Syntax Idea
: p�ISSN:
2684-6853� e-ISSN : 2684-883X
Vol.
2,
No.
5 Mei 2020
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEMBUTIK
BAWANG DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS LARANGAN
Nur
Khojin, Suci Nur Utami, dan Muhammad
Syaifulloh
Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes
Email: [email protected], [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Satu diantara permasalahan
nasional yang dihadapi oleh bangsa negeri saat ini adalah penanganan terhadap kurangnya
kualitas sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia yang besar jika bisa dibudidayakan
dengan efektif serta efisien akan bermanfaat guna menunjang gerak lajunya
pembangunan nasional yang berkelanjutan. Banyaknya sumber daya manusia yang tersedia
kini mengharuskan berfikir dengan seksama yakni sebagaimana bisa membudidayakan
sumber daya manusia dengan optimal. Supaya lingkungan masyarakat tersedia sumber
daya manusia yang handal dibutuhkan pendidikan yang berbobot, penyediaan
berbagai fasilitas sosial, lapangan pekerjaan yang mencukupi. Kelemahan didalam
penyediaan berbagai fasilitas itu akan mengakibatkan kegundahan sosial yang
akan berdampak terhadap keamanan masyarakat. Kini kemampuan sumber daya manusia
tergolong rendah baik dari segi kemampuan intelektualnya ataupun keterampilan
teknis yang dipunyainya. Tujuan penelitian
ini yakni guna mengetahui serta menganalisis pengaruh pendidikan terhadap produktivitas pembutik bawan yang berjumlah 71 orang. Tahapan
penelitian dilakukan dengan cara observasi lapangan, penyusunan dan
mengisi angket/ kuesioner/wawancara. Teknik analisis data dilaksanakan
dengan mengunakan metode statistik deskriptif yakni untuk menunjukan masing-masing
data variable secara tunggal dengan mengunakan SPSS, dan ststistik inferensial yakni guna
menguji hipotesis penelitian. Dengan metode One-Way ANOVA, adapun pengujian
hipotesis penelitian dilakukan pada taraf siginifikansi α= 0.05. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pendidikan
terhadap produktivitas kerja pembutik bawang ditunjukkan oleh nilai koefisien
korelasi Pendidikan (X) sebesar b =
0.811, pada persamaan regresi linier berganda Y = 6.905 + 0.811 X
Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Produktivitas
Kerja, Pembutik Bawang
Pendahuluan
Bekerja merupakan kegiatan manusia untuk mengubah keadaan tertentu dari suatu alam
lingkungan. Perubahan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, mempertahankan
hidup, serta menjaga hidup yang pada intinya untuk memenuhi tujuan hidup.
Tujuan hidup dengan bekerja seperti tujuan yang khusus serta pengelompokkan kerja yang menimbulkan
rasa berprestasi (sense of an
accomplishment) dalam diri individu pekerja tersebut. Pada intinya
kebutuhan hidup manusia itu bukan hanya berupa material, namun juga bersifat
nonmaterial. Di dalam proses meraih kebutuhan yang diharapkan, setiap individu
cenderung akan dihadapkan kepada hal-hal baru yang mungkin tidak terduga
sebelumnya sehingga lewat bekerja serta pertumbuhan pengalaman, seseorang akan
mendapatkan progress didalam kehidupannya. Dalam proses bekerja inilah,
seseorang bisa dilihat kinerjanya.
Satu diantara
permasalahan nasional yang dihadapi oleh negeri ini ialah penanganan terhadap kurangnya
kualitas sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia yang melimpah jika bisa
didayagunakan dengan efektif serta efisien akan berguna guna menunjang gerak
lajunya pembangunan nasional yang berkelanjutan. Melimpahnya sumber daya
manusia yang tersedia kini mengharuskan berfikir dengan seksama yakni sebagaimana
bisa membudidayakan sumber daya manusia secara optimal. Supaya di lingkungan
masyarakat tersedia sumber daya manusia yang handal dibutuhkan pendidikan yang berbobot,
penyediaan berbagai fasilitas sosial, lapangan pekerjaan yang mencukupi.
Kelemahan di dalam penyediaan berbagai fasilitas itu akan mengakibatkan
keresahan sosial yang nanti berdampak terhadap keamanan masyarakat. Kini
kemampuan sumber daya manusia tergolong rendah baik dilihat dari kemampuan
intelektualnya ataupun keterampilan teknis yang dipunyainya.
Tingkat
pendidikan juga sangat diperlukan dalam menentukan kinerja. Semakin banyak
pengatahuan yang didapat maka akan memudahkan perangkat desa dalam menangani
kebutuhan warganya, masalah dalam melaksanakan tugas audit. Menurut Gorda
(2004) dalam (Dewi.GAA.,
2010), (1) pendidikan merupakan aktivitas
dalam memperbaiki serta mengembangkan sumber daya manusia melalui cara
meningkatkan kemampuan serta pengertian perihal pengetahuan umum serta
pengetahuan ekonomi termasuk didalamnya peningkatan pengetahuan teori serta keterampilan
dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan, karena dengan pendidikan akan mendapatkan keterampilan serta
pelatihan yang dipersiapkan untuk masa depan. Pelatihan memberi pembelajaran dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk pekerjaan pada saat sekarang, sedangkan pengembangan melibatkan
pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini serta mempunyai fokus jangka
panjang (Riono, 2019).
Kinerja menurut (Prabu, 2005) (3) ialah hasil kerja secara kualitas serta kuantitas yang diraih oleh seorang karyawan dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja yakni suatu fungsi dari motivasi serta kemampuan. Kinerja karyawan adalah hal yang begitu penting dalam upaya perusahaan agar mencapai tujuannya. Kinerja yang sangat tinggi mempunyai arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas, atau kualitas yang sangat tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada seorang karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Menurut (Riono et al., 2020) kesuksesan suatu perusahaan sangat� erat hubungannya dengan� kualitas kerja para karyawannya, maka instansi diminta� agar selalu� mengembangkan serta meningkatkan kinerja dari tiap karyawannya, dalam hal ini adalah pembutik bawang di STA Larangan.
Seorang akan selalu menginginkan penghargaan terhadap
hasil kinerjanya serta mengharapkan imbalan yang sepadan. Penilaiaan kinerja
perlu dilakukan subjektif mungkin karena akan memotivasi karyawan dalam
melakukan kegiatannya. Disamping itu juga penilaan kinerja bisa memberikan
informasi untuk kepentingan pemberian gaji, promosi serta melihat perilaku
karyawan. (Waldman, 1994) kinerja adalah
gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang diinginkan serta pilihannya
atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing-masing individu didalam
organisasi. Sedangkan menurut (Prabu, 2005) kinerja bisa
dideskripsikan sebagai hasil kerja secara kualitas serta kuantitas yang telah
diraih oleh seseorang pegawai dalam melakukan tugas sesuai dengan tanggungjawab
yang diberikan kepadanya.
(Supriyanto, 2010) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil pekerjaan seorang karyawan dalam periode
tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standard, target/sasaran/kriteria
yang sudah ditetapkan terlebih dahulu serta sudah disepakati bersama. Ada 3
(tiga) faktor utama yang berpengaruh terhadap kinerja yakni individu (kemampuan
bekerja), usaha kerja (keinginan untuk bekerja), serta dukungan organisasional
(kesempatan untuk bekerja). Kinerja seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: ability,
capacity, held, incentive, environment serta validity (Notoatmodjo, 1992).
Tingkat pendidikan juga sangat
diperlukan dalam menentukan kinerja seseorang, �karena pengetahuan, akan mendapatkan keterampilan
dan� pelatihan� yang�
dipersiapkan� untuk� masa�
depan yang lebih baik (Syaifulloh et al., 2020). Menurut Gorda (2004)
dalam (Dewi.GAA., 2010) (9), pendidikan merupakan aktivitas untuk memperbaiki
serta mengembangkan sumber daya manusia melalui metode meningkatkan kemampuan serta
pengertian perihal pengetahuan umum serta pengetahuan ekonomi termasuk
didalamnya peningkatan pengetahuan teori serta keterampilan dalam upaya memecahkan
masalah yang tengah dihadapi perusahaan. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia harus searah dengan peningkatan kualitas pendidikan, (Syaifulloh & Pranoto, 2017).
Banyaknya faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja, baik yang berkaitan tenaga kerja ataupun yang berkaitan dengan
lingkungan perusahaan serta kebijaksanaan pemerintah secara menyeluruh (Riono, 2019). Menurut
balai pengembangan produktivitas daerah yang dikutip oleh Soedarmayanti bahwasanya
terdapat enam faktor utama yang menetapkan produktivitas tenaga kerja, misalnya:
1.
Sikap kerja, misalnya ketersediaan untuk bekerja
secara bergantian (shift work) bisa
menerima tambahan tugas serta bekerja dalam suatu tim.
2.
Tingkat keterampilan yang ditetapkan oleh
pendidikan latihan dalam manajemen supervisi serta keterampilan dalam teknik
industri.
3.
Hubungan tenaga kerja serta pimpinan organisasi
yang tergambar dalam usaha bersama diantara pimpinan organisasi serta tenaga
kerja guna meningkatkan produktivitas dengan metode lingkaran pengawasan mutu (quality control circles).
4.
Manajemen produktivitas, yakni manajemen yang efesien
mengenai sumber serta sistem kerja untuk meraih peningkatan produktivitas.
5.
Efesiensi tenaga kerja, misalnya perencanaan tenaga
kerja serta penambahan tugas.
6.
Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan
resiko, kreativitas didalam berusaha, serta berada dalam jalur yang tepat dalam
berusaha.
Sub Terminal Agribisnis (STA), menurut konsep yang dibakukan
oleh Badan Agribisnis Departemen Pertanian adalah bentuk dari fenomena yang sejauh
ini berkembang didalam pemasaran komoditas pertanian serta otomatis sebagai
bagian dari rangkaian aktivitas agribisnis. Pemasaran komoditas pertanian sejauh
ini, pada dasarnya memiliki mata rantai yang panjang, dimulai dari petani
produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar sampai ke konsumen, sehingga menyebabkan
rendahnya keuntungan yang didapat petani. Konsumen membayar lebih besar dibandingkan
dengan harga yang umumnya ditawarkan sehingga biaya pemasaran (marketing cost) dari produsen ke
konsumen menjadi tinggi.
Sasaran utama pembangunan Sub Terminal Agribisnis pada intinya
ialah guna meningkatkan nilai tambah bagi petani serta pelaku pasar. Sasaran
lainnya yakni mendidik petani guna memperbaiki kualitas produk, sekaligus merubah
pola pikir ke arah agribisnis sampai menjadi satu diantara sumber pendapatan
asli daerah serta mengembangkan akses pasar (Sukmadinata, 2001). Dengan adanya
Stasiun Sub Terminal agribisnis maka Pemerintah daerah brebes bisa selalu
mempromosikan dari pengembangan sektor agribisnis (Utami & Syaifulloh, 2019).
Berdasarkan gambaran umum permasalahan, penulis tertarik untuk membahas masalah Tingkat Pendidikan yang dikaitan dengan Kinerja dengan mengambil judul penelitian �Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Produktivitas Pembutik Bawang di Sub Terminal Agribinis (STA) Larangan, Kabupaten Brebes.�
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilaksanakan didalam penelitian ini ialah
penelitian kuantitif,
sedangkan populasi dan sampel penelitian adalah para pembutik yang
ada di Sub Terminal Agribisnis (STA) Jalabaritangkas, Kecamatan Larangan, Kabupaten
Brebes yang berjumlah 71 orang.
Secara garis besar, langkah-langkah yang ditempuh didalam melaksanakan penelitian
ada
tiga langkah, yakni: Tahap Perencanaan
(Merumuskan Masalah, Merumuskan Hipotesis, Menyusun Rencana Penelitian,
Mengadakan
Studi Pendahuluan,
Merumuskan Sampel Penelitian). Sedangkan di tahapan pelaksanaan
(Pengumpulan
Data,
Analisis Data dan Laporan Penelitian)
Metode Pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini ialah tentunya dibutuhkan metode-metode tertentu yang tidak akan menyulitkan penulis. Dalam
mendapatkan data penulis melakukan dengan metode kuesioner/angket,
Data angket yang sudah terkumpul, maka diolah dengan uji validitas serta
reabilitas, serta di uji normalitas yang bertujuan bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran data
dari variabel independen yakni variabel Pendidikan (X) terhadap variabel Produktivitas Kerja (Y) berdistribusi normal. Pengujian
Normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat (X2), sebagai
berikut :
���� �∑ (Obk � ebk)2
ebk
Dimana :
Obk���� = Hasil observasi baris b kolom k
ebk������ = Nilai harapan (expected value) pada baris b kolom k
Derajat
bebas Chi Square
Derajat
bebas Chi Square = df α (k � 1) (b � 1)
k������� = Jumlah kolom observasi
b������� = Jumlah baris observasi.
Data yang sudah di validitas serta reabilitas serta
sudah melalui uji normalitas, maka akan dilakukan proses Regresi
Linier Sederhana yang merupakan alat ukur yang digunakan guna mengetahui ada
tidaknya korelasi antar variabel, Regresi linier merupakan
regresi yang variabel bebasnya (variabel X) berpangkat paling tinggi satu, untuk
regresi sederhana, yaitu regresi linier yang hanya melibatkan dua variabel
(variabel X dan Y) rumusnya sebagai berikut :
Adapun Rumus dari Persamaan Linier
dari Y terhadap X �adalah� : Y = a + bX
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil dari pengolahan data yang didadasarkan pada tahapan-tahapan penelitian, maka dapat dibuat
sebuah kesimpulan hasil dan pembahasan penelitian ini sebagai sebagai berikut.
Uji normalitas data adalah satu
diantara
asumsi dari statistik parametrik. Uji normalitas bertujuan untuk
menguji normal tidaknya data sampel. Distibusi data yang normal yaitu distribusi data yang menyerupai bentuk bel atau genta.
Gambar 1
Normalitas PP Plot
Tabel 1
Analisi Regresi variable X dan variable
Y
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.726a |
.528 |
.521 |
4.79656 |
a. Predictors: (Constant), Pendidikan |
Tabel 2
Uji F Regresi Sederhana
ANOVAb |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
1774.263 |
1 |
1774.263 |
77.118 |
.000a |
Residual |
1587.483 |
69 |
23.007 |
|
|
|
Total |
3361.746 |
70 |
|
|
|
|
a. Predictors: (Constant), Pendidikan |
|
|
||||
b. Dependent Variable: ProduktivitasKerja |
|
|
|
Tabel 3
Koefisien
Pengaruh �Tingkat Pendidikan
Terhadap Produktivitas Kerja
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
6.905 |
3.306 |
|
2.088 |
.040 |
Pendidikan |
.811 |
.092 |
.726 |
8.782 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: ProduktivitasKerja |
|
|
|
Y = a +
bX
Y = 6.905 + 0.811 X
Persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa
setiap kenaikan satu satuan variabel tingkat pendidikan, akan meningkatkan
variabel produktivitas kerja sebesar 0.811. Model persamaan regresi sederhana hasil analisis tersebut dapat
diartikan sebagai berikut:
� Nilai koefisien regresi X sebesar
b1 = 0.811 menunjukkan bahwa X berpengaruh terhadap Y dengan arah positif
Pengujian hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh tingkat pendidikan terhadap produktifitas
kerja ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi Pendidikan (X) sebesar b = 0.811, pada persamaan regresi linier berganda
Y = 6.905 + 0.811 X.
Koefisien regresi biaya pendidikan (X) sebesar b1= 0.571, memiliki nilai probabilitas t
hitung sebesar = 0.02. Meskipun b1 ≠ 0 tetapi karena nilai probabilitas t hitung
lebih besar daripada taraf uji penelitian (Sig t < α atau 0.02 < 0.05), maka H1o
ditolak dan H1a diterima yang berarti pengaruh biaya pendidikan (x) terhadap produktivitas kerja (Y)
adalah signifikan. Signifikan hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian ini diterima, yang berarti terdapat pengaruh parsial tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja.
Kesimpulan
Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktifitas kerja dari pembutik bawang yaitu 52,8%. Sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Adapun alasannya karena sebagian pembutik dengan pendidikan hanya lulusan Sekolah Dasar atau tidak lulus Sekolah Dasar dan berusia di atas 40 tahun akan bekerja sebagai pembutik lebih giat. Karena itu sebagai penghasilan utamanya, sedangkan bagi pembutik yang lulusan menengah dan usia di bawah 40 tahun tingkat produktifitas kerjanya masih di bawah yang lulusan Sekolah Dasar, dikarenakan semakin banyaknya perusahan atau pabrik yang baru dibuka di kabupaten Brebes, yang membutuhkan karyawannya minimal lulusan sekolah menengah, sehingga ada harapan untuk beralih ke profesi pekerjaan yang lain.
BIBLIOGRAFI
Dewi.GAA., L. (2010). Pengaruh Tingkat
Pendidikan, Pelatihan Kerja , Pengalaman kerja, dan profesionalismeriksaan
pajak di kator pelayanan Pajak Pratama Bali (Skripsi Ak). Fakultas Ekonomi
Universite petugas Pemeriksa Pajak pada Penyelesaian Pemas Udayana Denpasar.
Notoatmodjo, S. (1992). Pengembangan
sumber daya manusia. Rineka Cipta.
Prabu, M. A. (2005). Manajemen sumber daya
manusia perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Riono, S. B. (2019). Upaya Pelatihan Dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswadi
Perguruan Tinggi Se-Kabupaten Brebes. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 4(5), 200�208.
Riono, S. B., Syaifulloh, M., & Utami,
S. N. (2020). Pengaruh Komunikasi Organisasi, Budaya Organisasi, Dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Rumah Sakit dr. Soeselo Kabupaten Tegal.
Syntax, 2(4), 139.
Sukmadinata, T. (2001). Sistem Pengelolaan
Ter-minal Agribisnis dan Sub Terminal Agri-bisnis Secara Terpadu untuk
Memberikan Nilai Tambah Pelaku dan Produk Agribis-nis. Makalah Pada Apresiasi
Manajemen Kelayanan Terminal Agribisnis, Sub Terminal Agribisnis, Pergudangan
Dan Distribusi.
Supriyanto, A. S. (2010). Metodologi
riset manajemen Sumber daya Manusia. UIN-maliki Press.
Syaifulloh, M., & Pranoto, B. A.
(2017). Analisis Profesionalisme Guru, Diklat Dan Prestasi Guru Terhadap
Kualitas Pendidikan Pada Sekbin 3 UPTD Pendidikan Kecamatan Brebes Kabupaten
Brebes. JPSD, 3(1), 17�25.
Syaifulloh, M., Wahana, A. N. P. D., &
Riono, S. B. (2020). Imbas Biaya Pendidikan Terhadap Minat Studi Lanjut Di
Perguruan Tinggi Kabupaten Brebes. Syntax, 2(4), 93.
Utami, S. N., & Syaifulloh, M. (2019).
Comparative And Competitive Advantage Agribusiness Of Jawa Brebes Cattle
(Jabres) In Brebes Regency. Journal of Agri Socio-Economics and Business,
1(1), 15�24.
Waldman, D. A. (1994). The contributions of
total quality management to a theory of work performance. Academy of
Management Review, 19(3), 510�536.