Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 2, No. 6, Juni 2020
HUBUNGAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG INSTALASI
GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT TENTARA WIJAYAKUSUMA
Risza Apriani Fauziyah
dan Endiyono
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan caring perawat terhadap kepuasan pasien di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Tentara Wijayakusum. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif analitik, pendekatan cross-sectional bersifat
correlational, mencari hubungan antara variable bebas dan terikat dengan uji
chi-square dengan 99 responden di IGD Rumah Sakit Tentara Wijayakusum. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Caring perawat diruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Tentara
Wijayakusuma sebagian besar pada kategori baik yaitu sebanyak 53 orang (53,5%)
dan lainnya pada kategori buruk sebanyak 46 orang (46,5%). Kepuasan Pasien di
Instalasi Gawat Darurat RST Wijayakusuma sebagian pada kategori tidak puas
sebanyak 48 orang (48,5%), merasa puas sebanyak 51 orang (51,5%). Terdapat
hubungan antara caring perawat terhadap kepuasan pasien diruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit Tentara Wijayakusuma p value = 0,002.
Kata kunci: Caring perawat, Kepuasan Pasien, Instalasi Gawat Darurat
Pendahuluan
Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu hak mendasar
masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah. Sebagai
salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat, mutu
pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan
bahkan� menjadi� salah�
satu� factor penentu citra
institusi pelayanan kesehatan salah satunya dirumah sakit (RI, 2018).
Pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit terjadi karena adanya perjanjian antara Pasien dan Rumah Sakit
tentang pelayanan kesehatan. Selain itu pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh Rumah Sakit harus senantiasa memperhatikan peraturan perundangan yang
berlaku.
Baik perjanjian yang telah dibuat
maupun perundangan yang berlaku wajib ditaati oleh kedua belah pihak. Salah
satu hal yang perlu diperhatikan dalam perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yaitu hak serta kewajiban parapihak. Pasien dan Rumah
Sakit memiliki hak serta kewajibannya masing-masing sebagaimana diatur dalam perjanjian
yang telah dibuat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
kesehatan (Lambok & Asyiafa, 2019).
Hasil studi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS),
Inggris (UK) dan Kanada telah menunjukkan pentingnya kepuasan pasien sebagai
indikator kualitas inti, khususnya di bidang asuhan keperawatan. Perawat adalah
orang-orang garis depan yang bertemu pasien, menghabiskan jumlah waktu
tertinggi dengan dan mengandalkan untuk pemulihan selama rawat inap mereka.
Asuhan keperawatan memainkan peran penting dalam menentukan kepuasan
keseluruhan pasien pengalaman rawat inap (Soliman, Hanan Mohamed Mohamed & Kassam, 2015).
Caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan pasien.
Perawat menunjukkan sikap ini melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik.
Perilaku caring perawat akan menolong pasien meningkatkan perubahan positif
dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Seorang perawat harus
memiliki kesadaran tentang asuhan keperawatan dalam memberikan bantuan bagi
klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan dengan segala pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang akan memberikan dorongan positif terhadap pasien
dan keluarganya (SUROSO, 2016).
Caring bisa dipelajari oleh semua perawat dan bukan merupakan
sifat bawaan. Perawat memahami caring dalam kategori deskriptif ini sebagai
observasi dan tindakan yang sabar dan penuh perhatian yang menyebabkan kelegaan
atau pengentasan gejala dan kenyamanan yang meningkat. Memahami gejala penyakit
pasien dan bahasa tubuh mereka melalui caring dan penilaian fungsi vital.
Mengintegrasikan gejala subyektif dengan data lainnya (Jarosova, 2016).
Perawat Amerika mendefinisikan asosiasi tentang kepuasan
pasien dengan keperawatan, pendapat pasien tentang perawatan diterima perawat
selama rawat inap, untuk penelitian. Kepuasan pasien dengan asuhan keperawatan
memiliki komponen: harapan, fisik rumah sakit, lingkungan, komunikasi dan
informasi, partisipasi dan keterlibatan, hubungan interpersonal, dan kompetensi
(Sharew, Bizuneh, Assefa, & Habtewold, 2018).
Rendahnya angka kepuasan pasien akan berdampak terhadap
perkembangan rumah sakit. Pada pasien yang merasa tidak puas terhadap layanan
kesehatan yang diterima, maka pasien memutuskan akan pindah ke rumah sakit lain
yang dapat memberikan pelayanan yang lebih baik (Sitzman et al., 2019).
Menilai kepuasan pasien dengan asuhan keperawatan adalah
penting dalam mengevaluasi apakah kebutuhan pasien memenuhi dan kemudian
memfasilitasi dalam perencanaan serta menerapkan intervensi keperawatan yang
tepat untuk pasien. Faktor-faktor penentu berkontribusi paling besar terhadap
kepuasan pasien dapat membantu perawat dalam meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan. Oleh karena itu, kepuasan pasien dengan perawatan adalah faktor
penentu kualitas perawatan khususnya dalam pengaturan fasilitas klinis /
kesehatan (Soliman, Hanan Mohamed Mohamed & Kassam, 2015).
Berdasarkan data survei indeks kepuasan pasien Di RST
Wijayaksuma dengan sasaran instalasi gawat darurat menggunakan indeks kepuasan
masyarakat data yang peneliti dapatkan di Ruang Instalasi Gawat Darurat RST
Wijayakusuma� pada 30 orang diperoleh
hasil bahwa 25 orang mengatakan puas 5 kurang puas atas pelayanan perawat
dengan kritik terkadang perawat tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu,
kurang ramah, kurang berempati dan kurang care pada saat melakukan tindakan
keperawatan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang �Hubungan�
Caring Perawat terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Instalasi Gawat Darurat
(IGD) RST Wijayakusuma�. �
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitik, pendekatan cross-sectional bersifat
correlational. mencari hubungan antara variable bebas dan terikat melalui
pendekatan cross-sectional dimana dalam system ini variable-variabelnya diukur
dalam waktu yang bersamaan. Merekrut sejumlah�
99 pasien dan 12 perawat dari ruang Instalasi Gawat Darurat RST
Wijayakusuma. Dengan kriteria inklusi Perawat IGD 1)Pasien di Instalasi Gawat
Darurat RST Wijayakusuma 2) Pasien dapat membaca dan menulis 3) Pasien sudah
bisa memutuskan 4) Glasgow Coma Scale (GCS) 14�15. 5) Bersedia menjadi
responden 6)Pasien belum dipindah diruang perawatan (rawat inap) atau pulang.
Dengan kriteria ekslusi 1) Pasien yang sedang merintih kesakitan atau mengalami
gangguan pernafasan 2) Pasien maternitas 3) Pasien kategori triage merah.
Lokasi penelitian dilaksanakan diruang Instalasi Gawat RST Wijayakusuma, waktu
penelitian pada Desember 2019.
Hasil
dan Pembahasan
A.
Analisis Univariat
1.
Gambaran Perawat
IGD RST Wijayakusuma
Kegiatan pelayanan medis dan keperawatan salah satunya Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan jumlah perawat sebanyak 12 orang perawat yang terbagi dalam 3 shift dalam sehari.
�Gambaran Perawat IGD RST Wijayakusuma
Jenis Kelamin |
Frekuensi |
% |
Laki-laki Perempuan |
10 2 |
83,3% 16,7% |
Umur Perawat |
|
|
26 � 35 36 - 45 tahun 46 - 55 tahun |
6 3 3 |
50% 25% 25% |
Golongan |
|
|
Honor TNI PNS AD |
7 2 3 |
58,3% 16,7% 25,0% |
Pendidikan |
|
|
DIII S1 S1 NERS |
10 1 1 |
83.3% 8.3% 8.3% |
Lama Bekerja di IGD |
|
|
< 5 tahun 6 - 10 tahun 11 -15 tahun 16 - 20 tahun |
5 3 3 1 |
41,7% 25,0% 25,0% 8.3% |
Dari uraian table diatas,
memperlihatkan kemungkinan besar menjadi factor yang mempengaruhi caring perawat di IGD. Pada kategori jenis kelamin sebanyak
10 orang (83,3%) didominasi laki-laki
dan 2 orang perempuan (16,7%). Pada kategori umur perawat
dengan umur 26 � 35 tahun sebanyak 6 orang (50%), 36
� 45 tahun sebanyak 3 orang
(25%), 46 � 55 tahun sebanyak
3 orang (25%).
Tingkat golongan perawat
di IGD RST Wijayakusuma honor� 7 orang (58,3%), TNI 2 orang (16,7%),
PNS AD 3 orang (25,0%). Pendidikan perawat D3 sebanyak 10 orang (83,3%), S1 sebanyak
1 orang (8,3%), S1 Ners sebanyak
1 orang (8,3%). Adapunaa bekerja
di IGD ada yang < 5 tahun
sebanyak 5 orang (41,7%), 6 � 10 tahun
sebanyak 3 orang (25,0%), 11 � 15 tahun
sebanyak 3 orang (25,0%), 16 � 20 tahun
sebanyak 1 orang (8,3%).
Tabel� 2
Karakteristik responden pasien diruang IGD RST Wijayakusuma tahun 2019
Jenis Kelamin |
Frekuensi |
% |
Laki-laki Perempuan |
42 57 |
42,2% 57,6% |
Umur Responden |
|
|
17-25 Tahun 26-35 Tahun 36-45 Tahun 46-55 Tahun 56-65 Tahun |
45 21 13 7 9 4 |
45,5% 21,2% 13,1% 7,1% 9,1% 4,0% |
Status Menikah |
|
|
Menikah Belum Menikah |
56 43 |
56,6% 43,4% |
Pendidikan Terakhir |
|
|
SD SMP SARJANA |
7 8 42 14 28 |
7,1% 8,1% 42,4% 14,1% 28,3% |
Pekerjaan Responden |
|
|
PNS SWASTA PENSIUNAN IRT Lainnya (Pelajar) |
11 31 4 15 38 |
11,1% 31,3% 4% 15,2% 38,4% |
Pada table diatas menunujukan
responden laki-laki sebanyak 42 orang (42,2%) perempuan
57 orang (57,6%), Umur 17-25 tahun
responden� sebanyak 45 orang (45,5%), 26 � 35 tahun
sebanyak 21 orang (21,2%), 36-45 tahun
sebanyak 13 orang (13,1%), 36-45 tahun
sebanyak 7 orang (7,1%), 46-55 tahun
sebanyak 9 orang (9,1%), 56-65 tahun
sebanyak 4 orang (4,0%). Mengenai
status sipil diketahui menikah sebanyak 56 orang (56,6%)
dan belum� menikah sebanyak 43 orang (43,3%).�
Tingkat pendidikan terakhir
SD sebanyak 7 orang (7,1%), SMP sebanyak
8 orang (8,1%), SMA sebanyak 42 orang (42,4%), DIII� sebanyak
14 orang (14,1%), dan Sarjana/DIV sebanyak
28 orang (28,3%). Pekerjaan Responden
PNS sebanyak 11 orang (11,1%), Swasta
sebanyak 31orang (31,3%), pensiunan
sebanyak 4 orang (4,0%), IRT (ibu
rumah tangga) sebanyak 15 orang (15,2%), lainnya
pelajar sebanyak 38 orang
(38,4%).
3.
Caring Perawat
Distribusi frekuensi
perilaku caring
perawat
Caring Perawat |
Frekuensi |
% |
Buruk Baik |
46 53 |
46,5% 53,5% |
Total |
99 |
100% |
Tabel memperlihatkan caring perawat
dalam memberikan pelayanan kepada pasien di IGD RST Wijayakusuma sebagian besar terdistribusi pada kategori buruk sebanyak 46 orang (46,5%)
dan dalam kategori baik sebanyak 53 orang (53,5%).
Periaku caring
perawat di instalasi gawat darurat RST Wijayakusuma yang sebagian besar sudah baik
(53,3%), pada aspek assurance of human presence perawat sering mendatangi pasien dan berinteraksi dengan pasien tanpa
harus diminta, perawat sering berbicara dengan pasien dengan tutur
kata yang sopan dan baik, perawat sering mendorong dan mempersilakan pasien untuk memanggil
jika ada masalah, perawat sering mampu membantu
mengurangi rasa sakit pada pasien, perawat sering menanggapi panggilan pasien dengan cepat atau
kurang dari 5 menit, perawat sering bersikap manusiawi dan tidak kasar, perawat sering tidak membeda-
bedakan pasien dan berlaku adil.
Aspek respectfull deference
perawat sering mendengarkan keluhan pasien dengan sungguh
sungguh, perawat sering menghormati pasien dan keluarga pasien, memberikan dukungan dan motivasi untuk sembuh, mempersilakan
pasien untuk mengungkapkan keluhan- keluhannya dan perawat sering memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-niai budaya, adat istiadat
dankeangsungan beragama pasien.
Pada aspek professional
skill and knowledge perawat sering mengetahui
bagaimana memberikan suntikan dan infus dll.,perawat sering
bersikap percaya diri dalam merawat
pasien, perawat sering menjelaskan tindakan medis� yang
akan dilakukan, perawat sering mengelola peralatannya secara terampil dan menjaga kerahasiaan informasi pasien, perawat sering memberitahukan rencana perawatannya kepada pasien dan keluarga, perawat menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, perawat sering bertanggungjawab atas pasien yang membutuhkan asuhan keperawatan.
Aspek positive
connectedness perawat sering
meluangkan waktunya dengan pasien untuk
berbincang, responden sering percaya kepada perawat, karena perawat juga sering sabra atau tak kenal lelah
terhadap pasien sehingga pasien sering merasa nyaman
untuk berbicara kepada perawat, perawat sering memberikan harapan pasien untuk sembuh.
Aspek attentive
to others perawat sering
menjadikan pasien sebagai prioritas utama dan sering mendengarkan pengalaman- pengalaman pasien. Perawat sering bersikap ramah dan mempersilakan pasien mengekspresikan perasaannya. Sehingga pasien memberikan penilaian baik. Tetapi perawat
kadang- kadang menyapa pasien dan kadang kadang mengajak
pasien bercanda saat pelayanan sehingga pasien menilai buruk. Perawat harus mempunyai
pengetahuan dan keterampilan
khusus dalam penerapan caring perawat, sehingga dapat mudah diterima oleh pasien. Semakin tinggi nilai caring
perawat yang diterapkan maka pasien akan merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan (Weyant,
Clukey, Roberts, & Henderson, 2017).
Caring dapat
diterapkan dengan baik bila perawat
memiliki pemahaman yang tinggi tentang perilaku caring tersebut (Elbahnasawy,
Lawend, & Mohammed, 2016). Bahwa seorang perawat harus memiliki caring dalam pelayanannya terhadap pasien, karena hubungan antara caring perawat
merupakan factor yang mempengaruhi
proses kepuasan dan kesembuhan
pasien.
Penelitian
ini sejalan dengan penelitian (Rahayu, 2018) yang memiliki nilai perilaku caring yang baik sebanyak
25 orang (92,5%) dan sebanyak 2 orang (7,4%) yang memiliki perilaku caring yang
kurang. Hasil uji statistik chi square
dengan tingkat kepercayaan 95%.
4.
Kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RST Wijayakusuma disajikan pada table
Distribusi frekuensi kepuasan pasien
Kepuasan Pasien |
Frekuensi |
% |
Tidak Puas Puas |
48 51 |
48,5% 51,5% |
Jumlah |
99 |
100% |
Tabel memperlihatkan
kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RST Wijayakusuma sebagian besar terdistribusi pada kategori tidak puas sebanyak
48 orang (48,5%), merasa puas
sebanyak 51 orang (51,5%).
Pasien atau
klien merupakan individu terpenting di rumah sakit sebagai
konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit. Pasien
akan senantiasa mengevaluasi produk maupun jasa yang telah diterimanya dari rumah sakit.
Dari hasil evaluasi ini akan menghasilkan
perasaan puas ataupun tidak puas.
Rowland (1992) dalam (Kalsum, 2016) mengatakan bahwa kepuasan pasien merupakan aspek� yang paling menonjol dalam tingkat operasional pelayanan rumah sakit. Bila pelanggan
tidak puas maka dia akan
menghentikan hubungannya dengan pihak penyedia.
Kepuasan Pasien
di Instalasi Gawat Darurat RST Wijayakusuma sebagian terdistribusi pada kategori tidak puas dan kategori puas. Tabel memperlihatkan
kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RST Wijayakusuma sebagian besar terdistribusi pada kategori tidak puas sebanyak
48 orang (48,5%), merasa puas
sebanyak 51 orang (51,5%).
Kepuasan pasien
terhadap caring
perawat di IGD RST Wijayakusuma
hanya tidak puas oleh responden disebabkan oleh perawat tidak langsung menanggapi keluhan pasien di IGD RST Wijayakusuma. Sehingga pasien dapat memahami dengan jelas maksud
dan tujuan pemberian tindakan atau layanan
kesehatan.
Menurut (Nursalam, 2014), kepuasan
pelanggan ialah suatu keadaan di mana kebutuhan, keinginan dan harapan pasien
dapat dipenuhi melalui produk atau jasa yang dikonsumsi. Oleh karena itu
kepuasan pasien adalah rasio kualitas yang dirasakan oleh pasien dibagi dengan
kebutuhan, keinginan dan harapan pasien.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan (Shirley Teng & Norazliah, n.d.) Tingkat kepuasan
sedang (rata- rata = 61,40, SD = 14.58 dan sangat puas dengan
cara perawat dalam menjalani pekerjaannya (rata- rata = 31,65%), SD = 0,88. Namun,
mereka paling tidak puas dengan jumlah waktu yang dihabiskan perawat dengan
mereka (rata � rata = 6,95%) SD = 0,82. Berbeda jumlah sampel, tempat penelitian dan pengkategoriannya. Perilaku caring perawat
dijadikan penilaian kinerja untuk memenuhi
kepuasan pasien.
Penelitian ini
sejalan dengan peneitian Suweko (2019) Kepuasan pasien �tidak puas� sebanyak 2
orang (4%), �cukup puas� sebanyak 10 orang (20%), �puas� sebanyak 17 orang
(34%), �sangat puas� sebanyak 21 orang (42%),
Esghi (2017)
menyatakan perilaku penjaga darurat (70,6%) dan menanggapi keberatan dan
keluhan (63,1%) berada pada tingkat sedang. Total nilai rata-rata untuk
kepuasan pasien adalah 17,43 � 1,56. Untuk membandingkan kepuasan pasien dengan
perawatan dihari libur, uji chi-square
digunakan. Kasus signifikan termasuk perawatan dokter (0,005), perilaku dokter
(0,001), dan perilaku perawat care
(0,038) ada hubungan yang signifikan. Dengan menggunakan variable yang berbeda
dan metode yang berbeda.
B.
Analisis Bivariat
1.
Hubungan caring
perawat terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RST Wijayakusuma
Hubungan caring perawat terhadap
kepuasan pasien di IGD RST Wijayakusuma dilakukan analisis dengan menggunakan Uji rank
spearman yang hasilnya disajikan pada tabel berikut:
Tabel� 5
Analisis hubungan caring
perawat terhadap kepuasan pasien di IGD RST Wijayakusuma.
Caring Perawat |
Kepuasan Pasien |
Ρ value |
RP(95%CI) |
|||||
Tidak Puas |
Puas |
Total |
||||||
N |
% |
n |
% |
n |
% |
|||
Buruk |
30 |
65,20% |
16 |
34,80% |
46 |
100% |
0,002 |
3,646 (1,587 � 8,373) |
Baik |
18 |
34% |
35 |
66% |
53 |
100% |
||
Total |
48 |
48,50% |
51 |
51,50% |
99 |
100% |
|
|
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
bahwa responden yang menilai caring perawat buruk ditujukan
kepada pasien dan merasa tidak puas
(65,20%) lebih besar daripada responden yang menilai caring perawat baik dan pasien merasa tidak
puas sebesar (34%). Responden yang menilai caring perawat
baik dan puas (66%) lebih besar daripada
responden yang menilai
caring perawat buruk dan puas (34,8%).
Nilai pearson chi square sebesar
0,002 < 0,05. Hal ini berarti
ada hubungan antara tingkat caring perawat
terhadap kepuasan pasien. Nilai Rasio Prevalensi (95% Confidance Interval)
= 3,646 (1,587 � 8,373) berarti caring perawat yang tingkat
caringnya buruk berpeluang 3,646 kali mengakibatkan pasien tidak puas daripada
perawat yang caringnya baik.
Pada analisis hubungan
caring perawat
terhadap kepuasan pasien dapat diketahui
bahwa caring
perawat yang buruk� sebagian
merasa tidak puas (65,2%) dan caring
perawat yang buruk merasa puas sebanyak
(34,8%). Menurut Juwariyah
(2014) menyatakan bahwa caring manifestasi
dari perhatian kepada orang lain, berpusat pada
orang lain, menghormati harga
diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya suatu yang memburuk, memberi perhatian dan konsen, menghormati kepada orang lain dan kehidupan manusia, cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu bersama, empati, pengetahuan, penghargaan dan menyenangkan.
Hasil uji pearson product moment diperoleh
nilai P
value = 0,002 yang lebih kecil
dari ɑ = 0,05. Nilai Rasio Prevalensi (95% Confidance Interval) = 3,646 (1,587 � 8,373) berarti
caring perawat
yang tingkat caringnya buruk berpeluang 3,646 kali mengakibatkan
pasien tidak puas daripada perawat
yang caringnya
baik. Artinya ada hubungan caring perawat terhadap
kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RST Wijayakusuma.
Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien sangat erat hubungannya
karena perlakuan perawat sebagai provider dimana pelayanan perawat harus dapat
dirasakan dan memberi dampak yang positif terhadap pasien sebagai customer
(pelanggan) pelayanan keperawatan di rumah sakit (Rangkuti
& Psi, 2017).
Hasil
penelitian lain �(Ginting,
2016) menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara caring perawat
dengan tingkat kepuasan pasien, namun masih terdapat 6,2% yang kurang puas
dengan perilaku caring perawat. Hal
ini dapat disebabkan oleh pengalaman dan faktor demografi responden dalam pelayanan
care perawat. Pernyataan ini didukung
teori yang dikemukakan oleh (Singgih &
Yulia, 2012).
Perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien
sangat erat hubungannya karena perlakuan perawat sebagai provider dimana
pelayanan perawat harus dapat dirasakan dan memberi dampak yang positif
terhadap pasien sebagai customer (pelanggan) pelayanan keperawatan di rumah
sakit (Sitorus &
Panjaitan, 2011).
Sejalan
dengan penelitian (R�os-Risquez
& Garc�a-Izquierdo, 2016), Ada hubungan
signifikan tingkat kepuasan pasien
antara / di antara subkelompok sosial-demografi termasuk etnis, jenis kelamin,
alasan masuk dan disiplin ilmu. Pasien Cina paling tidak puas dengan
perawat. Para pasien paling puas dengan 'Menghormati perasaan pasien'
(rata-rata = 82,29, SD = 14,50) dan
paling tidak puas dengan 'Komunikasi dan partisipasi'
(rata-rata = 62,00, SD = 16,46). memperkuat kebutuhan
untuk lebih memperhatikan penyediaan informasi pasien dan komunikasi yang
efektif, yang dapat meningkatkan kepuasan pasien.
Penelitian ini sejalan dengan (Mubita, Richardson, & Briggs, 2020) Mubita (2019)
10 pasien berpartisipasi dalam penelitian ini dan tiga tema muncul dari
analisis. Temuan penelitian ini menyatakan bahwa untuk mencapai kepuasan
dengan manajemen rasa sakit, perawatan pasien harus mencakup pengiriman
informasi yang tepat waktu dan memadai sesuai dengan kebutuhan individu pasien,
perawat harus memiliki sikap care dan
rasa sakit harus dikontrol dengan baik yang mengungkapkan adanya hubungan
sebagai factor untuk mencapai kepuasan pasien.
Kesimpulan
Data demografi
karakteristk responden disebutkan bahwa pada jenis kelamin didominasi oleh
perempuan sebanyak 57 orang (57,6%) dengan umur rentang 17- 25 tahun sebanyak
45 orang (45,5%) status menikah (56,6%), pendidikan terakhir SMA sebanyak 42
orang (42,4%) pekerjaan lainnya (pelajar) sebanyak 38 orang (38,4%). Caring perawat diruang
IGD RST Wijayakusuma sebagian
besar pada kategori baik yaitu sebanyak
53 orang (53,5%) dan lainnya pada kategori
buruk sebanyak 46 orang
(46,5%). Kepuasan Pasien di
IGD RST Wijayakusuma pada kategori
tidak puas sebanyak 48 orang (48,5%), merasa
puas sebanyak 51 orang
(51,5%). Ada hubungan caring perawat terhadap
kepuasan pasien Instalasi Gawat Darurat RST Wijayakusuma (p value = 0,002).
BIBLIOGRAFI
Elbahnasawy, H. T., Lawend,
J., & Mohammed, E. (2016). Application of Watson caring theory for nurses
in pediatric critical care unit. IOSR Journal of Nursing and Health Science,
5(4), 56�67.
Ginting,
Suriani. (2016). Hubungan Perilaku Caring Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Di
Ruangan Penyakit Dalam Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2016. Jurnal
Ilmiah Pannmed (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment,
Dentist), 11(1), 51�55.
Jarosova,
Darja. (2016). Concept Caring In Nursing. Retrieved from
http://cejnm.osu.cz/pdfs/cjn/2016/02/07.pdf
Kalsum,
Umi. (2016). Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien di
Ruang Perawatan Teratai Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati tahun 2016.
Lambok,
Betty Dina, & Asyiafa, Agina Putri. (2019). Pertanggungjawaban Hukum Tenaga
Medis Dalam Tindakan Pemasangan Alat Pernapasan Lewat Mulut (Ventilator) Pada
Pasien di Rumah Sakit. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(12),
74�86.
Mubita,
Womba Musumadi, Richardson, Cliff, & Briggs, Michelle. (2020). Patient
satisfaction with pain relief following major abdominal surgery is influenced
by good communication, pain relief and empathic caring: a qualitative interview
study. British Journal of Pain, 14(1), 14�22.
Nursalam.
(2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional (Edisi 4). Jakarta: Salemba Medika.
Rahayu,
Sri. (2018). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Caring Perawat di
Rumah Sakit. Faletehan Health Journal, 5(2), 77�83.
Rangkuti,
Anna Armeini, & Psi, S. (2017). Statistika Inferensial untuk Psikologi
dan Pendidikan. Kencana.
RI,
Kemenkes. (2018). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2018 Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan.
R�os-Risquez,
Ma Isabel, & Garc�a-Izquierdo, Mariano. (2016). Patient
satisfaction, stress and burnout in nursing personnel in emergency departments:
A cross-sectional study. International Journal of Nursing Studies, 59,
60�67.
Sharew,
Nigussie Tadesse, Bizuneh, Hailegiorgis Teklegiorgis, Assefa, Hilina Ketema,
& Habtewold, Tesfa Dejenie. (2018). Investigating admitted patients�
satisfaction with nursing care at Debre Berhan Referral Hospital in Ethiopia: a
cross-sectional study. BMJ Open, 8(5), e021107.
Shirley
Teng, K. Y., & Norazliah, S. (n.d.). Surgical Patients� Satisfaction of
Nursing Care at the Orthopedic Wards in Hospital Universiti Sains Malaysia
(HUSM).
Singgih
& Yulia. (2012). Psikologi Keperawatan. Jakarta: Libri.
Sitorus,
Ratna, & Panjaitan, Rumondang. (2011). Manajemen keperawatan: manajemen
keperawatan di ruang rawat. Jakarta: CV Sagung Seto.
Sitzman,
Kathleen, PhD, R. N., CNE, ANEF, Watson, Jean, PhD, R. N., & AHN-BC, FAAN.
(2019). Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health Sciences.
Springer Publishing Company.
Soliman,
Hanan Mohamed Mohamed & Kassam, Awatef Hassan. (2015). Correlation
between Patients� Satisfaction and Nurses� Caring Behaviors. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/281038352_Correlation_Between_Nurses�_Caring_Behaviors_and_Patients�_Satisfaction
SUROSO,
JEBUL. (2016). Pengembangan Instrumen Caring Pelayanan Keperawatan Gawat
Darurat Rumah Sakit. Universitas Gadjah Mada.
Weyant,
Ruth A., Clukey, Lory, Roberts, Melanie, & Henderson, Ann. (2017). Show
your stuff and watch your tone: Nurses� caring behaviors. American Journal
of Critical Care, 26(2), 111�117.