How to cite:
Indrawati (2018) Hubungan Kinerja Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan Kinerja Belajar Siswa
Studi Kasus di SMK Putra Pertiwi, Tangerang Selatan, Banten, (06) 07,
https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i6.1227
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
HUBUNGAN KINERJA GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN
KINERJA BELAJAR SISWA STUDI KASUS DI SMK PUTRA PERTIWI,
TANGERANG SELATAN, BANTEN.
Indrawati
Universitas Langlangbuana, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara motivasi siswa dan kinerja
guru dengan kinerja belajar siswa dalam mata pelajaran adaptif dan produktif. Sebagai
responden sebanyak 34 guru SMK Putra Pertiwi, Tangerang Selatan, Banten. Data
dikumpul menggunakan tiga set angket tertutup. Hasil analisis data menunjukkan
motivasi belajar siswa dalam kategori cukup, kinerja guru termasuk kategori tinggi dan
kinerja belajar siswa dalam kategori tinggi, Juga diperoleh korelasi antara motivasi
belajar siswa dalam kategori tinggi korelasi kinerja guru dengan kinerja belajar siswa
termasuk kategori tinggi. Disimpulkan, siswa dan guru merupakan pemeran utama
dalam meningkatkan kinerja belajar siswa. Disarankan kepala sekolah dan pengawas
sekolah secara rutin melaksanakan supervisi kelas agar guru selalu meningkatkan
kinerja mengajarnya. Sekolah disarankan agar guru mengintensifkan pendampingan
belajardan sekolah meningkatkan kunjungan industri dan praktek kerja industri sebagai
bentuk motivasi ekstrinsik bagi siswa.
Kata kunci: Motivasi Belajar, Kinerja Guru, Kinerja Belajar
Abstract
This study aims to determine the relationship between student motivation and teacher
performance and student learning performance in adaptive and productive subjects. As a
respondent, there were 34 teachers of SMK Putra Pertiwi, South Tangerang, Banten.
Data was collected using three sets of closed questionnaires. The results of the data
analysis showed that the learning motivation of students was in the sufficient category,
the teacher's performance was in the high category and the student's learning
performance was in the high category, and a correlation between the student's learning
motivation in the high category and the correlation between the teacher's performance
and the student's learning performance was in the high category. It was concluded that
students and teachers are the main actors in improving student learning performance. It
is recommended that school principals and school supervisors routinely carry out
classroom supervision so that teachers always improve their teaching performance.
Schools are advised that teachers intensify learning assistance and schools increase
industrial visits and industrial work practices as a form of extrinsic motivation for
students.
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 07, Juli 2024
Indrawati
2970 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
Keywords: Learning Motivation, Teacher Performance, Learning Performance
PENDAHULUAN
Data yang diterbitkan oleh BPS Tahun 2013 menunjukan bahwa tamatan SMK
menduduki tingkat yang cukup tinggi dengan 11.13% pada Tahun 2021 dan 9,42% pada
Tahun 2022 sebagai pengangguran terbuka (Malik, 2022). Tentu saja d antara
penyebabnya adalah kinerja belajar dan pembelajaran di sekolah. Menurut teori belajar,
ada dua pelaku utama dalam proses belajar dan pembelajaran yaitu guru sebagai sutradara
dan siswa sebagai aaktor atau pemain utama (Sanjaya & Contessa, 2010; Toenlioe, 2014).
Banyak variabel yang mempengaruhi keduanya, guru dan siswa dalam kegiatan
belajar dan pembelajaran. Di satu sisi kinerja guru dalan merancang scenario kegiatan
belajar dan peembelajaran serfta menjalanlan scenario tersebut (Baharun, 2015;
Maharani, Rosmiati, & Nasori, 2021). Di lain sisi, siswa siswa seberapa serius dan
bersemangat siswa mengikuti dan menjalankan seluruuh rangkaian kegiatan belajar dan
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru.
Sehubungan dengan itu, diduga terdapat hubungan yang erat antara dua variabel
yaitu kinerja guru dalam mengajar dan motivasi siswa mengikuti proses belajar dan
pembelajaran dengan kinerja belajar siswa itu sendiri. Dari dugaan ini lahirlah dua
pertanyaan penelitian berikut ini. Seberapa erat hubungan antara kinerja mengajar guru
dengan kinerja belajar siswa dan seberapa erat hubungan aantara motivasi belajar siswa
dengan kinerja belajar siswa (Asiah, 2016; Mahardika, 2019).
Penelitian ini ditujukan untuk secara empirik mengungkap keeratan bubungan
kinerja mengajar guru dengan kinerja belajar siswa dab keeratan hubungan motivasi
belajar sisaw dengan kinerja belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut akan
diajukan saran-saran guna meningkatkan kinerja belajar siswa yang mengacu kepada
kedua hubungan tersebut.
Dengan diajukannya saran tersebut, SMK Putra Pertiwi dapat menyusunj strategi
pengembangan proses belajar dan pembelajaran yang bermuara kepada peningkatan mutu
tamatannya. Bagi sekolah swasta ini sangat penting untuk mewujudkan tujuan pendirian
sekolah yaitu beroartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan berkontribusi
dalam menekan angka pengagguran terbuka tamatan SMK. Manfaat lain, mutu
pembelajaran dan pretstasi belajar siswa dapat dijadikan bagian dari upaya menarik minat
calon siswa baru.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Sugiono, 2019). Metoda yang
diterapkan adalah Analisis Korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Variabel penelitian terdiri daridua variabel bebas yaitu Motivasi Belajar Siswa
(X1), Kinerja Guru dalam Pembelajaran (X2), dan satu variabel terikat yakni Kinerja
Belajar Ssiswa (Y). Hubungan ketiga variabel seperti diperlhatkan dalam Gambar 1
Hubungan Kinerja Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan Kinerja Belajar Siswa Studi Kasus
di SMK Putra Pertiwi, Tangerang Selatan, Banten
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 2971
Motivasi
Belajar Siswa
(X1)
Kinerja
Mengajar Guru
(X1)
Kinerja
Belajar Siswa
(y)
rX1Y
rX2Y
Gambar 1: Hubungan Antar Variabel Penelitian
Responden penelitian ini adalah sebanyak 34 orang guru yang mengajar di siswa
SMK Putra Pertiwi Tahun Akademik 2024-2025. dari 3 (tiga) bidang keahlian; Tata
Boga, Multimedia, dan Administrasi Perkantoran. Dari jumlah tersebut sebanyak 20
orang guru laki-laki dan 14 orang guru perempuan.
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan dua teknik statistik yaitu:
1. Analisis Deskriptif untuk memberikan gambaran seberapa tinggi kondisi masing-
masing variabel. Kategorisai tingginya rerata atau Mean Skor diinterpretasi dengan
merujuk kepada Tabel 1 beikut ini :
Tabel 1: Kategorisai Skor Rerata Variabel
Kategori
Rendah Sekali
Rendah
Sedang
Tinggi
Tinggi Sekali
2. Analisis Korelasi Sederhana untuk menggambarkan seberapa erat hubungan antara
variabel. Kategorisai tingginya koefisien korelaasi r diinterpretasi dengan merujuk
kepada Tabel 2 beikut ini (Syaban & Ratnaningrum, 2021)
Tabel 2 Kategorisai Skor Rerata Variabel
Rentang Koefisien Korelasi (r)
Kategori
0 -0,19
Rendah Sekali
0,20 0,39
Rendah
0,40 0,59
Sedang
0,60 0,79
Tinggi
0,80 0,99
Tinggi Sekali
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Instrumen
Instrumen pengumpulan data sebelum digunakan harus diuji validitas dan reliabiloitasnya.
Pengujian validitas untuk memastikan bahwa instrument itu benar-benar mengukur variabel
yang diukur. Uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa instrument memberikan hasil
yang konsisten.
Indrawati
2972 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
Validitas Instrumen
Dasar keputusan dalam uji validitas yaitu:
Cara 1: Item pertanyaan dinyatakan valid jika r hitung > r tabel. Besarnyaa r tabel diambilk dari
Tabel Koreelasi Pearson Product Momen untuk N = 34 (jumlah respomden) pada taraf
signifikansi = 5% atau 0,05 dan diperoleh r tabel = 0,339
Caara 2: Item pertanyaan dinyatakan valid jika nilai sig < 0,05.
Validitas Instrumen Pengumpulan Data Variabel X1
Hasil uji validitas instrument X1 menggunakan SPSS dapat dilihat dalam Tabel 2a
berikut ini.
Tabel 3 Hasil Uji Validitas Instrumen X1
Item Pertanyaan
r hitung
r tabel
Sig
Kriteria
X1.1
0,889
0,339
0,000
Valid
X1.2
0,753
0,339
0,000
Valid
X1.3
0,944
0,339
0,000
Valid
X1.4
0,961
0,339
0,000
Valid
X1.5
0,934
0,339
0,000
Valid
X1.6
0,908
0,339
0,000
Valid
X1.7
0,849
0,339
0,000
Valid
Z1.8
0,793
0,339
0,000
Valid
X1.9
0,818
0,339
0,000
Valid
X1.10
0,899
0,339
0,000
Valid
X1.11
0,858
0,339
0,000
Valid
X1.12
0,923
0,339
0,000
Valid
X1.13
0,863
0,339
0,000
Valid
X`1.14
0,873
0,339
0,000
Valid
X1.15
0,811
0,339
0,000
Valid
Validitas Instrumen Pengumpulan Data Variabel X2
Hasil uji validitas instrument X2 menggunakan SPSS dapat dilihat dalam Tabel
2b berikut ini.
Hubungan Kinerja Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan Kinerja Belajar Siswa Studi Kasus
di SMK Putra Pertiwi, Tangerang Selatan, Banten
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 2973
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen X2
Item Pertanyaan
r hitung
r tabel
Sig
Kriteria
X2.1
0,940
0,339
0,000
Valid
X2.2
0,927
0,339
0,000
Valid
X2.3
0,864
0,339
0,000
Valid
X2.4
0,912
0,339
0,000
Valid
X2.5
0,775
0,339
0,000
Valid
X2.6
0,925
0,339
0,000
Valid
X2.7
0,792
0,339
0,000
Valid
Z2.8
0,903
0,339
0,000
Valid
X2.9
0,920
0,339
0,000
Valid
X210
0,877
0,339
0,000
Valid
X2.11
0, 955
0,339
0,000
Valid
X2.12
0,900
0,339
0,000
Valid
X2.13
0,851
0,339
0,000
Valid
X`2.14
0,944
0,339
0,000
Valid
X2.15
0,951
0,339
0,000
Valid
Validitas Instrumen Pengumpulan Data Variabel Y
Hasil uji validitas instrument Y menggunakan SPSS dapat dilihat dalam Tabel 2c
berikut ini.
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Y
Item Pertanyaan
r hitung
r tabel
Sig
Kriteria
Y1
0,781
0,339
0,001
Valid
Y2
0,676
0,339
0,006
Valid
Y3
0,793
0,339
0,000
Valid
Y4
0,685
0,339
0,000
Valid
Y5
0,761
0,339
0,001
Valid
Y6
0,624
0,339
0,013
Valid
Y7
0,889
0,339
0,000
Valid
Indrawati
2974 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
Item Pertanyaan
r hitung
r tabel
Sig
Kriteria
Y8
0,699
0,339
0,004
Valid
Y9
0, 819
0,339
0,000
Valid
Y10
0,761
0,339
0,001
Valid
Y11
0,841
0,339
0,000
Valid
Y12
0,720
0,339
0,002
Valid
Y13
0,739
0,339
0,002
Valid
Y14
0,599
0,339
0,018
Valid
Y15
0, 771
0,339
0,001
Valid
Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas instrumen dilakukan terhadap semua item yang valid dengan
melihat nilai Alpha Cronbach. Pengujian dapat dilakukan secara global atau secara item
per item. Item insterumen dinyatakan vaiable jika nila Allpha Cronbach > 0,6. Berikut
ini adalah hasil uji reliabilitas item secara global untuk masing-masing variabel
menggunakan SPSS(Ghozali, 2018).
Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data Variabel X1
Hasil uji reliabilitas instrument X1 menggunakaan SPSS diperoleh nilai Alpha
Cronbach secara global seperti diperlihatkan daalam Tabel 3a berikut ini
Tabel 6. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.976
15
Dari Tabel 6 diperoleh Nilai Alpha Cronbach = 0,976 > 0,6 yang berarti secara
global instrument untuk variabel Kinerja Guru (X1) reliable.
Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data Variabel X2
Hasil uji reliabilitas instrument X2 menggunakaan SPSS diperoleh nilai Alpha
Cronbach secara global seperti diperlihatkan daalam Tabel 3b berikut ini
Tabel 7. Reliability Statistics
Dari Tabel 7 diperoleh Nilai Alpha Cronbach = 0,941 > 0,6 yang berarti secara
global instrument untuk variabel Motivasi Siswa (X2) reliable.
Cronbach's Alpha
N of Items
.941
15
Hubungan Kinerja Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan Kinerja Belajar Siswa Studi Kasus
di SMK Putra Pertiwi, Tangerang Selatan, Banten
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 2975
Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data Variabel Y
Hasil uji reliabilitas instrument Y menggunakaan SPSS diperoleh nilai Alpha
Cronbach secara global seperti diperlihatkan daalam Tabel 3c berikut ini.
Tabel 8 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.891
15
Dari Tabel 8 diperoleh Nilai Alpha Cronbach = 0,891 > 0,6 yang berarti secara
global instrument untuk variabel Motivasi Siswa (Y) reliable.
Hasil Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan teknik Kolmogorof Smirnov dibantu
dengan perangkat lunak SPSS. Sebaran data dinyatakan normal jika nilai Sig > 0,05
Hasil pengujian normalitas data tersebut adalah sebagai berikut ini.
Normalitas Data Kinerja Guru
Hasil uji normalitas data (X1) menggunakan SPSS dapat dilihat dalam Tabel 1a.
Tabel 9 Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kinerja Guru
.133
34
.136
.905
34
.006
a. Lilliefors Significance Correction
Dari Tabel 1a Test of Normality diperoleh Sig = 0,136 > 0,05 yang berarti data
berdistribusi normal
Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa
Hasil uji normalitas data motivasi belajar siswa (X2) menggunakan SPSS dapat
dilihat dalam Tabel 10
Tabel 10. Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Motivasi Siswa
.138
34
.100
.911
34
.009
a. Lilliefors Significance Correction
Dari Tabel 1b. Test of Normality diperoleh Sig = 0,100 > 0,05 yang berarti data
berdistribusi normal.
Indrawati
2976 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
Normalitas Data Kinerja Belajar Siswa
Hasil uji normalitas data kinerja belajar siswa (Y) menggunakan SPSS dapat
dilihat dalam Tabel 11
Tabel 11: Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kinerja Siswa
.143
34
.075
.944
34
.079
a. Lilliefors Significance Correction
Dari Tabel 1c Test of Normality diperoleh Sig = 0,075 > 0,05 yang berarti data
terdistribusi normal. Dengan hasil uji ini disimpulkan bahwa data ketiga variabel yang
dikumpulkan untuk penelitian ini berdistrbusi normal sehingga dapat digunakan dalam
analisis korelasi sederhana Pearson Product Moment.
Hasil Analisis Deskriptif
Pemberian kategori terhadap rerata atu Mean Skor hasil analisis deskriptif
merujuk kepada Sugiyono (….:…) seperti diperlihatkan dalam Tabel 2 berikut ini.
Tabel 12 Hasil Analisis Deskriptif Terhadap Ketiga Variabel
Variabel
Mean
Kategori
Kinerja Guru (X1)
4,0451
Tinggi
Motivasi Siswa (X2)
3,9471
Tinggi
Kinerja Siswa (Y)
3,0039
Tinggi
Merujuk kepada hasil analisis deskriptif yang dimuat dalam Tabel 2 ternyata
ketiga variabel memiliki rerata skor atau Mean dalam kategori tinggi. Di antara ketiga
variabel tersebut Kinerja Guru (X1) menunjukkan skor paling tinggi. Sekalipun skor
variabel Kinerja Belajar Siswa (Y) menunjukkan skor paling rendah, tetapi masih
berada dlam kategori tinggi. Menurut kepala SMK, kedua faktor tersebut merupakan
keunggulan SMK Putra Pertiwi sehingga jumlah siswa baru dari tahun ke tahun
meningkat atau bertahan.
Korelasi Kinerja Guru Dengan Kinerja Belajar Siswa
Hasil analisis korelasi menggunakan SPSS 23 ditemukan bahwa harga Sig dan
koefisien korelasi seperti dapat dilihat dalam Tabel 13. Correlation berikut ini
Hubungan Kinerja Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan Kinerja Belajar Siswa Studi Kasus
di SMK Putra Pertiwi, Tangerang Selatan, Banten
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 2977
Tabel 13 Correlations
Kinerja Guru
Kinerja Siswa
Kinerja Guru
Pearson Correlation
1
.682
**
Sig. (2-tailed)
.000
N
87
87
Kinerja Siswa
Pearson Correlation
.682
**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
87
87
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari Tabel 3 Correlation diperoleh Nilai Sig = 0.000 < 0,05 yang berarti terdapat
hubungan antara Kinerja Guru (X1) dengan Kinerja Belajar Siswa (Y). Besarnya
Koefisien Korelassi rX1Y = 0,682 bernilai positif dengan kategori kuat atau tinggi.
Berdasarkan temuan tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja guru yang diwakili
oleh dimensi merencanakan dan menyiapkan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
dan melaksanakan pendampingan terhadap siswa memiliki keeratan hubungan yang
kuat atau tinggi dengan kinerja belajar siswa. Temuan ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Qori’ah, 2019). Dalam peneliitan yang dilaksanakan di SMA
Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta tersebut disimpulkan bahwa kinerja guru
berpengaruh positif terhadap kinerja belajar siswa. Penelitian lain yang hasilnya
terkonfirmasi oleh penelitian ini yaitu dilakukan oleh Nilawati, (2016). Berdasarkan
hasil penelitian ini disimpulkan terdapat hubungan yang positif antara kinerja guru
dengan prestasi belajar siswa SMA kota Sigli. Dengan kata lain, kinerja guru dalam
mengajar menunjukkan hubungan yang erat dengan kinerja belajar siswa.
Penelitian dilakukan oleh Özgenel & Mert, (2019) yang berjudul “The Role Of
Teacher Performance In School Effectiveness” Penelitian yang dilakukan disejumlah
sekolah negeri di Istambul, Turky juga mengkonfirmasi bahwa kinerja guru secara
langsung berkontrisbusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Dalam kata lain,
kinerja guru secara positif berpengaruh terhadap efektivitas sekolah.
Korelasi Motivasi Siswa Dengan Kinerja Belajar Siswa
Hasil analisis korelasi menggunakan SPSS 23 diperoleh harga Sig dan koefisien
korelasi seperti dapat dilihat dalam Tabel 14; Correlation berikut ini.
Tabel 14 Correlations
Motivasi Siswa
Kinerja Siswa
Motivasi Siswa
Pearson Correlation
1
.772
**
Sig. (2-tailed)
.000
Indrawati
2978 Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024
N
87
87
Kinerja Siswa
Pearson Correlation
.772
**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
87
87
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari Tabel 14: Correlation diperoleh Nilai Sig = 0.000 < 0,05 yang berarti
terdapat hubungan antara Motivasi Belajar Siswa (X2) dengan Kinerja Belajar Siswa
(Y). Besarnya Koefisien Korelasi rX2Y = 0,772 bernilai positif dengan kategori kuat
atau tinggi.
Berdasarkan temuan tersebut dapat dinyatakan bahwa Motivasi belajar siswa
yang diwakili oleh dimensi motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik berhubungan kuat
dengan kinerja belajar siswa. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Markus (2016). Dalam penelitan tersebut terungkap bahwa kinerja guru berpengaruh
terhadap kinerja belajar siswa. Penelitian lain yang hasilnya terkonfirmasi oleh
penelitian ini yaitu dilakukan oleh Adiputra dan Muryati (2017). Simpulan dari
penelitian tersebut bahwa penelitian dengan pendekatan meta-analisis menunjukkan
adanya hubungan antara motivasi siswa terhadap kinerja belajar siswa.
Hasil penelitian lain yang sejalan dengan hasil penelitian ini adalah yang
dilakukajn oleh (Vansteenkiste, Zhou, Lens, & Soenens, 2005). Dalam penelitian ini
terbukti bahwa motivasi secara positif mempengaruhi strategi belajar, kinerja akademik,
penyesuaian dan kesejahteraan pada siswa dalam pendidikan. Penelitian lain yang
terkonfirmasi hasilnya oleh penelitian ini yaitu yang dilakukan oleh (Gomes et al.,
2019). Gomes et al., (2019) menyimpulkan bahwa motivasi pribadi secara positif
mempengaruhi kinerja akademik melalui penerappan strategi belajar yang efektif dan
upaya belajar yang lebih tinggi
KESIMPULAN
Memaknai temuan dan pembahasan sebagaimana dikemukakan di depan dapat
disimpulkan bahwa Kinerja Guru dan Motivasi Belajar Siswa yang tinggi berhubungan
erat dengan tingginya kinerja belajar siswa. Berdasarkan pada kesimpulan tersebut
disarankan agar guru selalu berupaya meningkatkan kinerja nya dalam pembelajaran.
Untuk memprkuat upaya guru meningkatkan kinerja mengajarnya kepala sekolah dan
pengawas sekolah secara rutin melakukan supervisi. Untuk meningkatkan kinerja
belajar siswa, sekolah memfasiltasi dengan meningkatkan kegiatan kunjungan industri
dan praktek kerja industri sebagai upaya meningkatkan motivasi ekstrinsik yang dapat
meingkatkan semangat belajar siswa.
BIBLIOGRAFI
Asiah, Siti. (2016). Efektivitas Kinerja Guru. TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 4(2), 111.
Baharun, Hasan. (2015). Penerapan pembelajaran active learning untuk meningkatkan
hasil belajar siswa di madrasah. PEDAGOGIK: Jurnal Pendidikan, 1(1).
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Hubungan Kinerja Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan Kinerja Belajar Siswa Studi Kasus
di SMK Putra Pertiwi, Tangerang Selatan, Banten
Syntax Idea, Vol. 6, No. 07, Juli 2024 2979
Semarang: UNDIP.
Gomes, Marta, Monteiro, Vera, Mata, Lourdes, Peixoto, Francisco, Santos, Natalie, &
Sanches, Cristina. (2019). The Academic Self-Regulation Questionnaire: a study
with Portuguese elementary school children. Psicologia: Reflexão e Crítica, 32, 8.
Maharani, Elfa Suci, Rosmiati, Rosmiati, & Nasori, Ahmad. (2021). Profesionalisme
Kinerja Guru dan Kemampuan Literasi Digital Guru Berpengaruh terhadap
Kualitas Pembelajaran Daring SMK Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Dikdaya, 11(2),
161165.
Mahardika, Rahardi. (2019). Hubungan Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Kelas X di SMK NU Langensari Kota Banjar. Nahdlatul Fikr, 1(2), 813.
Malik, Asmiati Abdul. (2022). Analisis Sumber Daya Manusia, Pengangguran dan
Kemiskinan Di Indonesia. Universitas Bakrie Press.
Nilawati, Yusrizal. (2016). Korelasi Kinerja dan Motivasi Kerja Guru dengan Prestasi
Belajar Siswa pada SMA Negeri Kota Sigli Kabupaten Pidie. Jurnal Administrasi
Pendidikan: Program Pascasarjana Unsyiah, 4(4).
Özgenel, Mustafa, & Mert, Pınar. (2019). The role of teacher performance in school
effectiveness. International Journal of Education Technology and Scientific
Researches (IJETSAR).
Qori’ah, Sityi Maesarotul. (2019). Keterlibatan Perempuan dalam Aksi Terorisme di
Indonesia. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 14(1), 3146.
Sanjaya, M. Rama, & Contessa, Emilia. (2010). Peran Guru dalam Proses Pembelajaran.
Prosiding Seminar Nasional, 94.
Sugiono. (2019). Metode penelitian kuantitatif kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syaban, Mumun, & Ratnaningrum, Elly. (2021). Statistika Penelitian. Bandung:
Informatika.
Toenlioe, Anselmus J. E. (2014). Teori dan Filsafat pendidikan. Penerbit gunung
samudera [grup penerbit pt book mart indonesia].
Vansteenkiste, Maarten, Zhou, Mingming, Lens, Willy, & Soenens, Bart. (2005).
Experiences of autonomy and control among Chinese learners: Vitalizing or
immobilizing? Journal of Educational Psychology, 97(3), 468.
Copyright holder:
Indrawati (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: