Syntax Idea
: p�ISSN:
2684-6853� e-ISSN : 2684-883X
Vol. 2, No. 5 Mei 2020
EFEKTIVITAS PEMBERIAN COLD PRESSED VIRGIN COCONUT OIL SECARA
TOPIKAL TERHADAP PERCEPATAN PENYEMBUHAN PASKA PENCABUTAN ANTARA MAKSILA DAN
MANDIBULA TIKUS JANTAN STRAIN WISTAR SECARA KLINIS
Elshendro Tandry, Samantha, Ngo Viet Nhan, Mellisa Sim dan Florenly
Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan
Email: [email protected], [email protected],
[email protected] dan [email protected]
Abstrak
Tindakan ekstraksi gigi bertujuan mengambil gigi dari dalam soket
tanpa atau dengan pembukaan jaringan lunak dan keras, serta meninggalkan
jaringan luka. Luka dapat sembuh secara alami, namun
dapat dipercepat dengan menggunakan bahan alami. minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis cold pressed yang mempunyai
potensi untuk mempercepat penyembuhan luka bekas ekstraksi gigi karena memiliki
kandungan senyawa asam laurat konsentrasi tinggi
(48,5%). Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi efektivitas Cold Pressed Virgin Coconut Oil terhadap percepatan penyembuhan luka paska ekstraksi gigi pada tikus jantan strain wistar dengan pemberian secara topikal. Penelitian experimental laboratoris
ini menggunakan sampel tikus wistar
jantan dengan jumlah 24 ekor yang
dibagi menjadi empat kelompok, yakni: 2 kelompok kontrol rahang atas dan rahang bawah, 2 kelompok perlakuan VCO topikal rahang atas dan rahang bawah.
Setelah ekstraksi gigi dilakukan, Cold Pressed VCO diberikan secara teratur selama 7 hari, diobservasi dan dicatat kondisi jaringan lunaknya selama penyembuhan.
Data diuji menggunakan non-parametrik Kruskal Wallis test, menunjukkan
adanya perbedaan penyembuhan luka paska pencabutan gigi antara kelompok perlakuan dan kontrol secara signifikan. Penelitian ini menyimpulkan Cold Pressed VCO efektif
dalam mempercepat proses penyembuhan luka paska ekstraksi gigi. Hal ini disebabkan
karena kandungan senyawa aktif yang terdapat didalamnya, antara lain: asam laurat dan oleat. Selain itu, aplikasi
obat secara topikal memberikan efek langsung pada sasaran dengan onset of action
yang lebih cepat tanpa mempengaruhi keadaan sistemiknya.
Kata kunci: Ekstraksi Gigi, Cold Pressed Virgin Coconut Oil, Penyembuhan
luka
Pendahuluan
Pelayanan
kesehatan di rumah sakit melibatkan berbagai jenis tenaga kesehatan. Dokter
sebagai tenaga kesehatan ialah tenaga medis sedangkan tenaga kesehatan lainnya
dikenal dengan tenaga non medis. Tindakan medis hanya bisa dilaksanakan oleh
tenaga medis (yaitu, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis) (Lambok &
Asyiafa, 2019). Ekstraksi gigi bertujuan mengambil gigi dari
dalam soket tanpa atau dengan pembukaan jaringan lunak dan jaringan
keras (Dostalova,
2010), idealnya, dalam ekstraksi satu gigi terjadi
trauma minimal terhadap jaringan penyokong gigi, namun tidak disertai
rasa sakit. Luka paska ekstraksi
umumnya sembuh dengan baik tanpa
menimbulkan masalah prostetik (Howe, 1990). Hasil Penelitian Kesehatan Dasar pada tahun
2013 menunjukkan indeks DMFT masyarakat Indonesia adalah 4,6
dengan persentase terbesarnya gigi yang diekstraksi (missing tooth) sebesar 2,9. Hal tersebut menunjukkan bahwa
penduduk Indonesia rata-rata mempunyai tiga gigi yang diekstraksi atau menjadi
indikasi tindakan ekstraksi (D, 2013).
Ekstraksi
gigi merupakan prosedur perawatan gigi yang dapat menyebabkan
perubahan yang signifikan dari dimensi alveolar ridge. soket
gigi yang tersusun dari tulang kortikal meninggalkan luka paska ekstraksi
dimana ligament periodontalnya terputus (Meta Maulida
Damayanti, 2016). Ekstraksi gigi
dapat menyebabkan komplikasi
berupa fraktur pada mahkota gigi (16,8%), fraktur pada akar
gigi (13,6%), drying socket
(4%), pendarahan (1,6%) dan
rasa sakit (1,6%) (Priana E, 2013).
Soket bekas
ekstraksi gigi dapat sembuh secara alami melalui proses yang cukup
kompleks meliputi fase hemostassis, fase inflamasi, fase proliferasi dan fase
remodeling. Ketiga fase tersebut merupakan gabungan dari proses substansi dasar,
agiogenesis, fibroplasias, epitelisasi, kontraksi, sintesis matriks dan remodeling
(Fitra P, 2015).
Proses
penyembuhan luka ekstraksi gigi dapat terlihat melalui gambaran sel
fibroblast, makrofag, MMP dan TGF-b. Sel fibroblas mempunyai peran penting
dalam pembentukan kolagen, juga mempengaruhi proses reepitelisasi dalam
penutupan jaringan bekas ekstraksi gigi. Sel fibroblas mempersiapkan jaringan
untuk menghasilkan struktur protein yang diperlukan selama proses perbaikan (Sumbayak, 2015). (Rajagukguk,
Syukur, Ibrahim, & Syafrizayanti, 2017) menyimpulkan adanya percepatan penyembuhan
luka dan peningkatan jumlah sel fibroblas paska palatoplasty pada lima pasien
yang diberikan VCO. Sel makrofag merupakan sel imun dalam proses
inflamasi. Jumlah sel makrofag mempengaruhi jaringan yang terbentuk, dimana
dalam jumlah sedikit proses penyembuhan luka terhambat selama proses proliferasi.
Sedangkan dalam jumlah berlebih, proses peradangan bertambah panjang
dan terbentuk jaringan fibrosis (Budi,
Soesilowati, & Imanina, 2017).
Selain
penyembuhan luka bekas ekstraksi secara alami, untuk mempercepat
penyembuhan luka dapat digunakan bahan alami yang mengandung senyawa
fitokimia. Penggunaan bahan alami lebih ekonomis, mudah dicari dan kemungkinan
mempunyai efek samping yang lebih sedidit dibandingkan bahan obat-obatan
yang diproduksi secara kimia (Mirza, Amanah,
& Sadono, 2017). Salah satu bahan yang
mempunyai potensi untuk mempercepat penyembuhan luka bekas ekstraksi adalah
minyak VCO (virgin coconut oil
atau VCO).
Sejak 3960
tahun, buah kelapa banyak dipakai sebagai bahan pokok makanan
dan kesehatan. VCO diolah dari daging kelapanya dan banyak diproduksi
untuk konsumsi masyarakat (Darmoyuwono, 2006; Setiaji dan Prayugo,
2006). Di Indonesia, minyak kelapa murni telah digunakan sejak dulu sebagai
bahan dasar olahan di dapur serta penyemir rambut. Minyak kelapa murni �(VCO) mengandung senyawa kimia asam lemak
jenuh rantai (Medium Chain Fatty
Acid) yang dapat dicerna
dan diserap tubuh. Selain itu, VCO juga mengandung
senyawa kimia sterol, vitamin E dan fraksi polifenol (asam fenolat) (Maria, LP; R.
Yogaswara; FR, 2016). Senyawa kimia tersebut bermanfaat untuk tubuh
manusia sebagai antioksidan dan antiradikal bebas (Sukandar,
Hermanto, & Silvia, 2009). VCO memiliki efek anti-radang, anti-piretik,
dan anti-nyeri. Hal ini didukung dengan adanya penelitian (Maria, LP; R.
Yogaswara; FR, 2016) menyimpulkan VCO memiliki
khasiat sebagai anti kanker, menghambat infeksi virus, meningkatkan
imun tubuh, melembabkan kulit, serta mempercepat penyembuhan luka.
Dari hasil
latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai efek pemberian cold
pressed virgin coconut oil secara oles/
topikal terhadap percepatan penyembuhan pasca pencabutan pada tikus jenis wistar
secara klinis.
Metode Penelitian
Penelitian
ini adalah penelitian jenis eksperimental laboratoris
menggunakan rancangan acak yang
terkontrol dengan pola post
test only control
group design.
Penelitian
ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Prima Indonesia,
Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Obat
Tradisional Fakultas Farmasi USU, Laboratorium
Fakultas MIPA USU dan
Laboratorium PPKS Medan yang dilakukan
mulai bulan Januari-Maret 2020.
Dalam
penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan merupakan data primer
yang didapat dari hasil pengukuran
(pemberian skor) pada gambaran klinis proses
percepatan penyembuhan luka paska
ekstraksi gigi dengan pemberian cold
pressed virgin coconut oil secara topikal.
Hasil
dan Pembahasan
A. Hasil
1.
Kandungan Asam Lemak Cold Pressed
Virgin Coconut Oil
Gambar
1
Minyak
Cold Pressed Virgin Coconut Oil
Tabel 1
Kandungan Cold Pressed VCO
Nomor |
Jenis Asam Lemak(As.) |
Kandungan Air |
Kandungan Asam Lemak (%) |
VCO Hasil Penelitan |
|||
|
As.
kaprilat (C8:0) |
|
10,6 |
|
As. kaprat
(C10:0) |
|
6,4 |
|
As. laurat (C12:0) |
|
48,5 |
|
As.miristat (C14:0) |
|
17,8 |
|
As. palmitat (C16:0) |
0,34 |
8,1 |
|
As. stearat (C18:0) |
|
2,9 |
|
As. oleat (C18:1) |
|
5,0 |
|
As. linoleat (C18:2) |
|
0,7 |
|
As. arachidat (C20:0) |
|
0,1 |
Berdasarkan tabel 1 diatas, hasil uji cold pressed VCO yang dipakai� pada penelitian ini mengandung as.lemak jenuh
rantai sedang (average chain fatty acid)
yang terdiri atas: asam laurat (48,5%), asam miristat (17,8%), asam kaprilat
(10,6%), asam palmiltat (8,1%), asam kaprat (6,4%), asam oeleat (5,0%), asam
stearat sebesar (2,9%), asam linoleat (0,7%) dan asam arachidat (0,1%).
Gambar 2
Ekstraksi
Gigi
2. Rata-rata Penyembuhan Luka
Pasca Ekstraksi Gigi Terhadap Grup Perlakuan dan Grup Kontrol Hari ke-1 sampai ke-7
Rata-rata hasil penyembuhan luka paska
pencabutan gigi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol hari pertama
sampai dengan hari ke tujuh dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel
2
Rata-rata Penyembuhan Luka
Paska Ekstraksi Gigi Terhadap Grup Perlakuan
dan Grup Kontrol dimulai dari Hari ke-1 sampai ke-7
Kelompok���������������������������� Hari ke- |
Rata-rata�SD |
1 |
2,83�0,408 |
2 |
2,17�0,408 |
3 |
1,83�0,408 |
Dengan VCO Topical������������������������� 4 |
1,67�0,516 |
Upper�������������������������������������� 5 |
1,17�0,408 |
6 |
1,00�0,000 |
7 |
1,00�0,000 |
1 |
3,00�0,000 |
2 |
2,33�0,516 |
Dengan VCO Topical������������������������� 3 |
1,50�0,548 |
Lower�������������������������������������� 4 |
1,50�0,548 |
5 |
1,33�0,533 |
6 |
1,17�0,408 |
7 |
1,00�0,000 |
1 |
2,83�0,408 |
2 |
2,83�0,408 |
3 |
���� �2,00�0,000 |
Tanpa VCO
Upper��������������������������� 4 |
1,67�0,516 |
5 |
1,67�0,516 |
6 |
1,67�0,516 |
7 |
1,83�0,408 |
1 |
2,83�0,408 |
2 |
2,83�0,408 |
3 |
1,83�0,408 |
Tanpa VCO
Lower��������������������������� 4 |
1,67�0,516 |
5 |
1,67�0,516 |
6 |
1,67�0,516 |
7 |
1,50�0,548 |
Berdasarkan tabel 2 diatas, hasil uji
menunjukkan bahwa rata-rata penyembuhan luka pasca pencabutan gigi pada hari
pertama grup perlakuan dan kontrol adalah sama nilainya yaitu 2,83�0,408. Pada
hari ketujuh, grup perlakuan memiliki rerata penyembuhan luka yang lebih besar
dibandingkan dengan grup kontrol.
3. Analisa Penyembuhan Luka
Pasca Ekstraksi Gigi Terhadap Grup Perlakuan dan Grup Kontrol Hari ke-1 sampai ke-7
Pada penelitian ini, dengan jumlah sampel 24 (lebih kecil dari 50 sampel), test ujii normalitas yang dipakai adalah dengan uji-Shapiro wilk.
Hasil uji normalitas penyembuhan luka paska ekstraksi gigi pada grup perlakuan dan grup control mulai dari hari pertama sampai hari ketujuh dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel
3
Uji Normalitas Penyembuhan
Luka Paska Ekstraksi Gigi Terhadap Grup Perlakuan dan Grup Kontrol dimulai dari
Hari ke-1 sampai ke-7
Kelompok |
Jumlah
pengamatan |
p value |
Dengan VCO Upper |
42 (6 tikus x 7 hari) |
0,000 |
Dengan VCO Lower |
42 (6 tikus x 7 hari) |
0,000 |
Tanpa VCO Upper |
42 (6 tikus x 7 hari) |
0,000 |
Tanpa VCO Lower |
42 (6 tikus x 7 hari) |
0,000 |
Dengan dasar penilaian yang digunakan dalam uji normalitas Shapiro-Wilk
antara lain:
1. Apabila nilai p > 0,05 maka artinya data memiliki indikasi distribusi normal.
2. Apabila nilai p < 0,05 maka artinya data memiliki indikasi berdistribusi tidak normal.
Berdasarkan tabel di atas, seluruh
kelompok didapati p value = 0,000.
Dari hasil analisa statistik tersebut dapat dinyatakan bahwa semua data
penelitian tentang penyembuhan luka pasca pencabutan gigi adalah berdistribusi tidak normal. Maka analisa statistik
yang dilakukan berikutnya adalah uji Kruskal
Wallis dengan derajat kepercayaan 95%.
Tabel
4
Hasil Uji Kruskal Wallis Penyembuhan Luka Paska
Ekstraksi Gigi Terhadap Grup Perlakuan dan Grup Kontrol dimulai dari Hari ke-1
sampai ke-7
Kelompok |
Rerata�SD |
p value |
Dengan VCO Upper |
1,67�0,721 |
0,010 |
Dengan VCO Lower |
1,69�0,780 |
|
Tanpa VCO Upper |
2,07�0,640 |
|
Tanpa VCO Lower |
2,00�0,698 |
Berdasarkan tabel 4 diatas, hasil uji menunjukkan bahwa rerata�SD penyembuhan luka pasca pencabutan gigi pada kelompok perlakuan yaitu dengan cold pressed virgin coconut oil upper adalah 1,67�0,721 dan cold pressed virgin coconut oil lower 1,69�0,780. Sedangkan, kelompok kontrol tanpa cold pressed virgin coconut oil upper 2,07�0,640 dan cold pressed virgin coconut oil lower 2,00�0,698. Dari hasil analisa, didapatkan p value = 0,010 (p < 0,05) yang berarti terdapat differensiasi penyembuhan luka paska ekstraksi gigi pada grup perlakuan dan kontrol hari ke-1 sampai dengan hari ke-7.
Selanjutnya, dilakukan analisa data menggunakan uji korelasi Spearman yang bertujuan untuk mengetahui keeretan korelasi pemberian cold pressed virgin coconut oil secara topikal antara rahang atas dan rahang bawah terhadap percepatan sembuhnya luka paska ekstraksi gigi terhadap tikus strain wistar secara klinis. Hasil pengukuran uji korelasi Spearman selengkapnya sebagai berikut:
Tabel
5
Uji
korelasi Spearman
|
r |
p value |
Pemyembuhan luka |
-0,523 |
0,000* |
*Signifikan
Berdasarkan uji korelasi Spearman tentang keeretan korelasi pemberian cold pressed virgin coconut oil secara topikal antara rahang atas dan rahang bawah terhadap percepatan penyembuhan pada luka paska ekstraksi gigi pada tikus jantan jenis strain wistar secara klinis maka diperoleh nilai p value = 0,000 dan hasil r = 0,523 berarti adanya hubungan korelasi yang bermakna antara pemberian cold pressed virgin coconut oil secara topikal antara rahang atas dan rahang bawah terhadap percepatan penyembuhan luka paska ekstraksi gigi.
1.
������� 2. �
3. ������ 4.
��
5. �������� 6.
�
Gambar 3
Klinis Proses Penyembuhan Luka
Perbandingan Penyembuhan Luka Kelompok Kontrol Maksila pada Tikus Wistar antara Hari ke-1 dan dengan hari ke-7
���������������
1.
��2. �
3. ��4. �
5. ��6.
Gambar 4
Perbandingan Penyembuhan Luka Kelompok Kontrol Mandibula pada Tikus Wistar antara Hari ke-1 dan dengan hari ke-7
1. ��2. �
3. ��4. �
5. ��6. �
Gambar 5
Perbandingan Penyembuhan Luka Kelompok Perlakuan Maksila dengan VCO secara Topikal pada Tikus Wistar antara Hari ke-1 dan dengan hari ke-7
1. ��2. �
3. ��4. �
5. ��6. �
Gambar 6
Perbandingan Penyembuhan Luka Kelompok Perlakuan Mandibula dengan VCO secara Topikal pada Tikus Wistar antara Hari ke-1 dan dengan hari ke-7
B.
Pembahasan
Dalam
penelitian ini dilakukan evaluasi efektivitas dari pemberian cold pressed VCO secara topikal terhadap
percepatan penyembuhan luka paska dilakukannya ekstraksi gigi. Jenis spesimen
yang dipakai terhadap penelitian ini adalah tikus strain wistar yang jantan sebanyak 24 ekor dan dibagi menjadi empat
grup perlakuan yaitu dengan cold pressed
virgin coconut oil upper, dengan cold
pressed virgin coconut oil lower, tanpa cold
pressed virgin coconut oil upper serta tanpa cold pressed virgin coconut oil lower dimana setiap grup terdiri
dari 6 ekor tikus.
Hasil dari
penelitian ini telah membuktikan bahwa cold
pressed VCO yang digunakan mengandung beberapa senyawa asamm lemak jenuh
sedang (medium chain fatty acid).
Senyawa asam lemak tersebut antara lain: asam lauratt sebesar (48,5%),� miristat�
sebesar� (17,8%),� kaprilat�
sebesar� (10,6%),� palmitat��
sebesar (8,1%), kaprat sebesar (6,4%), oleat (5,0%), stearat sebesar
(2,9%), linoleat (0,7%) dan arachidat (0,1%). Kandungan asam laurat paling
tinggi, hampir mencapai 50%. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dibuat oleh Novilla et al (2017) yang menyimpulkan bahwa senyawa asam
laurat merupakanu komponen paling utamaa yang terdapat dalam cold pressed virgin coconut oil, yaitu
sebesar 32,73%. Berdasarkan regulasi yang dikeluarkan oleh Codex Alimentarius,
kualitas dari cold pressed virgin coconut oil dinyatakan terbaik jika
mengandung asam laurat dengan kadar 45,1 � 53,2%. APCC juga mensyaratkan bahwa
kandungan asam lemak laurat virgin coconut oil adalah sebesar 43,0 � 53,0 %
(Damin et al, 2017). Asam laurat yang terdapat dalam cold pressed virgin coconut oil merupakan jenis asam lemak yang
paling banyak dibutuhkan dan bermanfaat untuk kesehatan. Asam laurat merupakan
sumber vitamin, mempunyai kapasitas antioksidan, aktivitas antimikroba dan juga
antivirus (Mansor, Man,
Shuhaimi, Afiq, & Nurul, 2012).
Kualitas
minyak yang dihasilkan oleh cold pressed
virgin coconut oil juga ditentukan dari kadar airnya. Hal ini disebabkan
air dapat mempercepat terjadinya proses hidrolisis
pada minyak. Semakin rendah kadar air cold
pressed virgin coconut oil, maka
semakin tinggi kandungan asam lemak yang diperoleh (Damin, Alam, &
Sarro, 2017). Dalam penelitian ini, kadar air yang
dihasilkan oleh cold pressed virgin
coconut oil adalah sebesar 0,34. Berdasarkan APCC, kadar air yang diperoleh
oleh cold pressed virgin coconut oil
sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan dengan syarat kadar air dari virgin coconut oil adalah 0,1 - 0,5% (Darmayuono,
Setiaji, 2006)
Prosedur
yang sangat sering dilakukan dalam praktek dokter gigi adalah ekstraksi gigi. Pada
tindakan ekstraksi gigi, idealnya tanpa disertai adanya rasa sakit dan trauma
yang berlebihan dengan demikian jaringan pada daerah luka dapat sembuh secara
cepat (Wisesa, 2017). Kapasitas penyembuhan luka terjadi secara
selular dan biokimia untuk memperbaiki struktur jaringan daerah luka, yang
disebut juga dengan wound healing (Kurnia & Ardhiyanto,
2015). Menurut (MacKay &
Miller, 2003), proses penyembuhan luka akibat
pencabutan gigi berlangsung secara berkesinambungan dan kompleks untuk
mengembalikan integritas jaringan. Oleh sebab itu, kemungkinan dapat terjadi
komplikasi pada luka selama masa penyembuhan tersebut, antara lain timbulnya
rasa nyeri dan ketidaknyamanan dalam rongga mulut (Tamara, Rochmah,
& Mujayanto, 2015).
Dari hasil
penelitian ini terlihat adanya perbedaan penyembuhan luka antara rahang atas
dengan rahang bawah setelah pemberian cold
pressed virgin coconut oil selama tujuh hari. Dari hasil terlihat
penyembuhan luka pada rahang bawah lebih cepat dibandingkan rahang atas setelah
diberikan cold pressed virgin coconut
oil. Hasil ini didukung dengan hasil statistik korelasi Spearman yang menunjukkan
terdapat korelasi yang bermakna antara pemberian cold pressed virgin coconut oil secara topikal antara rahang atas
dan rahang bawah terhadap percepatan penyembuhan luka pasak ekstraksi gigi
dengan tingkat korelasi adalah kuat. Arah korelasi negatif berarti semakin lama
waktu pemberian cold pressed virgin
coconut oil maka secara klinis
semakin kecil jumlah luka.
Berdasarkan
hasil uji statistik Kruskal Wallis didapatkan bahwa ada perbedaan secara
signifikan waktu penyembuhan luka antara kelompok dengan dan tanpa cold pressed virgin coconut oil. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa cold pressed
VCO terbukti sangat efektif dalam mempercepat proses sembuhnya pada luka paska
ekstraksi gigi. Pemberian cold pressed
virgin coconut oil pada luka akibat ekstraksi gigi mengalami penyembuhan
yang lebih cepat dibandingkan tanpa menggunakannya. Penelitian sejenis pernah
dilakukan juga oleh (Indra Wijaya, 2012) yang menyatakan bahwa virgin coconut oil efektif mempercepat
waktu penyembuhan luka. Penelitian oleh (Fatonah, Hrp,
& Dewi, 2016) juga menyimpulkan bahwa pemberian virgin coconut oil secara topikal
terbukti efektif terhadap proses penyembuhan luka tekan grade I dan II.
Penelitian yang dilakukan pada 18 tikus jenis Sprague-Dawley dengan luka eksisi
juga membuktikan bahwa virgin coconut oil
terbukti mampu meningkatkan proliferasi
sel fibroblast sehingga mengakibatkan kepadatan serat kolagen menjadi meningkat
(Nevin &
Rajamohan, 2010). Peneliti (Nevin &
Rajamohan, 2010) menyimpulkan bahwa pengaruh cold pressed virgin coconut oil terhadap
luka paska ekstraksi dipengaruh oleh berbagai kandungan senyawa aktif yang
terdapat didalamnya. Komponen senyawa-senyawa aktif tersebut diantaranya adalah
asam laurat dan oleat. Hal ini berkenaan dengan ungkapan yang disebutkan oleh
Agero dan Verallo-Rowell dalam (Damin et al.,
2017) yang menyatakan senyawa asam laurat serta
oleat yang terdapat di dalam cold pressed
virgin coconut oil efektif dan aman digunakan dalam mempercepat proses
penyembuhan pada luka di daerah kulit.
Pemberian
obat dapat dilakukan secara oral, topikal maupun injeksi. Pemberian obat secara
oral merupakan cara paling konvensional, namun memiliki kelemahan yaitu harus
melalui saluran pencernaan sehingga mempengaruhi bioavabilitas obat dan memerlukan
waktu lebih lama untuk berefektivitas. Selain itu, juga dikhawatirkan obat
tidak mencapai reseptor sasaran. Aplikasi obat secara topikal dapat memberikan
efek langsung pada sasaran dengan onset
of action yang lebih cepat tanpa mempengaruhi keadaan sistemiknya (Katzung, 2001).
Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
a.
Cold Pressed Virgin Coconut Oil memiliki kandungan yaitu asam laurat,
kaprat, dan kapilat. Asam laurat memiliki
aktivitas antibakterial
yang paling besar. Asam kaprat dan asam miristat memiliki aktivitas yang lebih rendah.
b.
Pemberian cold pressed virgin coconut oil
secara signifikan terbukti efektif dalam meningkatkan percepatan penyembuhan luka pasca pencabutan
gigi.
c.
Pemberian cold pressed virgin coconut oil
secara topikal� dapat
memberikan efek langsung pada sasaran dengan onset of
action yang lebih cepat.
d.
Berdasarkan hasil uji korelasi
Spearman ditemukan bahwa adanya keeratan korelasi pemberian cold pressed virgin coconut oil secara topikal antara rahang atas
dan rahang bawah pada tikus wistar jantan.
BIBLIOGRAFI
Budi, Hendrik Setia,
Soesilowati, Pratiwi, & Imanina, Zhafirah. (2017). Gambaran histopatologi
penyembuhkan luka pencabutan gigi pada makrofag dan neovaskular dengan
pemberian getah batang pisang ambon. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 3(3).
D,
Dermawan. (2013). Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS) Nasional. Retrieved
from http://www.depkes.go.id/gigi.pdf (diakses 18 Januari 2020)
Damin,
Sardi Hi, Alam, Nur, & Sarro, Dastar. (2017). Karakteristik Virgin Coconut
Oil (Vco) Yang Di Panen Pada Berbagai Ketinggian Tempat Tumbuh. Agrotekbis,
5(4).
Darmayuono,
Setiaji, Prayugo. (2006). Diversifikasi Produk Virgin Coconut Oil (VCO). Jurnal
Ilmiah LITBANG, 4(8), 9�11.
Dostalova,
Seydlova. (2010). Efektivitas pemberian Glycine max terhadap kadar alkaline
phosphate pasca pencabutan gigi.
Fatonah,
Siti, Hrp, Ade Kartika, & Dewi, Ratna. (2016). Efektifitas Penggunaan
Virgin Coconut Oil (Vco) Secara Topikal Untuk Mengatasi Luka Tekan (Dekubitus)
Grade I Dan II. Jurnal Kesehatan, 4(1).
Fitra P.
(2015). Luka dan Penyembuhannya. Surabaya: Universitas Airlangga.
Howe,
GF. (1990). Pencabutan Gigi Geligi. Jakarta: EGC.
Indra
Wijaya, Adi. (2012). Pengaruh Pemberian Berbagai Coconut Oil Secara Topikal
Terhadap Penyembuhan Luka Bakar kimiawi Pada Kulit Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Terinduksi Asam Sulfat. FKIK (Pendidikan Dokter), 7(8).
Katzung,
Bertram G. (2001). Farmakologi Dasar dan Klinik edisi pertama. Jakarta:
Salemba Medika.
Kurnia,
Pandika Agung, & Ardhiyanto, Hengky Bowo. (2015). Potensi Ekstrak Teh Hijau
(Camellia sinensis) Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Fibroblas Soket Pasca
Pencabutan Gigi pada Tikus Wistar (The Potency of Green Tea Extract [Camellia
sinensis] Against Increase of Fibroblast Cells on Socket Post Tooth Extracti. Pustaka
Kesehatan, 3(1), 122�127.
Lambok,
Betty Dina, & Asyiafa, Agina Putri. (2019). Pertanggungjawaban Hukum Tenaga
Medis Dalam Tindakan Pemasangan Alat Pernapasan Lewat Mulut (Ventilator) Pada
Pasien di Rumah Sakit. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(12),
74�86.
MacKay,
Douglas J., & Miller, Alan L. (2003). Nutritional support for wound
healing. Alternative Medicine Review, 8(4).
Mansor,
T. S. T., Man, Y. B. Che, Shuhaimi, M., Afiq, M. J. Abdul, & Nurul, F. K.
M. Ku. (2012). Physicochemical properties of virgin coconut oil extracted from
different processing methods. International Food Research Journal, 19(3),
837.
Maria,
LP; R. Yogaswara; FR, Sianipar. (2016). Potensi Antioksidan Dan Antibakteri
Virgin Coconut Oil Dari Tanaman Kelapa Asal Papua. Journal Unsrat, 9(2),
75�82.
Mirza,
Mirza, Amanah, Siti, & Sadono, Dwi. (2017). Tingkat Kedinamisan Kelompok
Wanita Tani dalam Mendukung Keberlanjutan Usaha Tanaman Obat Keluarga di Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan, 13(2), 181�193.
Nevin,
K. G., & Rajamohan, T. (2010). Effect of topical application of virgin
coconut oil on skin components and antioxidant status during dermal wound
healing in young rats. Skin Pharmacology and Physiology, 23(6),
290�297.
Priana
E, Arfina. (2013). Prevalensi Komplikasi Pencabutan Gigi Di Rsgmp Drg.
Rajagukguk,
Horas, Syukur, Sumaryati, Ibrahim, Sanusi, & Syafrizayanti, Syafrizayanti.
(2017). Beneficial Effect of Application of Virgin Coconut Oil (VCO) Product
from Padang West Sumatra, Indonesia on Palatoplasty Wound Healing. American
Scientific Research Journal for Engineering, Technology, and Sciences (ASRJETS),
34(1), 231�236.
Sukandar,
Dede, Hermanto, Sandra, & Silvia, Eva. (2009). Sifat fisiko kimia dan
aktivitas antioksidan minyak kelapa murni (VCO) hasil fermentasi Rhizopus
orizae. Jurnal Kimia Terapan Indonesia (Indonesian Journal of Applied
Chemistry), 11(2).
Sumbayak,
Erma Mexcorry. (2015). Fibroblas: Struktur dan Peranannya dalam Penyembuhan
Luka. Jurnal Kedokteran Meditek.
Tamara,
Anggun Hibah Jannah, Rochmah, Yayun Siti, & Mujayanto, Rochman. (2015). Pengaruh
aplikasi virgin coconut oil terhadap peningkatan jumlah fibroblas pada luka
pasca pencabutan gigi pada Rattus novergicus.
Wisesa,
N. S. (2017). Kombinasi Pasta Ekstrak Daun Jambu Biji Efektif Meningkatkan
Jumlah Fibroblas Dan Ketebalan Kolagen Pasca Pencabutan Gigi Marmut (Cavia
cobaya). Universitas Udayana.