How to cite:
Fitria Surya Madina Nasution (2024) Eksplorasi Psikososial: Dampak Harga Diri dan Kualitas
Pertemanan terhadap Kepuasan Hidup pada Volunteer di Surabaya, (06) 04,
https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i6.1227
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
EKSPLORASI PSIKOSOSIAL: DAMPAK HARGA DIRI DAN KUALITAS
PERTEMANAN TERHADAP KEPUASAN HIDUP PADA VOLUNTEER DI
SURABAYA
Fitria Surya Madina Nasution
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia
Abstrak
Tingginya kepuasan hidup pada volunteer sangat dibutuhkan agar dapat meningkatkan
kesehatan mental, hubungan sosial yang suportif, serta mampu mengembangkan dirinya
sebagai pribadi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
harga diri, kualitas pertemanan dengan kepuasan hidup pada volunteer. Subjek
penelitian sebanyak 210 volunteer di Kota Surabaya dengan teknik accidental sampling.
Metode yang digunakan adalah kuantiatif korelasional dengan teknik analisis regresi
linier berganda. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan, yaitu The Satisfaction with Life
Scale (SWLS), the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), dan the McGill Friendship
Questionnaire-Friend’s Functions (MFQ-FF). Hasil penelitian menunjukkan harga diri
berhubungan positif dengan kepuasan hidup. Kualitas pertemanan memberikan
kontribusi secara signifikan dalam pembentukan kepuasan hidup. Harga diri dan
kualitas pertemanan scara bersama memberikan kontribusi terhadap kepuasan hidup
secara signifikan. Kesimpulan menunjukkan harga diri dan kualitas pertemanan yang
tinggi, akan meningkatkan kepuasan hidup. Demikian pula dengan rendahnya harga diri
dan kualitas pertemanan, akan menurunkan kepuasan hidup pada volunteer.
Kata kunci: kepuasan hidup, harga diri, kualitas pertemanan, volunteer
Abstract
The high life satisfaction of volunteers is crucial for improving mental health, fostering
supportive social relationships, and enabling personal development. This research aims
to explore the relationship between self-esteem, friendship quality, and life satisfaction
among volunteers. The study involved 210 volunteers in Surabaya and used the
accidental sampling technique. The method employed was quantitative correlational
research with multiple linear regression analysis. Three measurement tools were used,
namely the Satisfaction with Life Scale (SWLS), the Rosenberg Self-Esteem Scale
(RSES), dan the McGill Friendship Questionnaire-Friend’s Functions (MFQ-FF). The
research results indicate a positive correlation between self-esteem and life satisfaction.
Friendship quality significantly contributes to the formation of life satisfaction. Both
self-esteem and friendship quality together contribute significantly to life satisfaction. In
conclusion, higher self-esteem and friendship quality enhance life satisfaction, while
lower self-esteem and friendship quality diminish life satisfaction among volunteers.
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 04, April 2024
Fitria Surya Madina Nasution
1638 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
Keywords: life satisfaction, self-esteem, friendship quality, volunteers
PENDAHULUAN
Kepuasan hidup merupakan hal yang sangat penting bagi volunteer. Penelitian
membuktikan bahwa semakin lama individu meluangkan waktu dalam kegiatan
sukarelawan, maka individu akan merasakan kesejahteraan dan kepuasan dalam hidup
(Hansen, Aartsen, Slagsvold, & Deindl, 2018; Thoits & Hewitt, 2001). Anggota
volunteer dinilai mempunyai kesempatan dalam menikmati hidup serta mempunyai
kepuasan hidup yang baik. Sementara individu yang tidak mengikuti kegiatan relawan
mempunyai peluang lebih kecil dalam melanjutkan hubungan pernikahan, harga diri
rendah, serta adanya keterbatasan dalam kondisi kesehatan (Huo & Kim, 2022).
Sehingga, individu sebagai volunteer seharusnya mempunyai kepuasan hidup yang baik.
Di Indonesia, mulai Agustus 2019 sebanyak 100.000 partisipan bergabung
sebagai volunteer, mayoritas berusia 18 sampai 25 tahun dengan kepuasan hidup tinggi
(Isra Wahyuni, 2017). Hal ini, membuat individu merasa bahwa waktu luang dapat
memberikan manfaat, menambah pertemanan, meningkatkan harga diri serta optimisme
(Risnawaty, 2023). Kegiatan kerelawanan didorong oleh nilai moral atau harapan
tertentu dari individu. Harapan akan adanya manfaat dalam kegiatan tersebut dijadikan
sebuah motivasi sebagai volunteer. Harapan yang sejalan dengan program kerelawanan
mampu menawarkan dukungan yang sangat berharga dalam meningkatkan kepuasan
hidup, harga diri, penurunan gejala depresi, serta meningkatkan kualitas pertemanan
(Gil-Lacruz, Saz-Gil, & Gil-Lacruz, 2019). Jiang, Xie, Zhou, & Sornette, (2019)
menunjukkan bahwa volunteer seharusnya mempunyai tingkat kepuasan hidup yang
tinggi sehingga mampu memberikan sumber daya tambahan bagi individu tersebut,
seperti harga diri, kebahagiaan, dan rendahnya perasaan negatif saat melaksanakan
kegiatan volunteer.
Kepuasan hidup merupakan bagian subjective well-being, kepuasan hidup adalah
penilaian yang memuaskan bagi individu secara kognitif pada hal-hal yang telah
dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan individu dalam kehidupannya. Bagi
setiap individu kepuasan hidup mempunyai makna, pengalaman, dan nilai yang khas
(Da Jiang, Hosking, Burns, & Anstey, 2019). Kepuasan hidup dianggap sebagai
keadaan individu yang sejahtera, dengan kepuasan hati yang menyenangkan akibat
adanya harapan dan kebutuhan tertentu bagi individu tersebut yang sudah terpenuhi
(Hurlock, 1997). Penilaian pada kehidupan individu dianggap bersifat personal, karena
didasarkan pada pengalaman hidup diri sendiri yang bersifat subjektif, seperti pekerjaan,
spiritualitas, kesehatan, dan pendapatan (Eka Wahyuni & Maulida, 2019).
Kepuasan hidup yang tinggi mampu menumbuhkan nilai kebermaknaan dan
memberikan hubungan sosial yang suportif dalam kehidupan bagi individu. Di samping
itu, individu dengan tujuan hidup yang bermakna serta mampu mencapainya selama
kehidupan merupakan individu yang mempunyai nilai penting dan kebermaknaan bagi
kehidupan sosialnya (Eka Wahyuni & Maulida, 2019). Sehingga, volunteer dengan
kepuasan hidup yang baik mampu meningkatkan kualitas kesehatan mentalnya. Tingkat
Eksplorasi Psikososial: Dampak Harga Diri dan Kualitas Pertemanan terhadap
Kepuasan Hidup pada Volunteer di Surabaya
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1639
kesehatan mental mencakup keterlibatan sosial dalam bentuk perilaku memberikan
bantuan dan ikut serta pada suatu bentuk aktivitas (Da Jiang et al., 2019). Individu yang
memberikan pertolongan akan memunculkan perasaan positif pada diri sendiri.
Sehingga, hal ini memberikan perasaan lebih bahagia serta mampu menghargai dirinya
sendiri (Usman, 2017).
Chiang et al., (2016) mengungkap penilaian kepuasan dalam hidup juga diukur
melalui tingginya tingkat harga diri individu. Tsermentseli, (2022) dalam penelitiannya
mengkonfirmasi adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dan kualitas hidup,
bahwa individu pada rentang usia 18 sampai 45 tahun dengan tingkat harga diri tinggi
secara signifikan berhubungan dengan kepuasan hidup. Salah satu faktor penilaian akan
kehidupan yang memuaskan didasari oleh tingkat harga diri yang tinggi (Kaparang &
Himawan, 2022; Raboteg-Saric & Sakic, 2014). Hal ini juga disetujui oleh (Diener &
Ryan, 2009; Zhi Qiang Jiang et al., 2019) bahwa harga diri memberikan pengaruh
penuh dalam pembentukan kepuasan hidup.
Rosenberg (1965) menjelaskan harga diri sebagai cara individu memandang
dirinya sendiri secara menyeluruh yang berhubungan dengan kecakapan sosial,
penampilan fisik, dan kemampuan akademik. Harga diri didasarkan pada sebuah
evaluasi diri sendiri secara positif maupun negatif. Tingginya harga diri pada individu
mampu meningkatkan kecenderungan dalam mencintai diri sendiri, penilaian yang
positif tersebut sebagian besar didasarkan pada pengalaman khusus. Dalam
penelitiannya, Tiwari, Singh, Lindinger-Sternart, & Patel, (2018) mengkonfirmasi
adanya hubungan antara harga diri dan kepuasan hidup, dimana tingkat harga diri yang
tinggi mampu mencerminkan tingkat kepuasan hidup pada individu, hal ini juga berlaku
sebaliknya.
Di samping harga diri, prediktor lain yang dianggap berhubungan dengan
kepuasan hidup adalah kualiatas pertemanan (Kaparang & Himawan, 2022).
Kecenderungan individu dalam memperluas hubungan sosial yang lebih dekat serta
mampu memberikan dukungan sosial dengan individu lain disekitarnya akan
meningkatkan kepuasan hidup yang tinggi pada individu tersebut (Diener & Ryan,
2009; Langgersari Elsari Novianti, Wungu, & Purba, 2020). Kualitas pertemanan
merupakan sebuah proses dalam penerapan fungsi dari persahabatan, yaitu keintiman,
hubungan pertemanan, saling mendukung dan menolong, adanya rasa aman secara
emosional, serta pengakuan diri. Kualitas pertemanan berkaitan dengan pembentukan
dan sosialisasi individu dengan teman sebaya dalam kehidupan sosial (Matitaputty &
Rozali, 2021).
Kondisi kepuasan hidup yang rendah cenderung akan merasakan emosi negatif,
harga diri rendah, tidak bahagia, tidak percaya diri serta tidak mampu melakukan
penyesuaian pada diri sendiri dan sosial (Raharjo & Sumargi, 2018). Rendahnya
kepuasan hidup dapat disebabkan oleh ketegangan emosi yang dialami oleh individu
tersebut akan menumbuhkan perasaan tidak puas dengan kehidupannya. Individu yang
tidak mampu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi akan menimbulkan emosi
yang tidak menyenangkan (Khairudin & Mukhlis, 2019). Dalam penelitian terdahulu,
Fitria Surya Madina Nasution
1640 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
berfokus pada keterkaitan antara harga diri dan kualitas pertemanan dengan kepuasan
hidup secara terpisah, namun penelitian ini akan melihat apakah terdapat hubungan pada
kedua variabel tersebut dalam pembentukan kepuasan hidup volunteer. Hasil penelitian
diharapkan dapat menjadi bahan kajian terkait informasi yang dapat melatarbelakangi
kepuasan hidup pada volunteer.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif korelasional. Populasi dalam
penelitian ini adalah volunteer di Kota Surabaya dan berusia 18 sampai 25 tahun dengan
infinite population. Teknik dalam pengambilan sampel yang digunakan adalah
accidental sampling. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui tautan Google Formulir
secara daring, hal ini dilakukan agar siapa saja yang mendapatkan tautan tersebut
dengan kriteria yang sesuai serta bersedia menjadi partisipan, akan dijadikan sebagai
sampel penelitian. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 210 volunteer di Kota
Surabaya. Adapun kriteria sampel penelitian adalah volunteer secara sukarela tanpa
insentif atau uang saku, minimal mengikuti program atau kegiatan volunteer selama
kurang lebih satu tahun, bertempat tinggal di Kota Surabaya dan berusia 18 sampai 25
tahun.
Skala yang digunakan adalah skala likert dengan empat alternatif jawaban, yaitu
SS (Sangat Sesuai = 4) dan STS (Sangat Tidak Sesuai = 1). Instrumen yang digunakan
merupakan hasil adaptasi yang tata bahasanya telah disesuaikan oleh peneliti. Alat ukur
yang digunakan telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas, sehingga diperoleh
jumlah aitem valid dan reliabel sebanyak 45 aitem. The Satisfaction with Life Scale
(SWLS) milik Diener et al. (1985) dengan nilai Cronbach’s α = 0.748. Selanjutnya,
skala milik Rosenberg (1965), the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dengan nilai
Cronbach’s α = 0.866. Serta skala milik Mendelson dan Aboud (2012), McGill
Friendship Questionnaire-Friend’s Functions (MFQ-FF) dengan nilai Cronbach’s α =
0.941. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda serta tiga uji
asumsi sebagai prasyarat dalam analisis regresi linier berganda yaitu uji normalitas, uji
multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diketahui bahwa sampel volunteer yang berpartisipasi dalam penelitian ini
sebanyak 210 partisipan. Mayoritas partisipan berjenis kelamin perempuan sebanyak
144 partisipan (68.6%) dengan rentang usia 20-22 tahun sebanyak 159 partisipan
(75.5%), serta sebanyak 191 partisipan (91%) merupakan pelajar atau mahasiswa.
Terdapat tiga fokus bidang relawan dalam penelitian ini, yaitu pendidikan, sosial, dan
kreatif. Jumlah partisipan terbanyak berada di bidang sosial yaitu 99 partisipan (47.1%).
Sampel penelitian ini berada dalam kurun waktu mengikuti kegiatan sukarelawan yang
berbeda-beda, namun mayoritas sampel sebanyak 116 partisipan (55.2%) telah
mengikuti kegiatan volunteer selama satu sampai dua tahun.
Eksplorasi Psikososial: Dampak Harga Diri dan Kualitas Pertemanan terhadap
Kepuasan Hidup pada Volunteer di Surabaya
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1641
Tabel 1. Data Demografi
Data Demografi
N
%
Jenis Kelamin
Laki-laki
6
6
3
1.4
Perempuan
1
44
6
8.6
Usia
18-19
1
0
4
.8
20-22
1
59
7
5.7
23-25
4
1
1
9.5
Status
Pekerja
1
9
9
Pelajar/Mahasiswa
1
91
9
1
Bidang Relawan
Pendidikan
7
1
3
3.8
Sosial
99
4
7.1
Kreatif
40
1
9
Periode (Tahun)
Kurang dari 1 Tahun
73
3
4.8
1-2 Tahun
116
5
5.2
3-5 Tahun
19
9
Fitria Surya Madina Nasution
1642 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
Data Demografi
N
%
Lebih dari 5 Tahun
2
1
Tabel 2 menunjukkan data deskriptif skor partisipan. Diketahui bahwa 34
volunteer (16.2%) mempunyai kepuasan hidup tinggi, 148 volunteer (70.5%) dengan
kategori sedang, dan 28 volunteer (13.3%) lainnya dengan kategori rendah. Kemudian
sebanyak 22 volunteer (10.5%) mempunyai harga diri tinggi, 141 volunteer (67.1%)
dengan kategori sedang, dan 47 volunteer (22.4%) sisanya berada pada kategori rendah.
Selanjutnya, terdapat 47 volunteer (22.4%) mempunyai kualitas pertemanan tinggi, 128
volunteer (61%) berada dalam kategori sedang, dan 35 volunteer (16.7) termasuk
kategori rendah.
Tabel 2. Kategorisasi Skor Partisipan
Variabel
Kategori
N
%
Kepuasan hidup
Rendah
28
13.3
Sedang
148
70.5
Tinggi
34
16.2
Harga Diri
Rendah
47
22.4
Sedang
141
67.1
Tinggi
22
10.5
Kualitas Pertemanan
Rendah
35
16.7
Sedang
128
61
Tinggi
47
22.4
Sebelum melakukan analisis regresi, peneliti melakukan uji asumsi. Pengujian
terhadap unstandardized residual yang menghasilkan asymptotic significance .067,
artinya data penelitian ini berdistribusi normal. Selain itu, uji heteroskedastisitas
menunjukkan hasil signifikansi variabel harga diri .122 > .05 dan variabel kualitas
pertemanan dengan signifikansi .339 > .05. Melalui hasil uji tersebut diketahui bahwa
nilai signifikansinya di atas .05, sehingga kedua variabel merupakan variabel
independen dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Kemudian uji multikolinieritas pada
kedua variabel menunjukkan nilai tolerance sebesar .775 > .10 serta nilai VIF kedua
variabel sebesar 1.290 < .10, artinya kedua variabel tidak menunjukkan gejala
multikolinieritas.
Eksplorasi Psikososial: Dampak Harga Diri dan Kualitas Pertemanan terhadap
Kepuasan Hidup pada Volunteer di Surabaya
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1643
Kemudian berikut merupakan uji hipotesis berupa analisis uji F, T, dn analisis
koefisien determinasi (R square) dengan bantuan olah data SPSS. Hasilnya diperoleh
nilai R
2
= .474, F(2, 207 = 93.406, p = < .000). Hasil ini menunjukkan bahwa kedua
variabel, harga diri dan kualitas pertemanan, secara simultan mempunyai dampak yang
signifikan terhadap kepuasan hidup. Sehingga, diketahui bahwa nilai koefisien
determinasi (R square) sebesar .474. Nilai tersebut menggambarkan bahwa sebesar
47.4% merupakan kontribusi variabel harga diri dan kualitas pertemanan dalam
pembentukan kepuasan hidup, sementara 52.6% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain di
luar variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Selanjutnya uji T, yang menggali
kontribusi dari masing-masing variabel.
Tabel 3. Hasil Uji T Linier Berganda
Variabel
B
SE
β
t
p
Harga Diri
.194
.027
.403
7.045
.000
Kualitas
Pertemanan
.077
.011
.399
6.974
.000
Dari data uji t-tabel diperoleh nilai signifikansi antara harga diri dan kualitas
pertemanan dengan kepuasan hidup adalah .000 < .05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel harga diri dan kualitas pertemanan mempunyai hubungan dengan
kepuasan hidup. Semakin tinggi harga diri, maka semakin tinggi kepuasan hidup.
Kemudian, semakin tinggi kualitas pertemanan, maka semakin tinggi pula kepuasan
hidup individu. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
Berdasarkan hasil uji F, dapat diketahui bahwa harga diri dan kualitas pertemanan
secara bersama-sama mempunyai keterkaitan dengan kepuasan hidup. Hal ini berarti
hipotesis dalam penelitian dapat diterima. Selanjutnya, nilai koefisien determinasi juga
menunjukkan adanya kontribusi yang diberikan oleh harga diri dan kualitas pertemanan
dengan kepuasan hidup. Sehingga, dapat dikatakan bahwa volunteer membutuhkan
tingginya tingkat harga diri serta kualitas pertemanan agar mampu meningkatkan
kepuasan hidup. Kepuasan hidup mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga
diri dan kualitas pertemanan, hal ini diketahui berdasarkan hasil uji analisis regresi
linier berganda.
Menurut Novanto, (2018) harga diri berkaitan dengan penilaian diri yang positif
serta kepuasan hidup individu (Raboteg-Saric & Sakic, 2014). Selain itu, Diener dan
Diener (2009) juga menyetujui bahwa harga diri merupakan salah satu faktor yang kuat
pada kepuasan hidup (Diener & Ryan, 2009). Tingkat kepuasan hidup individu
berkorelasi dengan tingkat harga diri yang dimiliki oleh volunteer. Hasil serupa juga
ditemukan dalam penelitian milik Szcześniak, Mazur, Rodzeń, & Szpunar, (2021)
bahwa harga diri berhubungan positif dengan kepuasan hidup (Szcześniak et al., 2021).
Penelitian lain mengungkap bahwa individu yang puas dengan kehidupannya cenderung
lebih positif, sehat secara mental dan fisik, serta mempunyai harga diri lebih tinggi.
Sehingga, semakin meningkat harga diri akan berpengaruh juga pada tingginya tingkat
kepuasan hidup individu (Li et al., 2018).
Fitria Surya Madina Nasution
1644 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
Berdasarkan kategorisasi pada variabel harga diri, mayoritas subjek berada pada
kategori sedang. Dalam tingkat harga diri yang dimiliki volunteer dapat
menggambarkan adanya kemampuan volunteer dalam meningkatkan kepuasan hidup.
Menurut Penelitian yang dilakukan Aziz, Khan, Amin, & Khan, (2021) yang
mengemukakan bahwa dengan harga diri yang tinggi, individu akan mempunyai
kepuasan hidup yang tinggi, karena harga diri mempunyai keterkaitan yang kuat dengan
kepuasan hidup (Aziz et al., 2021). Seligman (2002) berpendapat bahwa saat individu
memberikan pertolongan akan memunculkan perasaan positif pada diri sendiri, hal
tersebut akan menjadikan perasaan lebih bahagia serta adanya kebahagiaan akan
menumbuhkan kemampuan individu dalam menghargai diri sendiri (Seligman, 2002).
Sehingga, perasaan positif akan menumbuhkan perasaan untuk menghormati dan
bangga akan diri sendiri, namun individu dengan penilaian negatif akan tertuju pada
perilaku pesimis dan menganggap dirinya tidak berharga.
Selain harga diri, variabel kualitas pertemanan berhubungan positif dengan
variabel kepuasan hidup berdasarkan hasil uji analisis regresi linier berganda. Hal ini
juga disetujui oleh Diener dan Ryan (2009) bahwa kecenderungan individu dalam
memperluas hubungan sosial dengan anggota keluarga atau jumlah teman-teman yang
dimiliki mampu meningkatkan kepuasan hidup yang tinggi (Dyanza Sri Novianti,
2017). Shin, (2017) mengemukakan faktor lain yang mempengaruhi kepuasan hidup
pada individu, salah satunya adalah kualitas persahabatan. kualitas persahabatan
berpengaruh dengan pembentukan dan sosialisasi individu dengan teman sebaya dalam
kehidupan sosial (Shin, 2017). Tingkat kepuasan hidup individu berkorelasi dengan
kualitas pertemanan yang dimiliki oleh volunteer di Kota Surabaya. Hal ini sesuai
dengan penelitian milik Putri & Muttaqin, (2022) yang menyebutkan bahwa kualitas
persahabatan yang positif berhubungan signifikan dengan kepuasan hidup, remaja
dengan siklus pertemanan yang berkualitas mampu mencapai kebutuhan psikologisnya.
Sehingga tingginya kualitas persahabatan mampu berdampak pada tingginya kepuasan
hidup (Putri & Muttaqin, 2022).
Berdasarkan kategorisasi pada variabel kualitas pertemanan, mayoritas subjek
berada pada kategori sedang. Dalam tingkat kualitas pertemanan yang volunteer miliki
dapat menggambarkan adanya kemampuan volunteer pada tingkatan kepuasan hidup.
Seperti yang dikemukakan oleh Diener et al. (1985) yang berpendapat untuk
mengutamakan adanya keterkaitan positif dalam bersosialisasi serta kemampuan dalam
membentuk ikatan emosional yang kuat sebagai faktor dalam meningkatkan kepuasan
hidup (Kaparang & Himawan, 2022). Hal ini dibuktikan juga melalui hasil penelitian
milik Kang, (2023), bahwa terdapat interaksi positif pada kualitas teman dekat dengan
kepuasan hidup. Hal ini paling sering terjadi pada kaum muda, dimana kualitas
pertemanan lebih penting daripada kuantitas, sehingga teman dekat dapat lebih mudah
menurun seiring berkembangnya pemikiran dan usia. Relawan dengan kualitas
pertemanan yang tinggi, mampu bekerja secara aktif untuk lebih fokus pada dirinya
sendiri serta mampu mengembangkan dirinya sebagai pribadi yang baik (Kang, 2023).
Eksplorasi Psikososial: Dampak Harga Diri dan Kualitas Pertemanan terhadap
Kepuasan Hidup pada Volunteer di Surabaya
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1645
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa harga diri dan kualitas
pertemanan mempunyai peran penting dalam pembentukan kepuasan hidup. Dengan
adanya harga diri pada individu mampu meningkatkan kecenderungan dalam mencintai
diri sendiri, penilaian yang positif tersebut sebagian besar didasarkan pada pengalaman
khusus. Dalam penelitiannya, Patel et al. (2018) mengkonfirmasi adanya hubungan
antara harga diri dan kepuasan hidup, dimana tingkat harga diri yang tinggi mampu
mencerminkan tingkat kepuasan hidup pada individu, hal ini juga berlaku sebaliknya
(Tiwari et al., 2018). Selain itu, kualitas pertemanan memberikan kontribusi bagi
individu agar mampu mencapai kebutuhan psikologisnya, mampu bekerja secara aktif
untuk lebih fokus pada dirinya sendiri serta mampu mengembangkan dirinya sebagai
pribadi yang baik.
Seperti apa yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa harga diri dan kualitas
pertemanan mempunyai peran penting dalam pembentukan kepuasan hidup. Dengan
harga diri, volunteer dapat akan memberikan pengamatan yang lebih baik di
kehidupannya, sehingga individu mampu meningkatkan kepuasan hidup tersebut.
Adapun kualitas pertemanan cenderung ditandai dengan adanya dukungan, timbal balik,
serta keintiman. Dengan begitu, volunteer dengan kualitas pertemanan akan merasakan
keberartian dalam dirinya serta merasakan adanya kepedulian dari individu lain, hal ini
mampu menumbuhkan keadaan kepuasan hidup yang tinggi. Penelitian ini diharapkan
dapat berguna dalam memberikan kontribusi kedua variabel tersebut pada kepuasan
hidup volunteer di Kota Surabaya.
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang positif antara
harga diri dan kualitas pertemanan dengan kepuasan hidup pada volunteer di Kota
Surabaya. Dengan kata lain, tingginya harga diri dan kualitas pertemanan bagi volunteer
akan meningkatkan kepuasan hidup individu sebagai volunteer. berdasarkan hasil
penelitian, harga diri dan kualitas pertemanan mempunyai peran penting dalam
kontribusi meningkatkan kepuasan hidup pada volunteer. hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa bidang kesukarelawanan yang paling banyak diminati adalah
bidang sosial. Dalam bidang sosial sendiri, individu dituntut untuk terbuka dan mampu
bersosialisasi dengan baik pada lingkungan sekitar, sehingga hal ini mampu membentuk
tingginya harga diri dan kualitas pertemanan dalam membentuk tingkatan pada
kepuasan hidup individu tersebut.
Penelitian ini masih mempunyai keterbatasan, yaitu sampel penelitian yang hanya
dilakukan di Kota Surabaya dan tidak merepresentasikan keseluruhan volunteer di Kota
Surabaya, karena peneliti tidak meneliti seluruh volunteer yang dianggap sebagai
populasi dalam penelitian. Selain itu, penelitian ini juga menentukan kontribusi yang
tidak besar sebagai faktor pembentuk kepuasan hidup. Dengan begitu, untuk peneliti
selanjutnya diharapkan mampu memperluas populasi dan menambahkan faktor-faktor
lain yang mampu mempengaruhi kepuasan hidup pada volunteer, seperti empati,
kebahagiaan, kecerdasan emosi, spiritualitas, dan lain-lain. Diharapkan dengan adanya
penelitian ini, dapat dijadikan sebagai bahan referensi akan variabel kepuasan hidup,
harga diri, dan kualitas pertemanan
Fitria Surya Madina Nasution
1646 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
BIBLIOGRAFI
Aziz, Mudasir, Khan, Waheeda, Amin, Faseeh, & Khan, Mohammad Furqan. (2021).
Influence of parenting styles and peer attachment on life satisfaction among
adolescents: Mediating role of self-esteem. The Family Journal,
10664807211009808.
Chiang, Chern En, Wu, Tsu Juey, Ueng, Kwo Chang, Chao, Tze Fan, Chang, Kuan
Cheng, Wang, Chun Chieh, Lin, Yenn Jiang, Yin, Wei Hsian, Kuo, Jen Yuan, &
Lin, Wei Shiang. (2016). 2016 Guidelines of the Taiwan Heart Rhythm Society
and the Taiwan Society of Cardiology for the management of atrial fibrillation.
Journal of the Formosan Medical Association, 115(11), 893952.
Diener, Ed, & Ryan, Katherine. (2009). Subjective well-being: A general overview.
South African Journal of Psychology, 39(4), 391406.
Gil-Lacruz, Marta, Saz-Gil, María I., & Gil-Lacruz, Ana I. (2019). Benefits of older
volunteering on wellbeing: An international comparison. Frontiers in Psychology,
10, 2647.
Hansen, Thomas, Aartsen, Marja, Slagsvold, Britt, & Deindl, Christian. (2018).
Dynamics of volunteering and life satisfaction in midlife and old age: Findings
from 12 European countries. Social Sciences, 7(5), 78.
Huo, Meng, & Kim, Kyungmin. (2022). Volunteering dynamics and life satisfaction:
Self-perceptions of aging as a buffer. The Journals of Gerontology: Series B,
77(2), 321331.
Hurlock, Elizabeth B. (1997). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan.
Jiang, Da, Hosking, Diane, Burns, Richard, & Anstey, Kaarin J. (2019). Volunteering
benefits life satisfaction over 4 years: The moderating role of social network size.
Australian Journal of Psychology, 71(2), 183192.
Jiang, Zhi Qiang, Xie, Wen Jie, Zhou, Wei Xing, & Sornette, Didier. (2019).
Multifractal analysis of financial markets: A review. Reports on Progress in
Physics, 82(12), 125901.
Kang, Weixi. (2023). Understanding the associations between the number of close
friends and life satisfaction: Considering age differences. Frontiers in Psychology,
14, 1105771.
Kaparang, Giofanny Jessica, & Himawan, Karel Karsten. (2022). Isolasi atau Integrasi
Sosial: Peran Kualitas Pertemanan dalam Menunjang Kepuasan Hidup Dewasa
Muda Lajang di Indonesia. Jurnal Studi Pemuda, 10(2), 131146.
Khairudin, Khairudin, & Mukhlis, Mukhlis. (2019). Peran religiusitas dan dukungan
sosial terhadap subjective well-being pada remaja. Jurnal Psikologi, 15(1), 8596.
Matitaputty, Johanes Soediono, & Rozali, Yuli Asmi. (2021). Gambaran Kualitas
Persahabatan pada Remaja DKI Jakarta. JCA of Psychology, 2(03).
Novanto, Yusak. (2018). Kepuasan Hidup Akademisi di Indonesia: Suatu Studi
Kepustakaan.
Novianti, Dyanza Sri. (2017). Kepuasan hidup mahasiswa tingkat pertama: kaitannya
dengan karakter mahasiswa dan gaya pengasuhan orang tua. Jurnal Ilmu Keluarga
& Konsumen, 10(1), 1323.
Novianti, Langgersari Elsari, Wungu, Esti, & Purba, Fredrick Dermawan. (2020).
Quality of life as a predictor of happiness and life satisfaction. Jurnal Psikologi,
47(2), 93103.
Putri, Fanny Eka, & Muttaqin, Darmawan. (2022). The role of basic psychological need
Eksplorasi Psikososial: Dampak Harga Diri dan Kualitas Pertemanan terhadap
Kepuasan Hidup pada Volunteer di Surabaya
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1647
satisfaction as a mediator between friendship quality and life satisfaction.
Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 7(1), 1526.
Raboteg-Saric, Zora, & Sakic, Marija. (2014). Relations of parenting styles and
friendship quality to self-esteem, life satisfaction and happiness in adolescents.
Applied Research in Quality of Life, 9, 749765.
Raharjo, Yosua Ong, & Sumargi, Agnes Maria. (2018). Dukungan sosial dan kepuasan
hidup pada mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang 1, 2
berasal dari Luar Jawa. Experientia, 6(1), 19.
Risnawaty, Bonar Hutapea dan Widya. (2023). Menjadi Sukarelawan Membahagiakan.
Retrieved from
https://www.kompas.com/stori/read/2023/08/28/095401879/menjadi-sukarelawan-
membahagiakan?page=all
Shin, Huiyoung. (2017). Friendship dynamics of adolescent aggression, prosocial
behavior, and social status: The moderating role of gender. Journal of Youth and
Adolescence, 46, 23052320.
Szcześniak, Małgorzata, Mazur, Paulina, Rodzeń, Wojciech, & Szpunar, Kamila.
(2021). Influence of life satisfaction on self-esteem among young adults: The
mediating role of self-presentation. Psychology Research and Behavior
Management, 14731482.
Thoits, Peggy A., & Hewitt, Lyndi N. (2001). Volunteer work and well-being. Journal
of Health and Social Behavior, 115131.
Tiwari, Shraddhesh Kumar, Singh, Suman, Lindinger-Sternart, Sylvia, & Patel, Ashok
Kumar. (2018). Self-esteem and life satisfaction among university students of
Eastern Uttar Pradesh of India: A demographical perspective. Indian Journal of
Positive Psychology, 9(3).
Tsermentseli, Stella. (2022). Self-esteem moderates the impact of perceived social
support on the life satisfaction of adults with autism spectrum disorder. Autism &
Developmental Language Impairments, 7, 23969415221147430.
Usman, Jusmiati. (2017). Konsep kebahagian martin seligman. Rausyan Fikr: Jurnal
Ilmu Studi Ushuluddin Dan Filsafat, 13(2), 359374.
Wahyuni, Eka, & Maulida, Irma. (2019). Hubungan antara kepuasan hidup dan
kesejahteraan psikologis pada siswa SMA Negeri Se-Jakarta Pusat. INSIGHT:
Jurnal Bimbingan Konseling, 8(2), 173180.
Wahyuni, Isra. (2017). Pendampingan psikososial dalam perawatan paliatif bagi pasien
anak dengan kanker di Yayasan Pita Kuning Jakarta. Fakultas Ilmu dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
.
Copyright holder:
Fitria Surya Madina Nasution (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: