Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 2, No. 6, Juni 2020
FORMULASI DAN EVALUASI GEL HAND SANITIZER� DENGAN MOISTURIZER� ALGA HIJAU (SPIRULINA PLATENSIS) DAN VITAMIN
E
Yuyun Nailufa
Universitas Hang Tuah
Surabaya
Email: [email protected]
Abstrak
Penyebaran virus Covid 19 disaat pandemi Covid 19 dapat dicegah dengan
pola hidup bersih. Salah satu cara yang paling efektif untuk memutus mata
rantai penyebaran virus Covid 19 adalah dengan sering mencuci tangan
menggunakan sabun atau dengan menggunakan hand sanitizer.� Hand sanitizer merupakan suatu pembersih
tangan yang mengandung antiseptik yang dapat membunuh bakteri dan virus.
Antiseptik yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri dan virus antara lain
alkohol dan isopropanol. Alkohol lebh efektif untuk membunuh virus sedangkan
isoproponal lebih efektif untuk membunuh bakteri Alkohol memberikan efektifitas
sebagai antibakteri paling optimal pada konsentrasi 60-85%. Penggunaan hand
sanitizer dengan bahan aktif alkohol dapat menyebabkan kulit menjadi kering
sehingga perlu ditambahkan humektan dan moisturizer untuk mencegah kulit
kering. Oleh karena itu perlu dilakukan inovasi produk hand sanitizer yang
tetap menjaga kelembaban kulit sekaligus nyaman digunakan sepanjang hari. Pada
penelitian ini bertujuan membuat formula hand sanitizer dengan antiseptik
alkohol 70% dengan menambahkan alga hijau (spirulina platensis) yang dikenal
mengandung fukosantin yang tinggi antioksidan dan dapat melembabkan kulit serta
menambahkan vitamin E yang juga memiliki aktivitas antioksidan. Sediaan gel
dipengaruhi oleh gelling agent dan konsentrasi gelling agent yang digunakan.
Pada penelitian ini digunakan gelling agent carbopol 940 dengan konsentrasi
yang berbeda yaitu 0,3%, 0,6% dan 0,9% untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
carbopol 940 terhadap karakteristik fisik dan stabilitas fisik sediaan gel hand
sanitizer dengan moisturizer alga hijau (spirulina platensis) dan vitamin E. Dari
penelitian ini didapatkan hasil bahwa formula F1 memiliki karakteristik fisik
sediaan gel yang paling optimal dan nyaman digunakan sepanjang hari. Pada
formula F1 tampak jernih, tidak lengket, mudah menyebar dan ada rasa sensasi
dingin saat digunakan. Pada formula F2 warna jernih, sedikit berkabut, mudah
menyebar, lengket, dingin saat digunakan. Timbulnya rasa lengket saat digunakan
membuat kurang nyaman. Pada formula F3 warna jernih ada bintik-bintik putih
dari carbopol yang kurang homogen, daya sebar rendah yaitu 4,18 � 0,312,
lengket saat diaplikasikan dan terasa dingin. Ketiga formula memiliki pH yang
tidak berbeda bermakna yaitu antara 6,11-6,22. Ketiga formula juga stabil
setelah dilakukan uji stabilitas dengan metode sentrifugasi.
Kata kunci: Hand sanitizer, spirulina platensis., alga hijau, vitamin
E, gel, moisturizer, antioksidan.
Pendahuluan
Saat ini dunia termasuk indonesia sedang mengalami pandemi
virus covid 19 atau lebih dikenal dengan virus corona. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama
virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular
ke manusia. Virus tersebut dapat menyerang siapapun, baik bayi, anak-anak,
dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini telah diberi
nama oleh WHO untuk penyakit tersebut yaitu COVID-19 serta pertama kali
ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019 (Santosa, 2020). Virus ini mudah sekali menyebar karena dapat berpindah
tempat dengan mudah melalui media tangan yang terpapar virus covid 19 ini.
Orang yang sudah terinfeksi virus ini akan sangat mudah menularkannya pada
orang lain melalui droplet air liur ketika berbicara, bersin ataupun batuk.
Droplet air liur tersebut dapat berpindah tempat ketika ada yang menyentuhnya
dan kemudian memegang benda-benda disekitarnya. Hal yang paling efektif untuk
menghindari tertularnya virus covid 19 ini adalah dengan sering mencuci tangan
pakai sabun apabila kita berada di tempat yang terjangkau air. Namun, ketika
kita jauh dari air dikarenakan aktivitas yang padat atau sulit mendapatkan air,
maka kita bisa menggantinya dengan menggunakan hand sanitizer.
Hand sanitizer merupakan suatu pembersih tangan yang
mengandung antiseptik yang dapat membunuh bakteri dan virus (Sari
& Isadiartuti, 2006). Hand sanitizer ini ada yang berbentuk
sediaan spray dan ada yang berupa sediaan gel. Hand sanitizer yang mengandung
bahan antiseptik alkohol lebih dari 60% dapat membunuh bakteri ataupun virus
yang menempel pada permukaan tangan ((CDC, 2013). Etanol atau sering disebut alkohol memberikan
efektifitas sebagai antibakteri paling optimal pada konsentrasi 60-85% (Gold NA., 2020). Alkohol
lebh efektif untuk membunuh virus sedangkan isoproponal lebih efektif untuk
membunuh bakteri (Gold NA., 2020). Penggunaan hand sanitizer dengan bahan aktif alkohol
dapat menyebabkan kulit menjadi kering sehingga perlu ditambahkan humektan
seperti gliserin dan moisturizer untuk mencegah kulit kering (Rai, Knighton, Zabarsky, & Donskey, 2017). Untuk menghindari hal
tersebut perlu dibuat suatu formulasi hand sanitizer yang tetap menjaga
kelembaban kulit meskipun digunakan berkali-kali.
Alga hijau (spirulina platensis) merupakan organisme multisel
yang memiliki banyak manfaat dalam bidang farmasetik ataupun kosmetik. Manfaat
alga hijau (spirulina platensis) diantaranya adalah melindungi tubuh dari
radiasi UV, whitening agent, antioksidan, antibakteri, sintesis kolagen,
mouisturizing� agent dan antikanker (Dahms, Dobretsov, & Lee, 2011; Phang, 2010). Fukosantin merupakan
senyawa yang terdapat di dalam alga hijau (spirulina platensis) dan memiliki
aktivitas antioksidan, whitening agent dan mouisturizing agent (Heo et al., 2008; Shimoda, Tanaka, Shan, & Maoka, 2010; Thomas &
Kim, 2013).
Vitamin E merupakan vitamin yang mengandung antioksidan.
Antioksidan dapat mengurangi akumulasi peroksida oksidatif pada kulit (Chun, Kim, & Lee, 2003). Antioksidan dapat
melindungi kulit dari kerusakan radikal bebas yang diakibatkan oleh paparan
sinar UV ataupun paparan bahan kimia yang dapat merusak kulit (Angerhofer, Maes, & Giacomoni, 2009). Oleh karena itu pada
penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan gel� hand sanitizer yang mengandung alga hijau
(spirulina platensis) dan vitamin E sehingga didapatkan sediaan gel hand
sanitizer yang efektif, stabil dan tidak membuat kulit kering serta nyaman
digunakan sepanjang hari.
Bahan aktif yang digunakan pada pembuatan gel hand sanitizer
adalah Etanol 96% pa. dengan penambahan moisturizer dari alga hijau (spirulina
platensis) dan vitamin E. Vitamin E yang digunakan pada penelitian ini adalah
vitamin E yang berupa granul yang akan terpenetrasi ke dalam kulit setelah
dioleskan dan diratakan pada kulit. Vitamin E yang berupa granul ini akan
memberikan kesan mewah dan unik.
Menurut (Lachman L & Lieberman H.A., 1994) pembuatan gel dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu polimer pembentuk basis gel (gelling agent),
konsentrasi basis gel (gelling agent), pemilihan komponen dalam formula dan
pengawet yang digunakan. Basis gel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
carbopol 940. Carbopol 940 merupakan basis gel yang bersifat stabil dan dapat
larut baik dalam air dan etanol Carbopol 940 juga termasuk basis gel yang
banyak digunakan pada sediaan gel karena memberikan hasil yang jernih (Rowe R.C., Sbeskey P.J., 2006).
Konsentrasi gelling agent merupakan faktor penting yang
mempengaruhi karakteristik fisik gel (Lachman L & Lieberman H.A., 1994). Pada penelitian ini
peneliti ingin mengetahui pengaruh konsentrasi gelling agent yang digunakan
yaitu carbopol 940 terhadap karakteristik fisik gel hand sanitizer dengan
moisturizer alga hijau spirulina platensis dan vitamin E. Konsentrasi carbopol
940 yang digunakan yaitu 0,3%, 0.6% dan 0,9%. Evaluasi karakteristik fisik
dilakukan dengan beberapa parameter yaitu organoleptis, homogenitas, uji pH,
uji daya sebar, viskositas dan uji stabilitas (Mc Donnell G, 2009).
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif
dengan pengumpulan data menggunakan teknik penelitian eksperimental. Sumber data
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sumber primer. Adapun Objek dari
penelitian ini formula sediaan dengan variabel bebasnya adalah konsentrasi
gelling agent yaitu carbomer yg digunakan.
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
antara lain : Alat gelas (Herma), Timbangan analitik Fujitsu, Mortir dan
Stamper, Cawan porselen, Sendok tanduk, Batang pengaduk, Termometer, pH meter
Laqua, Viskosimeter brookfield, Centrifuge Health H-C-8 dan Hotplate Fisher
Scientific.
Bahan yang digunakan
adalah Carbopol 940, Alga hijau (spirulina platensis) dari China; Granul Vitamin E (PT. Chemco), Glycerin,
Propilenglikol, Silbione, Trietanolamin, Methyl paraben, Propyl paraben,
Aquadest.
B. Prosedur Penelitian
1. Formulasi Gel Hand
Sanitizer
Formulasi gel dibuat dengan konsentrasi basis gel yang
berbeda yaitu :
a.
Formula 1 : Carbopol 940 0,3%
b.
Formula 2 : Carbopol 940 0,6%
c.
Formula 3 : Carbopol 940 0,9%
Tabel Formula dapat dilihat pada tabel 1 di bawah :
Tabel 1
Formula Krim Anti Aging
Epigallocatechin gallate
Komposisi |
Kegunaan |
F1 |
F2 |
F3 |
% b/v |
||||
Carbopol 940 |
Bahan aktif |
0,3 |
0,6 |
0,9 |
Trietanolamin |
Alkalizing agent |
0,5 |
0,5 |
0,5 |
Alkohol 96% |
Antiseptik |
73 |
73 |
73 |
Spirulina platensis |
Moisturizer dan antioksidan |
0,5 |
0,5 |
0,5 |
Vitamin E |
Moisturizer dan antioksidan |
0,3 |
0,3 |
0,3 |
Glycerin |
Humektan |
1 |
1 |
1 |
Propilenglikol |
Kosolven |
10 |
10 |
10 |
Silbione |
Emolien |
0,5 |
0,5 |
0,5 |
Methyl paraben |
Pengawet |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
Propyl paraben |
Pengawet |
0,05 |
0,05 |
0,05 |
Parfum rumput laut |
Parfum |
0,5 |
0,5 |
0,5 |
Aquadest |
Solven |
13,25 |
12,95 |
12,65 |
�����������������������������������������������������������������������������������������������������������
Cara pembuatan gel hand sanitizer diawali dengan memanaskan
aquadest pada suhu 50⁰C, kemudian tuang ke mortir
hangat, kemudian dispersikan carbopol 940 ke dalam aquadest dan aduk sampai
homogen dan terbentuk gel. Tambahkan glicerin dan trietanolamin aduk sampai
homogen. Larutkan pengawet methyl paraben dan propyl paraben ke dalam propilenglikol
kemudian masukkan ke dalam basis gel yang telah terbentuk dan aduk sampai
homogen. Tambahkan silbione sebagai emolien kemudian tambahkan alkohol 96% dan
yang terakhir tambahkan alga hijau (spirulina
platensis) dan vitamin E dengan diaduk sampai homogen.
2. Evaluasi Karakteristik Fisik dan Uji Stabilitas
a. Organoleptis dan Homogenitas
Uji organoleptis antara lain dengan mengamati bentuk, warna,
bau secara visual. Uji homogenitas untuk mengetahui sediaan gel yang dibuat
homogen atau tidak, pengujian dapat dilakukan dengan mengamati apakah di dalam
sediaan gel tersebut mengandung partikel-partikel kecil atau tidak. Menurut
Lubis Erwina 2012 uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek glass
dengan cara sejumlah 10 garm sediaan dioleskan pada sekeping kaca dan sediaan
harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Lubis, Lubis, & Reveny, 2013; Surini, Amirtha, & Lestari, 2018).
b. Uji pH
Uji pH dilakukan dengan menggunakan stik pH universal, warna
pH dibandingkan dengan standar warna pada kisaran pH. Pengukuran pH juga
dilakukan dengan pH meter Laqua yang dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan
buffer standar pH 4,00 dan 7,00 sebelum mengukur pH gel. Dilakukan dengan cara
mencelupkan elektroda pH ke dalam gel. Untuk sediaan topikal diharapkan sesuai
dengan pH kulit (Osei-Asare et al., 2020).
c. Uji Daya Sebar
Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari
sediaan untuk dapat menyebar pada kulit. Uji daya sebar dapat dilakukan dengan
cara ditimbang 1g, lalu diletakan di atas plat kaca, dan biarkan beberapa menit,
lalu ukur diameter sebar sediaan, kemudian ditambah dengan beban 25g, beban
didiamkan selama 1 menit, lalu diukur diameter sebarnya. Hal tersebut dilakukan
sampai didapat diameter sebar yang konstan. Daya yang sebar yang baik memiiki
nilai 5-7 cm (Kumesan, Yamlean, & Supriati, 2013; Ningsih, Zusfahair, Kartika,
& Fatoni, 2017; Sulaiman & Tambunan, 2018).
d. Uji viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan alat
viskosimeter Brookfield dan menggunakan spindel, sediaan dimasukkan ke dalam
wadah gelas kemudian spindel yang telah dipasang diturunkan sehingga batas
spindel tercelup ke dalam sediaan. Jalankan alat viskosimeter Brookfield
kemudian baca dan catat skalanya ketika jarum merah yang bergerak telah stabil (Osei-Asare et al., 2020; Sulaiman & Tambunan, 2018; Wani, Bhalerao,
Ranaware, & Zanje, 2013).
e. Uji stabilitas fisik
Uji stabilitas fisik dilakukan dengan metode sentrifugasi. Sentrifugasi
dilakukan dengan 3800 rpm selama 5 jam. Setelah 5 jam dilakukan pengamatan
organoleptis dan homogenitas, pH, daya sebar dan viskositas (Ningsih et al., 2017)
Hasil
dan Pembahasan
A.
Organoleptis
Berdasarkan pengamtan organoleptis dihasilkan gel dengan ciri sebagaimana
berikut pada tabel 2 :
Tabel 2
Hasil Pengamatan
Organoleptis
Formula |
Warna |
Bau |
Bentuk |
Sensasi rasa |
F1 |
Jernih |
Harum |
Gel |
Dingin & tidak lengket |
F2 |
sedikit berkabut |
Harum |
Gel |
Dingin & sedkit lengket |
F3 |
Berkabut |
Harum |
Gel |
Dingin & lengket |
(a)����� ��������������� �(b) ���������������� ���(c)
Gambar 1
Pengamatan organoleptis
formula F1(a), F2(b) dan F3(c)
B.
Homogenitas
Berdasarkan hasil pengamatan uji homogenitas didapatkan hasil yang
dapat dilihat pada tabel 3 :
Tabel 3
Hasil Pengamatan Uji Homogenitas
Formula |
Homogenitas |
F1 |
Homogen |
F2 |
Homogen |
F3 |
Tidak homogen, ada putih-putih |
C.
pH
Pengukuran pH dilakukan selama 3 bulan dan
diukur pada awal bulan. Berdasarkan hasil uji pH didapatkan hasil pada tabel 4.
Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji pH didapatkan kesimpulan bahwa dari
ketiga formula tersebut memberikan nilai pH yang tidak berbeda bermakna.
Tabel 4
Hasil Uji pH
Formula |
|
Hasil Pengukuran pH |
||
Bulan ke 0 |
Bulan ke 1 |
Bulan 2 |
Bulan ke 3 |
|
F1 |
6,11 |
6,29 |
6,26 |
6,22 |
F2 |
6,22 |
6,14 |
6,18 |
6,15 |
F3 |
6,17 |
6,12 |
6,20 |
6,18 |
D.
Daya Sebar
Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui
bahwa sediaan tersebut mudah diratakan (Ningsih et
al., 2017). Daya sebar dipengaruhi oleh
viskositas suatu sediaan. Semakin tinggi viskositas sediaan maka semakin sulit
untuk menyebar dan diratakan ke permukaan kulit (Sukmawati,
Arisanti, & Wijayanti, 2013). Pada hasil penelitian di dapatkan
bahwa dari ketiga formula terdapat perbedaan yang bermakna pada uji daya sebar
dan� dapat diambil kesimpulan semakin
tinggi konsentrasi carbopol 940 maka semakin kecil daya sebar yang dihasilkan. Daya
sebar dikatakan optimal apabila nilai daya sebar > 5 cm. Dari ketiga formula
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa formula F1 & F2 memiliki daya sebar
yang baik dan lebih akseptabel dalam pemakaian (Kumesan et
al., 2013).
������������
Tabel 5
Hasil Uji Daya Sebar
Formula |
Daya Sebar (cm) |
F1 |
8,12 � 0,035 |
F2 |
5,91 � 0,092 |
F3 |
4,18 � 0,312 |
E.
Viskositas
Uji
viskositas dilakukan dengan menggunakan viskosimeter brookfield dengan menggunakan
spindel No. 63 dengan kecepatan 15 rpm. Pengujian viskositas dilakukan 2 kali
yaitu saat awal dan setelah penyimpanan 3 bulan atau 12 minggu. Berdasarkan
hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan bermakna pada
ketiga formula gel yang diuji, dimana semakin tinggi konsentrasi carbopol 940
maka viskositas yang didapatkan semakin tinggi. Viskositas suatu sediaan akan
mempengaruhi daya sebar suatu sediaan. Dari hasil penelitian ini membuktikan
bahwa formula 3 dengan konsentrasi carbopol 940 yang paling tinggi� yaitu 0,9% memberikan viskositas yang paling
tinggi dan daya sebar yang paling kecil.�
Hasil pengujiaan viskositas dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini :
Tabel 6
Hasil Uji Viskositas
Formula |
Viskositas Sediaan (cP) |
|
Hari ke 0 |
Setelah penyimpanan 3 Bulan atau 12 minggu |
|
F1 |
550 |
560 |
F2 |
820 |
840 |
F3 |
880 |
895 |
F.
Stabilitas
Berdasarkan hasil uji stabilitas dapat
diambil kesimpulan bahwa ketiga formula tidak mengalami perubahan karakteristik
fisik secara bermakna sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga formula
tersebut stabil setelah dilakukan uji stabilitas.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan
bahwa carbopol 940 sangat akseptebel untuk dijadikan sebagai basis gel karena jernih, memberi sensasi rasa dingin dan mudah dicuci dengan
air. Semakin tinggi konsentrasi carbopol 940 maka viskositas gel menjadi semakin tinggi dan daya sebar semakin menurun.
Berdasarkan hasil uji stabilitas fisik seluruh formula F1, F2 dan F3 stabil.
Berdasarkan akseptabilitas
formula F1 lebih akseptebel
karena jernih, homogen, dingin, lebih mudah diratakan
karena daya sebar lebih baik
dan tidak lengket. Pada
formula F2� sediaan homogen, berkabut, mudah diratakan karena daya sebar cukup
baik dan terasa lengket sesudah diaplikasikan. Pada formula F3 sediaan
kurang homogen, berkabut, daya sebar rendah dan lengket saat dan sesudah diaplikasikan.
BIBLIOGRAFI
CDC, Centers for
Disease Control and Prevention. (2013). Prevention and control of seasonal
influenza with vaccines. Recommendations of the Advisory Committee on
Immunization Practices--United States, 2013-2014. MMWR. Recommendations and
Reports: Morbidity and Mortality Weekly Report. Recommendations and Reports,
62(RR-07), 1.
Angerhofer,
Cindy K., Maes, Daniel, & Giacomoni, Paolo U. (2009). The use of natural
compounds and botanicals in the development of anti-aging skin care products.
In Skin aging handbook (pp. 205�263). Elsevier.
Chun,
Ock Kyoung, Kim, Dae Ok, & Lee, Chang Yong. (2003). Superoxide radical
scavenging activity of the major polyphenols in fresh plums. Journal of
Agricultural and Food Chemistry, 51(27), 8067�8072.
Dahms,
Hans U., Dobretsov, Sergey, & Lee, Jae Seong. (2011). Effects of UV
radiation on marine ectotherms in polar regions. Comparative Biochemistry
and Physiology Part C: Toxicology & Pharmacology, 153(4),
363�371.
Gold
NA., Avva U. (2020). Alcohol Sanitizer. In: StatPearls. Treasure Island
(FL).
Heo, Soo
Jin, Ko, Seok Chun, Kang, Sung Myung, Kang, Hahk Soo, Kim, Jong Pyung, Kim, Soo
Hyun, Lee, Ki Wan, Cho, Man Gi, & Jeon, You Jin. (2008). Cytoprotective
effect of fucoxanthin isolated from brown algae Sargassum siliquastrum against
H 2 O 2-induced cell damage. European Food Research and Technology, 228(1),
145�151.
Kumesan,
Yuni Arista N., Yamlean, Paulina V. Y., & Supriati, Hamidah S. (2013).
Formulasi dan uji aktivitas gel antijerawat ekstrak umbi Bakung (Crinum
asiaticum L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Pharmacon,
2(2).
Lachman
L & Lieberman H.A. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri (Edisi
Kedua, ed.). Jakarta: UI Press.
Lubis,
Ervina Syahfitri, Lubis, Lely Sari, & Reveny, Julia. (2013). Pelembab kulit
alami dari sari buah jeruk Bali [Citrus maxima (Burm.) Osbeck]. Journal of
Pharmaceutics and Pharmacology, 1(2), 104�111.
Mc
Donnell G, Russel D. (2009). Antiseptic and Disinfectants : Avtivity,
Action, and Resistence, Clinical Microbiology Review. 12(1),
147�179.
Ningsih,
Dian Riana, Zusfahair, Zusfahair, Kartika, Dwi, & Fatoni, Amin. (2017).
Formulation of handsanitizer with antibacterials substance from n-hexane
extract of soursop leaves (Annona Muricata Linn). Malaysian Journal of
Fundamental and Applied Sciences, 13(1).
Osei-Asare,
Christina, Oppong, Esther Eshun, Apenteng, John Antwi, Adi-Dako, Ofosua,
Kumadoh, Doris, Akosua, Ansah Acheampomaah, & Ohemeng, Kwasi Adomako.
(2020). Managing Vibrio cholerae with a local beverage: preparation of an
affordable ethanol based hand sanitizer. Heliyon, 6(1), e03105.
Phang,
Siew Moi. (2010). Potential products from tropical algae and seaweeds,
especially with reference to Malaysia. MJS, 29(2), 160�166.
Rai,
Herleen, Knighton, Shanina, Zabarsky, Trina F., & Donskey, Curtis J.
(2017). Comparison of ethanol hand sanitizer versus moist towelette packets for
mealtime patient hand hygiene. American Journal of Infection Control, 45(9),
1033�1034.
Rowe
R.C., Sbeskey P.J., and Owen S. C. (2006). Handbook of Pharmaceutical
Exipients, Pharmaceutical Press, American Pharmaceutical Association (5th
editio).
Santosa,
Santi Puspa Ariyani dan. (2020). Analisis Pengaruh Social Distancing Dalam
Pencegahan Penyebaran Virus Corona Dengan Pelaksanaan Sholat Fardhu Berjamaah
Di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Jawa
Tengah. Jurnal Syntax Idea, 2(5).
Sari,
Retno, & Isadiartuti, Dewi. (2006). Studi efektivitas sediaan gel antiseptik
tangan ekstrak daun sirih (Piper betle Linn). Majalah Farmasi Indonesia,
17(4), 163�169.
Shimoda,
Hiroshi, Tanaka, Junji, Shan, Shao‐Jie, & Maoka, Takashi. (2010). Anti‐pigmentary activity of fucoxanthin and its influence
on skin mRNA expression of melanogenic molecules. Journal of Pharmacy and
Pharmacology, 62(9), 1137�1145.
Sukmawati,
N. M. A., Arisanti, C. I. S., & Wijayanti, NPAD. (2013). Pengaruh Variasi
Konsentrasi PVA, HPMC, dan Gliserin terhadap Sifat Fisika Masker Wajah Gel Peel
Off Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal
Farmasi Udayana.
Sulaiman,
S. N. T., & Tambunan, S. (2018). Formulasi Gel Minyak Atsiri Sereh dengan
Basis HPMC dan Karbopol. Majalah Farmasetik, 14(2).
Surini,
Silvia, Amirtha, Nurul Isti, & Lestari, Delly Chipta. (2018). Formulation
and effectiveness of a hand sanitizer gel produced using Salam bark extract. International
Journal of Applied Pharmaceutics, 10(Special Issue 1), 216�220.
Thomas,
Noel Vinay, & Kim, Se Kwon. (2013). Beneficial effects of marine algal
compounds in cosmeceuticals. Marine Drugs, 11(1), 146�164.
Wani,
Nandkishor S., Bhalerao, Ashish K., Ranaware, Vikram P., & Zanje, Rahul.
(2013). Formulation and evaluation of herbal sanitizer. International
Journal of PharmTech Research, 5(1), 40�43.