Marisca Jessica Yastri, Sudaryono
2850 Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024
khusus dan dilakukan melalui analisa-analisa ikatan emosional dan spiritual yang dialami
penghuninya (Wahid & SH, 2016). Ruang pesisir Kulon Progo adalah sebuah kesatuan ruang
yang terbentuk dari kluster-kluster ruang lokal yang mulanya adalah sebuah kelompok
masyarakat dengan skala kerabat. Kelompok masyarakat tersebut menciptakan ruang yang
harmonis antara sumberdaya alam dengan sumberdaya budaya. Sepanjang perjalanan sejarah
ruang, maka terciptalah ideologi yang mendarahdaging di dalam penghuni ruang PAG
tersebut.
Perpektif penulisan ini menyatakan bahwa peristiwa ekspansi ruang pesisir Kulon Progo
menjadi bukti nyata bahwa orientasi tata ruang lokal berpegang pada paradigma kontinuitas
(pengulangan) dan jangka panjang. Rantai ekspansi ruang kemudian mengikat kepada
penguasaan ruang secara inklusif. Poin penting artikel ini adalah kepada nilai-nilai pluralisme
lokal yang terdapat di pesisir Kulon Progo. Nilai pluralisme adalah modal dasar dari
penciptaan tata ruang lokal berikut dengan kekuatan ideologinya. (Tilman, Mujiburohman, &
Dewi, 2021) menyatakan bahwa pemanfaatan dan penggunaan tanah kasultanan sudah
berlangsung lama melalui beragam periodisasi dan menjadi bagian integral dari NKRI begitu
pula dengan sistem pemanfaatan inklusifnya (Manzo, 2003).
Kerangka berpikir diatas merupakan suatu pengantar yang mendasari bagaimana suatu
ruang dapat mewujudkan dirinya sebagai satu produk pengetahuan lokal yang dapat berguna
bagi perencanaan tata ruang kedepannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah pendekatan penelitian yang menekankan analisis deskriptif (Rukajat, 2018). Dalam
prosesnya, perspektif subjek menjadi fokus utama, dan teori digunakan oleh peneliti sebagai
panduan untuk memastikan bahwa penelitian berjalan sesuai dengan fakta yang ditemukan di
lapangan. Tujuan dari metode ini adalah untuk menjelaskan fenomena secara mendalam
dengan mengumpulkan data secara menyeluruh (Waruwu, Gulo, Lahagu, Halawa, & Laia,
2023). Obyek penelitian ini adalah strategi dan praktik manajemen komunikasi yang
digunakan dalam kemitraan di industri teknologi. Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini yakni dengan studi literatur yang diperoleh dari Google Schoolar dengan periode publikasi
2014-2024 (Sugiyono, 2019). Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dalam tiga
tahapan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam perjalanan penulisan ini, penulis mengutip dari pernyataan (Triatmodjo, 2015)
yang mengenalkan proses terbentuknya produksi sebuah ruang yang menyatakan bahwa
setiap unsur ruang dan elemen arsitektur dalam setiap skala temporal mampu
merepresentasikan karakter lingkungan diikuti dengan pemaknaan yang berbeda tergantung
kepada penghuninya (Setianingrum, Sudaryono, & Roychansyah, 2021). Keunikan yang
dimiliki oleh pesisir Kulon Progo adalah legitimasi Daerah Istimewa, pengelolaan pertanahan
dan tata ruang menggunakan sistem kerajaan.
a) Pilar 1: Penguasaan Ruang secara Inklusif
Pada masa sebelum berlakunya UU Keistimewaan sekitar tahun 1980 hingga 1990an,
masyarakat selatan dengan bebas memanfaatkan lahan milik raja. Pada waktu itu, kondisi
fisik lahan serta geografis pesisir Kulon Progo merupakan lahan gundukan pasir-pasir,