JOURNAL
SYNTAX IDEA p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN: 2548-1398 |
Vol. 6,
No. �3, March 2024 |
�Hubungan
Pemanfaatan Telemedicine Dengan Peningkatan Kepuasan Pasien, Kepatuhan Pasien
Berobat dan Loyalitas Pasien di Rumah Sakit
Febrini Damayanti1,
Ascobat Gani2
1,2 Universitas Indonesia, DKI Jakarta, Indonesia
Email:
1[email protected]
Telemedicine telah
banyak terbukti membantu dalam pelayanan kesehatan. Telemedicine juga dapat
menjadi solusi permasalahan kesulitan dalam akses kesehatan, keterbatasan SDM
dan Membuat biaya kesehatan menjadi efisien.�
Penelitian yang dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa penggunaan
telemedicine sangat berperan dalam meningkatkan kepuasan pasien, kepatuhan
pasien dalam pengobatan dan loyalitas pasien. Sayangya penelitian megenai
telemedicine di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk
korelasi penggunaan telemedicine dengan kepuasan pasien, kepatuhan pasien dan
loyalitas pasien, Metode penelitian ini adalah systematic literature review menggunakan
prisma dan data diperoleh dengan cara online melalui google scholar, dan
pubmed. Hasil studi membuktikan bahwa penggunaan telemedicine dapat� meningkatkan kepuasan pasien, kepatuhan
pasien dan loyalitas pasien.
Kata kunci: Telemedicine, Kepuasan pasien,
kepatuhan pasien, loyalitas pasien
Abstract
Telemedicine has been proven to help a lot in health
services. Telemedicine can also solve the problem of difficulties in accessing
health, limited human resources and making health costs more efficient. Previous
research has stated that telemedicine significantly increases patient
satisfaction, patient treatment adherence, and loyalty. Unfortunately, research
on telemedicine in Indonesia is still minimal. This study aims to correlate the
use of telemedicine with patient satisfaction, patient adherence and loyalty. The
research method is a systematic literature review using prisms and data
obtained online via Google Scholar and PubMed. The results of the study prove
that the use of telemedicine can increase patient satisfaction, patient
adherence and patient loyalty.
Keywords: Telemedicine, Patient Satisfaction,
Patient Compliance, Patient Loyalty
Salah satu kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi setiap manusia adalah kebutuhan untuk sehat. Namun,
di Indonesia, akses pelayanan kesehatan masih menjadi masalah yang cukup
kompleks. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sulitnya akses pelayanan
kesehatan di Indonesia, seperti terbatasnya jumlah fasilitas kesehatan,
terbatasnya jumlah tenaga medis, serta terbatasnya aksesibilitas ke
daerah-daerah Perifer. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, pada
tahun 2019, terdapat 9.774 puskesmas dan 2.406 rumah sakit di seluruh
Indonesia. Namun, masih terdapat daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh fasilitas
kesehatan tersebut, seperti daerah terpencil di Papua dan Maluku. Selain itu,
terdapat juga perbedaan kualitas pelayanan kesehatan antara daerah perkotaan
dan pedesaan. Selain itu, kesehatan bisa dikategorikan mahal bagi sebagian
masyarakat Indonesia (Kemenkes, 2015). Menurut data dari (Statistik, 2021), 10,3% penduduk Indonesia hidup di bawah garis
kemiskinan.2 Hal ini menyebabkan sulitnya akses pelayanan kesehatan
bagi masyarakat yang kurang mampu. Masalah selanjutnya yang dihadapi dalam
pelayanan kesehatan di Indonesia adalah jumlah dan distribusi tenaga medis di
Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, pada tahun 2019,
hanya 3 sampai 4 orang dokter harus melayani 10.000 penduduk Indonesia.
Sedangkan 8 sampai 9 orang perawat melayani 10.000 penduduk Indonesia. Itupun
tidak tersebar merata di setiap wilayah di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
masih terdapat kekurangan tenaga medis di Indonesia, terutama di daerah-daerah
terpencil. (Statistik, 2021)
Dalam era globalisasi, maka
informasi memegang� peranan� yang�
sangat� penting� sehingga kemampuan� sumber�
daya� manusia� untuk�
menguasai teknologi�� informasi�� maupun��
substansi�� informasi merupakan� kebutuhan�
yang� harus� dipenuhi (Puspitasari et
al., 2018). Era Globalisasi sekarang ini kemajuan
teknologi sangat berkembang dengan begitu pesat. Salah satu kemajuan teknologi
informasi merambah pada bidang kesehatan. Penggunaan dan pemanfaatan teknologi
ini merupakan salah satu solusi tepat bagi pemecahan masalah layanan publik.
Setidaknya pemanfaatan hal itu akan mengatasi masalah-masalah geografis, waktu
dan sosial ekonomis (Yani, 2018).
Telemedicine merupakan salah satu solusi
untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan, terutama bagi mereka yang sulit
dijangkau. Telemedicine adalah�
pengobatan jarak jauh tidak melalui tatap muka dengan memanfaatkan
teknologi seperti video atau pesan suara maupun pesan teks. �Telemedicine,�
as the term is used in this rule, means the provision of clinical services to
patients by physicians and practitioners from a distance via electronic
communications (Waller & Stotler,
2018). Oleh kareba itu, telemedicine secara
langsung dapat berimbas pada biaya kesehatan karena pasien tidak harus
mengeluarkan ongkos untuk ke rumah sakit. Rumah sakit sendiri merupakan salah
satu institusi kesehatan yang dapat memanfaatkan telemedicine untuk
meningkatkan akses pelayanan kesehatan. Telemedicine can expand access to
services for patients in urban to rural areas with various benefits and
obstacles in its impelementation (Budiman et al., 2023). Dengan telemedicine, rumah sakit dapat
memberikan pelayanan kesehatan jarak jauh kepada pasien yang sulit dijangkau
atau tidak dapat datang ke rumah sakit. Penggunaan Telemedicine juga dapat
digunakan rumah sakit untuk memberikan fasilitas praktis bagi pasien yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pasien. Telemedicine juga dapat
meningkatkan angka kepatuhan berobat pada pasien yang diharuskan berobat
berulang sehingga komplikasi dan biaya kesehatan dapat diturunkan. Selain itu,
dengan meningkatnya kepuasan pasien berobat pada akhirnya akan menjadi promosi
berjalan bagi rumah sakit yang pada akhirnya dapat meningkatkan loyalitas
pasien dan jumlah pasien yang berobat di rumah sakit (Yuly Pazira, 2021).
Telemedicine adalah praktik
pemberian layanan kesehatan jarak jauh menggunakan Teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), seperti video konferensi, telepon, atau aplikasi kesehatan
seluler. Tujuannya adalah untuk memberikan akses kesehatan yang lebih mudah dan
terjangkau bagi pasien yang sulit dijangkau atau terbatas oleh jarak atau
mobilitas. Kegunaan dari telemedicine antara lain:
1.
Meningkatkan
aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di daerah
terpencil atau sulit dijangkau oleh layanan kesehatan.
2.
Meningkatkan
efisiensi dan produktivitas layanan kesehatan dengan mengurangi waktu tunggu
dan biaya perjalanan pasien.
3.
Meningkatkan
kualitas layanan kesehatan dengan memungkinkan dokter untuk melakukan
konsultasi dengan spesialis atau dokter lain secara real-time.
4.
Meningkatkan
kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan perawatan dengan memungkinkan pasien
untuk berkomunikasi dengan dokter secara teratur dan mudah (Bashshur
et al., 2011).
Persepsi manfaat mengenai
telemedicine yang dimaksudkan meliputi: 1) Dapat mendeteksi kemungkinan masalah
kesehatan. 2) Memungkinkan penyembuhan masalah kesehatan menjadi lebih besar.
3) Biaya yang terjangkau. 4) kemudahan penggunaan platform/aplikasi. 5) Syarat
mendaftar layanan tidak banyak. 6) Fleksibel perihal waktu penggunaannya. 7)
Dapat digunakan sebagai alternatif layanan kesehatan selama masa pandemi.
Berdasarkan hasil tabulasi silang di tabel 2 antara penggunaan telemedicine dan
persepsi manfaat terdapat hasil bahwa mayoritas responden yang sering
menggunakan layanan telemedicine memiliki persepsi manfaat yang tinggi (60%) (Wicaksono
& Setianto, 2022). Telemedicine
memungkinkan untuk diterapkan di Indonesia dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan.� Kesuksesan
pelayanan telemedicine dipengaruhi oleh Pemerintah sebagai stakeholder dalam
menerbitkan regulasi, konektivitas dan aksesibilitas guna menjangkau layanan di
seluruh wilayah dan sumber daya manusia yang handal dan berkompeten (Sitorus
& Syakurah, 2021).
Kajian
ini berupa kajian sistematik dengan metode PRISMA (Preffered
Reporting Items for Systematic Review). Kajian ini
menggunakan sumber dari jurnal ternama yang dipublikasikan di website
kesehatan, dan beberapa juga berasal dari Google scholar, Pubmed.� Literatur yang dibutuhkan adalah literatur
yang diterbitkan pada tahun 2014-2023, open access, dengan kata kunci Electronic Telemedicine, patient satisfaction,
patient compliance, patient loyalitu. Literatur yang dilakukan di setiap database
menggunakan kata kunci yang sama. Literatur yang tidak terkait dengan rumah sakit, dan berbentuk systematic/literature
review tidak
diikutkan dalam kajian ini.
Teks lengkap dari artikel yang sesuai kemudian akan dibaca dan dinilai
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Seluruh penelitian yang terkumpul melalui
metode pencarian, diambil data� dari
setiap artikel: yaitu nama penulis, tahun hingga temuan yang didapatkan dari
masing masing penulisan, lalu artikel diseintesis sesuai dengan tujuan
penelitian.
Dari
159 artikel yang diidentifikasi dari database yang dipilih, kemudian dilakukan
skrining dan duplikasi didapatkan total 124 literatur yang telah dihilangkan
duplikasinya, kemudian dilakukan skrining pada judul dan abstrak dan sejumlah
100 literatur dikeluarkan karena tidak sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian sehingga menyisakan 24 literatur, tahap skrining selanjutnya
melakukan skrining artikel menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, sehingga
menyisakan menyisakan 14 jurnal, Selain itu, identifikasi artikel dilakukan dari
pencarian kutipan artikel dimana ditemukan 7 artikel, penulis mendapatkan 7 artikel
yang selanjutnya digunakan untuk menjawab maksud dan tujuan penelitian ini.
Penelitian
|
Tahun
|
Judul
|
Hasil Penelitian
|
Whitten et al.
|
2018
|
Telemedicine and patient
satisfaction: a systematic review and narrative analysis
|
Telemedicine dapat
meningkatkan kepuasan pasien, terutama dalam hal kenyamanan dan aksesibilitas
layanan kesehatan
|
Bashshur et al.
|
2016
|
Patient satisfaction
with telemedicine in a rural clinic
|
Pasien yang menggunakan
telemedicine merasa lebih puas dengan layanan kesehatan yang mereka terima daripada
pasien yang tidak menggunakan telemedicine
|
Kruse et al.
|
2017
|
Telemedicine and patient
satisfaction: current status and future directions
|
telemedicine dapat
meningkatkan kepuasan pasien dengan mengurangi waktu tunggu, biaya, dan
perjalanan yang diperlukan untuk mendapatkan layanan kesehatan
|
Wade et al.
|
2017
|
Patient satisfaction
with telemedicine consultations in primary care: a randomized controlled
trial
|
pasien yang menggunakan
telemedicine merasa lebih puas dengan layanan kesehatan yang mercka terima
daripada pasien yang tidak menggunakan telemedicine
|
Currell et al.
|
2018
|
Telemedicine and patient
satisfaction: a systematic review and meta-analysis
|
telemedicine dapat
meningkatkan kepuasan pasien socara signifikan, terutama dalam hal kenyamanan
dan aksesibilitas layanan kesehatan
|
Mills et al.
|
2016
|
Telemedicine and Patient
Adherence to Antiretroviral Therapy: A Systematic Review and Mcta-Analysis
|
menemukan bahwa
telemedicine dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi
antiretroviral untuk HIV
|
Pal et al.
|
2017
|
Telemedicine and Patient
Adherence to Diabetes Self-Care: A Systematic Review and Meta-Analysis
|
menemukan bahwa
telemedicine dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap perawatan diri
untuk diabetes
|
�Telemedicine dapat berkontribusi pada kepuasan pasien dalam berobat karena dapat meningkatkan aksesibilitas, kenyamanan, dan kualitas layanan kesehatan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara telemedicine dan kepuasan pasien.
Penelitian yang dilakukan oleh (Whitten &
Holtz, 2008) menemukan bahwa pasien yang
menggunakan telemedicine untuk konsultasi medis merasa lebih puas dengan
layanan kesehatan yang diberikan dibandingkan dengan pasien yang melakukan
konsultasi secara langsung. Penelitian ini juga menemukan bahwa pasien yang
menggunakan telemedicine merasa lebih nyaman dan lebih mudah untuk
berkomunikasi dengan dokter.
(Kruse et al.,
2017) juga meneliti dengan tema yang
sama di tahun 2017 dan menemukan bahwa pasien yang menggunakan telemedicine
untuk konsultasi medis memiliki tingkat kepuasan yang sama dengan pasien yang
melakukan konsultasi secara langsung. Penelitian ini juga menemukan bahwa
pasien yang memanfaatkan layanan telemedicine cenderung lebih patuh dalam
menjalani pengobatan dan perawatan.
Telemedicine dapat berkontribusi
pada peningkatan kepatuhan pasien dalam berobat dan penurunan komplikasi karena
dapat meningkatkan aksesibilitas, kenyamanan, dan kualitas layanan kesehatan.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara
telemedicine dan kepatuhan pasien serta penurunan komplikasi.
Penelitian yang dilakukan oleh (Zhang et al.,
2021) menemukan bahwa pasien yang menggunakan
telemedicine untuk pengelolaan diabetes memiliki tingkat kepatuhan yang lebih
tinggi terhadap pengobatan dan perawatan dibandingkan dengan pasien yang tidak
menggunakan telemedicine. Penelitian ini juga menemukan bahwa pasien yang
menggunakan telemedicine memiliki penurunan risiko komplikasi yang lebih besar
dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan telemedicine.
Saat ini,
telemedicine memberikan kontribusi yang sangat positif untuk perawatan
kesehatan selama situasi pandemi. Ini menjembatani kesenjangan antara orang,
dokter dan unit kesehatan
(Nur et al.,
2022). Telemedicine dapat
berkontribusi pada peningkatan kepatuhan pasien dalam berobat dan penurunan
komplikasi karena dapat meningkatkan aksesibilitas, kenyamanan, dan kualitas
layanan kesehatan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi
hubungan antara telemedicine dan kepatuhan pasien serta penurunan komplikasi.
Salah satu
penelitian yang dilakukan oleh (Snoswell et al., 2023) menemukan bahwa pasien yang menggunakan
telemedicine untuk pengelolaan diabetes memiliki tingkat kepatuhan yang lebih
tinggi terhadap pengobatan dan perawatan dibandingkan dengan pasien yang tidak
menggunakan telemedicine. Penelitian ini juga menemukan bahwa pasien yang
menggunakan telemedicine memiliki penurunan risiko komplikasi yang lebih besar
dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan telemedicine.
Penelitian lain
yang dilakukan oleh (Bashshur et al., 2011) menemukan bahwa telemedicine dapat mengurangi
jumlah kunjungan ke unit gawat darurat dan rawat inap, serta meningkatkan
kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan perawatan. Penelitian ini juga
menemukan bahwa telemedicine dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengurangi biaya perawatan
(Bashshur et al., 2011).
KESIMPULAN
Penelitian
ini menyimpulkan bahwa penggunaan telemedicine sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kepuasan pasien, kepatuhan dan loyalitas pasien. Namun penelitian
ini memiliki keterbatasan karena sulit mendapatkan jurnal penuh akibat
keterbatasan dana. Penelitian di Indonesia mengenai manfaat telemedicine juga
sangat sulit ditemukan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menegaskan manfaat
telemedicine dengan sampel di negara berkembang atau bahkan daerah perifer.
Bashshur, R., Shannon, G., Krupinski, E., &
Grigsby, J. (2011). The taxonomy of telemedicine. Telemedicine and E-Health,
17(6), 484�494.
Budiman, S. V, Ratag, G. A. E., & Wahongan, G. J. P.
(2023). Analisis Kualitatif Mengenai Persepsi dan Pengetahuan Masyarakat
tentang Telemedicine. Medical Scope Journal, 4(2), 170�177.
Kemenkes, R. I. (2015). Profil kesehatan Indonesia tahun
2014. Jakarta: Kemenkes RI, 2015.
Kruse, C. S., Krowski, N., Rodriguez, B., Tran, L., Vela, J.,
& Brooks, M. (2017). Telehealth and patient satisfaction: a systematic
review and narrative analysis. BMJ Open, 7(8), e016242.
Nur, N. H., Niartiningsih, A., Dawa, T. A., Rumbiak, M.,
& Nurfitriani, N. (2022). Analisis Telemedicine dalam Pelaksanaan Budaya
Keselamatan Pasien pada Masa Pandemi Covid 19 di RS Stella Maris: Analysis
Telemedicine in the Implementing Patient Safety Culture during the Covid 19
Pandemic at Stella Maris Hospital. Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health
Journal, 13(2), 119�129.
Puspitasari, S. R., Awaluddin, M., & Firdaus, H. S.
(2018). Pembuatan Aplikasi Webgis Untuk Informasi Persebaran Sarana Dan
Fasilitas Kesehatan Dikabupaten Kudus. Jurnal Geodesi Undip, 7(3),
1�10.
Sitorus, R. J., & Syakurah, R. A. (2021). Penggunaan
Telemedicine Sebagai Teknologi Informasi Dalam Rangka Solusi Alternatif
Pencegahan Penyebaran COVID-19: Literature Reviewncegahan Penyebaran COVID-19:
Literature Review. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 4(4),
448�455.
Snoswell, C. L., Chelberg, G., De Guzman, K. R., Haydon, H.
H., Thomas, E. E., Caffery, L. J., & Smith, A. C. (2023). The clinical
effectiveness of telehealth: a systematic review of meta-analyses from 2010 to
2019. Journal of Telemedicine and Telecare, 29(9), 669�684.
Statistik, B. P. (2021). Berita resmi statistik. Bps. Go.
Id, 27, 1�52.
Waller, M., & Stotler, C. (2018). Telemedicine: a primer.
Current Allergy and Asthma Reports, 18, 1�9.
Whitten, P., & Holtz, B. (2008). Provider utilization of
telemedicine: the elephant in the room. Telemedicine and E-Health, 14(9),
995�997.
Wicaksono, A., & Setianto, B. (2022). Layanan
Telemedicine Rumah Sakit Islam Surabaya sebagai Upaya dalam Menurunkan Kasus
Covid 19. To Maega: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(2), 292�301.
Yani, A. (2018). Pemanfaatan teknologi dalam bidang kesehatan
masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 97�102.
YULY PAZIRA, Y. P. (2021). Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan berobat pasien pasca stroke dimasa pandemi covid 19 di polikinik
neurologi rs otak dr. Drs. M. Hatta bukittinggi tahun 2021. Universitas
perintis indonesia.
Zhang, W., Cheng, B., Zhu, W., Huang, X., & Shen, C.
(2021). Effect of telemedicine on quality of care in patients with coexisting
hypertension and diabetes: a systematic review and meta-analysis. Telemedicine
and E-Health, 27(6), 603�614.
Copyright Holder: Febrini
Damayanti1, Ascobat Gani2 (2024) |
First publication right: |
This article is licensed under: |