How to cite:
Tiwi Nabella (2024) Manajemen Risiko: Deteksi Kecurangan Melalui Strategi Anti Fraud, (06) 04,
https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i6.1227
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
MANAJEMEN RISIKO: DETEKSI KECURANGAN MELALUI STRATEGI
ANTI FRAUD
Tiwi Nabella
Universitas Terbuka, Indonesia
Abstrak
Pada era ini telah kita temui berbagia macam Risiko yang terjadi di berbagai sektor
mulai dari ekonomi, sosial, politik, alam, atau keputusan bisnis. Adanya risiko maka
tidak lepas dari cara pengelolaannya yang telah menjadi satu kesatuan dalam suatu
organisasi baik dari sekala sektoral maupun universal. Mulai dari Riset Akuntansi
tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi manajemen yang menerbitkan edisi
eklusif pertamanya perihal manajemen risiko tahun 2009, risiko memperoleh perhatian
lebih oleh berbagai kalangan, baik kalangan Industri, profesional, akademisi, dan media.
Dari tahun 2021-2023 Peristiwa terus terjadi berskala global dan melihat beberapa tahun
sebelumnya seperti krisis keuangan global, krisis minyak, krisis finansial Evergrande,
inflasi, krisis energi dan pasokan semua memfokuskan pada pemulihan dan
mengintensifkan pada cara mengendalikan risiko. Dengan kata lain, metode operasional
manajemen risiko dan akibat dari manajemen risiko. Metodologi yang diterapkan dalam
penelitian ini ialah metode penelitian library research atau kepustakaan, melalui
pendekatan kualitatifmenyoroti pentingnya dan peran manajemen risiko dalam audit
internal suatu organisasi. Program manajemen risiko dimaksudkan untuk meningkatkan
kepercayaan terhadap pelaporan keuangan organisasi dan mengurangi risiko audit.
Menerapkan program manajemen risiko, serupa dengan penelitian sebelumnya yang
menggambarkan peran audit internal dalam memastikan manajemen risiko tetap terjaga.
Auditor eksternal diberikan model risiko audit yang disesuaikan berdasarkan
manajemen risiko organisasi, yang intinya menyatakan bahwa manajemen risiko adalah
solusi terhadap krisis penipuan. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai
manajemen resiko deteksi kecurangan melalui strategi anti fraud. Perlu digaris bawahi
bahwa studi risiko dan manajemen risiko melampaui tingkat kesehatan dan
keselamatan, asuransi dan manajemen kredit, serta meluas ke bidang keuangan
(termasuk penghitungan nilai risiko dan penggunaan derivatif) dan akuntansi (yang
terutama difokuskan pada penyampaian laporan keuangan) menunjukkan bahwa hal ini
melampaui tingkat perlakuan terbatas mereka (disampaiakn dalam laporan keuangan
tahunan).
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 04, April 2024
Manajemen Risiko: Deteksi Kecurangan Melalui Strategi Anti Fraud
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1853
Kata kunci: Manajemen Risiko; Pengendalian Manajemen; Manajemen akunting
Abstract
In this era, we have encountered various kinds of risks that occur in various sectors
ranging from economic, social, political, natural, or business decisions. The existence
of risks cannot be separated from the way it is managed which has become a unity in an
organization both from a sectoral and universal scale. Starting from Management
Accounting Research which published its first exclusive edition on risk management in
2009, risk received more attention by various groups, both industry, professionals,
academics, and the media. From 2021-2023 Events continue to occur on a global scale
and looking at previous years such as the global financial crisis, oil crisis, Evergrande
financial crisis, inflation, energy and supply crises all focus on recovery and intensify
on how to control risk. In other words, operational methods of risk management and the
consequences of risk management. The methodology applied in this study is the library
research method, through a qualitative approach highlighting the importance and role
of risk management in internal audit of an organization. Risk management programs
are intended to increase confidence in an organization's financial reporting and reduce
audit risk. Implement a risk management program, similar to previous research
describing the role of internal audit in ensuring risk management is maintained.
External auditors are provided with a customized audit risk model based on the
organization's risk management, essentially stating that risk management is the solution
to the fraud crisis. This study aims to discuss fraud detection risk management through
anti-fraud strategies. It should be underlined that the study of risk and risk management
goes beyond the levels of health and safety, insurance and credit management, and
extends to finance (including the calculation of risk values and the use of derivatives)
and accounting (which is primarily focused on the delivery of financial statements)
showing that these go beyond their limited level of treatment (conveyed in annual
financial statements).
Keywords: Risk Management; Management Control; Management Accounting
PENDAHULUAN
Pada era ini telah kita temui berbagia macam Risiko yang terjadi di berbagai
sektor mulai dari ekonomi, sosial, politik, alam, atau keputusan bisnis. Adanya risiko
maka tidak lepas dari cara pengelolaannya yang telah menjadi satu kesatuan dalam
suatu organisasi baik dari sekala sektoral maupun universal (Muslich, 2022). Mulai dari
Riset Akuntansi Manajemen yang menerbitkan edisi eklusif pertamanya perihal
manajemen risiko tahun 2009, risiko memperoleh perhatian lebih oleh berbagai
kalangan, baik kalangan Industri, profesional, akademisi, dan media. Dari tahun 2021-
2023 Peristiwa terus terjadi berskala global dan melihat beberapa tahun sebelumnya
seperti krisis keuangan global, krisis minyak, krisis finansial Evergrande, inflasi, krisis
energi dan pasokan semua memfokuskan pada pemulihan dan mengintensifkan pada
cara mengendalikan risiko. Dengan kata lain, metode operasional manajemen risiko dan
akibat dari manajemen risiko (Wijayantini, 2012).
Tiwi Nabella
1854 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
Hal tersebut dipicu oleh tiga faktor utama, yakni: Pertama, terdapat peningkatan
fokus pada tata kelola perusahaan dan penekanan yang diberikan dewan pada
identifikasi, penilaian, pengelolaan, dan pemantauan risiko serta evaluasi efisiensi
operasional dalam manajemen risiko. Kedua, dalam peraturan pemerintah, terdapat
kecenderungan global menuju pendekatan peraturan berbasis risiko dengan penekanan
pada pengendalian internal yang lebih ketat. Misalnya, Sarbanes-Oxley Act tahun 2002
di Amerika Serikat, kerangka kerja yang diterapkan oleh Committee of Sponsoring
Organizations (COSO) dari Treadway Commission, dan standar manajemen risiko
internasional ISO31000 diperkenalkan karena negara-negara lain telah membuat
kerangka kerja serupa. selesai. Ketiga, meningkatnya skandal di media sehingga kehati-
hatian menjadi hal yang perlu diprioritaskan (Indriasvary & Wijayati, 2023;
Simangunsong & Susanti, 2022).
Faktor-faktor ini berarti bahwa studi risiko dan manajemen risiko melampaui
tingkat kesehatan dan keselamatan, asuransi dan manajemen kredit, serta meluas ke
bidang keuangan (termasuk penghitungan nilai risiko dan penggunaan derivatif) dan
akuntansi (yang terutama difokuskan pada penyampaian laporan keuangan)
menunjukkan bahwa hal ini melampaui tingkat perlakuan terbatas mereka (disampaiakn
dalam laporan keuangan tahunan) (Kumalasari, Subowo, & Anisykurlillah, 2014).
Krisis keuangan global telah menyoroti kelemahan yang terkait dengan pengabaian
risiko operasional, termasuk risiko yang timbul dari tindakan manusia, sistem, dan
proses, serta penilaian yang lebih komprehensif terhadap risiko eksternal yang dihadapi
suatu organisasi. Standar manajemen risiko internasional ISO 31000 (ISO, 2009)
mendefinisikan risiko sebagai dampak ketidakpastian terhadap pencapaian tujuan.
Kumpulan prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko. Hal ini mempunyai
implikasi penting bagi para peneliti dan praktisi akuntansi manajemen, khususnya yang
terlibat dalam manajemen bisnis (Setiawan, Sekarini, Waluyo, & Afiana, 2021).
Meningkatnya persepsi masyarakat terhadap risiko telah menjadi tekanan
evolusioner untuk mempercepat pengembangan manajemen risiko dalam organisasi
(Situmorang, Elisabeth, & Simanjuntak, 2023). Dalam kurun waktu yang relatif singkat
telah terjadi revolusi pemahaman dan praktik manajemen risiko. Berasal dari bidang
khusus seperti kesehatan dan keselamatan kerja, asuransi, dan lindung nilai risiko
keuangan dan kredit, hal ini telah berkembang menjadi landasan tata kelola yang baik
dan, melalui regulasi berbasis risiko, menjadi sumber regulasi bagi perusahaan swasta
dan sektor publik.
Sebagian besar lembaga keuangan baik nasional maupun internasional dinyatakan
gagal, telah menimbulkan kekhawatiran luas akan penggunaan financial derivatives
untuk mengejar laba dalam jangka pendek tanpa henti. Kegagalan ini ditandai dengan
kegagalan tata kelola dan pengendalian internal akibat pengambilan risiko yang
berlebihan. Kasus gagal bayar hutang perusahaan Evergrande di China tidak hanya
berdampak secara sektoral, bahkan hingga negara itu sendiri, bahkan mancanegara,
dimana beberapa faktor penyebabnya dikarenakan praktik manajemen risiko yang buruk
ketika pengembang berfokus pada pembangunan tanpa melihat kondisi masyarakat
Manajemen Risiko: Deteksi Kecurangan Melalui Strategi Anti Fraud
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1855
(kondisi pandemi, ekonomi dunia yang fluktuatif, peraturan pembelian aset yang
diperketat) yang hendak berinvestasi disebabkan terlalu berokus pada hasilnya. Melalui
perubahan praktik organisasi (contoh, menggunakan risiko, peta risiko, dan
pemberlakuan sistem ERM), manajemen risiko mampu mengakomodir dan
membenarkan organisasi tertentu. Dengan mewakili cara tertentu dalam mengatur
individu dan aktivitas, mereka dapat menggiring batas tanggung jawab dan akuntabilitas
dalam suatu organisasi. Perubahan struktur organisasi formal sejalan dengan tatanan
organisasi yang kuat. Aturan-aturan ini mungkin mengikat organisasi tertentu.
Sebaliknya, hal ini mungkin mencerminkan keyakinan lingkungan organisasi.
The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy (CIPFA) Kecurangan
didefinisikan sebagai kesalahan yang disengaja atau penyembunyian fakta material,
penghapusan bukti yang digunakan untuk melakukan penipuan, atau manipulasi yang
menyebabkan kerugian finansial pada seseorang atau organisasi. Penipuan mencakup
penggelapan, pencurian, pemalsuan, penyalahgunaan, dan penghancuran barang bukti
dengan sengaja (Tickner, 2017). Secara terminologi, kecurangan merupakan istilah
umum dan didefinisikan sebagai segala sesuatu di mana seseorang dapat menentukan
secara wajar untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya pribadi atas pihak lain dengan
cara memberikan informasi tidak valid. Sejauh ini belum ada aturan standar atau baku
yang dikeluarkan sebagai proposisi secara umum dalam mendefinisikan penipuan yang
melibatkan kecurangan, peluang , atau kejutan. Dengan menggunakan ketidakwajaran
dan kelicikan sebagai bentuk penipuan. Maka dari itu, alasan utama yang menjadi
batasan dalam mendefinisikan makna kecurangan ialah hal yang membatasi
ketidakjujuran manusia itu sendiri (Zimbelman, Albrecht, Albrecht, & Albrecht, 2014).
Fraud (Kecurangan) adalah tindakan menipu orang dengan menghadirkan sesuatu
yang berbeda dengan kenyataan demi mendapatkan keuntungan. Hal tersebut mencakup
unsur tak terduga, penipuan, kelicikan, dan berbohong atau tidak jujur yang
menimbulkan kerugian bagi pihak lain (ACFE, 2008). Oleh karena itu, Kecurangan
dapat diartikan sebagai suatu penipuan atau kesalahan yang dilakukan oleh seseorang
atau suatu organisasi dengan mengetahui bahwa kesalahan tersebut dapat
mengakibatkan kerugian bagi orang atau organisasi lain (Surjandari, Rachman,
Purdianta, & Dhini, 2015). Penipuan adalah tindakan menciptakan salah penilaian atau
mempertahankan salah penilaian yang sudah ada untuk membujuk seseorang agar
membuat kontrak. Hal ini terjadi karena adanya kesengajaan memperkaya diri sendiri
dengan cara diam-diam menurunkan nilai aset (Enofe, Mgbame, Osa-Erhabor, &
Ehiorobo, 2013).
Misrepresentasi adalah pernyataan yang berlebihan atau terlalu rendah dalam
laporan keuangan (Karyono, 2013), melebih-lebihkan aset atau pendapatan lancar, atau
meremehkan aset dan pendapatan lancer, kurang terwakili Tuanakotta, (2010) dan
tindakan yang disengaja untuk menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan
secara material untuk menipu atau salah menggambarkan kondisi keuangan organisasi
(Albasrawi, 2016). Organisasi tampaknya lebih atau kurang menguntungkan
(Apostolou, Dorminey, Hassell, & Watson, 2013). Di sisi lain, kecurangan
Tiwi Nabella
1856 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
penyelewengan (melanggar hukum) “ditoleransi” oleh mereka yang berwenang untuk
mengelola atau mengawasi asset (Tuanakotta, 2010). Korupsi adalah tindakan yang
merugikan kepentingan umum atau masyarakat luas demi kepentingan individu atau
kelompok tertentu. Korupsi dapat dilakukan baik oleh organisasi bisnis swasta ataupun
pada lembaga negara (Astuti & Chariri, 2015).
Kecurangan akuntansi berdampak pada berbagai sektor, mulai pada investor,
pelaku pasar, karyawan, dan organisasi sendiri. Sebagaimana yang diketahui bahawa
memberikan informasi tentang hilangnya jaringan secara tidak langsung dikarenakan
upaya duplikasi. Hal itu menimbulkan kerugian yang signifikan hingga berdampak pada
organisasi dan kredibilitas organisasi terhadap kecurangan yang terus mengancam. Trust
investor pada organisasi akan hilang dan semua jenis tabungan, baik investasi maupun
dana pensiun, akan ditarik kembali (Albizri, Appelbaum, & Rizzotto, 2019).
Penipuan dalam suatu organisasi adalah tanda klasik dari kepemimpinan
organisasi yang buruk. Tentang organisasi Sektor swasta terkenal karena perbedaan
kepentingan antara prinsipal dan agen. Masalah ini terjadi saat pemilik (principal)
mengotorisasi administrator (agen) untuk bertindak atas namanya. Hal ini pada dasarnya
disebabkan oleh perbedaan kepentingan dan asimetri informasi antara manajer dan
pemilik. Masalah ini dapat dihilangkan jika kedua belah pihak memiliki kepentingan
yang sama.
Dengan tujuan sebagai bentuk deteksi dini pada aktivitas penipuan, banyak upaya
yang dapat dilakukan dalam pencegahan penipuan pengendalian dan akuntansi
manajemen merujuk pada teori dan penelitian yang kredibel. Salah satu diantaranya
ialah pencegahan penipuan pengendalian dan akuntansi manajemen melalui praktik
manajemen risiko. Risiko merupakan ketidakpastian yang terkonseptual atau kegagalan
dalam mencapai tujuan yang disebabkan oleh kondisi yang saling berkaitan.
Landasan utama dalam mengaplikasikan program anti-fraud yang efektif pada
suatu organisasi melalui penilaian risiko secara komprehensif. Konsep dasar penilaian
risiko fraud adalah untuk menilai suatu insiden dan dampak risiko dari insiden yang
melaui identifikasi. Committee of Sponsoring Organizations from Threadway
Commission memberikan langkah strategis dalam proses menilai risiko fraud, antara
lain: a) Strukturisasi Organisasi, melalui Pembentukan tim penilai risiko yang
melingkupi tingkat manajemen yang sistematis; (b) Identifikasi, dalam mengidentifikasi
kemungkinan risiko kecurangan pada suatu organisasi, melalui penilaian risiko di
seluruh sektor organisasi dan risiko yang muncul dari ruang lingkup internal maupun
eksternal, mempertimbangkan berbagai macam kecurangan dan mempertimbangkan
kembali adanya pengendalian skala prioritas manajemen; c) Value, penilaian
kemungkinan dan dampak dari setiap risiko kecurangan yang teridentifikasi; (d)
Identifikasi menyeluruh, mulai dari mengidentifikasi karyawan dan departemen yang
memiliki potensi keterlibatan berdasarkan segitiga penipuan; d) mengidentifikasi
pengendalian dan meninjau keakuratannya; e) Revalue, menilai dan menanggapi
kembali sisa risiko penipuan; f) Kurasi, dokumentasi penilaian risiko kecurangan; (g)
peninjuan ulang, menilai kembali risiko penipuan bertahap (COSO, 2017). Teknik yang
Manajemen Risiko: Deteksi Kecurangan Melalui Strategi Anti Fraud
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1857
digunakan ialah Fraud Risk Assessment (FRA) agar dapat membedakan dan menilai
risiko yang diselaraskan dengan tujuan organisasi (Huber et al., 2015).
Manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, evaluasi, dan pengendalian
risiko yang mungkin terjadi dalam suatu organisasi, proyek, atau kegiatan. Tujuan dari
manajemen risiko adalah untuk mengurangi atau mengelola risiko-risiko tersebut
sehingga dampak negatifnya dapat diminimalkan, atau bahkan dihindari sepenuhnya.
Beberapa langkah dalam manajemen risiko meliputi; 1) Identifikasi Risiko, Identifikasi
risiko adalah langkah awal dalam manajemen risiko. Organisasi atau individu harus
mengidentifikasi semua potensi risiko yang dapat memengaruhi tujuan atau hasil yang
diinginkan. 2) Analisis Risiko, Setelah identifikasi risiko, langkah selanjutnya adalah
menganalisis risiko-risiko tersebut. Ini melibatkan penentuan seberapa besar dampak
dan seberapa besar kemungkinan risiko-risiko tersebut terjadi. 3) Evaluasi Risiko,
Evaluasi risiko melibatkan penilaian terhadap risiko-risiko yang telah diidentifikasi dan
dianalisis. Ini membantu dalam menentukan risiko mana yang harus diutamakan untuk
ditangani. 4) Pengendalian Risiko, Setelah evaluasi, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan strategi untuk mengendalikan atau mengurangi risiko. Ini bisa
melibatkan pengembangan tindakan-tindakan mitigasi risiko atau pembuatan rencana
darurat. 4) Monitoring dan Pengawasan, Manajemen risiko bukan hanya tentang
mengidentifikasi dan mengendalikan risiko, tetapi juga tentang memantau risiko-risiko
yang ada secara terus-menerus. Hal ini memungkinkan untuk menyesuaikan strategi
manajemen risiko seiring waktu. Manajemen risiko sangat penting dalam berbagai
kejadian, baik dalam keuangan, bisnis, proyek, dan bahkan pada kehidupan
bermasyarakat. Adanya penerapan proses manajemen risiko secara tepat, individu,
kelompok, hingga organisasi dapat memperoleh performa yang lebih baik dengan
mempersiapkan diri pada ketidakpastian dan meminimalisir dampak negatif yang
ditimbulkan akibat risiko-risiko yang tidak terduga.
METODE PENELITIAN
Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini ialah metode penelitian library
research atau kepustakaan, yakni metode penelitian yang mengkaji berbagai sumber
literatur dan tulisan yang memiliki keterkaitan erat dengan topik yang dibahas dalam
suatu penelitian (Baidan & Aziz, 2016) Baidan, N., & Aziz, E. (2016). Metodologi Khusus
Penelitian Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar., melalui pendekatan kualitatif yaitu adanya
penekanan pada proses analisis pemikiran secara deduktif dan induktif. Proses yang
saling terhubung antara fenomena yang diamati hingga sebab-akibat suatu hubungan,
dan selalu mengutamakan berfikir logis (logika ilmiah). Walaupun sumber data untuk
penelitian ini ialah sumber data sekunder yang tersusun atas artikel penelitian ilmiah
sebelumnya baik bentuk buku ataupun karya ilmiah lainnya yang mengandung
perspektif yang bervariatif namun data yang digunakan ialah data kualitatif yang
kredibilitasnya dapat dipertanggung jawabkan, kemudian dari karya tersebut bentuk
kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, diagram, gambar dan foto (Sugiyono, 2020)
yang himpun dalam satu sumber. Melihat adanya kesinambungan manajemen risiko
Tiwi Nabella
1858 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
secara makro dan berbagai ketidakpastian yang terintegrasi dengan perilaku sistem
hidrolik, kami mengikuti pendekatan empat langkah berdasarkan kerangka kerja
pengambilan keputusan multiguna yang solid. Tentu, kebijakan optimal yang pertama
kali diidentifikasi berdasarkan skenario referensi (yaitu nilai referensi input yang tidak
pasti), kemudian kinerja suatu kebijakan tersebut di bawah ketidakpastian melalui
pengujian tekanannya. Dan akhirnya, kekokohan politik di bawah ketidakpastian akan
di nilai atas sikap risiko tersebut. Tujuan adanya penelitian kualitatif multi kasus ini
ialah agar mengeksplorasi deteksi secara dini dan metode pencegahan pada deteksi dini
anti-fraud baik pada perusahaan swasta maupun pemerintah dengan menggunakan
kerangka kerja konseptual dari manajemen risiko. Sebagai simpulan yakni adanya
konsep manajemen risiko dalam penelitian ini yang terkonseptual bertujuan untuk
mencegah dan mendeteksi fraud, serta bagaimana perspektif para auditor dalam
mengembangkan model anti-fraud secara proaktif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, untuk mencegah kecurangan,
manajemen harus menerapkan proses pengelolaan sumber daya organisasi untuk
mengantisipasi potensi risiko yang dipertimbangkan secara proaktif untuk identifikasi,
pengukuran, dan pengelolaan. Dalam setiap aktivitas organisasi, selalu terdapat
ketidakpastian yang terkait dengan risiko, termasuk risiko kecurangan. Oleh karena itu,
manajemen harus mengambil tanggung jawab dalam mengelola risiko (Karyono, 2013).
Manajemen risiko dan pengendalian internal berkontribusi terhadap penerapan tata
kelola perusahaan yang baik (GCG) dan antara lain meningkatkan tingkat keberhasilan
pencapaian tujuan perusahaan. Tanpa manajemen risiko, sistem pengendalian internal
akan lemah. Di sisi lain, aspek pengendalian GCG kurang efektif tanpa adanya sistem
pengendalian internal.
Manajemen risiko dipandang sebagai bagian integral dari isu-isu internasional
yang lebih luas, sebagaimana dibuktikan dengan implikasi pajak dari penetapan harga
transfer internasional. Sungguh mengesankan bagaimana manajemen risiko mengubah
organisasi dan praktik manajemen administratif. Misalnya, Higher Education Funding
Council for England (HEFCE) dan yang terbaru adalah Quality Assurance Agency
(QAA) menggunakan peraturan berbasis risiko sebagai cara untuk memantau
manajemen pendidikan tinggi dan pengendalian internal. Higher Education Funding
Council for England (HEFCE) memberlakukan peraturan yang memaksa universitas-
universitas di Inggris untuk mengambil risiko. Universitas kini memiliki komite risiko
dan audit tingkat tinggi, “pemimpin risiko” serta sistem pemantauan dan pengendalian
untuk mengawasi proses manajemen risiko, hal yang belum pernah terjadi 14 tahun lalu.
Selain itu Putri, (2010) menyoroti pentingnya dan peran manajemen risiko dalam
audit internal suatu organisasi. Program manajemen risiko dimaksudkan untuk
meningkatkan kepercayaan terhadap pelaporan keuangan organisasi dan mengurangi
risiko audit. Menerapkan program manajemen risiko, serupa dengan penelitian
sebelumnya yang menggambarkan peran audit internal dalam memastikan manajemen
Manajemen Risiko: Deteksi Kecurangan Melalui Strategi Anti Fraud
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1859
risiko tetap terjaga. Auditor eksternal diberikan model risiko audit yang disesuaikan
berdasarkan manajemen risiko organisasi, yang intinya menyatakan bahwa manajemen
risiko adalah solusi terhadap krisis penipuan.
Artikel ini menyatukan artikel-artikel yang berkontribusi pada pembahasan topik
di atas dan hubungan antara manajemen risiko dan praktik akuntansi manajemen yang
curang dan manajemen tata kelola perusahaan. Meskipun terdapat berbagai artikel,
manajemen risiko telah beralih dari perspektif silo keuangan ke nilai risiko dan
turunannya, dan dari perspektif silo akuntansi ke penerbitan laporan keuangan, yang
merupakan perhatian utama perusahaan. sedang mengerjakan. Pengendalian
manajemen. Artikel-artikel ini membahas berbagai topik yang saling terkait dengan cara
yang berbeda, memperluas konsep manajemen risiko melampaui batas-batas literatur
akademis saat ini. Studi ini menunjukkan bahwa manajemen risiko tidak dapat dan tidak
boleh dianggap sebagai praktik organisasi yang terpisah dari konteks sosial dan
kelembagaan yang lebih luas di mana manajemen tersebut beroperasi. Objek risiko,
proses manajemen, dan desain sistem manajemen risiko memengaruhi praktik akuntansi
dan pengendalian manajemen.
Ini masih tentang penipuan akuntansi. memperluas penelitian penipuan untuk
menyelidiki perbedaan mendasar antara penipuan laporan keuangan perusahaan publik
dan swasta. Penyelidik yakin sumber data Association of Certified Fraud Examiners
(ACFE) tidak memiliki data yang tersedia untuk perusahaan swasta. (Fleming,
Hermanson, Kranacher, & Riley Jr, 2016) mengidentifikasi penipuan akuntansi sebagai
jenis penipuan yang paling mahal, dengan kerugian per insiden rata-rata $1 juta. Ada
juga kerusakan reputasi tambahan, seperti kebangkrutan dan hilangnya nilai pasar.
Temuan lain dari studi ini mencakup peningkatan pengawasan terhadap perusahaan
publik, dan menyarankan agar terus menggunakan metode pelaporan penipuan yang
tidak terlalu kentara, seperti tenggat waktu pelaporan yang berbeda. Dan persentase
tersebut kemungkinan akan terus meningkat seiring dengan perbaikan pengendalian
yang ada. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi kekhawatiran
mereka tentang perbedaan perlakuan antara perusahaan publik dan swasta (Fleming et
al., 2016)
Beberapa penelitian fokus pada tanggung jawab auditor. (TEME, 2013)
menunjukkan hubungan antara penipuan properti dan prosedur inspeksi. (TEME, 2013)
menjelaskan tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kesalahan dan kecurangan.
Auditor diharapkan dapat menyatakan pendapat dan kesimpulan mengenai keandalan
laporan keuangan. Selanjutnya peneliti telah mengidentifikasi keberadaan dan
karakteristik faktor keuangan yang menyebabkan perilaku fraud. Para peneliti menyebut
lingkungan ekonomi sebagai faktor utama pendorong penipuan. Misalnya, organisasi
berada di bawah tekanan untuk mencapai tujuan keuangan (TEME, 2013).
Mengenai persepsi pemeriksa, (Johnson, Kuhn, Apostolou, & Hassell, 2013)
menyelidiki penilaian risiko fraud auditor dalam kaitannya dengan sikap manajemen.
Para peneliti menguji apakah indikator narsisme dapat diidentifikasi sebagai indikator
peningkatan risiko. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara
Tiwi Nabella
1860 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
narsisme dan perselingkuhan, yang sejalan dengan perilaku yang diamati pada orang-
orang kafir saat ini. peneliti menilai kemampuan kognitif auditor kecurangan, artinya
Anda memerlukan penguji yang lebih lama dan berpengalaman. Studi ini juga
menyimpulkan bahwa narsisme eksekutif adalah perilaku yang dapat diamati dan
merekomendasikan perbaikan pedoman untuk menilai pelanggaran (Johnson et al.,
2013).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
Perlu digaris bawahi bahwa studi risiko dan manajemen risiko melampaui tingkat
kesehatan dan keselamatan, asuransi dan manajemen kredit, serta meluas ke bidang
keuangan (termasuk penghitungan nilai risiko dan penggunaan derivatif) dan akuntansi
(yang terutama difokuskan pada penyampaian laporan keuangan) menunjukkan bahwa
hal ini melampaui tingkat perlakuan terbatas mereka (disampaiakn dalam laporan
keuangan tahunan). Berasal dari bidang khusus seperti kesehatan dan keselamatan kerja,
asuransi, dan lindung nilai risiko keuangan dan kredit, hal ini telah berkembang menjadi
landasan tata kelola yang baik dan, melalui regulasi berbasis risiko, menjadi sumber
regulasi bagi perusahaan swasta dan sektor publik. Committee of Sponsoring
Organizations from Threadway Commission memberikan langkah strategis dalam
proses menilai risiko fraud, antara lain: a) Strukturisasi Organisasi, melalui
Pembentukan tim penilai risiko yang melingkupi tingkat manajemen yang sistematis;
(b) Identifikasi, dalam mengidentifikasi kemungkinan risiko kecurangan pada suatu
organisasi, melalui penilaian risiko di seluruh sektor organisasi dan risiko yang muncul
dari ruang lingkup internal maupun eksternal, mempertimbangkan berbagai macam
kecurangan dan mempertimbangkan kembali adanya pengendalian skala prioritas
manajemen; c) Value, penilaian kemungkinan dan dampak dari setiap risiko kecurangan
yang teridentifikasi; (d) Identifikasi menyeluruh, mulai dari mengidentifikasi karyawan
dan departemen yang memiliki potensi keterlibatan berdasarkan segitiga penipuan; d)
mengidentifikasi pengendalian dan meninjau keakuratannya; e) Revalue, menilai dan
menanggapi kembali sisa risiko penipuan; f) Kurasi, dokumentasi penilaian risiko
kecurangan; (g) peninjuan ulang, menilai kembali risiko penipuan bertahap (COSO,
2017)
BIBLIOGRAFI
Albasrawi, Waheed A. (2016). Early Miocene quantitative calcareous nannofossil
biostratigraphy from the tropical Atlantic.
Albizri, Abdullah, Appelbaum, Deniz, & Rizzotto, Nicholas. (2019). Evaluation of
financial statements fraud detection research: a multi-disciplinary analysis.
International Journal of Disclosure and Governance, 16(4), 206241.
Apostolou, Barbara, Dorminey, Jack W., Hassell, John M., & Watson, Stephanie F.
(2013). Accounting education literature review (20102012). Journal of
Accounting Education, 31(2), 107161.
Astuti, Chandra Ayu, & Chariri, Anis. (2015). Penentuan kerugian keuangan negara
Manajemen Risiko: Deteksi Kecurangan Melalui Strategi Anti Fraud
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1861
yang dilakukan oleh bpk dalam tindak pidana korupsi. Fakultas Ekonomika dan
Bisnis.
Baidan, Nashruddin, & Aziz, Erwati. (2016). Metodologi Khusus Penelitian Tafsir.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Enofe, A. O., Mgbame, C. J., Osa-Erhabor, V. E., & Ehiorobo, A. J. (2013). The role of
internal audit in effective management in public sector. Management, 4(6).
Fleming, A. Scott, Hermanson, Dana R., Kranacher, Mary Jo, & Riley Jr, Richard A.
(2016). Financial reporting fraud: Public and private companies. Journal of
Forensic Accounting Research, 1(1), A27A41.
Huber, Wolfgang, Carey, Vincent J., Gentleman, Robert, Anders, Simon, Carlson,
Marc, Carvalho, Benilton S., Bravo, Hector Corrada, Davis, Sean, Gatto, Laurent,
& Girke, Thomas. (2015). Orchestrating high-throughput genomic analysis with
Bioconductor. Nature Methods, 12(2), 115121.
Indriasvary, Cindy Dea, & Wijayati, Nureni. (2023). Perancangan key risk indicators
dalam manajemen risiko. Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 5(9),
35273533.
Johnson, Eric N., Kuhn, John R., Apostolou, Barbara A., & Hassell, John M. (2013).
Auditor perceptions of client narcissism as a fraud attitude risk factor. Auditing: A
Journal of Practice & Theory, 32(1), 203219.
Karyono, Karyono. (2013). Forensic fraud. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kumalasari, Magda, Subowo, Subowo, & Anisykurlillah, Indah. (2014). Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap luas pengungkapan manajemen risiko. Accounting
Analysis Journal, 3(1).
Muslich, Masnur. (2022). Pendidikan karakter: menjawab tantangan krisis
multidimensional. Bumi Aksara.
Putri, Ika Caya. (2010). Pengaruh penerapan manajemen risiko perbankan dan
penerapan audit Internal terhadap kebijakan pemberian kredit.
Setiawan, Ito, Sekarini, Aldistya Riesta, Waluyo, Retno, & Afiana, Fiby Nur. (2021).
Manajemen Risiko Sistem Informasi Menggunakan ISO 31000 dan Standar
Pengendalian ISO/EIC 27001 di Tripio Purwokerto. MATRIK: Jurnal Manajemen,
Teknik Informatika Dan Rekayasa Komputer, 20(2), 389396.
Simangunsong, Junita Orselia Arneta, & Susanti, Mila. (2022). Pendekatan Committee
Of Sponsoring Of Treadway Commision (COSO) PADA PT Z. Journal
Transformation of Mandalika, 3(4), 7886.
Situmorang, Christina V, Elisabeth, Duma Megaria, & Simanjuntak, Arthur. (2023).
Risiko Dan Manajemen Risiko Terhadap Kecurangan Pengendalian Dan Akuntansi
Manajemen. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Krisnadwipayana, 10(1), 10271032.
Sugiyono, P. D. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mix
Methods)(DI Sutopo (ed.). ALFABETA, CV.
Surjandari, Isti, Rachman, Amar, Purdianta, Dhini A., & Dhini, Arian. (2015). The
Batch Sheduling Model for Dynamic multiitem, Multilevel Production in an
assembly Job-Shop with Parrallel Machines. International Journal of Technology,
1, 8496.
TEME, EKONOMSKE. (2013). Audit procedures for disclosure of errors and fraud in
financial statements. EKONOMSKE TE EKONOMSKE TEME, 51(2), 355375.
Tickner, Peter. (2017). Fraud and corruption in public services. Routledge.
Tuanakotta, Theodorus M. (2010). Akuntansi forensik dan audit investigatif. Jakarta:
Salemba Empat, 431.
Tiwi Nabella
1862 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
Wijayantini, Bayu. (2012). Model pendekatan manajemen risiko. Jurnal Ekonomi
Akuntansi Dan Manajemen, 11(2).
Zimbelman, Mark F., Albrecht, Conan C., Albrecht, W. Steve, & Albrecht, Chad O.
(2014). Akuntansi Forensik (Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.
Copyright holder:
Tiwi Nabella (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: