How to cite:
Eliana Renate Simanungkalit, Pitojo Tri Juwono, Evi Nur Cahya (2024) Studi Manajemen Proyek
Pembangunan Main Dam pada Bendungan Bulango Ulu dengan Metode Fasttrack dan Crashing,
(06) 07
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
STUDI MANAJEMEN PROYEK PEMBANGUNAN MAIN DAM PADA
BENDUNGAN BULANGO ULU DENGAN METODE FASTTRACK DAN
CRASHING.
Eliana Renate Simanungkalit, Pitojo Tri Juwono, Evi Nur Cahya
Universitas Brawijaya, Indonesia
Abstrak
Pembangunan Bendungan Bulango Ulu yang terletak di Sungai Mongiilo, Desa Tuloa,
Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo merupakan
salah satu upaya penanganan yang dilakukan pemerintah daerah untuk mengatasi
permasalahan banjir di Provinsi Gorontalo. Proyek pembangunan Main Dam pada
Bendungan Bulango Ulu merupakan proyek perekayasaan yang berskala besar. Pada
proyek pembangunannya banyak aktivitas, biaya, sumber daya dan instansi maupun
individu yang terlibat di dalamnya, untuk itu diperlukan penjadwalan proyek yang baik.
Sampai saat ini pelaksanaan pembangunan Bendungan Bulango Ulu masih dalam tahap
pelaksanaan. Diperlukan adanya suatu metode pengaturan untuk mengkoordinasikan
kegiatan, sumber daya, dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, agar proyek dapat
mencapai waktu, biaya dan kualitas secara optimal. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menghasilkan alternatif penjadwalan yang lebih baik serta pengelolaan
proyek secara menyeluruh termasuk manajemen sumber daya dan durasi kerja.
Alternatif yang dilakukan pada studi ini adalah Fasttrack dan Crashing penambahan jam
lembur. Hasil yang didapatkan berupa kurva S, waktu dan jumlah kebutuhan sumber
daya yang akan dievaluasi kembali serta dipilih alternatif mana yang paling optimal.
Berdasarkan hasil optimasi menggunakan alternatif Fasttrack didapat efektivitas durasi
sebesar 6,9% dengan efisiensi biaya 0,21% dari biaya kontrak, sedangkan dengan
alternatif Crashing penambahan jam lembur didapat efektivitas durasi 3,6% dengan
efisiensi biaya 2,46% dari biaya kontrak.
Kata kunci: Penjadwalan, Manajemen Proyek, Fasttrack, Crashing, Optimasi
Abstract
Project Management Study Of Main Dam Construction At Bulango Ulu Dam With
Fasttrack And Crashing Methods. Bulango Ulu Dam, located in Mongiilo River, Tuloa
Village, North Bulango Sub-district, Bone Bolango Regency, Gorontalo Province, is
one of the efforts made by the local government to overcome flooding problems in
Gorontalo Province. The Main Dam construction project at Bulango Ulu Dam is a
large-scale engineering project. In the construction project, there are many activities,
costs, resources and agencies and individuals involved in it, therefore good project
scheduling is needed. Until now, the construction of the Bulango Ulu Dam is still in the
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 07, Juli 2024
Studi Manajemen Proyek Pembangunan Main Dam pada Bendungan Bulango Ulu dengan
Metode Fasttrack dan Crashing
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 2999
implementation stage. So that there is a need for an organizational method to
coordinate an activity, resources, and the parties involved in it, so that the project can
achieve optimal time, cost and quality. The purpose of this study is to produce better
scheduling alternatives and overall project management including resource
management and work duration. The alternatives carried out in this study are Fasttrack
and Crashing the addition of overtime hours. The results obtained are in the form of S
curves, time and number of resource requirements which will be re-evaluated and
selected which alternative is the most optimal. Based on the optimization results using
the Fasttrack alternative, the duration effectiveness is obtained at 6.9% with a cost
efficiency of 0.21% of the contract cost. While with the Crashing alternative, the
addition of overtime hours obtained a duration effectiveness of 3.6% with a cost
efficiency of 2.46% of the contract cost.
Keywords: Scheduling, Project Management, Fasttrack, Crashing, Optimization m.
PENDAHULUAN
Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sepanjang tahun 2022 telah
terjadi 3.544 bencana di mana 1.531 di antaranya merupakan bencana banjir. Jumlah
tersebut merupakan peringkat pertama dalam bencana yang sering terjadi di Indonesia
(Tahun, 2022). Gorontalo merupakan salah satu kota yang memiliki masalah banjir
yang cukup tinggi, untuk mengatasi masalah tersebut maka dibangun sebuah bendungan
yang diberi nama Bendungan Bulango Ulu. Maksud dan tujuan rencana pembangunan
Bendungan Bulango Ulu adalah untuk mengatasi masalah pengendalian banjir serta
kebutuhan air baku bagi masyarakat di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo serta
meminimalkan perbedaan distribusi pengembangan sumberdaya air di antara daerah-
daerah berdasarkan pada prinsip berkeadilan dan berkelanjutan. Manfaat dibangunnya
Bendungan Bulango Ulu di antaranya yaitu, reduksi banjir sebesar 84,62%, membuka
daerah irigasi baru sebesar 4.193 Ha, tersedianya suplai air baku secara kontinyu untuk
kebutuhan sehari-hari Masyarakat sebesar 2,2 m3/dt, untuk menambah suplai listrik
dengan Pembangunan plta sebesar 4,9 MW dan mendukung perkembangan pariwisata
di Kabupaten Bone Bolango
Bendungan merupakan salah satu infrastruktur sumber daya air yang memiliki
manfaat selain sebagai sumber air baku dan irigasi, juga sebagai pengendali banjir dan
sebagai energi baru terbarukan (Badrun et al., 2023). Tingkat kompleksitas pelaksanaan
pekerjaan pembangunan Bendungan sangat tinggi, yang mana antara satu komponen
dengan komponen lainnya saling berkaitan (Haris, Tahir, Nurjaya, & Baharuddin,
2023). Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan program desain dan pengembangan
tersendiri. Hal ini dikarenakan banyak orang yang terlibat dalam pembangunan
bendungan dan setiap orang mempunyai ide obyektif dalam desainnya. Perlu adanya
peraturan, pengendalian, ketepatan agenda dengan waktu, biaya sehingga proyek
berjalan efektif dan efisien (Arissaputra, Marsudi, & Cahya, 2023). Oleh karena itu,
teknik perencanaan atau manajemen yang lebih fleksibel harus diterapkan pada proyek.
Eliana Renate Simanungkalit, Pitojo Tri Juwono, Evi Nur Cahya
3000 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
Proyek main dam pada Bendungan Bulango Ulu merupakan salah satu proyek
dengan kompleksitas yang cukup tinggi, baik dari segi sumber daya yang digunakan
maupun segi macam pekerjaan. Sehingga dalam pelaksanaannya sangat mungkin akan
muncul berbagai hambatan yang terjadi. Dalam pelaksanaannya, proyek Pembangunan
Main Dam Bendungan Bungalo Ulu di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo,
diadakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air di bawah Pelaksanaan Balai Wilayah Sungai Sulawesi II.
Permasalahan yang akan dikaji dalam studi ini yaitu optimasi percepatan proyek
dengan metode fasttrack dan crashing untuk menyelesaikan ketergantungan antar
kegiatan yang melibatkan banyak faktor pendukung dan tentunya juga dibutuhkan cara
pengaturan, pengendalian, dan penjadwalan yang tepat dengan tetap memperhatikan
kualitas dan waktu dari proyek tersebut. Dan untuk menjawab permasalahan kapan
suatu aktivitas dapat dimulai atau selesai, berapa lama waktu yang dibutuhkan,
bagaimana pengendalian dalam pelaksanaan, agar tiap rincian dalam perencanaan dapat
terpenuhi sangat dibutuhkan program komputer sebagai alat bantu dan manusia sebagai
sarana pengambil keputusan agar tercapai hasil yang optimal.
METODELOGI PENELITIAN
Lokasi Bendungan Bulango Ulu terletak di Desa Tuloa, Kecamatan Bulango
Utara, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Jarak lokasi Bendungan Bulango
Ulu ke pusat Kota Gorontalo adalah sejauh ±17,5 km dan dapat diakses menggunakan
kendaran bermotor dengan waktu tempuh ± 1 jam. Koordinat Bendungan (UTM 51N)
berada pada X = 510700, Y = 72942, dengan elevasi puncak bendungan +105. Gambar
lokasi bendungan Bulango Ulu dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi Proyek Pembangunan Main Dam Bendungan Bulango Ulu
Studi Manajemen Proyek Pembangunan Main Dam pada Bendungan Bulango Ulu dengan
Metode Fasttrack dan Crashing
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 3001
Metode alternatif percepatan penjadwalan proyek yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode fasttrack dengan cara mengubah logika ketergantungan pekerjaan dan
crashing dengan penambahan jam lembur. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Menghitung produktivitas pekerja dan alat berat sesuai dengan spesifikasi teknis dari
masing-masing alat (Umum & Rakyat, 2013). Perhitungan produktivitas tiap alat
berat berbeda sesuai dengan Pedoman yang ditetapkan oleh Kementrian Pekerjaan
Umum, berikut salah satu contoh persamaan yang digunakan dalam perhitungan
produktivitas Dump Truck:
Kapasitas Produksi alat / jam
(1)
di mana:
Q = kapasitas produksi Dump truck; m
3
/jam
V = kapasitas bak; ton
F
a
= faktor efisiensi alat
D = berat isi material (lepas, gempur); ton/ m
3
T
s
= waktu siklus; menit
Selain menghitung produktivitas alat berat, diperlukan juga perhitungan
produktivitas pekerja. Untuk menghitung produktivitas pekerja dapat mengunakaan
rumus berikut.
(2)
(3)
di mana:
Qt = Produksi per hari (m
3
)
Qp = Produktivitas pekerja (m
3
/jam)
Q = Kapasitas produksi alat (m
3
/jam)
Tk = Total jam kerja
P = Jumlah pekerja yang dibutuhkan (orang)
2. Menghitung kebutuhan sumber daya. Sumber daya manusia merupakan bagian yang
terlibat dalam pekerjaan fisik proyek. Suatu proyek perlu adanya sumber daya
sebagai penunjang (Candra, Juwono, & Cahya, 2023). Perhitungan kebutuhan
sumber daya ini bertujuan untuk mengetahui alokasi sumber daya dalam pelaksanaan
penyelesaian pekerjaan main dam pada proyek pembangunan Bendungan Bulango
Ulu. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
(4)
(5)
(6)
di mana:
Eliana Renate Simanungkalit, Pitojo Tri Juwono, Evi Nur Cahya
3002 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
V = Volume pekerjaan
Q = Produktivitas sumberdaya
Koef = Koefisien material
3. Menyusun logika hubungan kerja Dari penyusunan hubungan antar pekerjaan dan
durasi pekerjaan ini selanjutnya akan dijadikan patokan dalam menganalisis dan
menyusun jaringan pekerjaan;
4. Menyusun logika hubungan kerja Dari penyusunan hubungan antar pekerjaan dan
durasi pekerjaan ini selanjutnya akan dijadikan patokan dalam menganalisis dan
menyusun jaringan pekerjaan;
5. Menganalisis Network Planning, penyusunan network planning melibatkan
estimasi durasi proyek yang bertujuan untuk membentuk jaringan pekerjaan
(jadwal);
6. Optimasi percepatan proyek metode fasttrack dan crashing Percepatan proyek
pembangunan main dam Bendungan Bulango Ulu dilakukan dengan optimasi metode
fasttrack dan crashing yang berfokus pada item pekerjaan yang berada di lintasan
kritis;
7. Mengevaluasi hasil optimasi percepatan proyek Untuk menentukan metode optimasi
yang paling optimal antara metode fasttrack dan crashing, maka perlu dilakukan
peninjauan kembali mengenai hasil optimasi dari kedua metode tersebut dengan
parameter durasi proyek yang lebih singkat dan anggaran pelaksanaanyang lebih
kecil;
8. Kesimpulan yang memuat alternatif optimasi percepatan proyek yang paling optimal
baik dari segi efektivitas durasi dan efisiensi biaya dalam proyek;
HASIL DAN PEMBAHASAN
Logika Ketergantungan Pekerjaan
Logika ketergantungan kerja menggambarkan hubungan antara satu pekerjaan dan
pekerjaan lain yang termasuk dalam lingkup implementasi proyek. Pekerjaan suatu proyek akan
berhubungan satu sama lain secara logis, sehingga terciptalah suatu jaringan kerja sebagai hasil
dari logika yang mengatur hubungan kerja (network diagram). Dalam network planning
menyusun komponen-komponen sesuai urutan logika ketergantungan merupakan dasar
pembuatan jaringan kerja (Febriana & Aziz, 2021). Sehingga diketahui urutan kegiatan dari
awal mulainya proyek sampai dengan selesainya proyek secara keseluruhan.
Logika hubungan pekerjaan dalam pelaksanaan proyek Pembangunan main dam pada
Bendungan Bulango Ulu semuanya tidak sama. Ada banyak pekerjaan yang dimulai dan
diakhiri secara bersamaan. Selain itu, ada pekerjaan yang dimulai baik setelah atau sebelum
beberapa hari pekerjaan yang datang sebelum selesai. Dalam penelitian ini, hubungan antara
ketergantungan kerja yaitu hubungan predecessor (hubungan antara kegiatan sebelumnya). Dari
penyusunan hubungan antar pekerjaan dan durasi pekerjaan ini selanjutnya akan dijadikan
patokan sebagai suatu analisa sebagai dasar penyusunan untuk jaringan pekerjaan. Dari hasil
analisa tersebut akan didapatkan gambaran berupa gantt chart dan lintasan kritis proyek yang
ada pada pekerjaan pelaksanaan konstruksi dari proyek Pembangunan Main Dam pada
Bendungan Bulango Ulu. Berikut ini merupakan rekapitulasi dari pekerjaan-pekerjaan yang
memiliki pengaruh pada proyek atau yang termasuk dalam lintasan kritis pada proyek
Studi Manajemen Proyek Pembangunan Main Dam pada Bendungan Bulango Ulu dengan
Metode Fasttrack dan Crashing
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 3003
pembangunan main dam pada Bendungan Bulango Ulu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 1
Tabel 1. Lintasan Kritis Proyek Pembangunan Bendungan Bulango Ulu
No.
Uraian Pekerjaan
I
Pekerjaan Bendungan Utama
1.2
Pekerjaan Tanah
1.2.1
Clearing & Grubbing Di Buang Ke Disposal Dengan Jarak 500 - 1000 M
1.2.2
Galian Biasa Diangkut Sejauh Maksimum 2 Km (Diangkut Ke Disposal)
1.2.3
Galian Batuan Mekanis Diangkut Maksimum 1 Km (Ke Disposal)
1.3.
Pekerjaan Timbunan
1.3.1
Timbunan Inti Tanah Kedap Air (Dari Borrow Area Jarak Max. 2 Km)
1.3.2
Timbunan Filter Halus Dari Lokasi Stock Pile 2000 M
1.3.3
Timbunan Filter Kasar (Stock Pile 2000 M)
1.3.4
Timbunan Batu, Lokasi Quary 0 - 2000 M
1.3.5
Timbunan Rip-Rap (Jarak 2000 M)
1.4.
Pekerjaan Drilling Dan Grouting
1.4.1
Beton K-225 Tipe A (Grout Cap)
1.4.2
Besi Tulangan Ulir
1.4.3
Pemboran Lubang Konsolidasi, Kedalaman Sampai 0 M - 10 M
1.4.7
Pemboran Lubang Curtain Grouting Kedalaman > 30 M
1.4.8
Grouting (Material Dan Operasional)
1.4.9
Water Pressure Test (1 Tekanan)
1.4.1
3
Pemboran Inti Untuk Pilot & Check Hole (Coring), > 30 M
1.4.1
4
Lugeon Test (7 Tekanan)
1.4.1
5
Pengadaan Diamond Bit Double Corbeat (76 Mm) NX Size, Check Hole
Coring
1.4.1
6
Pengadaan Diamond Bit Double Corbeat (46 Mm) LMNC, Curtain Grouting
1.5.
Pekerjaan Galeri Dan Treatment Sesar
1.5.1
Beton K-225 Tipe B Untuk Lining Terowongan
1.5.3
Bekisting Expose (Tipe A)
1.5.6
Bekisting Expose (Tipe A)
1.5.7
Pemboran Lubang Konsolidasi, Kedalaman Sampai 0 M - 10 M
1.5.1
1
Pemboran Lubang Curtain Grouting Kedalaman > 30 M
1.5.1
2
Grouting (Material Dan Operasional)
1.5.1
3
Water Pressure Test (1 Tekanan)
1.5.1
7
Pemboran Inti Untuk Pilot & Check Hole (Coring), > 30 M
1.5.1
8
Lugeon Test (7 Tekanan)
1.5.2
1
Pengadaan Diamond Bit Double Corbeat (46 Mm) LMNC, Curtain Grouting
Eliana Renate Simanungkalit, Pitojo Tri Juwono, Evi Nur Cahya
3004 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
No.
Uraian Pekerjaan
1.6.
Pekerjaan Lain-Lain (Puncak Bendungan)
1.6.1
Pekerjaan LPA Tebal = 200 Mm
1.6.2
Lapis Resap Pengikat
1.6.3
Lapis Perkerasan AC - BC, T = 5 Cm
1.6.4
Tiang Dan Lampu PJU LED
1.6.5
Drainase Di Jalan Puncak Bendungan Precast 50 X 50
1.6.6
Trotoar (Beton K-175 Tipe A)
1.6.7
Portal
1.6.8
Instalasi Solar Cell
Sumber : Hasil Perhitungan, 2024
Optimasi Sumber Daya (Resource Levelling)
Dikarenakan sering terjadi ketidak merataan pada sumber daya dan hubungan
antara pekerjaan sehingga perlu memaksimalkan jadwal proyek. Hal ini dilakukan untuk
menilai kebutuhan sumber daya serta durasi yang diperlukan dalam penyelesaian kerja
yang dibentuk sebelumnya sehingga penggunaannya dapat maksimal. Optimasi ini
dilakukan khususnya pada penggunaan pekerja dan alat berat sehingga perlu efisiensi
dalam hal jumlah dan meminimalisir peningkatan atau penurunan seiring berjalannya
waktu. Optimasi program tersebut dapat dilakukan melalui resource levelling, yang
berfungsi dalam pengaturan kebutuhan alat berat untuk mencegah overallocated dan
demi kemerataan penggunaan sumber daya saat proyek dijalankan. Sumber daya
tersebut berupa tenaga kerja. Resource levelling dilaksanakan melalui penundaan
kegiatan yang tidak kritis selama float masih ada (Muhammad, Juwono, & Cahya,
2024). Resource levelling bertujuan dalam pemerataan penggunaan sumber daya tanpa
tambahan durasi kegiatan. Dalam penelitian ini untuk menentukan pekerjaan mana yang
mengalami overallocated dilakukan dengan bantuan software Microsoft Project 2019.
Pada studi kali ini sumber daya yang mengalami overallocated yaitu sumber daya
alat Ventilator Fan. Dari hasil running Microsoft Project maka di dapat hasil seperti
pada Gambar 2 dimana garis berwarna merah menunjukan adanya kelebihan
sumberdaya sebesar 3 dengan batas penetapan dari 2, sumberdaya Ventilator Fan
mengalami selisih sebesar 1, sehingga terjadi alokasi sumberdaya yang berlebih atau
overallocated. Dengan demikian dapat dilakukan pemerataan sumberdaya agar pekerja
tidak mengalami overallocated lagi. Dengan menjalankan perintah Level Resource pada
Microsoft Project.
Pada grafik level sumberdaya Ventilator Fan Gambar 2 garis berwarna hijau
mrupakan hasil dari Level Resource pada Microsoft Project yang menunjukan bahwa
sudah tidak terjadi overallocated karena sudah dilakukan pemerataan sumberdaya
sehingga sudah memenuhi batas penetapan dari sumberdaya Ventilator Fan sebesar 2.
Dengan demikian tidak terjadi penumpukan Ventilator Fan pada satu pekerjaan saja,
sehingga semua pekerjaan yang ada pada proyek ini dikerjakan oleh sumberdaya
Ventilator Fan secara rata dan tidak terjadi lagi overallocated.
Studi Manajemen Proyek Pembangunan Main Dam pada Bendungan Bulango Ulu dengan
Metode Fasttrack dan Crashing
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 3005
Gambar 1. Grafik Level Sumberdaya yang mengalami Overallocate
Optimasi Percepatan Metode Fasttrack
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam melakukan optimasi suatu proyek
dapat dilakukan dengan menggunakan metode fasttrack. Metode fasttrack merupakan
studi untuk mempercepat waktu proyek dan dalam penerapannya memberi keuntungan
percepatan waktu penyelesaian proyek lebih cepat dengan mengatur table manajemen
yang sistemik dan efektif (Tjaturono & Mochtar, 2009). Pada metode ini menggunakan
suatu konsep dengan memulai beberapa pekerjaan secara bersamaan pada lintasan kritis
agar dapat selesai lebih cepat dibandingkan dengan menyelesaikan pekerjaan satu
persatu atau dengan kata lain melakukan pekerjaan secara parallel. Dalam suatu proyek,
lintasan kritis mempengaruhi dari durasi keseluruhan pada suatu proyek, apabila terjadi
keterlambatan pada lintasan kritis maka suatu proyek dapat dipastikan akan mengalami
keterlambatan. Dengan demikian untuk mencegah terjadinya keterlambatan pada
proyek, maka dapat dilakukan upaya optimasi dengan cara menggunakan suatu metode
percepatan yaitu metode fasttrack sehingga penyelesaian dari durasi akhir proyek dapat
dipercepat.
Metode fasttrack memiliki syarat dalam penerapannya di mana kondisi antara
aktifitas satu dengan yang lainnya harus realistis dan logis untuk dijalankan (Belferik et
al., 2023; Firdaus, Juwono, & Cahya, 2023). Metode ini dinilai cukup efektif untuk
digunakan dalam optimasi proyek pembangunan main dam pada Bendungan Bulango
Ulu. Setelah dilakukan optimasi menggunakan metode fasttrack maka terjadi percepatan
durasi pada lintasan kritis proyek dibandingkan dengan sebelum dilakukan optimasi.
Untuk lebih jelasnya mengenai pekerjaan-pekerjaan yang sudah dioptimasi
menggunakan metode fasttrack dapat dilihat pada Tabel 2.
Pada tabel 2 dijabarkan pekerjaan lintasan kritis yang mengalami perubahan
logika ketergantungan pekerjaan. Dalam proyek pembangunan Main Dam Bendungan
Bulango Ulu ini terdapat 6 item pekerjaan yang mengalami perubahan logika
ketergantungan. Hal ini disebebkan karena aktivitas lainnya sudah dalam kategori jenuh.
Artinya bahwa aktivitas tersebut sudah mencapai batas maksimum untuk dilakukan
Eliana Renate Simanungkalit, Pitojo Tri Juwono, Evi Nur Cahya
3006 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
percepatan serta tidak adanya float atau tenggang waktu yang memenuhi syarat
(Muhammad et al., 2024). Seperti pada pekerjaan Galian Batuan mekanis diangkut
maksimum 1 Km (kediposal), yang awalnya pekerjaan dilakukan 30 hari setelah
pekerjaan sebelumnya menjadi dikerjakan bersama pekerjaan sebelumnya (pararel).
Sedangkan pada pekerjaan Pemboran Lubang Konsolidasi, kedalaman sampai 0 m 10
m yang awalnya dilakukan 30 hari setelah pekerjaan sebelumnya menjadi 20 hari
setelah pekerjaan sebelumnya, dalam pekerjaan ini hanya dimajukan 10 hari dan tidak
dilakukan secara pararel.
Tabel 2. Optimasi Percepatan Proyek Metode Fasstrack
No.
Uraian Pekerjaan
Sebelum
Optimasi
Sesudah
Optimasi
1.
Galian Batuan mekanis diangkut maksimum 1 Km (Ke Disposal)
SS+30d
SS
2.
Pemboran Lubang Konsolidasi, kedalaman sampai 0 m - 10 m
SS+30d
SS+20d
3.
Water Pressure Test (1 tekanan)
SS+10d
SS+7d
4.
Lugeon Test (7 tekanan)
SS+10d
SS+7d
5.
Water Pressure Test (1 tekanan)
SS+10d
SS+7d
6.
Lugeon Test (7 tekanan)
SS+10d
SS+7d
Sumber : Hasil Perhitungan, 2024
Optimasi Percepatan Metode Crashing
Metode Crashing merupakan suatu kegiatan penjadwalan proyek agar waktu
penyelesaian proyek tersebut lebih cepat dari yang direncanakan (Eliatun & Tjitradi,
2021). Metode crashing merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mempercepat
atau mengoptimasi suatu pekerjaan pada proyek agar dapat selesai lebih cepat dari
waktu awal yang sudah ditentukan dengan cara melakukan pertukaran waktu dengan
biaya. Macam-macam dari metode crashing ini antara lain menambah dari jumlah
pekerja, alat berat, jam lembur, dan shift malam (Pratama, Juwono, & Cahya, 2024).
Dari macam-macam metode crashing yang ada, pada studi ini akan dilakukan optimasi
berupa dengan penambahan jam lembur, agar Proyek Pembangunan Main Dam pada
Bendungan Bulango Ulu dapat selesai lebih cepat dibandingkan dengan waktu selesai
pada kontrak. Metode ini cukup umum dipakai oleh penyedia jasa (kontraktor) untuk
melakukan optimasi suatu proyek atau untuk menghindari keterlambatan dari proyek itu
sendiri agar tidak melebihi batas waktu yang sudah tertera pada kontrak yang akan
berakibat pada pemberian denda oleh owner terhadap penyedia jasa (Jawat, 2017).
Pada studi ini untuk percepatan atau optimasi Proyek Pembangunan Main Dam
pada Bendungan Bulango Ulu menggunakan metode crashing dengan melakukan
penambahan jam lembur selama 2 jam dari jam kerja efektif (jam kerja normal) pada
pekerjaan yang ada pada lintasan kritis proyek yang sudah direncanakan oleh penyedia
jasa (kontraktor). Penambahan jam lembur nantinya akan diterapkan pada pekerjaan
yang terlambat dan yang termasuk lintasan kritis. Mulanya penetapan waktu dan upah
lembur diatur pada Pasal 3 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (No.
Studi Manajemen Proyek Pembangunan Main Dam pada Bendungan Bulango Ulu dengan
Metode Fasttrack dan Crashing
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 3007
Kep 102/MEN/IV/2004) tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur
(Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2004) yang menyatakan waktu kerja
lembur paling banyak 3 jam dalam satu hari dan 14 jam dalam satu minggu. Peraturan
ini, mengalami perubahan semenjak berlakunya Omnibus Law yaitu pada Peraturan
Pemerintah No. 35 Tahun 2021. Perubahan tersebut diatur pada bagian ketiga waktu
kerja lembur pasal 26 yang menyatakan bahwa waktu kerja paling lama 4 jam dalam
satu hari dan 18 jam dalam satu minggu. Jika jam kerja normal pada Proyek
Pembangunan Main Dam pada Bendungan Bulango Ulu adalah 8 jam per hari selama 7
hari dalam seminggu. Maka dengan adanya penentuan waktu lembur yang akan
ditambahkan 2 jam/hari, tidak melanggar batas yang ditentukan sesuai pasal 3 Pasal 3
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (No. Kep 102/MEN/IV/2004)
tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur dan Pasal 26 PP No 35 Tahun
2021 (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2021). Selanjutnya akan ditentukan
upah lembur pada proyek pembangunan Main Dam Bendungan Bulango Ulu. Upah
tenaga kerja lembur akan dihitung berdasarkan Pasal 3 Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi (No. Kep 102/MEN/IV/2004) tentang Waktu Kerja Lembur dan
Upah Kerja Lembur (Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2004) di mana
menyatakan bahwa perhitungan upah jam lembur yang harus dibayarkan untuk jam
kerja lembur pertama adalah sebesar 1,5 kali dari upah normal dan untuk jam kerja
lembur setelah lebih dari 1 jam pertama, upah yang harus dibayarkan sebesar 2 kali dari
upah normal.
Contoh penambahan pada pekerjaan Clearing & Grubbing di buang ke disposal
dengan jarak 500-1000 m, diterapkan dengan 2 jam/hari dari sisa hari yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan pekerjaan. Semula pekerjaan tersebut dibutuhkan 60 hari waktu
sisa untuk menyelesaikan. Setelah penerapan jam lembur, didapatkan waktu percepatan
menjadi 57 hari (dipercepat 3 hari). Penerapan jam lembur pada pekerjaan tersebut
efektif hingga 5,00%. Untuk pekerjaan lain akan direkapitulasi pada Tabel 3.
Tabel 3. Rekapitulasi Percepatan Durasi Proyek setelah dilakukan Optimasi
Crashing Penambahan Jam Lembur Selama 2 Jam
No.
Item Pekerjaan
Durasi
Crash
(Hari)
Efektifitas
(%)
Sebelum
Setelah
1
Clearing & Grubbing di buang ke
disposal dengan jarak 500 1000 m
60
57
3
5.00%
2
Galian biasa diangkut sejauh
maksimum 2 Km (diangkut ke
disposal)
300
298
2
0.67%
3
Galian Batuan mekanis diangkut
maksimum 1 Km (Ke Disposal)
300
291
9
3.00%
4
Timbunan Inti Tanah Kedap Air (dari
Borrow Area jarak Max. 2 Km)
420
409
11
2.62%
5
Timbunan Filter Halus dari lokasi
stock pile 2000 m
420
414
6
1.43%
6
Timbunan Filter Kasar (stock pile
2000 m)
420
414
6
1.43%
Eliana Renate Simanungkalit, Pitojo Tri Juwono, Evi Nur Cahya
3008 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
No.
Item Pekerjaan
Durasi
Crash
(Hari)
Efektifitas
(%)
Sebelum
Setelah
7
Timbunan Batu ,lokasi quary 0
2000 m
420
419
1
0.24%
8
Timbunan Rip-rap (jarak 2000 m)
150
149
1
0.67%
9
Beton K-225 tipe A (Grout Cap)
180
155
25
13.89%
10
Besi tulangan Ulir
180
177
3
1.67%
11
Pemboran Lubang Konsolidasi,
kedalaman sampai 0 m 10 m
180
166
14
7.78%
12
Pemboran Lubang Curtain Grouting
kedalaman > 30 m
180
173
7
3.89%
13
Grouting (material dan operasional)
180
146
34
18.89%
14
Pemboran inti untuk pilot & check
hole (coring), > 30 m
180
91
89
49.44%
15
Beton K-225 Tipe B untuk lining
Terowongan
180
153
27
15.00%
16
Pemboran Lubang Konsolidasi,
kedalaman sampai 0 m 10 m
60
45
15
25.00%
Sumber : Hasil Perhitungan, 2024
Evaluasi Hasil Optimasi Percepatan Proyek
Dalam studi ini ada dua optimasi yang digunakan dalam melakukan percepatan
pada proyek pembangunan main dam Bendungan Bulango Ulu yaitu dengan metode
fasttrack dan metode crashing. Dengan dilakukannya metode fasttrack, maka
didapatkan percepatan pada durasi proyek karena adanya produktivitas yang
meningkat dikarenakan pekerjaan dilakukan secara parallel (Akhirudin, 2020; Rahayu,
Mulyani, & Arpan, 2018). Sedangkan, dengan adanya penambahan dari jam
lembur pada metode crashing dihasilkan peningkatan produktivitas sehingga
menyebabkan durasi akhir proyek menjadi lebih cepat dibandingkan waktu yang
terdapat pada kontrak. Setelah dilakukan optimasi dengan kedua metode yang
digunakan, selanjutnya perlu dilakukan evaluasi dengan melakukan perbandingan antara
optimasi yang telah dilakukan dengan kondisi eksisting atau rencana yang ada pada
kontrak. Dalam melakukan evaluasi dapat menggunakan kurva-S. Hal ini karena kurva-
S memuat informasi dari kegiatan proyek secara keseluruhan dalam bentuk waktu,
kegiatan pekerjaan, dan bobot dari pekerjaan yang divisualkan dalam bentuk grafik .
Kurva-s dalam studi kali ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Studi Manajemen Proyek Pembangunan Main Dam pada Bendungan Bulango Ulu dengan
Metode Fasttrack dan Crashing
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 3009
Gambar 2. Grafik Perbandingan Kurva S
Pada Gambar 3 kita dapat melihat adanya perbedaan antara kurva-s kontrak,
resource levelling, fasttrack dan crashing. Untuk kontrak dan resource levelling
perbedaan yang terjadi tidak signifikan karena hanya terdapat di biaya. Sedangkan
untuk fasttrack terlihat perbedaan sangat signifikan dimana terjadi perubahan logika
ketergantungan pekerjaan sehingga durasinya berbeda 52 hari. Begitu juga dengan
crashing, terjadi perubahan yang signifikan dikarenakan biaya kontrak yang terjadi
efisiensi 2,46 % dan durasi yang mengalami percepatan selama 27 hari. Perbedaan
durasi ini dapat dilihat pada ujung grafik dimana pada metode fasttrack, proyek selesai
pada minggu ke-41 sedangkan metode crashing selesai pada minggu ke-42. Hal ini juga
menunjukkan kedua metode optimasi tersebut dapat mempercepat proyek yang semula
selesai pada minggu ke-44.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan dua alternatif optimasi yaitu
fasttrack dan crashing maka di dapat hasil, untuk metode fasttrack didapat efisiensi
biaya 0,21% dari biaya kontrak. Sedangkan untuk metode crashing dengan penambahan
jam lembur selama 2 jam didapat efisiensi biaya 2,46% dari biaya kontrak. Dari kedua
alternatif yang digunakan, dapat dilihat bahwa metode crashing lebih efisien biaya
dibandingkan dengan metode fasttrack. Sedangkan dari segi waktu penyelesaian proyek
pada metode fasttrack didapat efektivitas durasi sebesar 6,9%. Sedangkan untuk metode
crashing didapat efektivitas durasi 3,6%. Dari segi waktu penyelesaian akhir proyek
didapatkan bahwa metode fasttrack lebih efektif dibandingkan dengan metode crashing.
KESIMPULAN
Dari hasil optimasi jadwal pelaksanaan proyek dan perhitungan biaya akhir
proyek pembangunan Main Dam Bendungan Bulango Ulu dengan menggunakan
metode fasttrack dan crashing, didapatkan hasil bahwa metode fasttrack lebih unggul
dalam segi optimasi jadwal proyek dengan efektivitas durasi sebesar 6,9% dibandingkan
durasi awal pada kontrak. Sedangkan, metode crashing lebih unggul dalam proyeksi
anggaran (biaya akhir proyek) dengan efisiensi biaya yang diperoleh sebesar 2,46% dari
biaya kontrak. Dengan mempertimbangkan hasil optimasi jadwal proyek dengan
menggunakan metode crashing dimana juga dihasilkan percepatan waktu dengan
Eliana Renate Simanungkalit, Pitojo Tri Juwono, Evi Nur Cahya
3010 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
efektivitas durasi sebesar 3,6% dari durasi awal proyek, maka hanya terdapat selisih
sebesar 3,3 % dari hasil percepatan waktu metode fasttrack (6,9%). Menimbang hal
tersebut, maka alternatif yang bisa dikatakan paling optimal dalam analisis percepatan
proyek pembangunan main dam Bendungan Bulango Ulu adalah metode crashing,
ditinjau dari efisiensi biaya dan efektivitas durasi proyek.
BIBLIOGRAFI
Akhirudin, Ahmad Fajarsyah. (2020). Percepatan waktu pengerjaan proyek konstruksi
dengan menggunakan metode Fast Track. Jurnal Pendidikan Teknik Dan
Vokasional, 3(2), 7791.
Arissaputra, Andry Sofyan, Marsudi, Suwanto, & Cahya, Evi Nur. (2023). Studi
Penjadwalan Pelaksanaan Konstruksi Main Dam Pada Bendungan Cijurey
Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa Sumber
Daya Air, 3(1), 288297.
Badrun, Burhanuddin, Zulharnah, H. R., Sukri, Ahmad Syarif, Rustan, Fathur Rahman,
Sari, Dharwati Pratama, & Bungin, Erni Rante. (2023). Perencanaan Infrastruktur
Sumber Daya Air. TOHAR MEDIA.
Belferik, Ronald, Andiyan, Ar, Zulkarnain, Isnaini, Munizu, Musran, Samosir, Jerry
Marthin, Afriyadi, Hery, Rusmiatmoko, Djudjun, Adhicandra, Iwan, Syamil,
Ahmad, & Ichsan, Mohammad. (2023). Manajemen Proyek: Teori &
Penerapannya. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Candra, Yoggi Fracasnofa Komala, Juwono, Pitojo Tri, & Cahya, Evi Nur. (2023).
Studi Manajemen Konstruksi Proyek Pembangunan Infrastruktur Pengendali
Banjir Sungai Welang di Kota Pasuruan. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa Sumber
Daya Air, 3(1), 1221.
Eliatun, Eliatun, & Tjitradi, Darmansyah. (2021). ANALISIS PERCEPATAN
DENGAN METODE CRASHING PADA PROYEK PEMBANGUNAN
GEDUNG X DI BANJARMASIN. Jurnal Kacapuri: Jurnal Keilmuan Teknik
Sipil, 5(1), 7282.
Febriana, Wahyudin, & Aziz, Umar Abdul. (2021). Analisis Penjadwalan Proyek
Dengan Metode PERT Menggunakan Microsoft Project 2016. Surya Beton: Jurnal
Ilmu Teknik Sipil, 5(1), 3745.
Firdaus, Adam Wahyu, Juwono, Pitojo Tri, & Cahya, Evi Nur. (2023). Studi
Manajemen Konstruksi Rehabilitasi Saluran Irigasi Mrican Kabupaten Jombang
Dengan Metode Fasttrack dan Crashing. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa Sumber
Daya Air, 3(1), 263273.
Haris, Abd, Tahir, Supratman, Nurjaya, Muhammad, & Baharuddin, Tawakkal. (2023).
Analisis Bibliometrik Tentang Mitigasi Bencana dan Pembangunan Berkelanjutan:
Inisisasi Kebijakan Untuk Indonesia. Jurnal Pemerintahan Dan Politik, 8(4), 314
324.
Jawat, Wayan. (2017). Metode Pelaksanaan Konstruksi Revetment. PADURAKSA:
Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa, 6(2), 161177.
Muhammad, Dien Azmi, Juwono, Pitojo Tri, & Cahya, Evi Nur. (2024). Studi
Manajemen Konstruksi Proyek Pembangunan Pelimpah Pada Bendungan Bendo
Metode Fasttrack dan Crashing. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa Sumber Daya
Air, 4(1), 640644.
Pratama, M. Latiefudin Taruna, Juwono, Pitojo Tri, & Cahya, Evi Nur. (2024). Studi
Studi Manajemen Proyek Pembangunan Main Dam pada Bendungan Bulango Ulu dengan
Metode Fasttrack dan Crashing
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 3011
Manajemen Proyek Pembangunan Main Dam pada Bendungan Bendo Lanjutan
Dengan Metode Fasttrack dan Crashing. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa Sumber
Daya Air, 4(1), 605615.
Rahayu, Aryati Puji, Mulyani, Endang, & Arpan, Budiman. (2018). Analisa Percepatan
Waktu Dengan Metode Fast Track Pada Proyek Konstruksi. JeLAST: Jurnal
Teknik Kelautan, PWK, Sipil, Dan Tambang, 5(3).
Tahun, BNPB Infografis Bencana. (2022). Retrieved April 26, 2023.
Tjaturono, Tjaturono, & Mochtar, Indrasurya B. (2009). Pengembangan Metode Fast-
Track untuk Mereduksi Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek Studi Kasus Rumah
Menengah di Malang, Jawa Timur. MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL, 17(1),
3954.
Umum, Kementrian Pekerjaan, & Rakyat, Perumahan. (2013). Pedoman Bahan
Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum,
7896.
Copyright holder:
Eliana Renate Simanungkalit, Pitojo Tri Juwono, Evi Nur Cahya (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: