JOURNAL SYNTAX IDEA

p�ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 5, No.7, July 2023

 

 

 

PERANCANGAN GAJI POKOK BARU KARYAWAN RESTORAN XYZ DENGAN METODE DUA TITIK

 

Lindawati Kartika , Andra Tania Putri, Intan Faiza Siddiqah, Rafli Ahmad Fauzan, Rangga Arief Prayoga, Safira Aprilia Safitri

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University

Email: [email protected], [email protected], [email protected] , [email protected], [email protected] 

 

Abstrak

Restoran XYZ merupakan UKM yang bergerak di bidang Food and Beverage (F&B) yang berlokasi di Kota Bogor, Jawa Barat.  Restoran ini menyajikan berbagai jenis makanan dan minuman khas Yaman, Melayu, dan Aceh. Salah satu bentuk penyejahteraan karyawan adalah dengan memberikan kompensasi, sehingga perusahaan perlu merencanakan sasaran strategisnya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang digunakan sebagai dasar penetapan gaji, mengevaluasi jabatan, dan membuat pemetaan gaji yang ideal untuk diimplementasikan pada restoran XYZ. Penelitian ini menggunakan analisis dengan metode dua titik. Faktor-faktor yang menjadi dasar dari penetapan gaji antara lain pendidikan formal, pengalaman kerja, self presentation, usaha fisik, kondisi kerja, tanggung jawab terhadap material dan produk, kompleksitas kerja, analisis dan pemecahan masalah, decision making, dan keterampilan berkomunikasi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa restoran XYZ belum memiliki pemetaan gaji yang ideal. Dengan menggunakan metode dua titik, diperoleh pemetaan gaji yang ideal untuk diterapkan oleh restoran XYZ dengan mengelompokkan gaji karyawan menjadi lima grade.

 

Kata Kunci: compensable factors, food and beverage, kompensasi, metode dua titik, pemetaan gaji

 

Abstract

The XYZ restaurant is a Small and Medium Enterprise (SME) engaged in the Food and Beverage (F&B) industry, located in Bogor City, West Java. This restaurant serves many types of Yemeni, Malay and Acehnese food and drinks. One form of employee welfare is to provide compensation, so the company needs to plan its strategic goals. The purpose of this study is to identify the factors used as the basis for determining salaries, evaluate positions, and create an ideal salary mapping to be implemented at XYZ restaurant. This study uses analysis with the two point method. The factors that form the basis of salary determination are formal education, work experience, self presentation, physical effort, working conditions, responsibility for materials and products, work complexity, analysis and problem solving, decision making, and communication skills. The results of the study show that XYZ restaurant does not yet have an ideal salary mapping. By using the two point method, an ideal salary mapping is obtained to be implemented by XYZ restaurant by grouping employee salaries into five grades.

 

Keywords: compensable factors, compensation, food and beverage, two point method, salary mapping

 

PENDAHULUAN 

Usaha Kecil Menengah atau UKM merupakan sebuah perusahaan dengan skala kecil yang memiliki peran penting sebagai pembangunan ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja (Hapsari et al., 2014). Bentuk tanggung jawab atas penyerapan tenaga kerja tersebut berupa pemberian kesejahteraan atas apa yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan. Menurut (Haditya et al., 2017) salah satu bentuk penyejahteraan karyawan adalah dengan memberikan kompensasi, sehingga perusahaan perlu merencanakan sasaran strategisnya.

Kompensasi  itu  sendiri  terbagi  menjadi  dua  yaitu  kompensasi  langsung (financial)  dan  tidak  langsung  (non  financial) (Kadarisman, 2012). Kompensasi  langsung  merupakan imbalan  jasa  kepada  karyawan  yang  diterima  langsungrutinatau  periodic yang dapat berupa gaji, upah, insentif, komisi, dan bonus (Wartono, 2019). Selain  kompensasi langsungkompensasi  tidak  langsung  juga  mempunyai peranan  yang  tidak  kalah pentingnya yaitu balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan bukan berbentuk uang, tapi berwujud fasilitas seperti tunjangan hari raya dan tunjangan Kesehatan (Marliani et al., 2016).

Tujuan utama setiap organisasi merancang sistem kompensasi adalah untuk memotivasi karyawan dalam rangka meningkatkan kinerjanya dan mempertahankan karyawan yang kompeten bertahan di perusahaan (Hartanti, 2020) (Muljani, 2002). Ketika karyawan termotivasi untuk bekerja, kinerja karyawan akan meningkat dan dapat berdampak pada produktivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan (Nababan, 2020).

Penelitian ini berfokus pada pembahasan mengenai sistem kompensasi finansial berupa gaji yang diberikan oleh perusahaan. Data kompensasi finansial yang peneliti dapatkan dari UKM Restoran XYZ akan dianalisis untuk dilakukan perancangan gaji pokok baru karyawan dengan metode Adhered (berhimpit) (Pristiwati, 2022) (Haeruddin, 2017).

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang digunakan sebagai dasar penetapan gaji pada UKM Restoran XYZ (2) mengevaluasi jabatan yang ada di UKM Restoran XYZ (3) menganalisis pemetaan gaji yang ideal untuk diimplementasikan pada restoran XYZ menggunakan  metode Adhered (berhimpit) (Salsabilla et al., 2023).

 

METODE PENELITIAN 

����������� Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara kepada Manajer serta Staff UKM FnB di Kota Bogor selama 6 bulan sehingga sumber data penelitian adalah data primer. Jumlah responden pada penelitian sebanyak 21 orang dengan metode pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan teknik sampling jenuh atau sensus, yaitu dimana semua anggota populasi diobservasi atau diteliti. Metode penelitian ini menggunakan analisis Compensable Factor dengan metode Hay System (Steinberg, 1992) yang dibagi menjadi tiga faktor diantaranya pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan pekerjaan tersebut (Know-how), jenis pemikiran yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang umum dihadapi (problem solving), dan tanggung jawab yang ditugaskan untuk pekerjaan (accountability) (Kartika et al., 2022). Selanjutnya, dilakukan perhitungan metode berhimpitan (adhered) berdasarkan hasil  job value dan job grading. Setelah itu, dilakukan perancangan sistem kompensasi menggunakan Metode Point System dan Eckenrode (Fauzan et al., 2017). Pengambilan data dilakukan dengan cross-sectional karena peneliti mengumpulkan data pada titik waktu tertentu

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Gambaran Umum UKM 

Restoran XYZ merupakan UKM yang bergerak di bidang food and beverage yang menawarkan menu makanan dan minuman khas Yaman, Melayu, dan Aceh. Restoran ini dan beralamat di Jl. Tentara Pelajar No.15, Kedung Jaya, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat. Restoran ini mulai beroperasi pada Desember 2022 dan Visi dari restoran XYZ adalah memperkenalkan makanan khas Yaman, Melayu dan Aceh yang otentik kepada masyarakat. Untuk mewujudkan visi tersebut, restoran ini memiliki misi antara lain menyajikan makanan khas Yaman, Melayu dan Aceh yang otentik dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Sasaran pelanggan dari restoran ini adalah masyarakat yang berusia 20 hingga 64 tahun dengan range jarak sekitar 25 km dari alamat restoran. Restoran ini memiliki karyawan sebanyak 21 orang yang terdiri dari satu karyawan manajer resto, satu karyawan head chef, dua karyawan chef assistant, dua karyawan junior chef, satu karyawan steward, dua karyawan senior barista, dua karyawan waitres, dua karyawan cashier, satu karyawan junior barista, dua karyawan dishwasher, empat karyawan helper, dan satu karyawan office boy.


 

Gambar 1

Struktur Organisasi Restoran XYZ




2.              Struktur Upah Awal 

Data struktur upah atau gaji awal dari tiap karyawan di resto XYZ didapatkan melalui wawancara dengan manajer resto. Data gaji awal dari 21 karyawan pada restoran XYZ disajikan dalam tabel berikut.

 

Tabel 1

Gaji Pokok Awal Karyawan di Restoran XYZ

No.

Jabatan

Jumlah Karyawan

Gaji Pokok

Total

1.

Manager

1

Rp5.000.000

Rp5.000.000

2.

Head chef

1

Rp4.000.000

Rp4.000.000

3.

Chef  assistant

2

Rp2.750.000

Rp5.500.000

4.

Junior chef

2

Rp2.500.000

Rp5.000.000

5.

Steward

1

Rp2.500.000

Rp2.500.000

6.

Senior barista

2

Rp2.500.000

Rp5.000.000

7.

Waitress

2

Rp2.500.000

Rp5.000.000

8.

Cashier

2

Rp2.500.000

Rp5.000.000

9.

Junior barista

1

Rp2.000.000

Rp2.000.000

10.

Dishwasher

2

Rp2.000.000

Rp4.000.000

12.

Helper

4

Rp2.000.000

Rp8.000.000

13.

Office boy

1

Rp1.500.000

Rp1.500.000

Total

21

Rp52.500.000

Sumber: Data primer diolah, (2023)


 

 

3.              Analisis Gaji terhadap UMK dan UMP 

Peneliti mengambil data gaji di restoran XYZ sebelum dilakukan evaluasi menggunakan metode adhered. Data gaji karyawan, UMK Kota Bogor, dan UMP Provinsi Jawa Barat disajikan dalam tabel berikut.

 

Tabel 2

Tabel perbandingan Gaji pokok dengan UMP dan UMK

Job Title

UMP

UMK Kota Bogor

Gaji Pokok

Manager

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp5.000.000

Head Chef

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp4.000.000

Chef Assistant 1

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.750.000

Chef Assistant 2

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.750.000

Junior Chef 1

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.500.000

Junior Chef 2

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.500.000

Steward

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.500.000

Senior Baristas 1

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.500.000

Senior Baristas 2

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.500.000

Waitres 1

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.500.000

Waitres 2

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.500.000

Cashier 1

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.500.000

Cashier 2

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.500.000

Junior Barista

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.000.000

Dishwasher 1

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.000.000

Dishwaser 2

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.000.000

Helper 1

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.000.000

Helper 2

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.000.000

Helper 3

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.000.000

Helper 4

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp2.000.000

Office Boy

Rp1.986.670

Rp4.639.429

Rp1.500.000

 

Sumber : Data diolah penulis (2023)

 

Berdasarkan data tersebut, hanya ada satu job title yang memperoleh gaji di atas UMK Kota Bogor, yaitu manager. Sedangkan 20 karyawan lainnya memperoleh gaji di bawah UMK Kota Bogor.  Kemudian data tersebut juga menunjukkan bahwa semua karyawan telah memperoleh gaji di atas UMP Jawa Barat kecuali satu karyawan, yaitu office boy.

4.              Analisis Compensable Factors 

Berdasarkan hasil analisis, terdapat sepuluh faktor kompensasi atau compensable factor yang dijadikan sebagai kriteria penentuan beban kerja dan besaran gaji setiap jabatan pada restoran XYZ. Faktor-faktor yang diterapkan tersebut disesuaikan dengan beberapa sumber literasi mengenai compensable factor, yaitu:

1.     Kamus kompensasi CAAT Job Evaluation Manual, yang terdiri dari faktor pendidikan formal, pengalaman kerja, serta analisis dan pemecahan masalah.

2.     Kamus BCGEU Job Evaluation Plan Factors, yang terdiri dari faktor usaha fisik, serta tanggung jawab terhadap material dan produk.

3.     Kamus Government of Newfoundland and Labrador Job Evaluation System, yang terdiri dari faktor kompleksitas kerja dan decision making.

4.     Kamus Kompetensi PT Hay Group, meliputi faktor kondisi kerja.

5.     SKKNI 2009, meliputi faktor self presentation.

6.     University of London job evaluation manual, meliputi faktor keterampilan berkomunikasi.

Tabel 3

Compensable Factors UKM Restoran XYZ

 

 

Faktor

Faktor

Know-How

Pendidikan Formal

4

Pengalaman Kerja

4

Self Presentation

3

Usaha Fisik

3

Kondisi Kerja

4

Problem Solving

Kompleksitas Kerja

3

Analisis & Pemecahan Masalah

5

Decision Making

4

Accountability

Keterampilan Berkomunikasi

3

Tanggung Jawab Terhada Material & Produk

5

 

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa sepuluh compensable factors yang diterapkan oleh restoran XYZ dibagi menjadi tiga kategori, yaitu know how, problem solving, dan accountability. Penelitian ini menggunakan metode HAY System yang digunakan untuk menentukan nilai jabatan (job value). 

 

5.              Evaluasi Jabatan

Penilaian karyawan merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan (Fitriani et al., 2020). Terdapat beberapa faktor yang dipakai dalam mengevaluasi pekerjaan pada penelitian ini diantaranya pengetahuan, pengalaman kerja, tampilan diri, usaha fisik, kondisi kerja, tanggung jawab terhadap materi dan produk, kompleksitas kerja, analisis dan pemecahan masalah, penentuan keputusan, dan keterampilan berkomunikasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode perangkingan dan peringkat

Tabel 4

Job Grading (Given)

Job Title/ Compensable Factor

ΣNxB

(Job Value)

 

Jumlah Orang

 

Total Point

 

Given

 

 

Grade Given

Manager

672

1

672

596

672

 

V

Head Chef

530

1

530

520

596

 

IV

Chef Assistant

466

2

932

444

520

 

III

Senior Barista

384

2

767

 

368

 

444

 

 

II

Steward

384

1

384

 

Waitress

378

2

756

 

Junior Barista

365

1

365





292





368

 





I

Dishwasher

365

2

730

 

Cashier

361

2

722

 

Helper

360

4

1438

 

Junior Chef

348

2

696

 

Office Boy

292

1

292

 

Sumber : data diolah penulis (2023)

Berdasarkan perhitungan job value menggunakan metode given grade diperoleh lima grade yang terdapat di Restaurant XYZ. Grade lima terdiri dari jabatan Manajer. Grade empat terdiri dari Head Chef. Grade tiga terdiri dari Asisten Chef. Grade dua terdiri dari Junior Chef, Steward, Senior Baristas, Junior Barista, Waitress, Cashier, Dishwasher, Helper, dan Grade satu terdiri dari Office Boy.

6.              Pembenahan Struktur gaji dengan Metode dua titik

Salary Mapping atau pemetaan gaji adalah hal yang dilakukan pada Restoran XYZ untuk menganalisis sistem kompensasi yang digunakan. Tabel X merupakan salary mapping aktual di dalam sistem kompensasi Restoran XYZ. Jarak antara nilai minimum dan maksimum kisaran gaji atau biasa disebut range spread adalah karakteristik dari suatu struktur gaji. Sedangkan mid to mid adalah karakteristik dari desain struktur gaji yang menunjukkan perbedaan persentase antara nilai titik tengah dari kisaran gaji yang berdekatan

 

Tabel 5

Salary Mapping awal Restoran XYZ

No

Grade 

Total Person

Total Salary

Min

Average

Max

Mid to Mid

Spread

1

V

1

Rp5.000.000

Rp.5.000.000

Rp.5.000.000

Rp.5.000.000

25%

0%

KI

2

IV

1

Rp4.000.000

Rp4.000.000

Rp4.000.000

Rp4.000.000

45%

0%

KI

3

III

2

Rp5.500.000

Rp2.750.000

Rp2.750.000

Rp2.750.000

10%

0%

KI

4

II

9

Rp22.500.000

Rp2.500.000

Rp2.500.000

Rp2.500.000

29%

0%

KI

5

I

8

Rp15.500.000

Rp1.500.000

Rp1.937.500

Rp2.000.000

25%

I

 

ket: I=ideal, KI= kurang ideal

sumber : Data Diolah (2023)

 

Pada Tabel X terlihat bahwa gaji pada Restoran XYZ belum ideal. Hal itu dikarenakan nilai spread belum ada yang lebih besar dengan mid to mid. Berikut Pada Gambar X adalah grafik pemetaan gaji actual sebelum dibenahi menggunakan Metode 2 titik.

Gambar 2

Grafik Salary Mapping sebelum dibenahi

Pada Gambar X terlihat bahwa gaji belum memiliki struktur yang baik dan rapi. Titik-titik pada grafik menyebar tanpa membentuk suatu pola gaji yang berkesinambungan. Untuk itulah perlu dilakukan pembenahan struktur gaji menggunakan metode dua titik sehingga range antar gaji bisa saling berhimpit.

 

Untuk melakukan pembenahan struktur gaji dengan metode dua titik, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya:

1.     Tentukan gaji minimum jabatan yang ada pada grade I. Peneliti memutuskan untuk menaikkan gaji sebesar Rp.300.000 sehingga gaji minimumnya Rp.1.800.000

2.     Tentukan gaji maksimum pada grade 1 dengan cara mengkalikan gaji minimum pada grade 1 dengan spread pada grade 1 lalu ditambahkan gaji minimum pada grade 1. Hal ini berlaku juga untuk grade-grade selanjutnya.

3.     Tentukan midpoint dengan menambahkan gaji minimum dan maksimum lalu merata-ratakannya.

4.     Tentukan nilai minimum pada grade selanjutnya, nilai minimum harus sama dengan grade sebelumnya. Hal tersebut dilakukan supaya rentang antar gaji saling berhimpit.

5.     Tentukan Spread dan mid to mid nya. Spread harus lebih besar dari mid-to mid supaya gaji terbilang ideal.

 

Berikut adalah tabel gaji yang sudah dibenahi menggunakan metode dua titik

Tabel 6

Salary Mapping Adhered

 

No

Grade 

Total Person

Total Salary

Min

Average

Max

Mid to Mid

Spread

1

V

1

Rp6.000.000

Rp.4.451.063

Rp5.449.275

Rp6.357.488

38,87%

40%

I

2

IV

1

Rp4.541.063

Rp3.363.750

Rp3.952.406

Rp4.541.063

32,83%

35%

I

3

III

2

Rp6.600.000

Rp2.587.5000

Rp2.975.626

Rp3.363.750

27,78%

30%

I

4

II

9

Rp23.287.500

Rp2.070.000

Rp2.328.750

Rp2.587.500

20,35%

25%

I

5

I

8

Rp16.290.000

Rp1.800.000

Rp1.935.500

Rp2.070.000

15%

I

 

ket: I=ideal, KI= kurang ideal

sumber : Data Diolah (2023)

 

Setelah menggunakan metode dua titik dengan adhered atau berhimpit, struktur gaji menjadi ideal dan sesuai. rentang gaji juga tidak ada yang mengalami pernurunan. Total gaji yang harus dibayarkan setelah membenahi struktur gaji mengalami kenaikan sebesar 7,87%. Persentase tersebut cukup baik dan sesuai kondisi keuangan pada UMKM. Selanjutnya, pada Gambar X disajikan grafik pembenahan gaji setelah pembenahan menggunakan metode dua titik.

 


 

Gambar 3

Grafik setelah menggunakan Adhered

Setelah dilakukan pembenahan gaji menggunakan metode dua titik dengan skema berhimpit (adhered). Rentang gaji menjadi lebih jelas dan rapih. Tidak adanya rentang gaji antar golongan yang tumpang tindih (over lapping) sehingga memudahkan dalam proses kompensasi.

 

7.              Pembenahan Kompensasi

Setelah dilakukan perhitungan pembenahan struktur gaji awal terhadap gaji karyawan di restoran XYZ menggunakan teknik Adhered, selanjutnya hasil gaji baru dari metode Adhered dibandingkan dengan struktur gaji awal untuk mengidentifikasi perbedaan gaji yang dibayarkan oleh perusahaan. Perbandingan dari struktur gaji awal dengan pembenahan struktur gaji model adhered dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7

Struktur gaji sebelum dan setelah pembenahan

Jabatan

Gaji Pokok Awal

Gaji Pokok Baru Metode Adhered

Grade V

Manager

Rp5.000.000

Rp6.000.000

Grade IV

Head Chef

Rp4.000.000

Rp4.541.063

Grade III

Chef Assistant 1

Rp2.750.000

Rp3.300.000

Chef Assistant 2

Rp2.750.000

Rp3.300.000

Grade II

Junior Chef 1

Rp2.500.000

Rp2.587.500

Junior Chef 2

Rp2.500.000

Rp2.587.500

Steward

Rp2.500.000

Rp2.587.500

Senior Baristas 1

Rp2.500.000

Rp2.587.500

Senior Baristas 2

Rp2.500.000

Rp2.587.500

Waitres 1

Rp2.500.000

Rp2.587.500

Waitres 2

Rp2.500.000

Rp2.587.500

Cashier 1

Rp2.500.000

Rp2.587.500

Cashier 2

Rp2.500.000

Rp2.587.500

Grade I

Junior Barista

Rp2.000.000

Rp2.070.000

Dishwasher 2

Rp2.000.000

Rp2.070.000

Dishwasher 1

Rp2.000.000

Rp2.070.000

Helper 1

Rp2.000.000

Rp2.070.000

Helper 2

Rp2.000.000

Rp2.070.000

Helper 3

Rp2.000.000

Rp2.070.000

Helper 4

Rp2.000.000

Rp2.070.000

Office Boy

Rp1.500.000

Rp1.800.000

Total

Rp 52.500.000

Rp56.718.563

Sumber: Data diolah (2023)

Berdasarkan informasi dari tabel 7, terdapat perbedaan dari struktur gaji antara struktur gaji awal dengan struktur gaji yang telah dibenahi dengan metode Adhered. Terdapat selisih antara gaji pokok baru melalui metode Adhered dengan gaji pokok awal sebesar Rp4.218.563 atau terdapat kenaikan total gaji sebesar 8,04% dari gaji pokok awal dengan menggunakan metode Adhered. Oleh karena itu, metode Adhered ini dapat direkomendasikan kepada Restoran XYZ dalam mempertimbangkan pembenahan gaji bagi karyawan karena jumlah gaji baru dengan metode Adhered masih masuk dalam kemampuan atau budget dari sistem penggajian di Restoran XYZ.

 

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. Faktor yang menjadi penentu dalam menentukan gaji karyawan pada UKM restoran XYZ adalah pendidikan formal, pengalaman kerja, self presentation, usaha fisik, kondisi kerja, tanggung jawab terhadap material dan produk, kompleksitas kerja, analisis dan pemecahan masalah, decision making, dan keterampilan berkomunikasi. Terdapat lima job grade yang ada di UKM Restoran XYZ. Kelima job grade tersebut diperoleh dari perhitungan job value menggunakan metode given grade. Grade lima terdiri dari jabatan Manajer. Grade empat terdiri dari Head Chef. Grade tiga terdiri dari Asisten Chef. Grade dua terdiri dari Junior Chef, Steward, Senior Baristas, Junior Barista, Waitress, Cashier, Dishwasher, Helper, dan Grade satu terdiri dari Office Boy. Berdasarkan salary mapping yang dilakukan dengan menggunakan metode dua titik dengan skema adhered, terdapat kenaikan total gaji yang baru sebesar Rp4.218.563 atau 8,04% dari existing salary. Total kenaikan gaji tersebut merupakan pemetaan gaji yang ideal untuk diterapkan oleh UKM Restoran XYZ. 

 

BLIBLIOGRAFI

 

Fauzan, R., Indrasary, Y., & Muthia, N. (2017). Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa Bidik Misi di POLIBAN dengan Metode SAW Berbasis Web. Jurnal Online Informatika, 2(2), 79�83.

\

Fitriani, I. D., Zulkarnaen, W., Sadarman, B., & Yuningsih, N. (2020). Evaluasi Kinerja Distribusi Logistik KPU Jawa Barat Sebagai Parameter Sukses Pilkada Serentak 2018. Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi (MEA), 4(2), 244�264.

 

Haditya, R. A., Al Musadieq, M., & Nurtjahjono, G. E. (2017). Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja (Studi Pada Karyawan Perusahaan Daerah (Pd) Bank Perkreditan Rakyat (Bpr) Bank Daerah Lamongan). Brawijaya University.

 

Haeruddin, M. I. M. (2017). Pengaruh Gaji dan Insentif terhadap Kinerja Karyawan dan Organisational Citizenship Behaviour (OCB) pada Hotel Grand Clarion di Kota Makassar. Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi Dan Bisnis, 2(1), 11�21.

 

Hapsari, P. P., Hakim, A., & Noor, I. (2014). Pengaruh pertumbuhan usaha kecil menengah (UKM) terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (studi di pemerintah kota batu). Wacana Journal of Social and Humanity Studies, 17(2), 88�96.

 

Hartanti, T. (2020). Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan BPRS Mitra Agro Usaha Bandar Lampung Dalam Perspektif Islam. IAIN Metro.

 

Kadarisman, M. (2012). Pengertian dan filosofi manajemen kompensasi. Manajemen Sumber Daya Manusia, 1�53.

 

Kartika, L., Mutiara, S., Kinasih, I. B., & Novitasari, A. (2022). ANALISIS COMPENSABLE FACTORS DAN PERBANDINGAN TERHADAP KEBIJAKAN UPAH MINIMUM PADA SISTEM KOMPENSASI KARYAWAN USAHA KECIL MENENGAH. JABE (Journal of Applied Business and Economic), 9(1), 92�110.

 

Marliani, M. D., Parengkuan, T., & Lengkong, V. P. K. (2016). Pengaruh Kompensasi Finansial Langsung, Kompensasi Finansial Tidak Langsung Dan Kompensasi Non Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Telkom Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(4).

 

Muljani, N. (2002). Kompensasi sebagai motivator untuk meningkatkan kinerja karyawan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 4(2), 108�122.

 

Nababan, I. Y. N. (2020). Pengembangan Desain Sistem Kompensasi: Kasus Pada PT Lingkar Aneka Konstruksi Indonesia. Accounting and Business Information Systems Journal, 8(4).

 

Pristiwati, A. A. (2022). Analisis Pengukuran Kinerja Usaha Kecil Menengah dengan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus UKM CV. Mithlabs). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pakuan.

 

Salsabilla, A. D., Zahra, A., Islami, F. B., Dewi, L. N. K., Wangi, S. N. A. P., & Kartika, L. (2023). ANALISIS SISTEM KOMPENSASI CAFE ABC DENGAN METODE ADHERED DAN OVERLAPPING. Jurnal Pijar, 1(3), 742�753.

 

Steinberg, R. J. (1992). Gendered instructions: Cultural lag and gender bias in the Hay system of job evaluation. Work and Occupations, 19(4), 387�423.

 

Wartono, P. G. (2019). Peran Pendidikan dan Kompensasi Kerja Dalam M eni n gkat k an Kinerja Karyawan (Studi pada BTM Bina Masyarakat Utama, Bandar Lampung). UIN Raden Intan Lampung.

 

 

Copyright Holder:

Lindawati Kartika , Andra Tania Putri, Intan Faiza Siddiqah, Rafli Ahmad Fauzan, Rangga Arief Prayoga, Safira Aprilia Safitri (2023)

 

First publication right:

Syntax Idea

 

This article is licensed under: