JURNAL SYNTAX IDEA p�ISSN: 2723-4339
e-ISSN: 2548-1398 |
Vol. 5, No. 6, Juni 2023 |
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO
TUTORIAL PEMBUATAN VARIASI JENIS ROTI MANIS
Ghea
Prasita Intan Muda, Annis Kandriasari,
Cucu Cahyana
Program Studi Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri
Jakarta
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengembangan
media pelatihan dalam bentuk video tutorial dan menguji
kelayakan produk media yang
dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode Research and
Development dan dikembangkan dengan
model pengembangan ADDIE yang mencakup
5 tahapan pengembangan yaitu: 1) Analyze, 2)
Design, 3) Development, 4) Implement, dan 5) Evaluation. Uji coba berupa evaluasi
media dilakukan kepada ahli materi, ahli
media, dan ahli bahasa. Sedangkan untuk uji coba pengguna dilakukan
secara perorangan, kelompok kecil, dan uji lapangan. Evalusi dan uji coba ini dilakukan
untuk menilai kelayakan media sebagai media pelatihan roti manis. Hasil rekapitulasi yang dilakukan didapat persentase 97% oleh ahli materi, 91% oleh ahli media, dan 91% oleh ahli bahasa. Pada uji coba yang dilakukan secara perorangan didapat persentase sebesar 87%, kelompok kecil sebesar 91%, dan uji lapangan sebesar 91%. Hasil penilaian tersebut menunjukan bahwa media video tutorial pembuatan
variasi jenis roti manis dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.
Kata kunci:
Media pembelajaran, video tutorial, roti manis.
Abstract
The purpose of this
research is to develop training media in the form of video tutorials and test
the feasibility of the resulting media products. This study used the Research
and Development method and was developed using the ADDIE development model
which includes 5 stages of development, namely: 1) Analyze, 2) Design, 3)
Development, 4) Implement, and 5) Evaluation. Trials in the form of media
evaluation were carried out to material experts, media experts, and linguists.
Meanwhile, user trials are carried out individually, small groups, and field
trials. This evaluation and trial was carried out to
assess the feasibility of the media as a training medium for sweetbreads. The
results of the recapitulation carried out obtained a percentage of 97% by
material experts, 91% by media experts, and 91% by linguists. In the
individually trial the percentage was 87%, the small group was 91%, and the
field trials was 91%. The results of the assessment showed that the video
tutorials media for making various types of sweet bread was declared suitable
for use as a training medium.
Keywords:
Learning media, video tutorials, sweetbread.
PENDAHULUAN
��������������� (Yuliani, 2017) menyatakan bahwa perkembangan bisnis industri jasa boga
semakin berkembang pesat seiring dengan
kebutuhan konsumen akan makanan yang praktis sehingga kualitas pelayanan menjadi hal penting
yang harus diperhatikan
agar tetap dijadikan pilihan oleh pelanggan. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, persaingan dalam industri jasa boga
semakin ketat dan kompetitif. Semakin bermunculan industri jasa boga maka
diperlukan banyak tenaga kerja yang terlatih dan profesional. Salah satu industri jasa
boga yang ada adalah pastry &
bakery (Yani & Salam, 2020).
����� Tenaga kerja
yang terlatih dan profesional
diperlukan bagi pengusaha industri pastry & bakery untuk
mendukung perkembangan usahanya. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan khususnya bagi masyarakat yang ingin memulai berkarir ataupun mendirikan industri pastry &
bakery-nya sendiri. Selain manajemen yang profesional, sumber daya manusia yang terlatih dibidang pastry & bakery juga diperlukan. Kegiatan pelatihan pengolahan produk pastry &
bakery tentunya dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin mempelajari dasar-dasar dalam dunia jasa boga.
����� Terselenggaranya
kursus dan pelatihan diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang terampil
dan kompetitif
di masa yang akan datang. Untuk dapat bekerja
para lulusan lembaga kursus harus memiliki
standar kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha dan industri, sehingga proses pembelajarannya dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi. Kompetensi menurut (Suparman, 2012) adalah kombinasi dari tiga kawasan
kemampuan manusia secara terkombinasi, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan perilaku untuk meningkatkan kinerja.
�������� Pendidikan diklasifikasikan ke dalam tiga
bagian, yaitu pendidikan informal, pendidikan
formal, dan pendidikan nonformal. Dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pelatihan termasuk
kedalam pendidikan
nonformal. Dalam pasal 26 ayat (5) dikatakan bahwa kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan
diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
�����
Noel et al dalam (Wahyuni & Bariyyah, 2019) menyatakan pelatihan sebagai jalan untuk
menciptakan kemampuan intelektual yang meliputi ketrampilan dasar (basic skill), ketrampilan
ahli (advanced
skill), dan kemampuan memotivasi
diri (self motivated
creativity). Sementara Edwin B. Flippo dalam (Sedarmayanti & Rahadian, 2018) mengatakan bahwa pelatihan (training)
adalah proses membantu pegawai untuk memperoleh
efektivitas dalam pekerjaan yang digeluti sekarang atau yang akan datang melalui
pengembangan kebiasaan, fikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap. Manfaat pelatihan menurut Simamora dikutip dari (Ladina, 2015) antara lain yaitu meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas, mengurangi waktu pembelajaran yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kerja yang dapat diterima, dan membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
�����
Salah satu kegiatan pelatihan bidang pastry & bakery adalah
pelatihan pembuatan produk roti manis. Roti manis menjadi salah satu produk pastry & bakery yang digemari semua kalangan usia, mulai dari
anak-anak, dewasa hingga lansia. Hal tersebut didukung oleh kandungan roti yang bergizi dan kemasan yang mudah dibawa, sehingga roti mudah dikonsumsi kapan dan dimana saja. Roti manis merupakan olahan pangan dengan bahan
baku utama tepung terigu berprotein
tinggi dan tepung terigu protein sedang. Pada adonan roti manis, jumlah gula yang digunakan lebih banyak dibandingkan
roti tawar. Roti manis memiliki cita rasa manis, bentuk yang beragam, serta isi dan topping yang bervariasi (Halawa, 2021).
�����
Saat ini pelatihan jasa boga yang dilakukan dibeberapa pelatihan pada umumnya menggunakan metode cooking demonstration & hands on.
Pada pelatihan dengan metode cooking demonstration, peserta
pelatihan hanya menonton pembuatan produk yang dipraktekkan atau didemontrasikan oleh chef atau trainer di tempat pelatihan, sedangkan pada pelatihan metode hands on peserta mempraktekkan langsung produk yang dilatihkan dengan pendampingan dari pengajar/trainer. Selama pelatihan setiap peserta akan diberikan
hand out berupa resep
produk yang dibuat.
���� Pada pelatihan
yang dilakukan oleh (Yuliantoro, 2020) metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam bentuk presentasi,
metode hands on,
dan metode membangun kelompok. Kemudian pada pelatihan yang dilakukan oleh Liestyaningsih dkk (2019: 6) metode yang digunakan adalah pemberian materi dalam bentuk
hand out kecil
berisi bahan, cara memasak dan saran penyajian. Kemudian pelatih mempraktekan cara memasak untuk
selanjutnya peserta pelatihan mempraktekan memasak secara berkelompok. Selanjutnya pada pelatihan yang dilakukan oleh (Ditasari et al., 2022) pelaksanaan kegiatan pelatihan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Pelatihan dengan metode tersebut
masih menggunakan media berupa resep dalam
bentuk hand out,
serta pelatihan secara tatap muka
sehingga jika ada tahapan yang bersifat teknikal yang terlupakan pada saat mengikuti kegiatan pelatihan akan memberikan kesulitan pada saat mempraktekan produk kembali dikemudian hari.
�����
Pembuatan roti manis
memiliki tahapan yang cukup panjang. Tahapan dalam pembuatan
roti tentunya harus dilakukan secara berurut dari awal
agar dapat menghasilkan
roti dengan kualitas baik. Beberapa tahapan juga sangat teknikal, sehingga memerlukan keterampilan khusus terutama pada tahapan membentuk adonan. Hal tersebut sulit diingat apabila hanya dilihat atau
dilakukan sekali pada saat kegiatan pelatihan.
Pemanfaatan kecanggihan teknologi yang berkembang pesat sebagai media pembelajaran dirasa perlu dilakukan. Media yang dikembangkan harus mampu memberikan peserta pelatihan kemudahan dalam mengakses materi.
���� Hujair dalam
(Gumelar & Sudarwanto, 2020) menyatakan video adalah seperangkat media dan atau alat yang dapat memproyeksikan materi serta informasi dalam bentuk gambar
yang bergerak dan bersuara.
Salah satu jenis video adalah video tutorial. ��������� (Wind, 2014) mendefinisikan Media video tutorial sebagai
media yang dapat memproyeksikan
suatu ilmu pengetahuan yang dibuat atau dibentuk dalam
format gerak. Sedangkan menurut Wisasmita dan Putra
(2018: 37) video tutorial adalah rangkaian
gambar hidup yang digunakan oleh pengajar untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa video tutorial adalah serangkaian gambar gerak disertai suara yang diberikan oleh pengajar, dengan tujuan untuk membimbing
peserta didik agar dapat mencerna materi pembelajaran dengan lebih baik.
������� Video tutorial dapat
diputar berulang dan diputar dimana saja. Video tutorial dapat disimpan di dalam gawai maupun flashdisk. Video tutorial juga dapat diunggah kedalam internet melalui youtube, cloud storage, atau
media internet lainnya. Hal tersebut
menjadikan video tutorial praktis
dalam pendistribusian dan mudah dalam pengoperasiannya.
�������� Fungsi media
tutorial menurut (Wirasasmita & Putra, 2017) sebagai media pembelajaran adalah:
1. Memandu langkah demi langkah pengaplikasian suatu kegiatan
Menurut
Smaldino dkk dalam (Pramudito, 2013) video
tersedia hampir untuk setiap topik
dan untuk jenis pembelajar diseluruh ranah pengajaran kognitif, afektif, kemampuan motorik, dan
interpersonal. Tidak terkecuali
dalam bidang boga.
2. Menjelaskan sebuah instruksi yang sulit dipahami
Dalam
dunia boga, khususnya pastry & bakery, terdapat
banyak instruksi yang terkadang rumit untuk dipelajari apabila tidak terdapat
contoh pelaksanaannya. Penggunaan video tutorial sebagai
media pembelajaran dapat memberikan gambaran kepada pengguna dalam memahami instruksi yang rumi.
3. Memperjelas materi yang telah ditulis
Fungsi
video tutorial memanda langkah
demi langkah suatu kegiatan dapat memperjelas materi yang hendak dipelajari. Materi yang ditulis dapat dilihat proses nyatanya, sehingga pembelajaran lebih mudah dipahami.
���� Roti pada umumnya dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu roti tawar dan roti manis. Pada adonan roti manis, jumlah gula yang digunakan lebih banyak dibandingkan roti tawar. Roti manis merupakan salah satu jenis roti yang memiliki kandungan gula dalam adonan sebanyak 16-22%, bertekstur empuk, dengan atau tanpa
isian. Roti manis dapat dibentuk dan diberi isian sesuai
selera. Proses pembentukan
dan pengisian bervariasi,
roti dapat bentuk menjadi bulat, lonjong, pipih, kepang dan lainnya; dan kemudian diberi topping maupun isian yang beragam seperti, selai, buah-buahan, kacang-kacangan, cokelat, keju, kelapa, abon
dan lainnya. Karakteristik
roti manis adalah teksturnya lebut, tingkat kekenyalannya cukup tidak terlalu
keras dan tidak terlalu� lembek jika ditekan
roti akan kembali seperti semula, berpori kecil, warna kulit luar
bagian atas kuning kecoklatan sedangkan kulit luar bawah kuning
muda atau coklat muda.
METODE PENELITIAN
����������� Pengembangan Video Tutorial Pembuatan
Variasi Jenis Roti Manis menggunakan metode penelitian pengembangan Research and Development atau R&D dan
model pengembangan yang digunakan
adalah model pengembangan
ADDIE.
����������� Menurut (Fauzi, 2019) model
pengembangan ADDIE adalah
salah satu desain pembelajaran yang bersifat generik. Desain pembelajaran ini berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien. Model pengembangan ADDIE menggunakan tahapan-tahapan yang dilakukan secara sistematik dimana hasil evaluasi
dari setiap tahap dapat memberikan
pengembangan ke tahap selanjutnya. Dalam tahapannya, ADDIE terdiri dari lima tahapan yaitu: Analyze, Design, Development, Implement,
dan Evaluasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan
media video tutorial dilakukan di Laboratorium
Pengolahan Pastry
dan Bakery Program Studi Pendidikan Tata Boga, Gedung H Universitas Negeri
Jakarta yang berlokasi di Jl. Rawamangun
Muka, Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur.
Tahapan Pengembangan
a.
Analyze
(analisis)
Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan, maka didapat hasil sebagai
berikut:
Hasil
dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan kepada peserta pelatihan mengenai media selama ini hanya berbentuk
ceramah dan print
out resep yang dibagikan
saat kegiatan berlangsung, sehingga terdapat kendala ketika para peserta ingin mempraktekan pengolahan roti manis secara mandiri karena beberapa tahap tidak digambarkan
secara rinci pada lembaran resep.
���� Hasil analisis
media didapatkan bahwa
media yang selama ini digunakan kurang interaktif karena hanya berbentuk visual saja. Oleh karena itu pengembangan media yang dipilih adalah media video
tutorial.
b.
Design
(desain)
���� Pada tahap desain
dilakukan penyusunan kerangka media berupa Garis-garis
Besar Isi Media (GBIM), Jabaran
Materi (JM), Identitas
Program (IP), Story Board, dan Naskah. Penyusunan kerangka media tersebut dilakukan dengan arahan dosen pembimbing,
serta materi yang dipakai mengacu kepada materi roti manis dalam buku
pedoman pengolahan roti manis yang digunakan pada mata kuliah pengolahan
roti.
c.
Development
(pengembangan)
����� Pada tahap development dilakukan proses pembuatan media
video tutorial sesuai dengan
kerangka yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Selanjutnya video di sunting menggunakan aplikasi Adobe Premier untuk kemudian dijadikan video tutorial dengan durasi 27 menit. Pada tahap akhir dilakukan
perekaman suara atau dubbing untuk mengisi suara
pada video.
d.
Implement (implementasi)
����� Proses implementasi media dilakukan dengan cara uji coba media video
tutorial kepada Ahli materi,
media, dan bahasa; serta pengguna video yang dibagi kedalam uji coba perorangan (one to
one), uji coba kelompok
kecil (small
group), dan uji coba lapangan
(field trial). Dengan
proses dan hasil sebagai berikut:
���� Data penelitian diambil dari ahli
media, materi, bahasa, serta dan mahasiswa menggunakan kuisioner dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian yang dilakukan kepada 1) Ahli Media, 2) Ahli Materi,
3) Ahli Bahasa, 4) Uji Perorangan, 5) Uji Kelompok Kecil dan 6) Uji Lapangan
yang kemudian data diolah
dan disajikan dalam bentuk persentase dengan nilai konversi
bulir kriteria terdiri dari lima skala yaitu sangat baik, baik, cukup,
kurang, dan sangat kurang.
Persentase |
Kualifikasi |
Keterangan |
90% � 100% |
Sangat Baik |
Tidak
perlu revisi |
75% � 89% |
Baik |
Revisi
seperlunya |
65% � 74% |
Cukup |
Cukup
banyak revisi |
55% � 64% |
Kurang |
Banyak revisi |
0% � 54% |
Sangat Kurang |
Revisi
total |
Sumber:
(Tegeh et al., 2014)
���� Hasil uji coba
Ahli materi mendapatkan nilai sebesar 97% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.
���� Hasil uji coba
Ahli media mendapatkan nilai
sebesar 91% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.
���� Hasil uji coba
Ahli bahasa mendapatkan nilai sebesar 91% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.
���� Hasil uji coba one to one mendapatkan
nilai sebesar 87% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan dengan sedikit revisi. Pada tahap ini didapatkan saran dan komentar dengan uraian seperti berikut:
���� Hasil uji coba small group mendapatkan
nilai sebesar 91% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.
���� Hasil uji coba field trial mendapatkan
nilai sebesar 91% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.
e. Evaluation (evaluasi)
������ Berdasarkan
penilaian yang dilakukan
oleh Ahli materi, media Video Tutorial Pembuatan Variasi Jenis Roti Manis dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan roti manis. Dalam proses penilaian, Ahli materi memberikan saran dan komentar
yang kemudian dijadikan acuan untuk memperbaiki
media.
Saran
dan komentar Ahli Materi:
1. Bagian
proses penimbangan bahan sebaiknya ditambahkan dalam video.
2. Sebaiknya ditambahkan pengetahuan di proses
penutupan adonan dengan plastik (tujuannya untuk apa?)
3. Angka
pada timbangan kurang terlihat, sebaiknya di zoom
Saran dan komentar
Ahli Media:
1. Sebaiknya cantumkan petunjuk pengoperasian media video
2. Tujuan pembuatan apabila untuk tenaga pendidik
dirasa kurang pas, sehingga dapat diubah menjadi peserta pelatihan
Revisi
yang dilakukan :
1. Menambahkan keterangan dalam QR code yang diberikan kepada pesera pelatihan. Keterangan berisikan tahapan sebagai berikut:
a.
Langkah pertama, buka aplikasi
scan barcode yang tersedia
pada gawai anda. Scan QR
code dapat dilakukan ���� melalui aplikasi kamera bagi pengguna iOs
dan aplikasi ������ google
scan image pada �������� pengguna android.
b.
Arahkan
kamera pada QR ���� code
hingga muncul sebuah link.
c.
Klik
link yang tersedia dan ��� pengguna akan
langsung ����������� diarahkan kepada video yang terdapat pada aplikasi Youtube.
Saran dan komentar
Ahli Bahasa:
1. Kalimat
yang digunakan masih belum komunikatif, tidak terdapat interaksi dalam kalimat yang digunakan pada video
2. Kalimat belum cukup lugas
3. Masih
terdapat kesalahan dalam penulisan
Revisi
yang dilakukan:
1. Menambahkan kalimat ajakan seperti �mari� dan �yuk� untuk membangun kalimat yang komunikatif. Seperti mengubah kalimat �langkah pertama kita akan
membuat adonan� menjadi �Yuk! Mari kita simak cara membuat
adonan roti manis�
2. Menambahkan keterangan pada beberapa scene seperti menambahkan judul �Roti Abon� pada scene pembuatan
variasi roti abon.
3. Melakukan perbaikan pada penulisan, khusunya pada penggunaan kata
�di� dan diikuti kata tempat.
Seperti mengubah kata �diatas� menjadi �di atas�.
Saran
dan komentar pengguna pada
uji coba one to one, small group, dan field trial:
1. Video
kurang terang, sehingga dirasa lebih baik apabila
warna grading atau contrast
dibuat sedikit lebih terang
2. Artikulasi
pada video kurang terdengar
dengan jelas
Revisi
yang dilakukan:
1. Menambahkan
subtitle pada bagian yang sebelumnya
tidak dicantumkan subtitle
KESIMPULAN
���� Berdasarkan hasil uraian penelitian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Video Tutorial
Pembuatan Variasi Jenis Roti Manis dikategorikan
sangat layak dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dalam kegiatan pelatihan roti manis. pernyataan tersebut didapat dari rata-rata penilaian yang dilakukan oleh ahli materi sebesar 97%, oleh ahli media sebesar 91%, dan oleh ahli bahasa sebesar
91%.
���� Kemudian berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan oleh pengguna secara one to one mendapatkan
hasil sebesar 87%, small group sebesar
91%, dan field trial sebesar 91%.
BLIBLIOGRAFI
Ditasari, R. A., Aziz, A. N., Zahri, R. M., & Sari, E. W.
(2022). Pendampingan Pemberdayaan Pelatihan Memasak Kue Bagi Ibu-Ibu Pkk Di
Desa Gentong, Kec. Paron, Kab. Ngawi. Jurnal Pengabdian Masyarakat"
Wiryakarya", 1(02).
Fauzi, M. (2019). Tahfizh Al-Qur�an Kurikulum Dan
Manajemen Pembelajaran Di Pesantren Tahfizh Darul Qur�an Tangerang Banten.
Gumelar, L., & Sudarwanto, T. (2020). Pengembangan Video
Tutorial Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Penataan Produk Materi
Shelving (Rak) Kelas Xi Bdp Smk Negeri 2 Kediri. Jurnal Pendidikan Tata
Niaga (Jptn), 8(2).
Halawa, M. (2021). Ta: Proses Pembuatan Roti Sobek Di Cv
Roti Permata. Politeknik Negeri Lampung.
Ladina, A. (2015). Pengaruh Pelatihan Dan Kompetensi
Trainer Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Pln (Persero) Rayon Manahan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pramudito, A. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Video
Tutorial Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Standar Kompetensi Melakukan
Pekerjaan Dengan Mesin Bubut Di Smk Muhammadiyah 1 Playen. Jurnal Pendidikan
Teknik Mesin, 1(1), 1�12.
Sedarmayanti, S., & Rahadian, N. (2018). Hubungan Budaya
Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai Pada Lembaga
Pendidikan Tinggi. Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu Dan
Praktek Administrasi, 15(1), 63�77. Https://Doi.Org/10.31113/Jia.V15i1.133
Suparman, M. A. (2012). Desain Instruksional Modern. Jakarta:
Erlangga, 88, 48.
Tegeh, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan, K. (2014). Model
Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 88, 90�92.
Wahyuni, E. N., & Bariyyah, K. (2019). Apakah
Spiritualitas Berkontribusi Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa? Jurnal
Educatio: Jurnal Pendidikan Indonesia, 5(1), 46�53.
Wind, A. (2014). Jago Membuat Video Tutorial. Jakarta:
Dunia Komputer.
Wirasasmita, R. H., & Putra, Y. K. (2017). Pengembangan
Media Pembelajaran Video Tutorial Interaktif Menggunakan Aplikasi Camtasia
Studio Dan Macromedia Flash. Edumatic: Jurnal Pendidikan Informatika, 1(2),
35�43.
Yani, N. F., & Salam, H. B. (2020). Ritual Maccera Pea
(Akikah) Pada Masyarakat Massenrempulu Di Desa Paladang Kec. Maiwa Kabupaten
Enrekang. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 6(2),
704�715.
Yuliani, C. (2017). Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas
Pelayanan Makanan Dan Minuman: Bukti Empiris Di Rumah Makan Taman
Handayani/Handayani Garden Jalan Raya Prapen 35 Surabaya. Jurnal Tata Boga,
6(1).
Yuliantoro, N. (2020). Pengembangan Ketrampilan Dengan
Pelatihan Memasak Aneka Hidangan Ikan Guramekepada Kelompok Ekstra Kurikuler
Tata Boga Siswa Sma Permai Pluit Jakarta. Jurnal Abdimas Pariwisata, 1(1),
17�25.
Ghea Prasita
Intan Muda, Annis Kandriasari, Cucu
Cahyana (2023) |
First
publication right: |
This
article is licensed under: |