Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 2, No. 8, Agustus 2020
DESAIN
PELATIHAN PADA MASA PENDEMI COVID-19 (STUDI KASUS PENERAPAN METODE CONSTRUCTIVE
LEARNING PADA PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN VIRTUAL LEARNING)
Siti Choiriyah dan Setyo Riyanto
Universitas Mercubuana, Jakarta
Email: [email protected]
dan [email protected]
Abstrak
Program
pelatihan dan pengembangan di BP Jamsostek tetap berlangsung di tengan pandemic
Covid-19. Wabah virus corona telah menjadi issue global sejak WHO telah
mengumumkanya pada pertengahan bulan Maret 2020. Dampaknya berimbas pada
seluruh lapisan negeri serta mengubah berbagai segi kehidupan tanpa terkecuali
pekerjaan, pendidikan dan pelatihan. BP Jamsostek sebagai lembaga public yang
bergerak dalam bidang jaminan sosial ketenagakerjaan melalui Deputi Direktur
Bidang Learning turut merasakan dampaknya. Berbagai pelatihan yang seharusnya
dilaksanakan secara tatap muka (face-to-face) dihentikan sejalan dengan
merebaknya penyebaran Covid-19. Kondisi ini memerlukan penyesuaian baik metode
pembelajaran maupun waktu pelaksanaanya. Desain pelatihan dirancang sedemikian
rupa agar tujuan dan sasaran organisasi tercapai yakni dengan metode
pembelajaran contructive learning dengan penyampaian pembelajaran berbasis
digital yakni virtual learning dengan menggunakan aplikasi zoom cloud dan
Learning Management System/LMS atau e-learning BP Jamsostek. Era globalisasi
menuntut setiap generasi untuk mampu berdaptasi dengan perkembangan teknologi teknologi
khususnya internet saat ini sangat mempengaruhi segenap aspek kehidupan,
termasuk pada bidang pendidikan dan pengembangan yang ada di organisasi.� Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
bagaimana BP Jamsostek mendesain pelatihan dan melaksanakan pelatihan yang
berlangsung pada masa pandemic Covid-19. Program pelatihan di desain dengan
metode contructive learning yang menekankan pada keaktifan peserta dengan
penyampaian pembelajaran virtual learning untuk memenuhi tujuan bisnis
organisasi. Tujuannya adalah memenuhi pengetahuan, memperkuat ketrampilan sikap
dan perilaku karyawan dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam mas
pandemic Covid-19. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa desain pelatihan
program dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran desain pelatihan yang
telah dirancang. Segenap element pelatihan berepran serta aktif dalam
pelaksanaan program ini. Program ini terselenggara tidak hanya untuk memenuhi
program kerja dari organisasi namun juga sebagai langkah positif dalam membantu
pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia.� .
Kata kunci: Desain Pelatihan;
Constructiive Learning; Virtual Learning; Pelatihan pada masa Pandemi Covid-1; �Zoom Cloud Meeting
Pendahuluan
Pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan di Era Revolusi Industri
4.0 merupakan fenomena yang timbul atas kebutuhan revolusi industri dengan
menyesuaikan kurikulum baru sesuai situasi saat ini. Kurikulum tersebut mampu
membuka sisi jendela dunia melalui genggaman contohnya adalah memanfaatkan internet
of things (IOT). Di sisi lain instruktur/pemateri juga memperoleh lebih banyak
referensi dan metode pengajaran dari kemampuanya memanfaatkan internet.
Pelatih dan spesialis pendidikan dalam bisnis, organisasi nirlaba, dan
lembaga pemerintah secara tradisional memandang perkembangan teknologi
komunikasi untuk memperkuat pembelajaran jarak jauh. Setelah satu abad
perubahan dan inovasi yang dramatis, tampaknya integrasi teknologi
telekomunikasi dan satelit siap untuk mendukung peningkatan yang signifikan
dalam interaktivitas, kolaborasi, dan penyampaian pendidikan dan pelatihan
jarak jauh secara real-time. Ada lonjakan minat yang semakin meningkat sekarang
dalam konferensi video perusahaan, sistem dukungan kinerja elektronik, dan
kursus berbasis web online oleh bisnis dan industry. (Schreiber & Berge, 1998).
BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) adalah badan hukum publik yang
dipercaya pemerintah untuk melaksanakan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Sebagai
lembaga hukum publik yang dipercaya pemerintah untuk melaksanakan Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan. Maka BP Jamsostek harus menyiapkan Sumber Daya Manusia
yang unggul dan berdaya saing. Salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan
dan pengembangan bagi segenap insan BP Jamsostek. Dampak dari pelatihan ini
tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga
memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
Indonesia saat ini tengah menghadapi hari-hari melawan Covid-19. Virus
Covid-19 saat ini telah membuat resah seluruh dunia. Covid-19 yang terdeteksi
pertama kali di Wuhan ini sekarang telah menyebar ke 200 negara. Virus ini
menular secara cepat serta sudah menyebar ke wilayah lain di Cina juga sejumlah
negara, termasuk Indonesia. Corona virus ialah kumpulan virus yang
dapatmenginfeksi� sistem� pernapasan (Santosa, 2020) virus ini tidak hanya
menyebar di Indonesia, namun juga menjadi issue global yang sampai saat ini
belum ditemukan vaksinnya. Penyesuaian sistem kerja, sistem belajar pelaksanaan
beribadah� dan implementasi protocol
pencegahan Covid-19 merupakan beberapa hal yang harus dipatuhi.
Sistem kerja dan sistem belajar melalui online ataupun jika terdapat
pelayanan secara manual harus mengimplementasikan protocol pencegahan Covid-19
dengan mengukur suhu, menyediakan tempat cuci tangan/handsanitizer dan physical
distancing.
Dalam rangka memenuhi tantangan tersebut, BP Jamsostek mewujudkannya
dengan membentuk organisasi yang pembelajar (learning organization)
dengan memanfaatkan pemahaman yang kuat pada�
penggunaan teknologi digital/ internet serta� pemahaman pengelolaan waktu dalam bekerja (time
management). Dalam mewujudkannya, diperlukan dukungan dari desainer
pelatihan dalam menerapkan desain instruksional pembelajaran.�
Desain instruksional adalah proses pengambilan keputusan: �Tujuannya
adalah untuk memilih metode pembelajaran terbaik yang diberikan dengan hasil
tertentu yang ingin dicapai oleh instruksi, dan kondisi tertentu di mana
instruksi akan terjadi. (Seel, Lehmann, Blumschein, & Podolskiy, 2017).
Dalam mewujudkan pembelajaran selama pandemi adalah dengan memanfaatkan
pelatihan berbasis online dengan sistem virtual learning yang dilaksanakan
secara pembelajaran jarak jauh/distance learning.
BP Jamsostek mengadakan program pelatihan dan pengembangan berbasis
digital atau dengan jarak jauh pada�
modul time management. Penyampaian materi ini diharapkan dapat
memberikan wawasan yang positif di tengah pandemic Covid-19 serta dapat
menumbuhkan kesadaran bagi karyawan dalam pengelolaan waktu bekerja yang
efektif dalam menghadapi masa pandemi Covid-19.
Studi kasus membantu organisasi menjawab pertanyaan seperti bagaimana
memaksimalkan pemanfaatan teknologi untuk memberikan pelatihan jarak jauh dan
proses dan prosedur organisasi apa yang dapat membantu dalam melembagakan upaya
pelatihan jarak jauh (Schreiber & Berge, 1998).
Di tengah merebaknya pandemic Covid-19,�
pelatihan juga dapat dilaksanakan berdasarkan desain pelatihan dengan
menyesuaikan waktu dan teknis tententu dengan membawa perubahan yang positif di
tengah situasi pandemic. Pemahaman yang diberikan oleh instruktur dengan metode
constructive learning yang menekankan pada keaktifan peserta dengan
mengkolaborasikan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyampaian
pembelajarannya melalui virtual learning dapat diwujudkan untuk membentuk
Sumber Daya Manusia yang unggul dan berdaya saing.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif
yaitu berupa mendeskripsikan atau menggambarkan desain pelatihan pada modul
time management yang disusun meenyesuaikan kondisi saat pandemic Covid-19.
Konseptualisasi penelitian kualitatif dalam ilmu-ilmu sosial. tentu
memerlukan model manusia tertentu (lihat di atas): manusia sebagai subjek atau
objek penelitian dianggap mampu (refleksi diri), bertindak di dalam dan di atas
dunia, dan berkomunikasi. Oleh karena itu untuk konseptualisasi proses belajar
teori-teori itu akan paling tepat yang tidak menutupi, tetapi model ini sangat
mampu untuk merefleksikan diri sendiri-seperti halnya, misalnya, teori
pembelajaran konstruktivis (Breuer & Schreier, 2007).
Penelitian ini menggunakan data mixed, yaitu data primer adalah studi
literatur dan data sekunder dari sumber lain yaitu observasi pada pelaksanaan
program pelatihan. Analisis data dilakukan secara induktif. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui fakta empiris dengan mempelajari , menganalisis,
menafsirkan, dan menarik kesimpulan yang ada di lapangan.
Hasil
dan Pembahasan
Dalam
mewujudkan learning organization, BP Jamsostek terus melakukan
langkah-langkah inovatif dalam pengorganisasian kreativitas, kecakapan serta
transfer ilmu pengetahuan.� Langkah yang
diambil adalah dengan mendesain dan melaksanakan pelatihan & pengembangan
bagi karyawan pada pengelolaan waktu dalam bekerja yang selanjutnya diharapkan
mampu memperbaiki perilaku.
Program
ini dilaksanakan pada saat pandemic Covid-19, sebagai langkah dinamis
organisasi dalam mengikuti perubahan dan perkembangan lingkungan guna
memberikan manfaat dan layanan optimal bagi peserta BP Jamsostek dengan
pengelolaan dana jaminan ssosial yang penuh kehati-hatian dan kepercayaan
publik.
Adapun
desain pelatihan dan pengembangan yang diadakan oleh BP Jamsostek pada Modul
Time Managament terdiri dari penetapan tujuan pelatihan, sasaran pelatihan,
pelaksanaan program, klasifikasi peserta, instruktur, waktu & tempat
kegiatan, evaluasi pembelajaran dan anggaran. Langkah-langkah dalam pembuatan
desain pelatihan dan pengembangan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Program
Para peserta diharapkan mampu meningkatkan
kompetensi dalam pengelolaan waktu bekerja secara efektif dan efisien guna
mencapai kualitas kerja yang optimal.
2. Sasaran Program
Setelah mengikuti program Time Management
antara lain: (1) peserta diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran diri dan
kepedulian pada pemanfaatan waktu yang efektif. (2) Dapat mengembangkan pola
pikir untuk mengatasi hambatan manajemen waktu dan bekerja secara efektif. (3)
Dapat menggunakan alat-alat untuk merencakan, mengorganisir dan mengelola waktu
yang dimiliki.(4) Dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan produktivitas
dengan bekerja lebih cerdas.
3. Pelaksanaan Program
a.
Pre
Class Based
Peserta diberikan tugas untuk menyelesaikan
tugas awal melalui Learning Managemen System (LMS) e-learning BP Jamsostek yang
terkait dengan modul pembelajaran melalui membaca bahan-bahan modul
pembelajaran yang bersifat pengantar maupun yang akan digunakan sebagai
pembahasan pada saat virtual learning.
b.
In
Class Based
Pada tahap ini, virtual learning
dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi zoom cloud meeting. Dengan jumlah
peserta maksimal 20 karyawan, ditambah dengan instruktur dan observer. Modul
Time Management, dilaksanakan pada 4 sesi virtual
Metode penyebaran pembelajaran yang
digunakan adalah constructive learning merupakan pembelajaran aktif yang
melibatkan pemaknaan aktivitas pembelajaran disetiap sesi pelatihan berdasarkan
pengalaman peserta yang sesuai dengan tema dan sasaran strategis organisasi.
Adapun pelaksanaan kegiatan pada 4 sesi virtual kelas, sebagai berikut:
1. Materi� dan Jadwal Program
Tabel 1
Materi
Program Pelatihan dan Pengembangan
|
Session 1 |
Session 2 |
Session 3 |
Session 4 |
Pre Class |
Self- Pace eLearning The Pareto Principle |
Self Pace eLearning -
Tips for Effective Time Management |
Self-Pace eLearning -
Productive MultiTasking Scale |
Self Pace eLearning - Chaos
vs Organize Questionare |
2 hours Live Virtual
Learning |
Fundamental of Time Management -
The Current Business Reality -
Identify Your Time Robber -
Pareto Principle -
Daily Time Log |
Time Tools -
The Tyranny of The Urgent -
Daily Time Log -
Weekly Block Time |
Multi-Tasking -
Multi Tasking (Batching vs Pairing Task) |
Priritizing & Organizing -
Priority List (Past-Present-Future Focus Model) -
Program Wrap Up -
Training Evaluation |
Tools to Apply |
Using Daily Time Log
|
-
Using Daily Time Log -
Using Weekly Block Time |
-
Using Daily Time Log -
Using Weekly Block Time -
Batching /Pairing Task |
Commitment for Improvement |
2. Metode penyampaian materi
pelatihan yang digunakan adalah dengan constructive learning, yang meliputi:
a. Lecturing pada sesi virtual
kelas: Penyampaian materi oleh instruktur melalui virtual kelas menggunakan
zoom cloud meeting.
b. Case study and simulation
Disetiap sesi, peserta
diberikan simulasi kondisi yang disesuaikan dengan lingkungan pekerjaan dan
dihadapkan pada satu kasus yang terjadi. Kemudian peserta akan melakukan
aktivitas berdasarkan intruksi dari instruktur dan penyelenggara guna
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
c. Group Discussion
Peserta mendiskusikan suatu
topik permasalahan yang dipandu oleh instruktur. Pada tahapan proses ini,
peserta berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Pengelompokan
ini� dialihkan pada fitur break out yang
disediakan pada aplikasi Zoom. Pembagian ini, difasilitasi oleh penyelenggara.
d. Direct Coaching
Metode ini diberikan kepada
peserta secara langsung oleh instruktur apabila ada hal-hal yang tidak efektif
dilakukan oleh peserta pada saat pelaksanaan program pelatihan, sehingga dapat
diimplementasikan pada saat itu juga.
e. Inspiring Other
Metode ini diimplementasikan
pada sesi 2 s.d 4. Inspiring other merupakan membagikan pengalaman belajar
terhadap materi yang telah diberikan pada sesi sebelumnya atas hasil penugasan
yang telah dilaksanakan. Diharapkan peserta mampu megkolaborasikan berbagai
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki untuk menghadapi berbagai situasi
yang berbeda dengan permasalahan ataupun issue yang sama.
f. Assignment Learning Project
Pelaksanaan program time
management ini, menitikberatkan pada Assignment Learning Project yang
disampaikan oleh instruktur di setiap akhir sesi. Tujuannya adalah meningkatkan
pemahaman dan ketrampilan peserta terhadap materi yang telah disampaikan.
Selanjutnya instruktur akan melakukan review terhadap hasil lesson learn yang
diperoleh peserta selama pelatihan di pertemuan selanjutnya.�
3. Post Class Based
Pada
sesi post class based, peserta akan diberikan tugas untuk mengimplementasikan
hasil pelatihan dengan durasi penyelesaian selama 14 hari kerja dan di upload
di elearning BP Jamsostek.
Pemilihan aplikasi zoom pada pelaksanaan penyampaian virtual
learning pada modul time management�
BP Jamsostek antara lain:
a.
Berdasarkan
magic quadrant gartner aplikasi ini berada pada kuadran leader
yang artinya memiliki skor komposit tertinggi untuk kelengkapan visi dan
kemampuan nya untuk mengeksekusi, pangsa pasar, kredibilitas, dan kapabilitas
pemasaran� dan penjualan yang
dibutuhkan� untuk mendorong penerimaan
teknologi baru.
b.
Zoom�s
video webinar dapat membuat pelatihan
berskala besar menjadi mudah, tetapi ada banyak yang dapat dilakukan. Setelah
sesi pelatihan besar, pengguna dapat menggunakan platform rapat zoom
untuk membagi orang ke dalam kelompok melalui video breakout untuk
berdiskusi pada saat sesi pelatihan.
c.
Zoom memiliki kemampuan untuk berbagi layar baik melalui
desktop, laptop maupun smartphone dari pengguna.
d.
Zoom dapat diakses dimana saja dengan menggunakan PC,
laptop maupun smartphone dengan memastikan stabilitas jaringan internet.
e.
Zoom memiliki tingkat delay yang rendah dalam
menghantarkan suara maupun gambar.
f.
Zoom memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan
aplikasi pembelajaran yang berbasis web lainnya.
g.
Zoom memilik fitur untuk merekam, jadi penyelenggara dapat
mendokumentasikan seluruh sesi.
h.
Instruktur
dan peserta dengan mudah beradaptasi tentang penggunaan aplikasi zoom.
i.
Penyelenggara
dapat dengan mudah mengoperasikan fitur-fitur yang ada pada aplikasi zoom
untuk mengoptimalkan� proses
pembelajaran.
j.
Peserta
dapat dengan mudah beradaptasi dengan penggunakan� fitur-fitur yang disediakan sehingga dapat
menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
4. Klasifikasi Peserta
Peserta program pelatihan
dan pengembangan modul time management telah diklasifikasi melalui Training
Need Analysis (TNA). Program ini akan diikuti oleh para karyawan dengan Job
Tittle Petugas Pemeriksa.
5. Klasifikasi Intruktur
BP Jamsostek telah menunjuk
Instruktur eksternal yang berkompeten di bidangnya dalam menyampaikan materi
time management.
6. Waktu Pelaksanaan Program
Program pelatihan time
management dilaksanakan selama� 4 sesi.
Dengan Jadwal kegiatan sebagai berikut:
-
Modul 1: tanggal 16 April 2020
-
Modul 2: tanggal�
21 April 2020
-
Modul 3: tanggal 28 April 2020
-
Modul 4: tanggal�
5 Mei 2020
�Dalam 1 sesi membutuhkan waktu 2 jam pelatihan
secara virtual. 1 jam latihan adalah 60 menit.�
Jarak waktu antar sesi atau antar pertemuan adalah 1 minggu.
7. Evaluasi Pelatihan
Program pelatihan dan
pengembangan modul time management berbasis virtual class akan dilakukan
evaluasi sesuai dengan tujuan dan sasaran pembelajaran berdasarkan taksonomi
bloom dengan mengimplementasikan metode evaluas Kickpatrick.
8. Anggaran
Pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan modul
time management menggunakan Rencana Kerja Anggaran Tahun yang telah ditetapkan
pada tahun 2020
Hasil Observasi
Penyelenggaraan program pelatihan dan
pengembangan modul time management telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan
sasaran dari desain pelatihan. Setiap tahap dilaksanakan dengan petunjuk teknis
yang telah ditetapkan. Hal ini dapat diketahui dari pelaksanaan program. Adapun
secara rinci dapat dirangkum sebagai berikut:
a. Aspek Peserta
Seluruh peserta telah
mengikuti program sesuai dengan�
penunjukannya sebagai peserta melalui Surat Perintah Direksi. Dalam
pelaksanaan program, peserta telah mengikuti�
sesuai dengan angkatan/kelompok dan jadwal yang telah ditetapkan oleh
panitia.� Mayoritas peserta program ini
adalah generasi milenial, dimana kemampuan dalam mengoperasikan teknologi
informasi adalah menjadi hal yang familiar. Dengan kemampuannya ini maka mereka
dapat segera beradaptasi dalam proses pembelajaran secara virtual learning
dengan menggunakan Zoom. Para peserta memberikan respon yang positif selama
program pelatihan berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan peserta
dalam bertanya, berdiskusi, memberikan tanggapan, dan dapat dengan mudah
mengoperasikan fitur-fitur yang menunjang pembelajaran.
b. Aspek Panitia
Dalam penyelenggaraan
program, panitia telah melaksanakannya sesuai dengan petunjuk teknis
penyelenggaraan. Tahapan-tahapan yang telah dilakukan panitia penyelenggara
antara lain: (a) Tahap Pra-Program meliputi mempersiapkan administrasi dan
surat menyurat tentang pelaksanaan kegiatan, Menyiapkan bahan pelatihan,
Koordinasi dengan Instruktur, Mempersiapkan fasilitas bagi peserta dan panitia,
Mempersiapkan rencana pembelajaran (lesson plan) yang akan digunakan oleh
instruktur sebagai acuan untuk mengembangkan materi dan perlengkapan pelatihan,
Materi dan perlengkapan bagi peserta pelatihan, Alat bantu pelatihan
(audiovisual aids) seperti film, slide flipchart, alat tulis kantor , laser
pointer, soal ujian/tes yang didasarkan pada fase desain pelatihan, upload
evaluasi dan soal ujian pada aplikasi eLearning BP Jamsostek, Membuat daftar
susunan logistic dan perlengkapan administrasi lainnya. (b). Tahap pelaksanaan
program merupakan tahap yang menentukan. Peranan panitia pada tahap ini adalah
memberikna petunjuk, mengadakan pendekatan dengan peserta, mengikuti aktivitas
peserta, mengkoordinasikannya dengan maksud memberikan fasilitas yang diperlukan.
Tugass penting dalam tahap ini antara lain: meemelihara ketersediaan logistic,
mencatat kemajuan-kemajuan yang dicapai peserta, mengevaluasi ketepatan
pelaksanaan pelatihan sesuai dengan perencanaan, mengevaluasi penampilan dari
para instruktur dan melakukan penyesuaian apabila diperlukan. (c) Tahap
Post-Program. Kegiatan yang dilakukan pada tahap terakhir ini adalah realisasi
anggaran dan memberikan laporan hasil penyelenggaraan & hasil evaluasi
sebagai bahan masukan bagi desain pelatihan.�
c. Aspek Instruktur
BP Jamsostek bekerjasama
dengan instruktur eksternal dalam pelaksanaan program pelatihan dan
pengembangan pada modul time management. Instruktur eksternal yang ditunjuk
merupakan instruktur yang ahli pada bidangnya. Pada pelaksanaan program tersebut
dapat disimpulkan bahwa instruktur dapat dikategorikan berhasil dalam
menjalankan peran sebagai instruktur pada proses pembelajaran secara virtual
dengan menjalankan fungsinya antara lain: sebagai fasilitator proses
pembelajaran, pembimbing dan konselor (the advisor-conselor), penilai
(assessor), peneliti, facilitator penguasaaan materi pembelejaran, ahli
teknologi, perancang pembelajaran dan administrator.
d. Metode Penyampaian dan
Evaluasi
Penerapan metode contructive
learning pada program pelatihan sesuai dengan tujuan dan sasaran desain
pelatihan. Terdapat beberapa manfaat pada pelaksanaan program pelatihan dan
pengembangan dengan penerapan metode contructive learning pada
penyampaian pembelajaran berbasis digital (virtual learning) antara lain:
(1) Peserta dapat lebih berperan secara aktif dalam
pembelajaran. (2) Pembelajaran lebih menekankan pada pemikiran dan pemahaman,
bukan menghafal. Constructive learning berkonsentrasi pada pemikiran dan
pemahaman. (3) Dalam proses constructive learning, peserta dapat
mengorganisasikan pembelajaran yang mereka dapatkan ke pembelajaran modul yang
lain. (4) Contructive learning memberikan peserta rasa memiliki atas apa yang
mereka pelajari, karena pembelajaran didasarkan pada pertanyaan dan eksplorasi
peserta, dan seringkali peserta memiliki andil dalam merancang penilaian juga.
Penilaian konstruktivis melibatkan inisiatif peserta dan investasi pribadi
dalam penyelesaian tugas yang diberikan. Melibatkan naluri kreatif
mengembangkan kemampuan peserta untuk mengekspresikan pengetahuan melalui
berbagai cara. Para peserta juga lebih mungkin untuk mempertahankan dan
mentransfer pengetahuan baru ke kehidupan nyata. (5).Dengan mengimplementasikan
kegiatan pembelajaran dalam konteks dunia nyata yang otentik, cponstructive learning
merangsang dan melibatkan peserta. Peserta di kelas virtual belajar untuk
mempertanyakan sesuatu dan menerapkan keingintahuan alami mereka kepada tujuan
organisasi. (6)Constructive learning mempromosikan� keterampilan sosial dan komunikasi dengan menciptakan
lingkungan kelas yang menekankan kolaborasi dan pertukaran ide. peserta belajar
bagaimana mengartikulasikan ide-ide mereka dengan jelas serta berkolaborasi
dalam tugas secara efektif dengan berbagi dalam proyek-proyek kelompok. Peserta
bertukar ide dan belajar untuk "bernegosiasi" dengan orang lain dan
untuk mengevaluasi kontribusi mereka dengan cara yang dapat diterima secara
sosial. Hal ini memberikan dampak positif bagi kesuksesan di dunia nyata,
karena mereka akan selalu dihadapkan pada berbagai pengalaman di mana mereka
harus bekerja sama dan menavigasi di antara ide-ide orang lain.
e. Waktu Pelaksanaan
Pada aspek pelaksanaan
program, telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dicantumkan
pada desain pelatihan. Program telah berjalan dengan waktu yang telah
ditentukan dengan� dukungan� peran aktif dari para panitia penyelenggara
program.
f.
Fasilitas/dukungan
IT
Tolak� ukur keberhasilan penerapan virtual
learning dalam pembelajaran sangat tergantung pada disiplin diri dan
tanggung jawab seluruh peserta dan dukungan sseluruh element terhadap proses
belajar. Proses pelaksanaan program berbasis digital (virtual learning)
didukung penuh oleh ahli IT dari BP Jamsostek dengan menyiapkan segala
sesuatunya yakni pada pra program, pada saat pelaksaan program dan post
program. Dukungan IT tersebut antara lain: (1) Memastikan kesiapan e-learning
yang akan digunakan peserta dalam mengakses jadwal, materi, pre testdan
post-test pembelajaran , evaluasi program dan upload assignment learning project.
(2) Memastikan kesiapan zoom yang akan digunakan dalam virtual learning. Link
Zoom diinformasikan kepada peserta 1 hari sebelum pelaksanaan program disetiap
jadwal yang telah ditentukan melalui email corporate masing-masing peserta. (3)
Memastikan� kelancaran pelaksanaan program
selama proses pembelajaran.
Kesimpulan
BP Jamsostek telah menetapkan
sebagai learning organization dimana menerapkan seluruh karyawannya untuk
meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Sebagai
organisasi yang pembelajar dimana pemikiran baru senantiasa dihargai dan
ditumbuhkembangkan, secara individu diberi kebebasan untuk belajar dan secara
berkelanjutan sepanjang hayat dengan mengiktui perkembangan zaman, termasuk
pada saat pandemic Covid-19.
Era globalisasi dan teknologi
telah mempengaruhi organisasi dan memaksa organisasi untuk berubah agar dapat
bertahan dan berkompetisi guna menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan
berdaya saing dalam segala bidang.
Dalam mengikuti perkembangan
zaman, BP Jamsostek mampu mengambil peran dengan segera yakni adaptive dalam
mengambil langkah pada saat pandemic Covid-19. Salah satu langkah yang
dilakukan BP Jamsostek adalah dengan melaksanakan program pelatihan dan
pengembangan dengan metode constructive learning dengan metode panyampaian
berbasis digital (virtual learning) pada modul time management.
Desain pelatihan menyesuaikan
dengan kondisi pandemic Covid-19 dimana selama pandemic berlangsung diwajibkan
untuk bekerja di rumah dan melakukan physical distancing. Pelatihan dirancang
dengan mempertimbangkan� protokol
pencegahan penyebaran Covid-19. Hal ini dilakukan guna mendukung pemerintah
untuk mencegah penyebaran Covid-19 serta program pembelajaran dapat terlaksana
dengan efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi pembelajar tercapai
dengan mewujudkan karyawan yang unggul dan berdaya saing.
Desain penyampaian pelatihan
dengan memanfaatkan aplikasi zoom cloud merupakan pilihan� yang tepat saat ini, pada saat pandemic
Covid-19 berlangsung. Seluruh peserta, instruktur, panitia serta observer bisa
berkomunikasi langsung secara dua arah tanpa harus� bertemu secara fisik. Penggunaan aplikasi ini
dinilai ekonomis dan bisa menjadi media yang proper dalam penyampaian
pembelajaran sehingga tujuan dan sasaran dari desain pelatihan yang telah
ditentukan tercapai dengan baik.
Kemampuan mengoperasikan
teknologi menjadi issue terpenting dalam proses pembelajaran ini. Dengan
kondisi peserta yang mayoritas adalah generasi milenial, hal ini dapat teratasi
dengan mudah.
Berdasarkan pada
keberhasilan� pelaksananan program� pelatihan dan pengembangan ini, BP Jamsostek
harus konsisten dalam penggunaan media digital pada penyelenggaraan program
pelatihan.. Dengan menginvestasikan program pengembangan pelatihan kepada
karyawan merupakan salah satu metode dalam mewujudkan organisasi pembelajar
dengan mampu mengembangkan asset perusahaan yang unggul dan berdaya saing.
BIBLIOGRAFI
Anderson, Karen. (2006).
Using online discussions to provide an authentic learning experience for
professional recordkeepers. In Authentic Learning Environments in Higher
Education (pp. 214�223). IGI Global.
Bada,
Steve Olusegun, & Olusegun, Steve. (2015). Constructivism learning theory:
A paradigm for teaching and learning. Journal of Research & Method in
Education, 5(6), 66�70.
Bakti,
Wanikmata Suyapto, & Riyanto, Setyo. (n.d.). The Influence of Work
Environment, Organizational Culture and Employee Development Against the
Employee Capabilities on Employees of PT Petrosea Tbk.
Breuer,
Franz, & Schreier, Margrit. (2007). Issues in learning about and teaching
qualitative research methods and methodology in the social sciences. Forum
Qualitative Sozialforschung/Forum: Qualitative Social Research, 8(1).
Burgess,
Jennifer R. D., & Russell, Joyce E. A. (2003). The effectiveness of
distance learning initiatives in organizations. Journal of Vocational
Behavior, 63(2), 289�303.
Carnell,
Eileen, Lodge, Caroline, Wagner, Patsy, Watkins, Chris, & Whalley, Caroline.
(2005). Learning about learning: Resources for supporting effective learning.
Routledge.
Gagnon,
George W., & Collay, Michelle. (2001). Designing for learning: Six
elements in constructivist classrooms. Corwin Press.
Ghislandi,
Patrizia. (2012). eLearning: Theories, Design, Software and Applications.
BoD�Books on Demand.
Hariyanto,
Eko, Purnomo, Ratno, & Bawono, Icuk Rangga. (2011). Desain Pelatihan,
Dukungan Organisasional, Dukungan Supervisor dan Self-Efficacy sebagai Faktor
Penentu Keefektifan Transfer Pelatihan. Jurnal Siasat Bisnis, 15(2).
Levy,
Suzanne. (2003). Factors to Consider When Planning Online Distance Learning
Programs in Higher Education. Online Journal of Distance Learning
Administration, Spring. Citeseer.
Noe,
Raymond A., & Kodwani, Amitabh Deo. (2018). Employee training and
development, 7e. McGraw-Hill Education.
Phillips,
Denis C. (1995). The good, the bad, and the ugly: The many faces of
constructivism. Educational Researcher, 24(7), 5�12.
Riyanto,
Setyo, Yanti, Ria Rahma, & Ali, Hapzi. (2017). The Effect of Training and
Organizational Commitment on Performance of State University of Jakarta Student
Cooperative (KOPMA UNJ) Management. Education Science, 3(1), 2.
Rothwell,
William J., Butler, Marilynn N., Hunt, Daryl L., Li, Jessica, Maldonado,
Cecilia, & Peters, Karen. (2010). The Handbook of Training Technologies:
An Introductory Guide to Facilitating Learning with Technology--From Planning
Through Evaluation (Vol. 5). John Wiley & Sons.
Santosa,
Santi Puspa Ariyani dan. (2020). Analisis Pengaruh Social Distancing Dalam
Pencegahan Penyebaran Virus Corona Dengan Pelaksanaan Sholat Fardhu Berjamaah
Di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Jawa
Tengah. Jurnal Syntax Idea, 2(5).
Schreiber,
Deborah A., & Berge, Zane L. (1998). Distance training. How Innovative
Organizations Are Using.
Seel,
Norbert M., Lehmann, Thomas, Blumschein, Patrick, & Podolskiy, Oleg A.
(2017). Instructional design for learning: Theoretical foundations.
Springer.
Tillman.
Maggie, Willing. Adria. (n.d.). What is Zoom and How does it Work? Plus Tips
and Tricks. Retrieved from 2020 website:
https://www.pocket-lint.com/apps/news/151426-what-is-zoom-and-how-does-it-work-plus-tips-and-tricks
Utomo,
Ardi Priyatno. (2020). WHO Umumkan Virus Corona sebagai Pandemi Global. Diakses
Dari: Https://Www. Msn.
Com/Id-Id/Berita/Dunia/Who-Umumkan-Virus-Corona-Sebagai-Pandemi-Global/Ar-BB113bKq
[2020, 15 Mei].