Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 1, No. 4 Agustus 2019
ANALISIS
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PD BPR BKK KABUPATEN
BOYOLALI
Fitriyani dan Listyowati Puji Rahayu
Program
Studi Manajemen Universitas Boyolali
Email
: [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
nasabah pada BPR BKK Boyolali baik secara simultan maupun secara parsial.
Kualitas pelayanan adalah hal yang dinamis, maka tuntutan agar dinamika itu
semakin progresif agaknya menjadi sebuah keniscayaan.� Dalam konteks itulah PD BPR BKK Boyolali
dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan dan kepuasan nasabah dengan
meningkatkan kualitas pelayanan. Agar tingkat kepuasan nasabah aktif meningkat,
maka PD BPR BKK Boyolali dengan cermat harus menentukan proyeksi kebutuhan
konsumen. Hal ini merupakan usaha� untuk
memenuhi harapan� konsumen, sekaligus
meningkatkan derajat kepuasan atas kualitas pelayanan yang telah diberikan.
Penelitian ini merupakan disain�
penelitian dengan corak pendekatan deskriptif kuantitatif. Data
dikumpulkan dengan menyebar kuesioner kepada sampel nasabah aktif PD BKK
Boyolali. Analisis data dilakukan dengan�
menggunakan analisis regresi linear berganda. Dari penelitian ini
didapatkan� deskripsi� bahwa bukti fisik (XI), keandalan (X2), daya
tanggap (X3), jaminan (X4) dan empati (X5) merupakan variabel yang berpengaruh
positif dan� signifikan baik secara
simultan maupun secara parsial terhadap kepuasan nasabah (Y). Adapun� nilai signifikansi yang muncul sebesar <
0,05. Uji statisik juga menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen bukti
fisik (XI), keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4) dan empati (X5)
didalam mengekplanasi kepuasan nasabah ( variabel dependen )� adalah sebesar 70,9%, sedangkan sisanya
sebesar 29,1% sebesar dijelaskan oleh perubah lain diluar disain penelitian
ini.
Kata kunci: Kualitas pelayanan, bukti fisik, keandalan,
daya tanggap, jaminan, empati, kepuasan nasabah
Pendahuluan
Era
kini adalah era kompetisi. Problem bisnis salah satunya adalah problem mengenai
persaingan itu sendiri. Maka itu, dalam era persaingan bisnis yang semakin
hebat dan rigid ini, suatu korporasi akan memenangi kompetisi jika sanggup
menciptakan nilai keunggulan tertentu, dan memberi kepuasan kepada nasabah,
baik itu produk barang atau jasa dengan pendekatan kualitas. Upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan yang bernilai dan berkualitas kepada konsumen dari
korporasi tentu tidak dapat dievaluasi oleh diri sendiri secara objektif. Pihak-pihak yang berada diluar korporasi menjadi refleksi
sejauhmana kualitas layanan yang telah diberikan. Dengan kata lain, kualitas
layanan sangat dapat diasumsikan ditentukan oleh kepuasan nasabah, kualitas
pelayanan juga termasuk salah satu faktor penting dalam dunia usaha, hal ini
dikarenakkan kualitas pelayanan sangat menentukan dalam memperoleh loyalitas
pelanggan/ nasabah (Yusuf, 2016). Sudah menjadi hal jamak bila pelayanan yang kurang
memuaskan dari sebuah korporasi, cenderung akan menyebabkan berkurangnya
loyalitas nasabah. Lebih dari itu pelanggan sangat mungkin mencabut
kepercayaannya dan berpindah kepada perusahaan yang lain. Hal ini merupakan
salah satu bentuk tantangan besar bagi korporasi �dalam membangun sebuah citra. Citra sebagai sebuah perusahaan yang memberikan
pelayanan memuaskan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengetahui perilaku
nasabah dalam membeli, menggunakan dan mengevaluasi jasa dalam rangka.
pemenuhan kebutuhan dan kepuasan nasabah.
Dalam
sudut pandang� Fandy Tjiptono kualitas
pelayanan merupakan titik sentral bagi perusahaan jasa, karena akan mempengruhi
kepuasan nasabah. Ha1 ini
dimaksudkan agar seluruh barang
atau jasa yang ditawarkan akan mendapat tempat yang baik dimata masyarakat (Tjiptono, 2008)
Selanjutnya,
tingkat kepuasan nasabah akan muncul apabila kualitas pelayanannya baik, dimana
kualitas pelayanan yang baik setidaknya mencakup lima dimensi kualitas
pelayanan yang penting, yaitu: bukti fisik (tangible), keandalan (relibility),
daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy).
Terciptanya kepuasan nasabah dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya
hubungan antara perusahaan dan nasabahnya menjadi harmonis, memungkinkan
pembelian ulang dan terciptanya loyalitas serta nasabah memberi rekomendasi
dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan perusahaan.
Perseroan
terbatas PD BPR BKK Boyolali merupakan�
perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan yang selalu berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan. Tujuannya adalah� agar dapat memuaskan konsumennya, sehingga
menjadi konsumen yang loyal. Strategi yang dilakukan adalah dengan memberikan
kemudahan pada level prosedur. Simplikasi prosedur itu menarik konsumen
exsisting maupun akun-akun baru� guna
memperoleh pembiayaan pada berbagai kebutuhan, terutama consumer product.� Kebutuhan
konsumsi itu misalnya adalah kebutuhan dana untuk membeli mobil, renovasi
rumah, biaya sekolah dan sebagainya. Pertumbuhan kebutuhan masyarakat itu
ternyata diikuti dengan pertumbuhan permintaan jasa pembiayaan. Semakin tumbuhnya
permintaan jasa pembiayaan, mendorong perusahaan dibidang penyediaan jasa
keuangan untuk berkompetisi dengan perusahaan lain sejenis. Dengan berbagai
strategi mereka berlomba untuk merebut ceruk pasar yang ada. Tak ketinggalan
pula adalah PT. PD BPR BKK Boyolali yang�
ikut bersaing untuk menawarkan menawarkan berbagai kelebihan� yang ada. Muaranya adalah hanya satu, yakni
untuk memenuhi kepuasan nasabah. Maka dalam konteks ini� bagi perusahaan, kunci kearah profitabilitas
tidak hanya volume penjualan tetapi juga kepuasan jangka panjang bagi konsumen.
Dalam
menghadapi kompetisi, ada beberapa kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi
perilaku nasabah untuk menggunakan jasa PD BPR BKK Boyolali, antara lain bukti
langsung (tangible) meliputi penampilan gedung, interior bangunan dan
penampilan karyawan, dimensi keandalan (reliability) meliputi kemampuan untuk
memberikan pelayanan-pelayanan yang terbaik, dimensi daya tanggap
(responsiveness) meliputi kesediaan karyawan untuk membantu konsumen dan memberikan
pelayanan yang cepat, dimensi jaminan (assurance) meiiputi kemampuan para
karyawan untuk mcmbangkitkan rasa keyakinan dan rasa percaya konsumen, serta
dimensi empati (empathy) yang meliputi rasa peduli dan perhatian yang diherikan
pada nasabah Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (Tjiptono, 2008)
Peneliti
telah melakukan observasi awal pada lokasi penelitian. Hasilnya adalah� adanya keluhan dari nasabah mengenai kurang
nyamannya ruang tunggu. Selain itu para nasabah juga memperhatikan bahwa
penampilan karyawan kurang rapi. Kemampuan product knowledge para karyawanpun� masih kurang, terbukti meskipun pada posisi
bidang/divisi yang sama, para� karyawan
belum semuanya dapat memberikan informasi mengenai produk PD BPR BKK Boyolali
secara jelas. Kenyataan lain yang didapat peneliti pada saat observasi adalah
karyawan yang kurang cekatan dalam bekerja. Didalam melayani konsumen para
pegawai tampak kurang sigap dalam mengambil tindakan pelayanan kepada nasabah.
Masalah ini menyebabkan atau setidaknya berperan dalam adanya sifat sangsi para
calon nasabah untuk menggunakan jasa keuangan di PD BKK Boyolali ini. Terakhir
adalah persoalan komunikasi, dimana nasabah melihat adanya karyawan yang kurang
komunikatif dan belum bersikap ramah terhadap nasabah maupun calon nasabah.
Untuk itu diperlukan adanya tindakan nyata dari manajemen PD BPR BKK Boyolali
untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan adanya kualitas pelayanan dari PD BPR
BKK Boyolali.
Dari
temuan yang peneliti dapatkan pada observasi awal tersebut tampak bahwa inti
persoalan adalah pada kualitas kualitas pelayanan. Dengan demikain PD BPR BKK
Boyolali dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan dan kepuasan nasabah dengan
meningkatkan kualitas pelayanan agar kepuasan nasabah semakin meningkat.� PD BPR BKK Boyolali perlu dengan cermat
menentukan kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi harapan/keinginan
dan meningkatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan. Permasalahan itu perlu
mendapat rujukan akademik, khususnya menyangkut dimensi kualitas pelayanan
kepada nasabah.�
Mendukung
riset yang akan dilakukan di PD BKK Boyolali ini, sesungguhnya banyak riset-riset sejenis yang telah dilakukan. Penelitian
sebelumnya telah dilakukan oleh (Wahyuningsih, 2002)
dengan penelitiannya yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen
Berdasarkan Kualitas Pelayanan pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Karanganyar.
Dengan bantuanalat analisis Servequal didapatkan hasil bahwa pelayanan di RSUD Karanganyar
sudah cukup bagus, namun perlu ditingkatkan kembali untuk menjamin kepuasan
pasien.�
Begitu
juga penelitian (Adhiatma, 2001) yang mengkaji tentang kepuasan konsumen dan
kualitas pelayanan jasa kesehatan. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa
mayoritas konsumen memberikan persepsi bahwa kepuasan konsumen dipengaruhi oleh
kualitas pelayanan. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan variabel Kualitas
Pelayanan dan Kepuasan Nasabah. Tipe penelitian yang dirancang adalah
deskripstif kuantitatif, yaitu berusaha mengetahui pengaruh Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan Nasabah.
(Abdurrahim, 2010) melakukan riset dengan mengadopsi model CARTER
untuk meneliti service quality. Lokasi riset di 10 kota yang memiliki tingkat
pertum buhan umat muslim yang pesat di Inggris, diantaranya London, Birmingham,
Manchester, Nottingham, Leicester, Coventry, Derby, Peterborough, Loughborough
dan Luton. Penelitian menggunakan instrumen kuesioner yang didistribusikan
kepada 350 nasabah bank Islam di Inggris.
Kesimpulan
riset adalah� dimensi kualitas jasa dapat
mempengaruhi kepuasan nasabah pada Islamic
Bank di Inggris yang terdiri dari 5 faktor. Faktor tersebut adalah� responsiveness� yang merupakan faktor paling dominan dengan
besaran prosentase 16,47%. Selanjutnya adalah�
Credibility meliputi kepercayaan nasabah terhadap bank, reputasi
dan� kejujuran bank dalam operasionalnya
sehingga secara personal dapat�
mempengaruhi contact person antara bank dengan nasabah sebesar 15, 95%.� Faktor ketiga, Islamic Tangible meliputi
aspek fisik bank sebesar 11,57%.� Faktor
keempat Accesibility yang mencakup kemudahan akses jasa dan ketepatan waktu
dalam melakukan layanan jasa, sebesar 10,96% dan terakhir Bank� Image meliputi reputasi bank secara proaktif
dapat mempengaruhi psikis� nasabah,
sebesar 10,08%.
(Othman & Owen,
2001) melakukan
penelitian dengan mencoba membuat suatu model kualitas jasa yang� dapat digunakan untuk mengukur kepuasan
nasabah pada Bank Syariah yang ada di Kuwait. Penelitian tersebut dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner kepada� 360
nasabah Bank Syariah di Kuwait.
Dari
riset internasional diatas, penelitian ini terinspirasi, dan didisain dengan
tujuan untuk mengetahui dan menganalisis dengan bantuan alat analisis regresi
berganda, bagaimana sebenarnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
nasabah PD BPR BKK Boyolali. Analisis akan melihat baik secara simultan maupun
secara parsial,� serta untuk mengetahui
apa variabel yang paling utama mampu mempengaruhi derajat kepuasan nasabah.
Metode
Penelitian
Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif dengan memakai metode ekonometrika.� Populasi dalam riset ini adalah seluruh
nasabah/existing customer PD BKK
Boyolali, kemudian diambil sampel penelitian sebanyak 100 orang nasabah dengan
cara insidental sampling. Data-data
penelitian digali dengan menggunakan instrumen kuesioner, dan menggunakan skala
likert untuk mengukur kecenderungan persepsi. Instrumen atau� kuesioner telah diuji validitas dan
reliabilitasnya� sehingga dipastikan
dapat digunakan sebagai alat pengumpul data riset. Analisis data dilakukan
dengan regresi linier berganda, dimana sebelumnya telah dilakukan uji asumsi
klasik terlebih dahulu.
Hasil dan Pembahasan
1.
Deskripsi
Data
Paparan data karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin dan usia nasabah ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 1 Karakteristik Responden
Karakteristik
|
Jumlah
(n
= 100) |
Presentase (100%)
|
Jenis kelamin |
||
Laki � laki |
48 |
48% |
Perempuan |
42 |
42% |
Usia
|
||
20-30 tahun |
13 |
13% |
31-40 tahun |
45 |
45% |
41 ke atas |
42 |
42% |
Tingkat
Pendidikan |
||
SD |
20 |
20% |
SMP |
30 |
30% |
SMA |
50 |
50% |
��� Sumber: Data primer yang diolah, Juni 2018
Deskripsi tabel 1
mengindikasikan bahwa menurut jenis kelamin, responden paling banyak didominasi
oleh jenis kelamin laki-laki (48%). Sedangkan berdasarkan usia paling banyak
responden berusia 31-40 tahun keatas (45%) dan berdasarkan tingkat pendidikan data
menunukkan mayoritas nasabah berpendidikan SMA (50%).
2.
Hasil
Analisis Data dan Pembahasan
a.
Uji
Normalitas
Hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi
sebesar 0,670 > 0,05 hal ini dapat diartikan bahwa sebaran data penelitian
dinyatakan normal.
b.
Uji
Multikolinieritas
Hasil
analisis menunjukkan bahwa masing-masing variabel mempunyai nilai cut off
tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan antara
variabel bebas multikolinieritas dan memenuhi syarat analisis regresi.
c.
Uji
Heteroskedasitas
Hasil
analisis heteroskedasitas dengan metode glejser diketahui bahwa
masing-masing variabel mempunyai nilai signifikansi > 0,05. Hal ini dapat
diartikan bahwa semua variabel tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
d.
Uji
Autokorelasi
Hasil
analisis diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,159 >
0,05, sehingga dapat diartikan bahwa model penelitian terjadi auto kolerasi.
e.
Analisis
Regresi Linier Berganda
��� ����Hasil
analisisnya disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Hasil
Analisis Regresi Linier Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
||
B |
Std. Error |
||
1 |
(Constant) |
11,219 |
3,200 |
Tangible |
,483 |
,056 |
|
Reliability |
,177 |
,062 |
|
Responsiveness |
,115 |
,046 |
|
Assurance |
,427 |
,076 |
|
Empathy |
,181 |
,059 |
������� Sumber: Data primer yang diolah, Juni 2018
�Dari hasil analisis regresi berganda di atas, dapat
diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y = 11,219 + 0,483X1+ 0,177X2+ 0,115X3 + 0,427X4 + 0,181X5� + e
Dari persamaan di atas maka secara umum dapat diinterprestasikan penjelasan
sebagai berikut :
1)
Konstanta (a)=11,219,
artinya jika tidak ada variabel tangible
(X1), reliability (X2), �responsiveness (X3), assurance (X4), dan empathy
(X5) maka besarnya variabel kepuasan nasabah adalah sebesar 11,219 satuan.
2)
Koefisien regresi variabel tangible (b1)=0,483, artinya setiap
peningkatan kualitas pelayanan dimensi tangible sebesar satu satuan akan
meningkatkan kepuasan nasabah nasabah sebesar 0,483 satuan dengan asumsi
variabel lainnya dianggap tetap.
3)
Koefisien regresi variabel reliability (b2)=0,177, artinya setiap
peningkatan kualitas pelayanan dimensi reliability sebesar satu satuan akan
meningkatkan kepuasan nasabah nasabah sebesar 0,177 satuan dengan asumsi
variabel lainnya dianggap tetap.
4)
Koefisien regresi variabel responsiveness (b3)=0,115, artinya
setiap peningkatan kualitas pelayanan dimensi responsiveness sebesar satu satuan akan meningkatkan kepuasan
nasabah nasabah sebesar 0,115 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap
tetap.
5)
Koefisien regresi variabel assurance (b4)=0,427, artinya setiap
peningkatan kualitas pelayanan dimensi assurance sebesar satu satuan akan
meningkatkan kepuasan nasabah nasabah sebesar 0,427 satuan dengan asumsi
variabel lainnya dianggap tetap.
6)
Koefisien regresi variabel empathy
(b5) = 0,181, artinya setiap peningkatan kualitas pelayanan dimensi empathy
sebesar satu satuan akan meningkatkan kepuasan nasabah nasabah sebesar 0,181
satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap.
f.
Pengujian
Hipotesis
������� ����Hasil analisis uji t seperti yang tersaji
pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Hasil Uji t
Model |
t |
Sig. |
|
1 |
|
|
,001 |
Tangible |
8,608 |
,000 |
|
Reliability |
2,864 |
,005 |
|
Responsiveness |
2,484 |
,015 |
|
Assurance |
5,609 |
,000 |
|
Empathy |
3,065 |
,003 |
����� Sumber: Data primer yang diolah, Juni 2018
Menurut tabel 3 di atas diketahui bahwa
nilai thitung untuk variabel tangible (X1) sebesar 8,608 > t table (1,986)
dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha2 diterima artinya terdapat pengaruh positif signifikan tangible
terhadap kepuasan nasabah PD BPR BKK Boyolali. Nilai koefisien regresi bukti
fisik (tangible) positif sehingga
dapat diartikan semakin bagus bukti fisik yang diberikan PD BPR BKK Boyolali
maka semakin meningkatkan derajat kepuasan nasabah.
Selain itu dari hasil uji t dapat juga
diketahui bahwa nilai t hitung variabel tangible (bukti fisik) mempunyai nilai
yang paling dominan atau paling bear dibandingkan keempat variabel kualitas
pelayanan yang lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bukti fisik (tangible) mempunyai pengaruh paling
dominan terhadap kepuasan nasabah. Konteks ini dapat dimaknai bahwa kepuasan
nasabah PD BPR BKK Boyolali cenderung lebih dipengaruhi oleh kualitas pelayanan
dimensi bukti fisik (tangible)
dibandingkan keempat dimensi kualitas pelayanan yang lainnya. Pada kenyataannya
nasabah cenderung melihat secara langsung bukti fisik saat mereka melakukan
transaksi dan datang langsung ke kantor PD BPR BKK Boyolali.
Berdasar tabel 3 juga dapat diketahui
nilai thitung untuk variabel reliability (X2) sebesar 2,864> t table (1,986)
dengan nilai probabilitas sebesar 0,005 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha3 diterima artinya terdapat pengaruh positif signifikan
reliability terhadap kepuasan nasabah PD BPR BKK Boyolali. Nilai koefisien
regresi kehandalan (reliability) positif sehingga dapat diartikan semakin bagus
kehandalan yang diberikan PD BPR BKK Boyolali maka semakin meningkatkan derajat
kepuasan nasabah.
Nilai t hitung untuk variabel
responsiveness (X3) sebesar 2,484> t table (1,986) dengan nilai probabilitas
sebesar 0,015 berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha4 diterima
artinya terdapat pengaruh positif signifikan responsiveness terhadap kepuasan
nasabah PD BPR BKK Boyolali. Nilai koefisien regresi daya tanggap
(responsiveness) positif sehingga dapat diartikan semakin baik respon yang
diberikan PD BPR BKK Boyolali maka akan semakin meningkatkan derajat kepuasan
nasabah.
Nilai t hitung untuk variabel assurance
(X4) sebesar 5,609> t table (1,986) dengan nilai probabilitas sebesar 0,000
berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha 5 diterima artinya
terdapat pengaruh positif signifikan assurance terhadap kepuasan nasabah PD BPR
BKK Boyolali. Nilai koefisien regresi jaminan (assurance) positif sehingga
dapat diartikan semakin bagus jaminan (assurance) yang diberikan PD BPR BKK Boyolali maka kian meningkatkan kepuasan
nasabah.
Nilai t hitung untuk variabel empathy
(X5) sebesar 3,065> t table (1,986) dengan nilai probabilitas sebesar 0,003
berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha 6 diterima artinya
terdapat pengaruh positif signifikan empathy terhadap kepuasan nasabah PD BPR
BKK Boyolali. Nilai koefisien regresi empathy positif sehingga dapat diartikan
semakin bagus empathy yang diberikan PD BPR BKK Boyolali maka kian meningkatkan
rasa puas nasabah.
Hasil analisis uji F seperti yang
tersaji pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Hasil
Uji F
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
547,100 |
5 |
109,420 |
49,293 |
,000a |
Residual |
208,660 |
94 |
2,220 |
|
|
|
Total |
755,760 |
99 |
|
|
|
|
a. Predictors: (Constant), Empathy, Reliability,
Assurance, Responsiveness, Tangible |
||||||
b.
Dependent Variabel: Kepuasan nasabah |
����� Sumber: Data primer yang diolah, Juni
2018
Hasil analisis anova menunjukkan bahwa nilai Fhitung
sebesar (49,293) > Ftabel (2,31) dengan tingkat signifikan
sebesar (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha1 diterima
artinya bentuk fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati berpengaruh
secara simultan terhadap kepuasan nasabah. Sehingga dapat diartikan
bahwa semakin bagus kualitas pelayanan yang meliputi kelima dimensi yaitu
bentuk fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati maka semakin
meningkatkan kepuasan nasabah PD BPR BKK Boyolali tersebut. Hasil analisis adjusted
r square sebesar 0,709%.Hal ini menujukkan bahwa variabel bukti fisik (X1),
keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4) dan empati (XS), secara
bersamaan mampu menjelaskan variabel kepuasan nasabah sebesar 70,9% selebihnya
29,1 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian.
Kesimpulan
1.
Ada pengaruh variabel bukti
fisik (XI), kehandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4), dan empati (X5)
secara simultan terhadap kepuasan nasabah. Hal ini dibuktikan dengan
diperolehnya F hitung 49,293 > F tabel 2,31 dengan nilai signifikansi 0,000
< 0,05, maka Ho di tolak dan Ha1 diterima.
2. Ada pengaruh variabel bukti fisik (XI) secara parsial terhadap kepuasan
nasabah. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya t hitung 8,608 > 1,986
dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho di tolak dan Ha2 diterima.
3. Ada pengaruh variabel kehandalan (X2) secara parsial terhadap kepuasan
nasabah. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya t hitung 2,864 > 1,986
dengan nilai signifikansi 0,005 < 0,05, maka Ho di tolak dan Ha3 diterima.
4.
Ada pengaruh variabel daya
tanggap (X3) secara parsial terhadap kepuasan nasabah. Hal ini dibuktikan
dengan diperolehnya t hitung 2,484 > 1,986 dengan nilai signifikansi 0,015
< 0,05, maka Ho di tolak dan Ha4 diterima.
5. Ada pengaruh variabel jaminan (X4) secara parsial terhadap kepuasan
nasabah. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya t hitung 5,609 > 1,986
dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho di tolak dan Ha5 diterima.
6. Ada pengaruh variabel empati (X5) secara parsial terhadap kepuasan
nasabah. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya t hitung 3,065 > 1,986
dengan nilai signifikansi 0,003 < 0,05, maka Ho di tolak dan Ha6 diterima.
7. Variabel bukti fisik mempunyai pengaruh paling dominan dan signifikan
terhadap tingkat kepuasan nasabah.
BIBLIOGRAFI
Abdurrahim, N. (2010). Service Quality of English Islamic Bank. Bournemouth
University, United Kingdom.
Adhiatma, A. (2001). Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap
Kualitas Pelayanan Jasa Kesehatan Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Di Semarang, Vol.
2.
Othman, A., & Owen, L. (2001). Adopting and measuring
customer service quality (SQ) in Islamic banks: a case study in Kuwait finance
house. International Journal of Islamic Financial Services, 3(1),
1�26.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran Edisi 3. Yogyakarta:
Andi.
Wahyuningsih, A. (2002). Analisa Tingkat Kepuasan Konsumen
Berdasarkan Kualitas Pelayanan Pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Karanganyar. Skripsi.
Surakarta: Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi UMS.
Yusuf, M. (2016). PENGARUH LABEL HALAL DAN KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI ALFAMART. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(3), 30�38.