Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853e-ISSN : 2684-883X

Vol. 2, No. 5 Mei 2020

 


ANALISIS PENGARUH SOCIAL DISTANCING DALAM PENCEGAHAN PENYEBARAN VIRUS CORONA DENGAN PELAKSANAAN SHOLAT FARDHU BERJAMAAH DI MASJID AL IKHLAS DESA SUKOHARJO KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI JAWA TENGAH

 

Santi Puspa Ariyani dan Santosa

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Jawa Tengah

Email: [email protected] dan [email protected]

 

Abstrak

Pemerintah Indonesia sudah mengemukakan bahwa akan memberikan usaha terbaik serta paling maksimal dalam menanggulangi pandemi virus corona atau nama penyakitnya adalah COVID-19. Pemerintah secara faktual ada untuk melindungi warganya sekuat tenaga serta memastikan keselamatan tiap-tiap warga negara. Upaya pemerintah itu, pantas memperoleh dukungan semua lapisan masyarakat Indonesia. Sebab dengan berintegrasi, bekerjasama serta bersinergi, Indonesia percaya dapat menangani persoalan penyebaran virus corona. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisa apakah himbauan Social Distancing untuk mencegah penyebaran Virus Corona akan mempengaruhi Pelaksanaan Sholat Fardhu Berjamaah di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati Jawa Tengah dan diharapkan dapat memberikan gambaran bagi masyarakat dalam pemahaman tentang penyakit menular khususnya COVID 19 dan rangkaian ibadah Sholat Fardhu Berjamaah. Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini ialah metode korelasi dengan teknik analisis korelasional untuk mengetahui tingkat pengaruh yang dimunculkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan memperhatikan semua informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka. Koefisien Korelasi Pengaruh Social Distancing dalam Pencegahan Penyebaran Virus Corona dengan Pelaksanaan Sholat Fardhu Berjamaah di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, didapatkan bahwa Nilai Koefisien korelasi pearson product moment (r) didapat sebesar 0,307 hal ini menyatakan bahwa besarnya derajat pengaruh Social Distance dengan Pelaksanaan sholat fardhu berjamaah tingkat pengaruhnya adalah rendah. Disarankan untuk peneliti selanjutnya bisa dikembangkan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap ketidakpatuhan warga terhadap himbauan pemerintah tentang social distancing dalam pencegahan penyebaran Virus Corona.

 

Kata kunci: Social Distance, Virus Corona, COVID 19, Sholat Fardu Berjamaah

 

Pendahuluan

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus tersebut dapat menyerang siapapun, baik bayi, anak-anak, dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini telah diberi nama oleh WHO untuk penyakit tersebut yaitu COVID-19 serta pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular secara cepat serta sudah menyebar ke wilayah lain di Cina juga sejumlah negara, termasuk Indonesia. Coronavirus ialah kumpulan virus yang dapat menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini mengakibatkan infeksi pernapasan ringan saja. Tetapi, virus inipun dapat menimbulkan infeksi pernapasan berat: infeksi paru-paru (Pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrom (MERS), serta Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Infeksi virus corona/ COVID-19 dapat membuat penderitanya merasakan gejala flu seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, serta sakit kepala, ataupun gejala penyakit infeksi pernapasan berat, misalnya demam tinggi, batuk berdahak hingga berdarah, sesak napas, serta nyeri dada. Tetapi, secara global terdapat 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yakni: demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius, batuk, dan sesak napas. Menurut penelitian, gejala COVID-19 timbul dalam waktu 2 hari hingga 2 minggu sesudah terpapar virus Corona. Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Oleh hal tersebut, cara mencegah yang terbaik ialah dengan menjauhi faktor-faktor yang bisa menimbulkan anda terinfeksi virus ini, yakni: hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai dikunjungi (Social Distancing), memakai masker ketika berkegiatan di luar ataupun keramaian, sering mencuci tangan dengan air serta sabun/ hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60% selepas berkegiatan di luar rumah/ di tempat umum. Jangan menyentuh mata, mulut, serta hidung sebelum mencuci tangan dan lain lain (Huang et al., 2020).

Sebagai pencegahan penyebaran penyakit COVID-19, masyarakat dihimbau untuk selalu memberlakukan social distancing atau pembatasan interaksi dengan disiplin. Social distancing adalah prosedur kesehatan publik yang dianggap efektif untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Dengan menjaga jarak terhadap mereka yang sedang sakit. Termasuk tidak datang pertemuan dengan jumlah banyak misalnya konser, festival, konferensi, ibadah ataupun acara olahraga. Tujuannya supaya virus itu tidak terjangkit ke orang yang sehat. Menurut WHO dalam kasus corona, masyarakat perlu menjaga jarak minimal 2 meter dari orang lain saat berinteraksi serta jangan bersentuhan. Bagi mereka yang merasa terinfeksi serta telah terinfeksi perlu mengisolasi diri secara mandiri.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengimbau masyarakat untuk bekerja di rumah (Work from Home). Hal tersebut dilakukan untuk menekan penyebaran COVID-19. "Untuk mengatasi diseminasi COVID-19 membangun kebijakan belajar dari rumah untuk pelajar serta mahasiswa, separuh ASN dapat kinerja dari rumah dengan online serta mengutamakan pelayanan prima dari masyakarat," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu, 15 Maret 2020. Selain itu, setiap aktivitas yang berelasian dengan masyarakat banyak diminta untuk ditunda, serta mengeskalasi pelayanan fasilitas kesehatan misalnya rumah sakit umum daerah setempat. Menurut (Pratama, 2018), fungsi utama dari diberikannya kebijakan adalah untuk mencapai tujuan yang akan diraih sebelumnya.

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) menghimbau masyarakat agar mengindahkan perintah protokol kesehatan pemerintah terkait pola hidup bersih serta sehat, dan menjaga jarak sosial (social distancing). Termasuk mengikuti himbauan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk tidak shalat berjamaah sementara dalam usaha mencegah wabah virus corona/ COVID-19. "Kita perlu mengikuti majelis ulama yang telah memberi solusi bagaimana kita beribadah di masjid, shalat Jumat serta sebagainya,". Menurut Edy Mulyadi masyarakat diminta supaya tidak sombong serta meremehkan keganasan wabah virus mematikan asal Wuhan, China itu. Menurut (Rasjid, 2003) dalam bukunya dengan judul �Fiqh Islam� menjelaskan bahwa yang dinamakan sholat berjama�ah merupakan sholat yang dilaksanakan bersama serta salah seorang dari mereka mengikuti yang lain yang dilaksanakan di tempat tertentu.

Atas dasar fenomena diatasi penulis akan menganalisis pengaruh social distancing dalam pencegahan penyebaran virus corona/ COVID-19 dengan pelaksanaan Sholat Fardhu Berjamaah di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati Jawa Tengah. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisa apakah imbauan social distancing untuk memproteksi persebaran virus COVID 19 akan mempengaruhi sholat fardhu berjamaah warga di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati Jawa Tengah. Dengan harapan hasil penulisan ini dapat memberikan gambaran bagi masyarakat dalam Pemahaman tentang penyakit menular khususnya COVID-19 dan rangkaian ibadah sholat fardhu berjamaah dan juga sebagai kajian penelitian kedepan tentang pencegahan wabah di Indonesia yang berhubungan dengan akidah.

 

Metode Penelitian

Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini ialah metode korelasi dengan teknik analisis korelasional. Metode korelasi ini berhubungan dengan pengumpulan data untuk memastikan ada/ tidaknya dampak antara dua variabel/ lebih serta seberapa kuat tingkat pengaruh (tingkat relasi dinyatakan menjadi suatu koefisien korelasi). Sedangkan teknik analisis korelasional adalah teknik analisis statistik mengenai relasi antara dua variabel ataupun lebih (Moleong, 2008). Teknik korelasional ini memiliki tiga macam tujuan, yaitu: ingin mencari bukti (berdasarkan pada data yang ada), apakah memang benar antara variabel yang satu dengan variabel yang lain ada kaitan atau korelasi. Ingin menjawab pertanyaan, apakah antara variabel itu (apabila benar ada kaitannya), termasuk dampak yang kuat, cukup/ lemah. Ingin mendapatkan kejelasan serta kepastian, apakah antara variabel itu ialah pengaruh yang penting maupun menyakinkan (signifikan) ataukah relasi berkebalikannya.

Penelitian ini memakai pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan memperhatikan semua informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka, begitu juga dengan analisa statistik. Alasan peneliti menggunakan metode kuantitatif sebab data yang diperoleh berupa angka (Suharsimi, 2006). Dalam pengambilan data melalui angket pemahaman tentang social distancing dalam pencegahan penyebaran virus corona dan sholat fardhu berjamaah, didapat data yang sudah berupa angka dan juga pengolahan datanya berupa angka. Data tersebut di kumpulkan dari sumber-sumber pustaka informasi dari internet. Dari berbagai informasi tersebut dilakukan kombinasi dan komunikasi sehingga ditemukan bentuk rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian. Populasi penelitian ini dilakukan pada jamaah sholat fardhu subuh, dhuhur, ashar, magrib dan isya di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, dengan menggunakan teknik random sampling. Alasan peneliti memilih tempat ini karena jumlah jamaah sholat Fardhunya cukup banyak serta letaknya yang cukup strategis membuat peneliti lebih mudah untuk mengunjunginya sebagai tempat penelitian. Proses komunikasi peneliti dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu:

a.          Metode deskriptif, yaitu dengan menganalisis data atau informasi yang diperoleh dan memberikan prediksi mengenai masalah yang akan dibahas.

b.          Metode deduksi, yaitu proses analisa data atau informasi dengan pemberian argumentasi melalui berpikir logis dan bertitik tolak dari pernyataan yang bersifat umum menuju suatu kebenaran yang bersifat khusus.

Metode analisis data pustaka dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu:

1.         Metode eksposisi, yaitu dengan memaparkan data dan fakta yang ada dan mencari korelasi antara data tersebut.

2.         Metode analitik, yaitu melalui analisis teori dan data, serta menarik kesimpulan secara logis dari data yang diperoleh.

 

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diperlukan oleh peneliti, maka diperlukan suatu instrumen. Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.10 Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini ialah metode angket dan dokumentasi. Angket diberikan kepada jamaah sholat fardhu secara langsung yang berisi beberapa pertanyaan yang sudah tersedia alternatif jawabannya, angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh social distancing dengan sholat fardhu berjamaah. Angket adalah sejumlah pertanyaan/ pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam laporan pribadinya atau hal-hal yang diketahui. Alasan menggunakan angket karena apa yang dinyatakan responden kepada peneliti adalah benar dan terpercaya, jumlah responden yang banyak sehingga dengan angket ini akan lebih cepat dan tidak memakan waktu yang lama. Angket ini digunakan sebagai pengumpulan data tentang pengaruh social distancing dengan sholat fardhu berjamaah di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kabupaten Pati.

 

 

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

A.    Hasil Peneletian

1.    Berdasarkan Waktu Sholat

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Waktu Sholat Fardhu di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.

NO

WAKTU SHOLAT FARDHU

FREKUENSI

PROSENTASI

1.

2.

3.

4.

5.

Subuh

Dhuhur

Asyar

Maghrib

Isya

14

12

4

18

11

23,7

20,3

6,8

30,5

19,6

 

Total

59

100

Sumber: Data Primer 2020

Dari tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa total jumlah jamaah sholat fardhu yang menjadi responden sejumlah 59 responden, dengan rincian distribusi jamaah sholat fardhu tertinggi adalah jamaah sholat fardhu maghrib sejumlah 18 (30,5%) responden dan yang terendah adalah jamaah sholat fardhu Ashar sejumah 4 (6,8%) responden.

 

2.    Kategori Pemahaman Social Distancing

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Kategori Pemahaman tentang Social Distancing Jamaah Sholat Fardhu di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati

NO

Kategori Pemahaman

Social Distancing

FREKUENSI

PROSENTASI

1.

2.

3.

Tidak Paham

Kurang Paham

Paham

7

42

10

11,9

71,2

16,9

 

Total

59

100

Sumber: Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 2 diatas dijelaskan bahwa tingkat pemahaman jamaah sholat fardhu di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati sejumlah 59 Responden masih bervariasi, jamaah yang sudah paham tentang pengertian dan maksud social distancing adalah sejumlah 10 (16,9%) jamaah, sedangkan yang tidak paham tentang social distancing sejumlah 7 (11,9%) jamaah.

 

 

 

 

 

3.    Kategori Sholat Fardhu Berjamah

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Keaktifan Sholat Fardhu Berjamaah Di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati

NO

Kategori Keaktifan

Sholat Fardhu Berjamaah

FREKUENSI

PROSENTASI

1.

2.

3.

Kadang - kadang

Sering

Selalu

6

31

22

10,2

52,5

37,3

 

Total

59

100

Sumber: Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dijelaskan bahwa distribusi frekuensi keaktifan jamaah sholat fardhu di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati sejumlah 59 responden adalah jamaah sholat fardhu yang selalu sholat berjamaah di Masjid Al Ikhlas sejumlah 22 (37,3%) responden dan jamaah yang kadang-kadang sholat jamaah sholat fardhu di Masjid Al Ikhlas sejumlah 6 (10,2%) responden.

 

4.    Pengaruh Social Distancing dengan Pelaksanaan Sholat Fardhu Berjamaah

Tabel 4

Korelasi Pengaruh Social Distancing dalam Pencegahan Penyebaran Virus Corona dengan Pelaksanaan Sholat Fardhu Berjamaah di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati

 

 

Social Distancing

Sholat Fardhu Berjamaah

Social Distancing

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

1

 

59

.307*

.018

59

Sholat Fardhu Berjamaah

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

.307*

.018

59

1

 

59

** Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Berdasarkan hasil pada tabel 4 tentang korelasi pengaruh social distancing dalam pencegahan penyebaran virus corona dengan pelaksanaan sholat fardhu berjamaah di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi pearson product moment (r) didapat sebesar 0,307 hal ini menyatakan bahwa besarnya derajat pengaruh social distance dengan pelaksanaan sholat fardhu berjamaah tingkat pengaruhnya adalah rendah (Sarwono, 2006).

 

 

 

 

B.       Pembahasan

Kejadian pandemi virus corona atau COVID-19 di Indonesia bahkan di Dunia di awal tahun 2020 saat ini sangat menguras tenaga dan pikiran, dampak sosial yg dialami masyarakat secara langsung mulai bertahap dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa akan memberikan upaya terbaik dan paling maksimum dalam mengatasi virus corona/ COVID-19. Pemerintah secara faktual ada untuk menjaga warganya sekuat tenaga serta memastikan keselamatan tiap-tiap warga negara. Upaya pemerintah itu, pantas memperoleh dukungan semua lapisan masyarakat Indonesia, sebab dengan berintegrasi, bekerjasama serta bersinergi, Indonesia percaya dapat menangani persoalan persebaran COVID -19.

Di level internasional, berlandaskan hitungan real time dari Worldmeters, info yang diakses pada Senin, 16 Maret 2020 pukul 08.00 WIB, secara umum telah ada 6.515 orang meninggal, sebab virus corona. Sementara total kasus yang tercatat sejumlah 169.421 kasus, sejumlah 77.450 orang diantaranya dikatakan sembuh. Di Indonesia, data hingga 16 Maret 2020, pukul 05.00 WIB, memperlihatkan ada 117 orang yang positif COVID-19 di Indonesia. Bila dibandingkan dengan data 14 Maret 2020 jumlah pasien positif COVID-19 meningkat sebanyak 21 orang. Berdasarkan data tersebut, 5 orang meninggal dunia dan 8 orang dinyatakan sembuh.

Teknik social distancing adalah prosedur kesehatan publik yang disarankan publik untuk mencegah, melacak serta menghambat persebaran virus. Dengan cara menjaga jarak terhadap orang yang sedang sakit, termasuk tidak mendatangi pertemuan yang banyak orang misalnya konser, festival, konferensi, ibadah ataupun kegiatan olahraga. Tujuannya supaya virus itu tidak terjangkit ke orang yang sehat. Hal ini juga selaras dengan seruan Majelis Ulama Indonesia (MUI) agsar tidak shalat berjamaah sementara dalam rangka usaha mencegah wabah virus corona/ COVID-19. Sedangkan Beberapa ulama menyebutkan bahwa hukum sholat berjama'ah tersebut ialah fardu 'ain, separuh berasumsi bahwa sholat berjama'ah fardu khifayah, serta separuh lagi berasumsi sunnah mu'akkad (sunat istimewa), yang terakhir itulah yang lebih pantas, kecuali bagi sholat jum�at. Menurut kaidah penyesuaian beberapa dalil dalam persoalan tersebut, seperti halnya yang sudah dikatakan tadi, pengarang Nailul Autar berkata, �Pendapat yang seadil-adilnya dan lebih dekat kepada yang betul ialah sholat berjama�ah itu sunnah muakkad.� (Rasjid, 2003).

Kebimbangan masyarakat semakin menyeruak dipermukaan menyikapi himbauan dan ajakan perihal upaya pencegahan penyebaran virus corona di Indonesia terkhusus warga masyarakat yang beragama Islam yang sangat bingung dengan himbauan untuk tidak sholat berjamaah di masjid cukup di rumah saja. Seperti kita ketahui bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim tentunya dengan segala bentuk keislaman di Negara Republik Indonesia dimana sholat adalah sesuatu yang sakral karena didalamnya ada upaya interaksi antara umat dengan Tuhannya yaitu Allah SWT.

Dari fenomena diatas pembahasan penulis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama satu minggu di salah satu Masjid di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Patidimana mendapatkan hasil bahwa ternyata social distancing yang di himbau oleh pemerintah yang diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona memiliki pengaruh yang lemah bahkan cederung rendah untuk ditaati oleh para warga muslim sehingga memilih tetap melaksanakan sholat berjamaah di masjid terbukti dengan nilai r (0,307) yang bearti arah pengaruhnya rendah yang juga dapat di artikan bahwa warga tetap melaksanakan sholat fardhu berjamaah di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo meskipun warga jugaada sedikit kekhawatiran adanya penyebaran virus corona. Hal ini dimungkinkan juga karenadi walayah sekitar belum ada kasus yang di sangka penderita COVID 19 atau penyakit karena virus corona. Penjelasan yang lain juga bisa dimaknai bahwa tingkat pemahaman warga tentang sosial distancing masih sangat rendah, kurangnya sosialisasi dari instansi terkait atau kurangnya warga memahami istilah baru yang ada tentang Sosial Distancing yang membuat warga masih tetap melaksanakan sholat fardhu berjamaah di Masjid Al Ikhlas. Disamping itu menurut informasi dari beberapa responden berargumentasi bahwa ada dua kepentingan antara kebutuhan dunia dan akhirat menjadi bahan pertimbangan responden dalam menyikapi himbauan tersebut. Disatu sisi warga masyarakat juga tidak ingin tertular penyakit COVID-19 tetapi disisi lain umat muslim juga tetap ingin bermunajat kepada Sang Penciptanya sembari mohon pertolongan dan pengharapan semoga kasus wabah virus corona/ COVID-19 segera berlalu di Indonesia serta tidak menggangu kehidupan dan keharmonisan dalam bermasyarakat, bekerja dan tentunya juga beribadah.

Menjadi tugas pemerintah dan seluruh komponen bangsa khususnya para Ulama dan instansi terkait untuk ikut mencerdaskan dan memahamkan warga masyarakatnya khususnya para umat muslim di Indonesia untuk tetap selalu mengikuti anjuran pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus corona demi keselamatan bangsa dan seluruh warga negara Indonesia.

 

Kesimpulan

Pemerintah Indonesia sudah mengemukakan bahwa akan memberikan usaha terbaik serta paling maksimal dalam mengatasi virus corona/ COVID-19. Pemerintah secara faktual ada untuk melindungi warganya segenap tenaga serta memastikan keselamatan setiap warga negara. Usaha pemerintah itu, pantas memperoleh dukungan semua lapisan masyarakat Indonesia. Karena dengan berintegrasi, bekerjasama serta bersinergi, Indonesia percaya dapat menangani masalah penyebaran COVID-19.

Warga masyarakat Indonesia khususnya umat muslim untuk lebih bijak dalam memutuskan segala tindakan yang dilakukan, tetap mengedepankan keselamatan orang banyak, khususnya hal-hal yang telah diinstruksikan oleh kepala negara karena posisinya juga sebagai Imam kita, sehingga kita warga negara sebagai makmum untuk selalu taat atas himbaun yang telah disarankan yakni tentang social distancing.

Korelasi Pengaruh Social Distancing dalam Pencegahan Penyebaran Virus Corona dengan Pelaksanaan Sholat Fardhu Berjamaah di Masjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi pearson product moment (r) didapat sebesar 0,307 hal ini menyatakan bahwa besarnya derajat pengaruh social distance dengan pelaksanaan sholat fardhu berjamaah tingkat pengaruhnya adalah rendah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Huang, Chaolin, Wang, Yeming, Li, Xingwang, Ren, Lili, Zhao, Jianping, Hu, Yi, Zhang, Li, Fan, Guohui, Xu, Jiuyang, & Gu, Xiaoying. (2020). Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet, 395(10223), 497�506.

 

Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif eds. Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

 

Pratama, Figih. (2018). Implementasi Kebijakan Dalam Penanggulangan Virus HIV Dan AIDS Di Kabupaten Kuningan. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(2), 26�34.

 

Rasjid, Sulaiman. (2003). Fiqih Islam. Bandung: SBA.

 

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Graha Ilmu.

 

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.