JURNAL
SYNTAX IDEA p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN: 2548-1398 |
Vol.
5, No. 6, June 2023 |
ANALISIS MOTIVASI KERJA PADA PEGAWAI
KELURAHAN DI JAKARTA SELATAN
Surti Wardani,
Rika Parwati
Universitas pamulang, Tanggerang, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk menganalisa motivasi kerja pegawai pada kantor Kelurahan XYZ di Jakarta
Selatan. Jenis penelitian kualitatif dengan metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu menganalisa data yang diperoleh berdasarkan kenyataan, kemudian dihubungkan dengan teori motivasi
yang relevan pada pembahasan.
Situasi sosial yang diteliti berada di kantor Kelurahan XYZ daerah Jakarta Selatan, dengan narasumber berjumlah 10 orang yaitu seluruh pegawai
yang aktif. Pengumpulan
data menggunakan sumber
data primer hasil wawancara,
observasi, studi dokumentasi, penelitian kepustakaan dan sumber data sekunder yang terdiri dari data umum perusahaan, data kepegawaian, struktur dan bagan organisasi. Teknik analisis data menggunakan teori dari Miles dengan cara mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan serta menggunakan teknik triangulasi sumber untuk mengembangkan
validitas data yang diperoleh.
Hasil penelitian menyatakan
bahwa, motivasi pada kantor Kelurahan XYZ sudah baik dan perlu ditingkatkan, implementasi pemberian motivasi sudah sesuai standar organisasi yang berlaku dan perlu penguatan, serta ditemukan beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam pemberian motivasi seperti kurangnya jumlah SDM, dan
rata-rata pegawai mendekati
usia pensiun. Berkaitan dengan temuan penelitian tersebut secara keseluruhan, dapat mengarah pada peningkatan produktivitas kerja pegawai yang lebih baik di masa yang akan datang. Hal tersebut dilakukan melalui: peningkatan dan penguatan motivasi kerja pegawai, beberapa Langkah alternatif dalam upaya pemberian motivasi kerja pegawai, dan meminimalisir atau menghilangkan faktor-faktor penghambat dalam implementasi pemberian motivasi kerja pegawai.
Kata Kunci: Analisis, Motivasi
Kerja, Pegawai.
Abstract
This research aims to analyse employee�s
motivation at XYZ sub-district office in South Jakarta. The method used is
descriptive qualitative, that analysed the data based
on reality, then connected to the theory that supports the discussion, then the
author draws conclusions from the explanation. The social situation consists of
place, actors, and activity in Kelurahan XYZ Office.
All the employee were the actors as the main source of information in the
research. Data collection techniques used primary data sources from interviews,
observations, documentation studies, library research, and secondary data
sources consisting of general company data, personnel data, organizational
structures and charts. The data analysis technique used the theory of Miles
consist of data collection, data reduction, data presentation, drawing
conclusions and also using source triangulation techniques to develop the
validity of the data obtained. The results shown, the employee motivation at Kelurahan XYZ was good and needed to be increased, the
efforts made in providing motivation to employees have met standards and still
needed strengthening, and several factors founded that became obstacles in
providing motivation such as; the lack of human resources, and it was found
that on the average employees are approaching retirement age. Overall,
motivation can lead to employee productivity in the future. This can be done
through increasing and strengthening employee motivation, and minimizing or
eliminating the inhibiting factors in the implementation of providing employee
motivation.
Keywords: Analysis, Work
Motivation, Employees.
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Pemanfaatan Sumber Daya Manusia secara efektif merupakan jalan bagi suatu
organisasi untuk pertumbuhan dimasa yang akan datang. Pada dasarnya organisasi
bukan saja mengharapkan SDM yang mampu, terampil, cakap, hal yang terpenting
mereka mau bekerja lebih giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang
optimal (Suyuthi et al., 2020). Menurut Edy Sutrisno dalam rangka persaingan
organisasi/perusahaan harus memiliki sumber daya yang tangguh, sumber daya yang
dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan tidak dapat dilihat sebagai satu
kesatuan yang tangguh membentuk suatu sinergi (Qodir et al., 2016). Kemampuan, keterampilan, kecakapan Sumber Daya
Manusia (SDM) tidak ada artinya bagi organisasi, jika mereka tidak mau bekerja
keras dengan menggunakan keterampilan yang dimilikinya. Apabila seseorang
tersebut bekerja secara profesional sesuai dengan keahliannya yang dipengaruhi
oleh motivasi mereka, maka organisasi akan mencapai tujuannya dan berkembang
pesat.
Salah satu unsur penyelenggaraan
pemerintahan yang perlu memperoleh perhatian dalam upaya reformasi itu ialah
penataan aparatur pemerintah yang meliputi penataan kelembagaan birokasi
pemerintah yang meliputi penataan kelembagaan birokrasi pemerintahan, sistem, dan
penataan manajemen sumber daya pegawai (Nurasiah, 2016). Dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan nasional,
diperlukan adanya pegawai negeri sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara,
abdi negara, dan abdi masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada
pancasila, UUD 1945 negara, dan pemerintah serta yang bersatu-padu, bermental
baik, berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih, bermutu tinggi, dan sadar
akan tanggung jawabnya untuk menyelesaikan tugas pemerintah dan pembangunan. Pegawai
Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur Negara yang
mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, baik pembangunan fisik, maupun non fisik (Hardani et al., 2020).
Kantor Kelurahan XYZ adalah
menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemberdayaan dan pelayanan masyarakat
serta ketenteraman dan ketertiban umum serta lingkungan hidup dalam satu
wilayah Kelurahan yang berada di wilayah kerja Kelurahan. Lurah yang merupakan
salah satu pemeran penting dalam menjalankan roda pemerintahan diharapkan mampu
mengatur para pegawainya. Oleh karena itu sebagai pemimpin lurah harus mampu
memberikan motivasi kepada para bawahannya. Pegawai yang merasa termotivasi
terhadap pekerjaannya akan berdampak pada meningkatnya produktivitas suatu
organisasi atau instansi pemerintah secara keseluruhan.
Motivasi sangat berpengaruh terhadap
produktivitas pegawai yang tinggi apabila perusahaan mendukung pelaksanaan
tugas mereka. Dalam rangka mendukung pelaksanaan kerja pegawai, perusahaan
dapat memberikan misalnya penghargaan kepada pegawai agar mereka memiliki motivasi
yang tinggi dalam bekerja (Sundari & Junia, 2021). Sedangkan produktivitas kerja memerlukan perubahan
sikap mental yang dilandasi kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin,
dan cara kerja hari esok lebih baik dari hari ini, menurut Edy Sutrisno, Terdapat
beberapa data hasil observasi awal penelitian yang menunjukkan terdapat celah
pada motivasi pegawai yang terjadi di kantor Kelurahan XYZ Jakarta Selatan (Edy, 2016). Observasi awal dilakukan dengan melakukan wawancara
terstruktur kepada 6 (enam) pegawai berkenaan motivasi, absensi dan
produktifitas, dengan data sebagai berikut:
Tabel
1. Data Hasil Wawancara Motivasi Pegawai Kelurahan XYZ
No. |
Uraian |
Ya |
Tidak |
1 |
Pegawai Memahami Arti dari Motivasi kerja. |
6 |
- |
2 |
Komunikasi antara Pimpinan dengan bawahan berjalan
dengan baik. |
3 |
3 |
3 |
Kerjasama antara Pimpinan dengan bawahan dan antar
bawahan berjalan dengan baik. |
4 |
2 |
4 |
Sikap pegawai dalam menyelesaikan masalah pekerjaan
berjalan dengan baik |
5 |
1 |
5 |
Pemberian motivasi kerja dari pimpinan ke bawahan
berjalan dengan baik. |
2 |
4 |
6 |
Pekerjaan yang diberikan selalu selesai tepat waktu
dan sesuai harapan. |
3 |
3 |
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2021.
Tabel
2. Data Absensi Pegawai Kelurahan XYZ
Tahun |
Jumlah Pegawai |
Hari Kerja |
Absensi Tidak Hadir |
Terlambat |
||||||
Alpa |
Sakit |
Izin |
Cuti |
Total |
% |
Total (rata-rata) |
% |
|||
2018 |
10 |
253 |
0 |
3 |
3 |
11 |
17 |
58,8% |
4 |
40% |
2019 |
10 |
254 |
0 |
2 |
5 |
12 |
19 |
52,6% |
2 |
20% |
2020 |
10 |
243 |
0 |
3 |
5 |
8 |
16 |
62,5% |
4 |
40% |
Sumber:
Diolah oleh peneliti, 2021
Tabel 1. Data Hasil Wawancara Pegawai Kelurahan XYZ Mengenai Produktivitas Kerja
No. |
Uraian |
Ya |
Tidak |
1 |
Pegawai Memahami Arti dari Produktivitas kerja. |
6 |
- |
2 |
Pegawai Mentaati jam masuk dan pulang kerja tepat waktu. |
2 |
4 |
3 |
Pegawai bersedia melakukan pekerjaan dinas diluar jam
kerja. |
6 |
- |
4 |
Pegawai suka merasa jenuh saat mengerjakan pekerjaan. |
5 |
1 |
5 |
Pegawai mendapat kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan. |
6 |
- |
6 |
Hasil kerja pegawai mencapai target organisasi. |
4 |
2 |
Sumber:
Diolah oleh peneliti, 2021.
METODE
Penelitian kualitatif deskriptif dengan seluruh pegawai yang aktif sebagai narasumber (informan) dan menggunakan pedoman wawancara terstruktur Pengumpulan data menggunakan sumber data primer hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, penelitian kepustakaan dan sumber data sekunder yang terdiri dari data umum perusahaan, data kepegawaian, struktur dan bagan organisasi. Teknik analisis data menggunakan teori dari Miles dengan cara mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu unsur penyelenggaraan
pemerintahan yang perlu memperoleh perhatian dalam upaya reformasi itu ialah penataan
aparatur pemerintah yang meliputi penataan kelembagaan birokasi pemerintah yang meliputi penataan kelembagaan birokrasi pemerintahan, sistem, dan penataan manajemen sumber daya pegawai. Dalam
rangka usaha untuk mencapai tujuan nasional, diperlukan adanya pegawai negeri sipil (PNS) sebagai unsur aparatur
negara, abdi negara, dan abdi
masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada pancasila, UUD 1945 negara, dan pemerintah
serta yang bersatu-padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih, bermutu
tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya
untuk menyelesaikan tugas pemerintah dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber
daya manusia aparatur Negara yang mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, baik pembangunan fisik, maupun non fisik. Kantor Kelurahan XYZ adalah penyelenggara urusan pemerintahan, pemberdayaan dan pelayanan masyarakat, ketenteraman dan ketertiban umum serta lingkungan hidup dalam satu
wilayah Kelurahan yang berada
di wilayah kerja Kelurahan.
Lurah yang merupakan salah satu pemeran penting
dalam menjalankan roda pemerintahan diharapkan mampu mengatur para pegawainya. Oleh karena itu sebagai
pemimpin lurah harus mampu memberikan
motivasi kepada para bawahannya. Pegawai yang merasa termotivasi terhadap pekerjaannya akan berdampak pada meningkatnya produktivitas suatu organisasi atau instansi pemerintah
secara keseluruhan.
Implementasi motivasi berkenaan pemenuhan kebutuhan pokok bagi para pegawai Kelurahan XYZ terutama sandang dan pangan sudah terpenuhi
dengan baik, melalui salah satu imbalan berupa gaji/upah yang diperoleh. Pegawai yang mendapatkan motivasi dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuan pekerjaan tersebut dalam upaya meraih
produktivitas yang tinggi.
Oleh sebab hal yang harus diperhatikan dalam pemberian motivasi yaitu tingkat kebutuhan setiap orang berbeda-beda dengan demikian oraganisasi/Lembaga dan pegawai dapat menyikapi dan mempertimbangkan segala tingkat kebutuhan, karena dengan adanya
kebutuhan dapat meningkatkan motivasi kerja. Pada titik awal teori hirarki
dari H Maslow yang ada, perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan pokok manusia sehari-hari seperti sandang dan pangan. Menurut Hasibuan, manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan lebih banyak, kebutuhan
ini dibutuhkan secara terus-menerus, baru berhenti jika
akhir hayatnya tiba (Purba & Sudibjo, 2020). Maka seseorang
individu yang tidak memiliki apa-apa dalam kehidupan, mungkin akan termotivasi
oleh kebutuhan fisiologis.
Orang-orang mau bekerja untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan, baik itu kebutuhan
yang disadari maupun kebutuhan yang tidak disadarinya. Kebutuhan setiap orang adalah sama, misalnya setiap orang butuh makan dan minum. Tetapi keinginan setiap orang tidak sama, karena dipengaruhi
oleh selera kebiasaan dan lingkungan (Putri & Suryani, 2021). Kebutuhan fisiologis dapat berupa gaji/upah,
tunjangan, THR dan lainnya.
Hal yang sama ada pada teori kebutuhan untuk mencapai sukses (need for achievement) dari
David McClelland yaitu gaji/upah sangat penting sebagai umpan balik
dari hasil kinerja untuk kelompok
pegawai yang berprestasi. Seseorang menyadari bahwa hanya dengan
mencapai prestasi kerja yang tinggi akan memperoleh pendapatan yang besar. Dengan pendapatan yang besar akhirnya ia dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Adapun teori
lainya yaitu teori dua faktor dari Herzberg dalam faktor pemeliharaan yaitu faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ini memperoleh ketentraman badaniah (Kusumawati, 2022). Gaji/upah
dan sejenisnya merupakan alat pemeliharaan yang menjadi motivasi yang berkaitan langsung dengan pekerjaan itu.
Berkaitan dengan teori Herzberg dalam faktor pemeliharaan,
faktor pemeliharaan seperti jaminan kesehatan dan keamanan merupakan keharusan yang diberikan kepada atasan demi kesehatan dan kepuasan bawahan (Kusumawati, 2019). Adapun teori lainnya yaitu teori
(Need For Achievement) dari
David McClelland yang merupakan suatu
keinginan untuk mengatasi atau mengalahkana suatu tantangan, untuk kemajuan dan tantangan yang terjadi di organisasi. Mengenai jaminan keamanan dan kesehatan, dari jawaban semua
informan kunci dan informan menyatakan mendapat jaminan kesehatan BPJS dan ASTEN sementara
aspek keamanan disediakan CCTV di lokasi bekerja. Hal lain adalah kondisi lingkungan kerja dan sarana prasarana yang sudah tercukupi dan terjaga sehingga pegawai dapat merasa aman
dalam bekerja. Adanya jaminan keamanan pekerjaan merupakan salah satu faktor ekternal yang dapat mempengaruhi motivasi pegawai untuk organisasi, jika para pegawai merasa ada jaminan
yang jelas dalam melakukan setiap pekerjaan. Keadaan mental dan fisik pegawai merupakan
hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian
bagi organisasi, dikarenakan keadaan mental dan fisik mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja pegawai.
Pada aspek mengenai posisi/kedudukan jabatan dan jenjang karir telah ditetapkan
sesuai ketentuan yang berlaku secara umum bagi ASN. Pegawai ASN harus bersedia ditempatkan dimana saja, saling
membantu, menghargai dan menghormati tanpa memandang status jabatan atau kedudukan tertentu dan dengan posisi jabatan saat ini memberikan
loyalitas dan dedikasi kepada organisasi untuk mencapai tujuan organiasasi. Jabatan di Kelurahan tersebut merupakan alur pertanggungjawaban mengenai pekerjaan masing-masing pegawai. Sistem yang kekeluargaan membuat seluruh pegawai di dalam Kelurahan XYZ saling membantu satu sama lain. Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan pengakuan dan penghargaan diri dalam lingkungan
kerja sehari-hari sudah baik sesuai
dengan teori McClelland dan
Herzberg serta mengenai teori hierarki dari H. Maslow.
Kelurahan memberikan kebebasan untuk para pegawai dalam pengembangan potensi diri seperti
untuk melanjuti pendidikan yang lebih tinggi dan mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk memahami
dan melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin.
Setiap pegawai diberikan kesempatan untuk bekerja dengan
caranya masing-masing sehingga
pegawai selalu berusaha untuk memberikan kinerja yang semaksimal mungkin (Wibowo & Utomo, 2016). Walaupun diberikan kebebasan, pekerjaan tersebut harus tetap mendapatkan
persetujuan atas setiap hasil kerja
yang dilakukan. Hal ini dikarenakan Kelurahan XYZ merupakan pelayanan masyarakat yang harus dikelola dengan baik. Kelurahan XYZ juga memberikan kebebasan bagi para pegawai yang hendak memberikan saran dan kritik untuk menjadikan
pelayanan yang lebih baik lagi. Untuk
memenuhi kebutuhan ini biasanya seseorang
bertindak bukan atas dorongan orang lain tetapi karena kesadaran
dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi ini seseorang
ingin memperlihatkan kemampuan dirinya secara optimal di 86 tempat
masing-masing, bahwa ia ingin mengembangkan kapasitas prestasinya yang
optimal. Seperti yang disebutkan
oleh Hezberg mengenai peluang untuk maju,
pengembangan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi sebab
semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan.
Selain itu berkaitan juga dengan teori David McClelland yaitu Need
for achievement yang berhubungan erat
dengan pekerjaan, dan berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif. Kebutuhan hubungan sosial berkaitan dengan teori Maslow dalam motivasi yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan ini hanya dapat
terpenuhi bersama masyarakat. Sementara pada teori Herberg yaitu
faktor motivasi, di mana faktor pemuas yang disebut juga motivator, merupakan
faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri
orang yang bersangkutan, faktor
motivator ini mencangkup kepuasan kerja, prestasi yang diraih dan
lain-lain, Edy Sutrisno (2016: 131). Berkaitan juga dengan teori David McClelland yaitu kebutuhan untuk mencapai sukses (need for acchivement) yang diukur dalam standart kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini berhubungan
dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu (Giswandhani, 2022). Hal ini merupakan pencerminan dari kebutuhan aktualisasi diri dalam teori hierarki
dari H. Maslow mengenai kebutuhan aktualisasi diri para pegawai.
Pada prestasi kerja ditemukan bahwa menjadi seorang pemimpin yang baik juga harus mengetahui apa-apa aja kebutuhan
para pegawainya baik itu bersifat materil
ataupun non materil, dan pemimpin juga harus selalu memberikan dorongan yang bersifat positif kepada para pegawai, prestasi kerja yang telah diperoleh para pegawai dilakukan bersama (Simanjorang & Nawawi, 2022). Semua itu mereka tunjukkan
dengan sebuah prestasi dengan melayani masyarakat dengan optimal dan para pegawai berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan baik. dalam kebutuhan
untuk mencapai sukses (need for achievement) dan faktor
motivasi sudah diterapkan dengan baik terbukti dari
kebebasan yang diberikan Kelurahan XYZ untuk pengembangan diri untuk para pegawainya. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi motivasi yaitu keinginan untuk memperoleh pengakuan, dengan adanya penghargaan terhadap prestasi kerja kepada para pegawai dalam bentuk
material maupun non material sangat diperlukan untuk meningkatkan motivasi kerja para pegawai. Kemampuan seorang pegawai sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja.
Ini memberikan daya untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang diembannya
kepada mereka (Hakiki & Pribadi, 2021). Kelurahan telah memberikan respon yang baik dan memberikan promosi jabatan terhadap pegawai yang berprestasi dan memang layak untuk
suatu jabatan atau kenaikkan pangkat.
Kebijakan dan aturan yang berlaku terkait motivasi dan produktivitas dan penerapan di Kelurahan berkaitan dengan teori Maslow yaitu kebutuhan rasa aman yang dapat dilakukan organiasasi yaitu melalui selalu
memberikan informasi agar para
pegawai dalam bekerja bersikap hati-hati. Berkaitan juga dengan teori Hezberg
yaitu faktor motivasi salah satunya yaitu tanggung jawab. Adapun teori lainnya yaitu David McClelland
yang merupakan kebutuhan untuk mempengaruhi terhadap orang lain (need for power) dorongan
untuk dapat mengendalikan suatu keadaan dan adanya kecenderungan mengambil resiko dalam menghancurkan
rintanganrintangan yang terjadi
(Purba & Sudibjo, 2020). Kebijakan tersebut mengikuti aturan Pemprov DKI Jakarta dan adanya sanksi dan hukuman kepada pegawai yang diberikan sesuai dengan peraturan
Pemprov DKI Jakarta (Qodir et al., 2016). Dengan menerapkan manajemen sumber daya manusia
maka sumber daya manusia harus
dikembangkan dan dipelihara
agar semua fungsi organisasi dapat berjalan dengan seimbang. Kegiatan sumber daya manusia
merupakan proses manajemen sumber daya manusia
yang paling sentral, dan merupakan
suatu rangkaian dalam mencapai tujuan organisasi (Hasibuan & Hasibuan, 2016). Kegiatan tersebut akan berjalan
lancar,apabila memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen. Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia
yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan organisasi, karena tanpa adanya
kedisiplinan, maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal. Kedisiplinan merupakan keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan organiasi dan norma sosial (Veithzal & Sagala, 2004).
Dalam upaya
meningkatkan motivasi pegawai pada masa pandemi diberlakukan sistem kerja WFH (Work From Home) dan WFO (Work From Office) dan pimpinan mendorong semua pegawai supaya
bekerja lebih keras lagi terutama
untuk pegawai yang sedang kebagian jadwal WFH (Work From Home) (Mangkunegara, 2011). Dengan adanya kondisi tersebut para pegawai mengupayakan untuk tetap berkoordinasi dengan baik dan menggantikan posisi pegawai yang sedang bekerja WFH (Work From Home) dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Selain itu pimpinan
mengupayakan melengkapi fasilitas kantor seperti ATK (Nurbaya, 2020). Aktivitas tersebut merupakan imlementasi dari fungsi manajemen sumber daya manusia
dalam fungsi manajerial. Perencanaan untuk tenaga kerja
pegawai disaat sistem WFH (Work From Home) dan WFO (Work From Office) dan kurangnya sumber daya manusia dengan
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi supaya efektif dan efisien, pengorganisasian untuk mengarahkan semua pegawai dalam
menetapkan pembagian tugas kerja, hubungan
kerja, koordinasi antar pegawai, mengarahkan semua pegawai agar mau bekerja secara efektif dan efisien walaupun dalam masa pandemi saat ini
dan mengendalikan semua pegawai agar selalu mentaati peraturan organisasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Rukin, 2021).
Terdapat beberapa hambatan yang ditemukan dalam meningkatkan motivasi kerja di kantor Kelurahan seperti pada saat pandemi kantor
Kelurahan tetap melakukan pelayanan kepada masyarakat secara offline, adanya pegawai yang sudah pensiun dan memasuki usia pensiun, serta
penerapan sistem kerja WFH (Work From Home) dan WFO (Work From Office)
masing-masing 50% (Ibadhi & Tambunan, 2022). Pegawai melakukan pekerjaan dari rumah, mengakibatkan
jumlah pegawai semakin sedikit dan berkurangnya sumber daya manusia, namun
harus tetap bekerja dengan optimal untuk pelayanan kepada masyarakat, tetap melaksanakan pekerjaan dari rumah dengan batasan-batasan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan untuk dipatuhi.
KESIMPULAN
Motivasi pada kantor Kelurahan
XYZ secara umum sudah baik, hal
ini menunjang motivasi kerja dan produktivitas pegawai. Kebutuhan fisiologis berupa gaji dan tunjangan sudah diberikan sesuai tanggung jawab dari pekerjaan masing-masing pegawai. Kebutuhan Rasa aman seperti jaminan
BPJS dan ASTEN, termasuk pemasangan
CCTV sudah terpenuhi. Hubungan interaksi sesama pegawai sangat baik. Kondisi lingkungan
kerja dan sarana prasarana tercukupi. Kebutuhan pengakuan diri dan penghargaan diri dibuktikan oleh para pegawai dengan saling menghormati satu sama lain, serta posisi/kedudukan
jabatan tidak membuat mereka merasa sombong. Kebutuhan aktualisasi dengan diberikan kebebasan kepada semua pegawai untuk
mengikuti pelatihan diklat dan melanjuti pendidikan yang lebih tinggi. Kebutuhan untuk mencapai sukses sudah diterapkan
dengan adanya kebebasan yang diberikan untuk pengembangan diri setiap pegawai.
Motivasi kerja pegawai kantor Kelurahan XYZ mempunyai kaitan dalam produktivitas
kerja. Karena motivasi dan produktivitas adalah suatu bagian yang saling terkait satu sama lainnya.
Peningkatan motivasi kerja akan membantu
peningkatan produktivitas kerja pegawai dan kelurahan secara umum.
Upaya yang telah
dilakukan dalam pemberian motivasi kerja, semangat kerja dan koordinasi yang baik ditunjukkan oleh para pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaan. Tidak terkecuali pada masa pandemi yang
lalu ketika harus menerapkan sistem kerja WFO (Work From Office) dan sebagian lagi bekerja WFH (Work From
Home). Kepala Kelurahan terus mendorong para pegawainya untuk bekerja lebih keras
lagi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk dalam kondisi kekurangan Sumber Daya Manusia. Kepala kelurahan memberikan arahan dan bimbingan untuk para pegawai untuk mencoba
pekerjaan yang dianggapnya tidak bisa menjadi
bisa dikerjakan dengan baik dan meningkatkan kompetensi para pegawai dengan mengikuti diklat untuk mengembangkan pengetahuan para pegawai. Kelurahan menerapkan kebijakan dengan menyesuaikan pengeluaran anggaran dengan situasi saat ini,
untuk fasilitas seperti ATK diposisikan bagi pegawai yang lebih membutuhkan. Rapat koordinasi pekerjaan telah dilakukan secara rutin dengan seluruh
pegawai untuk mendiskusikan mengenai kendala dan arahan pekerjaan, termasuk memberikan motivasi kepada pegawai.
Ditemukan beberapa hal
yang menjadi faktor penghambatan dalam pemberian motivasi pada pegawai yaitu; faktor jumlah SDM, di mana
rata-rata pegawai di atas usia produktif dan mendekati usia pensiun serta jumlah
pegawai Sumber Daya Manusia yang kurang memadai dibandingkan dengan kelurahan lainnya di wilayah Jakarta. Terutama
kebijakan WFO dan WFH pada masa pandemi
berakibat semakin minim jumlah pegawai (SDM) dengan beban kerja
yang sama sebelum pandemi. Berikutnya faktor peralatan bekerja yaitu fasilitas
ATK yang tidak memadai karena pengurangan anggaran pada saat pandemi yang mengakibatkan untuk penggunaan ATK sebagian pegawai membeli perlengkapan kerja dengan dana pribadi.
BIBLIOGRAFI
Edy, S. (2016). Manajemen sumber daya manusia. Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Giswandhani, M. (2022). Yuni: Stereotype Representation of
Women. Journal of Business Social and Technology (Bustechno), 3(1),
1�8.
Hakiki, Z., & Pribadi, M. A. (2021). Pengaruh Lingkungan
Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Baik Secara Parsial Maupun
Simultan pada Pegawai PT. Sarana Sumut Ventura Ciputat Kota Tangerang Selatan. Average:
Jurnal Ekonomi, 1(1), 34�40.
Hardani, H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiawaty, J.,
Utami, E. F., Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. (2020). Metode penelitian
kualitatif & kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Hasibuan, M. S. P., & Hasibuan, H. M. S. P. (2016). Manajemen
sumber daya manusia. Bumi Aksara.
Ibadhi, G. A., & Tambunan, L. A. (2022). Pengaruh WFH
(Work From Home) dan WFO (Work From Office) Terhadap Efektivitas Kinerja
Karyawan di Era Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi Dan
Bisnis, 1(1), 81�86.
Kusumawati, E. (2019). Minat Beli Produk Ramah Lingkungan
Sebagai Dampak dari Implementasi Green Advertising. Jurnal Kajian Ilmiah,
19(1), 57. https://doi.org/10.31599/jki.v19i1.394
Kusumawati, E. (2022). Analisis SWOT Faktor Penyebab
Penurunan Jumlah Peserta Didik Lembaga PAUD di Kabupaten Bogor. Tarbiatuna:
Journal of Islamic Education Studies, 2(2), 88�96.
https://doi.org/10.47467/tarbiatuna.v2i2.660
Mangkunegara, A. A. A. P. (2011). Manajemen sumber daya
manusia perusahaan.
Nurasiah, A. (2016). Efektivitas Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pasangan Calon Pengantin Di Kantor
Urusan Agama Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan Tahun 2015. Midwife
Journal, 2(1), 44�53.
Nurbaya, S. (2020). Manajemen Sumberdaya Manusia di Era
Revolusi Industri 4.0. Nas Media Pustaka.
Purba, K., & Sudibjo, K. (2020). The effects analysis of
transformational leadership, work motivation and compensation on employee
performance in PT. Sago Nauli. Budapest International Research and Critics
Institute-Journal (BIRCI-Journal), 3(3), 1606�1617.
Putri, B. Y., & Suryani, F. (2021). MANAJEMEN RISIKO PADA
USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER HAZMI KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK. MABIS:
Jurnal Manajemen Bisnis Syariah, 1(2).
Qodir, D., Suseno, D., & Wardiningsih, S. S. (2016).
Pengaruh Current Ratio dan Debt To Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Manajemen Sumber
Daya Manusia, 10(2), 161�172.
Rukin, S. P. (2021). Metodologi Penelitian Kualitatif
Edisi Revisi. Jakad Media Publishing.
Simanjorang, R., & Nawawi, Z. M. (2022). The Role Of
Social Media Tiktok In Increasing The Interest In Entrepreneurship In The
Millenial Generation. Journal Of Business, Social And Technologi, 3(1),
10�13.
Sundari, S., & Junia, A. (2021). PENINGKATAN MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD ISLAM NURUL
IMAN MENGANTI GRESIK: Manajemen, Motivasi, Peserta Didik. Jurnal Ilmiah
Jendela Pendidikan, 11(1), 86�99.
Suyuthi, N. F., Lie, D., Nainggolan, N. T., Kadar, M. G.,
Purba, S., Butarbutar, M., Anggraini, N., Astuti, A., Silalahi, M., &
Syafii, A. (2020). Dasar-Dasar Manajemen: Teori, Tujuan dan Fungsi.
Yayasan Kita Menulis.
Veithzal, R., & Sagala, E. J. (2004). Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk perusahaan dari teori ke praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Wibowo, E., & Utomo, H. (2016). Pengaruh keselamatan
kerja dan kesehatan kerja terhadap kinerja dengan kepuasan kerja sebagai
variabel intervening (Studi kasus pada karyawan bagian produksi unit serbuk
effervescent PT Sido Muncul Semarang). Among Makarti, 9(1).
Copyright holder: Surti
Wardani, Rika Parwati
(2023) |
First publication
right: |
This article is
licensed under: |