How to cite:
Sri Handayani, Salamah, Idawati (2024) Analisis Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada Teks
Berita di SMP IT Insan Taqwa Lampung (06) 05, https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i6.1227
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
ANALISIS IMPLEMENTASI PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA TEKS
BERITA DI SMP IT INSAN TAQWA LAMPUNG
Sri Handayani, Salamah, Idawati
Universitas Muhammadiyah Lampung, Indonesia
Abstrak
Profil Pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil
Pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan
pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta
kompetensi peserta didik. Profil Pelajar Pancasila harus dapat dipahami oleh seluruh
pemangku kepentingan karena perannya yang penting. Masalah dalam penelitian ini adalah
kurangnya rasa kolaburasi peserta didik khususnya kelas VII dalam pembelajaran serta tingkat
penalaran peserta didik kelas VII yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana analisis implementasi profil pelajar pancasila pada teks berita di kelas
VII SMP IT Insan Taqwa Lampung dan untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan
penghambat pada analisis profil pelajar pancasila pada teks berita di kelas VII SMP IT Insan
Taqwa Lampung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian
dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti kemudian melakukan pengumpulan
data yang telah ditemukan di lapangan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang artinya
dalam melakukan pelaporan penelitiannya dengan penggambaran kalimat dan ditunjukkan
untuk mendeskripsikan keadaan yang sesuai dengan realita. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan profil pelajar pancasila yang diterapkan yaitu gotong royong, bernalar kritis dan
kreatif. Melalui penelitian yang berjudul analisis implementasi Profil Pelajar Pancasila pada
teks berita di SMP IT Insan Taqwa Lampung secara umum tergolong baik.
Kata kunci: Implementasi, Profil Pelajar Pancasila, teks berita
Abstract
The Pancasila Learner Profile is a form of translation of national education goals. The
Pancasila Learner Profile acts as the main reference that directs educational policies,
including being a reference for educators in building the character and competence of
students. The Pancasila Learner Profile must be understood by all stakeholders because of its
important role. The problem in this study is the lack of a sense of collaboration of students,
especially class VII in learning and the level of reasoning of class VII students who are still
low. This study aims to determine how to analyze the implementation of the Pancasila learner
profile in the news text in class VII SMP IT Insan Taqwa Lampung and to find out what are
the supporting and inhibiting factors in the analysis of the Pancasila student profile in the
news text in class VII SMP IT Insan Taqwa Lampung. This research is a type of qualitative
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Analisis Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada Teks Berita di SMP IT Insan Taqwa
Lampung
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2365
research, namely research conducted directly on the object under study and then collecting
data that has been found in the field. This research is descriptive qualitative which means that
in reporting the research with sentence descriptions and shown to describe the situation in
accordance with reality. Data collection techniques using observation, interviews and
documentation. Based on the results of the research conducted, the applied Pancasila student
profile is mutual cooperation, critical and creative reasoning. Through research entitled
analysis of the implementation of the Pancasila Student Profile in news texts at Insan Taqwa
Lampung IT Junior High School is generally classified as good.
Keywords: Implementation, Pancasila Student Profile, news text
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah bentuk usaha yang dilakukan seseorang dalam rangka mendapatkan
ilmu dan pengajaran mengenai beragam aspek kehidupan. Pendidikan merupakan perjalanan
menuju pemahaman yang lebih mendalam, pengembangan keterampilan, dan pembentukan
karakter. Hal ini bukan hanya sekedar proses akademik, tetapi juga pembelajaran seumur
hidup yang membentuk individu menjadi yang lebih baik. Melalui pendidikan, seseorang
memperoleh pengetahuan penting, belajar berpikir kritis, memahami nilai-nilai, dan mengasah
keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dunia.
Berdasarkan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sisitem pendidikan Nasional
(sisdiknas) pasal 3 menyatakan bahwa” Pendidikan Nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif,mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.Undang-Undang tersebut
terlihat bahwa pendidikan nasional merupakan pendidikan yang mengemban nilai-nilai luhur
yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki akhlak mulia yang religius,
nasionalisme, kemandirian,gotong royong, dan berkebhinekaan (Noor, 2018).
Berkaitan dengan sistem pendidikan Indonesia, saat ini telah ditetapkan pendidikan
paradigma baru yaitu pendidikan yang berlandaskan kurikulum merdeka. Mendikbud Nadiem
Makariem mengubah pendidikan Indonesia yang semula menerapkan kurikulum 2013
menjadi kurikulum prototipe yang kemudian diubah menjadi kurikulum merdeka pada tahun
2019 sebagai upaya dalam pemulihan situasi pendidikan di Indonesia akibat covid-19.
Penerapan kurikulum merdeka diikuti dengan beberapa program unggulan yang bermanfaat
bagi pendidikan, salah satunya adalah Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila
merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil Pelajar Pancasila
berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan
termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi
peserta didik. Profil Pelajar Pancasila harus dapat dipahami oleh seluruh pemangku
kepentingan karena perannya yang penting. (Zuchron, 2021) menyebutkan, terdapat enam
dimensi P3 yaitu:1). Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
2). Berkebhinekaan global 3). Bergotong Royong 4). Kreatif 5). Bernalar kritis dan 6).
Mandiri. Enam dimensi tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Meskipun pada
praktiknya, tidak semua dimensi tersebut dapat dikembangkan dalam pembelajaran.
Sri Handayani, Salamah, Idawati
2366 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Gambar 1: Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila
(Dwi Setyadhi Mustika & Arini, 2013)
Muatan dimensi dalam P3 bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta didik
supaya dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menjalani kehidupan. Hal
tesebut adalah wujud dari pengamalan niai-nilai pancasila yang menjadi identitas masyarakat
Indonesia. Nilai- nilai pancasila dalam dimensi P3 dapat dijadikan sebagai acuan guru untuk
mengetahui serta memahami karakter peserta didik. Salah satu bukti penerapan dimesi P3
dalam pembelajaran dapat dilihat dari kegiatan peserta didik ketika pembelajaran
berlangsung. Kegiatan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada salah satu mata pelajaran
yaitu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam P3 sangat penting untuk dapat diterapkan
dalam pembelajaran agar dapat menciptakan karakteristik peserta didik yang mampu
mencerminkan pengamalan nilai-nilai pancasila (Rangga, Ngatmain, & Fatin, 2023). Fakta di
lapangan menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan perubahan tingkah laku yang berbeda
antara peserta didik yang mengalami situasi pandemi covid-19 dan setelahnya akibat dari loss
learning yang terjadi. Profil pelajar pancasila dapat dilakukan dengan salah satu pembelajaran
di sekolah, yaitu pembelajaran Bahasa Indonesia yang memang sangat penting dalam
kehidupan sehingga dapat meningkatkan karakter yang baik dan tidak merugikan sesama
masyarakat, seperti yang kita ketahui baru-baru ini terdapat kasus yang memang sangat
menyimpang dari nilai-nilai pancasila diantaranya, sejumlah pelajar di Kota Cirebon, Jawa
Barat, terlibat aksi tawuran. Para pelajar yang berasal dari dua SMK itu melakukan aksi
tawuran di Jalan Pemuda, Kota Cirebon, Senin (15/1). Berdasarkan informasi yang dihimpun
detik Jabar, aksi saling serang itu terjadi menjelang magrib, tepatnya sekitar pukul 17.30
WIB. Terdapat satu pelajar yang dilaporkan terluka diduga akibat terkena sabetan senjata
tajam.
Video perundungan sesama siswa viral di media sosial (Medsos). Dari keterangan
polisi, video tersebut direkam di Kecamatan Cimanggu, Cilacap, Jawa Tengah. Terlihat siswa
dianiaya oleh rekannya yang mengenakan topi. Adegan itu ditonton sejumlah siswa lainnya
yang berada di lokasi. Beberapa siswa yang mencoba melerai justru mendapat ancaman dari
pelaku perundungan. Belakangan terungkap pelaku utama adalah MK, pelajar kelas 9 SMPN
2 Cimanggu. Sementara korban adalah FF yang merupakan adik kelas MK.
Berdasarkan kasus-kasus diatas, dapat kita simpulkan bahwa Profil Pelajar Pancasila
yang merupakan salah satu pilar dari Kurikulum Merdeka mampu memberikan harapan baru
yang diharapkan dapat memperbaiki kualitas karakter peserta didik saat ini. Hilangnya
penyimpangan nilai-nilai pancasila tersebut dapat diwujudkan dengan adanya sejumlah mata
pelajaran yang relevan dalam kehidupan sosial di dalam dunia persekolahan untuk
Analisis Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada Teks Berita di SMP IT Insan Taqwa
Lampung
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2367
menfasilitasi peserta didik agar mampu menggunakan pengetahuan, mengkaji, dan
mempraktikkan nilai serta mengembangkan keterampilan sosial yang memungkin untuk
berkembangnya akhlak mulia dalam diri peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Buku No.28 Tahun 2021
menetapkan pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat elemen yang diharapkan mampu
dikuasai oleh peserta didik. Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII, terdapat beberapa
materi yang harus mampu dipahami oleh peserta didik yang salah satunya adalah teks berita.
Setiap tingkatan memiliki capaian belajar yang berbeda. Capaian belajar untuk materi teks
berita salah satunya adalah mampu menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan, atau
pesan yang termasuk dalam indikator ketercapaian berbicara dan mempresentasikan. Pada
elemen berbicara dan mempresentasikan, peserta didik diharapkan dapat menyampaikan
gagasan, pikiran, pandangan, arahan, atau pesan pada teks berita. Hal ini yang
melatarbelakangi dilakukannya penelitian mengenai implementasi profil pelajar pancasila
dalam pembelajaran menganalisis teks berita pada peserta didik. Teks berita merupakan
pembelajaran bahasa indonesia yang wajib dipelajari. Berita adalah laporan yang baru tentang
peristiwa, pendapatan atau masalah yang menarik perhatian sebanyak-banyaknya orang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, berita merupakan keterangan atau cerita
mengenai peristiwa atau kejadian yang sedang hangat. Menurut Kusumaningrat, (2017) dalam
buku berjudul “Jurnalistik teori dan Praktik”, berita merupakan informasi aktual tentang
fakta-fakta dan opini-opini yang menarik perhatian orang. Menurut (Widarmanto, 2017)
bahwa suatu kejadian layak menjadi berita apabila mengandung unsur penting dan menarik,
karena nilai beritanya ibarat magnet yang menyebabkan pembaca tertarik pada berita yang
ditulis. Teks berita memberikan informasi tentang peristiwa atau kejadian-kejadian yang
sedang terjadi dan menarik pembaca untuk dapat menyimak berita yang disampaikan.
Penelitian mengenai implementasi profil pelajar pancasila dalam pembelajaran telah
dilakukan sebelumnya oleh Novitaningrum & Ngatmini, (2023) yang berjudul “Implementasi
Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran Menganalisis Teks Prosedur pada Peserta Didik
kelas VII SMP Negeri 6 Semarang”. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa Profil
Pelajar Pancasila telah dilaksanakan dengan baik oleh peserta didik dan tampak melalui
kegiatan pembelajaran bahasa indonesia pada materi teks prosedur. Hal tersebut dibuktikan
dari langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru yaitu modul ajar. Modul ajar
tersebut, dimuat elemen profil pelajar pancasila sekaligus wujud kegiatan yang dilakukan oleh
peserta didik ketika pembelajaran menganalisis teks prosedur berlangsung.
Penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan implementasi profil pelajar pancasila
dalam pembelajaran yang telah dilakukan oleh Suprijati, Sayidah, Listyaningsih, Zuraidah, &
Tyas, (2023) berjudul impelmentasi profil pelajar pancasila dalam pembelajaran pendidikan
pancasila kelas IV di SD Negeri 1 Baseh kecamatan kedung banteng kabupaten banyumas.”
Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa implementasi profil pelajar pancasila telah
dilaksanakan dalam orientasi-orientasi yang sesuai dengan karakteristik profil pelajar
pancasila yang dilakukan secara rutin setiap proses pembelajaran pendidikan Pancasila. Hal
ini dilakukan untuk menumbuhkan karakter peserta didik sesuai dengn nilai-nilai yang
terdapat di dalam profil pelajar pancasila.
Penelitian terdahulu oleh Saputri, Rufaidah, & Principe, (2023) Relevansi dari
penelitian ini menunjukkan bahwa semua dimensi profil pelajar pancasila sudah diterapkan
dalam buku ajar Bahasa Indonesia SMP kelas VII. Penerapan profil pelajar pancasila dimensi
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif dalam buku ajar Bahasa Indonesia
SMP kelas VII telah diterapkan pada semua bab.
Sri Handayani, Salamah, Idawati
2368 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini akan
berfokus pada implementasi profil pelajar pancasila yang telah dilaksanakan di SMP IT Insan
taqwa Lampung khususnya pada pembelajaran menganalisis teks berita mulai dari
penyusunan modul ajar hingga praktik di kelas VII dan karakter peserta didik yang terlihat
dapat mencerminkan adanya profil pelajar pancasila
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitian dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural Setting)
disebut juga sebagai metode etnographi, disebabkan pada awalnya metode ini lebih banyak
digunakan untuk meneliti bidang antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif karena
data yang terkumpul dan dianalisisnya lebih bersifat kualitatif (Ismayani, 2019). Metode
Kualitatif juga berlandaskan pada filsafat Postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil dari
penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2013).
Penelitian kualitatif dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti kemudian
melakukan pengumpulan data yang telah ditemukan di lapangan. Penelitian ini bersifat
deskriptif kualitatif yang artinya dalam melakukan pelaporan penelitiannya dengan
penggambaran kalimat dan ditunjukkan untuk mendeskripsikan keadaan yang sesuai dengan
realita. Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis data dengan siswa menjadi objek
penelitiannya. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul yaitu Anilisis
implementasi profil pelajar pancasila pada teks berita di SMP IT Insan Taqwa Lampung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peneliti akan memaparkan bagaimana proses implementasi Profil Pelajar Pancasila
dalam pembelajaran teks berita kelas VII SMP IT Insan Taqwa Lampung yang diperoleh
melalui tiga metode, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, sebagai berikut:
Analisis profil Pelajar Pancasila pada teks berita di SMP IT Insan Taqwa Lampung.
Peneliti telah melaksanakan penelitian untuk memperoleh bagaimana proses
implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran teks berita kelas VII SMP IT Insan
Taqwa Lampung. Data yang didapat disajikan atau dipaparkan dalam bentuk teks. Berikut ini
peneliti paparkan bagaimana proses analisis implementasi profil Pelajar Pancasila dalam teks
berita kela VII SMP IT Insan Taqwa Lampung, sebagai berikut:
1. Bergotong Royong
Bergotong royong merupakan kemampuan untuk melakukan kegiatan secara
bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar,
mudah dan ringan (kepala badan standar, kurikulum, dan asesmen pendidikan
No.009/H/KR/2022)
Kegiatan yang dilakukan oleh siswa kelas VII SMP IT Insan Taqwa Lampung adalah
peserta didik duduk sesuai kelompok yang sudah disusun dan peserta didik berdiskusi
ketika ada tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok, serta peserta didik dapat
mempresentasikan tugas secara kelompok dengan baik.
Analisis Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada Teks Berita di SMP IT Insan Taqwa
Lampung
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2369
Gambar 2: Peserta didik melakukan diskusi untuk mengerjakan tugas kelompok
Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa peserta didik kelas VII melakukan kegiatan
gotong royong dalam pembelajaran menganalisis teks berita dengan cara bekerja sama
mengerjakan tugas kelompok yang diberikan. Tujuan diberikannya tugas kelompok adalah
untuk menumbuhkan rasa kerjasama antar semua anggota kelompok dan saling bekerja sama
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Kegiatan 3: Peserta didik melakukan presentasi kelompok
Berdasarkan gambar 3 dapat disimpulkan bahwa setelah semua kelompok selesai
mengerjakan tugas kelompok, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi yang sudah mereka lakukan secara bergantian antara
kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Tujuan dengan adanya presentasi ini sebagai
salah satu upaya untuk melatih peserta didik untuk lebih percaya diri dan berani tampil di
depan teman-temannya.
Peneliti melihat ketika peserta didik bekerjasama untuk mengerjakan tugas kelompok,
tidak ada siswa yang bemain sendiri dan mengerjakan sendiri tugas kelompok tersebut, semua
peserta didik berdiskusi bersama dengan serius. Dibawah ini merupakan gambar yang peneliti
dokumentasikan pada saat peserta didik melakukan kegiatan diskusi dan kegiatan presentasi.
Adapun beberapa bagian dari gotong royong sebagai berikut:
(1) Kolaburasi. Peserta didik melakukan kerjasama dengan teman satu kelompok
disertai perasaan senang ketika berada bersama dengan teman sekelompoknya dan
menunjukkan sikap positif terhadap orang lain. Peserta didik mampu bekerjasama dan
melakukan koordinasi demi mencapai tujuan bersama dengan mempertimbangkan keragaman
latar belakang setiap anggota kelompok. Peserta didik memiliki kemampuan mendengar dan
menyimak pesan dan gagasan orang lain, menyampaikan pesan dan gagasan secara efektif,
mengajukan pertanyaan untuk menglarifikasi, dan memberikan umpan balik secara kritis dan
positif.
Sri Handayani, Salamah, Idawati
2370 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Gambar 4: Peserta didik sedang melakukan kolaburasi untuk melakukan kerja
kelompok
(2) Kepedulian.Peserta didik bersifat proaktif terhadap kondisi di lingkungannya. Hal
ini dibuktikan dengan adanya saling memahami dan menghargai pendapat temannya ketika
berdiskusi dan menyimpulkan secara bersama tentang permasalahan yang diberikan di
kelompoknya.
Gambar 5: Peserta didik menunjukkan kepedulian antar teman
Bernalar Kritis
Peserta didik dianjurkan menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menganalisis
informasi, mengevaluasi, dan menghasilkan solusi terbaik berkaitan dengan masalah yang
dihadapinya. Peserta didik mampu mengurutkan informasi, memprosesnya, mencari informasi
yang berbeda dari berbagai sumber, menganalisisnya dan menarik kesimpulan. Dalam
pembelajaran teks berita Pendidik memberikan penugasan kepada peserta didik untuk
mengerjakan soal yang sudah dibagikan. Dalam hal ini peserta didik dilatih untuk menemukan
jawaban yang valid dengan mencari data- data yang diperlukan dan melatih daya ingat juga
pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang dilaksanakan. Adapun beberapa
bagian dari bernalar kritis sebagai berikut:
Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Peserta didik memiliki rasa keingintahuan yang besar, mengajukan pertanyaan yang
relevan, mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yand diperoleh, serta
mengolah informasi tersebut. Peserta didik mengajukan pertanyaan terhadap persoalan yang
belum dipahami kepada gurunya tentang Unsur-unsur yang terdapat dalam teks berita yang
terdapat dalam gambar yang sudah dibagikan perkelompok. Peserta didik mengambil
keputusan dengan tepat berdasarkan informasi dari berbagai sumber yang relevan dan akurat,
baik dalam buku cetak dan LKS.
Analisis Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada Teks Berita di SMP IT Insan Taqwa
Lampung
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2371
Gambar 6: Peserta didik mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum
dipahami
Menganalisis dan mengevaluasi penalarannya.
Peserta didik kemudian menganalisis gambar berita yang sudah dibagikan selanjutnya
mulai mengavaluasi dan menyusun kerangka berita sesuai dengan tema berita yang sudah
dibagikan.
Gambar 7: Peserta didik menganalisis gambar berita yang sudah dibagikan
Kreatif
Kreatif tidak hanya terbatas pada kemampuan menghasilkan gagasan atau ide atau
menghasilkan karya melainkan juga memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif
solusi dari permasalahan.
Pada kegiatan pembelajaran di kelas, terdapat beberapa hal yang mencerminkan adanya
pengembangan kreatif oleh peserta didik. Berkaitan dengan model pembelajaran problem
based learning yang diterapkan, peserta didik secara berkelompok dituntut untuk dapat
berpikir secara kreatif untuk dapat menemukan penyelesaian dari permasalah yang disajikan.
Ketika menemukan teks berita yang berbeda dan diminta untuk mencari perbedaan yang ada
dari kedua teks tersebut, peserta didik mampu mengidentifikasi dan menganalisis kedua teks
berita sehingga dapat menemukan perbedaannya dalam aspek struktur teks berita.Peserta
didik juga terlihat mampu menghubungkan gagasan yang diperoleh dari hasil tanya jawab
untuk kemudian dikembangkan dan digabungkan dengan pemerolehan informasi dari internet
atau buku teks sehingga memberikan pemahaman yang tepat pada peserta didik.
Gambar 8: Peserta didik kreatif dalam menemukan teks berita yang disajikan
Sri Handayani, Salamah, Idawati
2372 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Analisis Implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam teks berita di SMP IT Insan
Taqwa Lampung.
1) Profil Pelajar Pancasila dalam teks berita di SMP IT Insan Taqwa Lampung
a. Perencanaan Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran teks berita di Kelas VII SMP
IT Insan Taqwa Lampung
Pada tahap perencanaan, proses analisis implementasi profil pelajar pancasila
dalam teks berita di kelas VII SMP IT Insan Taqwa Lampung menggunakan modul ajar
yang sudah disesuaikan dengan kurikulum yang dipakai yaitu kurikulum merdeka.
Bapak Nurkholis S.Si.gr selaku kepala sekolah menyampaikan sebagai berikut:
“Kurikulum Merdeka di SMP IT Insan Taqwa Lampung sudah diterapkan pada tahun
2021/2022 pada kelas VII dan VIII.”
Modul ajar mempunyai peranan penting dalam pembelajaran karena sebagai acuan bagi
guru untuk merancang pembelajaran. Waka Kurikulum, Ibu Kurvati aminun,S.Pd
menyampaikan sebagai berikut:
“Modul ajar merupakan salah satu perangkat ajar yang harus dimiliki seorang guru
sebagai pedoman dalam melakukan aktivitas pembelajaran agar guru lebih terarah dalam
menyampaikan materi.”
Guru berperan penting dalam menyiapkan bahan ajar, sehingga kemampuan berpikirnya
dapat berinovasi dalam modul pembelajaran Andriyanto, Utaminingsih, & Nisa, (2023)
Modul Ajar yang dikembangkan dalam kurikulum merdeka dirancang oleh guru secara
lengkap dan sistematis, sehingga proses pembelajaran akan berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses
pembelajaran (Mustakim, Wawan, Choirudin, Ngaliyah, & Darmayanti, 2023).
Peneliti telah menganalisis modul ajar yang digunakan oleh guru kelas VII SMP IT
Insan Taqwa Lampung, berikut hasil analisis peneliti dari modul ajar tersebut. (1) Capaian
Pembelajaran. Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Capaian Pembelajaran merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan. Capaian Pembelajaran mencakup
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara koprehensif dalam bentuk
narasi. Sebelum pembelajaran dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan capaian
pembelajaran yang akan dicapai, sehingga peserta didik akan lebih mengetahui capaian
pembelajarannya. Dibawah ini merupakan dokumentasi capaian pembelajaran di modul ajar
kelas VII SMP IT Insan Taqwa Lampung.
Gambar 9: Dokumentasi Capaian Pembelajaran Observasi 1
Analisis Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada Teks Berita di SMP IT Insan Taqwa
Lampung
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2373
Berdasarkan gambar 4.8 dapat dilihat bahwa capaian pembelajaran yang harus dicapai
adalah peserta didik mampu memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, atau
pesan dari berbagai teks berita yang disajikan.
Gambar 10: Dokumentasi Capaian Pembelajaran Observasi ke 2
Berdasarkan gambar 10 dapat dilihat bahawa capaian pembelajaran yang harus dicapai
adalah peserta didik mampu menganalisis dan memaknai informasi berupa gagasan, pikiran,
perasaan, pandangan, arahan, atau pesan yang tepat dari teks berita yang disajikan.
Gambar 11: Dokumentasi Capaian Pembelajaran Observasi 3
Berdasarkan gambar 11 dapat dilihat bahwa capaian pembelajaran yang harus dicapai
adalah peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis
dalam teks berita yang disajikan.
Gambar 12: Dokumentasi Capaian Pembelajaran Observasi 4
Sri Handayani, Salamah, Idawati
2374 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Berdasarkan gambar 12 dapat dilihat bahwa capaian pembelajaran yang harus dicapai
adalah peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan
untuk tujuan pengajual usul, pemecahan masalah, dan pemberian solusi secara logis, kritis,
dan kreatif.
Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran dan pandangannya serta memberi
solusi secara logis, kreatif (contohnya berpikir kritis). Ibu Sri Handayani guru kelas VII
menyampaikan sebagai berikut:
“Capaian pembelajaran pada observasi 1-4 ini menggunakan fase D yaitu fase yang
harus dicapai dalam kelas 7-9. Ketika fase tersebut belum mampu dicapai di kelas 7, maka di
kelas 8 fase tersebut harus bisa tercapai, sebab dalam kurikulum merdeka memiliki fase-fase
yang harus dicapai oleh peserta didik berdasarkan tingkatan kelas yang dijalani, dan setiap
fase mempunyai capaian pembelajaran yang berbeda-beda.”
Kurikulum merdeka memiliki fase-fase yang berbeda dalam setiap tingkatannya, oleh
sebab itu capaian pembelajaran harus bisa tercapai oleh peserta didik sehingga pada saat
berada pada tingkat kelas selanjutnya, peserta didik tidak kesulitan dengan adanya capaian
pembelajaran yang baru.
(2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran.Tujuan Pembelajaran dimulai guru menjelaskan
tujuan pembelajaran kepada peserta didik, baik dari observasi pertama, kedua, observasi
ketiga, dan observasi keempat, sehingga peserta didik mengetahui setiap pembelajaran
mempunyai tujuan masing-masing.Tujuan pembelajaran yang terdapat dalam modul ajar
bertujuan agar setiap pembelajaran memiliki tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran, sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami materi pembelajaran yang
diajarkan.
Gambar 13 :Dokumentasi Tujuan Pembelajaran Observasi 1
Berdasarkan gambar 13 dapat dilihat bahwa tujuan pembelajaran pada observasi
pertama terdiri atas tujuan yaitu peserta didik mampu mengevaluasi informasi melalui
penilaian ketepatan gagasan,pikiran, pandangan atau pesan dari teks berita eksplanasi dari
teks tertulis.Indikator capaian pembelajaran dalam pertemuan ini adalah menerapkan strategi
memahami bacaan teks berita eksplanasi kemudian menjelaskan isi dari teks berita eksplanasi
yang disajikan
Gambar 14: Dokumentasi Tujuan Pembelajaran Observasi 2
Berdasarkan gambar 14 dapat dilihat bahwa tujuan pembelajaran pada observasi kedua
terdiri atas tujuan yaitu peserta didik berlatih menyampaikan informasi secara sistematis,
terstruktur dan kreatif melalui kegiatan menulis teks berita sederhana dengan baik dan akurat.
Analisis Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada Teks Berita di SMP IT Insan Taqwa
Lampung
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2375
Untuk indikator tujuan pembelajaran dalam observasi kedua ada dua indikator capaian
pembelajaran yaitu menyusun kerangka menulis teks berita sesuai dengan unsur-unsur
ADIKSIMBA secara sistematis, terstruktur, dan kreatif dengan mengembangkan kerangka
karangan teks berita sesuai dengan unsur-unsur ADIKSIMBA. Peneliti melihat pada saat
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada observasi 2, sebelum memulai
pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran terlebih dahulu, kemudian saat
pembelajaran guru menjelaskan makna penulisan berita secara terstruktur berdasarkan
ADIKSIMBA beserta contoh penerapannya dalam sebuah teks berita dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberikan contoh penggunaan ADIKSIMBA dalam teks
berita yang disajikan.
Gambar 15: Dokumentasi Tujuan Pembelajaran Observasi 3 dan 4
Berdasarkan gambar 15 dapat dilihat bahwa tujuan pembelajaran pada observasi ketiga
dan keempat terdiri dari 2 tujuan pembelajaran yaitu peserta didik dapat menganalisis berita
audiovisual dan peserta didik mampu menyampaikan informasi teks berita eksplanasi melalui
aplikasi handphone. Kegiatan pembelajaran pada observasi keempat diawali dengan guru
menjelaskan tentang berita audivisual dan menayangkan sebuah berita di layar proyektor dan
meminta peserta didik untuk menyimak serta memahami tentang isi berita yang disampaikan.
Setelah menyimak berita audiovisual yang ditayangkan, peserta didik diminta untuk
menjelaskan tentang isi berita audiovisual yang ditayangkan dengan memperhatikan unsur
ADIKSIMBA. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat
vidio berita dengan menggunakan aplikasi yang ada di handphone masing-masing, vidio
tersebut berisi tentang berita-berita yang terjadi saat ini. Tugas tersebut dikerjakan di rumah,
kemudian guru meminta peserta didik untuk mengirimkan hasil vidio yang dibuatnya kepada
guru Bahasa Indonesia.
Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran dari tujuan pembelajaran
Alur tujuan pembelajaran memiliki fungsi yang sama dengan “Silabus”, yaitu
perencanaan pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu. (Ismail,
Sulatriningsih, & Sultan, 2022).
Observasi pertama dilaksanakan pada hari Senin, 29 Januari 2024, pendidik
menjelaskan alur tujuan pembelajaran dengan memberikan pertanyaan pemantik tentang teks
berita. Memberikan contoh berita sedang hangat terjadi serta meminta peserta didik untuk
memahami teks berita eksplanasi yang disajikan.
Observasi kedua dilaksanakan pada hari Selasa,30 Januari 2024, pendidik menjelaskan
alur tujuan pembelajaran dengan menayangkan sebuah berita dan meminta peserta didik untuk
nyimak berita yang ditayangkan di layar LCD dan meminta peserta didik untuk menceritakan
isi berita yang ditayangkan dengan memperhatikan unsur ADIKSIMBA, kemudian pendidik
membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, pendidik membagi teks berita dan
Sri Handayani, Salamah, Idawati
2376 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
meminta peserta didik untuk menganalisis teks berita yang disajikan dengan memperhatikan
unsur ADIKSIMBA.
Observasi ketiga dilaksanakan pada hari Senin 5 Februari 2024, pendidik menjelaskan
alur tujuan pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk mengamati sebuah gambar
tentang suatu peristiwa, selanjutnya pendidik mengajukan pertanyaan terkait gambar yang
ditayangkan kemudian pendidik memberikan materi menyusun kerangka menulis teks berita.
Observasi keempat dilaksanakan pada hari selasa 6 Februari 2024, pendidik
menjelaskan alur tujuan pembelajaran dengan menayangkan sebuah vidio pembawa acara
berita dan meminta peserta didik untuk menyimak vidio yang ditayangkan kemudian pendidik
meminta peserta didik untuk membuat vidio menyampaikan berita dengan menggunakan
aplikasi Handphone sesuai dengan materi berita-berita yang sedang hangat terjadi.
Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen
Rencana pembelajaran dalam kurikulum merdeka disebut dengan modul ajar. Modul
ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai Capaian
Pembelajaran (kemendikbud). Modul ajar merupakan sarana yang penting untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, yang berperan penting bagi pendidik, peserta didik, dan
proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.
Asesmen yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pendidik yaitu sikap, tes
pengetahuan serta presentasi unjuk kerja. Asesmen pembelajaran Pendidikan Bahasa
Indonesia pada observasi pertama, observasi kedua, observasi ketiga, dan observasi keempat
memiliki asesmen yang sama dengan materi yang berbeda-beda yaitu dengan menggunakan
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dan lembar Evaluasi Siswa. Pada observasi pertama
pendidik melakukan asesmen diagnistik di awal pembelajaran.
Gambar 16: Dokumen Asesmen Observasi 1
Berdasarkan gambar 16 dapat dilihat bahwa asesmen pada observasi pertama terdapat 2
(dua) penilaian yaitu penilaian sikap dan pengetahuan Penilaian sikap dilakukan melalui
pengamatan/observasi secara langsung oleh guru kelas, dan untuk penilaian pengetahuan
dilakukan melalui tes tertulis sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Gambar 17: Dokumentasi Asesmen Observasi 2
Berdasarkan gambar 17 dapat dilihat bahwa asesmen pada observasi kedua terdapat 3
(tiga) penilaian, yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan/observasi yang dilakukan secara langsung oleh
guru. Penilaian pengetahuan dilakukan berupa tes tertulis. Penilaian keterampilan dilakukan
berupa penilaian saat berdiskusi dan presentasi siswa.
Analisis Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada Teks Berita di SMP IT Insan Taqwa
Lampung
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2377
Gambar 18: Dokumen Asesmen Observasi 3
Berdasarkan gambar 18 dapat dilihat bahwa asesmen pada observasi ketiga terdapat 1
(satu) Penilaian, yaitu penilaian keterampilan. Penilaian keterampilan dilakukan berupa
penilaian saat peserta didik membuat vidio penyampaian berita melalui aplikasi Handphone
yang dimilikinya.
Pelaksanaan Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII
di SMP IT Insan Taqwa Lampung
Pada pelaksanaan proses implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII SMP IT Insan Taqwa Lampung ini menerapkan karakter-karakter
yang terdapat didalam Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman. bertakwa kepada Yuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif. Keenam karakteristik ini tidak bisa dilaksanakan dalam satu waktu kegiatan
pembelajaran, tetapi berproses, disebabkan tidak semua materi mencakup keenam
karakteristik Profil Pelajar Pancasila tersebut.
Penerapan Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diterapkan
dalam setiap kegiatan yang terdapat didalam modul sesuai dengan kebutuhan. Penerapan
Profil Pelajar Pancasila ini tentu terdapat kekurangan dan kelebihannya dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu tidak semua dimensi elemen dapat diterapkan dalam
satu kegiatan pembelajaran karena waktu yang dibutuhkan tidak sebentar, untuk kelebihan
Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu siswa tidak hanya
memiliki akademik yang baik, tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan dimensi
Profil Pelajar Pancasila tersebut.Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP IT Insan Taqwa
Lampung
Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi. Bahasa juga sebagai sarana untuk
menyampaikan pendapat dan argumentasi kepada pihak lainnya. Karena bahasa memiliki
peran sosial penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat luas (Putra & Raynanda, 2022).
Bahasa Indonesia sebagai sumber Pendidikan dalam mengembangkan Profil Pelajar Pancasila
dalam kehidupan bangsa Indonesia yang menjadi dasar bagaimana manusia berkomunikasi
dengan baik dan mudah dipahami oleh yang mendengarkannya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP IT Insan Taqwa Lampung dilaksanakan seperti
pembelajaran pada umumnya, Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan
pembelajaran dengan kurikulum merdeka yang sudah diterapkan pada tahun 2021/2022 untuk
kelas VII dan kelas VIII.Ibu Dila Ayunda S.Pd guru kelas VII menyampaikan sebagai berikut:
“Kurikulum merdeka menerapkan pembelajaran berbasis Projek, dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia ini terdapat pembelajaran yang berbasis Projek tentang Teks Berita.”
Pembelajaran berbasis projek pada materi teks berita dilaksanakan dengan siswa
membuat vidio pembawa acara berita yang dibuat oleh peserta didik secara individu dengan
menggunakan Handphone masing-masing peserta didik. Pembelajaran berbasis projek
tersebut mengajarkan siswa untuk kreatif dalam menciptakan berita yang menarik yang
merupakan salah satu penerapan dari Profil Pelajar Pancasila.
Proses Implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
kelas VII SMP IT Insan Taqwa Lampung tentu saja terdapat kendala yang dihadapi baik dari
sekolah maupun dari gurunya Bapak Nurkholis S.Si selaku Kepala sekolah menyampaikan
sebagai berikut:
Sri Handayani, Salamah, Idawati
2378 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
“Proses pengimplementasian Profil Pelajar Pancasila diperlukan penyesuaian yang baru
terutama kami sebagai salah satu sekolah penggerak di Lampung Selatan dalam menyususun
kurikulum, walaupun dari Kemendikbud sudah ada panduannya, namun harus kami sesuaikan
dengan keadaan yang ada disekolah kami. Proses pengimplementasian Profil Pelajar Pancasila
di lapangan terkadang mendapat kendala disebabkan kemungkinan tingkat pemahaman kami
yang belum bisa sesuai harapan.”
Kendala yang dihadapi dalam proses Implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII SMP IT Insan Taqwa Lampung tidak hanya
dihadapi oleh sekolah, akan tetapi juga dari guru kelasnya. Ibu Kurvati Aminun, S.Pd
menyampaikan sebagai berikut:
“Kami adalah sekolah penggerak yang menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lain
dalam menerapkan kurikulum merdeka, namun masih kurangnya tingkat pemahaman guru
mengenai bagaimana proses pelaksanaan kurikulum merdeka karena tidak semua guru
mengikuti pelatihan mengenai Kurikulum merdeka serta daya serap peserta didik yang
berbeda-beda sehingga penyampaian materi juga harus sesuai dengan tingkat pemahaman
peserta didik.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru memiliki kendala yang
hampir sama, yaitu masih kurangnya tingkat pemahaman guru dan bagaimana menerapkan
kurikulum merdeka khususnya dalam menerapkan karakter yang ada dalam profil Pelajar
Pancasila yang diterapkan dalam pembelajaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti deskripsikan, maka dapat disimpulkan
bahwa analisis implementasi profil pelajar pancasila dalam pembelajaran teks berita di kelas
VII SMP IT Insan Taqwa Lampung dilakukan dengan baik dan telah sesuai dengan karakter
Profil Pelajar Pancasila yang terdapat dalam kurikulum merdeka yang dilaksanakan melalui
orientasi-orientasi yang sesuai dengan karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam profil Pelajar Pancasila.
Nilai-nilai karakter yang tumbuh dari Profil Pelajar Pancasila yang dilaksanakan oleh
SMP IT Insan Taqwa Lampung yaitu beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia yang merupakan pembiasaan yang dilakukan setiap hari kepada peserta
didik, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
Kendala yang dialami SMP IT Insan Taqwa Lampung dalam menerapkan Profil Pelajar
Pancasila dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII adalah kurang pahamnya guru
kelas dalam menerapkan profil pelajar pancasila yang terdapat di dalam kurikulum merdeka.
SMP IT Insan Taqwa Lampung merupakan salah satu sekolah penggerak yang ada di
Lampung Selatan yang harus menerapkan kurikulum merdeka namun masih sedikit contoh
pembelajaran serta tidak semua guru memahami tentang kurikulum merdeka karena hanya
kepala sekolah dan tim peserta sekolah penggerak yang mengikuti pelatihan langsung dan
belum terlalu menguasai bagaimana penerapan Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran.
Selain itu kendala lain adalah pemahaman yang belum bisa sesuai dengan harapan pemerintah
dan kondisi di lapangan dengan peserta didik yang berlatar belakang berbeda-beda sehingga
pelaksanaannya perlu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah.
Analisis Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada Teks Berita di SMP IT Insan Taqwa
Lampung
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2379
BIBLIOGRAFI
Andriyanto, A., Utaminingsih, Retno, & Nisa, Ana Fitrotun. (2023). Pengembangan Modul
Ajar Berbasis Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Mengembangkan Profil
Pelajar Pancasila Kelas IV SD. Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan,
7(1), 115128.
Dwi Setyadhi Mustika, Made, & Arini. (2013). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan
Belanja Tidak Langsung Terhadap Kemiskinan Melalui Pertumbuhan Ekonomi Di
Provinsi Bali Tahun 2007-2013. E-Jurnal EP Unud, 4(9), 11401163.
Ismail, Muh Ilham, Sulatriningsih, Sulatriningsih, & Sultan, Sultan. (2022). Pengaruh
Penguasaan Kosakata Terhadap Keterampilan Menulis Berita Mahasiswa PBSI FBS
UNM.
Ismayani, Ade. (2019). Metodologi penelitian. Syiah Kuala University Press.
Kusumaningrat, Hikmat. (2017). Jurnalistik teori dan praktik. Remaja Rosdakarya.
Mustakim, Ahmad, Wawan, Wawan, Choirudin, Choirudin, Ngaliyah, Jannatul, &
Darmayanti, Rani. (2023). Quantum Teaching Model: Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa MTs. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 1(1), 610.
Noor, Tajuddin. (2018). rumusan tujuan pendidikan nasional pasal 3 undang-undang sistem
pendidikan nasional No 20 Tahun 2003. Wahana Karya Ilmiah Pendidikan, 2(01).
Novitaningrum, Istiqomah, & Ngatmini, Susilowati. (2023). Implementasi Profil Pelajar
Pancasila dalam Pembelajaran Menganalisis Teks Prosedur Pada Peserta xDidik
Kelas VII SMP Negeri 6 Semarang. Basastra.
Putra, Muh, & Raynanda, Daffa Al Haq. (2022). KEMITRAAN PERTAHANAN AUSTRALIA-
AMERIKA SERIKAT DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KEAMANAN REGIONAL DI
INDO-PASIFIK (STUDI KASUS AUKUS)= AUSTRALIA-UNITED STATES DEFENSE
COOPERATION TO ACHIEVE REGIONAL SECURITY IN THE INDO-PACIFIC
(AUKUS CASE STUDY). Universitas Hasanuddin.
Rangga, Bayu, Ngatmain, Ngatmain, & Fatin, Idhoofiyatul. (2023). Muatan Karakter Profil
Pelajar Pancasila pada Teks Sastra Buku Cerdas Cergas Terbitan Pemerintah SMA
Kelas X Kurikulum Merdeka. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 9(4),
12191228.
Saputri, Nanda Dewi, Rufaidah, Desy, & Principe, Regine Aguilar. (2023). Penerapan
pendidikan karakter profil Pelajar Pancasila dalam Buku Bahasa Indonesia SMP kelas
VII. Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, Dan Pembelajarannya, 9(2), 133
146.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. In Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D. (19th ed., p. 240). Bandung: Alfabeta.
Suprijati, Jajuk, Sayidah, Nur, Listyaningsih, Listyaningsih, Zuraidah, Safrin, & Tyas, Alvy
Mulyaning. (2023). Pendistribusian Bantuan dan Penyuluhan Efisiensi Penggunaan
Minyak Goreng Para Pelaku Sektor Informal Sentra PKL Semolowaru Surabaya. Jurnal
ABDINUS: Jurnal Pengabdian Nusantara, 7(3), 738745.
Widarmanto, Tjahjono. (2017). Pengantar Jurnalistik Panduan Awal Penulis dan Jurnalis
Edisi Revisi. Araska Publisher.
Zuchron, Daniel. (2021). Tunas Pancasila. Direktorat Sekolah Dasar.
Copyright holder:
Sri Handayani, Salamah, Idawati (2024)
First publication right:
Sri Handayani, Salamah, Idawati
2380 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Syntax Idea
This article is licensed under: