JOURNAL SYNTAX IDEA p�ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398 |
Vol. 6, No. 03, March 2024 |
Yosafat Angga
Praditya Nugroho1, Putri Maisara2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta,
Sukoharjo, Indonesia
Email: a[email protected]1,[email protected]2
Pasar modal menjadi salah satu pilihan investasi yang diminati
oleh masyarakat Indonesia, namun tingkat literasi keuangan yang masih rendah
menjadi salah satu hambatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kemajuan teknologi, literasi keuangan, dan toleransi risiko terhadap minat
investasi di pasar modal, dengan fokus pada mahasiswa, terhadap minat investasi, faktor variabel
literasi keuangan terhadap minat investasi, serta pengaruh risk
tolerance terhadap minat investasi yang telah diujikan
kepada 107 responden sesuai dengan kriteria pengambilan sampel. Metode penelitian yang
digunakan adalah survei dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada
mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Analisis data dilakukan
menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemajuan teknologi, literasi keuangan, dan toleransi risiko berpengaruh
signifikan terhadap minat investasi di pasar modal. Variabel literasi keuangan
memiliki pengaruh paling besar terhadap minat investasi di pasar modal, diikuti
oleh toleransi risiko dan kemajuan teknologi. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah bahwa pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang literasi keuangan,
bersama dengan kemampuan untuk menghadapi risiko dan memanfaatkan teknologi,
sangat penting dalam meningkatkan minat investasi di pasar modal, khususnya di
kalangan mahasiswa. Maka dari itu, upaya untuk meningkatkan literasi keuangan
dan memperkenalkan konsep toleransi risiko yang sehat kepada mahasiswa perlu
terus dilakukan agar mereka dapat memanfaatkan potensi pasar modal untuk masa
depan yang lebih baik.
Kata Kunci: Kemajuan
Teknologi, Literasi Keuangan,
Risk Tolerance,
dan Minat Investasi.
Abstract
The capital market has become one of the investment
options favored by the Indonesian people, but the low level of financial
literacy remains a significant obstacle. This study aims to determine the
influence of technological advancements, financial literacy, and risk tolerance
on investment interest in the capital market, with a focus on students,
investment interest, the variable of financial literacy on investment interest,
and the influence of risk tolerance on investment interest which has been tested
on 107 respondents according to the sampling criteria. The research method used
was a survey using questionnaires distributed to students at various
universities in Indonesia. Data analysis was performed using multiple linear
regression. The results show that technological advancements, financial
literacy, and risk tolerance significantly affect investment interest in the
capital market. The financial literacy variable significantly influences
investment interest in the capital market, followed by risk tolerance and
technological advancements. This study concludes that good knowledge,
understanding of financial literacy, and the ability to deal with risk and
utilize technology are crucial in increasing investment interest in the capital
market, especially among students. Therefore, efforts to improve financial
literacy and introduce the concept of healthy risk tolerance to students need
to be continued so that they can take advantage of the potential of the capital
market for a better future.
Keywords: Technology Advancement, Financial Literacy, Risk
Tolerance, and Investment Interest.
Perkembangan
teknologi di era 5.0 kini memiliki dampak signifikan terhadap kemajuan ekonomi
suatu negara dan mendorong sektor-sektor perekonomian terutama pada bidang
bisnis atau usaha untuk mencapai hasil yang semaksimal mungkin. Banyak
masyarakat yang melakukan pengaturan keuangan secara online dengan mudah mulai
dari menabung, melakukan transaksi jual beli, peminjaman dana hingga investasi.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup diri sendiri, seseorang harus bisa
mengatur keuangan dan harta kekayaan yang dimiliki oleh dirinya yakni dengan
cara melakukan investasi. Investasi bisa didefinisikan sebagai komitmen
sejumlah uang atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini (present time) dengan harapan memperoleh
manfaat (benefit) di kemudian hari (in future) (Tandelilin, E, 2010).
Jenis
investasi yang ada di Indonesia beragam seperti emas, reksadana, saham,
properti,deposito dan lain sebagainya
(OJK, 2017). Katadata Insight Center (KIC) bekerja sama dengan Stockbit
melakukan survei terkait investasi yang dimiliki masyarakat Indonesia. Survei
ini dilaksanakan pada 6-12 september 2021 terhadap 5.204 responden menggunakan
online survei (https://databoks.katadata.co.id, 2021).
Hasil survei tercantum dalam tabel 1.
Tabel 1. Jenis Investasi yang Dimiliki
Investor Indonesia
Jenis Investasi |
Presentase |
Emas |
60,2% |
Tanah |
33,2% |
Bisnis/Usaha |
26,4% |
Reksadana |
24,8% |
Property |
24,4% |
Saham |
22,5% |
Mata uang kripto |
18,7% |
Deposito bank |
15,9% |
Hewan ternak |
14,9% |
Asuransi |
14% |
Barang hobi |
9,3% |
Pohon (Jati, rotan, dll) |
7,6% |
Forex trading |
5,8% |
Obligasi |
5,1% |
Peer-to-peer lending |
4,6% |
Sumber:
Katadata Insight Center (KIC), 2021
Tabel 1
menunjukkan bahwa emas menjadi investasi yang banyak dipilih masyarakat
Indonesia dengan presentase sebesar 60,2% responden. Selanjutnya, sebesar 33,2%
responden memilih tanah sebagai investasi mereka. Kemudian,
26,4% responden memiliki investasi dibidang bisnis/usaha. Reksadana berada
diurutan keempat sebagai investasi yang dipilih masyarakat Indonesia yaitu
sebesar 24,8% responden. Investasi pada properti sebanyak 24,4% responden,
Saham 22,5% responden, mata uang kripto 18,7% responden,
deposito bank berjumlah 15,9% responden, hewan ternak 14,9% responden, asuransi
14% responden, barang hobi 9,3% responden, pohon sebesar 7,6% responden, forex
trading sebesar 5,8%, obligasi 5,1% dan terakhir yaitu peer-to-peer lending
4,6% responden
Sektor
bisnis dan pasar modal memang menjadi salah satu penentu keberhasilan tingkat
ekonomi suatu negara apabila didukung juga dengan adanya faktor kemajuan
teknologi yang dapat mempengaruhi secara positif terhadap
dunia investasi. Adanya teknologi saat ini, dapat dengan mudah berinvestasi.
Hal itu bisa dilihat dengan hadirnya berbagai platform aplikasi khusus untuk
tabungan emas, investasi saham, investasi reksadana, investasi pinjaman P2P dan
lain sebagainya. Produk investasi semakin beragam
dan masyarakat dapat memiliki lebih banyak pilihan. Dengan perkembangan
teknologi pada saat ini bertransaksi saham sudah sangat berbeda dengan zaman
dahulu yang masih harus serba manual. Namun saat ini kemudahan dalam melakukan
investasi menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat khususnya generasi
milenial yang didominasi oleh mahasiswa mealui smartphone dan internet. Saat
ini investasi di Pasar Modal dapat dilakukan melalui fasilitas online trading
yang dapat diakses menggunakan smartphone (Filbert, 2011). Sejalan dengan
perkembangan teknologi informasi dan internet, transaksi pasar modal kini
semakin banyak digemari oleh investor retail dengan adanya fasilitas online
trading yang diberikan oleh perusahaan sekuritas atau broker. Fasilitas online
trading ini memudahkan para investor untuk dapat bertransaksi dimana pun dan
kapan pun menggunakan perangkat yang dapat mengakses internet sehingga
memudahkan investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi (Tandio dan
Widanaputra, 2016). Selain itu para investor juga dapat mengakses laporan
keuangan, tren saham, membaca berita dan menilai return dan risiko saham
perusahaan dengan menggunakan sistem online trading. Namun, kemajuan teknologi
juga memiliki dampak negatif pada investasi. Salah satu dampaknya adalah
meningkatnya risiko keamanan dalam investasi. Dengan adanya teknologi,
investasi dapat menjadi lebih rentan terhadap serangan siber dan kejahatan
cyber (Kusuma A, 2020).
Selama Juni 2022
investor di pasar modal meningkat sebanyak 15.96% atau sebanyak 4 juta investor
dari tahun sebelumnya yang didominasi oleh investor yang berasal
dari segala golongan pekerjaan. Transaksi keuangan dalam bentuk investasi di Indonesia
bahkan diprediksi akan berkembang pesat pada tahun 2030 � 2050 secara global.
Hal ini dikarenakan posisi Indonesia yang merupakan negara dengan perekonomian
terkuat di Asia Tenggara (Solekhan, 2020). Pasalnya melalui teknologi,
investor bisa mencari informasi yang dibutuhkan dengan secepat mungkin untuk
memperhatikan resiko serta return yang didapatkan sebelum mengambil keputusan
berinvestasi. Menurut (Zahroh, 2016) investasi saham di pasar modal
menawarkan potensi keuntungan yang besar tetapi juga risiko yang cukup besar.
Maka dibutuhkan pemahaman terkait literasi keuangan.
Pengetahuan
dan pemahaman dalam mengelola keuangan memiliki kaitan erat dengan tingkat
literasi keuangan di masyarakat itu sendiri. Literasi
keuangan (financial literacy) seseorang akan
mempengaruhi keinginan dalam mengatur sistem keuangannya maupun
memikirkan masa depannya, salah satunya yaitu investasi. Pemerintah juga
memantau tingkat literasi keuangan masyarakat dengan pelaksanaan survei
literasi keuangan yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali.
Gambar 1
Tingkat literasi keuangan di Indonesia
Sumber: OJK, 2022
Berdasarkan
data yang disajikan diatas dapat diketahui bahwa indeks literasi keuangan
masyarakat Indonesia berada di level 21,84% pada tahun 2013, 29,7% pada tahun
2016, pada 2019, 38,03% dan
49,68% pada tahun 2022. Meskipun terjadi kenaikan setiap tahunnya, namun
tingkat literasi keuangan tersebut masih tergolong rendah. Sehingga
perencanaan investasi yang dilakukan harus dibekali dengan pengetahuan
mengenai keuangan (financial literacy) yang baik agar keputusan dalam
pengelolaan keuangan memiliki arah yang jelas. Literasi keuangan merupakan faktor
penting dalam perencanaan dan keputusan keuangan (Austin dan Elizabeth, 2014). Literasi
keuangan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang dalam
melakukan kegiatan investasi, seseorang dengan pengetahuan literasi keuangan
yang baik dapat mengelola keuangan dan memilih keputusan dalam pengelolaan
keuangan dengan baik (Rasuma Putri & Rahyuda, 2017). Berdasarkan dari data Survei Nasional
Literasi Keuangan Indonesia 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia
dari seluruh wilayah provinsi, masih ada 14 provinsi dengan indeks literasi di
bawah rata-rata nasional yaitu dibawah angka 49,68%, dan sisanya terdapat 20
provinsi dengan indeks literasi di atas 49,68%. Kondisi ini menunjukan bahwa
pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai keuangan tergolong
rendah dan belum merata di seluruh
wilayah Indonesia
Tanpa
pemahaman yang jelas mengenai investasi maka seseorang akan merasa bingung dalam
memutuskan untuk berinvestasi. Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan
tahun 2019 menunjukan bahwa terdapat hubungan yang korelasional antara tingkat
literasi keuangan dengan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan produk dan
layanan jasa keuangan. Indeks literasi untuk sektor pasar modal
pada hasil survey menunjukkan 4,92%, dari periode survei sebelumnya hanya
mengalami kenaikan 0,52%. Hasil ini menunjukan masih banyak masyarakat
Indonesia yang belum mendapatkan pengetahuan dan minat untuk menginvestasikan
kekayaannya di pasar modal. Tingkat literasi
dan inklusi sektor pasar modal masih jauh dari harapan, diperlukan adanya
sebuah inovasi edukasi digital untuk meningkatkan tingkat literasi dan inklusi
pasar modal (Gunawan dkk., 2021). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muizzuddin dkk., (2017) yang
menyatakan bahwa individu dengan pemahaman yang baik tentang
literasi keuangan akan membuat perencanaan keuangan, manajemen dan kontrol
menjadi lebih baik. Maka dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan merupakan
landasan fundamental bagi setiap orang untuk melakukan pertimbangan dalam
berinvestasi, khususnya di Pasar Modal. Literasi
keuangan yang tinggi dapat membantu investor dalam menentukan jenis investasi
mana yang sesuai dengan dirinya. Pengetahuan keuangan yang dimiliki tiap
individu berbeda-beda, hal ini memungkinkan pemilihan investasi yang
berbeda-beda pula. Literasi keuangan yang tinggi dapat membantu investor dalam
menentukan jenis investasi mana yang sesuai dengan dirinya.
Dalam
memutuskan suatu investasi, investor akan dihadapkan dengan banyak pilihan
jenis investasi, hal ini merupakan masalah bagi investor untuk menentukan pada
investasi mana dananya akan ditanamkan, sehingga akan menghasilkan banyak
keuntungan di masa yang akan datang. Namun pada setiap transaksi
investasi tidak hanya keuntungan yang diperhitungkan namun risiko
juga. Setiap investor memiliki batas risiko yang dikehendakinya, besar kecilnya
risiko bergantung pada toleransi tiap investor. Menurut
Tandio & Widanaputra (2016) risiko adalah suatu faktor yang biasanya
ditakuti oleh setiap orang termasuk investor. Investor
berusaha untuk mengurangi berbagai risiko, termasuk bahaya jangka pendek dan
jangka panjang, ketika membuat keputusan investasi. Akibatnya, tidak cukup
hanya menghitung pengembalian saat berinvestasi; investor juga harus
mempertimbangkan risiko. Pengembalian dan risiko adalah dua hal yang terkait
erat. Pengembalian dan risiko memiliki hubungan positif, yang berarti semakin
tinggi risiko yang diambil, semakin tinggi imbalannya.Tinggi rendahnyai
toleransi risiko seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia,
jenis kelamin, pendapatan dan kekayaan, pengalaman (Ayu Wulandari & Iramani, 2014). Investor
dengan risk tolerance tinggi akan cenderung mengambil keputusan yang
berani dibandingkan dengan investor yang risk tolerance nya rendah.
Berdasarkan
data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), hanya 1,6 juta jiwa atau 2,5%
kelompok umur 16-30 tahun yang melakukan transaksi investasi di pasar modal
Indonesia (baik saham maupun reksa dana saham). Bursa Efek Indonesia (BEI) juga
mencatat kenaikan jumlah investor saham di wilayah Soloraya, pada Maret 2023
lalu total investor di Soloraya kecuali Kabupaten Klaten tercatat 216.660. Angka
ini meningkat pada September 2023 dengan jumlah sebanyak 231.994 investor. Dari
total investor tersebut, investor terbanyak berada di wilayah Kota Solo. Pada
Maret di Kota Solo tercatat ada 51.609 investor dan naik menjadi 54.496
investor pada September. Sebanyak 38,89% investor saham mayoritas merupakan
kelompok Generasi Zenial (Gen Z) ini dengan total 228.447 investor saham,
kemudian disusul oleh kelompok usia 26 tahun hingga 30 tahun sebanyak 25,43%
dengan total149.388 investor saham. Hal ini menunjukan bahwa minat penduduk
Indonesia khususnya kaum muda untuk berinvestasi di pasar modal masih sangat
minim. Kecenderungan sikap milenial yang konsumtif serta pendapatan yang tidak
menentu mengakibatkan perlu adanya instrument keuangan yang sesuai dengan
kemampuan para kaum milenial. Salah satu dari semua instrumen keuangan yang
ditawarkan oleh pasar modal, saham merupakan salah satu pilihan yang tepat bagi
para kaum milenial. Khususnya para mahasiswa yang saat ini diperkenalkan dengan
pengetahuan keuangan seperti kinerja keuangan, suku bunga, dampak inflasi
termausk mengenai invetasi dan pasar modal. Widyawati, (2012) menjelaskan
bahwa perkuliahan sangat berperan penting dalam proses pembentukan literasi
keuangan mahasiswa. Selain itu Galeri Investasi didirikan
oleh PT Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi
sebagai salah satu langkah menjaring investor-investor baru dari kalangan
mahasiswa. Tujuannya adalah sosialisasi, edukasi dan sejauh mana mahasiswa
mampu mempraktekkan teori yang dipelajari dalam perkuliahan serta mendukung
kegiatan penelitian. Membangun minat mahasiswa untuk
berinvestasi diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam yang mendorong
munculnya minat tersebut. Fenomena tersebut bisa menjadikan faktor
variabel bebas dari kemajuan teknologi, literasi
keuangan, dan risk
tolerance, apakah
variabel yang telah dipilih bisa mempengaruhi minat investasi sebagai variabel terikat yang dipengaruhi
�
Pemilihan pendekatan
kuantitatif sangatlah dirasa tepat dan cermat, karena hasil keseluruhan
menggambarkan sejumlah angka dari butir pertanyaan yang telah diolah. Penemuan
data yang diambil menggunakan sumber olahan primer, dimana penulis harus
menyebarkan data angket (kuesioner), penulis membutuhkan sumber dari artikel
riset, penjelasan dari website yang
akurat dengan topik penelitian. Riset ini membutuhkan unit sasaran yang akan
diteliti dari populasi mahasiswa aktif yang kuliah di Solo Raya yang minat
terhadap investasi. Populasi tersebut akan diperkecil sehingga sampel untuk
penelitian bisa didapatkan. Populasi di dalam riset ini tidak bisa diketahui secara
pasti, sehingga dibutuhkan perhitungan dengan rumus Roscoe (1986) yang telah disampaikan
dalam Sugiyono, (2016) dengan syarat ukuran sampel yang layak dalam
penelitian ini antara 30 sampai 500, dimana jumlah variabel � minimal 10 yang berarti 3�30 sehingga minimal sampel yang
akan membantu penelitian ini 107 responden.
Pengambilan sampel dengan
cara non probability sampling dimana
populasi tidak diberikan kesempatan yang sama untuk menjadi sampel responden,
penggunaan teknik purposive sampling (judgemental) dengan cakupan populasi
yang akan dijadikan sampel, harus mempunyai kriteria yang telah ditentukan peneliti
untuk dapat didalami
antara lain: mahasiswa aktif di Solo Raya yang dijadikan responden harus memiliki
minat terhadap investasi dengan usia 19 tahun ke atas. Pemilihan alasan diperkuat
berdasarkan Markowitz menyatakan
bahwa minat investasi seseorang akan semakin tinggi jika rasio
risiko-keuntungan semakin tinggi. Namun, minat investasi seseorang akan semakin
rendah jika aversion terhadap risiko semakin tinggi, dalam Saputra, Suyanto, dan
Japlani, 2021. Pemilihan mahasiswa yang ditetapkan mempunyai alasan
kuat dimana investor sebanyak 57,04% di antaranya berusia 30 tahun ke bawah, usia tersebut adalah kelompok
mahasiswa dan 23,27% berusia antara 31-40
tahun. Hal ini menunjukkan investor pasar modal nasional didominasi kelompok
generasi Z dan milenial. Kemudian, ada 11,36%
investor individu yang berusia 41-50 tahun, 5,44% berusia 51-60 tahun, dan
2,88% berusia di atas 60 tahun
Tabel 2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
kelamin |
Jumlah |
Presentase |
Laki Laki |
35 |
33% |
Perempuan |
72 |
67% |
Total |
107 |
100% |
Didapatkan data dari
penyebaran kuesioner, responden pada penelitian ini didominasi oleh perempuan
sebesar 67% dan laki � laki sebanyak 33%
Gambar 2.
Data Responden Atas Dasar Usia
Seperti yang dapat
dilihat pada diagram di atas, pada penelitian ini didapatkan 107 orang responden yang
didominasi oleh usia 21 � 24 Tahun.
Gambar
3.
Data
Responden Atas Dasar Asal Kampus
Riset ini memiliki total
responden (orang) sejumlah 107 yang telah diolah peneliti berdasarkan kategori
sesuai umur dan asal kampus dengan melakukan penyebaran link kuesioner,
sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut: kategori < 20 tahun berjumlah 43 orang (40%), umur 21-24 tahun sejumlah 58 (54%), dan > 25 tahun memiliki 6 responden (6%).
Berdasarkan kategori asal kampus Politeknik Kesehatan Bhakti
Mulia memiliki responden 1 (1%),
ISI Surakarta dengan responden 2 (2%), ASA Indonesia berjumlah 1 orang (1%), Politeknik Indonusa Surakarta sejumlah 1 orang (1%), Poltekkes Surakarta sebanyak 1 responden (1%), STIE
Surakarta sejumlah 17 (16%), STT Intheos berjumlah
1 responden (1%), UKSW Salatiga sejumlah 2 orang (2%), Universitas Slamet Riyadi
sebanyak 3 orang (3%), Universitas Islam Batik Surakarta dengan responden 1
orang (1%), Universitas Islam Negeri Raden Mas Said sebanyak 1 orang (3%),
Universitas Kristen Surakarta berjumlah 3 orang (3%), Universitas Atma Jaya
Yogyakarta sejumlah 1 orang (1%), Universitas Muhammadiyah Surakarta� sebanyak 16 orang (15%), sedangkan
Universitas Negeri Sebelas Maret sejumlah 56 orang (52%).
Pada pengujian validitas
bertujuan untuk mengukur keakuratan sebuah pernyataan pada data kuesioner. Syarat
kriteria dinyatakan valid apabila r-hitung > r-tabel dan
hasil pengolahan data menunjukkan angka batas pengujian signifikan
(sig.) < 0,050.
Variabel |
Corrected Item-Total
Correlation |
Keterangan |
Kemajuan
teknologi1 |
0,793 |
Valid |
Kemajuan
teknologi2 |
0,770 |
Valid |
Kemajuan
teknologi3 |
0,755 |
Valid |
Kemajuan
teknologi4 |
0,578 |
Valid |
Kemajuan
teknologi5 |
0,700 |
Valid |
Kemajuan
teknologi6 |
0,628 |
Valid |
Literasi
keuangan1 |
0,578 |
Valid |
Literasi
keuangan2 |
0,802 |
Valid |
Literasi
keuangan3 |
0,868 |
Valid |
Literasi
keuangan4 |
0,746 |
Valid |
Literasi
keuangan5 |
0,700 |
Valid |
Literasi
keuangan6 |
0,916 |
Valid |
Risk
tolerance1 |
0,587 |
Valid |
Risk
tolerance2 |
0,785 |
Valid |
Risk
tolerance3 |
0,904 |
Valid |
Risk
tolerance4 |
0,848 |
Valid |
Risk tolerance5 |
0,681 |
Valid |
Risk
tolerance6 |
0,911 |
Valid |
Risk
tolerance7 |
0,806 |
Valid |
Minat
investasi1 |
0,596 |
Valid |
Minat
investasi2 |
0,725 |
Valid |
Minat
investasi3 |
0,821 |
Valid |
Minat
investasi4 |
0,831 |
Valid |
Minat
investasi5 |
0,796 |
Valid |
Sumber: Pengolahan SPSS Data Primer
oleh peneliti (2023)
Berdasarkan SPSS olahan
primer pada tabel 3 menyatakan bahwa hasil pengujian validitas data pada tabel Item-Total
Statistics untuk kolom Corrected Item-Total Correlation bahwa variabel X1 (kemajuan
teknologi),
variabel X2 (literasi keuangan), X3 (risk
tolerance),
dan variabel Y (Minat investasi) memperlihatkan keseluruhan data yang didapatkan �ialah valid. Konteks itu memenuhi persyaratan
nilai signifikansi r hitung melampaui r tabel, yang mana di dalam penelitian
ini diketahui r table sejumlah 0,1599. Maka dari itu, seluruh item
pernyataan pada kuesioner melalui google form bisa dipercayai guna melakukan
pengumpulan data yang dibutuhkan serta guna ��dijalankan pengolahan mendalam.
Pengujian reliabilitas
bertujuan untuk melihat dan mengukur suatu konsistensi dari data pernyataan.
Syarat kriteria data setiap variabel dikatakan reliabel, bisa dilihat dari angka
skor Cronbachs Alpha > dari batas
pengujian statistik dari 0,60.
Variabel |
Cronbach's Alpha |
N of Items |
Keterangan |
Kemajuan teknologi |
0,785 |
6 |
Reliable |
literasi keuangan |
0,861 |
6 |
Reliable |
Risk tolerance |
0,892 |
7 |
Reliable |
Minat investasi |
0,805 |
5 |
Reliable |
Sumber: Pengolahan SPSS Data Primer oleh peneliti
(2023)
Berdasarkan SPSS olahan primer
pada tabel 4 menyatakan bahwa
Hasil dari kuesioner disebutkan Reliabel apabila nilai Cronbach�s
Alpha > 0,60. Berdasarkan data yang diperoleh bahwasanya nilai Cronbach�s
Alpha bagi variabel kemajuan teknologi sejumlah 0,785 atau > 0,60,
variabel literasi keuangan sejumlah 0,861 atau > 0,60 , variabel risk
tolerance sejumlah 0,892 atau > 0,60 , variabel minat investasi sejumlah
0,805 atau > 0,60. Maka dari itu, kuesioner untuk variabel
kemajuan teknologi, literasi keuangan, risk tolerance dan Minat investasi tersebut adalah Reliabel.
|
Unstandardized Residual |
|
N |
107 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
2.71122119 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.081 |
Positive |
.061 |
|
Negative |
-.081 |
|
Test Statistic |
.081 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.079c |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance Correction. |
Sumber: Pengolahan SPSS Data Primer oleh peneliti
(2023)
Berdasarkan SPSS olahan
primer pada tabel 5 data yang diperoleh dalam tabel One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test , nilai Asymp.Sig.(2-tailed) adalah 0,079 atau diatas 0,05 berarti
data terdistribusi normal.
Pengujian multikolineritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi bisa terjadi
gejala hubungan korelasi yang tinggi antar suatu variabel bebas tersebut.
Sehingga dibutuhkan syarat dan kriteria yang memperlihatkan tidak terjadinya
gejala multikolinearitas adalah angka tolerance
yang besar dari batas uji statistik 0,10 dan skor VIF kurang 10,0.
Collinearity Statistics |
|
|||||
Model |
|
Tolerance |
VIF |
|
||
1 |
kemajuan
teknologi |
.944 |
1.059 |
|
||
|
literasi keuangan |
.875 |
1.142 |
|
||
|
risk
tolerance |
.890 |
1.124 |
|
||
a. Dependent Variable: Minat investasi |
|
|
||||
Sumber: Pengolahan SPSS Data Primer oleh peneliti
(2023)
Berdasarkan SPSS olahan
primer pada tabel 5 uji multikolinearitas menyatakan bahwa setiap variabel kemajuan
teknologi nilai VIF < 10 yaitu 1,059 dan nilai Tolerance ≥ 0,10
yaitu 0,944 ,variabel literasi keuangan nilai VIF < 10 yaitu 1,142 dan nilai
Tolerance ≥ 0,10 yaitu 0,875, variabel risk tolerance nilai
VIF < 10 yaitu 1,124 dan nilai Tolerance ≥ 0,10 yaitu 0,890.
Sehingga bisa disimpulkan tidak terjadi
multikolinieritas.
Riset yang menggunakan
pengujian heteroskedastisitas berguna untuk melihat apakah terjadi kesamaan atau tidak terjadi
kesamaan antar varian
variabel yang telah diolah. Penilaian syarat agar tidak
tejadi heteroskedastisitas dilihat dari tabel uji hasil gletser, dimana skor
signifikansi (Sig.) seharusnya lebih besar dari batas uji statistik 0,050.
Tabel 7. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas (Hasil Gletser) Tabel
Koefisien (Coefficientsa)
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
.012 |
2.286 |
|
.005 |
.996 |
Kemajuan teknologi |
.051 |
.063 |
.082 |
.813 |
.418 |
|
Literasi keuangan |
.062 |
.074 |
.088 |
.840 |
.403 |
|
Risk tolerance |
-.032 |
.051 |
-.065 |
-.624 |
.534 |
|
a. Dependent Variable: ABS_RES |
Sumber: Pengolahan SPSS Data Primer oleh peneliti
(2023)
Berdasarkan tabel 7
menjelaskan hasil pengujian heteroskedastisitas terlihat bahwa variabel kemajuan
teknologi sejumlah 0,418 atau ≥ 0,05, variabel literasi keuangan sejumlah
0,403 atau ≥ 0,05, variabel risk tolerance sejumlah 0,534 atau
≥ 0,05. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada
kejadian Heteroskedastisitas..
Dilakukannya pengolahan data
menggunakan uji analisis regresi linier berganda agar bisa mengetahui suatu
persamaan hubungan faktor variabel terikat (Y) dan faktor variabel bebas (X).
Konsep persamaan dalam regersi berganda ialah Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+e yang dilihat dari kolom tabel B dalam (Ustandardized Coefficients).
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
||
1 |
.473a |
.223 |
.201 |
2.750 |
||
Predictors: (Constant), kemajuan teknologi, literasi keuangan, risk
tolerance a. Dependent Variable: Minat investasi |
|
|||||
Sumber: Pengolahan SPSS Data Primer oleh peneliti
(2023)
Berdasarkan
hasil koefisien determinasi, diketahui nilai 0,223 (22,3%) untuk
R Square yang memperlihatkan bahwasanya variabel kemajuan teknologi, literasi keuangan dan risk tolerance
memberikan pengaruh secara bersama-sama (simultan) pada Minat investasi sejumlah 22,3%. Sementara tersisa 77,7% diberi pengaruh melalui faktor lainnya yang tidak
penulis teliti.
|
Unstandardized Coefficients�������������������������������������������� |
Standardized Coefficients |
|
|
||
Model |
B |
Std. Error |
Beta |
T |
Sig. |
|
1 |
(Constant) |
-.627 |
3.492 |
|
-.179 |
.858 |
|
kemajuan
teknologi |
.270 |
.096 |
.251 |
2.807 |
.006 |
|
literasi
keuangan |
.283 |
.112 |
.234 |
2.519 |
.013 |
|
risk
tolerance |
.162 |
.078 |
.191 |
2.080 |
.040 |
a. Dependent Variable: Minat
investasi |
|
|
|
|
|
Sumber: Pengolahan SPSS Data Primer oleh peneliti
(2023)
Dari
tabel Coefficients, diketahui koefisien persamaan regresi yang
ditunjukkan dalam kolom B (Beta) Unstandardized Coefficients. Melalui
kolom tersebut sehingga persamaan regresinya ialah :
Y = 0,627 + 0,270X1 + 0,283X2 + 0,162X3
Melalui
persamaan regresi tersebut, diketahui Konstanta sejumlah 0,627 memaparkan bahwasanya ketika variabel Kemajuan teknologi,
literasi keuangan dan risk tolerance tidak terdapat kenaikan sehingga
nilai Minat investasi adalah 0,627. Koefisien regresi X1 atau kemajuan
teknologi sejumlah 0,270 memaparkan bahwasanya tiap penambahan satu satuan
kemajuan teknologi akan meningkatkan jumlah Minat investasi sejumlah 0,270.
Koefisien� regresi X2 atau literasi
keuangan sejumlah 0,283 memaparkan bahwasanya tiap penambahan satu satuan
literasi keuangan akan menambah jumlah Minat investasi sejumlah 0,283.
Koefisien regresi X3 atau risk tolerance sejumlah 0,162 memaparkan
bahwasanya tiap penambahan satu satuan risk tolerance akan menambah
jumlah Minat investasi sejumlah 0,162.�
Hasil analisis Uji T, yang ditunjukkan melalui kolom Sig. , nilai Sig.
untuk kemajuan teknologi adalah 0,006 (Lebih kecil dari 0,05), untuk literasi
keuangan adalah 0,013 ( Lebih kecil dari 0,05), untuk risk tolerance
adalah 0,040 ( Lebih kecil dari 0,05) yang berarti Kemajuan teknologi, literasi
keuangan dan risk tolerance memberi pengaruh secara parsial atau
individu pada Minat investasi.
Tabel 10. Hasil Pengujian
R2 (Kolom Adjusted R Squre)
Tabel Model Summaryb
Model |
|
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
1 |
Regression |
223.983 |
3 |
74.661 |
9.869 |
.000b |
|
Residual |
779.176 |
103 |
7.565 |
|
|
|
Total |
1003.159 |
106 |
|
|
|
a.
Predictors: (Constant), kemajuan
teknologi, literasi keuangan, risk tolerance b.
Dependent Variable: Minat investasi |
Sumber: Pengolahan SPSS Data Primer oleh peneliti (2023)
Berdasarkan hasil Uji F,
memberi gambaran nilai Sig. 0,000 atau < 0,05 yang berarti signifikan.
Kemajuan teknologi, literasi keuangan dan risk tolerance memberi pengaruh
dengan cara bersamaan maupun simultan pada Minat investasi.
Pengaruh Kemajuan
Teknologi (KT X1) terhadap Minat Investasi (MI Y)
Hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kemajuan teknologi memberi pengaruh
positif dan signifikan pada Minat investasi. Hasil penelitian tersebut sesuai
dan konsisten pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Novianti, dkk
(2022) yang menyatakan bahwa Kemajuan teknologi berpengaruh signifikan terhadap
minat investasi saham syariah masyarakat desa Toyomarto, Kab. Malang. Kemudian
penelitian oleh Lestari, dkk (2022) yang juga menyatakan bahwa hasil uji t
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kemajuan teknologi terhadap
minat investasi mahasiswa. Teknologi diharapkan mampu membuat investor lebih
tertarik untuk berinvestasi. Semakin mudahnya akses terhadap informasi yang
dibutuhkan, akan meningkatkan minat investor atau calon investor untuk
berinvestasi. Yang memicu untuk meningkatkan minat investor atau calon investor
untuk berinvestasi adaah kemudahan dalam mengaksesnya karena sudah diiringi
dengan kemajuan teknologi yang cukup tinggi (Tandio & Widanaputra, 2016).
Hal ini berarti bahwa jika kemajuan teknologi semakin meningkat maka minat
investasi juga akan meningkat.
Pengaruh Literasi Keuangan (LK X2) terhadap Minat Investasi (MI Y)
Hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa literasi keuangan memberi
pengaruh positif dan signifikan pada Minat investasi. Hasil penelitian tersebut
sesuai dan konsisten pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Novianti,
dkk (2022) yang menyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh signifikan
terhadap minat investasi saham syariah masyarakat desa Toyomarto, Kab. Malang.
Kemudian penelitian oleh Solekhan, dan Setyorini (2021) yang juga menyatakan
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Financial Literacy terhadap
Minat Investasi Saham pada Mahasiswa FE UNY. Literasi keuangan meliputi
pengetahuan, keterampilan dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku
dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan
keuangan untuk mencapai kesejahteraan. Literasi keuangan juga tentang
menganalisis, membaca, dan memahami keputusan keuangan (Lestari, dkk: 2022).
Menurut Otoritas Jasa Keuangan 2017 (OJK 2017), literasi keuangan memiliki
tujuan jangka panjang bagi semua kalangan, yaitu: menaikan literasi seseorang
yang sebelumnya less literate atau not literate menjadi well
literate dan kedua menaikan jumlah orang yang menggunakan produk dan
layanan jasa keuangan. Agar masyarakat luas dapat memilih produk dan layanan
keuangan yang sesuai dengan kebutuhannya, mereka harus mengetahui manfaat dan
risikonya, serta hak dan kewajibannya. Bekal literasi keuangan berupa
pengetahuan dan kemampuan merupakan alat yang sangat berguna dalam mengelola
sumber keuangan. Hal ini dapat diartikan, jika literasi keuangan meningkat,
maka Minat Investasi akan mengalami peningkatan pula.
Pengaruh Risk Tolerance (RT X3) terhadap Minat Investasi (MI Y)
Hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa risk tolerance memberi
pengaruh positif dan signifikan pada Minat investasi. Hasil penelitian tersebut
sesuai dan konsisten pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Solekhan,
dan Setyorini (2021) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan Risk tolerance terhadap Minat Investasi Saham pada Mahasiswa
FE UNY. Toleransi risiko dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum
ketidakpastian bahwa seseorang bersedia menerima ketika membuat keputusan
keuangan, mencapai ke hampir setiap bagian dari kehidupan ekonomi dan sosial
(Grable, 2000). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat risk
tolerance yang akan diterima maka semakin tinggi pula minat investasi
individu. Hal ini dapat disebabkan oleh akses informasi dan berbagai pelatihan
yang diperoleh investor. Pemilihan saran dari peneliti bagi pihak Perguruan
Tinggi di Solo Raya yaitu pihak kampus
secara rutin menyelenggarakan seminar dan pelatihan� investasi untuk mendorong mahasiswa� mulai berinvestasi. Perlu adanya pembukaan galeri investasi di lingkungan
kampus di Solo Raya atau apabila tidak bisa karena persyaratan yang
terlalu sulit, mungkin� kampus di
Solo Raya bisa
mencari alternatif galeri investasi agar mahasiswa dapat belajar tentang investasi dan dapat mencoba
perdagangan saham secara langsung dan real-time dengan menggunakan
peralatan yang tersedia di galeri investasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemajuan teknologi, literasi
keuangan, dan toleransi risiko berpengaruh signifikan terhadap minat investasi
di pasar modal, khususnya pada mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
literasi keuangan memiliki pengaruh paling besar terhadap minat investasi di
pasar modal, diikuti oleh toleransi risiko dan kemajuan teknologi. Oleh karena
itu, peningkatan literasi keuangan dan pemahaman yang baik tentang toleransi
risiko, serta pemanfaatan teknologi yang baik, sangat penting dalam
meningkatkan minat investasi di pasar modal. Upaya untuk meningkatkan literasi
keuangan dan memperkenalkan konsep toleransi risiko yang sehat kepada mahasiswa
perlu terus dilakukan agar mereka dapat memanfaatkan potensi pasar modal untuk
masa depan yang lebih baik. Sehingga saran yang bisa penulis berikan
diantaranya ialah hasil penelitian tentang Kemajuan Teknologi, Persepsi
Literasi Keuangan, dan Risk Tolerance, pada Minat Investasi Mahasiswa, perlu
dijalankan penelitian mendalam melalui penggantian maupun menambah indikator
masing-masing variabel maupun menambahkan variabel lainnya.
Larasati, R. K., & Deny Yudiantoro.
(2022). Pengaruh Literasi Keuangan, Kemajuan Teknologi Informasi, Dan Modal
Minimal Terhadap Minat Investasi Pasar Modal. Jurnal Investasi, 8(2), 55�64.
https://doi.org/10.31943/investasi.v8i2.206
Laska Ortega, S., & Sista
Paramita, R. A. (2023). Pengaruh Literasi Keuangan, Kemajuan Teknologi,
Pelatihan Pasar Modal, Dan Motivasi Terhadap Minat Investasi Di Pasar Modal.
SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan
Pendidikan, 2(2), 709�726. https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i2.648
Lestari, A. E., Indriani, E., &
Kartikasari, N. (2022). Pengaruh Literasi Keuangan, Return, Persepsi Risiko,
Gender Dan Kemajuan Teknologi Terhadap Minat Investasi Mahasiswa. Jurnal Riset
Mahasiswa Akuntansi, 2(4), 726�738. https://doi.org/10.29303/risma.v2i4.238
�Pratiwi, R. P., & Susanti, A. (2022).
Menguji Literasi Keuangan, Gaya Hidup Dan Pengendalian Diri Terhadap Perilaku
Konsumtif Millenial Pengguna Go-Jek Sukoharjo. Jurnal Lentera Bisnis, 11(1),
61. https://doi.org/10.34127/jrlab.v11i1.502
Rasuma Putri, N. M. D., &
Rahyuda, H. (2017). Pengaruh Tingkat Financial Literacy Dan Faktor
Sosiodemografi Terhadap Perilaku Keputusan Investasi Individu. E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 3407.
https://doi.org/10.24843/EEB.2017.v06.i09.p09
Saputra, R. F., Suyanto, S., &
Japlani, A. (2021). Pengaruh literasi keuangan, kemajuan teknologi dan risk
tolerance terhadap minat. berinvestasi di pasar modal dengan perkembangan
teknologi digital sebagai variabel moderat (Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Metro). Jurnal Akuntansi AKTIVA, 2(2), 196-206
Sari, V. M.,
Putri, N. K., Arofah, T., & Suparlinah, I. (2021). Pengaruh Motivasi
Investasi, Pengetahuan Dasar Investasi, Modal Minimal, dan Kemajuan Teknologi
terhadap Minat Investasi Mahasiswa. Jurnal Doktor Manajemen
(JDM), 4(1), 88.
Solekhan, A. (2020). Pengaruh
Financial Literacy, Risk Tolerance Dan Locus of Control Terhadap Minat
Investasi Saham Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Angkatan 2017. Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia, 9(4)
Tandelilin, E. (2010). Dasar-dasar manajemen
investasi. Manajemen Investasi, 34.Ariyanto, Aditya
Krisna & Rahmawan, G. (2021). Pengaruh
Harga, Promosi dan Kualitas Produk
Terhadap Minat Beli Masyarkat Terhadap Smartphone Merk Cina. Widya Manajemen, 3(2), 117�127. https://doi.org/10.32795/widyamanajemen.v3i2.1632
Tandio & Widanaputra,
2016) Al Mubayin, M. M., &
Widodo, E. (2022). Pengaruh Literasi Keuangan, Perkembangan Teknologi Dan
Risiko Investasi Terhadap Minat Invetasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Kahuripan Kediri. Otonomi, 22(2), 494. https://doi.org/10.32503/otonomi.v22i2.3089
Widyawati, I.
(2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Finansial Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Assets: Jurnal Akuntansi
dan Pendidikan, 1(1), 89. https://doi.org/10.25273/jap.v1i1.527
Yuliati, R., Amin, M., & Anwar,
S. A. (2020). Pengaruh motivasi investasi, modal minimal investasi, pengetahuan
investasi, dan return investasi terhadap minat investasi di pasar modal. e_Jurnal
Ilmiah Riset Akuntansi, 9(03).
Zahroh, S. N. (2016).
Analisa Risiko dan Keuntungan Investasi Saham Batu Bara Di Bursa Efek Indonesia
(Tahun 2010-2014). Jurnal Ekonomi Pembangunan, 13(1), 42.
https://doi.org/10.22219/jep.v13i1.3692
Copyright
Holder: Yosafat Angga Praditya Nugroho1,
Putri Maisara2 (2024) |
First
publication right: |
This
article is licensed under: |