How to cite:
Jihan Wafda Ramadhan, Budi Hidayat (2024) Pengendalian Faktor Risiko Kehamilan Remaja
Melalui Skrining dan Edukasi Kesehatan Reproduksi di Puskesmas Kecamatan Pauh (06) 06,
https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i6.1227
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO KEHAMILAN REMAJA MELALUI
SKRINING DAN EDUKASI KESEHATAN REPRODUKSI DI PUSKESMAS
KECAMATAN PAUH
Jihan Wafda Ramadhan, Budi Hidayat
Universitas Indonesia Indonesia
Abstrak
Kematian ibu di Kota Padang pada tahun 2018 sebanyak 17 orang, meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya. Prevalensi ibu hamil usia 15-19 tahun di Kota Padang pada tahun 2018
sebesar 0,01%, hal ini disebabkan rendahnya angka capaian skrining ibu hamil muda pada
periode Januari-Desember 2019 sebesar 1,44%. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
screening rate, salah satunya dengan melakukan intervensi pada remaja di Koto Luar yang
merupakan wilayah kerja Puskesmas Pauh, Padang, sebanyak 36 siswa Madrasah Tsanawiyah
(MTs) dan 29 siswa Madrasah Aliyah (MA) yang dikenal sebagai SMP dan SMA di
Indonesia, Koto Luar pada tahun 2020. Penelitian ini menggunakan uji Marginal
Homogeneity Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan kesehatan
reproduksi setelah konseling. Hasil penelitian ini menghasilkan peningkatan nilai post-test
sebesar 80% dari nilai pretest yang bermakna secara statistik. Di akhir sesi, dilakukan seleksi
duta generasi perencanaan sebagai pendidik sebaya di MTs dan MA Koto Luar, Padang
sebagai salah satu langkah intervensi atas kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi pada
remaja.
Kata kunci: kehamilan remaja, kesehatan reproduksi, pretest, posttest, Duta generasi (duta
genre)
Abstract
Maternal deaths in Padang City in 2018 were 17 people, an increase compared to the
previous year. The prevalence of pregnant women aged 15-19 years in Padang City in 2018
was 0.01%, this is due to the low screening rate of young pregnant women in the January-
December 2019 period of 1.44%. This study aims to increase the screening rate, one of which
is by intervening in adolescents in Koto Luar which is the working area of the Pauh Health
Center, Padang, as many as 36 students of Madrasah Tsanawiyah (MTs) and 29 students of
Madrasah Aliyah (MA) known as junior and senior high schools in Indonesia, Koto Luar in
2020. This study used Wilcoxon's Marginal Homogeneity test to determine differences in the
level of reproductive health knowledge after counseling. The results of this study resulted in
an 80% increase in post-test scores from statistically meaningful pretest scores. At the end of
the session, a selection of planning generation ambassadors as peer educators was carried
out at MTs and MA Koto Luar, Padang as one of the intervention steps to overcome the lack
of reproductive health knowledge in adolescents.
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 06, Juni 2024
Jihan Wafda Ramadhan, Budi Hidayat
2498 Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024
Keywords: kehamilan remaja, kesehatan reproduksi, pretest, posttest, Duta generasi (duta
genre)
PENDAHULUAN
Proses kehamilan berisiko tinggi adalah kehamilan dengan kondisi yang dapat
meningkatkan risiko ancaman bagi ibu dan janin akibat gangguan kehamilan . Poedji Rochjati
mengelompokkan faktor risiko pada ibu hamil menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok I (ada
potensi gawat kebidanan), kelompok II (ada potensi gawat kebidanan) dan kelompok III (ada
potensi gawat darurat kebidanan). Faktor risiko yang termasuk dalam kelompok I meliputi
awal kehamilan, kehamilan usia lanjut, dan termasuk anak terkecil berusia kurang dari 2 tahun
(Riyanti & Poedji Loekitowati, 2003)
Kehamilan di usia muda (usia dini/remaja) adalah kehamilan yang terjadi pada wanita
berusia <20 tahun. Menurut penelitian kualitatif tahun 2017, faktor-faktor yang
mempengaruhi kehamilan di usia muda adalah rendahnya pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi, sikap permisif dalam hubungan, pengaruh teman dekat dalam hubungan,
pendapatan keluarga. Kehamilan di usia muda dapat menimbulkan masalah karena
pertumbuhan tubuh yang belum matang, kurangnya persiapan dalam keterampilan sosial
ekonomi, kesulitan dalam melahirkan, atau belum siap menjalankan peran sebagai seorang ibu
(Ismarwati & Utami, 2017) (Ismarwati & Utami, 2017).
Kehamilan di usia muda merupakan isu penting karena berkaitan dengan tingkat
morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Kematian ibu merupakan indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Sensitivitas Angka Kematian Ibu (AKI) terhadap
peningkatan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor
kesehatan, baik dari segi aksesibilitas maupun kualitas (Worku, Tessema, Teshale, Tesema, &
Yeshaw, 2021) (Kurniawan, 2019).
Sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor tiga, yaitu
Kehidupan Sehat dan Sejahtera pada titik pembahasan AKI, baseline AKI tahun 2015 adalah
305 per 100.000 kelahiran hidup, yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2024 menjadi 232 per 100.000 kelahiran kehidupan. Jumlah
kematian ibu di Kota Padang pada tahun 2018 sebanyak 17 orang, meningkat dari AKI tahun
2017 di Kota Padang sebanyak 16 orang. (Profil Kesehatan Kota Padang, 2019; Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasiona, 2020). Angka kematian ibu tidak lepas dari angka
kematian neonatal (Neonatal Mortality Rate). Data SDKI 2017 (Survei Kesehatan Demografi
Indonesia) menyebutkan bahwa angka kematian neonatal adalah 15 kematian per 1000
kelahiran hidup, menyiratkan bahwa 1 dari 67 neonatus meninggal pada bulan pertama
kehidupan. (Statistik, 2012).
Hasil SDKI 2017 menunjukkan bahwa 38,3% perempuan berusia 15-19 tahun di
Indonesia telah melahirkan atau sedang mengandung anak pertamanya. Prevalensi perempuan
usia 15-19 tahun yang telah melahirkan atau sedang mengandung anak pertamanya di
Sumatera Barat pada tahun 2017 adalah 5,6%, dimana 3,2% telah melahirkan dan 2,4%
sedang hamil anak pertama. Angka ini menempati peringkat ke-5 di antara seluruh provinsi di
Sumatera. Prevalensi ibu hamil usia 15-19 tahun di Kota Padang pada tahun 2018 sebesar
0,01%. (Sulistianingsih & Bantas, 2018)
Data dari laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Pauh menemukan peningkatan
kejadian kehamilan muda dan peningkatan kejadian komplikasi pada kehamilan muda
tersebut. Pada tahun 2018 terdapat 13 ibu hamil di usia muda, dan 3 diantaranya (20%)
mengalami komplikasi diantaranya aborsi, ketuban pecah dini, dan kelainan amnion.
Sedangkan pada tahun 2019 terdapat 19 ibu hamil di usia muda dan 6 diantaranya (31,6%)
Pengendalian Faktor Risiko Kehamilan Remaja Melalui Skrining dan Edukasi Kesehatan
Reproduksi di Puskesmas Kecamatan Pauh
Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024 2499
mengalami komplikasi berupa 4 kasus aborsi, ketuban pecah dini, posisi abnormal, dan lain-
lain (Kurniawan, 2019).
Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan dan perekonomian
masyarakat di Kecamatan Pauh. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan kuintil kekayaan,
semakin rendah persentase remaja yang menjadi ibu. Selain itu, ada perbedaan tajam antara
wanita yang berpendidikan sekolah dasar dan di bawahnya dengan wanita berpendidikan
tinggi dan antara wanita kekayaan di level terendah (13%) dan wanita di puncak level
kekayaan (2%) (Ismarwati & Utami, 2017). Hal ini menjadi urgensi untuk meningkatkan
pemahaman remaja tentang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi dengan harapan
dapat menurunkan angka kehamilan pada remaja usia 15-19 tahun (Ismarwati & Utami, 2017)
(Kurniawan, 2019).
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan dan pemegang program
kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Kecamatan Pauh, angka deteksi ibu hamil berisiko
tinggi saat kunjungan antenatal telah mencapai target. Keberhasilan pencapaian ini tidak
selalu berkaitan dengan jumlah kehamilan remaja. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan
kejadian kehamilan di usia muda seperti yang ditunjukkan pada data dan rendahnya capaian
tingkat skrining ibu hamil muda pada periode Januari-Desember 2019 sebesar 1,44%.
Berdasarkan analisis permasalahan tersebut, perlu diberikan edukasi mengenai risiko
kehamilan remaja dan komplikasinya, serta pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan kejadian kehamilan muda di Kecamatan Pauh, Kota Padang. Serta pemilihan
Duta Genre sebagai panutan dan teman sebaya untuk mendidik temannya.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengambil populasi remaja putri
yang merupakan Puskesmas Pauh di Kota Padang dengan intervensi yang dilakukan di MTs
dan MA Koto Luar yaitu sebanyak 36 siswa MTs dan 29 siswa MA. Penelitian dilakukan
dengan intervensi langsung kepada mahasiswa MTs dan MA yaitu melakukan penyuluhan
dan menilai keberhasilan intervensi dari hasil pretest dan post-test dengan menggunakan 25
soal pilihan ganda mengenai kesehatan reproduksi, risiko kehamilan muda, risiko seks
pranikah, dan pergaulan bebas remaja serta bahaya Narkotika dan Penyalahgunaan Zat
Adiktif) (Sugiono, 2019). Analisis statistik dilakukan dengan menguji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov terlebih dahulu dan kemudian mengujinya dengan
Non-Parametric Marginal Homogeneity Wilcoxon.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Analisis hasil penelitian ini menggunakan pretest dan post-test pada kesehatan
reproduksi, risiko kehamilan muda, risiko seks pranikah, dan pergaulan bebas remaja
serta bahaya narkoba, ditemukan bahwa terjadi peningkatan
Jenis tes
Rata-rata
Standar Deviasi
P
Pre-Test
15.98
1.63
0.000
Post-Test
21.58
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan skor rata-rata pada post-test. Hasil nilai rata-
rata peserta saat menjawab pertanyaan sebelum konseling (pre-test) menunjukkan adanya
peningkatan pengetahuan pada post-test dengan rata-rata 21,54 dari 15,98. Sebelum analisis
statistik, uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah data terdistribusi normal. Uji
Jihan Wafda Ramadhan, Budi Hidayat
2500 Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024
normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji diperoleh bahwa data tidak
berdistribusi normal, kemudian data diuji dengan uji Wilcoxon Non-Parametric Marginal
Homogeneity diperoleh p = 0,000. Ini berarti bahwa ada peningkatan yang signifikan secara
statistik dalam skor post-test
Tabel 2. Analisis Pertanyaan Pre-test dan Post-test tentang Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi, Risiko Kehamilan Remaja dan Hubungan Seksual Pranikah,
dan Pergaulan Bebas Remaja dan Bahaya Narkoba.
Pertanyaan
Jawaban
Analisis
Pre-test
Post-test
Benar
Salah
Benar
Salah
Apakah yang dimaksud dengan
kehamilan remaja ?
48
17
62
3
82%
Dibawah ini factor-faktor yang
menyebabkan kehamilan remaja adalah
61
4
65
0
100%
Yang bukan resiko kehamilan remaja
bagi bayinya adalah
15
50
54
11
78%
Resiko psikologis pada kehamilan
remaja adalah
58
7
63
2
71%
Dibawah ini yang bukan merupakan cara
mencegah kehamilan remaja adalah
50
15
59
6
60%
Menurut anda bagaimana cara mencegah
kehamilan remaja adalah
29
36
52
13
63%
Dampak kemahilan remaja terhadap
keadaan ekonomi bagi remaja yang
belum menikah adalah
57
8
61
4
50%
Yang bukan merupakan dampak
kehamilan remaja bagi remaja yang
belum menikah adalah
24
41
50
15
63%
Dibawah ini yang merupakan Solusi
kehamilan remaja kecuali
43
22
55
10
54%
Pilihlan dibawah ini yang merupakan
organ reproduksi Wanita adalah
25
40
55
10
61%
Pilihlah dibawah ini yang merupakan
organ reproduksi pria
5
60
42
23
71%
Menurut anda apakah yang dimaksud
dengan infeksi menular seksual (
penyakit kelamin)
37
28
57
8
71%
Apa saja yang dimaksud penyakit infeksi
menular seksual
47
18
54
11
38%
Menurut anda yang merupakan cara
penularan infeksi menular seksual adalah
50
15
55
10
33%
Berikut merupakan pencegahan
penularan infeksi menular seksual
kecuali
33
32
52
13
59%
Apa makna hubungan seksual menurut
57
8
63
2
75%
Pengendalian Faktor Risiko Kehamilan Remaja Melalui Skrining dan Edukasi Kesehatan
Reproduksi di Puskesmas Kecamatan Pauh
Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024 2501
Pertanyaan
Jawaban
Analisis
Pre-test
Post-test
Benar
Salah
Benar
Salah
anda
Apakah yang dimaksud dengan
pernikahan dini
32
33
54
11
66%
Apakah anda mengetahui resiko
pernikahan dini/hubungan seksual di
bawah umur terhadap Kesehatan
48
17
54
11
35%
Menurut anda apakah perlu dilakukan
penyuluhan tentang Kesehatan
reproduksi di sekolah
56
9
61
4
55%
Definisi tidak perawan menurt anda
40
25
55
10
60%
Apa makna kehialngan
keperawanan/keperjakaan sebelum
menikah menurut anda
60
5
64
1
80%
Menurut anda apakah manfaat
bacaan/gambar/film porno
35
30
49
20
46%
Menurut anda apakah pembicaraan
tentang kesehatan reproduksi adalah hal
yang tabu
21
44
45
20
54%
Menurut anda apakah memperkenalkan
alat kontrasepsi pada remaja berarti
mengijinkan seks bebas
49
16
56
9
43%
Menurut anda apakah hamil pra nikah
merupakah hal yang memalukan
59
6
63
2
66%
Berdasarkan hasil pre-test dan post, terdapat peningkatan pemahaman siswa terkait
kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan
signifikan tentang risiko kehamilan bagi bayi, pencegahan kehamilan pada remaja di bawah
usia 20 tahun, anatomi organ reproduksi, pernikahan dini, dan masih menganggap bahwa
membahas kesehatan reproduksi masih tabu. Ditemukan bahwa pertanyaan yang paling sering
salah saat pre-test adalah pada pertanyaan No. 11 tentang kurangnya pengetahuan anatomi
reproduksi pria, setelah dilakukan edukasi terjadi peningkatan persentase menjadi 64,61%.
Pertanyaan yang mengalami peningkatan jawaban benar setelah evaluasi, menunjukkan
bahwa pendidikan pada remaja terkait kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dan
komplikasinya serta penyakit menular seksual berpengaruh besar terhadap penurunan kasus
kehamilan pada remaja.
Pendidikan kesehatan reproduksi di Indonesia belum lumrah karena masih dianggap
tabu (Djamilah & Kartikawati, 2014). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahiem bahwa orang Jawa (mayoritas etnis di Indonesia) harus merefleksikan pendidikan
seks yang dilakukan oleh Barat, penekanan pada transfer pengetahuan tidak hanya pada hal-
hal yang bersifat seksual tetapi bagaimana menanamkan moral pada remaja tentang
pentingnya menjaga diri dengan mengenalkan mereka sejak dini pada hal-hal yang benar.
Selain itu, perlu ditekankan pencegahan dini kehamilan, penyakit menular seksual, dan peran
orang tua dalam menjalankan fungsi pengawasan. (Rahiem, 2004).
Jihan Wafda Ramadhan, Budi Hidayat
2502 Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024
Selanjutnya, dalam penelitian yang dilakukan di Kenya, bahwa 39% dari 184 orang tua
mengalami kesulitan mendiskusikan seks dengan anak-anak mereka (Ulfah, 2020). Dengan
mayoritas orang tua adalah perempuan dan 15 diantaranya laki-laki, berusia sekitar 49 tahun
dengan status masih menikah dan memiliki anak usia 10-21 tahun. Peran penting orang tua
dalam memberikan pemahaman kepada anak tentang kesehatan reproduksi adalah melindungi
mereka dari pengaruh buruk media, teman sebaya dan informasi negatif lainnya. Peran orang
tua juga berpengaruh dalam mencegah kehamilan pada remaja dan penularan penyakit
menular seksual. (Izugbara, 2010).
Kesalahan yang terjadi pada pretest dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi pada remaja (Ingrit, Rumerung, Nugroho, Situmorang, &
Manik, 2022). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartini dkk pada tahun
2022 mengenai faktor risiko yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah antara lain
kurangnya pengetahuan, persepsi remaja terhadap seks pranikah, pengawasan orang tua,
pengaruh teman sebaya yang kuat, lemahnya informasi tentang kesehatan dan pelayanan
reproduksi bagi remaja. Ditambah dengan penelitian yang dilakukan di Slowakia Timur pada
tahun 2019-2020 terhadap 2434 ibu dengan total usia <19 tahun, terdapat 294 orang.
Ditemukan bahwa remaja hamil lebih mungkin untuk tidak menikah dengan risiko 14,2 kali
karena kurangnya pengetahuan atau pendidikan, terutama mengenai kesehatan reproduksi.
Kejadian ini bisa jadi karena masih ada budaya yang berbicara tentang kesehatan reproduksi
masih tabu dan belum ada kurikulum di sekolah (Diabelková et al., 2023; Tungka, Nursalam,
& Fitryasari, 2022)
Pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan hal-hal negatif yang dapat
dihasilkan dari pergaulan bebas pada remaja, membuat pemerintah harus turun tangan dalam
menyediakan kurikulum yang pasti dan membentuk pendidik sebaya. Pendidik sebaya adalah
pendidikan yang dilakukan oleh teman sebaya, hal ini berguna dalam memberikan informasi
yang akurat, meningkatkan kesadaran, dan membantu teman sebaya untuk mengembangkan
keterampilan dalam mengubah perilaku. Hal ini sejalan dengan penelitian Utami di SMAN 5
Denpasar bahwa metode pendidikan sebaya lebih efektif dengan hasil analisis p <0,026
dibandingkan dengan metode ceramah. (Qudsyi, 2015; Utami, Runiari, & Rahajeng, 2018)
Dasar pemilihan Duta Perencanaan Generasi sebagai Agen Perubahan sesuai dengan
Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 88/PER/F2/2012
tentang Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling bagi Pemuda/Mahasiswa dalam
rangka peningkatan kualitas pemuda di Indonesia yang diupayakan melalui pemberian akses
informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan keluarga untuk
membentuk keluarga bahagia dan sejahtera. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hull et al pada tahun 2004 bahwa seharusnya ada peran BKKBN dalam membentuk
pendidik sebaya dengan memprioritaskan remaja yang sedikit lebih tua, memiliki tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi dan memiliki kemampuan komunikasi sehingga hal ini dapat
menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam membantu menurunkan angka kehamilan.
pada remaja dan penyakit menular seksual (Hull, Hasmi, & Widyantoro, 2004).
Berdasarkan hal tersebut, pemilihan Duta Perencanaan Generasi (GenRe) sebagai Agen
Perubahan di MTs dan MA Koto Luar merupakan bentuk kegiatan yang nantinya akan
Pengendalian Faktor Risiko Kehamilan Remaja Melalui Skrining dan Edukasi Kesehatan
Reproduksi di Puskesmas Kecamatan Pauh
Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024 2503
menjadi cikal bakal terbentuknya pusat informasi dan konseling remaja di MTs dan MA Koto
Luar dan dapat dikembangkan di berbagai tempat yang perlu menyebarkan manfaat
pentingnya mengenal kesehatan reproduksi.
KESIMPULAN
Salah satu penyebab kehamilan pada remaja adalah rendahnya tingkat pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja yang dibuktikan dengan meningkatnya nilai
pada post-test. Kemudian, terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 80% setelah remaja
diberikan penyuluhan edukatif. Selain itu, hal ini dapat dicegah dengan metode pendidikan
sebaya melalui partisipasi lintas sektoral, salah satunya BKKBN dengan membentuk duta
GenRe dan kelompok mentor sebaya yang akan membuat pemuda lebih nyaman menerima
pengetahuan dan mengeluh.
BIBLIOGRAFI
Diabelková, Jana, Rimárová, Kvetoslava, Dorko, Erik, Urdzík, Peter, Houžvičková, Andrea,
& Argalášová, Ľubica. (2023). Adolescent pregnancy outcomes and risk factors.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 20(5), 4113.
Djamilah, Djamilah, & Kartikawati, Reni. (2014). Dampak perkawinan anak di Indonesia.
Jurnal Studi Pemuda, 3(1), 116.
Hull, Terence H., Hasmi, Eddy, & Widyantoro, Ninuk. (2004). “Peer” educator initiatives for
adolescent reproductive health projects in Indonesia. Reproductive Health Matters,
12(23), 2939.
Ingrit, Belet Lydia, Rumerung, Christie Lidya, Nugroho, Dwi Yulianto, Situmorang, Komilie,
& Manik, Marisa Junianti. (2022). Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja.
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Corporate
Social Responsibility (PKM-CSR), 5, 110.
Ismarwati, Ismarwati, & Utami, Istri. (2017). Faktor faktor yang mempengaruhi kejadian
kehamilan tidak diinginkan pada remaja. Journal of Health Studies, 1(2), 168177.
Kurniawan, Rudy. (2019). Profil kesehatan Indonesia tahun 2018. Kementerian Kesehatan
RI.
Qudsyi, Hazhira. (2015). Program Peer Education Sebagai Media Alternatif Pendidikan
Kesehatan Reproduksi Remaja Di Indonesia.
Riyanti, Fahma, & Poedji Loekitowati, H. (2003). Pengaruh Konsentrasi H2SO4 dan
Temperatur Karbonisasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Ampas Kopi. Jurnal
Penelitian Sains, 13, 1320.
Statistik, Indonesia Badan Pusat. (2012). Survei demografi dan kesehatan Indonesia, 2012.
(No Title).
Sugiono. (2019). Metode penelitian kuantitatif kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistianingsih, Andi Rispah, & Bantas, Krisnawati. (2018). Peluang Menggunakan Metode
Sesar Pada Persalinan Di Indonesia (Analisis Data Sdki Tahun 2017). Jurnal
Kesehatan Reproduksi, 9(2), 125133.
Tungka, Kartini Estelina, Nursalam, Nursalam, & Fitryasari, Rizki. (2022). Faktor Risiko
yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja. Journal of Telenursing
(JOTING), 4(2), 781794.
Ulfah, Maulidya. (2020). Digital Parenting: Bagaimana Orang Tua Melindungi Anak-anak
dari Bahaya Digital? Edu Publisher.
Jihan Wafda Ramadhan, Budi Hidayat
2504 Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024
Utami, Ni Luh Anik, Runiari, Nengah, & Rahajeng, M. (2018). Efektivitas metode peer
education dan metode ceramah terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang kehamilan
remaja. Community of Publishing in Nursing (COPING), 6(1), 916.
Worku, Misganaw Gebrie, Tessema, Zemenu Tadesse, Teshale, Achamyeleh Birhanu,
Tesema, Getayeneh Antehunegn, & Yeshaw, Yigizie. (2021). Prevalence and
associated factors of adolescent pregnancy (1519 years) in East Africa: a multilevel
analysis. BMC Pregnancy and Childbirth, 21, 18.
Copyright holder:
Jihan Wafda Ramadhan, Budi Hidayat (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: