p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN: 2548-1398 |
Vol. 6, No.
3, March 2024 |
Optimasi
Biaya Distribusi Material Dengan Metode Aproksimasi Vogel Pekerjaan D.I
Leworeng Kabupaten Soppeng
Azwar
Achmad Sutama1, Hanafi Ashad2, Sofyan Bachmid3
1,2,3Universitas Muslim Indonesia, Sulawesi Selatan, Indonesia
Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
Abstrak
Perencanaan dan penjadwalan proyek merupakan aspek yang sangat vital dan spesifik dalam manajemen proyek. Ini melibatkan upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya yang terlibat. Proyek konstruksi terdiri dari berbagai jenis pekerjaan dan memerlukan material dalam jumlah besar. Kebutuhan akan material yang besar seringkali tidak dapat dipenuhi oleh satu sumber material saja. Oleh karena itu, multiple sumber material seringkali diperlukan agar permintaan akan material dapat terpenuhi. Jarak antara sumber material dan lokasi proyek tidak selalu sama, dan ini berdampak pada biaya proyek secara keseluruhan. Semakin jauh jarak antara sumber material dan lokasi proyek, semakin tinggi biaya transportasinya. Salah satu metode yang digunakan dalam mengatasi tantangan ini adalah metode transportasi, seperti Metode Aproksimasi Vogel (VAM). VAM merupakan solusi awal yang relatif mudah dan cepat dalam mengalokasikan sumber daya dari beberapa sumber material ke beberapa tujuan, seperti daerah pemasaran yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengadaan material dari sumber ke lokasi pada metode VAM (Vogel�s Approximation Methode) dalam kasus Pekerjaan D.I Leworeng Kabupaten Soppeng, adalah sama dengan hasil menggunakan Metode Norht West Corner Rule (NWCR). Hasil penelitian ini terjadi biaya minimum transportasi sebesar Rp.641.845.000 � Rp.591.614.000 = Rp.50.231.000 dengan kuantitas semen tetap sama yaitu sebesar 11.220 zak semen.
PENDAHULUAN
Di Indonesia pada beberapa tahun belakangan ini banyak melakukan pekerjaan bangunan air dan pekerjaan daerah irigasi permukaan (Nurdiana et al., 2020; Priyanto et al., 2019; Wirawan et al., 2014). Di kabupaten Soppeng pun dilaksanakan pekerjaan rehabilitasi, khususnya rehabilitasi daerah irigasi Leworeng.
Keberhasilan suatu pekerjaan konstruksi tidak lepas dari pengoptimalan pelaksanaan tiga komponen utama yaitu biaya, waktu dan mutu (Ali et al., 2013; Amin, 2017; Hidayah et al., 2018). Masing-masing komponen memegang peranan penting dan saling bergantung antara satu dengan yang lainnya (Amali, 2010; Effendi & Permana, 2018; Frisdayanti, 2019; Sidh, 2013; Sudjiman & Sudjiman, 2018). Kurangnya perencanaan yang baik dalam pengendalian sumber daya akan berdampak buruk dalam pelaksanaan proyek (Megariana et al., 2019).
Perencanaan dan penjadwalan suatu proyek merupakan suatu hal yang sangat penting dan spesifik, dimana suatu manajemen proyek dihadapkan pada usaha-usaha untuk mengefektifkan dan mengefisienkan baik dari segi waktu maupun dari biaya yang akan diperlukan (Tunggul, 2022).
Proyek konstruksi melibatkan berbagai tahapan pekerjaan dan memerlukan
sejumlah besar material. Tidak jarang material dalam jumlah besar tidak dapat
diperoleh hanya dari satu sumber, sehingga perlu adanya beberapa sumber
material untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Variasi jarak antara sumber
material dan proyek memengaruhi biaya proyek secara signifikan (Nawir & Bachmid,
2022). Semakin jauh jarak antara sumber material
dengan lokasi proyek, biaya transportasi akan semakin meningkat (Hiola, 2017; Messah et
al., 2016).
Mengatur distribusi material memerlukan
pengeluaran biaya transportasi yang signifikan. Oleh karena itu, perencanaan
yang cermat sangatlah penting untuk memastikan efisiensi dalam pengeluaran
biaya transportasi
(Hanafi &
Soediantono, 2022). Metode transportasi dalam pengangkutan
material adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mengorganisir distribusi
material dari sumber ke tujuan dengan alokasi produk yang dipertimbangkan
sedemikian rupa sehingga biaya yang dikeluarkan dapat dioptimalkan (Ibrahim & Halkam,
2021).
Metode
Transportasi merupakan salah satu solusi dari program linear. Dalam proyek
rehabilitasi daerah irigasi Leworeng ini, jumlah material yang dibutuhkan
sesuai dengan RAB. Dalam penelitian ini, metode Transportasi digunakan untuk
mencari solusi dengan biaya yang lebih rendah dari RAB, namun tanpa mengurangi
jumlah material yang diperlukan. Solusi untuk masalah transportasi ini dapat
ditemukan dengan menggunakan Metode Aproksimasi Vogel.
Metode
Aproksimasi Vogel (VAM) merupakan langkah pertama dan metode yang lebih
sederhana serta lebih cepat dalam mengalokasikan sumber daya dari beberapa
sumber ke beberapa tujuan, seperti dalam kasus distribusi ke daerah pemasaran (Megariana et al., 2019).
METODE
PENILITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan
antara riset lapangan dan riset kepustakaan untuk mengumpulkan data (Hidayat et al.,
2022; Suryawan & Sumarjiana, 2020). Metode riset lapangan digunakan untuk
mengambil data langsung dari lokasi proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I.
Leworeng, termasuk rehabilitasi Bendung Leworeng serta saluran sekunder
Leworeng kanan dan kiri. Data sekunder diperoleh dari perusahaan terkait yang
terlibat dalam proyek tersebut. Jenis data yang digunakan mencakup data
kualitatif dan kuantitatif, dengan sumber data utama berasal dari instansi
terkait proyek. Data sekunder meliputi gambar proyek, data RAB proyek, analisa
harga satuan proyek, harga supplier bahan material, serta informasi mengenai
jarak dan biaya transportasi dari sumber ke tujuan.
Objek penelitian adalah proses distribusi material
semen dalam proyek Rehabilitasi D.I. Leworeng. Populasi penelitian mencakup
seluruh proses distribusi material semen dalam proyek tersebut. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini tidak disebutkan secara eksplisit, tetapi
didasarkan pada data yang relevan dengan proses distribusi material semen.
Metode
pengumpulan data yang diterapkan melibatkan pengamatan langsung di lokasi
proyek serta pengumpulan data sekunder dari perusahaan terkait. Untuk
pengumpulan data tersebut, alat yang mungkin digunakan mencakup kamera untuk
dokumentasi visual, formulir survei untuk merekam data observasi, dan akses ke
database atau arsip perusahaan untuk memperoleh data sekunder.
Dalam analisis
penelitian ini, fokusnya adalah pada model transportasi, yang bertujuan untuk
menetapkan rencana biaya minimal dalam mendistribusikan semen dari berbagai sumber
material ke beberapa tujuan dalam proyek Rehabilitasi D.I. Leworeng. Metode
analisis yang digunakan terutama adalah Metode Aproksimasi Vogel (VAM) dan
North West Corner Rule (NWCR). Kedua metode ini merupakan pendekatan umum dalam
masalah transportasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya ke
tujuan dengan biaya minimal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada proyek rehabilitasi jaringan irigasi D.I Leworeng Kabupaten Soppeng, metode yang dipilih adalah Metode VAM (Vogel�s Approximation Method), sebuah pendekatan yang lebih sederhana dan cepat dalam mengalokasikan sumber daya dari beberapa sumber ke beberapa tujuan. Sumber daya yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah berbagai jenis material, di antaranya material yang jumlahnya besar seperti semen. Metode VAM merupakan bagian dari metode transportasi dan dapat dipastikan keakuratannya dengan menggunakan Metode NWCR (North West Corner Rule) atau metode pojok kiri atas dari matriks sumber dan tujuan.
Berikut
adalah informasi jarak antara sumber-sumber material dan tujuan pengiriman
dalam proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Leworeng:
a.
Tujuan:
1)
Bendung
Leworeng (D): 18,6 km
2)
Saluran
Sekunder Leworeng Kanan (E): 22 km
3)
Saluran
Induk Leworeng Kiri (F): 17 km
a.
Tujuan:
1)
Bendung
Leworeng (D): 17 km
2)
Saluran
Sekunder Leworeng Kanan (E): 21 km
3)
Saluran
Induk Leworeng Kiri (F): 16 km
a.
Tujuan:
1)
Bendung
Leworeng (D): 7,6 km
2)
Saluran
Sekunder Leworeng Kanan (E): 11 km
3)
Saluran
Induk Leworeng Kiri (F): 6 km
Informasi
ini memberikan gambaran tentang jarak antara setiap toko material dengan tujuan
pengiriman material yang berbeda dalam proyek tersebut. Jarak yang berbeda ini
akan mempengaruhi biaya transportasi dan alokasi material dalam perencanaan
distribusi material untuk proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Leworeng.
Kebutuhan Material Semen
����������� Berdasarkan
pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Leworeng di Kabupaten Soppeng
sesuai Kontrak no.602.1/020/PU.TR-SDA/V/2022, kebutuhan material semen sesuai
dengan Bill Of Quantity (BOQ) pada proyek
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Leworeng di Kabupaten Soppeng sebesar 445.562,30
kg, bila ditransfer ke zak semen 40 kg, didapat jumlah 11.218,8 zak semen
dibulatkan menjadi 11.220 zak, dengan metode seimbang, dimana jumlah sumber
material sama dengan jumlah kebutuhan pada proyek. Dari jumlah 11.220 zak,
kemudian di bagi � bagi pada sumber sesuai jarak sehingga di dapatkan hasil
antara sumber dan tujuan material.
Tabel 1. Perhitungan Kebutuhan Material
Ke
|
D |
E |
F |
Kapasitas Toko |
||
A |
60 |
45 |
48 |
4712 |
||
X 11 |
X 12 |
X 13 |
||||
B |
55 |
60 |
50 |
4488 |
||
X 21 |
X 22 |
X 23 |
||||
C |
65 |
50 |
59 |
2020 |
||
X 31 |
X 32 |
X 33 |
||||
Kebutuhan Proyek |
5713 |
1054 |
4453 |
11.220 |
||
Berdasarkan tabel perhitungan kebutuhan material untuk proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Leworeng diatas yang meliputi sumber-sumber material dari tiga toko yang berbeda, yaitu Toko Lapajung Jaya Bangunan (A), Toko Sukena Mandiri (B), dan Toko Matra Soppeng (C). Tujuan pengiriman material mencakup Bendung Leworeng (D), Saluran Sekunder Leworeng Kanan (E), dan Saluran Induk (F). Kapasitas masing-masing toko dan kebutuhan total proyek ditunjukkan dalam tabel. Biaya pengiriman dari setiap sumber ke tujuan dinyatakan dalam ribuan rupiah dan disederhanakan untuk tujuan penyajian. Sebagai contoh, biaya pengiriman dari toko A ke tujuan D ditunjukkan sebagai 60 dalam tabel, yang menggambarkan biaya sebesar Rp. 60.000.
Pembahasan
Metode Vogel atau Metode Aproksimasi Vogel (VAM) adalah
pendekatan yang lebih sederhana dan lebih cepat dalam mengalokasikan sumber
daya dari beberapa sumber ke beberapa tujuan, seperti dalam sebuah proyek.
Langkah-langkah penggunaan VAM dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Penyusunan kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam sebuah matriks.
b. Identifikasi perbedaan antara dua biaya terkecil (dalam nilai absolut), yaitu biaya terkecil pertama dan terkecil kedua, untuk setiap baris dan kolom pada matriks (Cij).
Baris A�������� =
48 � 45 = 3
Baris B��������� = 55 � 50 = 5
Baris C��������� = 59 � 50 = 9
Kolom D ����� = 60 � 55 = 5
Kolom E ����� = 50 � 45 = 5
Kolom F ������ = 50 � 48 = 2
c.
Tahapan berikutnya adalah
memilih satu nilai perbedaan terbesar di antara semua nilai perbedaan pada
baris dan kolom. Dalam konteks ini, baris C memiliki perbedaan nilai terbesar,
yakni 9.
d.
Langkah berikutnya adalah
memilih salah satu dari segi empat yang terletak dalam kolom atau baris yang
dipilih, yakni segi empat dengan biaya terendah di antara segi empat lain dalam
kolom atau baris tersebut.
Tabel 2. VAM Kedua
Tujuan |
Kapasitas |
Perbedaan Baris |
|||
D |
E |
F |
|||
A |
60 |
�45 |
48 |
4712 |
3 |
X 11 |
X 12 |
X 13 |
|||
B |
55 |
60 |
50 |
4488 |
5 |
X 21 |
X 22 |
X 23 |
|||
C |
65 |
50 |
59 |
2020 |
9 |
X 31 |
X 32 |
X 33 |
|||
Kebutuhan Proyek |
5713 |
1054 |
4453 |
Pilihan Xce = 2020 |
|
Perbedaan kolom |
5 |
5 |
2 |
Hilangkan baris C |
Perbedaan pada baris,
yaitu 9 pada baris C, kemudian dari baris C dipilih biaya terendah, yakni 50,
sehingga segi empat Xce = 2020. Selanjutnya, baris C dihapus. Pada baris yang
tersisa, biaya angkut segi empat CD = 65; CE = 50 dan CF = 59, yang terendah
diambil, yaitu segi empat CE. Maka, segi empat CE diisi dengan 2020 satuan
sesuai kapasitas C.
e. Langkah berikutnya adalah menghapus baris C karena sudah terisi penuh dengan kapasitas 2020, sehingga tidak mungkin diisi lagi. Kemudian, perhatikan kolom dan baris yang masih kosong.
f. Tentukan kembali perbedaan biaya pada Langkah b untuk kolom dan baris yang belum terisi. Langkah-langkah ini diulang dari Langkah C hingga E, sampai semua baris dan kolom terisi sepenuhnya. Perumusan masalah menjadi:
Cari Xij,i =
1,2,3���� ; j = 1,2,3
Sedemikian rupa
sehingga :
Meminimumkan 60 X11
+ 45 X12 + �. + 59 X33 dengan pembatasan :
Baris���������� : X11 + X12 + X13
≤ 4712
������������������� � X21 + X22 + X23 ≤
4488
������������������� � X31 + X22 + X33 ≤
2020
Kolom�������� : X11 + X21 + X32
≥ 5713
������������������� � X12 + X22 + X32
≥ 1054
������������������� � X13 + X23 + X33
≥ 4453
Tabel 3. VAM Ketiga (Baris C dihilangkan)
D |
E |
F |
Kapasitas Toko |
Perbedaan Baris |
|
A |
60 |
45 |
48 |
4712 |
3 |
B |
55 |
60 |
50 |
4488 |
5 |
Kebutuhan |
5713 |
1054 |
4453 |
||
Perbedaan Kolom |
5 |
15 |
2 |
Dengan perbedaan yang sama menghasilkan
VAM terakhir sama dengan pengujinya pada NWCR. Pengujian dengan metode NWCR menunjukkan bahwa dalam iterasi
awal, nilai fungsi tujuan (F(z')) adalah sebesar Rp. 641.845.000. Selanjutnya,
melalui beberapa iterasi, diperoleh solusi optimal di mana biaya transportasi
dapat diminimalkan menjadi Rp. 591.614.000. Hal ini dicapai dengan mengatur
variabel batas (VB) dan variabel non-batas (VNB) sehingga nilai variabel
non-batas mencapai nol atau negatif, menandakan bahwa solusi telah optimal.
Grafik selisih biaya antara iterasi awal dan iterasi optimal menunjukkan bahwa
selisih biaya minimum transportasi adalah sebesar Rp. 50.231.000, dengan
tetapnya kuantitas semen sebanyak 11.220 zak. Dengan demikian, penggunaan
metode NWCR mampu memberikan solusi yang efisien dalam mengoptimalkan biaya
transportasi dalam konteks distribusi material pada proyek D.I Leworeng
Kabupaten Soppeng.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses distribusi material dari sumber ke lokasi dalam kasus pekerjaan D.I Leworeng Kabupaten Soppeng menggunakan metode VAM (Metode Aproksimasi Vogel) menghasilkan hasil yang sama dengan menggunakan metode North West Corner Rule (NWCR). Meskipun demikian, metode VAM lebih dapat dibuktikan secara matematis dibandingkan NWCR, karena NWCR melibatkan beberapa metode tambahan seperti Multiphiers Method, Close Polygon, dan arrow diagram method sesuai arah putaran jarum jam, sedangkan VAM hanya menggunakan satu metode berdasarkan selisih hasil biaya terkecil dari baris atau kolom. Optimalisasi biaya transportasi pada metode VAM ternyata sama dengan metode NWCR, yaitu terjadi biaya minimum transportasi sebesar Rp. 641.845.000 - Rp. 591.614.000 = Rp. 50.231.000, dengan kuantitas semen yang tetap sama sebesar 11.220 zak semen. Saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah perlunya penerapan metode-metode sains manajemen pada proyek-proyek pemerintah. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi pelaksana proyek atau penyedia jasa, terutama dari segi finansial, tanpa mengubah atau mengurangi kuantitas yang diperlukan. Selain itu, penelitian lanjutan perlu mengembangkan metode lain seperti Metode MODI, Metode Simpleks, dan Metode Stepping Stone untuk lebih memperkaya pengetahuan dan aplikasi dalam masalah transportasi dan distribusi material. Dengan demikian, penelitian-penelitian lanjutan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mengoptimalkan proses distribusi dalam proyek-proyek konstruksi dan infrastruktur.
BIBLIOGRAFI
Ali, N. H., Tarore, H., Walangitan, D. R. O., & Sibi, M.
(2013). Aplikasi metode stepping-stone untuk optimasi Perencanaan biaya pada
suatu proyek konstruksi (studi kasus: proyek pemeliharaan ruas jalan di Senduk,
tinoor, dan ratahan). Jurnal Sipil Statik, 1(8).
Amali, L. N. (2010).
Implikasi teknologi informasi dan komunikasi terhadap dunia pendidikan. Prosiding
APTEKINDO.
Amin, A. M. Y. (2017).
Evaluasi Tingkat Capability Manajemen Teknologi Informasi Unit Arsip IPB
Menggunakan Cobit.
Effendi, M., &
Permana, T. C. I. (2018). Usulan Rumusan Hukum Acara (Ius Constituendum)
Pengujian Peraturan Perundang-Undangan di Bawah Undang-Undang oleh Mahkamah
Agung. Jurnal Media Hukum, 25(1), 31�39.
Frisdayanti, A.
(2019). Peranan brainware dalam sistem informasi manajemen. Jurnal Ekonomi
Manajemen Sistem Informasi, 1(1), 60�69.
Hanafi, H., &
Soediantono, D. (2022). Kajian Literatur Hubungan Penerapan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001: 2015 Dengan Kinerja operasional dan Organization�s Performance
Pada Industri Pertahanan. Journal of Industrial Engineering & Management
Research, 3(4), 32�40.
Hidayah, D. N.,
Ninawati, & Widjokongko, B. (2018). Tinjauan Kelengkapan Informasi
Penunjang Dalam Penentuan Kode External Cause Kasus Fracture Tibia Di Rumah
Sakit Ortopedi Prof. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA. Rekam Medis.
Hidayat, A. R.,
Alifah, N., & Laksana, M. O. (2022). Financial Performance Analysis:
Manufacturing Companies In Indonesia Before And Post The 2008 Global Economic
Crisis. Journal of Comprehensive Science (JCS), 1(5), 1267�1275.
Hiola, F. (2017).
Analisa Kebutuhan Biaya Transportasi Material Semen �Studi Kasus: Transportasi
Material Semen pada CV. Sumber Sentosa.� RADIAL: Jurnal Peradaban Sains,
Rekayasa Dan Teknologi, 5(1), 10�21.
Ibrahim, H. R., &
Halkam, H. (2021). Perdagangan Internasional & Strategi Pengendalian Impor.
Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS).
Megariana, M.,
Trisnawanti, T., Supardi, S., Watono, W., & Anies, M. K. (2019). Penerapan
Metode Transportasi Untuk Distribusi Material. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Teknik Sipil, 206�217.
Messah, Y. A., Bella,
R. A., & Klomang, G. B. (2016). Analisis Biaya Produk Asphalt Mixing Plants
(Amp) di Pulau Timor. Jurnal Teknik Sipil, 5(1), 39�52.
Nawir, A. H., &
Bachmid, S. (2022). Optimasi Biaya Pengadaan Material Pekerjaan Gedung
Puskesmas di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Jurnal Konstruksi:
Teknik, Infrastruktur Dan Sains, 1(3), 22�30.
Nurdiana, A., Lukman,
L., & Pramesti, P. U. (2020). Pendampingan Rencana Normalisasi Saluran
Irigasi di Desa Kangkung-Demak. Jurnal Pengabdian Vokasi, 1(4),
280�285.
Priyanto, E.,
Ervadius, B., & Rahmawati, S. (2019). Perencanaan Saluran Irigasi
Menggunakan Beton Precast Pada Rehabilitasi Jaringan Irigasi Waduk Bunder
Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Wahana Teknik, 8(2), 44�58.
Sidh, R. (2013).
Peranan brainware dalam sistem informasi manajemen. Jurnal Computech &
Bisnis, 7(1), 19�29.
Sudjiman, P. E., &
Sudjiman, L. S. (2018). Analisis sistem informasi manajemen berbasis komputer
dalam proses pengambilan keputusan. TeIKa, 8(2), 55�66.
https://doi.org/10.36342/teika.v8i2.2327
Suryawan, I. P. N.,
& Sumarjiana, I. K. L. (2020). Ideologi Dibalik Doktrin Dwifungsi ABRI. Jurnal
Santiaji Pendidikan (JSP), 10(2).
Tunggul, P. (2022). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Zahir Publishing.
Wirawan, W. A.,
Wirosoedarmo, R., & Susanawati, L. D. (2014). Pengolahan limbah cair
domestik menggunakan tanaman kayu apu (Pistia stratiotes L.) dengan teknik
tanam hidroponik sistem DFT (deep flow technique). Jurnal Sumberdaya Alam
Dan Lingkungan, 1(2), 63�70.
Copyright holder: Azwar Achmad Sutama1,
Hanafi Ashad2,Sofyan Bachmid3 (2024) |
First publication right: |
This article is licensed
under: |