Multigravida Hamil 19 Minggu dengan Chronic Kidney Disease Stage V dan Bad
Obstetric Hystory Janin Tunggal Mati Intrauterin
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2135
a safe birth. Meticulous medical treatment is carried out from the beginning. The
woman has had a history of chronic kidney disease that requires careful management
during pregnancy. The main consideration in the management of this case is to
maintain the stability of the mother's kidney condition, while considering the
complications that may arise due to chronic kidney disease in pregnancy. The
management process begins with a thorough evaluation of the mother's condition,
including monitoring of kidney function, management of blood pressure, and control of
protein levels in the urine. Pharmacological therapy is carefully adjusted to avoid
drugs that have the potential to damage the kidneys and fetus. In addition, because the
fetus has died in the womb, consideration of childbirth is also an important part of case
management. Since the pregnancy is still in its early stages, options for labor induction
or surgical removal of the fetus need to be carefully considered, taking into account the
mother's condition and other risk factors. A medical team consisting of obstetrics,
nephrologists, and anesthesiologists work together to develop a comprehensive and
coordinated management plan. Effective communication between the medical team and
the patient is essential in providing the emotional support and information necessary to
make the right decisions in the face of this complex situation.
Keywords: Multigravida, chronic kidney disease, intrauterine dead fetus.
PENDAHULUAN
Chronic Kidney Disease (CKD), adalah suatu kondisi terjadi kegagalan atau
kerusakan fungsi kedua ginjal untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan
cairan dan elektrolit serta lingkungan yang cocok untuk bertahan hidup sebagai akibat
terminal dari dekstruksi atau kerusakan struktur ginjal yang berangsur-angsurterjadi,
progresif, ireversibel dan ditandai dengan penumpukan sisa metabolisme, yang beredar
dalam darah. Dengan fungsi filtrasi glomerulus yang tersisa kurang dari 25% serta
komplikasi yang berakibat fatal jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal
(Redman & Sargent, 2005). Penyakit ginjal kronis sering kali tampak tenang baik secara
klinis maupun biokimiawi hingga muncul gangguan ginjal yang sudah lanjut. Gejala
yang muncul tidak terlalu terlihat sampai muncul gangguan filtrasi glomerulus yang
menurun < 25% dari normal, dan gangguan fungsi renal yang menurun hingga 50 %
serum kreatinin sampai di atas 120 µmol/l hingga dapat menyebabkan penurunan fungsi
ginjal yang cepat dan luaran kehamilan yang buruk.
Abortus adalah penghentian kehamilan secara spontan atau diinduksi sebelum
viabilitas janin (Brown et al., 2018). Abortus spontan didefinisikan sebagai hilangnya
kehamilan kurang dari 20 minggu. American College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) memperkirakan ini adalah bentuk abortus yang paling umum.
Diperkirakan sebanyak 26% dari semua kehamilan berakhir dengan abortus dan hingga
10% dari kehamilan yang diakui secara klinis (Redman & Sargent, 2005). Gejala
abortus spontan tergantung pada jenisnya. Missed abortion bisa terjadi baik tanpa gejala
atau disertai dengan regresi gejala dan tanda-tanda alami kehamilan normal. Abortus
imminens, insipien, inkomplit, dan komplit semuanya terkait dengan kram dan nyeri
perut yang menjalar hingga ke punggung disertai pendarahan pervaginam. Selain gejala-