Rochimah Imawati
3038 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
orangtuanya bercerai, dapat akibatkan adanya kegagalan dalam mempersepsikan dan konsep
yang jelas mengenai hubungan dengan lawan jenis, atau kehidupan pernikahan. Hal ini
tampak dari banyaknya penelitian yang memaparkan akibat negatif dari perceraian, juga
penelitian lain yang mendeskripsikan bagaimana dan apa yang dilakukan anak-anak atau
remaja untuk bengkit dari kondisi yang dialaminya tersebut. Saat penulisan ini, Penulis
belum pernah membaca hasil penelitian tentang bagaimana perceraian pada akhirnya, senang
atau terpaksa menjadi pilihan dari anak-anak yang orangtuanya tidak harmonis. Hal ini
menjadi inspirasi bagi penulis untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat
gambaran komunikasi interpersonal dan dimensi religiusitas remaja menghadapi (proses) atau
situasi yang akan berakibat pada perceraian orangtuanya, dan akan menjadi keluarga yang
terpecah. Pemilihan responden ditujukan pada remaja usia 17-22tahun ini karena pada tahap
usia tersebut remaja telah dapat membangun konstruk berfikir yang rasional. Perceraian yang
terjadi pada saat anak-anak telah mencapai usia remaja, mengindikasikan bahwa rumahtangga
orangtua-nya telah berjalan minimal 10-tahun, dimana keluarga tersebut telah bersama dalam
waktu yang cukup lama. Penulis menganggap bahwa perceraian yang terjadi setelah lebih dari
waktu tersebut, adalah keputusan yang serius. Karena itulah menarik untuk diteliti, meski baru
pada sisi-sisi yang terbatas.
Menurut Hurlock, (1997) perceraian merupakan kulminasi dari penyesuaian perkawinan
yang buruk dan terjadi apabila suami dan istri sudah tidak mampu lagi mencari cara
penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak. Tokoh psikologi sosial dan
kepribadian yang diwakili oleh Allport Sobur, (2017) mengatakan bahwa sikap adalah
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu pada situasi tertentu pula.
Perceraian merupakan hal yang sangat emosional yang dapat menenggelamkan anak (dalam
hal ini) remaja pada konflik, yaitu suatu situasi kritis keberfungsian keluarga terhadap
perkembangan anak remaja Santrock, Mondloch, & Mackenzie-Thompson, (2014)
diantaranya kurangnya interaksi yang mereka dapatkan dari kedua orangtua, baik karena
perpindahan tempat tinggal, perubahan pekerjaan orangtua, atau kesulitan keuangan keluarga.
Sementara itu, pengertian komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh
menyatakan:“interpersonal communication is defined as communication that takes place
between two persons who have a clearly established relationship; the people are in some
way connected.” (Anggraini, Ritonga, Kristina, Syam, & Kustiawan, 2022). Komunikasi
interpersonal, adalah yang terjadi diantara dua orang yang telah memiliki hubungan yang
jelas, yang terhubungkan dengan beberapa cara. Komunikasi interpersonal terjadi jika para
komunikator memiliki hubungan yang jelas, berlangsung secara tatap muka, bersifat
interaktif, dapat saling bereaksi satu sama lain. Misalnya komunikasi yang terjadi antara ibu
dengan anak, dokter dengan pasien, dua orang dalam suatu wawancara, dsb; sehingga setiap
komunikator menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau non-
verbal”. Menurut (DeVito & DeVito, 2019) ada 5-aspek komunikasi interpersonal yaitu:
keterbukaan, empati, memberi dukungan, sikap positif, dan kesetaraan. Keterbukaan
(Openness); ialah adanya keinginan untuk saling membuka diri, untuk saling jujur dalam
menanggapi pesan komunikasi dari lawan bicara, serta adanya keinginan untuk menghargai
bahwa perasaan dan pemikiran dalam proses komunikasi tersebut bersifat personal. Empati
(empathy); ialah kemampuan untuk merasakan seandainya menjadi orang lain, dapat
memahami sesuatu yang sedang dialami, apa yang dirasakan orang lain, dan memahami
sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kaca mata orang lain tersebut.
Empati dapat dikomunikasikan secara verbal maupun nonverbal. Sikap mendukung
(supportiveness) adalah jika masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen
mendukung interaksi secara terbuka. Sementara sikap positif (positiveness) dalam komunikasi