JOURNAL
SYNTAX IDEA p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN: 2548-1398 |
Vol.
5, No.7, July 2023 |
ANALISIS SISTEM KOMPENSASI BERBASIS JOB VALUE PADA UMKM ADSO
Sarah Juliana, Ayu Novitasari, Olga Agusta Erdani, Devina Carrisa, Lindawati
Kartika
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
[email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Sistem kompensasi adalah sebuah strategi yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk memberikan gaji, tunjangan, bonus, dan penghargaan
lainnya kepada karyawan sebagai bentuk penghargaan atas kinerja mereka. Namun, seringkali UMKM mengalami kendala dalam mengelola
keuangan dan sumber daya manusia, termasuk
dalam hal memberikan kompensasi kepada karyawan. Tujuan penelitian ini
adalah (1) membandingkan
ump dan umk terhadap gaji karyawan (2) mengembangkan job grading dan job value bagi
karyawan UMKM ADSO berdasarkan
compensable factor menurut jurnal
ilmiah (3) mengevaluasi perbaikan sistem kompensasi yang tepat dan efektif untuk diterapkan
di UMKM ADSO. Data dalam penelitian
ini bersifat kuantitatif, data primer diperoleh
melalui wawancara langsung dan hasil kuesioner serta data sekunder diperoleh melalui studi literatur
dan laporan terkait. Metode yang digunakan adalah pemetaan gaji yang dianut, dan pemetaan gaji yang tumpang tindih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 faktor yang dapat dikompensasikan yang menjadi faktor penilaian pekerjaan yang menjadi dasar pemberian kompensasi. Semua faktor dibagi menjadi
3 bagian menurut metode Hay, yaitu know-how, pemecahan masalah, dan akuntabilitas. Hasil desain
reformasi gaji yang telah didapatkan dapat digunakan sebagai sistem penggajian baru perusahaan. Metode yang digunakan adalah pemetaan gaji yang dianut, dan pemetaan gaji yang tumpang tindih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 faktor yang dapat dikompensasikan yang menjadi faktor penilaian pekerjaan yang menjadi dasar pemberian kompensasi. Semua faktor dibagi menjadi
3 bagian menurut metode Hay, yaitu know-how, pemecahan masalah, dan akuntabilitas. Hasil desain
reformasi gaji yang telah didapatkan dapat digunakan sebagai sistem penggajian baru perusahaan.
Kata Kunci: evaluasi pekerjaan,
faktor kompensasi, nilai pekerjaan, pemetaan gaji, UMKM.
�Abstract
The compensation system is a strategy used by an
organization to provide salaries, benefits, bonuses and other rewards to
employees as a form of appreciation for their performance. However, SMEs often
experience problems in managing finances and human resources, including in
terms of providing compensation to employees. This study will discuss the
improvement of compensation in accordance with the method point system with
company policy. The studied company is a company that is engaged in the
automotive field that focuses on used-vehicle transactions, sale of spare
parts, and vehicle services. The purpose of this research is (1) to compare the
UMP and UMK to employee salaries (2) to develop job grading and job values for
employees of ADSO SMEs based on compensable factors according to scientific
journals (3) to evaluate compensation system improvements that are appropriate
and effective to be imp lemented in ADSO SMEs. The
data in this study are quantitative, primary data obtained through direct
interviews and the results of questionnaires and secondary data obtained
through literature studies and relevant reports. The method used is salary
mapping adhered, and salary mapping overlapping. The result of the research
shows that there are 10 compensable factors that become the job evaluation
factors that form the basis for compensation. All factors are divided into 3
parts according to Hay's method, namely know-how, problem solving, and
accountability. The results of the salary reform design that have been obtained
can be used as the company's new payroll system.
Keywords: job evaluation, compensable factor, job value, salary
mapping, SMEs
PENDAHULUAN
����������� Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) merupakan sektor usaha yang memiliki peran penting dalam
perekonomian suatu negara (Azhari
& Wicaksono, 2017). Namun, seringkali UMKM mengalami kendala dalam mengelola
keuangan dan sumber daya manusia, termasuk
dalam hal memberikan kompensasi kepada karyawan (Erwinsyah,
2015). Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh UMKM, baik dari segi keuangan
maupun sumber daya manusia.
Sistem kompensasi
adalah sebuah strategi atau rencana yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk memberikan gaji, tunjangan, bonus, dan penghargaan
lainnya kepada karyawan sebagai bentuk penghargaan atas kinerja mereka.
Tujuan utama dari pemberian kompensasi adalah untuk memastikan bahwa karyawan termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik, dan merasa dihargai oleh perusahaan.
Haditya (2017) menjelaskan
pemberian kompensasi memang dapat memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap karyawan dan operasional perusahaan secara keseluruhan seperti halnya cara berpikir karyawan,
karyawan yang loyal untuk perusahaan, motivasi seorang karyawan, serta adanya pengaruh
biaya-biaya operasional
yang dikeluarkan oleh perusahaan
(Brahmasari
& Suprayetno, 2008).
Gaji yang layak
dan adil adalah gaji kepada pegawai
yang sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawabnya. Secara umum, ada
tiga jenis penggajian yang digunakan oleh perusahaan yaitu pay for performance, pay for position,
dan pay for people (Kartika
et al., 2016). Pay for people adalah semua
hak yang diterima pegawai dengan mempertimbangkan kompetensi pegawai. Pay for performance adalah
penerimaan karyawan berdasarkan penilaian kinerjanya dalam jangka waktu tertentu. Pay for position adalah
penerimaan pegawai berdasarkan jenjang jabatan, setiap jenjang jabatan memiliki bobot yang berbeda berdasarkan faktor dominan.
Penelitian ini memiliki fokus menganalisis bagaimana perumusan job grading
dan job value untuk
karyawan UMKM ADSO berdasarkan
pada compensable factor menurut jurnal ilmiah, evaluasi perbaikan sistem kompensasi yang tepat dan efektif untuk diterapkan
di UMKM ADSO.
Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan
dari penelitian ini adalah menyusun
job grading dan job value karyawan UMKM ADSO berdasarkan
compensable factor menurut jurnal
ilmiah, melakukan evaluasi perbaikan sistem kompensasi yang tepat dan efektif untuk diterapkan di UMKM ADSO.
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada pembahasan sistem kompensasi finansial dengan sampel karyawan UMKM ADSO berdasarkan job value.
Data kompensasi juga berupa
gaji pokok yang akan diteliti dan dievaluasi menggunakan adhered dan metode
overlapping.
����������� Evaluasi adalah suatu bagian pada sistem manajemen, yakni perencanaan perorganisasian, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. Tanpa evaluasi, seseorang atau organisasi tidak mengetahui bahwa kondisi obyek evaluasi
dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan hasil (Prayoga
& Nursari, 2020).
Evaluasi kerja ialah kegiatan mengukur kinerja atau prestasi sebuah
organisasi, kelompok, atau individu. Evaluasi kinerja juga dapat dilakukan dalam proses penilaian kinerja, evaluasi, dan pengukuran berdasarkan evaluasi kinerja tersebut dapat meningkatkan kinerja di masa mendatang (Maharani,
2020). Evaluasi
kerja adalah proses penilaian pada suatu pekerjaan terhadap pekerjaan lain baik di dalam maupun di luar organisasi untuk dijadikan tolak ukur dalam
menentukan upah/kompensasi.
Evaluasi adalah pendapat dari suatu
kebijakan yang dimana sebenarnya memiliki nilai berdasarkan hasil dari tujuan
atau sasaran sesuai dengan kebijakan
tersebut. Hal terakhir dari proses kerja ialah evaluasi kinerja yang dapat membantu seorang pimpinan dalam membuat suatu keputusan
kebijakan. Menurut (Fitriani
et al., 2020), terdapat
beberapa fungsi dari evaluasi, yaitu:
Kompensasi ialah
salah satu fungsi yang penting dalam manajemen
sumber daya manusia (MSDM). Karena kompensasi
adalah merupakan salah satu aspek yang paling sensitif di dalam hubungan kerja.
Kompensasi ialah jaringan�
yang kompleks
dari berbagai sub proses
yang tujuannya adalah untuk memberikan penghargaan kepada karyawan
baik untuk melakukan
pekerjaan maupun memotivasi
mereka untuk mencapai
efisiensi yang diinginkan. Bagian dari
proses ini termasuk membayar upah. Pemberian kompensasi pelengkap seperti pembayaran asuransi, cuti, sakit, dan lain sebagainya (Handoko, 1991).
�Compensation is what employees receive in
exchange for their contribution to the organization� adalah pemberian
imbalan yang adil dan pantas kepada karyawan
secara langsung atau tidak langsung,
secara finansial dan
natura, atas kontribusi mereka terhadap pencapaian tujuan organisasi (Davis & Werther, 1996). Kompensasi ini sudah ditentukan sebelumnya dan diketahui agar pegawai mengetahui dengan pasti jumlah
kompensasi yang akan diterimanya (Simanjuntak,
1993).
Tiga jenis kompensasi secara garis besar menurut Nawawi dalam (Priansa, 2017) adalah sebagai berikut :
����������� Program penghargaan kompensasi harus ditentukan secara adil dan tepat serta sesuai dengan� undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku. Prinsip keadilan harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya, agar remunerasi
yang dibayarkan meningkatkan
gairah dan kepuasan kerja karyawan (Hasibuan, 2014).
����������� Dalam menyusun sistem kompensasi atas dasar kompetensi,
salah satu kerangka kerja (framework)
yang dapat digunakan adalah teori Hay System. Menurut framework
Hay System, skala gaji, tunjangan, bonus tidak disusun atas dasar
minimal standar upah
minimum dan tingkat inflasi,
tetapi berdasarkan kinerja karyawan dan perusahaan (Yusuf, 2014).� Metode Hay System menilai setiap jabatan berdasarkan konten yang dihasilkan untuk membantu menciptakan ekuitas internal (Purnama et al., 2018). Menurut (Mu�minin et al., 2018), dalam Hay System terdapat tiga kriteria
yang masing-masing kriterianya terbagi
kembali menjadi beberapa sub kriteria. Hay System
dinilai memiliki kelebihan dan lebih sesuai� untuk melakukan deskripsi pekerjaan dan syarat kualifikasi pekerjaan karena framework ini bersifat objektif
dalam mengukur jabatan dan lebih fleksibel dengan menggunakan beberapa faktor yang kemudian faktor tersebut dijabarkan kembali melalui berbagai atribut dan level (Indrayana et al., 2017).
����������� Framework Hay System membagi
kriteria menjadi tiga faktor dasar
yang umum untuk semua pekerjaan, yaitu Know How,
Problem Solving, dan Accountability
(Mu�minin et al., 2018).
Pemetaan upah menghubungkan kategori klasifikasi upah dengan jenis pekerjaan.
Kategori klasifikasi gaji� adalah kelompok di mana karyawan dibagi menurut posisi mereka. Setiap deskripsi posisi atau pengumuman
diberi kategori jenis tugas. Jenis
ini ditentukan oleh beberapa faktor seperti kondisi kerja, pendidikan, gaji, beban kerja,
tunjangan, dll. Pemetaan gaji� adalah
langkah di mana rentang persentase� dan� gaji rata-rata dan
rata-rata ditentukan dari satu lokasi ke
lokasi lain. Dengan bantuan pemetaan gaji, dibuat analisis
yang menjelaskan perbedaan persentase� dan kisaran gaji rata-rata dan median
dari posisi yang berbeda ke posisi
lain (Regina & Kartika, 2016). Berikut
ini adalah langkah-langkah untuk melakukan survei gaji yang darinya kita bisa mendapatkan
rata-rata, nilai range spread, median, dan titik tengah.
Average = �Total Salary pada suatu jabatan
�
���� Total karyawan
pada suatu jabatan
Jika sudah memiliki
rata-rata, dapat melihat rentang dan rata-rata dan median
Range spread = Batas max gaji suatu level jabatan - Batas min gaji suatu level jabatan��������� ������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������Batas min gaji suatu level jabatan
Mid to mid = Gaji
Mid A - Gaji Mid B
����������������� Gaji
Mid B
Setelah mengetahui
rata-rata rentang dan rata-rata, bandingkan
persentase perbedaan antara rata-rata rentang dan
rata-rata, di mana syarat struktur
gaji yang baik adalah nilai rentang
lebih besar dari rata-rata. Jika interval lebih
kecil dari interval
rata-rata dan varians interval lebih
besar dari mean rata-rata, tetapi intervalnya terlalu panjang (tidak signifikan), maka perlu dilakukan
perbaikan dan� perancangan sistem kompensasi dengan dua cara, yaitu fixed dan overlapping. (tumpang tindih). Hal ini dilakukan untuk
menciptakan internal equity yang baik
dan mendapatkan kompensasi
yang ideal guna menjamin kepuasan karyawan dan meningkatkan kinerja� karyawan
di perusahaan.
����������� Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM merupakan unit usaha produktif yang berdiri sendiri dan dijalankan oleh� perorangan atau unit usaha di semua sektor ekonomi.
Pada dasarnya, perbedaan antara usaha mikro,
usaha kecil, dan usaha menengah biasanya didasarkan pada nilai awal aset� (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset tahunan rata-rata� atau jumlah karyawan
tetap (Tambunan, 2012).
Menurut UU No. 20 Tahun 2008 Republik Indonesia tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UKM didefinisikan sebagai:
Menurut Bank Dunia, UMKM dapat
dikelompokkan dalam tiga jenis berdasarkan
banyaknya jumlah pekerja, yaitu:
1.
Usaha Mikro memiliki jumlah karyawan 10 karyawan
2.
Usaha Kecil memiliki
jumlah karyawan 30 karyawan dan Usaha Menengah memiliki jumlah karyawan hingga 300 karyawan.
����������� Secara garis besar
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) adalah usaha yang menghasilkan barang dan jasa dari bahan
baku primer dengan menggunakan sumber daya alam, bakat
dan kesenian tradisional daerah setempat.
����������� UKM dicirikan oleh bahan baku yang mudah didapat, penggunaan teknologi yang biasa sehingga transfer teknologi mudah, keterampilan biasanya spesifik dari generasi
ke generasi, padat karya atau
mengikutsertakan tenaga kerja yang cukup banyak. , peluang
pasarnya cukup besar. Secara garis besar produk mereka
sebagian besar� terserap
di pasar lokal atau domestik dan� sebagian lainnya terbuka untuk potensi
ekspor, barang-barang tertentu memiliki karakteristik yang terkait dengan karya� budaya daerah setempat dan secara ekonomi menguntungkan mengikutsertakan masyarakat sekitar yang mengalami ekonomi lemah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di UMKM ADSO yang merupakan
salah satu UKM yang bergerak
di bidang f&b yang berdiri pada tahun 2022 dan terletak di Kota Bogor, Jawa
Barat. Responden pada penelitian
ini yaitu 22 karyawan
yang terdiri dari satu karyawan manajer,
satu karyawan financial controller, satu karyawan head kitchen, satu karyawan logistic supervisor, satu karyawan staff administrasi, enam karyawan kitchen, dua
karyawan barista,
dua karyawan
cashier, lima karyawan waiters, dan dua karyawan dishwasher.�
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan cara memperolehnya yaitu data primer dan data sekunder.
Metode pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh data primer ialah peneliti melakukan observasi pada UMKM ADSO,� wawancara langsung dan penyebaran kuesioner terhadap Owner dan pegawai UMKM ADSO. Pengumpulan
data yang dilakukan peneliti
untuk mendapatkan data sekunder ialah peneliti menggunakan jurnal, skripsi, atau data yang diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini.
Dalam penelitian
ini, kami menggunakan analisis Pemetaan Gaji dan metode sistem poin sebagai
metode pengolahan dan analisis data untuk menyusun sistem model sistem kompensasi nilai pekerjaan di perusahaan xyz. Menurut (Azhari
& Wicaksono, 2017), dalam sistem poin, para ahli memberikan dan memetakan nilai angka untuk faktor
pekerjaan tertentu seperti pengetahuan yang dibutuhkan dan jumlah nilai yang telah dipetakan akan memberikan penilaian secara kuantitatif terhadap nilai relatif pekerjaan tersebut. Langkah-langkah metode sistem poin
adalah:
�Langkah ini dilakukan
dengan tujuan untuk mencapai keadilan internal dan keidealan kompensasi sehingga karyawan merasa puas dan kinerja meningkat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran dan masukan� bagi UMKM
ADSO dalam meningkatkan kesejahteraan karyawannya.
����������� Berdasarkan data yang diperoleh
dari data karakteristik responden yang diperoleh dari kuesioner dapat dituliskan seperti tabel 1
Tabel 1
Karakteristik Responden
����������������������������������������������������������� Pendidikan
Terakhir
��� No�������������� Jabatan����������������������������������������������� SMA/SMK
���� ����������� D3������������������ S1
���� 1��������������� Manajer����������� ������������������������������������������������������������������������������������
1��������� ������
���� 2��������������� Financial Controller�����������������������������������������������������������������������������
1����
���� 3��������������� Kepala
Kitchen������������������������������������������������������������������������������������
1��
���� 4��������������� Logistic Supervisor�����������������������������������������������������������������������������
1�
���� 5��������������� Staff Administrasi���������������������������������������������������������
1
���� 6��������������� Barista���������������������������������������������
2���
���� 7��������������� Kitchen��������������������������������������������
6�
���� 8��������������� Waiters� �������������������������������������������5
���� 9���������������� Cashier������������������������������������������� 2
��� 10��������������� Dishwasher������������������������������������ 2
����������������������������������� Total���������������������������������� 17������������ ��������������1�������������������� 4
Sumber: Data diolah
(2023)
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa pada UMKM ADSO terdapat 22 pekerja dengan 10 posisi, dimana masing-masing posisi membutuhkan pendidikan S1 untuk posisi manajer, financial controller, kepala kitchen,
dan logistic supervisor; D3 untuk staff administrasi; SMA/SMK
Sederajat untuk 2 barista,
6 kitchen, 5 waiters, 2 cashier, dan 2 dishwasher.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari gaji pokok 22 karyawan
pada UMKM ADSO yang dibandingkan dengan
UMK Kota Bogor sebesar Rp 4.639.429 dan UMP Jawa Barat sebesar Rp 1.986.670 dapat dijelaskan pada grafik berikut.
Gambar 1
Perbandingan gaji pokok UMKM ADSO dengan UMK dan
UMP
Berdasarkan grafik di
atas, maka dapat disimpulkan hampir semua karyawan
memiliki gaji di bawah UMK Kota Bogor kecuali manajer. Hanya manajer yang gajinya di atas UMK Kota Bogor
dan UMP Jawa Barat. Mengacu
pada analisis awal grading gaji pokok yang dibuat oleh peneliti, semua karyawan yang berada di level 1 memiliki gaji pokok di bawah
UMP begitu pun level 2, namun
nominal gajinya berada di atas gaji karyawan
yang berada di level 1. Lalu yang berada
pada level 3 dan level 4 memiliki gaji
di atas UMP, tetapi di bawah UMK.
Compensable factors harus bersifat umum dan universal serta mengandung ciri utama dari
jenis pekerjaan (core business). Menurut
(Ruky,
2002) faktor kompensasi digunakan sebagai dasar untuk
menentukan nilai posisi. Dalam membantu
menganalisis compensable
factors, penelitian ini
menggunakan pendekatan melalui tiga karakteristik
utama yang dikemukakan oleh
Korn Ferry Hay Group, yaitu Know How, Problem Solving dan Accountability.
Know How didefinisikan
sebagai jumlah total dari setiap jenis
pengetahuan dan keterampilan,
tetapi diperlukan untuk kinerja pekerjaan
yang dapat diterima. Problem Solving mengacu
pada penggunaan pengetahuan
untuk mengidentifikasi, menggambarkan, dan memecahkan masalah. Accountability
didefinisikan sebagai tanggung jawab suatu pekerjaan untuk menghasilkan beberapa hasil dan pentingnya hasil ini bagi organisasi
(Hay Management Consultant, 1995).
Sehingga diperoleh
10 faktor beserta sub faktornya, diantaranya:
a. Pendidikan (A) dengan
5 sub faktor.
b. Pengalaman kerja (B)
dengan 6 sub faktor.
c. Inisiatif (C) dengan
4 sub faktor
d. Komunikasi (D) dengan
5 sub faktor.
e. Kerja Sama (E) dengan
5 sub faktor.
f. Dampak dan Pengaruh
(F) 6 sub faktor.
g. Usaha fisik
(G) dengan 6 sub faktor.
h. Orientasi Pelayanan
Pelanggan (H) dengan 6 sub faktor.
i. Perhatian
Terhadap Kejelasan Tugas, Kualitas, dan Ketelitian Kerja (I) dengan
4 sub faktor.
j. Kompleksitas Kerja (J)
dengan 3 sub faktor.
Sebelum menentukan
job grading, perlu dilakukan
pembobotan dan nilai terhadap faktor-faktor yang telah disusun. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Pengisian bobot dilakukan dengan berdiskusi dengan incumbent di
UMKM ADSO.
Keterangan:
1��������� =
Sama Pentingnya
3��������� =
Sedikit Lebih Penting
5��������� =
Lebih Penting
7��������� =
Sangat Lebih Penting
9��������� =
Mutlak Lebih Penting
2,4,6,8 = Nilai tengah
Tabel 2
Penentuan Bobot Faktor dengan AHP
Compensable factors |
Know How |
Problem Solving |
Accountability |
BOBOT |
|||||||
� |
A |
B |
C |
D |
E |
F |
G |
H |
I |
J |
� |
A |
1 |
00.20 |
00.33 |
00.20 |
2 |
00.20 |
00.14 |
00.11 |
00.05 |
00.25 |
0,232 |
B |
5 |
1 |
5 |
1 |
3 |
2 |
1 |
2 |
5 |
3 |
1,167 |
C |
3 |
00.20 |
1 |
00.20 |
00.33 |
00.02 |
00.02 |
00.14 |
00.05 |
00.33 |
0,258 |
D |
5 |
1 |
5 |
1 |
3 |
2 |
5 |
00.33 |
8 |
2 |
1,356 |
E |
00.05 |
00.33 |
3 |
00.33 |
1 |
00.33 |
00.33 |
00.02 |
00.33 |
1 |
0,317 |
F |
5 |
00.05 |
5 |
00.50 |
3 |
1 |
2 |
00.05 |
4 |
5 |
1,118 |
G |
7 |
1 |
5 |
2 |
3 |
00.05 |
1 |
00.05 |
5 |
3 |
1,167 |
H |
9 |
00.05 |
7 |
3 |
5 |
2 |
2 |
1 |
4 |
5 |
1,618 |
I |
2 |
00.02 |
2 |
2 |
3 |
00.25 |
00.20 |
00.25 |
1 |
5 |
0,688 |
J |
4 |
00.33 |
3 |
00.05 |
1 |
00.02 |
00.33 |
00.20 |
00.20 |
1 |
0,470 |
� |
� |
� |
� |
� |
� |
� |
� |
� |
� |
� |
8,278 |
Berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung bobot faktor yang dapat dikompensasi:
1. Pemilik membandingkan
faktor yang dapat dikompensasi satu dengan faktor yang dapat dikompensasi dua, dan memberikan bobot berdasarkan tingkat kepentingannya. Dan seterusnya.
2. Setelah bobot di semua kolom, jumlahkan
bobot setiap faktor yang dapat dikompensasi. Penentuan Factor point Value dan Job Value.
3. Langkah selanjutnya
adalah menetapkan nilai atau poin
ke faktor di setiap posisi yang menunjukkan seberapa penting faktor tersebut untuk setiap posisi. Kemudian tentukan Job Value untuk
masing-masing posisi. Berikut
langkah-langkah dalam penyusunan Job Value:
a. Beri nilai
pada faktor-faktor untuk setiap jabatan, nilai tersebut didasarkan pada tingkat kepentingan faktor-faktor tersebut bagi pekerjaan
tersebut. Pastikan levelnya mencakup semua posisi dalam
satu posisi dari posisi tertinggi
hingga posisi terendah.
b. Setelah menentukan
nilai untuk setiap posisi, kalikan setiap nilai poin faktor
dengan bobot yang diperoleh pada metode AHP sebelumnya. Kemudian diperoleh nilai pekerjaan untuk setiap posisi.
c. Urutkan judul pekerjaan dari tingkat nilai pekerjaan
tertinggi ke tingkat terendah.
Tabel 3
Factor Point Value
Job title |
Know How |
Problem Solving |
Accountability |
|||||||
� |
A |
B |
C |
D |
E |
F |
G |
H |
I |
J |
Manajer |
4 |
4 |
4 |
5 |
5 |
6 |
2 |
6 |
5 |
3 |
Financial
Control |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
6 |
1 |
6 |
4 |
3 |
Kepala
Kitchen |
4 |
3 |
3 |
4 |
4 |
3 |
3 |
4 |
5 |
3 |
Logistic
Supervisor |
4 |
3 |
3 |
4 |
4 |
2 |
3 |
4 |
5 |
3 |
Staf
Administrasi |
3 |
3 |
4 |
3 |
3 |
2 |
1 |
4 |
4 |
3 |
Barista
(2) |
2 |
2 |
1 |
3 |
2 |
3 |
3 |
4 |
3 |
2 |
Kitchen
(5) |
2 |
2 |
1 |
2 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
2 |
Waiters
(5) |
2 |
1 |
1 |
3 |
2 |
3 |
3 |
4 |
3 |
2 |
Cashier
(2) |
2 |
1 |
1 |
3 |
1 |
1 |
2 |
2 |
2 |
1 |
Dishwasher
(2)� |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
4 |
1 |
4 |
1 |
Tabel 4
Job Value
Job title |
ΣNxB (Job Value) |
Jumlah Orang |
Total Point |
Given |
Grade Given |
|
Manajer |
912 |
1 |
912 |
796 |
912 |
V |
Financial
Control |
789 |
1 |
789 |
|
|
|
Kepala
Kitchen |
710 |
1 |
710 |
|
|
|
Logistic
Supervisor |
684 |
1 |
684 |
680 |
796 |
IV |
Staf
Administrasi |
573 |
1 |
573 |
|
|
|
Barista
(2) |
570 |
2 |
1141 |
|
|
|
Kitchen
(5) |
561 |
5 |
3368 |
583 |
680 |
III |
Waiters
(5) |
542 |
5 |
2712 |
447 |
583 |
II |
Cashier
(2) |
350 |
2 |
701 |
|
|
|
Dishwasher
(2)� |
330 |
2 |
660 |
330 |
447 |
I |
Dalam penelitian ini,
kami menggunakan metode pemberian nilai. Cara perhitungannya adalah dengan mengurangi nilai bobot total jabatan tertinggi dengan terendah, kemudian dibagi dengan jumlah grade yang ada
yaitu lima. Pembagian ini berdasarkan tingkatan hirarki yang ada di perusahaan, sehingga didapatkan range untuk interval setiap grade.
Berikut langkah-langkah
untuk mendapatkan job grading:
1. Menghitung interval pada setiap grade yang diberikan
dengan cara menghitung selisih nilai pekerjaan tertinggi dan terendah kemudian membaginya dengan jumlah grade yang akan
dibuat.
= [(Job Value Tertinggi
- Terendah)/ 5]
���������������������������������� �= [(912 - 330)/ 5]
����������������������������������� =
116
2. Untuk mendapatkan
batas atas dari given I, job value terendah ditambahkan
ke interval nilai given yang telah
diperoleh sebelumnya.
= 330 + 116
= 447
3. Batas atas
given I digunakan
sebagai batas bawah given II . Kemudian jika dijumlahkan
dengan interval yang diberikan
grade akan menghasilkan batas atas grade II. Demikian
seterusnya sampai diperoleh nilai Given V dengan interval nilai antara 796 sampai dengan 912. Sehingga diperoleh 5 posisi sebagai berikut :
Tabel 5
Job Grading
Job title |
ΣNxB (Job Value) |
Given |
Grade Given |
|
Manajer |
912 |
796 |
912 |
V |
Financial
Control |
789 |
|
|
|
Kepala
Kitchen |
710 |
|
|
|
Logistic
Supervisor |
684 |
680 |
796 |
IV |
Staf
Administrasi |
573 |
|
|
|
Barista
(2) |
570 |
|
|
|
Kitchen
(5) |
561 |
583 |
680 |
III |
Waiters
(5) |
542 |
447 |
583 |
II |
Cashier
(2) |
350 |
|
|
|
Dishwasher
(2)� |
330 |
330 |
447 |
I |
Sistem kompensasi
yang diterapkan oleh Perusahaan ADSO saat ini dapat
dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan
Salary Mapping berdasarkan jabatan.
Berdasarkan Tabel 6
di bawah ini, diperoleh hasil sebagai berikut:
A. Grade V (Manager), Gaji yang diberikan tidak ideal (X).
B. Grade IV (Financial Controller, Kepala Kitchen, Logistic Supervisor), Gaji yang diberikan tidak ideal (X).
C. Grade III (Staf
Administrasi, Barista, Kitchen), Gaji
yang diberikan sudah ideal
(V).
D. Grade II (Waiters), gaji yang diberikan tidak ideal (X)
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem kompensasi
berupa gaji pada perusahaan ADSO masih belum ideal karena nilai spread yang tidak beraturan dari satu level posisi ke posisi lainnya.
Penyimpangan dapat dilihat pada spread pada Grade I dan Grade II nilai spread-nya menurun dari 13.33% ke 0%.
Kesenjangan selanjutnya
terlihat pada Mid to Mid pada Grade II, IV, dan V
yang lebih besar dari sebarannya. Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dikatakan bahwa sistem kompensasi di perusahaan ADSO kurang ideal. Hal
ini menunjukkan belum terciptanya keadilan internal dalam perusahaan.
Tabel 6
Salary Mapping Initial
Grade |
Total
Person |
Total
Salary |
Actual |
Ket. |
||||
Min |
Average |
Max |
Mid to Mid |
Spread |
||||
V |
1 |
5.000.0000 |
5.000.000 |
5.000.000 |
5.000.000 |
37.61% |
0.00% |
X |
IV |
3 |
10.900.000 |
3.500.000 |
3.633.33 |
3.800.000 |
66.41% |
8.57% |
X |
III |
9 |
19.650.000 |
2.000.000 |
2.183.333 |
2.650.000 |
21.30% |
32.50% |
V |
II |
5 |
9.000.000 |
1.800.000 |
1.800.000 |
1.800.000 |
12.50% |
0.00% |
X |
I |
4 |
6.400.000 |
1.500.000 |
1.600.000 |
1.700.000 |
|
13.33% |
|
Total |
22 |
50.950.000 |
|
|
|
|
|
|
Tabel 7
Salary Mapping Adhered
Grade |
Total
Person |
Total
Salary |
New Salary Structure |
Increase
& Spread |
Ket. |
|||
Min |
Midpoint |
Max |
Mid to Mid |
Spread |
||||
V |
1 |
5.000.0000 |
4.851.925 |
6.307.502 |
7.763.080 |
53.88% |
60% |
V |
IV |
3 |
10.900.000 |
3.346.155 |
4.099.040 |
4.851.925 |
39.62% |
45% |
V |
III |
9 |
24.812.055 |
2.525.400 |
2.935.778 |
3.346.155 |
27.77% |
33% |
V |
II |
5 |
10.350.000 |
2.070.000 |
2.297.700 |
2.525.400 |
18.74% |
22% |
V |
I |
4 |
7.680.000 |
1.800.000 |
1.935.000 |
2.070.000 |
|
15% |
|
Total |
22 |
58.742.055 |
|
|
|
|
|
|
Gambar 2
Ilustrasi Sistem Kompensasi Metode Adhered (Berhimpit)
Setelah diketahui
hasil salary mapping dengan
menggunakan actual
salary, ternyata syarat
kompensasi yang diterapkan tidak ideal dan diperlukan perbaikan menggunakan Metode Adhered. Tabel 7 adalah pengaturan kompensasi dengan metode Adhered, menurut data pada
tabel, spread dalam operasi sekitar 15-60% dan tingkat spread meningkat sesuai dengan posisi
yang dipegang.
Setelah dilakukan
reformasi gaji, diperoleh sistem kompensasi yang ideal. Hal
ini dapat dilihat dari pertengahan
sampai pertengahan setiap grade selalu lebih kecil dari
sebarannya. Selain itu selisih interval atau jarak yang diperoleh tidak terlalu jauh dan sesuai dengan ketentuan
interval atau jarak yang telah ditentukan.
Dalam melakukan
penyesuaian gaji pada UMKM
ADSO, selain menggunakan metode Adhered juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode Overlapping. Perbedaan yang paling mencolok dari metode Adhered adalah nilai maksimum
kelas sebelumnya bisa lebih besar
dari nilai minimum kelas berikutnya.
Tabel 8 dibawah
ini merupakan kompensasi dengan menggunakan metode Overlapping. Berikut langkah-langkah dalam melakukan penyesuaian gaji dengan cara Overlapping:
1. Tentukan gaji
minimum untuk posisi di Grade I.
= [Mid Point
Grade I/(1+0.5*Spread)]
= [Rp 1.800.000/(1+0.5*15%)]
= Rp 1.674.419
2. Tentukan gaji maksimum di Grade
I dengan rumus [gaji minimum + (gaji
minimum*spread)]
3. Nilai mid point
pada metode Overlapping langsung
diisi tanpa memberi nilai pada kolom minimal dan maksimal terlebih dahulu. Dalam menentukan nilai mid point, UMKM harus menyesuaikan kemampuannya.
4. Nilai titik
tengah pada metode
Overlapping langsung diisi tanpa memberi nilai
pada kolom minimal dan maksimal
terlebih dahulu. Dalam menentukan nilai titik tengah,
perusahaan menyesuaikan kemampuannya
5. Tentukan mid to mid dengan
rumus� [(Mid point
pada baris �Mid point dari
baris sebelumnya) /Mid point
dari baris sebelumnya].
6. Tentukan kolom gaji minimum pada Grade di atas dengan rumus [Mid
point / (1+ (0,5*Spread pada baris tersebut)].
7. Tentukan kolom gaji maksimum dengan
rumus [Minimum + (Minimum* Spread pada baris tersebut)].
Tabel 8
Salary Mapping Overlapping
Grade |
Total
Person |
Total
Salary |
New Salary Structure |
Increase
& Spread |
Ket. |
|||
Min |
Midpoint |
Max |
Mid to Mid |
Spread |
||||
V |
1 |
5.000.000 |
3.846.154 |
5.000.000 |
6.153.846 |
42.86% |
60% |
V |
IV |
3 |
10.900.000 |
2.857.143 |
3.500.000 |
4.142.857 |
37.25% |
45% |
V |
III |
9 |
21.551.613 |
2.193.548 |
2.550.000 |
2.906.452 |
27.50% |
33% |
V |
II |
5 |
9.009.009 |
1.801.802 |
2.000.000 |
2.440.000 |
11.11% |
22%% |
V |
I |
4 |
7.144.186 |
1.674.419 |
1.800.000 |
1.925.581 |
|
15% |
V |
Total |
22 |
53.604.808 |
|
|
|
|
|
|
Setelah dilakukan
reformasi gaji, diperoleh sistem kompensasi yang ideal. Terlihat bahwa dari pertengahan sampai pertengahan setiap grade selalu lebih kecil dari
sebarannya. Selain itu selisih interval atau jarak yang diperoleh tidak terlalu jauh dan sesuai dengan ketentuan
interval atau jarak yang telah ditentukan. Berdasarkan pembahasan sistem penggajian, perusahaan ADSO dapat menaikkan gaji yang berada dalam kondisi
kurang bayar dan mengurangi atau membatasi gaji karyawan yang berada dalam kondisi kelebihan
bayar. Hal ini dilakukan agar besaran gaji yang dikeluarkan dengan nilai pekerjaan
atau jabatan sesuai dengan prinsip
keadilan internal.
Gambar 3
Ilustrasi Sistem Kompensasi Metode Overlapping
Setelah diketahui
hasil salary mapping dengan
menggunakan actual
salary, ternyata syarat
kompensasi yang diterapkan tidak ideal dan diperlukan perbaikan menggunakan Metode Overlapping. Tabel 8 adalah pengaturan kompensasi dengan metode Overlapping, menurut data
pada tabel, spread dalam operasi sekitar 15-60% dan tingkat spread meningkat sesuai dengan posisi
yang dipegang.
Setelah dilakukan
reformasi gaji, diperoleh sistem kompensasi yang ideal. Hal
ini dapat dilihat dari pertengahan
sampai pertengahan setiap grade selalu lebih kecil dari
sebarannya. Selain itu selisih interval atau jarak yang diperoleh tidak terlalu jauh dan sesuai dengan ketentuan
interval atau jarak yang telah ditentukan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa gaji pokok eksisting di UMKM untuk beberapa job title, seperti
dishwasher, cashier, dan waiters masih berada di bawah UMP Jawa Barat. Sedangkan, jika dibandingkan dengan UMK Kota Bogor hanya job title Manajer
yang sudah berada di atas UMK. Untuk perbandingan analisis pemetaan gaji menggunakan
metode adhered dan overlapping dapat
ditentukan bahwa pemetaan gaji yang sesuai dengan kemampuan
finansial UMKM adalah pemetaan gaji dengan
metode overlapping
karena memberikan selisih yang tidak jauh berbeda dengan
jumlah total gaji eksisting dan UMKM menyanggupi besaran tersebut.
BLIBLIOGRAFI
Azhari, R., & Wicaksono, A. H. (2017). Manajemen Pembinaan Karir
Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan Islam. At-Ta�dib, 12(2),
71�98.
Brahmasari, I. A., & Suprayetno, A. (2008). Pengaruh motivasi kerja,
kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan serta
dampaknya pada kinerja perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International
Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 10(2),
124�135.
Erwinsyah, E. (2015). Pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja karyawan
PDAM Tirta Musi Palembang. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, 6(1),
13�17.
Fitriani, I. D., Zulkarnaen, W., Sadarman, B., & Yuningsih, N. (2020).
Evaluasi Kinerja Distribusi Logistik KPU Jawa Barat Sebagai Parameter Sukses
Pilkada Serentak 2018. Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi
(MEA), 4(2), 244�264.
Indrayana, Y., AM, M. D., & Mulyati, D. S. (2017). Perancangan
Kompensasi dengan Menggunakan Metode Hay Guide Matriks Elements (Studi Kasus:
PT. Smartelco Solusi Teknologi). Prosiding Teknik Industri, 117�123.
Kartika, L., Jayawinangun, R., & Mangkuprawira, T. S. (2016). Manajemen
Kompensasi. Bogor: IPB Press.
Maharani, F. (2020). Manajemen Evaluasi Kerja Dalam Meningkatkan
Kinerja Amil Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Di Kota Bandar
Lampung. UIN Raden Intan Lampung.
Maretiyasari, R., & Hariyanto, V. H. (2022). Strategi Revolusi
Evaluasi Pekerjaan �Job Grading� Menggunakan Metode Hay System Pada PT. SIL
(Studi Kasus Bagian Ka. Sie SDM). Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK),
4(4), 6203�6211.
Mu�minin, A., Katili, P. B., & Ummi, N. (2018). Penentuan Grade
Jabatan setingkat Staf menggunakan Hay Job Evaluation Methods (Studi Kasus
Divisi Keuangan dan Administrasi PT. XYZ). Jurnal Teknik Industri Untirta,
1.
Prayoga, A., & Nursari, S. R. C. (2020). Evaluasi Kinerja Kepolisian
Berdasarkan Kriteria Pengguna Menggunakan Metode Smart. Journal of
Informatics and Advanced Computing (JIAC), 1(1), 1�8.
Purnama, T. E., Dzikron, M., & Djamaluddin, D. (2018). Perancangan
Kompensasi dengan Menggunakan Metode Hay Guide Matriks Elements (Studi Kasus:
Rumah Batik Komar). Prosiding Teknik Industri, 187�194.
Regina, Y., & Kartika, L. (2016). Perancangan Sistem Kompensasi
Berbasis Job Value Pada Momo Milk Barn Bogor. Kolegial, 4(2),
42�58.
Ruky, A. S. (2002). Payroll and Wage Management for Company Employees. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Syahidah, S., & Trisyulianti, E. (2020). Evaluasi Jabatan Berbasis
Eckenrode System pada PT Perkebunan Nusantara VIII. Jurnal Manajemen Dan
Organisasi, 11(1), 46�56.
Yusuf, N. (2014). Pengaruh kompensasi dan motivasi terhadap kinerja
pegawai pada departemen sumber daya manusia pt. columbindo perdana. MIX:
Jurnal Ilmiah Manajemen, 4(2), 154284.
Copyright Holder: Sarah Juliana, Ayu Novitasari, Olga Agusta Erdani, Devina Carrisa, Lindawati
Kartika (2023) |
First publication
right: |
This article is
licensed under: |