Garam dan Terang: Pemahaman Anggota Jemaat Tentang Center of Influence Untuk
Mendorong Pertumbuhan Gereja Berlandaskan Matius 5: 13, 14
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1837
PENDAHULUAN
Gereja memegang peranan sentral dalam kehidupan umat Kristiani, namun
sebagai lembaga keagamaan, gereja juga berperan penting dalam memperkuat hubungan
individu dengan Tuhan dan sesama sebagai wadah spiritual dan komunitas umat
beriman (Simanjuntak, 2018; Tanyid, 2023). Izma Daud mengatakan: “Gereja adalah
komunitas beragam orang yang menjadi wadah manifestasi Tuhan di dunia. Umat
Kristen harus secara terbuka menyatakan iman mereka kepada Kristus dan berpartisipasi
aktif dalam Gereja. Di Gereja, mereka memperkuat iman mereka, mendukung orang
lain dan menerima bimbingan pastoral (Daud & Agustono, 2022)
Untuk mencapai visinya, anggota jemaat adalah pilar utama Gereja. Mereka
adalah wajah gereja, memperkuat kesatuan dalam keberagaman, saling mendukung,
membentuk komunitas cinta kasih, dan merupakan komponen kunci dari pertumbuhan
spiritual yang menginspirasi dan pengaruh positif gereja dalam masyarakat. Nustince
Maki berkata: “Setiap gereja ingin komunitasnya mengalami pertumbuhan rohani.
Sebagai organisasi yang berfungsi secara efektif, gereja juga menginginkan
pertumbuhan, perkembangan dan perkembangan.” (Maki, Pasande, Sopang, & Parinsi,
2021). Namun, untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan,
Gereja sebagai organisasi yang efektif harus mengambil langkah-langkah penting
(Tobing et al., 2023).
Tindakan krusial yang harus dilakukan adalah mempertimbangkan kembali
kesatuan setiap anggota gereja. Agustina Ruru menegaskan: “Gereja-gereja diundang
untuk merenungkan kembali struktur gereja mereka dan berupaya mencapai kesetaraan
dalam memberikan peran yang penuh kepada seluruh anggota, tanpa memandang jenis
kelamin, sehingga mereka dapat aktif berperan sesuai dengan bakat dan kemampuan
yang dimiliki masing-masing individu.” (Ruru, 2020) Janes Sinaga juga mendukung
dengan mengatakan: “Gereja yang mengalami pertumbuhan adalah gereja yang
menjadikan Penginjilan sebagai fokus utamanya. Semua hal ini memiliki dampak yang
signifikan terhadap perkembangan sebuah komunitas gereja. (Sinaga, Panjaitan, &
Sinambela, 2023)” Tetapi pada realitasnya, ada gereja-gereja yang menghadapi
penurunan, yang bisa dilihat dari jumlah pertubuhan anggotanya yang semakin
melambat.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bilangan Research Center (BRC) Di
tingkat nasional, 58% dari jemaat dewasa mengalami perkembangan, sedangkan 42%
yang lain tidak mengalami perkembangan. Terdapat tujuh alasan utama yang dapat
diidentifikasi, yaitu: Migrasi dari gereja lain sebesar 45,7%, pertumbuhan alami melalui
kelahiran anak sebanyak 23,8%, perkawinan dengan penganut agama lain mencapai
11,7%, konversi dari agama lain sekitar 8,7%, migrasi karena alasan perpindahan
tempat tinggal sekitar 2,2%, penginjilan sekitar 1,7%, faktor-faktor lainnya
menyumbang sekitar 8,2%.
Faktor utama adalah migrasi dari gereja lain, yang mencapai sekitar 45,7% dan
diikuti kelahiran anak dengan 23,8% (Wulandari, 2022). Karena itu, dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan jemaat dewasa cenderung lebih berkaitan dengan faktor-faktor