How to cite:
Enik Maturahmah, Revisika, Wiska Baharuddin, Sigit Prafiadi, Nurul Abidin
(2024), Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Hipertensi di Kampung Amban,
Propinsi Papua Barat Sebagai Buku Referensi Botani, (6) 4,
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
PEMANFAATAN TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT HIPERTENSI DI
KAMPUNG AMBAN, PROPINSI PAPUA BARAT SEBAGAI BUKU
REFERENSI BOTANI
Enik Maturahmah, Revisika, Wiska Baharuddin, Sigit Prafiadi, Nurul Abidin
Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Muhammadiyah Manokwari, Papua Barat, Indonesia.
Abstrak
Hipertensi adalah masalah kesehatan yang umum di masyarakat, termasuk di Distrik
Amban. Pengetahuan tentang tanaman obat yang berkhasiat untuk mengobati hipertensi
diharapkan dapat membantu masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengobatan
penyakit ini. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemanfaatan tumbuhan berkhasiat
obat dalam pengobatan hipertensi di Distrik Amban, Kabupaten Manokwari, Provinsi
Papua Barat, serta menyusunnya sebagai buku referensi botani. Dalam konteks ini,
penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain eksploratif. Data primer
diperoleh melalui wawancara dengan masyarakat setempat dan observasi langsung,
sementara data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data
mencakup observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai obat
tradisional, serta menjadi referensi bagi mahasiswa dalam pembelajaran botani.
Penelitian ini memberikan kontribusi dalam melestarikan pengetahuan lokal tentang
penggunaan tumbuhan obat tradisional, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
warisan budaya dan kearifan lokal masyarakat Distrik Amban. Penelitian ini
mengidentifikasi bahwa masyarakat Distrik Amban masih mengandalkan tumbuhan
sebagai alternatif obat tradisional untuk mengobati hipertensi, karena aksesibilitas yang
rendah terhadap fasilitas kesehatan modern. Pemanfaatan tumbuhan obat memberikan
keuntungan bagi masyarakat dalam hal biaya dan ketersediaan, namun pengetahuan ini
secara bertahap terancam punah karena minimnya perhatian dari generasi muda.
Kata Kunci: Tumbuhan Berkhasiat Obat, Hipertensi, Kampung Amban,
Abstract
Hypertension is a common health issue in society, including in the Amban District.
Knowledge about medicinal plants that are effective in treating hypertension is expected
to assist the community in efforts to prevent and treat this disease. This research aims to
explore the utilization of medicinal plants in the treatment of hypertension in the Amban
District, Manokwari Regency, West Papua Province, and compile it into a botanical
reference book. In this context, the research employs a qualitative approach with an
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 04, April 2024
Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Hipertensi di Kampung Amban, Propinsi
Papua Barat Sebagai Buku Referensi Botani
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1941
exploratory design. Primary data were obtained through interviews with local
communities and direct observation, while secondary data were obtained from literature
studies. Data collection techniques included observation, interviews, and documentation.
The results of this research are expected to provide information to the community about
the utilization of plants as traditional medicine, as well as serve as a reference for
students in botanical learning. This research contributes to preserving local knowledge
about the use of traditional medicinal plants, which is an integral part of the cultural
heritage and local wisdom of the Amban District community. This study identifies that the
Amban District community still relies on plants as an alternative traditional medicine for
treating hypertension due to low accessibility to modern healthcare facilities. The
utilization of medicinal plants provides benefits to the community in terms of cost and
availability, but this knowledge is gradually threatened with extinction due to the lack of
attention from the younger generation.
Keywords: Medicinal Plants, Hypertension, Amban Village
PENDAHULUAN
Indonesia dengan karakteristik negara archipleago serta dihuni berbagai etnik
suku bangsa dengan masing-masing budayanya yang khas merupakan sebuah keuntungan
yang istimewa (Saranani et al., 2021). Setiap etnik menyimpan kearifan lokal yang khas
sesuai dengan budaya dan adat istiadat serta tradisi turun-temurun yang diwarisi dari
pendahulunya. Termasuk bagaimana setiap etnik memaknai konsep sakit, sehat dan
keragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai Obat Tradisional (OT) untuk menjaga
kesehatan terbentuk melalui suatu proses sosialisasi yang secara turun-temurun dipercaya
dan diyakini kebenaranny (Muslimin et al., 2022; Yuliatna et al., 2023).
Manokwari adalah ibu kota Provinsi Papua Barat yang terletak di Kabupaten
Manokwari. Secara geografis, wilayah ini memiliki luas wilayah 125,46 km² dan
memiliki penduduk kurang lebih 106.672 jiwa (2019). Kota Manokwari terdiri dari
4 distrik, 9 kelurahan dan 46 kampung. Pada tahun 2019, jumlah penduduknya mencapai
106.672 jiwa dengan luas wilayah 125,46 km² km² dan sebaran penduduk 52 jiwa/km².
Salah satu distrik yang ada di Manokwari Barat yaitu Distrik Amban, Sebagian besar
mayoritas pekerjaan masyarakat distrik Amban yaitu Bertani ke kebun dan di sekitar
halaman rumah. Di sekitar lingkungan tersebut masih jauh dari jangkauan Apotik,
sehingga masyarakat Sebagian besar masih menggunakan pengobatan menggunakan
tumbuhan yang hidup di sekitar lingkungan rumah, hal ini saya dapat berdasarkan
observasi dan wawancara singkat terhadap beberapa masyarakat yang tinggal di distrik
Amban.
Kekayaan hayati yang terhimpun dalam bermacam jenis ekosistem sudah
banyak dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari warga tradisional dalam
penuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, obat- obatan obat oleh bermacam suku adat
ataupun sekelompok warga yang tinggal di pedalaman. Tradisi serta pengetahuan warga
lokal pedalaman tentang pemanfaatan tanaman obat tidak terlepas dari budaya setempat
yang sudah berlangsung semenjak lama (Betan, 2014; Utomo, 2017).
Enik Maturahmah, Revisika, Wiska Baharuddin, Sigit Prafiadi, Nurul Abidin
1942 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
Tanaman obat adalah tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan
pengobatan yang secara alami mengandung senyawa bioaktif yang dapat menyembuhkan
penyakit (Berawi et al., 2019; Larasati et al., 2019; Mulyani et al., 2016). Tumbuhan obat
meliputi semua bagian tanaman seperti akar, batang, daun, atau kulit batang yang secara
langsung digunakan, meskipun belum teruji atau terbukti secara fisioterapi (belum teruji
secara klinis). Namun, secara tradisional, tumbuhan obat telah lama digunakan sebagai
bahan pengobatan (Amelia, 2017; Fujianti, 2021; Siagian, 2021).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik
(TDS) rata-rata ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik rata-rata (TDD) ≥90 mmHg.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol diidentifikasi sebagai rata-rata TDS ≥140
mmHg atau rata-rata TDD ≥90 mmHg. Menurut penelitian [7], gejala tekanan darah
tinggi meliputi nyeri kepala berdenyut yang disertai dengan kaku kuduk atau kencang
pada leher atau bahu.
Tumbuhan berkhasiat obat dipercaya oleh masyarakat dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit salah satunya Hipertensi. Hipertensi ataupun darah tinggi telah
diketahui semenjak lebih kurang 2 ribu tahun yang telah lalu, dan hampir semua orang
mempunyai penyakit Hipertensi. Penyakit ini bisa timbul biasa disebakan karena
beberapa hal, misalnya, mengkonsumsi makanan atau minuman yang bisa menyebabkan
tekanan darah naik, bisa juga karena banyak pikiran sehingga menyebabkan pikiran yang
tegang mengakibatkan Hipertensi muncul.
Tanaman obat adalah tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan
karena secara alami mengandung senyawa bioaktif yang mampu menyembuhkan
berbagai jenis penyakit. Menurut Singh (2019) dalam Widaryanto & Azizah, (Widaryanto
& Azizah, 2018), tanaman obat memiliki dua karakteristik utama yang berfungsi sebagai
obat pencegah dan untuk pengobatan penyakit. Badan Kesehatan Dunia WHO (World
Health Organization) (2003) mendefinisikan tanaman obat sebagai tanaman yang
digunakan dengan tujuan pengobatan dan merupakan bahan asli dalam pembuatan obat
herbal. Adapun berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 149/SK/Menkes/IV/1978,
definisi tanaman obat mencakup tanaman atau bagian organ tanaman yang dimanfaatkan
sebagai bahan baku untuk membuat jamu atau obat tradisional, tanaman atau bagian organ
tanaman yang dimanfaatkan sebagai prekursor (bahan awal) dalam pembuatan obat, serta
tanaman atau bagian organ tanaman yang diekstraksi untuk membuat obat.
Pemanfaatan tumbuhan obat memberikan keuntungan langsung bagi
masyarakat karena kemudahan dalam memperolehnya dan bahan bakunya dapat ditanam
di pekarangan sendiri, murah, serta dapat diramu sendiri di rumah. Penggunaan tumbuhan
obat tetap besar di masyarakat karena manfaatnya secara langsung dapat dirasakan secara
turun-temurun, meskipun mekanisme kerjanya secara ilmiah masih belum banyak
diketahui. Selain manfaat yang dirasakan, penggunaan tumbuhan obat juga dilatar
belakangi oleh sulitnya jangkauan fasilitas kesehatan, terutama di daerah-daerah
pedesaan yang terpencil. Terdapat tiga kelompok masyarakat yang dapat dibedakan
berdasarkan intensitas pemanfaatan tumbuhan obat menurut Aliandi dan Roemantyo
(1997) dalam Rahayu (2011), yaitu kelompok masyarakat asli yang hanya menggunakan
Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Hipertensi di Kampung Amban, Propinsi
Papua Barat Sebagai Buku Referensi Botani
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1943
pengobatan tradisional, kelompok masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional
dalam skala keluarga, dan kelompok industriawan obat tradisional.
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan tekanan darah tinggi yang
bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang
dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg
(Afifah, 2022). Hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi
juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah.
Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti usia,
jenis kelamin, dan genetik/keturunan, maupun yang bersifat eksogen seperti obesitas,
konsumsi garam, rokok, dan kopi. Terdapat dua golongan hipertensi berdasarkan
penyebabnya, yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder.
Buku referensi botani adalah sumber informasi yang menunjukkan berbagai hal
yang dibutuhkan. Istilah referensi berasal dari kata kerja “to refer” yang memiliki arti
menunjuk dan berasal dari bahasa Inggris “reference” yang berarti menunjuk kepada.
Jenis referensi tersaji dalam berbagai bentuk di antaranya gambar, poster, jurnal, buku
pembelajaran, buku saku, modul, dan lain sebagainya (Pratama, 2022).
Berdasarkan hasil wawancara, masyarakat distrik Amban masih Sebagian besar
masyarakat memanfaatkan tumbuhan sebagai alternatif obat tradisional untuk
penyembuhan penyakit Hipertensi. Distrik Amban merupakan salah satu desa yang
berada di pinggiran kota Manokwari, Provinsi Papua Barat. Distrik Amban daerah di
dekat pantai, masih banyak tumbuhan liar yang ada disekeliling lingkungan masyarakat
Amban. Masyarakat yang berada di distrik Amban, memanfaatkan tumbuhan dan
menanam banyak tumbuhan disekitar pekarangan rumah, yang berkhasiat obat, salah
satunya untuk pengobatan Hipertensi, memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang mereka
dapatkan dari hutan Dari beberapa tanaman yang digunakan dipercaya dapat
menyembuhkan beberapa penyakit seperti Hipertensi yang sebagian besar memang
masyarakat mempunyai keluhan penyakit tersebut, sehingga mereka memanfaatkan
tumbuhan yang ada disekitar pekarangan rumah untuk pengobatan penyakit Hipertensi
karena selain menghemat biaya, jangkauan apotik dan dokter masih jauh dari tempat
tinggal masyarakat distrik Amban.
Pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tradisional di Distrik Amban jarang
yang dituangkan dalam bentuk tertulis, kebanyakan hanya diketahui oleh mereka yang
sudah tua. Sedangkan generasi muda, terutama yang sudah berintegrasi dengan kehidupan
modern, jarang yang peduli dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakatnya. Sejak dulu
orang tua rajin meminum obat tradisional yang bahannya tumbuh di pekarangan dan di
sekitar hutan dan pekarangan rumah sendiri. Akan tetapi saat ini hanya orang-orang
tertentu saja khususnya para orang tua yang masih melestarikan tradisi tersebut, sehingga
dikhawatirkan keberadaan obat tradisional dan pemanfaatannya sedikit demi sedikit akan
punah.
Dari uraian di atas peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai
Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Hipertensi Di Kampung Amban, Kabupaten
Manokwari, Propinsi Papua Barat Sebagai Buku Referensi Botani”.
Enik Maturahmah, Revisika, Wiska Baharuddin, Sigit Prafiadi, Nurul Abidin
1944 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
Tujuan penelitian ini mencakup empat aspek, yakni untuk mengetahui penyebab
penyakit Hipertensi menurut masyarakat Distrik Amban, cara pengobatan yang
digunakan oleh mereka, jenis tumbuhan yang dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit
tersebut, serta proses peramuannya sebagai obat tradisional. Manfaat dari penelitian ini
antara lain memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan
sebagai bahan dasar obat, yang digunakan oleh masyarakat Distrik Amban di Kabupaten
Manokwari, Provinsi Papua Barat. Selain itu, hasil penelitian ini juga disajikan dalam
bentuk tulisan agar generasi muda dapat memperoleh pengetahuan mengenai tumbuhan
obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Distrik Amban. Penelitian ini juga memberikan
sumbangan berupa buku referensi kepada mahasiswa untuk pembelajaran mata kuliah
Botani.
METODE PENELITIAN
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
eksploratif. Penelitian kualitatif adalah penelitian dengan pengumpulan data pada
suatu latar alamiah yang memiliki maksud menafsirkan suatu fenomena yang terjadi
(Anggito & Setiawan, 2018).
Penelitian ini adalah penelitian eksploratif yaitu suatu penelitian yang berusaha
menggali sebab-sebab terjadinya sesuatu. Penelitian yang bersifat eksploratif juga
berusaha menggali pengetahuan baru untuk mengetahui suatu permasalahan yang
sedang atau dapat terjadi (Arikunto, 2013).
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan analisis data
kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui penggunaan tumbuhan
sebagai obat untuk hipertensi, bersifat survei eksploratif dengan teknik pengumpulan
data menggunakan proses wawancara dan pengamatan langsung atau observasi
dilapangan, serta studi literatur. Data diperoleh dengan mengumpulkan sampel
tanaman yang digunakan sebagai ramuan, difoto kemudian dilakukan studi literatur
atau penelusuran pustaka untuk menentukan kebenaran identitas tanaman serta nama
ilmiahnya. Pengetahuan empirik yang diperoleh dilakukan studi komparasi terhadap
studi atau data ilmiah dari referensi yang ditemukan.
Penentuan Informan
Data informasi jenis, bagian tumbuhan yang digunakan dan cara pengolahan
tumbuhan diperoleh dengan wawancara. Penentuan Informan menggunakan metode
snowball sampling
yaitu teknik pemilihan kunci responden yang dilakukan berdasarkan
rekomendasi dari responden sebelumya. Informan ditentukan berdasarkan
keterangan dari tokoh masyarakat adat, kepala suku, kepala desa dan sumber lainya.
b. Sumber Data dan Subyek Penelitian
1. Sumber Data
Menurut Moleong, (2006) sumber data utama dalam sebuah penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya yaitu data tambahan seperti
Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Hipertensi di Kampung Amban, Propinsi
Papua Barat Sebagai Buku Referensi Botani
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1945
dokumen dan lain sebagainya. Namun untuk melengkapi data penelitian
dibutuhkan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber Data Primer
Data primer ialah pengambilan data dengan menggunakan instrumen
pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan penggunaan. Sumber data
primer merupakan data yang diperoleh langsung melalui teknik wawancara
bersama informan atau sumber langsung. Sumber primer adalah sumber data
yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,
2015). Adapun dalam penelitian ini sumber data primer adalah masyarakat
distrik Amban, Kabupaten Manokwari, Propinsi Papua Barat.
b. b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung
data primer melalui studi kepustakaan, dokumentasi, buku, majalah, arsip
tertulis yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti dalam penelitian.
2. Subyek Penelitian
Menurut Amirin (1986) dalam Muh. Fitrah dan Luthfiyah (2017) subyek
penelitian ialah seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh
keterangan atau orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan
seumlah informasi megeai situasi dan kondisi latar penelitian. Adapun subyek
dalam penelitian ini yaitu batra dan warga desa Samba Katung.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah untuk mempermudah dalam
mengkaji ataupun memperoleh informasi dari tumbuhan yang akan diteliti. Teknik
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik Observasi
Pengamatan lokasi tumbuhan obat yang dilakukan di Desa Samba Katung
Kecamatan Katingan Tengah, meliputi identifikasi morfologi tumbuhan.
Langkah awal yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi apakah di Desa
Samba Katung Kecamatan Katingan Tengah masih menggunakan tumbuhan
berkhasiat obat dalam pengobatan penyakit Hipertensi. Serta menggali
informasi dari masyarakat setempat yang terdiri dari batra dan masyarakat umum
yang menggunakan tumbuhan tersebut.
2. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan proses berkomunikasi atau interaksi antara peneliti
dengan informan atau subyek penelitian yang ingin didapatkan informasi dengan
cara tanya jawab. Wawancara dilakukan dengan menggunakan teknik terstruktur
dan bebas, dalam wawancara terstruktur sudah tersedia beberapa konsep yang
akan digali. Sedangkan wawancara bebas merupakan wawancara tidak
terstruktur atau menyesuaikan dengan situasi. Kegiatan wawancara harus
memperhatikan etika berwawancara, seperti menghormati norma sosial dan
budaya setempat, berpakaian rapi dan sopan, memohon ketersediaan batra untuk
Enik Maturahmah, Revisika, Wiska Baharuddin, Sigit Prafiadi, Nurul Abidin
1946 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
diwawancarai. Menciptakan kesan dan suasana yang nyaman dan tidak
canggung, menjadi pendengar yang baik, serta bersikap rendah hati dan ramah.
3. Teknik Dokumentasi
Sistem dokumentasi menggunakan foto digital dan catatan. Dokumentasi
tanaman obat menggunakan foto digital. Semua hasil wawancara dan
pengamatan di lokasi pengambilan spesimen tumbuhan obat dicatat dalam
sebuah catatan harian.
4. 4. Deskripsi
Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengurai dari jenis-
jenis tumbuhan berkhasiat obat Hipertensi dan juga mengurai dari cara kerja
pemakaian tumbuhan obat ini yang digunakan oleh masyarakat distrik Amban,
Kabupaten Manokwari, Propinsi Papua Barat.
5. Tahap Pengambilan Data
a. Penentuan batra dan masyarakat yang pernah menggunakan tumbuhan obat.
b. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk pengumpulan data.
c. Melakukan wawancara dengan batra dan masyarakat yang sudah
ditentukan.
d. Pengambilan sampel tumbuhan obat .
e. Pendokumentasian morfologi dari tumbuhan obat.
f. Mendeskripsikan ciri-ciri morfologi dan habitat hidup tumbuhan obat yang
digunakan masyarakat distrik Amban, Kabupaten Manokwari, Propinsi
Papua Barat.
Ciri-ciri morfologi tumbuhan obat tersebut meliputi: Perawakan (pohon,
perdu, semak, dan terna), akar (serabut dan tunggang), batang, (berkayu, basah
atau berair, dan tidak berkayu), daun (tunggal dan majemuk), tangkai daun,
helaian daun, permukaan daun, ujung daun, tepi daun, pertulangan daun, bunga
(tunggal dan majemuk), buah (kotak dan buni), dan biji (besar, kecil, pipih, dan
bulat).
6. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Tabel 1. Alat
NO
Nama Alat
Jumlah
1
Alat Tulis
1 Set
2
Kamera
1 Buah
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Tabel 2. Bahan
NO
Nama Alat
Jumlah
Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Hipertensi di Kampung Amban, Propinsi
Papua Barat Sebagai Buku Referensi Botani
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1947
1
Kertas folio
secukupnya
2
Kertas binder
secukupnya
7. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan penelitian ini diberikan kepada ahli dalam penilaian dan
pengambilan keputusan meliputi instrumen wawancara, serta pendeskripsian
tumbuhan.
8. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif, yaitu yang
dikumpulkan berupa kata-kata yang berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan dan dokumenasi resmi lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan 10 informan yang terdiri dari kepala kampung,
tokoh adat dan para orang tua yang tinggal di kampung Amban, kabupaten
Manokwari, propinsi Papua Barat. Dari hasil wawancara dan observasi diperolah
data data sebagai berikut:
a. Daftar Tanaman Obat Hipertensi di Distrik Amban, Kabupaten Manokwari,
Propinsi Papua Barat.
Tabel 3. Daftar Tanaman Obat Hipertensi di Distrik Amban
NO
PENYEBAB
PENYAKIT
CARA
MENGOBATI
PROSES
PERAMUAN
GAMBAR TUMBUHAN
1
Mengkonsumsi
makanan yang
terlalu asin
Ramuan herbal
(Minum setelah
makan pagi 1
Gelas)
Tiga buah belimbing
wuluh dicuci lalu
dipotong-potong
seperlunya, rebus
dengan 3 gelas air
bersih sampai tersisa
1 gelas. Setelah
dingin disaring,
minum setelah
makan pagi.
2
Mengkonsumsi
makann yang
terlalu manis
Tanaman alami
(Minum pagi
dan malam 1
gelas)
Mengonsumsi sekitar
empat batang atau
satu cangkir cincang
seledri setiap hari.
Makanan ini bisa
Anda konsumsi
langsung atau dalam
bentuk jus.
Enik Maturahmah, Revisika, Wiska Baharuddin, Sigit Prafiadi, Nurul Abidin
1948 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
3
Mengkonsumsi
makanan yang
berlemak
(Minum pagi
dan sore ½
Gelas air
rendaman
bawang putih)
bawang putih 1-2
siung digeprak atau di
cincang lalu di
rendam dengan air
hangat.
4
Beban pikiran
yang berat
(Konsumi pagi
dan malam ½
gelas air
rebusan)
Daun kumis kucing.
Untuk merasakan
manfaatnya, Anda
cukup merebus 20
lembar daun kumis
kucing, 20 lembar
dengan 3 gelas air
sampai
mendidih. Lalu
minum teh daun
kumis kucing satu
kali sehari.
5
Makanan yang
terlalu asin dan
manis
(Minum
rebusan daun
pegagan 3x
sehari)
Rebus 20 lembar
daun pegagan segar
dengan tiga gelas air.
Anda rebus daun
pegagan sampai
mendidih dan
menyisahkan 3/4 air
lalu saring dan
dinginkan. Anda bagi
air rebusan daun
pegagan sama rata.
6
Ketika banyak
berfikir
Air rebusannya
diminum 2x
sehari, pagi dan
malam
Rebus 5-8 herba
segar. Cara lain,
tumbuk herba
meniran segar, lalu
peras. Air yang
terkumpul diminum.
7
Ketika banyak
masalah dalam
pikiran
Air rebusan
diminum 3x
sehari, pagi-
siang-malam
Jahe direbus dan
diminum airnya
Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Hipertensi di Kampung Amban, Propinsi
Papua Barat Sebagai Buku Referensi Botani
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1949
8
Saat pekerjaan
banyak pikiran
berat
seduh dengan
air panas atau
direbus, minum
sebagai
pengganti teh.
Daun ketepeng 5
lembar dibersihkan
lalu direbus,
menggunakan 3 gelas
air, setelah mendidih
dan air menyusut,
simpan dalam gelas
bisa disedu
menggunakan madu
secukupnya.
9
Mengkonsumsi
makanan yang
membuat darah
menjadi tinggi
Konsumsi
rendaman daun
sambiloto 3x
Sehari, Pagi-
Siang-Malam
Daun sambiloto segar
sebanyak 5-7 lembar
direbus, lalu diseduh
selagi hangat.
10
Mengkonsumsi
makanan yang
membuat darah
menjadi tinggi
Konsumsi
sebanyak 2x
Sehari 1 gelas
untuk
pengobatan dan
mengatur
tingkat tekanan
darah.
Untuk memanfaat
mentimun, jus
mentimun harus
diberikan dalam dosis
terbaik yang dapat
mengurangi tingkat
tekanan darah. Bisa
dibuat jus dan bisa
dikonsumsi langsung.
Enik Maturahmah, Revisika, Wiska Baharuddin, Sigit Prafiadi, Nurul Abidin
1950 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
11
Mengkonsumsi
makanan yang
membuat darah
menjadi tinggi
Konsumsi 2x
Sehari, pagi-
malam
Direbus, dengan
membuat rebusan
sebanyak 5 lembar
(25 gr) daun alpukat
setengah tua
berwarna hijau
mengkilat. Direbus
dengan 3 gelas air
hingga air menjadi ±
2 gelas. Angkat dan
saring
rebusan daun alpukat,
lalu dinginkan.
12
Mengkonsumsi
makanan yang
membuat darah
menjadi tinggi
Konsumsi 2x
sehari ½ Gelas
air rendaman
mengkudu
Buah mengkudu yang
sudah kering di seduh
dengan air panas,
diamkan selama 5
menit sampai air
berubah menjadi
kemerahan setelah itu
dapat di konsumsi
13
Mengkonsumsi
makanan yang
membuat darah
menjadi tinggi
Konsumsi
3xSehari, pagi-
Siang-Malam 1
Gelas jus
semangka
Dibuat jus dan bisa di
konsumsi secara
langsung
14
Mengkonsumsi
makanan yang
membuat darah
menjadi tinggi
Di minum 2x
sehari, pagi dan
malam.
Daun pandan 2
lembar segar, direbus
menggunakan 2 gelas
air sampi mendidih,
lalu diseduh selagi
hangat.
Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Hipertensi di Kampung Amban, Propinsi
Papua Barat Sebagai Buku Referensi Botani
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1951
Tanaman obat tradisional dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif karena
tanaman tradisional mengandung berbagai macam kandungan kimia yang memiliki
efektivitas berbeda-beda.
Pengobatan dengan menggunakan bahan alami juga memiliki efek samping yang
lebih kecil dan memberikan harga yang lebih murah, kecenderungan untuk
memanfaatkan tanaman tradisional sebagai obat dilakukan untuk mengurangi efek
samping dari penggunaan obat-obatan sintetik. Maka dari itu, akan dibahas
apakah tanaman tradisional dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pasien
melalui kumpulan bukti ilmiah yang ada.
Pengobatan herbal yang berasal dari tanaman menjadi alternatif dalam mengobati
penyakit hipertensi. Pengobatan herbal dilakukan untuk menghindari efek samping dari
obat-obat anti hipertensi konvensiaonal. Beberapa tanaman yang telah diekstraksi dengan
dosis tertentu telah terbukti memiliki aktivitas anti hipertensi.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap masyarakat yang berada di kampung
Amban, ada 14 jenis tumbuhan yang mereka biasa gunakan untuk mengobati hipertensi,
yang tumbuhan tersebut memang ada di sekitar lingkungan mereka. Cara
memanfaatkannya juga sangat mudah, ada yang dikonsumsi secara langsung dan ada
yang melalui perebusan, sehingga tidak mengeluarkan dana yang besar dan sangat mudah
untuk membuat hasil ramuan. Selain ini juga sangat meminimkan efek samping bagi yang
mengkonsumsi, jadi aman dikonsumsi setiap mulai muncul keluhan hipertensi.
Bagian tumbuhan yang bisa digunakan juga berupa, akar, daun, buah, umbi hanya
dengan menggunakan alat yang sederahana masyarakat bisa memanfaatkan sebagai obat
Hipertensi.
KESIMPULAN
Di kampung Amban, masyarakat sering mengalami kambuhnya hipertensi karena
beberapa faktor. Salah satunya adalah pola makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi
makanan dan minuman yang terlalu manis atau asin. Selain itu, beban pikiran yang
berlebihan dan pekerjaan yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan ketidakstabilan
mental yang berdampak pada kesehatan jantung.
Dalam upaya penyembuhan, ditemukan 14 jenis tumbuhan obat yang berpotensi
mengatasi hipertensi di antaranya Belimbing wuluh, Seledri, Daun Pandan, alvokad,
bawang putih, semangka, mentimun, buah mengkudu, daun sambiloto, daun pegagan,
daun ketepeng buah, meniran, daun kumis kucing, dan Jahe.
Berbagai bagian dari tumbuhan tersebut digunakan untuk pengobatan hipertensi,
termasuk daun, buah, akar, bunga, dan rimpang. Pengolahan tumbuhan obat dilakukan
dengan merebus, menghaluskan dengan blender atau ditumbuk, kemudian tumbuhan obat
tersebut diminum atau dimakan untuk memperoleh manfaatnya dalam mengurangi
tekanan darah tinggi.
Enik Maturahmah, Revisika, Wiska Baharuddin, Sigit Prafiadi, Nurul Abidin
1952 Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024
BIBLIOGRAFI
Afifah, I. N. (2022). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Pasien Penderita Hipertensi Di Wilayah Rt 02 Pondok Aren Tangerang Selatan.
Amelia, S. (2017). Inventarisasi tumbuhan obat tradisional masyarakat suku dayak
bakumpai di Kelurahan Jambu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara (Doctoral
dissertation, IAIN Palangka Raya
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak
Publisher).
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Berawi, K. N., Wahyudo, R., & Pratama, A. A. (2019). Potensi terapi Moringa oleifera
(Kelor) pada penyakit degeneratif. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 3(1),
210214.
Betan, S. R. (2014). Pengetahuan Lokal Masyarakat Berkenaan dengan Spa Tradisional
di Desa Kalukku Barat, Kabupaten Mamuju. Universitas Hasanuddin.
Fujianti, H. (2021). Pemanfaatan tanaman berkhasiat obat diabetes mellitus suku dayak
ngaju di Tumbang Samba Kalimantan Tengah sebagai buku referensi botani
(Doctoral dissertation, IAIN Palangka Raya).
Larasati, A., Marmaini, M., & Kartika, T. (2019). Inventarisasi tumbuhan berkhasiat obat
di sekitar pekarangan di kelurahan Sentosa. Indobiosains, 7687.
Moleong, L. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Mulyani, H., Widyastuti, S. H., & Ekowati, V. I. (2016). Tumbuhan herbal sebagai jamu
pengobatan tradisional terhadap penyakit dalam serat primbon jampi jawi jilid I.
Jurnal Penelitian Humaniora, 21(2), 7391.
Muslimin, I., Suwarni, L., Bidullah, R., Ahmad, M., Syahrir, S., Akbar, H., Chairani, M.,
& Widyastutik, O. (2022). Teori Antropologi Kesehatan. Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
Pratama, M. I. (2022). Pengembangan buku referensi tanaman obat (studi inventarisasi
tanaman obat) khas suku dayak Bakumpai Di Kabupaten Barito Utara (Doctoral
dissertation, IAIN Palangka Raya).
Saranani, S., Himaniarwati, H., Yuliastri, W. O., Isrul, M., & Agusmin, A. (2021). Studi
Etnomedisin Tanaman Berkhasiat Obat Hipertensi di Kecamatan Poleang Tenggara
Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia,
7(1), 6082.
Siagian, N. (2021). Inventarisasi Dan Skrining Fitokimia Tumbuhan Obat Suku Batak
Toba Di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba (Doctoral
Dissertation, Unimed).
Utomo, D. H. (2017). Etnobotani tumbuhan obat oleh perempuan suku Osing di
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Widaryanto, E., & Azizah, N. (2018). Perspektif tanaman obat berkhasiat: Peluang,
budidaya, pengolahan hasil, dan pemanfaatan. Universitas Brawijaya Press.
Yuliatna, R. D., Wijayanti, I., & Syuhada, K. (2023). Kajian Etnomedisin Belian Dalam
Sistem Pengobatan Masyarakat Sasak Di Desa Perampuan. Prosiding Sensosio
(Seminar Nasional Prodi Sosiologi), 4(1), 429449.
Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Hipertensi di Kampung Amban, Propinsi
Papua Barat Sebagai Buku Referensi Botani
Syntax Idea, Vol. 6, No. 04, April 2024 1953
Copyright Holder:
Enik Maturahmah, Revisika, Wiska Baharuddin, Sigit Prafiadi, Nurul Abidin (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: