Jihan Wafda Ramadhan, Budi Hidayat
2498 Syntax Idea, Vol. 6, No. 06, Juni 2024
Keywords: kehamilan remaja, kesehatan reproduksi, pretest, posttest, Duta generasi (duta
genre)
PENDAHULUAN
Proses kehamilan berisiko tinggi adalah kehamilan dengan kondisi yang dapat
meningkatkan risiko ancaman bagi ibu dan janin akibat gangguan kehamilan . Poedji Rochjati
mengelompokkan faktor risiko pada ibu hamil menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok I (ada
potensi gawat kebidanan), kelompok II (ada potensi gawat kebidanan) dan kelompok III (ada
potensi gawat darurat kebidanan). Faktor risiko yang termasuk dalam kelompok I meliputi
awal kehamilan, kehamilan usia lanjut, dan termasuk anak terkecil berusia kurang dari 2 tahun
(Riyanti & Poedji Loekitowati, 2003)
Kehamilan di usia muda (usia dini/remaja) adalah kehamilan yang terjadi pada wanita
berusia <20 tahun. Menurut penelitian kualitatif tahun 2017, faktor-faktor yang
mempengaruhi kehamilan di usia muda adalah rendahnya pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi, sikap permisif dalam hubungan, pengaruh teman dekat dalam hubungan,
pendapatan keluarga. Kehamilan di usia muda dapat menimbulkan masalah karena
pertumbuhan tubuh yang belum matang, kurangnya persiapan dalam keterampilan sosial
ekonomi, kesulitan dalam melahirkan, atau belum siap menjalankan peran sebagai seorang ibu
(Ismarwati & Utami, 2017) (Ismarwati & Utami, 2017).
Kehamilan di usia muda merupakan isu penting karena berkaitan dengan tingkat
morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Kematian ibu merupakan indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Sensitivitas Angka Kematian Ibu (AKI) terhadap
peningkatan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor
kesehatan, baik dari segi aksesibilitas maupun kualitas (Worku, Tessema, Teshale, Tesema, &
Yeshaw, 2021) (Kurniawan, 2019).
Sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor tiga, yaitu
Kehidupan Sehat dan Sejahtera pada titik pembahasan AKI, baseline AKI tahun 2015 adalah
305 per 100.000 kelahiran hidup, yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2024 menjadi 232 per 100.000 kelahiran kehidupan. Jumlah
kematian ibu di Kota Padang pada tahun 2018 sebanyak 17 orang, meningkat dari AKI tahun
2017 di Kota Padang sebanyak 16 orang. (Profil Kesehatan Kota Padang, 2019; Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasiona, 2020). Angka kematian ibu tidak lepas dari angka
kematian neonatal (Neonatal Mortality Rate). Data SDKI 2017 (Survei Kesehatan Demografi
Indonesia) menyebutkan bahwa angka kematian neonatal adalah 15 kematian per 1000
kelahiran hidup, menyiratkan bahwa 1 dari 67 neonatus meninggal pada bulan pertama
kehidupan. (Statistik, 2012).
Hasil SDKI 2017 menunjukkan bahwa 38,3% perempuan berusia 15-19 tahun di
Indonesia telah melahirkan atau sedang mengandung anak pertamanya. Prevalensi perempuan
usia 15-19 tahun yang telah melahirkan atau sedang mengandung anak pertamanya di
Sumatera Barat pada tahun 2017 adalah 5,6%, dimana 3,2% telah melahirkan dan 2,4%
sedang hamil anak pertama. Angka ini menempati peringkat ke-5 di antara seluruh provinsi di
Sumatera. Prevalensi ibu hamil usia 15-19 tahun di Kota Padang pada tahun 2018 sebesar
0,01%. (Sulistianingsih & Bantas, 2018)
Data dari laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Pauh menemukan peningkatan
kejadian kehamilan muda dan peningkatan kejadian komplikasi pada kehamilan muda
tersebut. Pada tahun 2018 terdapat 13 ibu hamil di usia muda, dan 3 diantaranya (20%)
mengalami komplikasi diantaranya aborsi, ketuban pecah dini, dan kelainan amnion.
Sedangkan pada tahun 2019 terdapat 19 ibu hamil di usia muda dan 6 diantaranya (31,6%)