Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 1, No. 4 Agustus 2019
AKURASI
SIDIK JARI UNTUK MENGUKUR GAYA BELAJAR DAN MULTIPLE
INTELLEGENCES
SISWA (STUDI KASUS DI TK NUURUSSHIDDIIQ
KAB. CIREBON)
Cut Nurfatmi
Magister Pendidikan Agama Islam konsentrasi Psikologi
Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
Email: [email protected]/[email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk mengetahui standar analisis yang
digunakan untuk mengukur gaya belajar berdasarkan sidik jari; 2). Untuk
mengetahui standar analisis yang digunakan untuk mengukur multiple intelligence
melalui sidik jari; 3). Untuk memperoleh data tentang akurasi tidakmya
pengukuran sidik jari untuk mengukur gaya belajar dan multiple intelligence
siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
yaitu: 1). Gambaran gambaran gaya belajar melalui sidik jari berdasarkan hasil deteksi bakat genetic maupun hail
penebaran angket di TKIT Nuurusshiddiiq yaitu: gaya belajar visual menunjukkan�� rata-rata 33,75, gaya belajar auditory
rata-rata 31,4, dan gaya belajaar kinestetik menunjukkan rata-rata 33,6. �2). Gambaran
multiple intelligence melalui sidik jari, berdasarkan hasil deteksi bakat genetic maupun hail angket di TKIT
Nuurusshiddiiq yaitu: a). Logika mencapai rata-rata: 14,3, b). Visual Spasi
mencapai rata-rata: 15.1, c). Linguistik
mencapai rata-rata: 12.5,� d). Musikal mencapai rata-rata: 13.8, e). Bodi Kinestetik mencapai rata-rata: 13.1, f). Interpersonal mencapai rata-rata: 11.4,� g). Naturalis
mencapai rata-rata: 13.3. 3). Akurasi
pengukuran sidik jari untuk mengukur gaya belajar dan multiple intelligence
siswa di RK Islam Terpadu (TKIT) Nuurusshiddiiq berdasarkan hasil perhitungan
statistic menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar ry2= 0,539.� Nilai
ini mencerminkan bahwa gaya belajar siswa secara kuantitatif memberikan akurasi
yang tergolong positif /cukup tinggi. Dengan demikian, pengukuran sidik dalam
mengukur gaya belajar siswa dan multiple intelligence siswa (Kecerdasan siswa) di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT)
Nuurusshiddiiq, adalah memberikan akurasi yang cukup tinggi karena tergolong positif,
dan angka tersebut berada antara 0.400 � 0.700� dengan interpretasi tergolong cukup.
Kata
kunci:
Sidik Jari, Gaya Belajar dan Multiple Intellences
Pendahuluan
Pendidikan diharapkan dapat mengahasilkan lulusan
yang berkualitas, memiliki kemampuan dalam keilmuan dan keimanan. Sebagaimana
terdapat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional baik yang belum
direvisi maupun yang sudah direvisi seperi :
1.
UUSPN No. 2
Tahun 1989 Bab 1, Pasal 1, Ayat (1)
�Pendidikan
adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang�.
2.
UUSPN No. 20
tahun 2003 Bab 1, Pasal 1, Ayat (1)
�Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara� (Sibaweh, 2017).
3.
UUSPN No. 20
tahun 2003 Bab 1 pasal 3:
�Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warna negara yang demokratis serta tanggung jawab� (Depdiknas, 2003).
Perhatian
pemerintah terhadap dunia pendidikan sekarang ini ditafsirkan beberapa kalangan
sebagai �kemajuan�. Seperti UUD 1945 yang meminta alokasi anggaran pendidikan
20% dari seluruh kebutuhan negara sudah dikabulkan. Komunitas yang bekerja di
bidang Pendidikan terutara, menjadi suka cita dan merasa �Ketiban rezeki�. Gaji
Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di awal dengan masa kerja minimal, dinaikkan,
minimal gajinya menjadi dua juta rupiah (Rp. 2000.000), apalagi guru yang
memiliki masa kerja maksimal dan sudah disertifikasi. Gaji dosen melonjak naik,
apalagi �Guru besar� sangat �Spektakuler�, belum lagi pimpinan lembaga, seperti
Kepala sekolah, Rektor, Direktur, atau Ketua Sekolah Tinggi, dan aparat para
pengelola pendidikan. Di samping kenaikkan gaji, dana untuk sarana dan
prasarana pendidikan naik, beasiswa bertambah banyak, dan sebagainya. Dari
pemenangan amanat UUD 1945 tentang dana pendidikan itu pula, masyarakat kecil
memperoleh imbasnya, meski pun sangat sedikit. Penyelenggaraan pendidikan wajib
belajar 9 tahun, yakni untuk tingkat SD dan SLTP tidak memungut bayaran,
kecuali biaya yang tidak resmi seperti sebutan uang partisipasi, uang
pengayaan, atau infak dan berbagai istilah lainnya (Nurhayati, 2014)
Pemerintah
telah banyak melakukan berbagai cara dan usaha dalam peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia, diantaranya perubahan kurikulum, penggunaan treategi
pembelajaran yang inovatif serta penggunaan perangkat dalam menilai tingkat
keberhasilan siswa akan tetapi ada faktor internal yang kurang tersentuh oleh
tangan pemerintah yaitu gaya belajar siswa(learning
style) dan bakat siswa atau
kecerdasan majemuk siswa(multiple intellegence). Padahal, dalam proses
pembelajaran setiap siswa memiliki karakteristik gaya belajar dan kecerdasan
masing-masing (Widayanti, 2010).
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik, seperti memperhatikan materi yang disampaikan oleh
guru dan aktif dalam kegiatan pembelajaran (Suherman,
2017). Namun demikian setiap
siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sehingga dalam menerima, mengolah
dan mengingat informasi yang diperoleh juga berbeda-beda. Selama ini guru
kurang menyadari akan hal ini, sehingga ketika proses belajar berlangsung guru
kurang memperhatikan jenis gaya belajar yang dimiliki siswa. Ada tiga jenis
gaya belajar yaitu 1. Gaya belajar visual, 2. gaya belajar auditorial dan 3.
Gaya belajar kinestetik.� Dengan
mengetahui gaya belajar siswa, guru dapat membantu siswa belajar sesuai dengan
gaya belajar yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat memahami pelajaran dengan
baik melalui pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya.
Kemampuan
siswa untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada
yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya, mereka
seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi
atau pelajaran yang sama. Sebagian siswa lebih suka jika guru mereka mengajar
dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis, dengan begitu mereka bisa
membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Akan tetapi sebagian siswa lain
lebih suka jika guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya dengan lisan
dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang
lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang
menyangkut pelajaran tersebut. Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar
itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi siswa untuk dapat menyerap
sebuah informasi dari luar dirinya. Karenanya, sebagai guru harus bisa
mengetahui dan memahami gaya belajar siswa
(Widayanti, 2013)
Selain
gaya belajar kelebihan siswa tidak kalah pentingnya untuk di ketahui di
karenakan setiap orang lahir di dunia ini memiliki kelebihan masing-masing.
Kelebihan tersebut kadang tidak diketahui bahkan tidak diperhatikan sehingga
tidak terasah dengan baik. Kelebihan tersebut dapat disebut sebagai bakat.
Definisi bakat yang di tegakkan dalam koridor gugus utama umumnya mengacu pada
dua pemahaman yaitu bakat adalah sesuatu yang dilatih dan bakat adalah bawaan
atau dalam ilmu psikologi biasa disebut dengan kecerdasan majmuk. Jadi bakat
perlu diketahui seseorang lebih dini agar dapat dilatih sehingga berkembang dan
beguna bagi orang tersebut (Munazilin, 2013)
Kebanyakan orangtua tentu ingin mengetahui bakat terpendam anaknya agar bisa
menentukan pendidikan dan metode pengajaran yang sesuai dengan bakat dan gaya
belajar anaknya agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Pendidikan
pada masa kanak-kanak memegang peran penting dan sangat esensial memberikan
pengaruh yang sangat dalam, yang mendasari proses pendidikan dan pengembangan
selanjutnya. Freud memandang usia lima tahun pertama pada masa kanak-kanak
sebagai masa terbentuknya kepribadian dasar individu. Kepribadian orang dewasa,
ditentukan oleh cara-cara pemecahan konflik antara sumber-sumber kesenangan
awal dengan tuntutan realita pada masa kanak. Pada masa usia dini penuh dengan
kejadian-kejadian yang penting dan unik yang meletakkan dasar bagi kehidupan seseorang
di masa dewasa. Pentingnya pendidikan kanak-kanak, menuntut adanya pemahaman
dan persiapan yang tepat sehingga mereka berkembang secara optimal (Nurhayati, 2016).
Saat
ini sudah ditemukan metode terbaru yakni dengan cara sidik jari untuk
menganalisis sepuluh jari manusia. Metode tersebut dikenal dengan teknologi dermatologlyphics (Saparudin & Rasywir, 2012).
Manusia memiliki ukiran di telapak tangan dan telapak kaki. Ukiran sidik jari
pertama kali diteliti oleh
Cummins
dan midlo, dermatoglyphics
artinya derma adalah kulit dan glyph adalah ukiran. Menurut
penelitian Galton sidik jari tidak pernah sama pada manusia dan tidak pernah
berubah. Sudah hampir 150 tahun yang lalu, dermatoglifi digunakan sebagai alat
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Biologi, Kesehatan,
genetic dan Evolusi. Selain itu, digunakan secara luas sebagai alat
identifikasi seseorang. Sidik jari terbentuk sejak awal perkembangan embrio
yaitu pada umur embrio 13 minggu sampai embrio 24 minggu. Pola sidik jari
ditentukan oleh banyak gen (poligen) sehingga secara genetik tidak pernah
berubah seumur hidup, kecuali dipengaruhi lingkungan seperti kerusakan oleh
lingkungan. Pola sidik jari telah dikelompokkan oleh Galton, secara garis besar
menjadi tiga pola, yaitu tipe arch, tipe loop dan tipe whorl. Tipe arch berupa
garis yang melengkung ke arah distal dan pada pola ini tidak terdapat
triradius. Pola loop memiliki lengkung seperti kait dengan satu triradius, dan
pola whorl berbentuk pusaran dan memiliki dua triradius (Wati, 2015)
Penelitian
yang dikembangkan di Harvard University, Cambridge, Massachusetts, Amerika
Serikat (AS) menyatakan bahwa ada hubungan erat antara karakter sidik jari dengan
fungsi sistem hormon pertumbuhan sel otak manusia (nerve growth factor) yang
terkait dengan potensi intelegensia manusia. Penentuan potensi anak menggunakan
metode tersebut mampu memberi akurasi lebih tinggi yakni 95% (Saparudin &
Rasywir, 2012)
Penting
bagi orangtua mengetahui potensi yang dimiliki anak sehingga bisa melatih
pembelajaran berdasarkan potensi dan belaajar pun menjadi optimal. Dengan
mengetahui potensi anak orangtua memperoleh informasi akurat tentang anak
sehingga memudahkan dalam melakukan hal yang tepat, bersama orang yang tepat,
serta di waktu dan tempat yang tepat. Akhrnya anak akan mendapatkan hasil yang
optimal.
Orangtua
sangat dianjurkan juga mengetahui potensi dirinya sendiri sehingga bisa
mengetahui sama atau tidaknya potensi dirinya dengan anak sehingga tidak ada
lagi niat memaksakan kehendak orangtua terhadap anak dalam hal pemilihan
jurusan atau pekerjaan. Dikarenakan jika anak dipaksakan untuk melakukan
kegiatan yang bukan potensinya walaupun dengan metode apapun maka tidak akan
efektif. Sebaliknya jika meminta anak melakukan sesuatu kegiatan belajar dan
disesuaikan dengan potensinya, maka secara otomatis anak akan mudah untuk
melakukannya. Itulah kekuatan potensi dalam belajar maupun aktivitas lain yang
akan mengalir lancar seolah naik perahu pada arus yang tepat dan dibantu angin
searah dengan tujuan (Hugeng, 2018). Pada
kalangan pendidikan dan halayak umum masih meragukan akurasi akan sidik jari
padahal jika memang akurat metode sidik jadi untuk mengetahui gaya belajar,
bakat/potensi dan sifat anak, akan sangat membantu bagi para orangtua untuk
mengarahkan putra-putri mereka untuk menemukan jati diri mereka.
Penelitian - penelitian terdahulu juga pernah dilakukan yaitu: �PENGENALAN POTENSI ANAK MELALUI
SIDIK JARI MENGGUNAKAN ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 (VFI5)� yang dilakukan oleh �Saparudin dan �Errissya Rasywir sudah dipublikasikan pada Journal
of Research in Computer Science and Applications
� Vol. I, No. I, Juli 2012 ISSN: 2301-8488, �POLA KHAS YANG DITEMUKAN PADA SIDIK
JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA ANAK-ANAK TUNA NETRA DI KOTA PADANG yang dilakukan oleh Meliya Wati, Megahati, dan Weni Novita Sari Program Studi
Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat sudah dipublikasikan pada
BioCONCETTA VOL. 1 NO 2 ISSN: 2460-8556 Desember 2015, dan �IDENTIFIKASI
TIPE POLA SIDIK JARI UNTUK MEMPREDIKSI KARAKTERISTIK ORANG BERBASIS PENGOLAHAN CITRA
DIGITAL: yang dilakukan oleh Karlina
Purbasari dan Angga Rahabistara Sumadji Program Studi Biologi, Fakultas MIPA
Universitas Katolik Widya Mandala Madiun. Sudah dipublikaskan pada Jurnal Florea Volume 4 No. 2, November 2017. Ketiga penelitian
terdahulu tersebut menyatakan hasil penelitiannya bahwa ditemukan tehnik sidik
jari untuk mengetahui karakter dan potensi sedangkan penelitian yang dilakukan sekarang
yaitu sidik jari untuk mengetahui gaya belajar dan potensi atau multiple
intellegences.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif,
yang mana penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang
lakukan pada populasi besar atau kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data
dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, dan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologi maupun psikologi (Sugiyono, 2013).
Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi TKIT Nuurusshiddiiq yang mengikuti
Tes Sidik Jari yaitu 35 anak. Untuk menentukan besarnya ukuran sampel mengacu
kepada teori yang dikemukakan oleh Suharsimi arikunto, yaitu �untuk sekedar
perkiraan maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya
lebih besar dapat diambil antara 10%-15
% atau 20-25 % atau lebih.� (Suharsimi Arikunto, 2010: 104) Oleh karena itu dalam
penelitian ini populasi guru kurang dari 100, maka dalam penelitian ini tidak menggunakan
teknik sampling, melaimkam langsung meneliti populasi yang ada yaitu 35 anak
(yang mengikuti Tes Sidik Jari).
Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini data primer yang meliputi data hasil angket, observasi
dan wawancara penulis dengan subyek penelitian di TKIT Nuurusshiddiiq sedangkan data skunder
diperoleh dari sejumlah buku dan jurnal yang ada hubungannya dengan judul tesis.
Dalam melakukan penelitian ini,sumber data dikelompokan menjadi 2
bagian, yaitu�� Sumber data primer atau
variable X ,yaitu sumber data yang paling�
utama berdasarkan fakta dan data yang diproleh di lapangan mengenai gaya belajar
berdasarkan sidik jari di
TKIT
Nuurusshiddiiq dan Sumber
data sekunder� atau variable Y ,yaitu
sunber data yang berasal� dari multiple
intelligence melalui sidik jari di
TKIT
Nuurusshiddiiq.
Pengumpulan data
dilakukan dengan senantiasa mempertimbangkan: kebutuhan data sesuai dengan
focus penelitian, ada data yang diperlukan melalui penyebaran angket dan ada
data yang dibutuhkan melalui dokumentasi.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1 Data Hasil Kuisioner Gaya Belajar
Siswa (Variabel X)
Responden |
No. Item Soal
Angket |
Nilai |
|||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
||
1 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
28 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
27 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
27 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
5 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
6 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
27 |
7 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
27 |
8 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
26 |
9 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
26 |
10 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
26 |
11 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
26 |
12 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
24 |
13 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
26 |
14 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
27 |
15 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
27 |
16 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
27 |
17 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
27 |
18 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
25 |
19 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
24 |
20 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
24 |
21 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
24 |
22 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
26 |
23 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
26 |
24 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
25 |
25 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
25 |
26 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
25 |
27 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
24 |
28 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
22 |
29 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
28 |
30 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
26 |
Nilai X1 Total |
778 |
||||||||||
Rata-rata |
25,93 |
����� Keterangan : S=� 3, KK = 2,�
dan TP =1
100
% = 86,4 %
1)
Hasil Kuesioner Multiple Intelligence siswa
(Variabel� Y)
Tabulasi
data hasil kuisioner dari 30 responden di Taman Kanak-Kanak
Islam Terpadu (TKIT) Nuurusshiddiiq terhadap Multiple Intelligence siswa yang ditentukan sebagai (variabel Y).
Tabel 2 Data
Hasil Kuisioner Multiple
Intelligence Siswa(Variabel Y)
Responden |
No. Item Soal Angket |
Nilai |
|||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
||
1 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
27 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
26 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
25 |
4 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
27 |
5 |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
26 |
6 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
7 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
8 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
29 |
9 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
10 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
11 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
12 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
13 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
14 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
15 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
16 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
17 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
18 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
28 |
19 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
29 |
20 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
29 |
21 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
30 |
22 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
30 |
23 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
30 |
24 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
29 |
25 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
26 |
26 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
26 |
27 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
27 |
28 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
27 |
29 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
26 |
30 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
26 |
Nilai Y Total |
831 |
||||||||||
Rata-rata |
27,7 |
���� Keterangan : S = 3 , KK=
2, TP=1
100
% = 92,3
%
Setelah hasil kuesioner
variabel X dan variabel y diketahui, selanjutnya dilakukan perhitungan uji
korelasi variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus korelasi
product moment yaitu:
Untuk mempermudah perhitungan korelasi
product moment, terlebih dahulu penulis menggunakan perhitungan melalui table
berikut.
Tabel 3 Perhitungan Korelasi Variabel X terhadap Variabel� Y
No |
X |
Y |
x |
y |
x2 |
y2 |
Xy |
1 |
28 |
27 |
-2,1 |
0,7 |
4,41 |
0,49 |
0,07 |
2 |
27 |
26 |
-1,1 |
1,7 |
1,21 |
2,89 |
1,87 |
3 |
27 |
25 |
-1,1 |
2,7 |
1,21 |
7,29 |
2,97 |
4 |
28 |
27 |
-2,1 |
0,7 |
4,41 |
0,49 |
0,07 |
5 |
28 |
26 |
-2,1 |
1,7 |
4,41 |
2,89 |
3,57 |
6 |
27 |
28 |
-1,1 |
-0,3 |
1,21 |
0,09 |
0,33 |
7 |
27 |
28 |
-1,1 |
-0,3 |
1,21 |
0,09 |
0,33 |
8 |
26 |
29 |
-0,1 |
-1,3 |
0,01 |
1,69 |
0,13 |
9 |
26 |
28 |
-0,1 |
-0,3 |
0,01 |
0,09 |
0,13 |
10 |
26 |
28 |
-0,1 |
-0,3 |
0,01 |
0,09 |
0,13 |
11 |
26 |
28 |
-0,1 |
-0,3 |
0,01 |
0,09 |
0,13 |
12 |
24 |
28 |
1,9 |
-0,3 |
3,61 |
0,09 |
0,57 |
13 |
26 |
28 |
-0,1 |
-0,3 |
0,01 |
0,09 |
0,13 |
14 |
27 |
28 |
-1,1 |
-0,3 |
1,21 |
0,09 |
0,33 |
15 |
27 |
28 |
-1,1 |
-0,3 |
1,21 |
0,09 |
0,33 |
16 |
27 |
28 |
-1,1 |
-0,3 |
1,21 |
0,09 |
0,33 |
17 |
27 |
28 |
-1,1 |
-0,3 |
1,21 |
0,09 |
0,33 |
18 |
25 |
28 |
0,9 |
-0,3 |
0,81 |
0,09 |
0,27 |
19 |
24 |
29 |
1,9 |
-1,3 |
3,61 |
1,69 |
2,47 |
20 |
24 |
29 |
1,9 |
-1,3 |
3,61 |
1,69 |
2,47 |
21 |
24 |
30 |
1,9 |
-2,3 |
3,61 |
5,29 |
4,37 |
22 |
26 |
30 |
-0,1 |
-2,3 |
0,01 |
5,29 |
0,23 |
23 |
26 |
30 |
-0,1 |
-2,3 |
0,01 |
5,29 |
0,23 |
24 |
25 |
29 |
0,9 |
-1,3 |
0,81 |
1,69 |
1,17 |
25 |
25 |
26 |
0,9 |
1,7 |
0,81 |
2,89 |
1,53 |
26 |
25 |
26 |
0,9 |
1,7 |
0,81 |
2,89 |
1,53 |
27 |
24 |
27 |
1,9 |
0,7 |
3,61 |
0,49 |
1,33 |
28 |
22 |
27 |
3,9 |
0,7 |
15,21 |
0,49 |
2,73 |
29 |
28 |
26 |
-2,1 |
1,7 |
4,41 |
2,89 |
3,57 |
30 |
26 |
26 |
-0,1 |
1,7 |
0,01 |
2,89 |
0,17 |
S |
778 |
831 |
35 |
31,4 |
63,9 |
50,3 |
33,8 |
Rata-rata |
25,9 |
27,7 |
- |
- |
- |
- |
|
������ Selanjutnya
penulis menjelaskan tentang hasil perhitungan tersebut yaitu
∑X
���������� =
778�� (Jumlah nilai variable X)
∑x2���������� = 63,9 �(Jumlah
skor variabel X2)
∑Y
���������� = 831
(Jumlah nilai variable Y)
∑y2���������� = 50,3 (Jumlah skor
variabel y2)
∑xy���������� = 33,8 (Jumlah perkalian antara skor variabel x
dan variable y)
Langkah berikutnya menghitung korelasi product moment
dengan rumus korelasi product moment seperti product moment yaitu:
=�� 0,596225083789028
= 0,596
hitung
= 0,596, nilai ini
dapat penulis konsulatasikan melalui table berikut untuk mengetahui nilai
interpretasi nilai r tabelyaitu:
Tabel
4 Tabel
Nilai Interpretasi r tabel
No |
Besar
Nilai r |
Interpretasi |
1. |
Antara 0.000 � 0.200 |
Sangat rendah |
2. |
Antara 0.200 � 0.400 |
Rendah |
3. |
Antara 0.400 � 0.700 |
Cukup |
4. |
Antara 0.700 � 0.800 |
Tinggi |
5. |
Antara 0.800 � 0.900 |
Sangat tinggi |
�������� (
Sutrisno Hadi, 1979 : 310)
hitung
= 0,596 terdapat
pada nilai interpretasi antara 0.400 � 0.700 tergolong cukup. Maka dapat
penulis katakan korelasi antara gaya belajar siswa dengan Multiple Intelligence
siswa� tergolong cukup.
a.
Uji Signifikan (Uji�
t)
Untuk mengetahui signifikan atau
tidaknya antara variable Xgaya belajar siswa dan variable Y yaitu
Multiple Intelligence siswa pada Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT)
Nuurusshiddiiq.
Jika: thitung<ta, maka terima Ho
dan menolak Ha
thitung>ta, maka tolak Ho dan
menerima Ha
Ho : μ = 0
artinya tidak ada hubungannya antaravariabel X dengn variabel Y.
Ho : μ ≠
artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diambil dari sampel dapat diberlakukan pada korelasi. Dengan umus:
t =
Perhitungan
pengujian� signifikan, berdasarkan rumus
tarsebut yaitu:
t =
t =� 6,597256857855362
= 6,597
Selanjutnya,
penulis hubungkan antara thitung bernilai 6,597, kemudian
dilihat dari ttabel yaitu dapat pada tabel berikut.
Dengan
demikian, dapat dinyatakan bahwa:
hitung� = 6,597
rtaraf
signifikan 1% = 0,463
hitungrxy
6,597 lebih
besar dari rtabel, maka butir instrumen dianggap Valid
taraf signifikan 1% > r taraf signifikan 5%. Dengan demikian, butir
instrument tersebut di anggap valid.
b.
Koefesien
Determinasi
Koefesien determinasi di rumuskan sebagai r2
atau r pangkat dua, dari koefesien detterminasi akan� dapat diketahui besarnya pengaruh variabel x
terhadap variabel y.
Kd = r2 x 100 %
Kd = (0,596)2 x 100 %
Kd = 35,52 %
Dari perhitungan diatas, maka koefesien determinasi
adalah sebesar 0,3552 atau sebesar 35,52 % yang mengandung arti
bahwa pengaruh dari akurasi pengukuran sidik jari untuk mengukur
gaya belajar terhadap multiple
intelligence siswa pada Taman
Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Nuurusshiddiiq Kabupaten Cirebon adalah
sebesar 35,52 %.
c.
Regresi Linear Sederhana
Persamaan� refresi linear dapat digunakan untuk
melakukan peramalan varuabel y (variabel terikat) pada nilai variabel x
(variabel bebas) persamaan umum regresi linear adalah:
y = a + bx
Keterangan:
y�� = subyek dalam variabel dependen (terikat)
x�� = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai�
a ��= harga y bila x = 0 atau a = konstanta
b = angka arah atau
koefesien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan
variabel dependen yang didasarkan para perubahan variabel independen.
x�
=�� subyek pada varianel yang
mempunyai nilai tertentu.
Diketahui:
∑x� = 35�� ����∑x2� = 63,9������� ∑(x)2
=� 1225
∑y� = 31,4����� ∑y2
= 50,3���� ∑(y)2 =� 985,96
∑xy= 33,8 ��������n�
= 30
Selanjutnya harga a dapat dihitung sebagai berikut:
������ �=
�������� a = 3,444862784471218 =
3,444
Selanjutnya harga b dapat dihitung sebagai
berikut:
���������������������������������������� ������������������
�������� b =
��������� b = 0,3540462427745665 =
0,354
Dengan�
demikian, persamaan regresinya adalah y = 3,444
+ 0,354
(variabel x), artinya apabila nilai x dinaikan satu angka maka nilai y akan
naik sebesar 0,354 pada tingkat konstanta 3,444.
Selanjutnya,
berdasarkan hasil perhitungan di atas tentang kausalitas atau hubungan� statistik Variabel Penelitian X terhadap Y,
secara Uji Korelasi, Uji Koefesien Determinasi, Uji Signifikansi, Uji Regresi
Linear dapat direkap sebagai berikut:
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Kausalitas
�atau hubungan�
statistik Variabel Penelitian X terhadap Y, secara
Uji
Korelasi, Uji Koefesien Determinasi, Uji Signifikansi,
�Uji Regresi Linear
No. |
Keterangan |
Hasil |
1. |
Koefesien
Korelasi |
0,596 |
2. |
Uji Signifikan (Uji�
t) |
6,597 |
3. |
Koefesion
determinasi |
0,3552 |
4. |
Regresi
Linear |
harga a� 3,444 |
harga b� 0,354 |
Dari tabel 5 tampak bahwa nilai
koefisien korelasi yang menunjukkan pengaruh gaya belajar siswa sebesar ry2=
0,596.� Nilai ini mencerminkan bahwa gaya belajar
siswa secara kuantitatif mempunyai pengaruh yang tergolong positif. Hasil
koefisien korelasi yang positif menunjukkan orientasi pengaruh positif.Artinya
masih dalam batas kewajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
pengukuran sidik dalam mengukur gaya belajar siswa dan multiple intelligence
siswa (Kecerdasan siswa),� berdasarkan
analisis data statistik sangat tepat karena tergolong positif, dan
menunjukkan angka korelasi 0,539 dengan interpretasi antara 0.400 � 0.700
tergolong cukup.
Hasil dan Pembahasan
Dari� hasil perhitungan Korelasi
Product Moment, hasil Uji Signifikan, Koefesien Determinasi dan Regresi Linear,
maka dapat di interpretasikan pengukuran sidik untuk mengukur gaya belajar
siswa dan multiple intelligence siw
(kecerdasan siswa) di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Nuurusshiddiiq dapat di interpretasikan yaitu :
1.
Hipotesis ada
(Ha) artinya terdapat pengaruh yang signifikan pengukuran sidik jari anak terhadap gaya belajar siswa
dan� multiple intelligence
siw (kecerdasan siswa) di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Nuurusshiddiiq.
2.
Hipotesis 0 (Ho)
artinya Ho di tolak.
Dengan
demikian, pengukuran sidik dalam mengukur gaya belajar siswa
dan multiple intelligence siswa (Kecerdasan siswa),� berdasarkan analisis data statistik sangat
tepat karena tergolong positif, dan menunjukkan angka korelasi 0,539
dengan interpretasi antara 0.400 � 0.700 tergolong cukup.
Setelah melakukan analisa dan pengolahan data, penulis
memperoleh gambaran mengenai pengukuran sidik dalam mengukur gaya belajar siswa
dan multiple intelligence siswa (Kecerdasan siswa) di Taman Kanak-Kanak Islam
Terpadu (TKIT) Nuurusshiddiiq Kabupaten
Cirebon yaitu:
a.
Gambaran gambaran gaya belajar melalui sidik jari
berdasarkan hasil deteksi bakat genetic maupun hail penebaran
angket di
TKIT Nuurusshiddiiq yaitu: gaya
belajar visual menunjukkan�� rata-rata
33,75, gaya belajar auditory rata-rata 31,4, dan gaya belajaar kinestetik
menunjukkan rata-rata 33,6.
b.
Gambaran multiple intelligence melalui sidik jari, berdasarkan
hasil deteksi bakat genetic
maupun hail angket di TKIT Nuurusshiddiiq yaitu: 1). Logika mencapai
rata-rata: 14,3, 2). Visual
Spasi mencapai rata-rata: 15.1, 3). Linguistik mencapai rata-rata: 12.5,� 4). Musikal mencapai rata-rata: 13.8, 5). Bodi
Kinestetik mencapai rata-rata: 13.1, 6). Interpersonal mencapai rata-rata: 11.4,� 7). Naturalis mencapai rata-rata: 13.3
c.
Akurasi pengukuran
sidik jari untuk mengukur gaya belajar dan multiple intelligence siswa di TKIT
Nuurusshiddiiq artinya kecermatan, ketelitian atau ketepatan pengukuran antara
gaya belajar siswa dengan kecerdasan siswa dilakukan perhitungan statistik, dengan
melakukan Uji Korelasi, Uji Koefesien Determinasi, Uji Signifikansi, Uji
Regresi Linear, berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai
koefisien korelasi yang menunjukkan pengaruh gaya belajar siswa sebesar ry2=
0,539.� Nilai ini mencerminkan bahwa akurasi
pengukuran sidik jari untuk mengukur gaya belajar dan multiple intelligence
siswa di TKIT Nuurusshiddiiq tergolong positif. Karena menunjukkan angka tersebut berada diantara 0.400 � 0.700 dengan�
interpretasi cukup.
��
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis data dan pengujian hipotesis sebagaimana telah diuraikan di
muka, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.
Gambaran gambaran gaya belajar melalui sidik jari
berdasarkan hasil deteksi bakat genetic maupun hail penebaran
angket di
TKIT Nuurusshiddiiq yaitu: gaya
belajar visual menunjukkan�� rata-rata
33,75, gaya belajar auditory rata-rata 31,4, dan gaya belajaar kinestetik
menunjukkan rata-rata 33,6.
2. Gambaran multiple intelligence melalui sidik jari, berdasarkan
hasil deteksi bakat genetic
maupun hail angket di TKIT Nuurusshiddiiq yaitu: 1). Logika mencapai
rata-rata: 14,3, 2). Visual
Spasi mencapai rata-rata: 15.1, 3). Linguistik mencapai rata-rata: 12.5,� 4). Musikal mencapai rata-rata: 13.8, 5). Bodi
Kinestetik mencapai rata-rata: 13.1, 6). Interpersonal mencapai rata-rata: 11.4,� 7). Naturalis mencapai rata-rata: 13.3
3. Akurasi
pengukuran sidik jari untuk mengukur gaya belajar dan multiple intelligence
siswa di TKIT Nuurusshiddiiq artinya kecermatan, ketelitian atau ketepatan
pengukuran antara gaya belajar siswa dengan kecerdasan siswa dilakukan
perhitungan statistik, dengan melakukan Uji Korelasi, Uji Koefesien
Determinasi, Uji Signifikansi, Uji Regresi Linear, berdasarkan hasil
perhitungan statistik menunjukkan nilai koefisien korelasi yang menunjukkan
pengaruh gaya belajar siswa sebesar ry2= 0,539. Nilai ini mencerminkan bahwa akurasi
pengukuran sidik jari untuk mengukur gaya belajar dan multiple intelligence
siswa di TKIT Nuurusshiddiiq tergolong positif. Karena menunjukkan angka
tersebut berada diantara 0.400 � 0.700 dengan�
interpretasi cukup. ��
BIBLIOGRAFI
Depdiknas. (2003). No Title.
Retrieved from http://www.depdiknas.htm.
Hugeng, Y. S. dan M. (2018). 7 Jurus NLP Agar
Anak ketagihan Belajar. Jakarta: Buana Ilmu Populer.
Munazilin, A. (2013). Implementasi Sistem Pakar
Untuk Mengetahui Bakat Anak Melalui Tes WISC (Wechsler Intelligence Scale For
Children) Menggunakan Metode Forward Chaining. Jurnal Ilmiah Teknologi
Informasi Asia, 7(1), 16�28.
Nurhayati, E. (2014). Psikologi Perempuan
(Cet. 2). Jogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurhayati, E. (2016). Psikologi Pendidikan
Inovatif (Cet.2). Jogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saparudin, S., & Rasywir, E. (2012).
Pengenalan potensi anak melalui sidik jari Menggunakan algoritma voting feature
intervals 5 (vfi5). Journal Research Computer Science & Application,
1(1).
Sibaweh, D. N. dan I. (2017). Pengelolaan
Pendidikan (Cetakan 2). Depok: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian
Manajemen. Bandung: Alfabeta, CV.
Suherman, M. (2017). PENERAPAN MODEL GROUP
INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PENJASORKES DI KELAS X IPS 4 SMA NEGERI 3 CIREBON. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(3), 84�98.
Wati, M. (2015). Pola Khas Yang Ditemukan Pada Sidik
Jari Dan Telapak Tangan Pada Anak-anak Tuna Netra Di Kota Padang. Jurnal
BioConcetta, 1(2), 59�66.
Widayanti, F. D. (2010). Pengaruh Pengelompokan
Siswa Berdasarkan Gaya Belajar dan Multiple Intelligences pada Model
Pembelajaran Learning Cycle terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA
SMAN 3 Lumajang.(Tesis). DISERTASI Dan TESIS Program Pascasarjana UM.
Widayanti, F. D. (2013). Pentingnya Mengetahui
Gaya Belajar Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Di Kelas. Erudio Journal of
Educational Innovation, 2(1).