How to cite:
Sartika Ekadyasa, Ressa Uli Patrissia (2024) Konsep Digital Content Marketing dengan Pendekatan
Personal Customer Experience Pada Akun Instagram Rabbitholeid, (06) 07
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
KONSEP DIGITAL CONTENT MARKETING DENGAN PENDEKATAN PERSONAL
CUSTOMER EXPERIENCE PADA AKUN INSTAGRAM RABBITHOLEID
Sartika Ekadyasa
1
, Ressa Uli Patrissia
2
1
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, Indonesia
2
Universitas Sahid Jakarta, Indonesia
Abstrak
Fenomena meningkatnya skeptisisme terhadap periklanan konvensional di kalangan
konsumen, merek memerlukan alternatif yang sangat efektif dibandingkan komunikasi
pemasaran tradisional. Mengingat kondisi ini, pemasaran konten digital (DCM) menjadi lebih
menonjol secara global dan semakin menjadi komponen penting dalam strategi pemasaran
perusahaan, yang berfungsi sebagai pelengkap alat pemasaran konvensional. Pemasaran
konten digital mengacu pada proses bisnis menciptakan dan mendistribusikan informasi yang
berguna, relevan, dan menarik kepada konsumen sasaran mereka melalui saluran digital.
Penelitian ini ingin melihat wacana atau isi dari konten digital Rabbithole.id untuk
menganalisis melalui pendekatan kualitatif bagaimana konsep marketing melalui pendekatan
pengalaman personal pelanggan yang hingga kini masih sedikit menarik perhatian peneliti
komunikasi dan marketing. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemasaran konten
digital memainkan peranan penting dalam menarik pelanggan, seperti yang ditunjukkan oleh
kreasi Rabbithole.id tentang materi konten yang berdampak secara emosional dan
menonjolkan kebijaksanaan, pemilihan warna yang baik, fakta, serta kalimat positif. Selain
itu, diharapkan seseorang akan menanggapi setiap komentar, dan likes serta menambah
jumlah followers Instagram. Hasilnya juga menunjukkan bahwa menilai keberhasilan
pemasaran konten digital secara konsisten dan menggunakan data yang diperoleh untuk
meningkatkan penawaran konten memiliki dampak menguntungkan pada kemanjuran
pemasaran konten. Temuan yang disajikan dalam penelitian ini memiliki potensi untuk
membuat kemajuan teoritis yang signifikan dalam bidang riset pemasaran konten dan
meningkatkan kemampuan praktisi untuk mengoptimalkan desain dan pelaksanaan upaya
pemasaran konten digital
Kata kunci: konten media sosial, digital content marketing, personal customer experience,
Instagram
Abstract
fenomenology of customers' growing mistrust of traditional advertising, firms need extremely
efficient substitutes for traditional marketing communications. Under these circumstances,
digital content marketing (DCM) is gaining prominence on a worldwide scale and is rapidly
being recognized as a crucial element in organizations' marketing plans, serving as a
supplementary tool to traditional marketing methods. Digital content marketing involves the
forming and dissemination of interesting, pertinent, and captivating material by organizations
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 07, Juli 2024
Sartika Ekadyasa, Ressa Uli Patrissia
3194 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
to their intended audience using digital platforms. The research aims to see beyond the notion
on marketing using qualitative method by examining the discourse and content of
Rabbithole.id's digital material. It focuses specifically on the personal customer experience
approach, which has gotten little attention from communication and marketing academics too
far. The result finds that DCM is critical in attracting customers, as seen by Rabbithole.id's
creation of emotionally resonant material that uses brilliant colors and contains wisdom,
factual information, and positive affirmations. Furthermore, we anticipate that each comment
will get a response, recognition, and the incorporation of engaging components to increase
their audiences. The results also show that periodically analyzing the importance of digital
content marketing while utilizing the data gathered to improve content offerings has a
favorable impact on content marketing efficacy. Findings and results have the potential to
make significant theoretical advances in digital content marketing academically and to
increase practitioners' abilities to maximize the design and execution of digital content
marketing campaigns.
Keywords: social media content, digital content marketing, personal customer experience,
Instagram
PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan dunia digital di Indonesia berkorelasi dengan peningkatan
jumlah pengakses internet di Indonesia. Sebanyak total 185 juta pengakses Internet pada awal
Januari 2024, meningkat 66,5% dari tahun sebelumnya. Laporan Data Digital Indonesia tahun
2024 juga menunjukkan terdapat 139 juta pengguna media sosial (Kencana et al., 2024). Saat
ini, separuh dari keseluruhan penduduk Indonesia telah menjadi bagian dari komunitas digital.
Konsumsi konten digital sudah menjadi rutinitas dan bagian dalam keseharian masyarakat
Indonesia. Seiring dengan itu, pemilik usaha kecil dan menengah semakin banyak
menggunakan pemasaran produk melalui konten digital dan media sosial, baik untuk produk
maupun jasa.
Selama dekade terakhir, media sosial telah menjadi saluran populer untuk memperkuat
diri hubungan pelanggan dengan produk, merek, dan perusahaan (Gandomi & Haider, 2015).
Dalam survei terbaru terhadap 3.700 pemasar, 96 persen responden menjawab demikian
mereka menggunakan media sosial untuk pemasaran (Stelzner, 2014). Namun, seiring dengan
jumlah pengguna akhir dan pemasar yang aktif di media sosial meningkat (Statista, 2019)
semakin sulit bagi perusahaan untuk melakukannya cukup menonjol dari kerumunan untuk
melibatkan target mereka penonton. Faktanya, 91 persen pemasar kesulitan menjawab
pertanyaan tentang cara paling efektif untuk menjawabnya dengan pelibatan pada audiens
target mereka di platform media sosial perusahaan (Stelzner, 2014).
Selama beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan kemunculan dan pertumbuhan
pesat budaya partisipatif dan konsumsi, berbagi, dan produksi kolaboratif. Dipercepat oleh
kemajuan teknologi, bentuk-bentuk partisipasi dan kolaborasi digital ini telah mengubah
internet menjadi panggung global untuk ekspresi diri, wacana aktif, dan kolaborasi antar
teman, tempat selebrasi individu. Konsumen atau “pengguna” telah menjadi sumber utama
pembuatan konten, berkembang menjadi “prosumer”; produsen dan konsumen aktif konten
digital (Törhönen, Sjöblom, Hassan, & Hamari, 2020)
Menurut Alzaanin, (2020) dalam artikel jurnalnya, sebuah konten dapat menjadi alat
yang ampuh dalam melibatkan dan melibatkan khalayak dengan aktivitas dan bisnis para
wirausaha. Semakin formatif, jelas, dan bernilai kontennya, maka akan semakin menarik
pelanggan untuk mencari dan mengeksplorasi lebih jauh tentang produk yang ditawarkan.
Konsep Digital Content Marketing dengan Pendekatan Personal Customer Experience Pada
Akun Instagram Rabbitholeid
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 3195
Mandloys Agency mendefinisikan pemasaran konten sebagai penciptaan konten yang relevan,
menarik, menghibur, dan bernilai yang dipublikasikan secara berkala, menjadikannya
aktivitas penting yang dapat membantu perusahaan membuat loyalitas pelanggan yang sudah
ada, melebarkan basis pelanggan baru, serta meneguhkan citra merek yang kuat (Sharma,
Bhatt, & Arora, 2021)
Pemasaran konten digital telah mendapatkan momentum di seluruh dunia dan semakin
penting dalam bauran pemasaran (Koob, 2021). Namun demikian, hal ini kurang mendapat
perhatian dari komunitas ilmiah. Secara khusus, pengetahuan tentang efektivitas, desain
optimal, dan implementasi pemasaran konten masih kurang mendapatkan perhatian secara
khusus di Indonesia. Pemasaran konten digital mengacu pada pembuatan konten pemasaran
digital yang menarik, relevan dengan kehidupan sehari-hari, dan menarik oleh merek atau
perusahaan dan distribusinya ke audiens target mereka melalui platform digital (Jacob &
Johnson, 2021).
Dengan meningkatnya keingintahuan konsumen terhadap media dan didorong oleh
keinginan untuk mencari informasi yang relevan, pemasaran konten digital diakui oleh
praktisi dan komunitas akademis sebagai alternatif terbaik untuk membangun kesadaran
merek (Holliman & Rowley, 2014) dan loyalitas pelanggan (Lou & Xie, 2021) Pemasaran
konten digital adalah penciptaan konten yang menarik, relevan, andal, konsisten, interaktif,
serta menghibur oleh perusahaan dan penyebarannya melalui platform digital kepada audiens
target mereka yang mencakup pelanggan lama dan calon pelanggan. Berbeda dengan bentuk
komunikasi pemasaran tradisional yang dihindari konsumen, komunikasi melalui konten
digital sering kali dicari oleh konsumen (Holliman & Rowley, 2014).
Penggunaan konten pemasaran sebagai alat pilihan untuk menjangkau konsumen lama
dan calon konsumen bukanlah hal baru (Beard, Petrotta, & Dischner, 2021). Dengan
kemajuan dalam teknologi digital dan komunikasi, penggunaan dan pentingnya konten
pemasaran digital telah berkembang pesat, sehingga setiap pemilik usaha (merek produk/jasa)
semakin memanfaatkan pemasaran konten melalui berbagai digital platform; oleh karena itu,
penting bagi brand untuk melakukan upaya yang efektif (Johnson, Li, Qureshi, & Yip, 2021).
Seperti yang dilakukan oleh salah satu produsen buku bayi & anak (0-7 tahun), Rabbit
Hole; yang memasarkan produk buku-bukunya melalui konten media sosial Instagram.
Namun, tidak seperti pada etalase akun produsen buku lainnya yang hanya menampilkan
konten katalog produk buku, Rabbit Hole menampilkan konten-konten dalam Instagramnya
berupa video maupun tulisan seputar dunia parenting yang memiliki relevansi dengan
pengalaman pribadi target konsumennya.
Hal tersebut menarik perhatian penulis untuk mengetahui lebih lanjut mengenai konsep
content marketing yang dilakukan oleh Rabbit Hole dalam memasarkan produknya, serta
keterhubungannya dengan pengalaman pribadi konsumen
METODE PENELITIAN
Penelitian ini didasarkan pada kerangka sosiopsikologis. Sosiopsikologi, dalam bidang
komunikasi, adalah perspektif yang menyoroti pentingnya manusia sebagai anggota kolektif
sosial. Ini menyelidiki dinamika hubungan dan pengaruhnya terhadap komunikasi.
Pendekatan ini berfokus pada peran perilaku individu, faktor psikologis, dampak pribadi,
karakteristik kepribadian, dan sudut pandang dalam kerangka komunikasi. Penelitian ini
menggunakan teknik kualitatif untuk menilai secara menyeluruh konten postingan Instagram.
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif karena bersifat deskriptif dan perlunya
Sartika Ekadyasa, Ressa Uli Patrissia
3196 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
analisis mendalam berdasarkan teori yang selaras dengan bukti empiris yang ada (Mappasere
& Suyuti, 2019).
Penelitian ini berdasar pada metode analisis wacana. Data primer dikumpulkan melalui
pemeriksaan sistematis terhadap konten feed dan reel yang dipublikasi pada platform media
sosial Instagram @rabbitholeid. Peneliti menggunakan observasi dan dokumentasi Instagram
sebagai strategi pengumpulan data, pengumpulan dokumen dari buku, tesis, jurnal, dan artikel
yang berkaitan dengan media sosial. Analisis dokumen diperoleh dari materi konten yang
dilihat di Instagram. Peneliti melakukan analisis data yang terdiri dari reduksi data,
pengkodean dan analisa data, serta verifikasi data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Content Marketing dengan Pendekatan Audience-Driven
Karena konten bertujuan untuk membangun kesadaran, Interaksi multi-arah pada
platform media sosial memungkinkan pengguna untuk terlibat dalam diskusi,
mempromosikan konten, dan berpartisipasi aktif dalam aktivitas advokasi untuk diri mereka
sendiri atau pengguna lain dalam jaringan sosial mereka (Women, 2019).
Konten pemasaran, khususnya melalui platform digital, merupakan metode yang efektif
namun berisiko untuk menargetkan pelanggan selama kampanye pemasaran. Konten harus
memberikan pengalaman positif bagi pengunjung dengan mengirimkan konten yang tepat
kepada pelanggan yang tepat dengan memahami kebutuhan pelanggan dengan tujuan untuk
mengembangkan keterlibatan, kepercayaan, dan hubungan pelanggan serta menumbuhkan
keterlibatan dan kepercayaan pelanggan, maka konten pemasaran dapat diartikan sebagai
optimalisasi dan percepatan konten melalui media berbagi untuk mendapatkan keterlibatan
audiens, melalui penyampaian nilai dari konten yang dihasilkan. Penciptaan konten untuk
follower dan dipasarkan oleh merek dapat menghasilkan nilai ketika dikonsumsi dan
dibagikan sebagai nilai guna dan menjadi hasil keterlibatan dengan pelanggan (customer).
Apa yang ingin dikomunikasikan Rabbit Hole kepada pelanggan, dapat dilihat dari jenis
konten seperti informasi, hiburan dan sosial atau relasional, juga dapat ditinjau dari tampilan
pesannya, misalnya: rasional atau fungsional dan emosional dimana berisikan pesan yang
dekat dengan pengalaman pribadi konsumennya mendapat eksposur cukup besar.
Gambar 1. Salah satu konten video reels pada instagram @rabbitholeid yang mendapat
jumlah likes & comment terbanyak (Sumber: https://www.instagram.com/rabbitholeid/)
Konsep Digital Content Marketing dengan Pendekatan Personal Customer Experience Pada
Akun Instagram Rabbitholeid
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 3197
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa media Rabbit Hole melakukan fungsi untuk
mengedukasi, menginformasikan, dan menghibur serta memberikan customer experience
serta dikaitkan dengan publikasi dan penceritaan serta merepresentasikan aktivitas melalui
platform digital Instagram.
Konsep pemasaran konten secara tidak langsung berkaitan dengan nilai bagi pelanggan
karena konsep konten pemasaran didasarkan pada konten yang memiliki nilai tambah bagi
personal experience customer-nya sehingga konten dapat digunakan sebagai alat penciptaan
nilai. Dalam setiap produksi konten, perlu dievaluasi lima dimensi yang setidaknya harus ada
didalamnya, yaitu (1) pengenalan pembaca - keragaman konten yang dapat dicerna oleh
penonton termasuk audio visual dan interaksi gerakan; (2) berbagi motivasi untuk
meningkatkan nilai kepada orang lain, menciptakan keunikan secara online dan menunjukkan
kesadaran terhadap tujuan; (3) persuasi dengan prinsip liked, timbal balik, konsensus,
kelangkaan, konsistensi dan otoritas; (4) pengambilan keputusan berdasarkan kepercayaan,
fakta, emosi dan efisiensi; (5) faktor-faktor yang mempengaruhi orang lain.
Pada gambar 2, Rabbit Hole mencoba untuk menekankan pada bagaimana personal
experience audiensnya dapat ternyatakan dalam feed berikut.
Gambar 2. Salah satu konten feed pada instagram @rabbitholeid yang mendapat
jumlah likes & comment terbanyak. (Sumber:https://www.instagram.com/rabbitholeid/)
Pada Gambar 2, terlihat bahwa Rabbit Hole menyajikan content yang tidak hanya
relevan terhadap personal experience audiens namun juga menyajikan sumber data yang valid
sebagai penguat isi konten dan melibatkan emosi audiens saat membacanya. Tidak hanya
konten yang tersajikan dalam bentuk video reels, namun konten yang hanya berupa text juga
mendapatkan jumlah likes dari puluhan ribu audiens.
Berbeda hal dengan kedua gambar di bawah ini. Gambar 3 yang merupakan konten
interaktif di mana isi konten menekankan keterlibatan dan ajakan bagi audiens untuk
melakukan action bergabung dalam komunitas Rabbit Hole dan berkesempatan untuk
mendapatkan produk-produk Rabbit Hole secara khusus.
Sartika Ekadyasa, Ressa Uli Patrissia
3198 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
Gambar 3. Konten Interaktif Rabbit Hole
Sedangkan pada gambar 4 di bawah ini merupakan konten promo yang menunjukkan
potongan harga menarik untuk pembelian produk buku Rabbit Hole yang bisa didapatkan
audiens jika bergabung dalam komunitasnya. Namun, dari kedua konten tersebut (gambar 3 &
4) menunjukkan jumlah likes yang tidak sebanyak pada dua konten sebelumnya yaitu pada
gambar 1 & 2.
Gambar 4. Konten Promo Buku Rabbit Hole
Berdasarkan hasil pengamatan dari keseluruhan konten yang ada dalam akun instagram
@rabbitholeid, untuk konten-konten yang menampilkan gambar produk dengan isi ajakan
langsung yang berbentuk promo ataupun bersifat interaksi ternyata tidak mendapatkan jumlah
likes dan comment yang banyak dan cukup signifikan. Hal tersebut berbeda jauh dengan
konten yang berisikan cerita dan pandangan literasi mengenai parenting yang sangat dekat
dengan pengalaman pribadi audiens maupun pelanggannya.
Konsep Personal Customer Engagement Dalam Konten Digital
Personal Customer Engagement adalah tentang pertukaran antara produsen dan
pelanggan tetapi saat ini melibatkan siklus karena selalu ada dampak dari jaringan pelanggan
dan kontribusi untuk menciptakan nilai bagi kedua belah pihak. Personal Customer
Engagement menunjukkan bagaimana pelanggan menginvestasikan perhatian mereka pada
apa yang ditawarkan oleh Rabbit Hole yang menghasilkan retensi, loyalitas, dan profitabilitas.
Personal Customer Engagement telah diidentifikasi dalam banyak interpretasi, terdiri dari
berbagai perilaku seperti berkomentar, menyukai, memberi peringkat, mengklik, dan berbagi.
Banyak jenis keterlibatan menunjukkan berbagai dimensi seperti bentuk dan modalitas, ruang
lingkup, dan tujuan pelanggan.
Definisi Personal Customer Engagement meliputi aktivitas kognitif, emosional, dan
perilaku yang berkaitan dengan merek atau perusahaan yang bernilai positif selama terkait
dengan interaksi fokus pelanggan atau merek. Dimensi kognitif memadukan dimensi
pengalaman individu, minat, dan perhatian terhadap objek fokus tema yang diangkat Rabbit
Hole. Dimensi emosional berkaitan dengan tingkat efek interaksi yang berhubungan dengan
Konsep Digital Content Marketing dengan Pendekatan Personal Customer Experience Pada
Akun Instagram Rabbitholeid
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 3199
merek bagi pelanggan. Dimensi perilaku umumnya dinyatakan sebagai tindakan aktif,
disengaja, dan terarah terhadap objek.
Personal Customer Engagement secara luas diakui dalam literatur sebagai manifestasi
multi-dimensi dan spesifik konteks, sehingga dapat disimpulkan sebagai kontribusi sukarela
pelanggan terhadap pengalaman merek yang melampaui transaksi dengan hasil seperti
loyalitas sebagai kepentingan penting pelanggan. organisasi. Karena keterlibatan pelanggan
melalui platform digital menjadi semakin penting, terjadi peningkatan interaksi merek yang
dilakukan secara sukarela dan disengaja melalui media sosial.
Platform media sosial memungkinkan keterlibatan pelanggan secara online dapat
diakses tanpa melihat waktu dan tempat (Istanto & Salsabila, 2022). Dan dengan adanya
personal customer engagment yang terlihat dalam bentuk likes, comment, dan share,
memungkinkan bagi konsumen untuk melihat keterkaitan pengalaman pribadi dirinya dengan
nilai merek produk tersebut.
Efektivitas Content Marketing untuk meningkatkan mencapai business goals
Penulis berpendapat bahwa konteks penyebaran konten tertentu juga akan memiliki
korelasi positif dengan keberhasilan pemasaran konten. Konteks distribusi konten mencakup
keadaan di mana materi disebarluaskan, khususnya termasuk berbagai platform media seperti
majalah konsumen, majalah digital, blog, podcast, media sosial, chatbots, dan sebagainya.
Voorveld dkk. (Voorveld, Neijens, & Smit, 2011) menyatakan bahwa dua proses
psikologis terlibat dalam memahami hasil ini. Pengodean mengacu pada proses di mana
paparan materi di media pertama meningkatkan minat terhadap konten di kedua. Hal ini, pada
gilirannya, menghasilkan pemrosesan yang lebih menyeluruh dan pengkodean konten kedua
yang lebih sederhana. Akibatnya, ada banyak sinyal untuk mengambil konten dan menjadi
lebih efektif. Kedua, persepsi berbagai sumber berkaitan dengan fenomena di mana konsumen
memandang komunikasi lintas media lebih mahal, sehingga mengarah pada kesimpulan
bahwa merek yang dikomunikasikan harus populer dan sukses. Hal ini, pada gilirannya,
menghasilkan hasil komunikasi yang lebih baik. Selain itu, integrasi beberapa platform
distribusi media dapat memberikan keuntungan dengan menyediakan platform konten yang
sesuai kepada prospek dan pelanggan di berbagai tahap pengambilan keputusan dan
perjalanan pembelian mereka.
Selain itu, ada keuntungan dalam mengintegrasikan beberapa platform distribusi media
untuk menyediakan platform konten yang sesuai kepada prospek dan konsumen pada berbagai
tahap pengambilan keputusan dan proses pembelian mereka. Sebaliknya, investasi pada
beberapa aset distribusi media dapat melemahkan efektivitas komunikasi, karena hal ini
menghalangi perusahaan untuk memusatkan sumber dayanya pada platform yang paling tepat.
Ketika sebuah merek hadir di banyak platform media, konsumen mungkin menafsirkan hal ini
sebagai perusahaan berusaha keras untuk berkomunikasi dengan mereka, yang mungkin
dianggap mengganggu dan menimbulkan hasil positif.
Adapun hasil dan pembahasan dapat dibuatkan model pola sebagai berikut:
Sartika Ekadyasa, Ressa Uli Patrissia
3200 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
User Experience
Digital Content
Interaction
Business Goals
Content
Marketing
Communication
Transactions
Gambar 5. Konsep Marketing Digital dengan Pendekatan Pengalaman Customers
KESIMPULAN
Pemasaran konten mengalami lonjakan popularitas secara global dan semakin menjadi
komponen penting dalam strategi pemasaran perusahaan. Namun, dunia ilmiah kurang
memberikan perhatian terhadap hal ini. Secara khusus, terdapat kelangkaan informasi
mengenai kemanjuran, struktur ideal, dan pelaksanaan pemasaran konten digital. Penulis
penelitian ini mendefinisikan pemasaran konten digital sebagai kumpulan tindakan yang
terintegrasi dan bergantung pada lingkungan organisasi tertentu untuk mencapai suatu tujuan
bisnis tertentu melalui engagement yang dihasilkan. Sehingga tidak cukup bagi pemilik usaha
hanya mengandalkan tampilan produk yang menarik untuk dipasarkan melalui media sosial,
namun sangat penting saat ini untuk mengandalkan kekuatan pemasaran konten yang
menyentuh sisi pribadi konsumen untuk meningkatkan awareness dan nilai merek produknya.
BIBLIOGRAFI
Alzaanin, Rahma. (2020). A Conceptual Review of Digital Content Marketing Strategy as an
Effective Practice to Grow Small Business. International Journal of Economics,
Business, and Entrepreneurship, 3(2), 132137.
Beard, Fred, Petrotta, Brian, & Dischner, Ludwig. (2021). A history of content marketing.
Journal of Historical Research in Marketing, 13(2), 139158.
Gandomi, Amir, & Haider, Murtaza. (2015). Beyond the hype: Big data concepts, methods,
and analytics. International Journal of Information Management, 35(2), 137144.
Holliman, Geraint, & Rowley, Jennifer. (2014). Business to business digital content
marketing: marketers’ perceptions of best practice. Journal of Research in Interactive
Marketing, 8(4), 269293.
Istanto, Ismayanti, & Salsabila, Nifata Ridha. (2022). The Influence of Content Marketing on
Instagram@ museum_tekstiljkt Toward Follower Engagement Online During
Pandemic. International Academic Conference on Tourism (INTACT)" Post Pandemic
Tourism: Trends and Future Directions"(INTACT 2022), 152165. Atlantis Press.
Jacob, Mishel Elizabeth, & Johnson, Johney. (2021). Conceptualising Digital Content
Marketing for Greater Consumer Brand Engagement.
Johnson, Jacob John, Li, Linjun, Qureshi, Ahmed, & Yip, Michael C. (2021). Motion
planning transformers: One model to plan them all.
Kencana, Woro Harkandi, Situmeang, Ilona Vicenovie Oisina, Meisyanti, Meisyanti,
Rahmawati, Khina Januar, Nugroho, Herlin Setio, Valiant, Velantin, & Budilaksono,
Sularso. (2024). TikTok as Digital Literacy Media for the 2024 Election in Indonesia.
Proceeding of the International Conference on Multidisciplinary Research for
Konsep Digital Content Marketing dengan Pendekatan Personal Customer Experience Pada
Akun Instagram Rabbitholeid
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 3201
Sustainable Innovation, 1(1), 114122.
Koob, Clemens. (2021). Determinants of content marketing effectiveness: Conceptual
framework and empirical findings from a managerial perspective. PloS One, 16(4),
e0249457.
Lou, Chen, & Xie, Quan. (2021). Something social, something entertaining? How digital
content marketing augments consumer experience and brand loyalty. International
Journal of Advertising, 40(3), 376402.
Mappasere, Stambol A., & Suyuti, Naila. (2019). Pengertian Penelitian Pendekatan Kualitatif.
Metode Penelitian Sosial, 33.
Sharma, Bhuvanesh Kumar, Bhatt, Vimal Kamleshkumar, & Arora, Lokesh. (2021).
Influencer marketing-an instrument to proliferation of the digital occurrence.
International Journal of Enterprise Network Management, 12(4), 340357.
Statista, I. (2019). Number of social network users worldwide from 2010 to 2021.
Stelzner, Michael A. (2014). How marketers are using social media to grow their businesses.
Social Media Marketing Industry Report.
Törhönen, Maria, Sjöblom, Max, Hassan, Lobna, & Hamari, Juho. (2020). Fame and fortune,
or just fun? A study on why people create content on video platforms. Internet
Research, 30(1), 165190.
Voorveld, Hilde A. M., Neijens, Peter C., & Smit, Edith G. (2011). The relat ion between
actual and perceived interactivity. Journal of Advertising, 40(2), 7792.
Women, U. N. (2019). Hashtag women’s rights: 12 social media movements you should
follow. Available at: Error.
Copyright holder:
Sartika Ekadyasa, Ressa Uli Patrissia (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: