How to cite:
Silvia Saputra, Cholichul Hadi (2024) Kerja Jarak Jauh dan Dampaknya terhadap Produktivitas serta
Kesejahteraan Psikologis., (06) 06, https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i6.1227
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
KERJA JARAK JAUH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS SERTA
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS.
Silvia Saputra, Cholichul Hadi
Universitas Airlangga, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak remote working terhadap produktivitas
karyawan dan kesejahteraan psikologis mereka, dengan menggabungkan temuan dari berbagai
studi terbaru. Berdasarkan literatur yang ada, remote working menunjukkan dampak yang
bervariasi terhadap produktivitas karyawan. Menurut Gibbs et al. (2023) dan Fathima &
Kumar (2024), implementasi kerja jarak jauh dapat meningkatkan produktivitas, terutama
dalam bidang teknologi informasi, karena peningkatan fleksibilitas dan otonomi kerja.
Namun, penelitian Mamatha & Thoti (2023) dan Kowalski & Ślebarska (2022) menunjukkan
bahwa produktivitas juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti manajemen waktu dan
dukungan dari pimpinan. Selain itu, kesejahteraan psikologis karyawan dalam remote
working menjadi fokus penting dalam penelitian ini. Menurut George et al. (2021) dan Wells
et al. (2023), remote working dapat berdampak positif terhadap keseimbangan kehidupan
kerja dan kesehatan mental jika diterapkan dengan baik, namun juga dapat meningkatkan
risiko isolasi sosial dan stres jika tidak ada dukungan yang memadai. Studi oleh Grant et al.
(2013) dan Neufeld et al. (2008) menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan jarak jauh dalam mendukung kesejahteraan psikologis karyawan. Penelitian
ini juga mengkaji bagaimana tren kerja jarak jauh mempengaruhi kepuasan karyawan dan
kinerja organisasi secara keseluruhan. Raj et al. (2023) dan Chmeis & Zeine (2024)
menemukan bahwa remote working dapat berkontribusi pada peningkatan kepuasan karyawan
dan performa perusahaan ketika didukung oleh kebijakan yang tepat dan teknologi yang
memadai. Secara keseluruhan, temuan dari berbagai jurnal ini menunjukkan bahwa remote
working memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
psikologis karyawan, namun keberhasilannya sangat tergantung pada bagaimana
implementasi dan dukungan dilakukan oleh organisasi.
.
Kata kunci: Kerja Jarak Jauh, Produktivitas, Kesejahteraan Psikologis
Abstract
The study aims to analyze the impact of remote working on employee productivity and their
psychological well-being, by combining findings from various recent studies. Based on the
existing literature, remote working shows a varied impact on employee productivity.
According to Gibbs et al. (2023) and Fathima & Kumar (2024), the implementation of remote
work can increase productivity, especially in the field of information technology, due to
increased flexibility and work autonomy. However, research by Mamatha & Thoti (2023) and
Kowalski & Ślebarska (2022) shows that productivity is also influenced by factors such as
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 06, Juni 2024
Silvia Saputra, Cholichul Hadi
2898 Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024
time management and support from leaders. In addition, the psychological well-being of
employees in remote working is an important focus in this study. According to George et al.
(2021) and Wells et al. (2023), remote working can have a positive impact on work-life
balance and mental health if implemented properly, but it can also increase the risk of social
isolation and stress if there is no adequate support. Studies by Grant et al. (2013) and Neufeld
et al. (2008) emphasized the importance of effective communication and remote leadership in
supporting the psychological well-being of employees. The study also examines how remote
work trends affect employee satisfaction and overall organizational performance. Raj et al.
(2023) and Chmeis & Zeine (2024) found that remote working can contribute to improved
employee satisfaction and company performance when supported by the right policies and
adequate technology. Overall, the findings from these journals show that remote working has
great potential to improve employee productivity and psychological well-being, but its
success depends largely on how implementation and support are carried out by the
organization.
Keywords: Remote Work, Productivity, Psychological Well-Being
PENDAHULUAN
Remote working atau kerja jarak jauh telah menjadi fenomena yang semakin umum di
era digital ini. Kemajuan teknologi komunikasi dan kebutuhan akan fleksibilitas telah
mendorong banyak perusahaan untuk mengadopsi model kerja ini (Rizky, 2022). Namun,
perubahan signifikan dalam cara bekerja ini memiliki berbagai dampak terhadap produktivitas
karyawan serta kesejahteraan psikologis mereka (Chmeis & Zeine, 2024; Marcheline &
Adiati, 2021)
Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk cara kita bekerja (Sudiantini et
al., 2023). Salah satu fenomena yang paling signifikan dari perubahan ini adalah
meningkatnya adopsi remote working atau bekerja dari jarak jauh. Remote working, yang
memungkinkan karyawan untuk bekerja dari lokasi yang berbeda dari kantor pusat mereka,
telah menjadi semakin populer seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan budaya
kerja. Meskipun awalnya diterapkan secara terbatas, pandemi COVID-19 mempercepat
adopsi remote working di banyak sektor industri, menunjukkan potensi dan tantangan yang
terkait dengan praktik ini (Prasetya & Hanum, 2024).
Remote working menawarkan fleksibilitas yang signifikan bagi karyawan,
memungkinkan mereka untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional dengan
lebih baik (Adiyanti & Sari, 2024). Hal ini didukung oleh sejumlah penelitian yang
menunjukkan bahwa fleksibilitas kerja dapat meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas
karyawan (Ismail & Sekarsari, 2022). Di sisi lain, perusahaan juga melihat manfaat ekonomi
dari pengurangan biaya operasional yang terkait dengan pemeliharaan ruang kantor fisik.
Namun, meskipun manfaatnya jelas, implementasi remote working juga menghadirkan
tantangan unik, termasuk masalah koordinasi, komunikasi, dan manajemen kinerja
(Damayanti et al., 2024).
Dari perspektif teoritis, remote working dapat dianalisis melalui berbagai lensa yang
dapat memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana fleksibilitas kerja
Kerja Jarak Jauh dan Dampaknya terhadap Produktivitas serta Kesejahteraan Psikologis
Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, January 2024 2899
memengaruhi motivasi dan produktivitas karyawan (Felstead, 2022). Konsep-konsep dari
ekonomi pasar tenaga kerja dan teori pembangunan berkelanjutan menawarkan wawasan
tentang dampak ekonomi dan lingkungan dari praktik remote working. Integrasi teori-teori ini
dapat membantu dalam merumuskan kebijakan dan praktik terbaik yang mendukung adopsi
remote working secara efektif (Bloom, 2020).
Namun, untuk mencapai potensi penuh dari remote working, penting untuk mengatasi
tantangan-tantangan yang ada (Kowalski & Ślebarska, 2022). Isu-isu seperti kesenjangan
digital, keamanan data, dan kesejahteraan mental karyawan perlu ditangani dengan hati-hati.
Kesenjangan digital, misalnya, dapat membatasi aksesibilitas remote working bagi sebagian
populasi, terutama di daerah dengan infrastruktur teknologi yang kurang memadai. Selain itu,
keamanan data menjadi perhatian utama mengingat meningkatnya risiko cyber attack saat
karyawan bekerja dari berbagai lokasi yang mungkin tidak seaman lingkungan kantor (Purbo,
2020).
Pada akhirnya, remote working bukan sekadar tren sementara, tetapi sebuah perubahan
paradigma dalam cara kita bekerja. Melalui penelitian yang mendalam dan pendekatan
kebijakan yang komprehensif, remote working dapat menjadi alat yang kuat untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kesejahteraan karyawan. Jurnal ini bertujuan untuk
mengeksplorasi berbagai aspek dari remote working, dari teori hingga praktik, dan
menawarkan rekomendasi untuk mengatasi tantangan serta memaksimalkan manfaat dari
bekerja jarak jauh.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kajian literatur
(literature review) untuk mengidentifikasi dan menganalisis Strengths, Weaknesses,
Opportunities, dan Threats (SWOT) dari remote working terhadap produktivitas karyawan
dan kesejahteraan psikologis (Gurl, 2017; Sugiyono, 2017). Pendekatan ini dipilih karena
memungkinkan analisis mendalam berdasarkan berbagai sumber sekunder yang relevan dan
terpercaya. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari artikel jurnal, buku, laporan
penelitian, dan publikasi ilmiah lainnya yang membahas remote working.
Prosedur Pengumpulan Data
1. Identifikasi Literatur: Mengidentifikasi dan mengumpulkan literatur yang relevan
menggunakan kata kunci seperti "remote working," "employee productivity,"
"psychological wellbeing," "work-life balance," dan "SWOT analysis."
2. Seleksi Literatur: Melakukan seleksi literatur berdasarkan relevansi, kredibilitas sumber,
dan kontribusinya terhadap topik yang dibahas. Literatur yang dipilih berasal dari jurnal
terindeks dan sumber terpercaya.
3. Eksplorasi dan Analisis: Mengeksplorasi dan menganalisis konten literatur yang telah
dipilih untuk mengidentifikasi tema utama yang berhubungan dengan aspek SWOT dari
remote working. Informasi yang relevan dicatat dan dikategorikan ke dalam empat
komponen SWOT.
Analisis Data
Silvia Saputra, Cholichul Hadi
2900 Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024
Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Setiap komponen
SWOT dianalisis berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari literatur. Berikut langkah-
langkah analisis yang dilakukan:
1. Strengths (Kekuatan): Mengidentifikasi faktor-faktor positif dari remote working yang
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan psikologis karyawan, seperti fleksibilitas,
peningkatan otonomi, dan pengurangan waktu perjalanan.
2. Weaknesses (Kelemahan): Mengidentifikasi faktor-faktor negatif dari remote working
yang dapat menghambat produktivitas dan kesejahteraan psikologis karyawan, seperti
isolasi sosial, tantangan komunikasi, dan potensi gangguan di lingkungan rumah.
3. Opportunities (Peluang): Mengidentifikasi peluang yang dapat dimanfaatkan dalam remote
working untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan, seperti kemajuan teknologi,
pelatihan manajemen waktu, dan kebijakan fleksibel.
4. Threats (Ancaman): Mengidentifikasi ancaman yang mungkin timbul dari remote working,
seperti risiko keamanan data, ketidakadilan dalam penilaian kinerja, dan potensi burnout.
Validasi dan Verifikasi
Validasi dilakukan dengan membandingkan temuan dari berbagai sumber literatur untuk
memastikan konsistensi dan reliabilitas informasi (Wells et al., 2023). Selain itu, penelitian ini
juga menggunakan metode triangulasi dengan mengkaji literatur dari berbagai bidang dan
perspektif untuk memberikan pandangan yang komprehensif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis SWOT terhadap Remote Working dari Berbagai Sisi Stakeholders
Remote working, atau kerja jarak jauh, telah menjadi fenomena yang semakin umum di
dunia kerja modern, terutama setelah pandemi COVID-19 mempercepat adopsinya. Untuk
memahami implikasi dari remote working, kita dapat menggunakan analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk mengevaluasi dampaknya dari
perspektif berbagai stakeholders, termasuk perusahaan, karyawan, dan masyarakat luas.
1. Perspektif Perusahaan
Strengths:
a. Efisiensi Biaya: Perusahaan dapat mengurangi biaya operasional yang terkait dengan
ruang kantor, utilitas, dan fasilitas lainnya. Menurut studi dari Global Workplace
Analytics, perusahaan dapat menghemat hingga $11.000 per tahun per karyawan yang
bekerja dari rumah.
b. Akses ke Talenta Global: Perusahaan dapat merekrut talenta dari berbagai lokasi
geografis tanpa harus membatasi pencarian mereka pada daerah sekitar kantor.
Weaknesses:
a. Komunikasi dan Kolaborasi: Meskipun teknologi telah berkembang pesat, komunikasi
dan kolaborasi sering kali masih lebih efektif ketika dilakukan secara tatap muka.
Hambatan komunikasi dapat muncul terutama ketika tim tersebar di berbagai zona waktu.
b. Manajemen Kinerja: Mengukur kinerja karyawan yang bekerja dari rumah bisa lebih
menantang. Manajer mungkin kesulitan memantau produktivitas dan memastikan bahwa
karyawan tetap fokus pada tugas mereka.
Opportunities:
Kerja Jarak Jauh dan Dampaknya terhadap Produktivitas serta Kesejahteraan Psikologis
Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, January 2024 2901
a. Inovasi dalam Teknologi: Perusahaan dapat berinvestasi dalam teknologi baru untuk
mendukung remote working, seperti platform kolaborasi dan alat manajemen proyek yang
lebih canggih.
b. Fleksibilitas dan Adaptasi: Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi darurat
atau perubahan lingkungan bisnis menjadi lebih baik dengan adanya sistem remote
working yang sudah mapan.
Threats:
a. Keamanan Data: Remote working meningkatkan risiko pelanggaran keamanan data
karena akses yang tersebar dan perangkat yang mungkin kurang aman.
b. Regulasi dan Kepatuhan: Perusahaan harus memastikan bahwa mereka mematuhi
berbagai peraturan yang berbeda di setiap lokasi di mana karyawan mereka berada, yang
bisa menambah kompleksitas operasional.
2. Perspektif Karyawan
Strengths:
a. Keseimbangan Kerja-Hidup: Remote working dapat memberikan fleksibilitas yang lebih
besar bagi karyawan untuk mengatur waktu mereka, yang dapat meningkatkan
keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.
b. Penghematan Biaya dan Waktu: Karyawan dapat menghemat biaya transportasi dan
waktu yang biasanya dihabiskan untuk perjalanan ke tempat kerja.
Weaknesses:
a. Isolasi Sosial: Bekerja dari rumah dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan kurangnya
interaksi sosial, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental karyawan.
b. Dampak pada Produktivitas: Tidak semua karyawan mampu mengatur disiplin diri
dengan baik saat bekerja dari rumah, yang dapat berdampak negatif pada produktivitas
mereka.
Opportunities:
a. Pengembangan Keterampilan: Karyawan dapat mengambil keuntungan dari waktu
tambahan yang mereka miliki untuk mengembangkan keterampilan baru melalui kursus
online dan pelatihan.
b. Fleksibilitas Lokasi: Karyawan memiliki kebebasan untuk bekerja dari lokasi mana pun,
yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Threats:
a. Kesehatan Mental: Tanpa batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi,
karyawan bisa mengalami burnout dan stres yang berlebihan.
b. Keamanan Pekerjaan: Dalam beberapa kasus, perusahaan mungkin melihat karyawan
remote sebagai lebih mudah digantikan atau kurang terikat dengan perusahaan, yang dapat
mempengaruhi keamanan pekerjaan mereka.
3. Perspektif Masyarakat
Strengths:
Silvia Saputra, Cholichul Hadi
2902 Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024
a. Pengurangan Polusi: Dengan lebih sedikit orang yang melakukan perjalanan ke tempat
kerja, emisi kendaraan berkurang, yang berdampak positif pada lingkungan.
b. Desentralisasi Ekonomi: Remote working dapat mendorong distribusi ekonomi yang
lebih merata dengan memungkinkan orang bekerja dari daerah terpencil atau pedesaan.
Weaknesses:
a. Dampak pada Bisnis Lokal: Kurangnya kehadiran karyawan di pusat bisnis dapat
merugikan bisnis lokal seperti restoran, kafe, dan toko yang bergantung pada pelanggan
dari kantor.
b. Ketimpangan Akses Teknologi: Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap
teknologi dan koneksi internet yang stabil, yang bisa menciptakan ketimpangan baru.
Opportunities:
a. Pengembangan Infrastruktur Digital: Peningkatan adopsi remote working dapat
mendorong investasi dalam infrastruktur digital yang lebih baik, termasuk jaringan internet
yang lebih cepat dan andal.
b. Inisiatif Kebijakan: Pemerintah dapat mengembangkan kebijakan yang mendukung
fleksibilitas kerja dan keseimbangan kerja-hidup yang lebih baik.
Threats:
a. Ketimpangan Sosial: Remote working bisa memperbesar kesenjangan sosial antara
mereka yang memiliki pekerjaan yang bisa dilakukan dari jarak jauh dan mereka yang
tidak.
b. Penyesuaian Regulasi: Perubahan besar dalam cara kerja memerlukan penyesuaian
regulasi yang mungkin tidak selalu sejalan dengan kecepatan perubahan teknologi dan
kebiasaan kerja.
KESIMPULAN
Remote working membawa dampak yang luas dan kompleks bagi berbagai
stakeholders. Bagi perusahaan, ini adalah peluang untuk efisiensi biaya dan akses ke talenta
global, tetapi juga tantangan dalam manajemen kinerja dan keamanan data. Bagi karyawan,
ini menawarkan fleksibilitas dan penghematan, tetapi juga risiko isolasi dan kesejahteraan
mental. Bagi masyarakat, remote working dapat mengurangi polusi dan mendorong
desentralisasi ekonomi, namun juga menghadirkan tantangan dalam ketimpangan akses
teknologi dan dampak pada bisnis lokal.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang terkait dengan remote working, stakeholders dapat mengambil langkah-
langkah strategis untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko yang ada.
BIBLIOGRAFI
Adiyanti, S. A., & Sari, R. M. (2024). Pengaruh Fleksibilitas Jam Kerja dan Gaji terhadap
Produktivitas Kerja (Studi Pada Agency Virtual Assistant Jakarta). REMIK: Riset Dan E-
Jurnal Manajemen Informatika Komputer, 8(1), 6672.
Bloom, N. (2020). How working from home works out. Stanford Institute for Economic
Policy Research, 8.
Chmeis, S. T. J., & Zeine, H. M. (2024). The Effect of Remote Work on Employee
Kerja Jarak Jauh dan Dampaknya terhadap Produktivitas serta Kesejahteraan Psikologis
Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, January 2024 2903
Performance. Asian Business Research, 9(1), 1.
Damayanti, N., Permatasari, R. I., & Sitio, V. S. S. (2024). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Penerbit NEM.
Felstead, A. (2022). Remote working: A research overview. Routledge.
Gurl, E. (2017). SWOT analysis: A theoretical review.
Ismail, V. Y., & Sekarsari, M. (2022). Produktivitas Remote Working: Adaptasi Karyawan
Terhadap Technostress Dan Work Life Balance. Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi
Dan Keuangan, 4(7), 10151025.
Kowalski, G., & Ślebarska, K. (2022). Remote working and work effectiveness: a leader
perspective. International Journal of Environmental Research and Public Health,
19(22), 15326.
Marcheline, A. R., & Adiati, R. P. (2021). Pengaruh kepuasan kerja terhadap kesejahteraan
psikologis pada karyawan yang mengalami job mismatch. Buletin Riset Psikologi Dan
Kesehatan Mental, 1(2), 13191330.
Prasetya, A. P., & Hanum, K. Z. (2024). Transitioning Job Redesign: Dampak Perubahan
Sistem Kerja pada Saat dan Sesudah Pandemi COVID-19. El-Mal: Jurnal Kajian
Ekonomi & Bisnis Islam, 5(3), 17111721.
Purbo, O. W. (2020). Mid 2020 Cyber Security Threat, Tips dan Proposal Strategi Mitigasi
Nasional.
Rizky, M. C. (2022). Pengaruh Penggunaan Teknologi terhadap Fleksibilitas Kerja dan
Peningkatan Kinerja Karyawan di Era New Normal pada PT Kalfaz Sadhara. REMIK:
Riset Dan E-Jurnal Manajemen Informatika Komputer, 6(4), 802808.
Sudiantini, D., Naiwasha, A., Izzati, A., & Rindiani, C. (2023). Penggunaan Teknologi Pada
Manajemen Sumber Daya Manusia Di Dalam Era Digital Sekarang. Digital Bisnis:
Jurnal Publikasi Ilmu Manajemen Dan E-Commerce, 2(2), 262269.
Sugiyono. (2017). metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r & d. 380.
Wells, J., Scheibein, F., Pais, L., Rebelo dos Santos, N., Dalluege, C.-A., Czakert, J. P., &
Berger, R. (2023). A Systematic Review of the Impact of Remote Working Referenced
to the Concept of WorkLife Flow on Physical and Psychological Health. Workplace
Health & Safety, 71(11), 507521.
Copyright holder:
Silvia Saputra, Cholichul Hadi (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: