JOURNAL SYNTAX IDEA p�ISSN: 2723-4339 e-ISSN:
2548-1398 |
Vol. 6, No. 3, March 2024 |
Implementasi
Total Quality Management (TQM) pada Sekolah Berbasis Blended Learning
Puspita Dwi Permatasari1, Noor Miyono2
1,2Universitas PGRI Semarang, Kota Semarang, Indonesia
Email: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan deskripsi dan analisis komprehensif terhadap Total Quality
Management (TQM) yang diterapkan oleh Sekolah Murid Merdeka (SMM) dalam
upaya meningkatkan mutu layanan kepada kebutuhan siswa yang membutuhkan
pembelajaran yang efektif dan berkualitas menggunakan metode blended learning.
Pendekatan blended learning merupakan model pendidikan yang menggabungkan
instruksi kelas tradisional dengan unsur-unsur pembelajaran online. Penelitian
ini menyoroti implementasi TQM dalam konteks pembelajaran blended learning
untuk terus menerus meningkatkan mutu layanan pendidikan.Pada era informasi dan
teknologi saat ini, kebutuhan akan keterampilan 4C (critical thinking,
collaborative, communicative, and creative) sangat penting untuk menghadapi
revolusi industri 4.0. Implementasi TQM di SMM menjadi salah satu alternatif
yang tepat dalam menghadapi tantangan ini. Dengan menerapkan TQM, SMM berupaya
memperbaiki output, menekan biaya produksi, dan meningkatkan produksi. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan berharga yang tidak hanya
mempengaruhi praktik di Sekolah Murid Merdeka tetapi juga dapat membimbing
lembaga pendidikan lain dalam mengoptimalkan inisiatif blended learning mereka.
Dengan memahami praktik terbaik dalam penerapan TQM dalam konteks pembelajaran
blended learning, lembaga pendidikan dapat meningkatkan mutu layanan mereka
untuk memenuhi kebutuhan dan harapan siswa di era pendidikan modern.
Kata-kata Kunci: Manajemen, Mutu, Pendidikan
�
Abstract
This study aims to provide a comprehensive
description and analysis of Total Quality Management (TQM) implemented by
Sekolah Murid Merdeka (SMM) to improve the quality of services to meet the
needs of students requiring effective and quality learning using the blended
learning method. The blended learning approach is a model of education that
combines traditional classroom instruction with elements of online learning.
This study highlights the implementation of TQM in the context of blended
learning to improve the quality of educational services continuously. In the current era of information and
technology, the need for 4C skills (critical thinking, collaboration,
communication, and creativity) is crucial to face the fourth industrial
revolution. Implementing TQM at SMM is one of the appropriate alternatives to
meet these challenges. By implementing TQM, SMM seeks to improve output, reduce
production costs, and increase production. The results of this study are expected to
provide valuable insights that not only influence practices at Sekolah Murid
Merdeka but also guide other educational institutions in optimizing their
blended learning initiatives. By understanding best practices in implementing
TQM in the context of blended learning, educational institutions can improve
the quality of their services to meet the needs and expectations of students in
the modern education era.
Keywords: Management,
Quality, Education
Pendidikan pada abad
ke-21 sedang mengalami transformasi mendalam, didorong oleh kemajuan teknologi
dan tuntutan akan metodologi pengajaran yang inovatif. Sejalan dengan
perkembangan ini, lembaga pendidikan menjelajahi model-model baru untuk
meningkatkan pengalaman belajar dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan
dunia modern.
Perubahan yang paling
signifikan untuk disikapi dalam dunia pendidikan adalah mengenai penetrasi
laju ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Dunia modern dimana manusia hidup saat ini, telah mengalami perubahan orientasi yang
besar dan mendasar (Halim, 2022). Paradigma pendidikan di abad 21 dicirikan dengan
pengembangan keterampilan 4C (critical thinking, collaborative,
communicative, and creative) untuk menghadapi masa revolusi industri
4.0.� Pada abad ini, terjadi perubahan
yang sangat cepat dan sulit diprediksi dalam segala aspek kehidupan baik bidang
ekonomi, transportasi, teknologi, komunikasi, informasi, dan lain-lain.
Pendidikan negara sedang menghadapi ledakan baru iaitu fasa pendidikan abad ke-21 dan
Revolusi Industri 4.0. Abad ke-21 sering dikaitkan dengan era teknologi
maklumat (IT), manakala Revolusi Industri 4.0 pula lebih merujuk kepada perkembangan teknologi robotik�� (cyber physical system, the internet of things,
cloud computing) (Khalil et al., 2020).
Salah satu pendekatan
inovatif adalah pengadopsian blended learning, model pendidikan yang
menggabungkan instruksi kelas tradisional dengan unsur-unsur pembelajaran
online. Dalam pendekatan
pembelajaran blended learning, siswa memiliki pengalaman langsung dengan� konten dan secara mandiri bertanggung jawab
atas pembelajaran mereka. Pembelajaran blended learning telah terbukti
menjadi model pengajaran yang menjanjikan (Seage
& T�reg�n, 2020). Blended learning can take a wide variety of
forms, depending on what technologies are being used (instant messaging, chat,
video streaming, audio streaming, video chat, etc.) and how the instructor
chooses to formulate the blend (Zimmer, 2021).
Selain memiliki
kelebihan, kelemahan� pada� pembelajaran blended� learning adalah� beberapa�
siswa� tidak� aktif�
dalam� pembelajaran� secara online karena� kurang�
diawasi� secara langsung�� oleh��
guru,�� guru�� harus��
berupaya�� melakukan�� segala��
cara�� untuk�� dapat��
mengimplementasikan pembelajaran blended learning (Sari, 2021).
Implementasi
pembelajaran blended learning seharusnya bisa menjadi salah satu
alternatif tepat atas berbagai kritik mengenai kekurangan e-learning dan
kritik atas ketertinggalan pembelajaran tatap muka. Dalam penggunaan
pembelajaran ini harus dipersiapkan secara matang mengenai koneksi dan peralatan
agar pembelajaran berlangsung sukses.
Era informasi dan
teknologi membuat kapasitas manajemen organisasi pendidikan melakukan
transformasi menuju perubahan manajemen untuk menerapkan manajemen kontemporer
yang dinamakan dengan Total Quality Management (TQM). Total quality management (TQM) refers to a management strategy that
focuses on the long view�sustainable success by way of efficient productivity
and high-quality customer service (Mercadal, 2022). TQM merupakan suatu pendekatan yang sebaiknya dilakukan
oleh organisasi di era 4.0 untuk memperbaiki output, menekan biaya produksi
serta meningkatkan produksi. Organisasi pendidikan yang merupakan perwujudan
dari organisasi jasa diharapkan mampu mewujudkan kualitas sumber daya manusia
melalui TQM yang berkualitas (Anwar, 2020).
TQM adalah sebuah
pola pikir sekaligus aktivitas praktis. TQM sebagai sebuah pendekatan mencari
sebuah perubahan permanen dalam tujuan sebuah organisasi dari tujuan kelayakan
jangka pendek menuju tujuan perbaikan mutu jangka panjang (Suhermanto & Anshari, 2018). TQM menentukan kesuksesan upaya pencapaian tujuan
organisasi. TQM dijabarkan sebagai sekumpulan prinsip dan teknik yang menitikberatkan
terhadap peningkatan mutu dimana mutu tersebut harus bertitik tumpu pada
institusi pendidikan secara berkelanjutan guna peningkatan kapasitas institusi
tersebut untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan siswa (Prabowo, 2012).
Peningkatan mutu
pendidikan dalam pelaksanaan TQM yang berfokus pada pelanggan dapat diketahui
melalui identifikasi harapan pelanggan, perencanaan pelayanan pendidikan
terhadap pelanggan, dan pelaksanaan pelayanan pendidikan terhadap pelanggan (Retnoningsih, 2012). Quality in the education sector is one of the most
important factors in achieving success. Educational
institutions need effective management in order to maximize student success,
duration of education and sustainable success (Menteşoğullari,
2023).
Dalam institusi
pendidikan, menurut (Sallis, 2014) ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penerapan TQM,
yaitu:(1)perbaikan secara terus menerus, (2) menentukan standar penjaminan
mutu,(3) perubahan kultur,(4) perubahan organisasi, dan (5) mempertahankan
hubungan dengan pelanggan.
Fokus dari penelitian
ini adalah mendeskripsikan implementasi TQM dalam sekolah berbasis blended
learning untuk terus menerus meningkatkan mutu layanan untuk memenuhi
kebutuhan siswa.
Sekolah Murid Merdeka
(SMM) adalah sekolah blended learning pertama di Indonesia yang berdiri
sejak tahun 2019. Sejak awal berdiri, SMM ingin menjawab tantangan pembelajaran
di abad ke-21. Berbagai pendekatan belajar sudah dicoba dan masih melakukan
inovasi-inovasi dalam menjawab tantangan pendidikan abad 21 ini, seperti
penyediaan learning management system, sekolah-sekolah cabang berbagai kota,
ragam pilihan cara belajar, dan pengembangan kurikulum. Sebagai sekolah yang
sedang berinovasi, maka SMM terus melakukan evaluasi terhadap pengembangan
pengajaran agar dapat memenuhi tantangan abad ke-21. SMM believe that emphasising on students competency will prepare them to
be successful in the future rather than focusing on content material that will
change and constantly evolve (Wijayanti et
al., 2021).
Penelitian ini
bertujuan memberikan deskripsi dan analisis komprehensif terhadap TQM yang diterapkan
oleh Sekolah Murid Merdeka dalam upaya meningkatkan mutu layanan kepada
kebutuhan siswa yang membutuhkan pembelajaran yang efektif dan berkualitas
menggunakan metode blended learning. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan wawasan berharga yang tidak hanya mempengaruhi praktik di Sekolah
Murid Merdeka tetapi juga dapat membimbing lembaga pendidikan lain dalam
mengoptimalkan inisiatif blended learning mereka.
METODE
PENELITIAN
Melalui metodologi
kualitatif dan pendekatan studi kasus deskriptif, penelitian ini akan
menjelajahi tahapan perencanaan program, supervisi, penilaian mandiri dan
kelompok, pelatihan, dan penataan kembali yang terlibat dalam TQM.
Di sisi lain, pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif tentang persepsi siswa terhadap kualitas layanan pendidikan di SMM.
Survei dengan kuesioner akan disebar kepada siswa untuk mengukur tingkat
kepuasan mereka terhadap pembelajaran yang diterapkan di sekolah.
Teknik triangulasi akan digunakan untuk mengintegrasikan temuan dari
kedua pendekatan tersebut. Dengan menggunakan teknik ini, penelitian ini akan
mendapatkan pemahaman yang lebih holistik tentang fenomena implementasi TQM
dalam konteks blended learning. Integrasi data kualitatif dan kuantitatif akan
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam tentang bagaimana TQM
dapat meningkatkan mutu layanan pendidikan di SMM.
Dengan kombinasi pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan teknik
triangulasi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
komprehensif dan mendalam tentang implementasi TQM dalam konteks blended
learning. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada diskursus terus-menerus tentang strategi
manajemen pendidikan yang efektif dalam konteks blended learning, yang pada
akhirnya akan memperkaya percakapan lebih luas tentang pendidikan abad ke-21.
�
Berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala pengembangan sekolah, guru, dan kepala program, maka dapat menggambarkan
bagaimana proses TQM pada Sekolah Murid Merdeka dalam usahanya memenuhi harapan
siswa. Sekolah Murid Merdeka banyak memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan operasionalnya, termasuk untuk mencapai tujuan serta visi misi
sekolah. Maka dari itu, penilaian kinerja guru juga harus didasarkan pada
penggabungan teknik tradisional dan teknologi sehingga didapatkan data
yang relevan untuk mencapai tujuan sekolah.
Visi dan Misi Sekolah Murid
Merdeka
a.
Visi : Menjadi
sekolah inovatif yang memberikan layanan pendidikan secara merata di Indonesia
melalui metode serta praktik pembelajaran yang berfokus pada penyesuaian
kebutuhan minat dan bakat setiap anak untuk mencapai kompetensi, prestasi, dan
cita-cita di masa depan.
b.
Misi : Mewujudkan tercapainya pemerataan kualitas pendidikan di
Indonesia, dengan mengembangkan kompetensi masa depan pada setiap murid Sekolah
Murid Merdeka, yaitu Merdeka Belajar, Merdeka Berkolaborasi, dan Merdeka
Berkarya.
Berdasarkan visi dan
misi di atas, maka dapat dirumuskan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh Sekolah
Murid Merdeka adalah mewujudkan Sekolah Murid Merdeka sebagai lembaga
pendidikan inovatif yang memberikan layanan pendidikan merata di seluruh
Indonesia. Fokus utama adalah mencapai kompetensi, prestasi, dan cita-cita
setiap anak melalui metode dan praktik pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan, minat, dan bakat mereka. Tujuan ini kemudian diturunkan menjadi 3
cita Sekolah Murid Merdeka sebagai berikut :
1. Merdeka Belajar, mengembangkan program pendidikan yang
memungkinkan setiap murid meraih kemerdekaan dalam proses pembelajaran, di mana
minat dan bakat mereka diakomodasi, dan pemerataan kualitas pendidikan menjadi
kenyataan.
2. Merdeka Berkolaborasi, mendorong kerjasama dan interaksi
antar murid, guru, serta pihak terkait, sehingga setiap murid dapat merasakan
kebebasan untuk berkolaborasi dan membangun kompetensi masa depan bersama.
3. Merdeka Berkarya, memberikan kesempatan kepada murid
untuk berkarya, mengembangkan potensi, dan mencapai cita-cita masa depan
mereka. Hal ini dilakukan dengan memberikan dukungan, panduan, dan lingkungan
yang mendukung kreativitas serta inovasi.
Sekolah Murid Merdeka
berkomitmen untuk berperan aktif dalam mewujudkan pemerataan kualitas
pendidikan di Indonesia dan memberikan pengalaman belajar yang mendukung setiap
murid dalam mencapai potensi maksimal mereka.
Total Quality Management di Sekolah Murid Merdeka
Memahami� mutu�
adalah� penting� sebagai�
pintu� awal� untuk�
memahami TQM� karena� mutu�
merupakan substansi� dari� adanya TQM yang�� tujuan utamanya�� adalah��
kepuasan� pelanggan (Maghfiroh, 2018). �Dalam�� bidang��
pendidikan,�� yang�� dimaksud��
dengan�� mutu memiliki� pengertian�
sesuai� dengan� makna�
yang� terkandung� dalam siklus��
pembelajaran.�� Secara�� ringkas��
dapat�� disebutkan�� mengenai pengertian� mutu�
yaitu� :� sesuai�
standar,� sesuai� penggunaan�
pasar, sesuai perkembangan kebutuhan dan sesuai dengan lingkungan
global. Adapun� yang� dimaksud�
dengan� mutu� sesuai�
dengan� standar,� yaitu jika salah satu aspek dalam pengelolaan
pendidikan itu sesuai dengan standar��
yang�� telah�� ditetapkan (Sallis, 2014).
Dalam upaya
pencapaian dan peningkatan mutu pada sekolah berbasis blended learning,
Sekolah Murid Merdeka mengimplementasikan TQM dengan menerapkan prinsip-prinsip
berikut :
Perbaikan secara terus
menerus
Sekolah Murid Merdeka
melakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk memastikan kebutuhan siswa
terpenuhi. Kebutuhan akan interaksi dan pembelajaran yang bermakna dalam
pembelajaran membuat Sekolah Murid Merdeka melakukan berbagai inovasi dalam
pembelajaran.
Dalam rangka membuat
keterhubungan antara pengalaman belajar daring dan luring, Sekolah Murid
Merdeka tetap menyediakan learning management system dengan fitur-fitur yang
interaktif untuk memenuhi kebutuhan siswa.
Sekolah Murid Merdeka
juga rutin melakukan focus group discussion dengan murid dan orang tua murid
untuk mengetahui kebutuhan apa yang harus diakomodir oleh pihak sekolah.
Misalnya Orang tua memberikan masukan mengenai kebutuhan program Bahasa Inggris
untuk jenjang PAUD dan SD, maka Sekolah Murid Merdeka segera menyusun program
SMM Bilingual School.
Menentukan standar
penjaminan mutu
Penelitian yang dilakukan oleh (Sunandar
& Kusumaningrum, 2013) menemukan
sepuluh nilai yang berpengaruh terhadap proses penjaminan mutu dalam Rintisan
Sekolah Berbasis Internasional (RSBI). Nilai-nilai tersebut merupakan
prinsip-prinsip dalam penjaminan mutu yang mencakup: (1) pencapaian visi
sekolah dan penegakan aturan. Sekolah Murid Merdeka berusaha mencapai visi misi
yang dimiliki dengan menegakkan aturan-aturan yang menggabungkan peraturan
sekolah dan didukung dengan pemanfaatan teknologi. Misalnya, untuk mencapai
misi pemerataan kualitas pendidikan, maka para guru di Sekolah Murid Merdeka
harus menaati peraturan mengenai menjunjung tinggi disiplin positif baik saat
mengajar daring maupun luring. (2) peningkatan profesionalisme guru secara
rutin dilakukan dengan cara supervisi, pendampingan, dan pelatihan setiap
penggantian triwulan. Topik-topik pelatihan yang diberikan bukan hanya berkisar
pada pemanfaatan teknologi, namun juga mengenai pedagogis misalnya pelatihan
mengenai inquiry based learning. (3) komitmen yang tinggi pada perbaikan mutu
pelajaran 4) komitmen yang tinggi pada peningkatan mutu pendidikan; (5)
perbaikan mutu berkelanjutan; (6) komunikasi yang terbuka� ditunjukkan oleh Sekolah Murid Merdeka
melalui hubungan erat dan terbuka yang dijalin oleh wali kelas luring dan
daring melalui sesi kurikulum terpersonalisasi. Sesi ini merupakan sesi
konsultasi rutin yang dilakukan setiap semester oleh guru dan orang tua selama
20 menit. Pada sesi ini, akan ditarik data mengenai kendala belajar, rencana
belajar, masukan dan saran dari murid dan orang tua untuk mengembangkan pembelajaran
yang bermutu tinggi.� (7) nilai-nilai dan
budaya yang menjadi landasan dalam proses pendidikan pada Sekolah Murid Merdeka
tertuang pada kurikulum 5M, yakni memanusiakan hubungan, memahami konsep,
membangun keberlanjutan, memberdayakan konteks dan memilih tantangan. (8)
interaksi yang dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar; (9) sharing dalam
inovasi pembelajaran; dan (10) apresiasi dan motivasi terhadap prestasi siswa
dilakukan oleh Sekolah Murid Merdeka dengan program Nusantara Time, Pameran
Karya, dan Kelas Ekspresi. Nusantara Time adalah sesi di mana seluruh kelas
luring dan daring bertatap maya menggunakan teknologi komunikasi sehingga
seluruh murid dapat berinteraksi. Pameran Karya adalah acara rutin per triwulan
di mana seluruh cabang dari Sekolah Murid Merdeka dijadikan sebagai ruang
pameran karya murid yang bisa didatangi oleh orang tua. kelas ekspresi
merupakan pertemuan bulanan di seluruh cabang SMM untuk menampilkan karya-karya
yang sudah dibuat dalam pembelajaran selama satu bulan.
Perubahan kultur
Ada dua hal
penting yang diperlukan warga sekolah khususnya guru dan karyawan dalam
perubahan kultur sekolah untuk menghasilkan mutu (Sallis, 2014). Pertama, guru dan karyawan membutuhkan sebuah lingkungan
yang cocok untuk bekerja. Mereka membutuhkan alat-alat keterampilan dan harus
bekerja dengan sistem dan prosedur yang sederhana untuk membantu pekerjaan
mereka. Lingkungan yang mengelilingi memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap kemampuan mereka dalam mengerjakan pekerjaannya secara tepat dan
efektif. Di antara ciri-ciri lingkungan yang membantu tersebut adalah sistem
dan prosedur dalam sekolah memotivasi dan meningkatkan kerja mereka.
Sekolah Murid
Merdeka merupakan sekolah berbasis blended learning. Sekolah ini
menyediakan sistem dan prosedur yang mendukung kinerja guru. Karena sistem blended
learning menggabungkan pendidikan dengan teknologi, maka sistem dan prosedur
kerja selalu dikaitkan dengan sistem yang terpusat dan terautomasi. Misalnya
untuk penerbitan rapor, guru tidak perlu menulis secara manual, sistem secara
canggih sudah menyediakan. Rapat-rapat juga dilakukan secara daring untuk
membuat waktu dan ruang menjadi efektif dan efisien untuk dimanfaatkan.
Kedua, untuk
melakukan pekerjaan dengan baik, guru dan karyawan memerlukan lingkungan yang
mendukung dan menghargai kesuksesan dan prestasi yang mereka raih. Mereka
memerlukan pemimpin yang dapat menghargai prestasi mereka dan membimbing mereka
untuk meraih sukses yang lebih besar.
Sekolah Murid
Merdeka yang bernaung di bawah perusahaan PT Semesta Integrasi Digital
mendukung karyawan untuk selalu mengembangkan kompetensi melalui berbagai
pelatihan dan apresiasi. Apresiasi ini dapat berupa kenaikan pangkat,
kesempatan untuk berbagi praktik baik kepada rekan sejawat.
Perubahan Organisasi
Sebagai sekolah
berbasis blended learning dengan karakteristik pembelajaran abad 21 yang
dinamis, perubahan struktur organisasi merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh
Sekolah Murid Merdeka untuk memenuhi kebutuhan siswa. Pada awal tahun 2024,
terjadi perubahan struktur organisasi dengan menambahkan Manajer Operasional
Hub yang berfokus pada pengembangan program belajar luring. Jabatan ini
sebelumnya dinaungi oleh Manajer Operasional SMM yang membawahi tim sekretaris
akademik, parents care, dapodik, dan supervisor cabang (hub) Sekolah
Murid Merdeka.
Seiring dengan
berjalannya waktu, dilakukan evaluasi bahwa harus ada manajer yang berfokus
untuk menyediakan pengalaman belajar yang bermakna bagi program luring. Maka
dari itu dilakukanlah pemisahan divisi dengan manajer yang berbeda. Perubahan
struktur organisasi seperti ini sangat lumrah terjadi dengan dasar
mempertimbangkan kebutuhan murid.
Mempertahankan hubungan dengan pelanggan komunikasi terbuka diwujudkan melalui sesi konsultasi
rutin antara guru, siswa, dan orang tua, memastikan pemahaman yang baik tentang
kendala dan rencana belajar. Sesi
ini merupakan sesi konsultasi rutin yang dilakukan setiap semester oleh guru
dan orang tua selama 20 menit. Pada sesi ini, akan ditarik data mengenai
kendala belajar, rencana belajar, masukan dan saran dari murid dan orang tua
untuk mengembangkan pembelajaran yang bermutu tinggi.
Interaksi dan sharing inovasi, seperti melalui kegiatan
Nusantara Time, Pameran Karya, dan Kelas Ekspresi, merangsang kolaborasi dan
motivasi di antara semua pihak. Pemberdayaan guru, termasuk dukungan untuk
partisipasi guru paruh waktu, serta peningkatan kemampuan mereka dalam
mengelola perubahan, menjadi kunci sukses. Dengan implementasi saran-saran ini,
SMM dapat terus menjadi lembaga pendidikan yang adaptif, inovatif, dan efektif
dalam memenuhi tuntutan pendidikan abad ke-21.
������������
Dalam era transformasi pendidikan abad ke-21, Sekolah
Murid Merdeka (SMM) muncul sebagai lembaga pendidikan inovatif yang mengadopsi
blended learning. Paradigma pendidikan ini menekankan pada pengembangan
keterampilan 4C (critical thinking, collaborative, communicative, and
creative) guna menghadapi revolusi industri 4.0. Penelitian ini menyoroti
manajemen pengendalian operasional dan pengukuran kinerja pada SMM, yang
menjadi aspek kritis dalam menghadapi tantangan unik pendidikan abad ke-21.
TQM pada sekolah
blended learning dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip (1)perbaikan
secara terus menerus, (2) menentukan standar penjaminan mutu,(3) perubahan
kultur,(4) perubahan organisasi, dan (5) mempertahankan hubungan dengan
pelanggan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa TQM diimplementasikan
dalam konteks sekolah berbasis blended learning adalah utamanya melalui
hubungan erat dan terbuka yang dijalin oleh wali kelas luring dan daring
melalui sesi kurikulum terpersonalisasi. Sesi ini merupakan sesi konsultasi
rutin yang dilakukan setiap semester oleh guru dan orang tua selama 20 menit.
Pada sesi ini, akan ditarik data mengenai kendala belajar, rencana belajar,
masukan dan saran dari murid dan orang tua untuk mengembangkan pembelajaran
yang bermutu tinggi.
Anwar, S. (2020). Implementasi total quality management (TQM)
dalam bisnis pendidikan. EDUKA: Jurnal Pendidikan, Hukum, Dan Bisnis, 4(2),
46�52.
Halim, A. (2022). Signifikansi Dan Implementasi Berpikir
Kritis Dalam Proyeksi Dunia Pendidikan Abad 21 Pada Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal
Indonesia Sosial Teknologi, 3(3), 404�418.
https://doi.org/10.36418/jist.v3i3.385
Khalil, A. B. T. A., Othman, M. K. B. H. J., & Saidon, M.
K. B. (2020). Memacu Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0: Penerapan
Nilai-nilai Islam dan Inovasi dalam Pengajaran di Institusi Pengajian Tinggi. Islāmiyyāt:
International Journal of Islamic Studies, 42, 13�20.
https://doi.org/10.17576/islamiyyat-2020-42IK-02
Maghfiroh, L. (2018). strategi peningkatan mutu pendidikan
madrasah melalui total quality management (TQM) di Madrasah Ibtidaiyah Wahid
Hasyim Yogyakarta. TA�LIM: Jurnal Studi Pendidikan Islam, 1(1),
19�39.
Menteşoğullari, E. (2023). Total Quality Management
in Education: A Strategic Approach for Continuous Improvement and Success. International
Journal of Social Sciences (IJSS) / Uluslararasi Sosyal Bilimler Dergisi, 7(29),
184�198. https://doi.org/10.52096/usbd.7.29.10
Mercadal, T. (2022). Total quality management (TQM). In Salem
Press Encyclopedia. Salem Press.
Prabowo, S. (2012). Total Quality Management (TQM) dalam
Pendidikan. Jurnal Sosial Humaniora (JSH), 5(1), 72�77.
Retnoningsih, N. (2012). Pelaksanaan TQM DI Sekolah Islam
Terpadu MI Luqman Al Hakim Tegal. Educational Management, 1(2).
Sallis, E. (2014). Total quality management in education.
Routledge.
Sari, I. K. (2021). Blended learning sebagai alternatif model
pembelajaran inovatif di masa post-pandemi di sekolah dasar. Jurnal Basicedu,
5(4), 2156�2163.
Seage, S. J., & T�reg�n, M. (2020). The effects of
blended learning on STEM achievement of elementary school students. International
Journal of Research in Education and Science, 6(1), 133�140.
Suhermanto, S., & Anshari, A. (2018). Implementasi Tqm
Terhadap Mutu Institusi Dalam Lembaga Pendidikan. In Al-Tanzim: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam (Vol. 2, Issue 1, pp. 107�113). Nurul Jadid
University, Islamic Faculty. https://doi.org/10.33650/al-tanzim.v2i1.259
Sunandar, A., & Kusumaningrum, D. E. (2013). Pola
Penjaminan Mutu Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Berbasis
Nilai-nilai Sekolah. Jurnal Ilmu Pendidikan, 19(2).
Wijayanti, L. M., Purba, J. T., Hariandja, E. S., &
Sijabat, R. (2021). Organizational Agility in Educational Setting: A Case Study
of Sekolah Murid Merdeka. In Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran (Vol. 4,
Issue 3). Universitas Cokroaminoto Palopo. https://doi.org/10.30605/jsgp.4.3.2021.1487
Zimmer, S. (2021). Blended Learning. In Salem Press
Encyclopedia. Great Neck Publishing.
Copyright Holder: Puspita Dwi Permatasari1, Noor Miyono2 (2024) |
First publication right: |
This article is licensed under: |