian, peningkatan tingkat Self Efficacy yang lebih tinggi
secara signifikan terkait dengan peningkatan kinerja pegawai senilai 26,3% dalam
analisis tersebut.
Pengujian koefisien regresi pada variabel Self Efficacy menunjukkan jika
dengan menggunakan uji dua arah pada taraf signifikansi 5%, thitung untuk variabel
Self Efficacy adalah 2,102. Nilai ini melebihi ttabel pada taraf kepercayaan 5% yang
senilai ±1,980. Menurut hasil pengujian, variabel Self Efficacy secara parsial
mempengaruhi kinerja pegawai secara signifikan. Koefisien regresi untuk variabel Self
Efficacy tidak sama dengan 0 pada tingkat signifikansi 5%, menunjukkan bahwa
variabel ini berpengaruh signifikan.
Penelitian (Harnyoto et al., 2020) yang menyoroti pentingnya self efficacy
dalam pengaruhnya terhadap perilaku, motivasi, dan kinerja seseorang. Self efficacy
mencerminkan mencapai tujuan, keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk
menyelesaikan tugas, dan mengatasi tantangan yang mungkin dihadapi. Dengan kata
lain, self efficacy mempengaruhi bagaimana seseorang mengatur pikiran dan tindakan
mereka dalam mencapai hasil.
Self efficacy sangat penting dalam konteks pekerjaan karena berpengaruh
langsung terhadap motivasi dan kinerja individu. Kehilangan minat pada pekerjaan
dapat menyebabkan penurunan kualitas proses dan hasil kerja. Self efficacy
mencerminkan evaluasi individu terhadap kemampuan mereka untuk menghadapi
tantangan dan menyelesaikan tugas dengan efektif. Tingkat self efficacy yang tinggi
mendorong individu untuk mengatasi hambatan, mengambil inisiatif, dan
mempertahankan kualitas kerja yang tinggi, yang pada akhirnya mendukung
produktivitas dan komitmen terhadap tujuan organisasi atau pribadi (Nurul Hikmah et
al., 2021).
Self efficacy diartikan sebagai penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki
untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien serta mengatasi tantangan. Self
efficacy memegang peran krusial karena meningkatkan keyakinan individu terhadap
Kinerja Pegawai: Interaksi Konsep Diri dan Lokus Kendali
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3443
kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan secara baik. Self efficacy membentuk
persepsi individu terhadap kemampuan mereka dalam melakukan tindakan yang tepat
dan efektif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan (Aisyiyah et al., 2022).
Self efficacy yang tinggi penting dalam mengembangkan kinerja karyawan
karena meningkatkan motivasi dan komitmen dalam menjalankan tugas. Tingkat self
efficacy juga memengaruhi cara seseorang merencanakan, mengatur, dan mengeksekusi
pekerjaan mereka. Pengembangan self efficacy di tempat kerja penting untuk
meningkatkan kinerja individu secara menyeluruh, melalui peningkatan motivasi, sikap
terhadap tugas, dan respons terhadap tantangan kerja. (Andriyani, 2017), (Setyawan,
2017), (Noviawati, 2016).
b. Pengaruh Self Esteem terhadap Kinerja Pegawai
Variabel self esteem (X2) dengan tanda positif, artinya jika self esteem
meningkat, kinerja pegawai juga meningkat. Koefisien regresi 0,518 menunjukkan jika
tiap kenaikan satu unit self esteem akan meningkatkan kinerja pegawai senilai 0,518
satuan, diasumsikan variabel lain konstan.
Koefisien determinasi parsial mengukur pengaruh tiap variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y). Koefisien parsial (r) untuk self esteem adalah 0,213,
yang berarti self esteem menjelaskan 21,3% variasi kinerja pegawai dengan variabel lain
konstan. Self esteem mempunyai korelasi signifikan dengan kinerja pegawai senilai
21,3%.
Pengujian menggunakan uji t untuk koefisien regresi variabel self-esteem
menunjukkan bahwa self-esteem berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Nilai
t hitung sebesar 3,724 melebihi nilai t tabel dengan signifikansi 5%, yaitu ± 1,980.
Artinya, peningkatan self-esteem berhubungan positif dengan peningkatan kinerja
pegawai berdasarkan hasil pengujian
Berdasarkan (Rafiditya & Syarifuddin, 2020) jika individu dengan self esteem
tinggi cenderung mempunyai kinerja lebih baik daripada yang memiliki self esteem
rendah. Ini mengindikasikan jika self esteem berpengaruh secara signitikan pada kinerja
seseorang, memperkuat keyakinan jika sikap positif terhadap diri sendiri dapat
meningkatkan produktivitas dan pencapaian individu, termasuk dalam konteks kerja.
Berdasarkan (Khaer & Nursyafitri, 2017) menunjukan jika Self esteem tinggi
berkorelasi dengan kinerja yang lebih baik daripada self esteem rendah.
Self-esteem yang tinggi membantu meningkatkan keyakinan dalam mengatasi
tantangan, mengambil inisiatif, dan berinteraksi secara positif dengan rekan kerja
(Khaer & Nursyafitri, 2017). Memperhatikan dan mengembangkan self-esteem dapat
menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan kinerja individu di tempat kerja. Self-
esteem yang tinggi dapat menjadi faktor penting dalam meningkatkan kinerja karena
mempengaruhi motivasi, ketahanan terhadap kegagalan, respon terhadap umpan balik,
dan tingkat kepuasan kerja.
c. Pengaruh Self Leadership terhadap Kinerja Pegawai
Variabel self leadership (X3) memiliki koefisien positif dalam regresi,
menunjukkan jika peningkatan self leadership berhubungan dengan peningkatan kinerja.
Koefisien regresi senilai 0,399 mengindikasikan jika tiap kenaikan satu unit dalam self
leadership akan meningkatkan kinerja senilai 0,399 satuan, dengan variabel lain
diasumsikan konstan. Hasil ini menunjukkan jika peningkatan self leadership secara
signifikan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja pegawai dalam analisis tersebut.
Koefisien determinasi parsial (r) untuk variabel self leadership (X3) adalah
0,115, yang mengindikasikan jika variabel self leadership menjelaskan 11,5% variasi
Tehubijuluw Zacharias, Samson Laurens
3444 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08 Agustus 2024
perubahan dalam kinerja pegawai, diasumsikan variabel lain dalam model regresi
konstan. Perubahan dalam self leadership secara langsung memengaruhi kinerja
pegawai, dengan 11,5% dari variasi kinerja dapat dijelaskan oleh variabel self
leadership.
Variabel Self Leadership (X3) signifikan terhadap kinerja pegawai berdasarkan
hasil uji t dua arah yang dilakukan dengan tingkat signifikansi 5%. Nilai thitung untuk
self leadership adalah 2,017, melebihi nilai ttabel senilai ± 1,980. Hal ini menunjukkan
jika kita dapat menolak hipotesis nol (Ho) yang menyatakan jika koefisien regresi self
leadership sama dengan 0. Implikasinya, self leadership memiliki kontribusi yang
signifikan terhadap kinerja pegawai dalam model regresi yang digunakan, dengan
perubahan dalam self leadership dapat mempengaruhi kinerja pegawai secara positif.
Berdasarkan Sustiyatik, Ridwan, Pamungkas, & Kadir (2019) manajer yang
menerapkan manajemen situasional self leadership dapat meningkatkan produktivitas,
kepuasan, dan kesuksesan kerja. Menurut Rachmawati et al. (2018) mengemukakan jika
self leadership mempengaruhi kinerja karyawan. Keduanya menemukan jika semakin
tinggi tingkat self leadership seseorang, semakin tinggi juga kinerja yang dapat dicapai
oleh karyawan tersebut.
Praktik self-leadership mendukung strategi efektif dalam mencapai tujuan
individu dan organisasional, serta meningkatkan kinerja tim dan organisasi secara
keseluruhan (Dessyarti, 2019). Kepemimpinan self-leadership memungkinkan
pemimpin untuk mengelola potensi diri tanpa arahan langsung, mengidentifikasi serta
mengembangkan kemampuan pribadi secara optimal.
Kinerja organisasi dipengaruhi oleh kemampuan kepemimpinan diri sendiri,
yang mencakup kemampuan memahami diri, mengelola diri, dan memotivasi diri untuk
menyelesaikan tugas-tugas. Individu dengan kemampuan self leadership yang baik
cenderung berdampak positif bagi kinerja dalam organisasi (Jusriadi et al., 2021).
Demikian pula Dewi et al. (2021) menyimpulkan jika menyimpulkan jika semakin baik
self leadership seseorang, semakin besar kemungkinan untuk meningkatkan kinerja
karyawan. Kemampuan individu untuk memimpin dirinya sendiri secara efektif
memiliki dampak positif terhadap pencapaian hasil kerja individu dalam lingkungan
organisasional.
Kepemimpinan diri yang kuat dan pola pikir berkualitas berpengaruh terhadap
keterikatan kerja karyawan. Individu dengan kepemimpinan diri yang baik cenderung
bertujuan membantu karyawan dalam menyelesaikan permasalahan pekerjaan dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan (Putra, R.A., & Trinanda, 2021).
Pemimpin yang memiliki kesadaran untuk mengembangkan potensi diri secara
pribadi dan profesional, serta mampu mengelola motivasi dan waktu dengan efisien.
Dengan menerapkan self-leadership, pemimpin dapat mempengaruhi kinerja individu
dan tim dalam organisasi secara positif, mengarah pada pencapaian hasil kerja yang
lebih optimal (Muljono et al., 2015), (Dessyarti, 2019).
d. Pengaruh Internal Locus of Control terhadap Kinerja Pegawai
Internal locus of control (X4) memiliki tanda positif, menunjukkan hubungan
positif antara internal locus of control dengan kinerja. Artinya, peningkatan internal
locus of control akan meningkatkan kinerja. Koefisien regresi senilai 0,365 berarti tiap
kenaikan satu unit internal locus of control, maka kinerja akan meningkat senilai 0,365
unit, diasumsikan variabel lainnya konstan.
Koefisien parsial (r) untuk internal locus of control adalah 0,297. Hasil tersebut
menunjukan jika internal locus of control dapat menjelaskan 29,7% dari variasi
Kinerja Pegawai: Interaksi Konsep Diri dan Lokus Kendali
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3445
perubahan kinerja pegawai, menunjukkan adanya korelasi yang cukup besar antara
kedua variabel. Internal locus of control berpengaruh dengan signitikan pada kinerja
pegawai, menjelaskan sekitar 29,7% dari variasi dalam kinerja tersebut.
Pengujian signifikansi koefisien regresi untuk variabel internal locus of control
(X4) dilakukan melalui uji t dua arah pada signifikasi 5%. Hasil pengujian menunjukkan
thitung senilai 2,688, sedangkan ttabel adalah ± 1,980. Karena thitung melebihi ttabel,
hipotesis nol (Ho) yang menyatakan koefisien regresi sama dengan 0 ditolak. Hasil uji t
menegaskan jika internal locus of control mempengaruhi kinerja pegawai.
Berdasarkan (Wahyuni et al., 2016) jika Individu dengan internal locus of
control yakin jika di dalam dirinya mempunyai kendali atas tindakan yang dilakukan.
Mereka lebih termotivasi oleh keyakinan jika usaha mereka berdampak langsung pada
hasil yang dicapai. Mereka menikmati kompetisi sebagai kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan dan bekerja lebih rajin untuk mencapai tujuan. Mereka
merasa dikejar waktu untuk efisiensi dan selalu berusaha untuk belajar dan berinovasi.
Internal locus of control memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan
perilaku individu dalam konteks profesional. Individu dengan internal locus of control
yang tinggi cenderung memiliki rasa percaya diri yang kuat dalam kemampuan mereka,
yang pada gilirannya mendukung pencapaian kinerja yang lebih baik (Abdurrahman et
al., 2019).
e. Pengaruh Eksternal Locus of Control terhadap Kinerja Pegawai
Variabel eksternal locus of control (X4) yang memiliki tanda positif
menunjukkan hubungan positif antara kinerja dan tingkat eksternal locus of control.
Tingkat eksternal locus of control yang semakin tinggi pada diri seseorang, maka
kinerja yang dapat dicapai juga maningkat. Koefisien regresi 0,743 menjelaskan jika
tiap kenaikan satu unit dalam variabel eksternal locus of control akan mengakibatkan
peningkatan senilai 0,743 satuan dalam kinerja, diasumsikan bahwa variabel lainnya
konstan.
Koefisien determinasi parsial (r) untuk variabel eksternal locus of control senilai
0,418 menjelaskan jika variabel ini mampu menjelaskan sebanyak 41,8% dari variasi
perubahan kinerja pegawai. Asumsi yang digunakan adalah jika variabel lain dalam
model analisis konstan atau tidak berubah. Locus of control external mempunyai
korelasi yang cukup kuat dengan kinerja pegawai, yang berarti jika perubahan dalam
tingkat eksternal locus of control secara signifikan berkontribusi terhadap perubahan
dalam kinerja mereka.
Variabel eksternal locus of control (X4) diuji menggunakan uji t dua
menggunakan signifikansi 5% untuk menilai apakah koefisien regresinya berpengaruh
signifikan pada kinerja pegawai. Nilai thitung untuk variabel eksternal locus of control
ialah 2,061, sementara nilai ttabel dengan signifikansi 5% adalah ± 1,980. Dengan
thitung yang melebihi ttabel, dapat disimpulkan jika variabel eksternal locus of control
mempunyai pengaruh signifikan pada kinerja pegawai. Artinya, perubahan eksternal
locus of control bisa berpengaruh pada kinerja pegawai secara signifikan, sesuai dengan
temuan dari analisis regresi yang dilakukan.
Berdasarkan (Andini et al., 2019) jika eksternal Locus Of Control memiliki
hubungan signifikan dengan meningkatnya kinerja. Auditor dengan Locus of Control
eksternal cenderung lebih mematuhi prosedur, menerima pengawasan, dan termotivasi
oleh faktor eksternal seperti regulasi dan penghargaan. Penelitian oleh Arini & Ariyanto
(2018) menunjukkan jika Locus of Control mempengaruhi kinerja auditor, baik internal
maupun eksternal. Auditor dengan Locus of Control internal mempercayai bahwa
Tehubijuluw Zacharias, Samson Laurens
3446 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08 Agustus 2024
mereka dapat mengontrol hasil pekerjaan mereka, yang meningkatkan rasa kepuasan
kerja dan motivasi.
Locus of Control internal berdampak positif dengan meningkatkan kepuasan
kerja dan kinerja auditor Locus of control internal memengaruhi kinerja auditor dengan
meningkatkan keyakinan mereka dalam mengendalikan hasil pekerjaan melalui
kemampuan dan usaha. Auditor dengan locus of control internal cenderung lebih
bertanggung jawab, serta lebih berinisiatif, yang secara keseluruhan meningkatkan
kinerja dan kepuasan kerja mereka. (Arini & Ariyanto, 2018).
f. Pengaruh Antara Self Efficacy, Self Esteem, Self Leadership, Internal Locus of
Control dan Eksternal Locus of Control Secara Simultan Terhadap Kinerja
Pegawai
Hipotesis keenam menyatakan jika self efficacy (X1), self esteem (X2), self
leadership (X3), internal locus of control (X4), dan eksternal locus of control (X5)
secara simultan mempengaruhi kinerja pegawai. Nilai F hitung dibandingkan dengan F
tabel pada derajat kebebasan (df) (5) (104). Hasil menunjukkan jika nilai F hitung
senilai 40,264 melebihi F tabel senilai 4,40 pada df (5) (104). Karena F hitung melebihi
F tabel, hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang berarti jika self leadership, internal locus
of control, self efficacy, self esteem, dan eksternal locus of control secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Pengaruh kelima variabel tersebut
terhadap kinerja pegawai adalah senilai 81,2%,.
Pengaruh internal locus of control, self-efficacy, eksternal locus of control, self-
esteem, serta self-leadership secara bersama-sama berdampak signifikan terhadap
kinerja pegawai. Self-efficacy meningkatkan motivasi dan usaha pegawai untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Self-esteem memberi rasa percaya diri yang
mendorong pegawai mengatasi tantangan dengan efektif. Self-leadership membuat
pegawai lebih proaktif dan mampu mengelola pekerjaan dengan baik. Internal locus of
control membuat pegawai merasa bertanggung jawab atas pekerjaan, sementara
eksternal locus of control membantu pegawai menerima umpan balik dan mengikuti
prosedur yang ada. Kombinasi ini menciptakan lingkungan yang memotivasi, percaya
diri, proaktif, dan adaptif, sehingga meningkatkan kinerja pegawai secara keseluruhan.
Self-leadership adalah kemampuan individu untuk mengelola dan memotivasi diri
sendiri tanpa bergantung pada bantuan eksternal. Hal ini meningkatkan tanggung jawab
dan inisiatif pegawai dengan memungkinkan mereka menetapkan dan mencapai tujuan
pribadi, mengatur waktu, serta memonitor kemajuan mereka sendiri. Internal locus of
control ialah keyakinan pada diri individu terhadap kemampuannya untuk
mengendalikan kehidupannya sendiri, yang mendorong sikap proaktif dan adaptasi
terhadap perubahan di lingkungan kerja karena mereka merasa bertanggung jawab atas
keputusan dan tindakan mereka. Di sisi lain, eksternal locus of control dapat
mempengaruhi kinerja dengan memberikan keyakinan jika faktor eksternal
memengaruhi kesuksesan mereka, yang bisa memotivasi mereka untuk mengikuti
prosedur atau menghambat inisiatif dalam situasi yang tidak terstruktur. Kombinasi
faktor-faktor ini menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan, motivasi
intrinsik, dan kinerja optimal bagi pegawai.
KESIMPULAN
Faktor-faktor self esteem, self efficacy, internal locus of control, self leadership,
dan eksternal locus of control berpengaruh yang signifikan serta positif terhadap kinerja
pegawai Badan Pendapatan Daerah Provinsi Maluku. Kelima faktor tersebut secara
Kinerja Pegawai: Interaksi Konsep Diri dan Lokus Kendali
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3447
bersama-sama memberikan kontribusi yang penting dalam meningkatkan kinerja
pegawai di institusi tersebut.
BIBLIOGRAFI
Abdurrahman, M. S., Purnomo, R., & Jati, E. P. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja
Otonom dan Internal Locus of Control Terhadap Kinerja Karyawan dengan
Employee Engagement Sebagai Variabel Mediasi. Performance, 26(2), 6676.
https://doi.org/10.20884/1.jp.2019.26.2.1621
Aisyiyah, N., Turnip, K., & Siregar, N. S. S. (2022). Pengaruh Self-Efficacy dan
Motivasi Kerja Terhadap kinerja Pegawai Sekretariat DPRD Kota Medan. Journal
of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 4(3), 15841594.
https://doi.org/10.34007/jehss.v4i3.912
Andini, N., Sylvana Sihombing, T., Saputri Br Tarigan, E., & Tiurma Uli Sipahutar, T.
(2019). Pengaruh Locus of Control, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi Kasus Di BPKP Perwakilan Sumatera
Utara). Jurnal AKRAB JUARA, 4(2), 160172.
Andriyani, K. (2017). Pengaruh Self Efficacy Dan Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Pada PT. Gearindo Prakarsa Surabaya). Jurnal Ilmu Manajemen
(JIM), 5(3), 17.
Arfan, W., Sapurtra, Prayekti, Epsilandri, & Seprtyarini. (2021). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Demokrasi, Self Efficacy, Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan. Journal of Management, 4(1), 2838.
Arini, N. M. S., & Ariyanto, D. (2018). Pengaruh Locus of Control Internal , Etika
Profesi Dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor. E-Jurnal Akuntansi
Un, 23(3), 22302255.
Darmawan, A., Bagis, F., & Anggraini, I. A. P. (2021). Pengaruh Locus of Control,
Kepemimpinan Transformasional dan Spiritual At Work Terhadap Kinerja
Karyawan. BISNIS : Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, 9(2), 301318.
https://doi.org/10.21043/bisnis.v9i2.11832
Dessyarti, R. S. (2019). Self Leadership Dalam Meningkatkan Kinerja Melalui
Kesiapan Untuk Berubah Di Masa New Normal. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan
Ekonomi Asia, 16(1), 151163. https://doi.org/10.32812/jibeka.v16i1.926
Dewi, N., Sujana, I. W., & Novariani, N. N. A. (2021). Pengaruh Self Leadership,
Kerjasama Tim Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bali
Management Villa Seminyak. VALUES, 2(2), 398405.
Gunawan, I. (2020). Pengaruh Komitmen Organisasional Dan Locus Of Control
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Nikkatsu Electric Works Bandung.
J.Paradigma Administrasi Negara, 2(1), 110.
Hammado, M. S. (2015). Pengaruh Citra Sekolah Terhadap Inovasi Melalui Self
Leadership , Self Concept , Self Efficacy Mengajar Guru Sma Negeri Di Provinsi
Sulawesi Barat. Jurnal Nalar Pendidikan, 3(2), 8488.
Harnyoto, Sawitri, D., & Naser, J. A. (2020). Analisis Remunerasi, Self Efficacy Dan
Etos Kerja Terhadap Kinerja Pada Pegawai Negeri Sipil Politeknik Angkatan Darat
Di Malang. Journal Of Economics and Management, 21(1), 11.
Haryanto, R., & Suyasa, P. T. Y. S. (2014). Persepsi terhadap job characteristic model ,
psychological well-Being dan performance ( studi pada karyawan PT . X ) persepsi
terhadap job characteristic model , psychological well-being dan performance (
studi pada karyawan PT . X ). Phronesis Jurnal Ilmiah Psikologi Industri Dan
Organisasi, 9(June 2007), 6792.
Tehubijuluw Zacharias, Samson Laurens
3448 Syntax Idea, Vol. 6, No. 08 Agustus 2024
Hendri, M., & Kirana, K. C. (2021). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Locus Of Control,
Komitmen Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di Roy
Sentoso Collection. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(1), 119128.
Jusriadi, E., Syafaruddin, S., & Rusydi, M. (2021). Human Capital Development of
Research Staff through Self-Leadership, Teamwork Management, and Culture
Diversity. Jurnal Minds: Manajemen Ide Dan Inspirasi, 8(1), 1.
https://doi.org/10.24252/minds.v8i1.19316
Kawet, L., & Rimper, R. R. (2014). Pengaruh Perencanaan Karir Dan Self Efficacy
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pln (Persero) Area Manado. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2(4), 413423.
Khaer, A., & Nursyafitri, E. (2017). Pengaruh Self Esteem Dan Self Efficacy Terhadap
Kinerja Karyawan Studi Kasus Di PT. Finnet Indonesia. E-Proceeding
Management, 4(1), 335345.
Mallafi, F. R., & Silvianita, A. (2021). Pengaruh Flexible Working Arrangement Dan
Work Life Balance Terhadap Kinerja Karyawan ( Studi Pada Karyawan
Department Internal Audit PT . Telkom Indonesia , Tbk Bandung ). E-Proceeding
of Management ISSN : 2355-9357, 8(6), 85968602.
Muljono, A., Azhad, M. N., & Herlambang, T. (2015). Super Leadership Dan Self
Leadership: Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai. Prosiding Seminar Nasional
FE UM, 300311.
Noviawati, D. R. (2016). Pengaruh Self Efficacy terhadap Kinerja Karyawan dengan
Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi pada Karyawan Divisi Finance dan
Human Resources PT. Coca-Cola Distribution Indonesia, Surabaya). In Jurnal
Ilmu Manajemen (Vol. 4, Issue 3, pp. 112).
Nurul Hikmah, H., Rahmawati, I., & Lestari, H. (2021). Hubungan Efikasi Diri dengan
Kreatifitas Kerja Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekolah Dasar Negeri Se-
Kecamatan Cibungbulang. Jurnal Dirosah Islamiyah, 3(1), 1017.
https://doi.org/10.47467/jdi.v3i1.289
Putra, R.A., & Trinanda, O. (2021). Organizational Justice And Work Engagement With
Self-Leadership As A Mediating Variable. Human Resource Management Studies,
1(1), 1425. https://doi.org/10.24036/jkmb.xxxxxxxx
Rachmawati, E., Mujanah, S., & Retnaningsih, W. (2018). Pengaruh Self Leadership,
Kecerdasan Sosial, Employee Ability Terhadap Komitmen Organisasional Dan
Kinerja Karyawan Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kota Surabaya. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Manajemen
JMM17, 5(2), 110.
Rafiditya, A., & Syarifuddin. (2020). Pengaruh Self Esteem dan Self Efficacy terhadap
Kinerja Karyawan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Kantor
Cabang Utama Bandung. E-Procceding of Management, 7(2), 41434150.
Sawitri, D., Cahyandari, N., & Muawanah, U. (2018). Hubungan Self Leadership, Self
Efficacy dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja Karyawan pada Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Mojokerto. Jurnal Manajemen Dan Bisnis
Indonesia, 6(1), 7690. https://doi.org/10.31843/jmbi.v6i1.184
Setyawan, S. (2017). Pengaruh Self Efficacy Dan Pemberdayaan Terhadap Kinerja
Pegawai Dengan Mediasi Komitmen Organisasional. Jurnal Akses, 12(24), 99
106.
Kinerja Pegawai: Interaksi Konsep Diri dan Lokus Kendali
Syntax Idea, Vol. 6, No. 08, Agustus 2024 3449
Subhan, M., Saleh, H., & Sapiri, M. (2019). Pengaruh Locus Of Control Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar. Jurnal
Ecosystem, 19(3), 367373.
Sustiyatik, E., Ridwan, A., Pamungkas, A., & Kadir, A. (2019). The Effect Of
Characteristics Of Individual, Self Leadership, Commitment To Profession On
Performance Of Lecturer’s In The High Protection Of Kopertis Private East ….
Journal of Indonesian …, 1(2), 16.
Wahyuni, E. S., Taufik, T., & Ratnawati, V. (2016). Pengaruh Budaya Organisasi,
Locus Of Control, Stres Kerja Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Dan
Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Pemerintah
Kabupaten Bengkalis). Jurnal Manajemen, 20(2), 189206.
https://doi.org/10.35314/inovbiz.v5i1.165
Copyright holder:
Tehubijuluw Zacharias, Samson Laurens (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: