How to cite:
Andreas Putra Pardamean Simarmata, Stimson Bernard Hutagalun (2024) Garam dan Terang:
Pemahaman Anggota Jemaat Tentang Center of Influence Untuk Mendorong Pertumbuhan Gereja
Berlandaskan Matius 5: 13, 14, (06) 04, https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i6.1227
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
GARAM DAN TERANG: PEMAHAMAN ANGGOTA JEMAAT TENTANG
CENTER OF INFLUENCE UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN GEREJA
BERLANDASKAN MATIUS 5: 13, 14”
Andreas Putra Pardamean Simarmata, Stimson Bernard Hutagalun
Universitas Advent Indonesia, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini menggunakan analisis literatur dan metode kuantitatif untuk menguji dan
memperdalam pemahaman anggota jemaat terhadap konsep garam dan terang (dunia)
yang terdapat dalam Matius 5:13, 14, dengan penekanan pada pembuatan dan
implementasi COI “Centers of Influence" untuk mendorong pertumbuhan gereja.
Analisis data dengan SPSS versi 25 meliputi pengujian kualitas, regresi, dan hipotesis.
Pengumpulan data dari 60 auditor di GMAHK Singosari Bandar Lampung dilakukan
dengan menggunakan kuesioner Google Form. Untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih mendalam tentang COI dan praktik terbaik di lingkungan gereja, analisis literatur
digunakan. Variabel Pemahaman Anggota Jemaat mempunyai tingkat signifikansi
sebesar 0,000, lebih rendah dari 0,05, berdasarkan temuan uji T parsial menunjukkan
berpengaruh signifikan terhadap penerapan COI dalam peleburan aktivitas sehari-hari.
Anggota jemaat yang memasukkan prinsip-prinsip etika ke dalam kehidupan sehari-hari
mereka tidak hanya mendapat manfaat secara pribadi, namun juga membantu gereja
secara keseluruhan berkembang dan bertahan lama.
Kata kunci: Anggota Jemaat; Gereja; Centers of Influence.
Abstract
This study uses literature analysis and quantitative methods to test and deepen
congregation members' understanding of the concepts of salt and light (of the world)
contained in Matthew 5:13, 14, with an emphasis on the creation and implementation of
COI "Centers of Influence" to encourage church growth. Data analysis with SPSS
version 25 involved quality, regression, and hypothesis testing. Data collection from 60
auditors at GMAHK Singosari Bandar Lampung was done using a Google Form
questionnaire. To get a deeper grasp of COI and best practices in the church setting,
literature analysis were employed. The variable Understanding of Congregation
Members has a significance level of 0.000, which is lower than 0.05, according to the
findings of the partial T-test, showing that it substantially effects the application of COI
in everyday activities fusion. Members of the congregation who incorporate ethical
principles into their everyday lives not only benefit personally, but also help the church
as a whole flourish and last.
Keywords: Congregation members; Church; Centers of Influence.
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 04, April 2024
Garam dan Terang: Pemahaman Anggota Jemaat Tentang Center of Influence Untuk
Mendorong Pertumbuhan Gereja Berlandaskan Matius 5: 13, 14
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1837
PENDAHULUAN
Gereja memegang peranan sentral dalam kehidupan umat Kristiani, namun
sebagai lembaga keagamaan, gereja juga berperan penting dalam memperkuat hubungan
individu dengan Tuhan dan sesama sebagai wadah spiritual dan komunitas umat
beriman (Simanjuntak, 2018; Tanyid, 2023). Izma Daud mengatakan: “Gereja adalah
komunitas beragam orang yang menjadi wadah manifestasi Tuhan di dunia. Umat
Kristen harus secara terbuka menyatakan iman mereka kepada Kristus dan berpartisipasi
aktif dalam Gereja. Di Gereja, mereka memperkuat iman mereka, mendukung orang
lain dan menerima bimbingan pastoral (Daud & Agustono, 2022)
Untuk mencapai visinya, anggota jemaat adalah pilar utama Gereja. Mereka
adalah wajah gereja, memperkuat kesatuan dalam keberagaman, saling mendukung,
membentuk komunitas cinta kasih, dan merupakan komponen kunci dari pertumbuhan
spiritual yang menginspirasi dan pengaruh positif gereja dalam masyarakat. Nustince
Maki berkata: “Setiap gereja ingin komunitasnya mengalami pertumbuhan rohani.
Sebagai organisasi yang berfungsi secara efektif, gereja juga menginginkan
pertumbuhan, perkembangan dan perkembangan.” (Maki, Pasande, Sopang, & Parinsi,
2021). Namun, untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan,
Gereja sebagai organisasi yang efektif harus mengambil langkah-langkah penting
(Tobing et al., 2023).
Tindakan krusial yang harus dilakukan adalah mempertimbangkan kembali
kesatuan setiap anggota gereja. Agustina Ruru menegaskan: “Gereja-gereja diundang
untuk merenungkan kembali struktur gereja mereka dan berupaya mencapai kesetaraan
dalam memberikan peran yang penuh kepada seluruh anggota, tanpa memandang jenis
kelamin, sehingga mereka dapat aktif berperan sesuai dengan bakat dan kemampuan
yang dimiliki masing-masing individu.” (Ruru, 2020) Janes Sinaga juga mendukung
dengan mengatakan: “Gereja yang mengalami pertumbuhan adalah gereja yang
menjadikan Penginjilan sebagai fokus utamanya. Semua hal ini memiliki dampak yang
signifikan terhadap perkembangan sebuah komunitas gereja. (Sinaga, Panjaitan, &
Sinambela, 2023) Tetapi pada realitasnya, ada gereja-gereja yang menghadapi
penurunan, yang bisa dilihat dari jumlah pertubuhan anggotanya yang semakin
melambat.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bilangan Research Center (BRC) Di
tingkat nasional, 58% dari jemaat dewasa mengalami perkembangan, sedangkan 42%
yang lain tidak mengalami perkembangan. Terdapat tujuh alasan utama yang dapat
diidentifikasi, yaitu: Migrasi dari gereja lain sebesar 45,7%, pertumbuhan alami melalui
kelahiran anak sebanyak 23,8%, perkawinan dengan penganut agama lain mencapai
11,7%, konversi dari agama lain sekitar 8,7%, migrasi karena alasan perpindahan
tempat tinggal sekitar 2,2%, penginjilan sekitar 1,7%, faktor-faktor lainnya
menyumbang sekitar 8,2%.
Faktor utama adalah migrasi dari gereja lain, yang mencapai sekitar 45,7% dan
diikuti kelahiran anak dengan 23,8% (Wulandari, 2022). Karena itu, dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan jemaat dewasa cenderung lebih berkaitan dengan faktor-faktor
Andreas Putra Pardamean Simarmata, Stimson Bernard Hutagalun
1838 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
seperti perpindahan dan perkembangan keluarga daripada upaya penginjilan yang
disengaja. Ini bukanlah perkembangan gereja di Indonesia yang memenuhi standar
gereja yang kuat.
Ketika pertumbuhan gereja lebih didorong oleh perpindahan dan perkembangan
keluarga daripada usaha penginjilan yang disengaja, hal ini dapat menimbulkan
pertanyaan tentang keberlanjutan pertumbuhan jangka panjang dan dampaknya terhadap
kualitas spiritual masyarakat gereja. Gereja yang penginjilannya tidak membawa
pertmbuhan jemaat akan membuat anggotanya menjadi kurang bersemangat ibadah dan
meninggalkan gerejanya. Frederik juga mendukung dengan mengatakan: “Disimpulkan
bahwa, meskipun gereja-gereja tetap buka, kursi-kursinya tetap kosong. Dengan kata
lain, penurunan jumlah anggota menunjukkan perlunya penutupan gereja, namun pihak
berwenang memilih untuk tetap mempertahankan sebagian besar kursi yang kosong
(Labuschagne & Steenkamp, 2023).
Kualitas yang kerohanian yang tidak baik akibat kurangnya pertumbuhan juga
akan berdampak pada ketidak tercapaiannya amanat Agung dari Yesus untuk memiliki
pemikiran penginjilan, seperti yang dikatakan Kasiatin, “Gereja harus berjuang untuk
pertumbuhan yang berkesinambungan, baik dalam hal keanggotaannya maupun dalam
rahmat dan pengertian Tuhannya (Widianto, Permana, & Juanda, 2019).
Dalam menghadapi tantangan kurangnya pertumbuhan gereja, penekanan pada
peran gereja sebagai pusat pengaruh dalam masyarakat dapat menjadi fondasi yang kuat
untuk memperbaiki dinamika tersebut. Menjadi Center of Influence akan membantu
gereja untuk mengabarkan injil kepada orang lain lebih mudah seperti yang dikatakan
Anik: “Seorang influencer adalah individu yang memegang peran sebagai pembuat
pengaruh karena pandangan, saran, atau pendapatnya memiliki kemampuan untuk
memengaruhi keputusan pembeli. (Yuliati & Huda, 2022)
Peran gereja sebagai CoI menantang norma-norma konvensional dengan
memanfaatkan pengaruhnya untuk membentuk pola pikir dan nilai-nilai yang bersifat
lebih inklusif. Namun, kesuksesan dalam mengemban peran ini sangat tergantung pada
pemahaman yang mendalam tentang apa sebenarnya arti menjadi CoI. Kurangnya
pemahaman ini dapat menghambat upaya gereja dalam mengoptimalkan potensi sebagai
agen perubahan positif. Oleh karena itu, Penulis merumuskan beberapa masalah yang
menjadi fokus penelitian ini adalah Seberapa baik pemahaman anggota jemaat terhadap
konsep COI dalam konteks pertumbuhan gereja. Bagaimana anggota jemaat
menafsirkan korelasi COI dengan metafora “garam” dan “terang” yang digunakan.
Sejauh mana anggota jemaat menerapkan COI pada aktivitas sehari-hari untuk
menjangkau masyarakat.
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian kuantitatif dan teknik studi literatur digunakan dalam
penelitian ini (Sugiyono, 2017). Data dari populasi auditor dikumpulkan dan dianalisis
secara kuantitatif kaitannya dengan perkembangan COI gereja. Sampel terdiri dari 60
auditor yang dipilih secara acak di GMAHK Singosari Bandar Lampung, dengan
Garam dan Terang: Pemahaman Anggota Jemaat Tentang Center of Influence Untuk
Mendorong Pertumbuhan Gereja Berlandaskan Matius 5: 13, 14
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1839
pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan melalui tautan Google
Formulir.
Dengan menggunakan SPSS versi 25, analisis data meliputi pengujian kualitas
data, pengujian asumsi klasik, pengujian regresi berganda, pengujian koefisien
determinasi, dan pengujian hipotesis (Hadi Ismanto & Pebruary, 2021). Selain itu,
pemahaman yang lebih baik tentang ide COI dan praktik terbaik dalam pertumbuhannya
di lingkungan gereja dicapai melalui penggunaan metode penelitian literatur. Hal ini
dimaksudkan agar dengan menggabungkan kedua pendekatan ini, topik yang diteliti
dapat dipahami secara utuh dan mendapatkan solusi yang sesuai (Ghozali, 2013).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik deskriptif, pengujian reliabilitas, asumsi klasik, pengujian R square,
pengujian T parsial, dan pengujian F simultan menjadi topik utama temuan dan
pembahasan penelitian ini.
Tabel 1. Statisitik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Mean
Std. Deviation
Pemahaman Anggota Jemaat
60
5
22.05
4.139
Penerapan COI
60
5
20.92
3.761
Valid N (listwise)
60
Dari statistik di atas dapat diamati bahwa total 60 sampel data (N) dari anggota
jemaat digunakan dalam penelitian ini. Nilai minimum responden untuk variabel
“Pemahaman Anggota Jemaat” adalah 5 dan nilai maksimum adalah 25. Rata-rata dan
standar deviasi “Pemahaman Anggota Jemaat” sampel masing-masing sebesar 22,05
dan 4,139. Variabel "Implementasi COI" menampilkan rentang nilai respons minimal 5
dan tertinggi 25. Rata-rata dan deviasi standar “Implementasi COI” dari sampel ini
masing-masing sebesar 20,92 dan 3,761.
Table 2. Pengujian Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.962
10
Cronbach’s Alpha sebesar 0,962 berdasarkan temuan uji reliabilitas variabel
Kualitas Audit (Y) yang ditampilkan pada Tabel 2. Mengingat besarnya nilai reliabilitas
yang jauh lebih tinggi dari nilai ambang batas sebesar 0,60, maka dapat dikatakan
bahwa seluruh klaim pada variabel Y dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Andreas Putra Pardamean Simarmata, Stimson Bernard Hutagalun
1840 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
Tabel 3. Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
60
Normal Parameters
a,b
Mean
.0000000
Std. Deviation
1.28473048
Most Extreme Differences
Absolute
.103
Positive
.058
Negative
-.103
Test Statistic
.103
Asymp. Sig. (2-tailed)
.180
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Berdasarkan temuan uji reliabilitas pada Tabel 3 untuk variabel Kualitas Audit
(Y), Cronbach’s Alpha sebesar 0,962. Dapat disimpulkan bahwa seluruh klaim pada
variabel Y dapat diandalkan atau dapat diandalkan dengan peringkat ketergantungan
sebesar ini, jauh melampaui nilai ambang batas sebesar 0,60.
Tabel 4. Pengujian Multikolinearitas
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
B
Std. Error
Beta
B
Std.
Error
(Constant)
2.086
.914
2.086
.914
Pemahaman
Anggota Jemaat
.854
.041
.940
.854
.041
a. Dependent Variable: Penerapan COI
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas penulis, tidak terdapat permasalahan
multikolinearitas yang cukup besar antar variabel model jika nilai toleransi lebih besar
dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Terlihat dari tabel sebelumnya nilai VIF
sebesar 1,000 , yang jelas lebih rendah dari 10, dan angka toleransi Pemahaman
Anggota Jemaat adalah 1.000, yang jelas lebih dari 0,1. Hasilnya, uji multikolinearitas
dapat dikatakan tidak menimbulkan masalah pada data penelitian.
Tabel 5. Pengujian Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
.670
.564
1.188
.240
Pemahaman
Anggota Jemaat
.015
.025
.078
.595
.554
a. Dependent Variable: RES_2
Skor signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak ada kekhawatiran
menurut uji heteroskedastisitas. Terlihat dari tabel di atas bahwa pemahaman anggota
jamaah mempunyai nilai signifikan sebesar 0,554, tentunya lebih tinggi dari 0,05.
Garam dan Terang: Pemahaman Anggota Jemaat Tentang Center of Influence Untuk
Mendorong Pertumbuhan Gereja Berlandaskan Matius 5: 13, 14
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1841
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa angka tersebut menunjukkan tidak adanya
heteroskedastisitas pada pengetahuan anggota jemaat.
Tabel 6. Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.940
a
.883
.881
1.296
a. Predictors: (Constant), Pemahaman Anggota Jemaat
Dengan koefisien determinasi (R-squared) sebesar 0,883, variabel independen
dalam model regresi menyumbang sekitar 88,3% variabilitas variabel dependen.
Dengan kata lain, faktor-faktor dalam model ini menyumbang sekitar 88,3% variasi
dalam Pemahaman Anggota Jemaat. Nilai R-kuadrat yang tinggi menunjukkan bahwa
model regresi memiliki kemampuan yang baik untuk menjelaskan variasi dalam data.
Tabel 7. Uji T (parsial)
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
ig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
2.086
.914
2.282
026
Pemahaman Anggota
Jemaat
.854
.041
.940
20.954
000
a. Dependent Variable: Penerapan COI
Untuk variabel Pemahaman Anggota Jemaat diperoleh nilai t-statistik sebesar
20,954. Untuk suatu variabel tertentu, koefisien regresinya berbeda jauh dari nol jika
nilai signifikansinya lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditentukan yaitu
0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel dependen dipengaruhi secara signifikan oleh
pemahaman jemaat karena nilai signifikansinya (0,000) kurang dari 0,05.
Tabel 8. Uji F (simultan)
ANOVA
a
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
737.202
1
737.202
439.075
.000
b
Residual
97.381
58
1.679
Total
834.583
59
a. Dependent Variable: Penerapan COI
b. Predictors: (Constant), Pemahaman Anggota Jemaat
Dengan menggunakan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai F hitung
sebesar 439,075 yang jauh lebih besar dari nilai krusial F tabel sebesar 3,98 (α=5%,
df1=1, df2=58), maka dapat dikatakan bahwa anggota jemaah Pemahaman memiliki
dampak besar pada bagaimana COI diterapkan.
Pemahaman Anggota Jemaat terhadap Konsep COI dalam Konteks Pertumbuhan
Gereja
Variabel Pemahaman Anggota Jemaat mempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,000 lebih rendah dari 0,05 setelah dilakukan uji T parsial. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel tersebut berpengaruh kuat terhadap penerapan COI dalam aktivitas sehari-hari.
Andreas Putra Pardamean Simarmata, Stimson Bernard Hutagalun
1842 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
Kesimpulan ini sejalan dengan temuan penelitian lain yang menunjukkan pentingnya
pemahaman anggota jemaat terhadap gagasan menjadi pusat pengaruh dalam konteks
perluasan gereja (Sinaga et al., 2023).
Anggota Jemaat Menafsirkan Korelasi COI dengan Metafora “Garam dan
“Terang” yang digunakan
Temuan ini menunjukkan hubungan yang kuat antara pemahaman anggota jemaat
tentang COI dan penerapan metafora “Garam” dan “Cahaya” dalam Injil. Metafora ini
mungkin digunakan oleh anggota jemaat untuk memperkuat pemahaman mereka
tentang COI dan menjadikannya relevan dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Penelitian terdahulu oleh Georgiev et al., (2022) juga menemukan hubungan serupa
antara COI dan metafora tersebut, menegaskan keberlanjutan temuan ini dalam berbagai
konteks budaya dan agama.
Anggota Jemaat menerapkan COI pada Aktivitas Sehari-Hari untuk Menjangkau
Masyarakat
Temuan penelitian menunjukkan bahwa anggota jemaat tidak hanya memahami
COI secara konseptual, tetapi juga mampu menerapkannya dalam tindakan sehari-hari.
Tindakan konkret penerapan COI seperti memberikan bantuan kepada sesama dengan
integritas, bertindak jujur dalam setiap interaksi, dan menunjukkan sikap saling
menghargai dan menghormati merupakan bukti dari kesadaran dan komitmen anggota
jemaat terhadap nilai-nilai etika. Pembahasan tentang contoh-contoh penerapan COI di
tengah-tengah diskusi memperkuat pemahaman tentang bagaimana prinsip-prinsip etika
dapat diimplementasikan dalam tindakan nyata di masyarakat, memotivasi anggota
jemaat untuk bertindak secara positif dan memberikan kontribusi yang bermakna dalam
lingkungan mereka.
KESIMPULAN
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman anggota jemaat tentang
hubungan COI dan metafora “garam” dan “cahaya” yang diterapkan untuk
mengintegrasikan COI ke dalam kegiatan penjangkauan masyarakat rutin berkorelasi
positif. Temuan ini tidak hanya menegaskan pentingnya pemahaman yang kuat tentang
nilai-nilai etika dalam praktik keagamaan, tetapi juga mengindikasikan bahwa
penerapan nilai-nilai tersebut dapat mendorong pertumbuhan Gereja. Oleh karena itu,
integrasi nilai-nilai etika dalam aktivitas sehari-hari anggota jemaat bukan hanya
memberikan dampak positif secara individual, tetapi juga berkontribusi pada
pertumbuhan dan keberlanjutan gereja secara keseluruhan
BIBLIOGRAFI
Daud, I., & Agustono, Kadek. (2022). Gereja Dalam Gerakan Misi Di Indonesia. Jurnal
Teologi Kontekstual Indonesia, 2(2), 115.
Georgiev, Boris, Pesce, Dominic W., Broderick, Avery E., Wong, George N., Dhruv,
Vedant, Wielgus, Maciek, Gammie, Charles F., Chan, Chi kwan, Chatterjee,
Koushik, & Emami, Razieh. (2022). A universal power-law prescription for
Garam dan Terang: Pemahaman Anggota Jemaat Tentang Center of Influence Untuk
Mendorong Pertumbuhan Gereja Berlandaskan Matius 5: 13, 14
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1843
variability from synthetic images of black hole accretion flows. The Astrophysical
Journal Letters, 930(2), L20.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadi Ismanto, S. E., & Pebruary, Silviana. (2021). Aplikasi SPSS dan Eviews dalam
analisis data penelitian. Deepublish.
Labuschagne, Frederick J., & Steenkamp, Petrus L. (2023). Observing systemic
conflict: The emotional affect on pastors in the Netherdutch Reformed Church of
Africa. HTS Theological Studies, 79(1), 19.
Maki, Nustince, Pasande, Purnama, Sopang, Oskar, & Parinsi, Niel. (2021). Peranan
Kelompok Sel Terhadap Pertumbuhan Gereja Home Community Church (Hcc) Di
Jemaat Palu. BONAFIDE: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 2(2), 266281.
Ruru, Agustina. (2020). Implementasi peran perempuan dalam pelayanan Gereja.
Simanjuntak, Junihot M. (2018). Belajar sebagai identitas dan tugas gereja. Jurnal
Jaffray, 16(1), 124.
Sinaga, Janes, Panjaitan, Deddy, & Sinambela, Juita Lusiana. (2023). Penginjilan Dan
Pertumbuhan Gereja Di Provinsi Yogyakarta. Alucio Dei, 7(1).
Sugiyono. (2017). metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r & d. 380.
Tanyid, Maidiantius. (2023). Peran Gereja Dalam Akreditasi Perguruan Tinggi Teologi.
Proceeding National Conference of Christian Education and Theology, 1(1), 118.
Tobing, Grace Na Anantha Lumban, Simatupang, Rike Yohana, Regar, Rame Syahputri
Br, Simamora, Kasih Natalouis, Pasaribu, Nata Nael, Pardede, Rizky Januaris, &
Manullang, Megawati. (2023). Pentingnya Peranan Roh Kudus Terhadap Pendirian
Jemaat. Jurnal Teologi Injili Dan Pendidikan Agama, 1(3), 1827.
Widianto, Kasiatin, Permana, Surja, & Juanda, Juanda. (2019). The Effect of Church
Community Development and Pastoral Services on The Growth of The
Congregation of The Bethel Indonesia Church, Family Blessing Surabaya.
Theological Journal Kerugma, 2(2), 121.
Wulandari, Wahyoe Rita. (2022). Kunci Pertumbuhan Gereja di Indonesia yang
Berbasis Data dari Perspektif Evangelikal dan Tinjauan Kritis Atasnya. Jurnal
Sosial Teknologi, 2(3), 295305.
Yuliati, Anik, & Huda, Syamsul. (2022). Analysis of Influencer’s Influence As Digital
Marketing. Eduvest-Journal of Universal Studies, 2(11), 22882294.
Copyright holder:
Andreas Putra Pardamean Simarmata, Stimson Bernard Hutagalun (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: