Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853�
e-ISSN : 2684-883X�����
Vol.1, No. 4 Agustus 2019
ANALISIS PEMBERITAAN AKSI BELA ISLAM DI TABLOID MEDIA
UMAT
(ANALISIS FRAMING DARI SEGI DAKWAH TERHADAP AKSI BELA
ISLAM DI TABLOID MEDIA UMAT EDISI DESEMBER TAHUN 2016)
Ridwan
Fauzi
Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui tentang konstruksi realitas media, analisis
struktur frame, dan framing device secara psikologis dan sosiologis dalam
pemberitaan Aksi Bela Islam di Tabloid Media Umat. Teori yang dipakai dalam
penelitian ini memakai teorinya Entman dengan konsep model Pan & Kosicki
bahwa bingkai di dalam teks berita sendiri merupakan jejak dari kekuatan. Bingkai
itu menunjukkan identitas faktor-faktor atau kepentingan-kepentingan yang
bersaing untuk mendominasi teks tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif.
Peneliti mengambil setting Aksi Bela Islam yang diberitakan Tabloid Media Umat
Edisi Desember 2016. Adapun teknik penelitiannya dengan menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi sebagai alat pengumpulan data. Analisis data
menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa realitas media pemberitaan aksi bela
islam di tabloid media umat� secara
konstruksi merupakan konstruksi media dakwah (wasilah) yang yang berhubungan
dengan seruan dan ajakan untuk memperjuangkan agama Islam, analisis frame dalam
pemberitaan aksi bela islam di tabloid media umat difokuskan pada struktur
tematik dengan isi berita berupa dakwah dalam menanggapi suatu peristiwa agar
dapat dipahami umat, framing Device dalam pemberitaan aksi bela islam di
tabloid media umat dikemas secara psikologis dengan pendekatan kesadaran mental
untuk mengubah pola pikir dan cara pandang umat, sedangkan secara sosiologis
memberitakan isu sosial keagamaan dengan meletakan fundamen aqidah sebagai
pegangan pembaca dengan tujuan kesamaan visi dalam perjuangan Islam.
Kata
kunci : Pemberitaan, Aksi Bela
Islam, Media Umat.
Perkembangan
teknologi komunikasi pada masa ini telah membawa manusia ke dalam era arus
informasi yang dahsyat. Perkembangan tersebut tentu saja berdampak pada segala
bidang, seperti ekonomi, kesehatan, sosial dan tentunya pada bidang pendidikan (Cholik, 2017). Manusia
mengalami terpaan informasi dari berbagai arah dan menciptakan apa yang disebut
oleh banyak orang sebagai banjir informasi. Banjir informasi ini tidak dapat dihindari
oleh siapapun. Terpaan informasi yang luar biasa inilah yang kemudian mengubah
cara pandang masyarakat kita terhadap media massa. Jika dahulu sebelum radio
dan televisi ditemukan, surat kabar merupakan sumber informasi utama manusia.
Saat ini surat kabar hanyalah bergantung pada kebutuhannya.
Di
era arus informasi yang sangat cepat ini, khalayak mulai cerdas dalam memilih
media massa sebagai rujukannya. Dengan banyaknya surat kabar, majalah, stasiun
televisi, stasiun radio yang beredar saat ini, memaksa khalayak untuk lebih
kritis dalam menerima informasi karena tidak semua media massa yang tersedia
dapat memberikan keakuratan dan keaktualan berita.
Dengan
segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh setiap jenis media massa,
mereka berlomba-lomba untuk menyajikan informasi atau berita yang seakurat dan
seaktual mungkin. Salah satunya dengan analisis framing kita dapat mengetahui
rahasia di balik perbedaan bahkan pertentangan media dalam mengungkap fakta.
Analisis framing adalah salah satu metode analisis teks
yang berada dalam kategori penelitian konstruksionis. Paradigma ini memandang
realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, melainkan hasil dari
konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis
adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi,
dengan cara apa konstruksi itu dibentuk (Eriyanto, 2013).
Pada dasarnya dalam setiap pemberitaan, sebuah media
memiliki frame tertentu. Pemberitaan yang kini berkembang mempengaruhi aspek
struktur politik dan negara terhadap kebhinekaan. Pemberitaan tersebut seiring
akses informasi teknologi yang mudah dan cepat tersiar tidak hanya secara nasional tetapai
juga internasional. Isu-isu tersebut yang paling muncul setelah terorisme kejahatan internasional diantaranya radikalisme dan
premanisme yang melandasi munculnya konflik keagamaan yang menuai protes umat.
Pertama-tama, protes keagamaan dapat dilakukan dengan
damai atau dengan disertai kekerasan. Dilihat dari pengalaman Indonesia, salah
satu riset menunjukkan sebagian besar, yaitu 66 persen, insiden konflik
keagamaan di Indonesia pada periode 1990-2008 berbentuk aksi damai. Sisanya, 34
persen, mencakup aksi kekerasan. Selanjutnya, sebagian besar, yaitu 79 persen,
dari total insiden aksi damai tersebut berupa aksi massa, seperti demonstrasi,
pawai, pertemuan besar, dan pengaduan. Sisanya, 21 persen, tidak melibatkan
massa, seperti petisi, siaran pers, jumpa pers, dan gugatan hukum (Panggabean &
Ali-Fauzi, 2011).
Rangkaian-rangkaian kejadian tersebut salah satunya
berkaitan dengan proses pemberitaan yang memiliki peranan fungsi dalam menggali
dan menyiarkan informasi, bahkan mempengaruhi massa. Salah satunya kasus
Penindasan Muslim Rohingya, melalui pemberitaan yang tersiar, umat Islam
menjadi tahu kondisi umat Islam di belahan dunia lainnya. Sehingga mereka dapat
bersimpatik turut membantu secara proaktif, bahkan melakukan hujatan keras
untuk meraih simpatik interansional dalam menegakan kebenaran. Hal ini peranan
media menjadi penting sebagai sumber informasi umat dalam mengetahui dan
menyikapi realitas peristiwa yang terjadi terhadap Syiar dan Da�wah Islamiyah,
salah satunya melalui pemberitaan pada Tabloid Media Umat.�
Saat gencar-gencarnya upaya umat melakukan aksi dalam mengkritisi kejahatan genosida muslim
Rohingya. Pemerintah Indonesia pun mengutuk keras bahkan memberi pertolongan
terhdap saudara-saudara muslim Rohiongya. Namun ternyata di dalam negeri juga
terjadi kehebohan dengan munculnya kasus penistaan agama, sehingga kondisi umat
semakin panas dan mudah
tersulut. Kronologisnya bermula pada pidato Gubernr DKI Jakarta Yaitu Basuki
Tjahja Purnama atau Ahok yang disampaikan dikepulauan seribu tepatnya di Pulau
Pramuka pada tanggal 27 September 2016. Sedianya ahok hanya akan berdialog
dengan warga soal budi daya ikan, dilanjutkan dengan warga soal budi daya ikan
kemudian dilanjutkan panen di salah satu kapal tambak pulau panggang. Disela acara Ahok berpidato. Pidato itulah yang bergulir
menjadi kasus penistaan Agama.
Untuk
mengetahui realitas analisis framing terkait berita politik, mengenai
Pemberitaan Aksi Bela Islam di Tabloid Media Umat, baik terhadap kesadaran
beragama, ataupun yang lainnya. Maka, hal ini
melatarbelakangi perhatian penulis untuk menyusun karya ilmiah dalam bentuk
tesis yang berjudul �Analisis Pemberitaan Aksi Bela Islam di Tabloid
Media Umat� (Analisis Framing Terhadap Aksi Bela Islam di Tabloid Media Umat
Edisi Terbitan Bulan Desember 2016).
Berdasarkan paparan di atas menjadi menarik untuk dilakukan
penelitian dengan memfokuskan penelitian Analisis Pemberitaan
Aksi Bela Islam tanggal 2 Desember 2016 di Tabloid Media Umat, yaitu: 1) Bagaimana konstruksi realitas media
pemberitaan Aksi Bela Islam di Tabloid Media Umat? 2) Bagaimana
analisis struktur frame dalam pemberitaan Aksi Bela Islam di Tabloid Media
Umat? 3) Bagaimana framing device secara psikologis dan sosiologis
dalam pemberitaan Aksi Bela Islam di Tabloid Media Umat?
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan pendekatan jenis kualitatif, di mana dalam proses penelitian yang
digunakan berdasarkan teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti
untuk menemukan solusi atas feomena yang terjadi dalam permasalahan tersebut.
Menurut Sharan B. and Merriam bahwa �Qualitative
research is an inquiry approach useful for exploring and understanding a central
phenomeno�, bahwa penelitian kualitatif adalah merupakan pendekatan yang
berfungsi untuk menemukan dan memahami fenomena sentral (Sugiyono,
2015). Berdasarkan rumusan tersebut bahwa
penelitian kualitatif deskriptif adalah Penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara
holistik, dan dengan can deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memamfaatkan berbagai metode
ilmiah (Bungin, 2008)
Alasan
peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena ingin memusatkan penelitian
pada prinsip-prinsip umum yang mendasari wujud satuan gejala yang ada serta
bertujuan memahami situasi sosial, peran, interaksi dan kelompok dalam suatu
peristiwa aksi bela Islam 2 Desember 2016.
Hasil
dan Pembahasan
1. Konstruksi Realitas Media Pemberitaan Aksi
Bela Islam di Tabloid Media Umat
Konstruksi realitas merupakan aspek framing yang
memerlukan suatu analisis terhadap metode analisis teks yang diberitakan. Aksi
bela Islam salah satunya merupakan salah satu topik berita yang menarik untuk
dikaji. Disebabkan peristiwa tersebut merupakan kejadian penting dalam aksi
demonstrasi umat Islam di Indonesia. Dalam penggalian ceritanya diperlukan
upaya yang real secara konstruktif, mengingat peristiwa tersebut merupakan bagian
dari sejarah Islam terbaru di Indonesia.
Paradigma konstruksi dalam frame pemberitaan memandang
realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, melainkan hasil dari
konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis
adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi,
dengan cara apa konstruksi itu dibentuk (Eriyanto, 2013).
Dari hasil analisis secara konstruksi diperoleh bbeerapa
indikator yang diperleh dar keselurhan berita aksi bela Islamdi Tabloid Media Umat
diantaranya sebagai berikut:��
a.
Masalah
Masalah yang
diangkat jurnalis dalam pemberitaan mengemas tentang:�
1)
Belum berhasilnya tuntutan Islam dalam mengadili penista
agama (Ahok)
2)
Kurangnya persatuan umat Islam dalam aksi bela Islam yang
menyangkut ghiroh perjuangan.
3)
Perbedaan mazhab, organisasi, dan kelompok Islam yang
berbeda-beda yang dapat memecah persatuan umat
4)
Kekurangsadaran pemikiran umat dalam memperjuangkan
agamanya
5)
Kekendoran upaya aksi bela Islam sebelumnya yaitu aksi
bela islam 1 dan 2
Masalah dalam
penelitian ini meliputi permasalahan agama yang memiliki peranan penting
terhadap umat. Dalam pemberitaan media, maka masalah agama merupakan hal
sensitif yang dapat direspon khalayak umum, tidak hanya nasional tetapi juga
internasional. Seerti halnya media-media barat merespons Aksi
Damai 212, yaitu Halim Rane, Jacqui Ewart, dan John Martinkus, menyatakan
mayoritas media barat sebagai sampel diantaranya media Time, VOA, CNN dan Al
Jazeera telah melakukan framing terhadap dunia Islam dengan narasi
kekerasan, fanatisme, ekstremisme, dan memusuhi peradaban barat (Cahyadi, 2016).
Dari penjelasan tersebut secara jelas sangat berbeda
konstruksi dengan pemberitaan media umat, yang justru dalam tabloid tersebut
lebih ke arah masalah positif dalam mendukung kebhinnekaan dalam negara Indonesia
yang mndukung kebergamaan yang utuh. Seperti halnya Islam merupakan mayoritas
yang perlu memperoleh tempat dan kedudukan yang mulia. Maka manakala timbul
penistaan oleh oknum terhadap agamanya yang dalam hal ini oleh Ahok yang
menodai petikan ayat Surat� Al Maidah,
berarti menodai Al Qur�an, dengan serta merta bertolak belakang yang dapat
menimbulkan respon massa secara total dalam perjuangan agama. Diantaranya
mellaui aksi bela Islam
pada tanggal 2 Desember 2016.������
b. Penyebab
Penyebab utama yang mempengaruhi jurnalis dalam
pemberitaan aksi bela islam secara inti menyangkut upaya perusakan Al Qur�an
dengan penistaan surat Al Maidah, penyebab lainnya meyangkut :
1) Koreksi
atas penistaan Al Qur�an oleh Ahok yang belum ada tindakan/peradilan yaitu
2)
Persepsi cara pandang yang berbeda antara pemerintah
dengan umat Islam saat itu
3)
Kekurang percayaan terhadap pemerintah dalam menangani
kasus Ahok akibat dugaan manuver politik dalam membelokan arah tuntutan umat
berdampak
4)
Kekurangaktifan para alim ulama dan penda�i dalam
melakukan perjuangan agama
5)
Kekurangpahaman umat akibat pemikiran yang terbatas.
6)
Munculnya isu-isu terhentinya perjuangan menegakan Al
Qur�an, seperti isu-isu makar di media sosial.
Penyebab-penyebab
tersebut sangatlah beragam akibat timbulnya perbedaan respon dan persepsi yang
menimbulkan multi interaksi pada beberapa pihak; meliputi pihak oknum penista,
pemerintah, masyarakat muslim, alim ulama, yang memungkinkan besarnya risiko
ditunggangi oleh pihak yang tidak berkepentingan. Hal yang semula akibat
penitaan agama, berkembang meluas pada propaganda lainnya seperti halnya
politik dengan isu makar rezim kepemerintahan.
Pernyataan yang menjelaskan bahwa pemerintah sudah
menyatakan temuan fakta seputar aksi demo besar 411 dan 212, ada kelompok-kelompok
radikal terorisme menyusup ke dalam aksi demo bela Islam jilid 2 dan jilid 3
tersebut, besarnya animo masyarakat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu (Indonesia, 2016).
Namun, dalam pemberitaan tabloid media umat dikupas lebih mendalam akan dampak
kekurangperayaan umat terhadap pemerintah saat itu, disebabkan Ahok sang
penista yang scara terang-terangan bersalah, namun pemerintah maah diam dan
tidak segera bertindak mengadili Ahok.
c.
Keputusan Moral
Dalam tulisan
berita aksi bela islam terlihat adanya unsur-unsur dakwah berupa ajakan untuk
melakukan aksi damai di aksi bela islam tanggal 12 Desember 2016, upaya moral
yang disepakati tabloid media umat diantaranya :���
1)
Perlunya pengembalian fundamen tauhid (aqidah) terhadap
pencapaian tujuan membela Al Qur�an agar menjadi ghiroh bagi ormas Islam untuk
bersatu dan berjuang.
2)
Perbedaan persepsi pemerintah dengan umat sebagai akar
terjadinya isu-isu krisis kepercayaan terhadap pemerintah.
3)
Ajakan kepada para da�i dan ulama untuk istiqomah dalam
membangun umat
4)
Ajakan kepada umat dengan menutupi kekurangan/kelemahan
perjuangan melalui pendekatan kesadaran berpikir�
5)
Motivasi� hikmah
kemenangan umat bila bersatu dengan penguatan pegangan akidah sebagai kunci
mempersatukan umat
d.
Penekanan Penyelesaian
Penyelesaian
masalah yang dikembangkan dalam pemberitaan�
aksi bela islam di tabloid media umat dengan pernyataan yang bersifat
optimis, motivasi, proaksi, pemberian trik/strategi aksi, dukungan kontribusi
fakta kemenangan Islam, dan lainnya. Secara keseluruhan penyelesaian akhir
lebih megerucut dana menemukan titik temu ke arah seruan dakwah yang mengajak
pembaca untuk turut serta dan bangkit menjadi bagian dari peristiwa aksi bela
islam, serta menggiring pembaca untuk bersatu dalam memperjuangkan agama islam.
Konstruksi realitas frame yang diberitakan tabloid media
umat tedapat keterkaitan erat antara isu agam dengan politik, sehigga
menimbulkan respon perilaku umat dalam pemberitaan. Awalnnya, frame dimaknai sebagai
struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan
politik, kebijakan, dan wacana yang menyediakan kategori-kategori standar untuk
mengapresiasi realita. Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Goffman (1974),
yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan prilaku strip of behavior yang membimbing individu dalam membaca realitas.
Dalam perkembangan terakhir, konsep ini digunakan untuk menggambarkan proses
penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media (Fauzi, 2007).
Dalam Ilmu
Komunikasi, media adalah alat yang digunakan komunikator untuk menyampaikan
pesan kepada komunikan/ penerima. Sedangkan dakwah mempunyai arti ajakan untuk
berbuat kebaikan dan menjauhi larangan. Sehingga dapat diartikan media dakwah
adalah alat yang digunakan da�i untuk menyampaikan maddah (materi
dakwah) yang berisikan beramar ma�ruf nahi mungkar kepada mad�u (Mulyana, 2007).
Dari hasil tersebut
terlihat jelas bahwa tabloid media umat dalam pemberitaan aksi bela Islam
merupakan salah satu sarana wasilah atau media dakwah. Disebut media dakwah
disebabkan terkandung unsur-unsur dan komponen dakwah didalamnya. Dalam hal ini
upaya aksi bela Islam yang diberitakan tabloid media umat, dikaitkan dengan
seruan dan ajakan amar ma� ma�ruf nahi
munkar, yang bertujuan untuk memperjuangkan agama dalam mengembalikan kesadaran
umat terhadap aqidah Islam dengan cara aksi umat yang damai.
2. Analisis Struktur Frame Dalam Pemberitaan Aksi Bela Islam
di Tabloid Media Umat
Dalam upaya
pembuktian konstruksi yang telah diperoleh dalam� frame atau pembingkaian berita aksi bela islam
di tabloid media umat, maka proses selanjutnya perlu diuji otentikasinya.
Sebagai bahan verifikatif dalam mengetahui wacana yang diberitakan sebelum
diketahuinya metode apa yang diterapkan oleh jurnalistik tabloid media umat.
Mengingat dapat saja penulis menyembunyikan sesuatu atau pesan-pesan dalam isi
wacana yang tidak tercatat dala strukturisasi naskah berita.
Seperti menyunting bahkan wartawan sendiri memilih mana
berita yang disajikan dan mana yang disembunyikan. Dengan demikian media
mempunyai kemampuan untuk menstruktur dunia dengan memilah berita tertentu dan
mengabaikan yang lain. Media membentuk citra seperti apa yang disajikan oleh
media dengan cara menyediakan ruang atau waktu untuk sebuah realitas dengan
ruang dan waktu secara tertentu
(Eriyanto, 2013).
Berdasarkan hasil analisis masalah struktur frame yang
diteliti diketahui beberapa perangkat sebagai berikut:
a.
Sintaksis
Penyusunan berita
tabloid media umat dalam pemberitaan aksi bela islam selalu menampilkan
kewajaran berita secara umum yang bersifat dakwah di halaman depan, sedangkan
topik inti masalah aksi selalu ditempatkan pada rubrik-rubrik tertentu di
halaman belakang,� Selain itu
diantaranya:
1)
Headline yang dibuat cukup sederhana dengan judul yang
gamblang relevan terhadap keselurahan isi berita.
2)
Latar Informasi: selalu ditempatkan di awal naskah berita
paragraf pertama.
3)
Kutipan dan Sumber jarang ditulis dalam naskah disebabkan
seluruh wacana yang diberitakan secara menyeluruh isinya hasil wawancara
jurnalis. Sehingga jurnalis hanya memfasilitasi subjek yang diwawancarai untuk
menuliskan berita dalam tabloid media umat dengan menyertakan nama yang
diwawancarai tersebut sebagai penulisnya. Pada beberapa petikan berita kejadian
tidak dicantumkan karena merupakan topik yang diketahui khalayak umum atau isu
yang sedang mencuat, dan sekalipun ada berupa kutipan-kutipan yang merujuk
langsung kepada perikan ayat dalam Al Qur�an dan Al Hadits.��
4)
Pernyataan/penutup hampir seluruh isi pemberitaan aksi
bela islam selalu berisi ajakan/seruan kebenaran di akhir berita, pernyataan
benar dan salah dan menandai nama �Ahok� sebagai penista untuk segera diadili
Dari hasil analisis
terlihat bahwa bingkai sintaksis berita dalam frame aksi bela islam dalam
tabloid media umat bersifat tertutup dan banyak bagian masalah kongkrit dari
peristiwa yang tidak terpapar dalam teks pemberitaan. Dalam hal ni tabloid
lebih cenderung memfouskan pada salah satu aspek bingkai dakwah berupa seruan
ajakan aksi bela Islam.
b.
Skrip
Berita aksi bela
islam yang dilaporkan tabloid media umat secara menyeluruh dilihat dari bentuk
skrip terkesan tidak terstruktur dan kurang memenuhi 5W +1 H, utamanya dalam
unsur when (kapan). Hal ini diasumsikan jenis pemberitaan bersifat lebih
prediktif dengan mengomentari terhadap rencana dan peristiwa aksi bela Islam
yang yang kurang terstruktur, sehingga hanya bersifat ulasan sesuai lingkungan
komunal para pembacanya yang lebih spesifik. Hal ini mengingat kelemahan
tabloid yang terbatas penerbitannya secara periodik hanya 2 kali dalam sebulan,
yang tidak dapat memberitakan peristiwa secara hot, bila dibandingkan dengan
media massa lainnya seperti halnya surat kabar yang terbit setiap hari.
c.
Tematik
Pemberitaan aksi
bela islam oleh tabloid media umat dari hasil analisis lebih tematik. Dengan
susunan paragraf dan kalimat yang menggiring pembaca secara proposisi induktif
maupun deduktif lebih mudah dipahami publik yang bersifat opini, tanggapan dan
solusi masalah umat. Sehingga pemberitaan lebih ke arah penulisan yang bersifat
media dakwah yang tersusun untuk disajikan pembaca sesaui minatnya.
d.
Struktur Retoris
Cara taboid media
umat selalu menekankan fakta yang diatur sedemikian rupa pada akhir berita,
dengan harapan setelah pembaca memahami benar apa yang dibacanya, barulah
diberi realitas pembuktian sebagai penyelesaian. Upaya realitas selalu
menggunakan perbandingan logis, penalaran angka dan jumlah, ukuran kekuatan dan
kelemahan sebagai ciri dakwah dalam membedakan antara yang hak dan yang batil
Berdasarkan uraian
strukturiasi frame dapat disimpulkan bahwa aksi bela islam dalam pemberitaan
tabloid media umat lebih bersifat tematik dengan� kualitas isi dakwah kepada umat. Tematik
berkaitan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa
ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks
secara keseluruhan. Pada bahasan struktur ini akan melihat bagaimanna pemahaman
itu diwujudkan dalam bentuk yang lebih kecil. [1] Demikian halnya dengan struktur teks berita aksi bela
islam dalam pemberitaan tabloid media umat masih kurang jelas dalam struktur
sintaksi, skrip maupun retoris, tetapi lebih cenderung membahas cara pandang
jurnalistik dalam menanggapi suatu peristiwa agar dipahami para pemnacanya.
a. Secara
Psikologis
Pembingkaian
berita mengenai aksi bela Islam dapat mempengaruhi seseorang dalam membuat
keputusan umat, karena dilatar belakangi masalah aqidah agama. Maka keputusan
pembaca, dapat berupa dukungan atau penolakan terhadap suatu isu yang dibacanya
atau terhadap tindakan yang mungkin akan dilakukan setelah mengetahui isu
tersebut dari tabloid media umat.
Melalui
pemberitaan aksi bela islam dalam tabloid media umat dapat saja menimbulkan
kecenderungan pembaca; mengetahui, memahami, dan menyadari kedudukan dirinya
sebagai umat. Utamanya jika tulisan dalam naskah teks tersebut membuka
kesadarannya dan didukung oleh para alim ulama dengan petikan Alqur�an yang
menjadi pegangannya. Maka kemungkinan pembaca mengikuti tindakan atau seruan
ajakan dalam pemberitaan tersebut lebih besar peluangnya, minimal menyetujui
dalam hatinya, sebagai wujud dalam merespon keimanannya yang positif.
Bahkan bila
keimanannya meningkat dengan adanya motivas dalam pemberitaan tersebut berua
ajakan seruan jihad, disertai adanya dalil kuat adanya penistaan agamanya, maka
umat yang imannya kuat dengan serta merta secara sadar akan mengikuti dan
berkumpul dalam komunitasnya untuk berjuang dalam aksi bela islam
Dari hasil tersebut
dapat diungkap bahwa aksi bela islam dalam pemberitaan tabloid media umat
secara psikologis mengedepankan pendekatan kualitas moral/mental untuk mengubah
pola pikir atau kesadaran dan cara pandang pembaca tabloid agar lebih terbuka
dan tanggap menghadapi situasi yang terjadi dalam peristiwa aksi bela Islam.
b. Secara
Sosiologis
Peran umat,
hidup dan bersosial dalam jamaahnya atau komunitasnya. Tabloid media umat
merupakan salah satu tabloid media dawah yang secara khusus hanya dibaca oleh
kalangannya, walaupun diterbitkan secara umum dan diketahui publik. Hal ini
dikarenakan banyaknya perbedaan paham terutama mazhab, kelompok�� maupun organisasi Islam.
Pemberitaan tabloid media umat mengenai aksi bela
islam dilihat dari konsepsi sosiologis lebih berfokus kepada pemanfaatan media
dakwah� dalam mengkomunikasikan umat
dalam muamalat. Melalui muamalat ini tercapai kesepakatan dengan kesamaan
aqidah umat, yang berdampak mempengaruhi cara pandang dan pemikiran yang sama pula.
Dalam pemberitaan aksi bela islam di tabloid media
umat, tidak hanya menjadi bahan bacaan semata, tetapi lebih jauh ke arah
penyampaian pesan-pesan dakwah bagi kalangan jamaah pembacanya yang konsisten.
Manakala pesan dakwah atau tema yang diberitakannnya berupa ajakan atau seruan
perjuangan Islam, maka secara langsung informasi yang ditangkapnya sebagai
tindakan yang dapat saja diikutinya.
Maka pemberitaan aksi bela islam di tabloid media umat secara konsepsi sosiologis memberitakan isu sosial mengenai masalah yang fundamen dengan meletakan pegangan aqidah para pembaca sebagai suatu kesamaan yang dapat mempersatukan perjuangan Islam dalam aksi bela Islam 12 Desember 2016 secara terorganisir dalam iatan ukhuwah islamiyah untuk menegakan khilafah.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan penelitian mengenai analisis pemberitaan aksi
bela islam di Tabloid Media Umat melalui analisis Framing dapat disimpulkan
bahwa
1.
Realitas media
pemberitaan aksi bela islam di tabloid media umat� secara konstruksi merupakan konstruksi media
dakwah (wasilah) yang yang berhubungan dengan seruan dan ajakan untuk
memperjuangkan agama Islam.
2.
Analisis frame
dalam pemberitaan aksi bela islam di tabloid media umat difokuskan pada
struktur tematik dengan isi berita berupa dakwah dalam menanggapi suatu peristiwa
agar dapat dipahami umat.
3.
Framing Device
dalam pemberitaan aksi bela islam di tabloid media umat dikemas secara
psikologis dengan pendekatan kesadaran mental untuk mengubah pola pikir dan
cara pandang umat, sedangkan secara sosiologis memberitakan isu sosial
keagamaan dengan meletakan fundamen aqidah sebagai pegangan pembaca dengan
tujuan kesamaan visi dalam perjuangan Islam.
BIBLIOGRAFI
Bungin, B. (2008). Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse
Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Cahyadi, H. (2016). Framing Media Barata Terhadap Aksi Damai 212.
Cholik, C. A. (2017). PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK
MENINGKATKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(6), 21�30.
Eriyanto. (2013). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik
Media (Cetakan II). Yogyakarta: LkiS.
Fauzi, A. C. (2007). Kabar-kabar kekerasan dari Bali. PT LKiS Pelangi
Aksara.
Indonesia, R. (2016). Waspadai Gejala Perang Suriah Mulia Ada Di
Indonesia. Retrieved December 12, 2016, from redaksiindonesia.com website:
http://redaksiindonesia.com/read
Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Panggabean, S. R., & Ali-Fauzi, I. (2011). Merawat Kebersamaan:
Polisi, Kebebasan Beragama dan Perdamaian. Centre for the Study of Islam
and Democracy.
Sugiyono, P. (2015). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung:
Alfabeta.