How to cite:
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha (2024) Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada Elevator
(Studi Pada Elevator Otis), (06) 05, https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i6.1227
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
PENGUJIAN SENSOR BEBAN DINACELL PADA ELEVATOR (STUDI PADA
ELEVATOR OTIS)
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha
Universitas Mayasari Bakti, Indonesia
Abstrak
Elevator memiliki peranan yang sangant penting dalam aktivitas bangunan yang
memiliki beberapa tingkat lantai oleh karena itu dari segi keamanan merupakan hal
yang mutlak harus dimiliki oleh sebuah elevator salah satu segi keamanan dari elevator
adalah muaatan beban yang ada didalam elevator. Dalam perkembangan zaman yang
semakin canggih sensor beban yang terdapat pada elevator juga memiliki tingkat
keakurasian yang tinggi sensor yang digunakan adalah Dinacell Elektronica s.1. Faktor
keseimbangan beban merupakan hal yang vital untuk Elevator dimna factor ini selain
berpengaruh pada keamanan elevator juga sangat berpengaruh pada motor elevator. Puli
yang terdapat pada motor berkaitan langsung pada factor kesimbangan elevator. Dimna
puli pada motor memiliki kapasitas penahan beban untuk menyangga elevator dan bobot
pengimbang tegangan yang dikeluarkan motor elevator juga berpengaruh pada factor
kesimbangan elevator. Semakin besar torsi yang dikeluarkan maka semakin besar
tenaga yang dikeluarkan oleh motor elevator. Hal ini dapat berakibat panas pada motor
elevator dan membuat motor akan cepat rusak. Pengujian yang dilakukan adalah
standarisasi yang dilakukan dari Perusahaan pabrikasi department tenaga kerja oleh
pemerintah. Dengan pengujian muatan beban 0%, Over balance (standarisasi dari
pabrik) beban 100% dan pengujian beban diatas beban maksimal atau beban diatas
100% dengan cara yang tepat pada pengujian over balance akan didapatkan
keseimbangan pada elevator dengan melakukan pengujian ini akan didapatkan hasil
yang berupa keseimbangan pada motor elevator dan keakurasian pembacaan sensor
beban guna menjaga terjadinya suatu keadaan bahaya pada elevator.
.
Kata kunci: Dinacell Electronica s.1, Motor 3 phase, Elevator Otis
Abstract
Elevators have a very important role in the activities of buildings that have several floor
levels, therefore, from a safety perspective, this is something that an elevator absolutely
must have. One of the security aspects of an elevator is the load contained in the
elevator. In this increasingly sophisticated era, the load sensors found in elevators also
have a high level of accuracy. The sensor used is the Dinacell Elektronica s.1. The load
balance factor is vital for elevators, where apart from havingan effect on elevator
safety, it also greatly influences the elevator motor. The pulleys on the motor are
directly related to the elevator balance factor. Where the pulleys on the motor have a
load-bearing capacity to support the elevator and the weight to balance the tension
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada Elevator (Studi Pada Elevator Otis)
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2043
released by the elevator motor also influences the elevator balance factor. The greater
the torque released, the greater the power released by the elevator motor. This can
cause the elevator motor to heat up and cause the motor to become damaged quickly.
The testing carried out is standardization carried out by the government's labor
department manufacturing company. By testing the load at 0%, Over balance
(standardized from the factory) at 100% load and testing the load above the maximum
load or load above 100% using the correct method in the over balance test, you will get
balance in the elevator. By carrying out this test you will get results in the form of
balance on the elevator motor and accuracy of load sensor readings to prevent a
dangerous situation from occurring in the elevator.
Keywords: Dinacell Electronica s.1, Motor 3 phase
PENDAHULUAN
Sensor beban dinacell merupakan jenis sensor yang digunakan untuk mengubah
ukuran beban menjadi sebuah tegangan listrik. Perubahan tegangan listrik tergantung
dari tekanan yang berasal dari pembebanan (Jabbar, Ambarwati, & Asrul, 2023),
Begitupun pada elevator yang memiliki sebuah komponen sensor beban sebagai
indikator kapasitas muatan yang diperbolehkan dalam menghitung beban maksimal
elevator dan untuk menetapkan kapasitas beban pada elevator atau bisa juga untuk
menghitung acuan bobot penyeimbang atau couterweight yang terdapat pada elevator.
Counterweight adalah beban yang menerapkan gaya berlawanan memberikan
keseimbangan dan stabilitas system mekanis yang berfungsi untuk membuat pengangkat
beban lebih cepat dan efisien sehingga menghemat energi dan mengurangi keausan pada
mesin elevator (Pratama, 2018). Counterweight juga memiliki batas beban maksimal
yang dibutuhkan karena setiap elevator memiliki batas kapasitas maksimal yang
berbeda-beda sehingga beban counterweight harus dihitung sesuai dengan kapasitas
elevatornya (Counterweights-TK Elevator, 2023). Oleh karena itu sensor beban ini
harus di uji sesuai dengan kapasitas elevator yang sudah ditetapkan oleh pihak pabrikan
elevator untuk menetapkan batas kapasitas maksimal yang diperbolehkan sehingga kita
bisa menghitung kapasitas beban yang diperlukan oleh counterweight.
Dimana Elisha Graves Otis (3 Agustus 1811 8 April 1861), anak dari Stephen
Otis jr. dan Phoebe Glynn (Wikipedia bahasa Indonesia, 2022) salah satu seorang pionir
dalam bidang elevator memperkenalkan elevator dengan tujuan umumnya adalah untuk
memudahkan memindahkan barang antar lantai dalam gedung bertingkat dan
mempermudah manusia dalam berpindah dari lantai yang satu ke lantai lainya, Dimna
pada saat itu elevator hanya menggunakan sensor beban yang berjenis switch yang
terpasang ditengah dibagian bawah kabin elevator dengan menggunakan system
mekanik, hal ini sangat berpengaruh pada akurasi pembacaan beban karena switch
hanya mendeteksi pada bagian tengah elevator (International Inc, n.d.). Dengan seiring
berkembangnya teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga
elevator sudah tidak menggunakan switch untuk mendeteksi beban akan tetapi
menggunakan sensor loadcell (Datasheet 3134-Micro Load Cell (0-20kg)-CZL635 What
do you have to know?, 3134) (Rizan Zairosyi Fahmi, 2018).
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha
2044 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Pada tugas akhir ini penulis akan membuat judul “Pengujian Sensor Beban
Dinacell Pada Elevator” dimana pengujian ini hanya berlaku pada study elevator merk
Otis sebagai SOP dari perusahaan untuk menetapkan kapasitas angkut yang
diperbolehkan dari pihak pabrikan elevator dan menetapkan kapasitas counterweight
yang diperlukan. Pengujian ini yang akan dilakukan di Gedung Bank Indonesia
sehubungan elevator masih bisa dipergunakan untuk pengujian sensor beban, dimana
sensor beban ini akan diuji dengan menggunakan alat yang disebut testool,controller
dan test weight dengan kapasitas 20kg perbatang sebagai alat standarisasi dari
perusahaan.
Dimana sebelumya telah dilakukan pengujian oleh Tamba.A (Gogik Anto, 2020)
Pengujian loadcell dengan kapasitas elevator elevator 650Kg dengan bobot pengimbang
yang diperlukan adalah sekitar 950Kg dengan pengujian 47% dan 100% dimna hasil ini
akan mempengaruhi nilai ampere motor yang berbeda dan kapasitas beban yang
diperlukan untuk counterweight jelas akan berbeda. Penulis akan menguji sensor beban
dengan kapasitas elevator yang lebih berat dengan kapasitas elevator 1350Kg yang
pertama akan dilakukan dengan cara mamemasukan beban 50%dengan cara menaikan
atau menurunkan elevator secara manual inspection sampai kabin elevator dan bobot
pengimbang berpapasan dengan melihat monitoring motor ampere menggunakan testool
di controller elevator dengan nilai selisih ampere motor saat naik dan turun memiliki
nilai ampere yang sama dengan selisih ampere 0,1A sehingga mengetahui beban yang
diperlukan untuk counterweight. Kemudian dengan menggunakan beban maksimal
100% sampai dengan 110% sampai sensor beban mengeluarkan input kepada controller
dan diolah kembali oleh controller sehingga controller mengeluarkan signal ke monitor
elevator yang terdapat dikabin elevator dengan tulisan over load dan bunyi buzzer alarm
sehingga elevator tidak akan bisa bergerak naik maupun terun karena kelebihan muatan.
Pengujian sensor beban ini adalah standar oprasional dari perusahaan agar elevator tidak
terjadinya kecelakaan seperti merosot karena kelebihan beban dan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan elevator diruang luncur karena kelebihan beban yang telah
ditetapkan (Menteri Ketenagakerjaan, 2017) tentang persyaratan adanya surat ijin K3
elevator dan escalator.
METODE PENELITIAN
Untuk mempermudah dalam proses penelitian dibuatkan diagram alir pada saat
proses pengambilan data sampai dengan selesai.
Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada Elevator (Studi Pada Elevator Otis)
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2045
Kesimpulan
Pengujian
Menggunakan
Beban 50%
Pengujian
Menggunakan
Beban 110%
Pelaksanaan Pengujian
Persiapan Prosedur
Pengujian
Analisis Data
1,2 dan 3
Persiapan Alat
dan Bahan
Data 1:
Menetapkan kapasitas
yang diperlukan
counterweight
Data 2:
Menetapkan kapasitas
yang telah ditentukan
oleh pihak pabrikan
Data 3:
Menetapkan batas
maksimal yang
diperbolehkan
Pengujian
Menggunakan
Beban 100%
Flowchart
Gambar 1 Diagram Alir Penelitian
1. Persiapan Alat Dan Bahan Tambahan Untuk Pengujian Sensor Load Dinacell
Mempersiapkan alat dan bahan untuk Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada
Elevator berikut adalah gambar alat dan bahan saya lampirkan sebagai berikut (Indah
& Wildian, 2022);
a. Test Tool
Alat untuk merubah parameter yang terdapat pada controller elevator dan
untuk melihat input dan output yang terdapat di parameter elevator
Gambar 2 Test Tool
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha
2046 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
b. Testweight adalah bahan untuk pengujian sensor beban yang mempunyai berat
masing-masing 20Kg yang terbuat dari bahan besi dimna ini Adalat standarisasi
dari Perusahaan untuk pengujian sensor beban pada elevator
Gambar 3 Testweight
c. Untuk mengatur dan mengendalikan kerja pada elevator sesuai permintaan baik
dari luar maupun dari dalam elevator dan di olah oleh kontroler kemudian
memberikan intruksi-intruksi agar elevator bergerak dan berhenti sesuai dengan
permintaan.
Gambar 4 Kontroler Elevator
d. Mesin Elevator Berfungsi sebagai penggerak elevator naik dan turun yang sudah
di kofigurasi dengan main controller elevator Motor elevator ini menggunakan
motor gearless.
Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada Elevator (Studi Pada Elevator Otis)
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2047
Gambar 5 Motor Elevator
Dengan spesifikasi motor elevator adalah sebagai berikut :
Serial Number : C030569CB672
Power : 8,5 Kw
Frekuensi : 40 Hz
Torque : 83,3 Nm
Voltages : 513 V
Speed : 477 Rpm
Current : 6,3 A
Brake Voltages : 48 Vdc
Break Torque : >180 Nm
Break Resistance : 29 Ohm
e. Sesnor Beban Dinacell adalah alat untuk mengetahui batas maksimal beban yang
diperbolehkan untuk elevator dan segabai acuan untuk menetapkan beban yang
diperlukan untuk counterweight
Gambar 6 Sesnsor Beban Dinacell
Dengan spesifikasi sensor beban dinacell adalah sebagai berikut;
Serial Number : 13P254M83
Belt Type : 34 KN
Number Belt : 4 belt
Software Version : 1.03
Voltages : 24-30Vdc
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha
2048 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Output Resistance : 350 ohm
Persiapan Prosedur Pengujian
Persiapan Prosedur Pengujian adalah persiapan untuk menguji sebuah alat
dengan prosedure yang sudah diterapkan sebagaimana mestinya agar saat pengujian
mendapatkan hasil yang maksimal
Pelaksanaan Pengujian
Pelaksanaan pengujian ini akan dilaksanakan di Gedung Bank Indonesia yang
beralamat di Dki.Jakarta khususnya daerah Jakarta Pusat sehubungan elevator masih
bisa dipergunakan untuk melakukan pengujian sensor beban dan untuk menetapkan
batas beban yang diperlukan elevator untuk mengangkut barang dan orang.
Pengujian
Dibawah adalah uraian dari tahapan-tahapan peroses pengujian sensor beban
dinacell adalah sebagai berikut;
Pemasangan Sensor Load Dinacell
Melakunhgan pemasangan sensor load dinacell pada rope belt dengan
perbandingan roping 2:1 dimna kaki tiga pada sensor loadcell menjepit rope belt
elevator dengan ukuran jarak masing 10cm dari titik mati rope belt agar pembacaan
sensor loadcell mendapatkan nilai yang sama dan akurasi sperti gambar dibawah;
Gambar 8 Kalibrasi Sesor Beban Dinacell (Done)
Pengujian Menggunakan Beban 50%
Pengujian ini adalah pengujian untuk menetapkan beban yang diperlukan untuk
counterweight dengan cara memasukan beban dalam kabin elevator 50% dari kapasitas
elevator yaitu 1350Kg dengan menggukan testweight yang merupakan alat standarisasi
dari Perusahaan yang berbahan besi dengan kapasaitas satuan 20kg per batang.
Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada Elevator (Studi Pada Elevator Otis)
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2049
Gambar 9 Test Weight
Setelah beban test weight dimasukan kedalam kabin elevator kemudian jalankan
elevator arah naik dan turun sambil melihat monitor yang terdapat pada test tols dengan
masuk ke menu monitor motor untuk melihat nilai ampere pada motor.
Gambar 10 Monitor Motor Ampere
Arms adalah Pembacaan Ampere Motor
Vrms adalah Pembacaan Voltage Motor
Kemudian arahkan naik dan turunkan elevator dengan kecepatan inspection
sampai nilai ampere motor saat arah naik dan turun memiliki nilai ampere yang sama
dengan selisih amper motor 0,1 A dimana pembacaan nilai ampere ini diambil saat
kabin elevator berjalan naik dan turun harus berpapasan dengan counterweight agar
memiliki nilai ampere yang akurasi. Apabila elevator arah naik memiliki nilai ampere
lebih besar maka beban counterweight harus ditambah begitupun sebaliknya apabila
saat elevator turun memiliki nilai ampere lebih kecil makan beban didalam
counterweight harus dikurangi sampai mendapatkan nilai ampere motor yang sama saat
elevator berjalan arah naik dan turun saat berpapasan dengan counterwight (Raynonto et
al., 2023). Apabila pengujian ini tidak mendapatkan nilai ampere yang sama maka akan
berdampak pada pergerakan elevator saat mula berjalan akan terasa hentakan dan saat
berhentipun akan berasa hentakan dan akan berpengaruh pada tingkat keausan motor
dan umur motor elevator akan lebih pendek karena beban yang diangkat motor elevator
tidak sesuai dengan nilai kwh pada nameplat motornya sendiri.
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha
2050 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Pengujian Mengunakan Beban 100%
Pengujian dengan beban 100% adalah pengujian untuk mentapkan batas maksimal
yang diangkut oleh elevator yang sudah ditetapkan oleh pihak pabrikan elevator dan
apabila beban dalam kabin elevator melebihi dari kapasitas maka elevator tidak akan
bergerak naik maupun purun. Dimana pengujian ini akan ditest naik dan turun untuk
mendapatkan nilai ampere motor sebagai data untuk mendapatkan hasil yang spesifikasi
dengan sensor beban dinacel yang digunakan sebagai fan spesifikasi mesin elevator
yang digunakan pengujian. Dimna nilai-nilai ampere ini akan dicatat sebagai data untuk
uji riksa PJK3 atas kelayakan elevator dengan spesifikasi nameplat pada motor dan
pemasangan elevator agar elevator layak untuk dipergunakan untuk umum baik untuk
mengangkut orang maupun barang karena sudah tersertifikasi dengan dengan disnaker
tentang persyaratan adanya surat ijin K3 elevator dan escalator.
Gambar 11 Monitor Kapasitas Beban 100%
Pengujian dengan menggunakan beban lebih dari 100%
Menurut Handoyo, (2013) Pengujian ini adalah pengujian untuk menetapkan batas
kapasitas maksimal yang tidak boleh dipergunakan elevator untuk mencegahnya terjadi
kecelakaan elevator diruang luncur sehingga dibatasi apabila elevator melebihi beban
100% maka elevator tidak akan bergerak naik maupun turun dan pintu elevator akan
terbuka sampai beban didalam kabin elevator tidak dikurangi dimna pada monitor yang
terdapat didalam kabin elevator juga akan menunjukan tanda over load dan
mengeluarkan suara buzzer sebagi indikasi pengaman kepada pengguna elevator bahwa
elevator kelebihan muatan sebagai safety kepada para pengguna elevator contoh gambar
monitor elevator kelebihan muatan;
Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada Elevator (Studi Pada Elevator Otis)
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2051
Gambar 12 Tanda Monitor Elevator Overload
Disinilah tahapan trakhir pengujian sensor beban dinacell apakah sensor beban
dinacell ini berfungsi sebagaimana mestinya dan bisa dipergunakan sebagai indikasi
beban untuk elevator dan juga sebagai safety elevator untuk menghindara terjadinya
kecelakaan pada elevator karena kelebihan muatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali yaitu dengan beban kosong (0%) saat
arah naik dan turun dengan beban seimbang (50%) saat arah naik dan turun dan saat
beban (100%) saat arah naik dan turun
Data motor gearless dan sensor beban dinacell pada saat beban kosong (0%)
Penguin pertama saat elevator tidak dimasukan beban atau beban kosong
kemudian elevator digerakan naik dan turun dengan mode inspection dengan kecepatan
15 meter per menit, Data yang diambil adalah tegangan motor, Kuat arus motor,
Tegangan pasa sensor beban dinacell, Tegangan dan kuat arus pada motor diambil saat
mula gerak elevator saat elevator berjalan dimna sangkar elevator bertemu dengan
counterweight dengan posisi sejajar dan pada saat elevator berhenti sedangkan data
tegangan sensor beban diambil saat elevator berhenti.
Tabel 1 Data Pergerakan Elevator Ke Atas Tanpa Beban
Pergerakan elevator ke atas tanpa beban
Tegangan Pada Motor (V)
Kuat Arus (Ampere)
Mula Gerak
Jalan
Mula Gerak
380
2,7
3,4
3,1
Tegangan Pada Sensor Dinacel
Tegangan Excitasi (Vdc)
Tegangan Output ( mVdc )
30
0
Tabel 2 Data Pergerakan Elevator Ke Bawah Tanpa Beban
Pergerakan elevator ke atas tanpa beban
Tegangan Pada Motor (V)
Kuat Arus (Ampere)
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha
2052 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Mula Gerak
Jalan
Berhenti
380
7,6
6,1
5,3
Tegangan Pada Sensor Dinacel
Tegangan Excitasi (Vdc)
Tegangan Output ( mVdc )
30
0
Data motor gearless dan sensor beban dinacell pada saat beban seimbang (50%)
Pengujian pertama saat elevator dimasukan dengan beban seimbang atau (50%)
kemudian digerakan naik dan turun dengan mode inspection dengan kecepatan 15 meter
per menit, Data yang diambil adalah tegangan motor, Kuat arus motor, Tegangan pasa
sensor beban dinacell, Tegangan dan kuat arus pada motor diambil saat mula gerak
elevator saat elevator berjalan dimna sangkar elevator bertemu dengan counterweight
dengan posisi sejajar dan pada saat elevator berhenti sedangkan data tegangan sensor
beban diambil saat elevator berhenti.
Tabel 3 Data Pergerakan Elevator Ke Bawah Tanpa Beban
Pergerakan elevator ke atas dengan beban seimbang
Tegangan Pada Motor (V)
Kuat Arus (Ampere)
Mula Gerak
Jalan
Berhenti
380
3,4
1,4
3,4
Tegangan Pada Sensor Dinacel
Tegangan Excitasi (Vdc)
Tegangan Excitasi (Vdc)
30
42,3
Tabel 4 Data Pergerakan Elevator Ke Bawah Dengan Beban Seimbang
Pergerakan elevator ke bawah dengan beban seimbang
Tegangan Pada Motor (V)
Kuat Arus (Ampere)
Mula Gerak
Jalan
Berhenti
380
3,4
1,4
3,4
Tegangan Pada Sensor Dinacel
Tegangan Excitasi (Vdc)
Tegangan Output ( mVdc )
30
42,3
Data motor gearless dan sensor beban dinacell pada saat beban penuh (100%)
Pengujian pertama saat elevator dimasukan dengan beban penuh atau (100%)
kemudian digerakan naik dan turun dengan mode inspection atau manual dengan
kecepatan 15 meter per menit, Data yang diambil adalah tegangan motor, Kuat arus
motor, Tegangan pasa sensor beban dinacell, Tegangan dan kuat arus pada motor
diambil saat mula gerak elevator saat elevator berjalan dimna sangkar elevator bertemu
dengan counterweight dengan posisi sejajar dan pada saat elevator berhenti sedangkan
data tegangan sensor beban diambil saat elevator berhenti.
Tabel dibawah merupakan Nilai tegangan motor, Arus motor dan Nilai resistansi
pada sensor beban dinacell;
Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada Elevator (Studi Pada Elevator Otis)
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2053
Tabel 5 Data Pergerakan Elevator Ke Atas Dengan Beban Penuh
Pergerakan elevator ke atas dengan beban penuh
Tegangan Pada Motor (V)
Kuat Arus (Ampere)
Mula Gerak
Mula Gerak
Mula Gerak
380
7,9
7,9
7,9
Tegangan Pada Sensor Dinacel
Tegangan Excitasi (Vdc)
Tegangan Output (mVdc)
30
90
Tabel 6 Data Pergerakan Elevator Ke Bawah Dengan Beban Penuh
Pergerakan elevator ke bawah dengan beban seimbang
Tegangan Pada Motor (V)
Kuat Arus (Ampere)
Mula Gerak
Jalan
Berhenti
380
2,5
3,7
3,4
Tegangan Pada Sensor Dinacel
Tegangan Excitasi (Vdc)
Tegangan Output ( mVdc )
30
90
Pembahasan Data Hasil Pengujian Sensor Dinacel dan Motor Elevator
Dari Pembahasan data yang sudah terkumpul dengan data pada saat beban kosong
(0%), Beban seimbang (50%) dan beban penuh (100%) didapatkan pembahasan data
sebagai berikut;
Pembahasan Data Pada Motor Elevator Bergerak Ke Atas
Saat elevator berjalan kea rah atas dengan beban kosong terlihat kuat arus bernilai
kecil sebesar 3,4 A, Hal ini dikarenakan bobot pengimbang yang berada diatas shaft
lebih berat dibandingkan dengan sangkar tanpa terisi beban dengan demikina torsi yang
dihasilkan oleh motor lebih ringan sesuai dengan rumus;
P (Daya) = 1,73 (nilai konstan) x V (tegangan) x I (arus)
= 1,73 x 380 x 3,4
= 2235.16 watt
P (HP)
= 2235.16 : 746
= 2.99 HorsePower
T (Torsi) = (5250 (konstan) x Daya (hp))/(N (rpm))
= (5250 x 2.99)/447
= 35.2 lb ft
T (Nm) = 35.2 lb ft x 1.305
= 46 Nm
Sedangkan saat elevator bergerak ke atas dengan beban 50% atau beban seimbang
terlihat kuat arus makin berkurang sebesar 1,4 A hal ini dikerenakan terjadinya
perimbanga pada puli motor antara sangkat dan bobot pengimbang memiliki berat yang
sama dengan demikian torsi yang dihasilkan oleh motor sangatlah minim.
P (Daya) = 1,73 (nilai konstan) x V (tegangan) x I (arus)
= 1,73 x 380 x 1,4
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha
2054 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
= 920.36 watt
P (HP) = 920.36 watt : 746
= 1.2 HorsePower
T (Torsi) = (5250 (konstan) x Daya (hp))/(N (rpm) )
= (5250 x 1,3)/447
= 14.5 lb ft
T (Nm) = 314.5 lb ft x 1.305
= 18.9 Nm
Saat elevator bergerak ke atas dengan beban 100% atau beban penuh nilai kuat
arus yang dihasilkan lebih besar sebesar 6,5 A, Dengan demikian torsi yang dihasilkan
pada motor menjadi terlalu besar. Torsi yang terlalu berat pada motor menyebabkan puli
motor rusak dan efisiensi ketahanan motor menjadi menurun, Hal ini yang membuat
elevator mempunyai batas beban maksimal yang diperbolehkan apabila elevator dalam
mode normal dan kapasitas elevator mencapai 100% dari beban maksimal atau lebih
elevator tidak akan berjalan sampai beban dalam sangkar dikurangi berikut perhitungan
torsi yang dihasilkan;
P (Daya) = 1,73 (nilai konstan) x V (tegangan) x I (arus)
= 1,73 x 380 x 6.5
= 4273.1 watt
P (HP) = 4273.1 watt : 746
= 5.72 HorsePower
T (Torsi) = (5250 (konstan) x Daya (hp))/(N (rpm) )
= (5250 x 5.72)/447
= 67.2 lb ft
T (Nm) = 67.2 lb ft x 1.305
= 87.7 Nm
Tabel 7 Data Torsi Motor Saat Pergerakan Elevator Ke Atas
Saat Pergerakan Elevator Ke Atas
Beban Yang Terisi
0%
50%
100%
Torsi Yang Dihasilkan
4.6 Nm
4.3 Nm
87.7 Nm
Gambar 13 grafik Data Torsi Motor Saat Pergerakan Elevator Ke Atas
Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada Elevator (Studi Pada Elevator Otis)
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2055
Pembahasan Data Saat Elevator Bergerak Ke Bawah
Saat elevator berjalan kea rah bawah dengan beban kosong terlihat kuat arus
bernilai kecil sebesar 6.1A, Hal ini dikarenakan bobot pengimbang yang berada diatas
shaft lebih berat dibandingkan dengan sangkar tanpa terisi beban dengan demikina torsi
yang dihasilkan oleh motor lebih ringan sesuai dengan rumus;
P (Daya) = 1,73 (nilai konstan) x V (tegangan) x I (arus)
= 1,73 x 380 x 6,1
= 4010.14 watt
P (HP) = 4010.14 : 746
= 5,37 HorsePower
T (Torsi) =
=
= 63.07 lb ft
T (Nm) = 63.07 lb ft x 1.305
= 82.3 Nm
Sedangkan saat elevator bergerak ke bawah dengan beban 50% atau beban
seimbang terlihat kuat arus makin berkurang sebesar 1,4 A hal ini dikerenakan
terjadinya perimbanga pada puli motor antara sangkat dan bobot pengimbang memiliki
berat yang sama dengan demikian torsi yang dihasilkan oleh motor sangatlah minim.
P (Daya) = 1,73 (nilai konstan) x V (tegangan) x I (arus)
= 1,73 x 380 x 1,4
= 920.36 watt
P (HP) = 920.36 watt : 746
= 1.2 HorsePower
T (Torsi) =
=
= 14.5 lb ft
T (Nm) = 314.5 lb ft x 1.305
= 18.9 Nm
Saat elevator bergerak ke bawah dengan beban 100% atau beban penuh nilai kuat
arus yang dihasilkan lebih besar sebesar 3.7 A, Torsi yang dihasilkan tidak terlalu besar
dikarenakan mpotor menggerakan sangkar ke arah bawah dengan posisi sangkar lebih
berat disbanding bobot pengimbang yang bergerak ke atas. Berikut perhitungan torsi
yang dihasilkan.
P (Daya) = 1,73 (nilai konstan) x V (tegangan) x I (arus)
= 1,73 x 380 x 3.7
= 2432.38 watt
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha
2056 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
P (HP) = 2432.38 watt : 746
= 3.26 HorsePower
T (Torsi) =
=
= 38.29 lb ft
T (Nm) = 38.29 lb ft x 1.305
= 49.9 Nm
Tabel 8 Data Torsi Motor Saat Pergerakan Elevator Ke Atas
Saat Pergerakan Elevator Ke Bawah
Beban Yang Terisi
0%
50%
100%
Torsi Yang
Dihasilkan
82.3 Nm
18.9 Nm
49.9 Nm
Gambar 14 Data Grafik Torsi Motor Saat Pergerakan Elevator Ke Atas
Pembahasan Data Sensor Dinacell Saat Beban Kosong (0%)
Data tegangan output pada sensor beban dinacell menyatakan ada atau tidaknya
perubahaan pada potensialyang terjadi pada rangkaian sensor beban, Dari data yang
didapat saat beban kosong tegangan output yang dihasilkan oleh sensor beban bernilai 0
mVdc dan tegangan excitasi 30 Vdc dengan demikian disini penguji akan membahas
data rangkaian pada sensor beban dinacell.
Signal tegangan =
=
= 0
Karena signal tegangan bernilai 0 volt maka tidak terjadi beda potensial pada
sensor beban dinacell.
Pembahasan Data Sensor Beban Dinacell Saat Beban Seimbang (50%)
Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada Elevator (Studi Pada Elevator Otis)
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2057
Dari data yag didapat saat beban seimbang tegangan output yang dihasilkan oleh
sensor beban bernilai 0.888 Vdc dan tegangan excitasi 30 Vdc denga demikia disini
peneliti akan menbahas data dan melakukan pembuktian perhitungan rangkaian pada
sensor beban dinacell
Gambar 15 Rangkaian Dinacell
Pembahasan Data Sensor Beban Dinacell Saat Beban Penuh (100%)
Dari data yag didapat saat beban penuh tegangan output yang dihasilkan oleh
sensor beban bernilai 1.89 Vdc dan tegangan excitasi 30 Vdc denga demikia disini
peneliti akan menbahas data dan melakukan pembuktian perhitungan rangkaian pada
sensor beban dinacel
Gambar 16 Rangkaian Dinacell
Berdasarkan hasil dan pembahasan data diatas yang telah dilakukan peneliti akan
menganalisan data pada motor elevator dan sensor beban dinacell dapat terlihat bahwa
besaran nilai pada beban yang terisi pada elevator akan sangat berpengaruh pada torsi
motor yang dihasilkan oleh motor elevator beban yang semakin berat akan membuat
torsi yang dihasilkan oleh motor semakin besar dan beban yang semakin ringan akan
membuat torsi yang dihasilkan semaikn kecil.
Pada percobaan pertama dengan beban kosong 0% tidak terjadi perubahan pada
kaki 3 sensor loadcell sehingga tidak ada perubahan mekanis yang terjadi pada kaki tiga
hal itu yang membuat resistor pada rangkaian dinacell tidak berubah namun torsi yang
dihasilkan pada motor saat elevator bergerak kebawah menjadi besar, Hal ini
disebabkan ketidak seimbangan berat antara bobot pengimbang lebih berat
dibandingkan dengan sangkar pada elevator.
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha
2058 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Pada percobaan kedua dengan menggukan beban seimbang 50% terjadi perubahan
pada tiga kaki sensor loadcell mengalami tekanan dari rope belt menyebabkan diameter
dari kaki tiga membesar sehingga hambatan atau resistornya berubah nilai menjadi lebih
kecil sesuai dengan rumus;
R = ρ x
Dimna : R = Resistance
Ρ = Masa Jenis
L = Panjang Kabel
A = Luas Penampang
Dan pada percobaan dengan beban seimbang terjadi torsi yang sama disaat motor
bergerak naik dan turun hal ini merupakan titik 0 pada puly karena keseimbangan 2 arah
yang terjadi bobot dari sangkat dan bobot pada pengimbang mempunyai nilai brat yang
sama.
Pada percobaan ketiga dengan beban penuh 100% hasil pengukuran pada sensor
dinacell juga ditentukan oleh karakteristik sensor dinacell yaitu 3mV/V yang berarti
satu volt tegangan dari excitasi pada saat loadcell dibebani maksimal akan
mengeluarkan signal sebesar 3mV, Maka jika diberikan beban maksimal yaitu 100%
dan tegangan excitasi 30Vdc maka signal yang terkirim sebesar 90mV besaran tegangan
ini sesuai dengan tegangan yang terhitung pada sensdor loadcell.
Dari data yang diperoleh peneliti menggunakan rumus fisika yaitu F = M x A, yang
bertujuan untuk membandingkan hasil percobaan ke teori yang sudah ada.
F adalah lambang dari gaya dengan satuan Nm (newton)
M adalah Massa berat dengan Satuan Kg (kilogram)
A Merupakan percepatasn dengan satuan M/S² (meter per jarak kuadrat)
Data yang didapat dari pengujian adalah W dengan satuan Nm, M dengan satuan
Kg dan V dengan satuan M/S maka dapat dirumuskan sebagai berikut;
Untuk besaran gaya; W = F x A
F = W : A
Untuk besaran percepatan: A = M : S²
A = V : S
Peneliti akan mengambil sempel dari 3 percobaan yaitu;
1. Elevator bergerak keatas dengan beban kosong,
2. Saat elevator bergerak keatas dengan beban seimbang
3. Saat elevator bergerak keatas dengan beban penuh.
4. Saat Beban Kosong
F = M x A
W : S = x ( V : S )
46 = x 0.25
ΛM = 328 Kg
Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada Elevator (Studi Pada Elevator Otis)
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2059
Jadi dalam rumus fisika F = M x A selisih antara counterweight dan berat sangkar
beban kosong adalah 328kg sedangkan dalam actual selisih berat counterweight dan
berat sangkar adalah 300 Kg masuk dalam toleransi + 10%.
Saat Beban Seimbang
F = M x A
W : S = ΛM ( Berat Counterweight dan Berat Sangkat ) x ( V : S )
18.9 = ΛM x 0.25
ΛM = 75.6 Kg
Jadi dalam rumus fisika F = M x A selisih antara counterweight dan berat sangkar
beban seimbang adalah 75.6 Kg sedangkan dalam actual selisih berat counterweight dan
berat sangkar adalah 60 Kg masuk dalam toleransi + 10%.
Saat Beban Penuh
F = M x A
W : S = ΛM ( Berat Counterweight dan Berat Sangkat ) x ( V : S )
87.7 = ΛM x 0.25
ΛM = 320.6 Kg
Jadi dalam rumus fisika F = M x A selisih antara counterweight dan berat sangkar
beban penuh adalah 320.6 Kg sedangkan dalam actual selisih berat counterweight dan
berat sangkar adalah 316 Kg masuk dalam toleransi + 10%.
Spesifikasi power output pada motor elevator adalah 4,2 Kw spesikiasi itu merupakan
power output maksimal yang diizinkan oleh pihak pabrikasi dari motor, Apabila power
output yang dihasilkan melebihi batas maksimal yang diberikan motor elevator akan
cepat rusak atau mempercepat umur motor elevator. Oleh karena itu penguji akan akan
menghitung besar power output yang terjadi pada saat motor bekerja deengan rumus
(Sidopekso & Febtiwiyanti, 2010);
M : Kapasitas Maksimal Elevator (kg)
V : Kecepatan Elevator (m/m)
OB : Over Balance (Faktor kesimbangan)
6120 : Faktor Keseimbangan
Efisiesnsi : Efisiensi Motor (terlihat pada label motor)
Power Output =
=
=
=
= 7.714 Kw
Power rating motor + adalah 10% diatas dari output = 7.714 + 0.7714
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha
2060 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
= 8.485 Kw
Dari perhitungan diatas power output sesuai dengan label maksimalpower out yang
tertera pada label motor atau sesuai dengan pabrikasi sebesar 8,5 Kw.
KESIMPULAN
Dari pengujian test keseimbangan berat mengenai pengaruh berat pada sesnsor
beban dinacell dan juga motor elevator berkapasitas 1350 Kg yang dilakukan di proyek
Gedung 8 lantai dengan penanggung jawab dari pihak PT.Citas Otis Elevator maka
didapatkan hasil bahwa Besaran torsi pada motor elevator dipengaruhi oleh berat
elevator beban yang ada pada sangkar dan bobot pengimbang pada elevator.
Pemasangan pada kaki tiga sensor beban dinacell akan sangat berpengaruh pada
pembacaan beban. Puli pada motor elevator merupakan penumpu dari penggantung
sangkar dan bobot pengimbang oleh karena itu penambahan beban pada sangkar berupa
interior harus sesuai dengan beban penambahan yang diizinkan oleh Perusahaan
elevator.Saat terjadi status overload pada elevator beban harus dikurangikarena beresiko
memakan torsi dan kuat arus yang besar pada motor elevator hal itu dapat berakibat
fatal apabila dipaksakan.
BIBLIOGRAFI
Counterweights-TK Elevator. (2023, November). https://www.tkelevator.com/us-
en/tools/classroom-on-demand/counterweights.html.
Datasheet 3134-Micro Load Cell (0-20kg)-CZL635 What do you have to know? (3134).
Gogik Anto. (2020). Cara Setting Load Cell Otis.
Handoyo, Yopi. (2013). Perancangan alat uji impak metode charpy kapasitas 100 joule.
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 1(2), 4553.
Indah, Ira Puspa, & Wildian, Wildian. (2022). Prototipe Konveyor Sistem Pemisah
Barang Menggunakan Sensor Ultrasonik dan Sensor Load Cell. Jurnal Fisika
Unand, 11(2), 153159.
International Inc, Honeywell. (n.d.). MICRO SWITCH Basic Switches Line Guide.
Jabbar, A. Abd, Ambarwati, Dhea, & Asrul, Asrul. (2023). Rancang Bangun Sistem
Pemantauan Volume dan Kendali Tetes Infus Berbasis Modul NRF. Seminar
Nasional Teknik Elektro Dan Informatika (SNTEI), 9(1), 162168.
Menteri Ketenagakerjaan. (2017). Permen_6_2017. 1103.
Pratama, Nun Adi. (2018). Analisa Kesetimbangan Gaya Dan Titik Berat Excavator
Kapasitas 20 TON. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Raynonto, Muhammad Yusril, Isdyanto, Andi, Rustam, Muhammad Syarif Prasetia
Adiguna, Chyntia, Jessica, Syahrir, Muhammad, Fauzi, Mohammad, Hamdi,
Fauzan, Bachtiar, Erniati, Kusuma, Ari, & Sopacua, Helen Adry Irene. (2023).
Perencanaan Produktivitas Alat Berat Bagi Pemula. Tohar Media.
Rizan Zairosyi Fahmi. (2018). ALAT PEMBACA SENSOR LOAD CELL. Surabaya.
Sidopekso, Satwiko, & Febtiwiyanti, Anita Eka. (2010). Studi peningkatan output
modul surya dengan menggunakan reflektor. Berkala Fisika, 12(3), 101104.
Wikipedia bahasa Indonesia. (2022). Elisha Otis.
Copyright holder:
Aji Sumbaji, Muhamad Hanhan Nugraha (2024)
Pengujian Sensor Beban Dinacell Pada Elevator (Studi Pada Elevator Otis)
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2061
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: