How to cite:
Sahroni, Ruwandi (2022) Implementasi Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an,
(4) 12, https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v4i12.2043
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 4, No. 12, Desember 2022
IMPLEMENTASI METODE UMMI DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
Sahroni, Ruwandi
IAIN Salatiga Jawa Tengah, Indonesia
Abstrak
Penggerak pembangunan di berbagai sektor memerlukan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas, yang menuntut peningkatan proses pendidikan ke arah
yang lebih baik, dan hal ini diikuti dengan perubahan sikap masyarakat yang
semakin selektif dalam pemilihan dan definisi pendidikan. . lembaga yang mampu
menghadapi tantangan. kepada anak-anak sepanjang masa - putranya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menunjukkan penerapan metode Ummi dalam
pembelajaran Al Quran di SDIT Nurul Islam Tengaran, memfokuskan kajian pada
penerapan metode Ummi di SDIT Nurul Islam Tengaran dan pengaruh
penerapannya. Metode Ummi Bagi Siswa Sastra Al Quran SDIT Nurul Islamic
Landmark Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara
mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data,
penyajian data, dan inferno drawing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode
Ummi didesain ringkas dan mudah dipahami oleh anak-anak, karena dirancang
sesuai usia. Metode Ummi lebih membantu anak-anak karena metode Ummi
menggunakan bunyi yaitu bunyi Panggang beserta penjelasannya yang mudah
dipahami dan sesuai dengan huruf Makhorijul, Tajwid, Gharib dan bunyinya.
Metode Ummi lebih membantu anak-anak karena lagu-lagunya juga lebih tertata.
Kata kunci: Implementasi; Metode Ummi; Pembelajaran Al-Qur’an
Abstract
Drivers of development in various sectors require quality human resources (HR),
which demands an improvement in the education process in a better direction, and
this is followed by changes in people's attitudes that are increasingly selective in
the selection and definition of education. institutions that are able to face
challenges. to the children of all time - his sons. The purpose of this study was to
demonstrate the application of the Ummi method in learning the Koran at SDIT
Nurul Islam Tengaran, focusing on the study of the application of the Ummi
method at SDIT Nurul Islam Tengaran and the effect of its application. The Ummi
Method for Al-Quran Literature Students at SDIT Nurul Islamic Landmark
Semarang Regency. This study uses a qualitative approach. Data collection was
carried out using in-depth interview techniques, observation and documentation.
Data analysis techniques include data reduction, data presentation, and inferno
drawing. The results showed that the Ummi method was designed to be concise
and easy for children to understand, because it was designed according to age.
The Ummi method is more helpful for children because the Ummi method uses
sounds, namely the sound of Panggang along with explanations that are easy to
Implementasi Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022 1689
understand and in accordance with the letters Makhorijul, Tajwid, Gharib and
their sounds. The Ummi method is more helpful for children because the songs are
also more organized.
Keywords: Implementation; Ummi Method; Quranic Learning
Pendahuluan
Kemajuan pembangunan di berbagai sektor menuntut sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas tinggi, yang menuntut adanya perbaikan proses pendidikan
menjadi lebih baik, dan hal ini mengikuti perubahan sikap masyarakat yang semakin
menerangi dan mendefinisikan lembaga pendidikan yang ada sudah habis ke tantangan
kepada anak-anak sepanjang masa - putranya (Departemen Agama, 2004).
Demikian juga dalam pengajaran Al-Qur'an harus selalu menjaga kualitas
pengajarannya agar selalu update. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan
kualitas guru di bidang Al-Qur'an untuk menghasilkan siswa yang mahir dalam
membaca dan memahami hukum-hukum bacaan Al-Qur'an yang dibacanya.
Di Indonesia, pendidikan agama merupakan bagian integral dari pendidikan
nasional secara keseluruhan. UU RI No. 20/2003 menyatakan sebagai berikut:
Kebudayaan nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bernilai dalam rangka pendidikan kehidupan bangsa, serta
berupaya mengembangkan kesempatan peserta didik menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berakhlak, sehat,
berilmu, dan cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab’’ (Hermanto, 2020).
Pembelajaran Alquran yang optimal akan menghasilkan generasi Alquran yang
mampu memakmurkan bumi dengan bantuan Alquran dan menyelamatkan peradaban
dunia di masa depan. Prasyarat mutlak pendidikan generasi Al-Qur’an adalah
pemahaman terhadap Al-Qur’an yang diawali dengan mampu membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar sesuai kaidah yang diberikan. (Rifa’i, 2018).
Karena pentingnya mempelajari Al-Qur'an, Rasulullah saw. dianjurkan untuk
belajar membaca Al-Qur'an sejak kecil, karena pada masa ini peluang belajar sangat
kuat dan besar (Mubarak, 2013). Perkembangan pendidikan Al-Quran di Nusantara
sudah dimulai sejak berabad-abad yang lalu. Sejak dulu, agama Islam berkembang
pesat di negeri ini. Seperti yang dijelaskan Profesor Azzumardi Azra, “Para sultan
yang memerintah nusantara memainkan peran kunci dalam pengembangan
pembelajaran agama dan lembaga pendidikan agama Islam di wilayah mereka.” (Azra,
2006).
Dari hasil observasi awal yang ditemukan oleh penulis di SDIT Nurul Islam
Tengaran, ditemukan bahwa proses belajar mengajar Al-Qur’an terlihat kurang
kondusif karena proses pembelajarannya menggunakan sistem kelompok dimana setiap
kelompok terdiri dari sedikit. rata-rata lebih dari 10-11 anak. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran tersebut tidak efektif karena ruang kelas yang ada
tidak cukup menampung kelompok belajar Al Quran (Husnawati, 2020).
Sahroni, Ruwandi
1690 Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022
Padahal menurut (Indriana, 2011), Salah satu konsep terpenting yang muncul
dalam psikologi pendidikan selama 30 tahun terakhir adalah bahwa variabel proses
kelas memiliki hubungan paling langsung dengan kinerja siswa.
Selain faktor kelas, anak usia SD dan sejenisnya juga dihadapkan pada
pengucapan huruf Hijaiyah yang masih sangat jauh dari standar huruf Makhorijul yang
ada. Sehingga berpengaruh pada perbedaan kemampuan anak dalam melafalkan huruf
Hijaiyah. Seperti halnya pengucapan huruf “Dzal” dan “Zain”, banyak anak yang sulit
membedakannya.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya dari berbagai pihak. Salah
satunya yang sangat penting adalah upaya guru Al-Qur'an sendiri untuk mengajarkan
Al-Qur'an secara efektif agar anak-anak mudah memahami apa yang diajarkan oleh
guru. Oleh karena itu, bagaimana cara guru menentukan metode dan pendekatan yang
tepat agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal dan mencapai tujuan
kurikulum yang telah ditetapkan (Harun & Munawiroh, 2007). Meskipun setiap
metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, namun sangat penting bagi
guru untuk memilih dengan cermat metode yang sesuai dengan situasi dan keadaan
siswa.
Kajian Al Quran menggunakan banyak metode yang biasa digunakan untuk
mempelajari Al Quran seperti metode Jibril, metode Iqra', metode Al-Baghdadi,
metode Qiro'ati, metode Ummi dan lain-lain. Namun berdasarkan koordinator umm
pusat penulis, Ust. Ajib, perkembangan metode ummi di seluruh Indonesia begitu
pesat. Hal ini ditandai dengan besarnya minat pesantren yang bekerjasama dengan
Yayasan Ummi dalam mengimplementasikan metode Ummi di lembaga
pendidikannya. Salah satu pesantren yang bekerjasama dengan Yayasan Ummi adalah
SDIT Nurul Islam di Dusun Gintungan, RT 20/11, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran,
yang menerapkan sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan anak dan keluarga
sistemnya sekolah harian.
Menurut PPN Metode Toto' Ummi adalah metode pembelajaran yang
menitikberatkan pada pengembangan sistem pendidikan Al-Quran dengan
menggunakan kurikulum yang detail dan sistematis (Wijayanti, 2016). Karena Metode
Ummi dirancang menjadi metode belajar Al Quran dengan 3 fitur utama yaitu Mudah,
Menyenangkan dan Menyentuh (Azhari, 2019).
Untuk mencapai standar mutu yang diharapkan oleh para guru, Yayasan Ummi
telah membangun sistem pembelajaran Alquran berbasis mutu dengan melakukan
standarisasi input, proses dan outcome. Semua standardisasi terangkum dalam 7 (tujuh)
program dasar Metode Ummi, antara lain: Tashih, Tahsin, Sertifikasi, Pembina,
Pengawasan, Munaqosah dan Khataman (Azhari, 2019). Di sini, seorang guru yang
profesional berperan dalam mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi siswa
dalam belajar membaca Al-Qur'an.
Implementasi Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022 1691
Metode Penelitian
Pendekatannya adalah memperlakukan objek sebagai perspektif etik, atau
sebaliknya, memperlakukan objek sebagai perspektif emic (Prastowo, 2011). Oleh
karena itu, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Salah satu ciri pendekatan kualitatif adalah bersifat deskriptif. Menurut
(Yuliani, 2018), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mencari fakta dengan
interpretasi yang benar.
Alat pengumpul data adalah sebagai berikut. Pertama observasi. Pengamatan
disebut juga pengamatan, yaitu. memusatkan perhatian pada suatu objek dengan
seluruh indera Anda (Hasunah & Jannah, 2017). Kedua, wawancara. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan diteliti dan juga ketika peneliti
ingin mengetahui dari responden yang lebih dalam dan jumlah responden sedikit
(Sidiq, Choiri, & Mujahidin, 2019).
Ketiga, dokumentasi. Dokumentasi berasal dari kata document yang berarti
tulisan. Dengan melakukan metode dokumenter, peneliti meneliti benda-benda tertulis
seperti buku, jurnal, dokumen, resep, risalah rapat, catatan harian, dan sebagainya
(Nasution, 2016).
Sumber data berupa data primer dan data sekunder, sumber data primer yang
dipilih dalam penelitian ini adalah:
Sumber (informan), peristiwa atau kegiatan, tempat atau tempat. Sumber
informasi sekunder yang peneliti rujuk dalam hal ini adalah semua dokumen SDIT
Nurul Islam Tengaran, serta dokumen tertulis seperti tata tertib sekolah, jadwal
pelajaran, kurikulum, RPP, RPP, kalender akademik dan dokumen. berupa foto atau
video dan informasi lainnya - Lain-lain.
Dalam analisis data ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif
untuk mengolah data mentah yang diperoleh dari lapangan untuk meningkatkan
pemahaman peneliti terhadap topik yang diteliti. Para peneliti menggunakan teknik
untuk menganalisis pola aliran (Sidiq et al., 2019). Pengumpulan data (Pengumpulan
data). Pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi dan wawancara yang masih
kompleks. reduksi data.
Hasil dan Pembahasan
Kata Ummi berasal dari kata Arab "ummun" yang berarti "ibuku" dengan
tambahan "ya mutakallim". Pemilihan nama Ummi juga untuk menghormati dan
merayakan jasa sang ibu. Oleh karena itu pendekatan dalam pembelajaran metode
Quran Ummi adalah pendekatan bahasa ibu. Dan dapat disimpulkan bahwa Metode
Ummi adalah metode belajar membaca dan menghafal Al-Quran dalam bahasa ibu.
Dalam pembelajaran Al-Qur'an metode ummi dilakukan secara tartil (pelan-
pelan) dan menggunakan tembang yaitu tembang ros yang memiliki dua nada dasar
tinggi dan rendah sehingga mudah dipahami terutama untuk pemula. Metode Ummi
merupakan metode yang cocok untuk perkembangan anak, baik perkembangan agama,
Sahroni, Ruwandi
1692 Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022
psikis maupun spiritualnya. Ciri utama metode Ummi adalah pembelajarannya
bertahap atau lambat. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Al-Muzammil 4,
artinya:"Dan bacalah Al-Qur'an secara perlahan." (QS. Al-Muzammil:
Ciri lainnya adalah metode ini menggunakan irama berkarat dengan nada tinggi
dan rendah. Dengan metode Ummi, anak lebih mudah mengikuti mata pelajaran Al
Quran. Selain ciri-ciri utama yang telah disebutkan di atas, metode ummi juga
memiliki beberapa keunggulan, antara lain metode ummi merupakan metode kualitatif.
Terdiri dari Buku Pra TK Jilid 1 - 6, Buku Ummi Remaja/Dewasa, Ghorib Al-Qur'an,
Tajwid Dasar dan Alat Peraga dan Metode Pembelajaran.
Kedua, guru yang berkualitas. Semua guru yang mengajar Metode Ummi
setidaknya harus lulus tiga jenjang, yakni Sertifikasi Guru Tashih, Tahsin dan Al-
Qur'an. Dan terakhir, Metode Ummi memiliki sistem berbasis kualitas. Dikenal
sebagai 10 pilar sistem mutu.
A. Sistem Mutu Metode Ummi
Sistem pembelajaran Alquran berbasis mutu Metode Ummi terdiri dari 10 pilar
sistem mutu. Untuk mencapai hasil yang berkualitas tinggi, semua praktisi Metode
Ummi memastikan bahwa mereka menerapkan 10 pilar Sistem Mutu. Antara satu pilar
kualitas dengan pilar lainnya merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
pelaksanaannya. Sepuluh pilar sistem kualitas pembelajaran Al-Quran dengan metode
Ummi adalah sebagai berikut:
1. Goodwill manajemen
Kesediaan, dukungan dan perhatian dari pimpinan lembaga atau
pengelola terhadap pembelajaran Al-Qur‟an.
2. Sertifikasi guru Metode Ummi
Semua guru Al-Qur‟an yang mengajarkan metode Ummi harus
sudah lulus tashih dan mengikuti pelatihan metodologi dan manajemen
pengelolaan pembelajaran Al-Qur‟an Metode Ummi.
3. Melakukan tahapan dengan baik dan benar
Melakukan tahapan pengajaran yang sesuai dengan karakteristik
objek yang akan diajar, dan tahapan yang sesuai dengan bidang apa yang
akan kita ajarkan, serta tahapan yang sesuai dengan problem kemampuan
orang baca Al-Qur‟an.
4. Memiliki target jelas dan terukur
Ada target yang jelas dan terukur dari ketercapaian tiap tahap sehingga
mudah dievaluasi ketuntasannya.
5. Mastery learning yang konsisten
Ketuntasan yang diharapkan dalam pembelajaran Al-Qur‟an Metode
Ummi adalah mendekati 100%. Khususnya pada jilid sebelum tajwid dan
gharib. Prinsip dasar dalam mastery learning adalah bahwa siswa hanya
boleh melanjutkan ke jilid berikutnya jika jilid sebelumnya sudah benar-
benar baik dan lancar.
Implementasi Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022 1693
6. Waktu pembelajaran yang memadai
Waktu yang dibutuhkan minimal 4-5 kali seminggu dan setiap
pertemuannya, pembelajaran dilaksanakan selama 60 menit serta akan
semakin sempurna hasilnya jika ada tambahan latihan mandiri.
7. Rasio guru dan siswa yang proporsional
Rasio yang ideal dalam belajar membaca Al-Qur‟an adalah seorang
guru mengajar 10 siswa atau maksimal 15 siswa.
8. Kontrol internal dan eksternal
Kontrol mutu yang dilakukan oleh internal atau koordinator Ummi di
lembaga pendidikan dan kontrol eksternal dari Ummi Foundation wilayah
kabupaten/kota serta dari Ummi Foundation pusat.
9. Progress report siswa
Sistem mutu pembelajaran Al-Qur‟an Metode Ummi dibuat agar
setiap siswa mendapat pelayanan terbaik selama proses pembelajaran
berlangsung, sehingga evaluasi detail setiap siswa dan setiap periodik
harus dilakukan oleh guru dan manajemen, baik evaluasi harian,
mingguan, bulanan, saat kenaikan jilid, maupun ujian akhir (munaqasyah)
siswa.
10. Koordinator Al-Qur‟an yang handal
Peran aktif dan skill yang baik dalam memimpin segala sumber daya
yang ada di lembaga, mampu memecahkan masalah dan disiplin
administrasi merupakan standar yang harus dimilki seorang koordinator /
kepala lembaga pendidikan Al-Qur‟an seperti TPQ, TKA dan lain-lain.
B. Konsep Dasar Metode Ummi
Saat belajar Al-Quran metode Ummi dilakukan secara tartil (pelan-pelan) dan
menggunakan 1 lagu yang merupakan lagu mawar dengan dua nada dasar tinggi dan
rendah sehingga mudah dipahami terutama untuk pemula. Karena membaca Al-
Qur'an dengan tartil (pelan-pelan) merupakan anjuran Allah SWT bagi umat Islam,
yang menurut firman-Nya adalah sebagai berikut:
Artinya: “Atau lebih dari setengahnya. Dan baca Al Quran pelan-pelan.” (Q.S.
Al-Muzzammil 4).
C. Kelebihan Metode Ummi
Metode Ummi memiliki tiga keunggulan yaitu:
a) Sederhana, Metode Ummi dirancang agar mudah dipelajari siswa,
mudah diajarkan oleh guru dan mudah diimplementasikan dalam
pembelajaran baik di sekolah formal maupun informal.
b) Yang menggelikan, Metode Ummi dilaksanakan melalui pembelajaran
yang menarik dan menggunakan pendekatan yang menyemangati untuk
menghilangkan kesan putus asa dan takut belajar Al-Qur'an.
c) Menyentuh Hati: Pengajar yang mengajarkan metode Ummi tidak
hanya memberikan materi teori pembelajaran Al-Qur'an, tetapi juga
menyampaikan kandungan moral Al-Qur'an yang diterjemahkan ke
dalam sikap saat belajar mengajar.
Sahroni, Ruwandi
1694 Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022
D. Tahapan Pembelajaran Metode Ummi
Tahapan pengajaran Al-Qur'an dengan metode Ummi harus
diselesaikan secara berurutan (Hasunah & Jannah, 2017).
1) Pembukaan. Pembukaan merupakan kegiatan bersyarat dimana siswa
siap belajar, dilanjutkan dengan salam dan membaca doa pembukaan
untuk belajar Al-Qur’an bersama.
2) Apersepsi. Apersepsi adalah pengulangan materi yang diajarkan
sebelumnya untuk menghubungkannya dengan materi yang diajarkan
hari ini.
3) Penanaman konsep. Penanaman konsep adalah proses menjelaskan
materi/topik yang diajarkan hari ini.
4) Pemahaman konsep. Pemahaman konsep adalah pemahaman anak
terhadap konsep yang diajarkan melalui latihan anak dalam contoh-
contoh yang ditulis di bawah topik.
5) Latihan/keterampilan. Pemahaman konsep adalah pemahaman anak
terhadap konsep yang diajarkan melalui latihan anak dalam contoh-
contoh yang ditulis di bawah topik.
6) Asesmen. Asesmen adalah pengamatan dan penilaian individu terhadap
kemampuan dan kualitas membaca anak terhadap buku prestasi.
7) Penutup. Penutup adalah pengondisian anak untuk tetap tertib kemudian
membaca do‟a penutup dan diakhiri dengan salam penutup dari ustadz
atau ustadzah.
E. Langkah-Langkah Guru Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Metode
Ummi
Sebagai Koordinator SDIT Metode Ummi, Nurul Islam, Ust. Wasito,
S.Pd bahwa langkah guru dalam mengembangkan metode pembelajaran Al-
Qur'an Ummi adalah sebagai berikut:
Menurut Ummi, desain tempat kerja/duduk guru dan siswa berbentuk
U, dan setiap siswa harus menggunakan meja atau meja lipat sesuai anjuran
Ummi pusat. Durasi kelas pengucapan di sekolah Ummi ini adalah 70 menit
dan terdapat 8-18 siswa per guru. Itu berarti satu guru mengajar 8-18 siswa.
Pelajaran mengaji memiliki model pembelajaran yang berbeda-beda, yaitu
ada yang privat/perorangan, pandangan bacaan klasik, kemudian ada bacaan
dan tontonan dan bacaan murni, ada juga yang klasik individual. Sekolah
kami biasanya menggunakan membaca dan mendengarkan klasik. Jadi bagi
kami tidak ada perubahan atau penambahan urutan buku pelajaran yang
diajarkan oleh para guru di sekolah ini. Menurut pedoman Yayasan Ummi
mengikuti aturan yang ditetapkan oleh Ummi sendiri yaitu dari Bagian I, lalu
II, lalu III, lalu IV, lalu V, lalu VI, lalu Al-Qur'an. dari Bab I sampai V,
kemudian ditetapkan Gharib dan terakhir ditetapkan Tajwid. Mahasiswa
Implementasi Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022 1695
manapun bisa mengambil jilid asalkan terlebih dahulu diuji oleh koordinator
ummi. Di sekolah ini para siswa diuji oleh saya dan ustadzah Susi sebagai
koordinator putri. Sistem pembelajaran di sekolah ini adalah satu jam per
kelas. Misalnya ini hari senin, sesi atau pelajaran pertama khusus untuk
semua siswa atau siswa kelas 3 SD.
F. Proses Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an Metode
Ummi
Kelompok-kelompok dibagi ke dalam kelas-kelas di sekolah ini
menurut kelas dan ukurannya. Dikarenakan jumlah siswa sekolah ini yang
cukup banyak, maka pembagian kelompok masih berdasarkan kelas, namun
dibagi menjadi beberapa kelompok tergantung volume. Seperti kelas 3a
digabungkan dengan kelas 3b dengan volume yang sama. Kelas 3b
terkadang dikelompokkan bersama dengan kelas 3c/d dst. Yang jelas, jika
para siswa ini mempelajari ayat-ayat Al-Qur'an yang sama dan/atau ayat-
ayat yang berdekatan, mereka akan dikelompokkan menjadi satu, terlepas
dari apakah mereka siswa kelas 3a, 3b, 3c, 3d atau 6e. . Jadi di kelompok
belajar Al-Quran hanya kelas 3.
Semua kelompok pengajian Ummi Al-Qur'an yang diselenggarakan di
sekolah ini menggunakan alat bantu visual seperti kumpulan bahan kajian
Ummi untuk santri yang dicetak dan dijilid dalam ukuran besar. Dukungan
ini hanya dapat diperoleh dari Umm pusat dan melalui koordinator masing-
masing daerah.
Alat peraga diletakkan di papan tulis atau disajikan di stand khusus
untuk mempelajari Umm Al-Quran. Endorsement Ummi sepanjang 20
halaman. Jadi jika satu halaman dibaca dalam satu hari, bacaan bisa selesai
dalam 20 hari.
Durasi kelas promosi ummi yang dilakukan di sekolah ini adalah 70
menit ketika standar ummi hanya 60 menit, tetapi 10 menit kami gunakan
untuk berjalan atau pindah tempat anak-anak untuk mengaji, melatih siswa
dll. Jadi perhitungannya: 10 menit pembukaan, 10 menit menghafal surat-
surat pendek (Juz Amma) sesuai tujuan Ummi. 15 menit untuk
menampilkan Umm klasik, 30 menit untuk membaca dan menonton, dan 5
menit untuk menutup. Mengenai langkah-langkahnya, ketika belajar Al
Quran Ummi di sekolah ini, doa harus dibacakan sebelum memulai
pelajaran yang tertulis di modul. Setelah itu setelah mengkaji materi lama,
ada alat peraga untuk langkah selanjutnya, penanaman konsep materi baru
yang akan diajarkan, dan pemahaman konsep serta praktek atau
keterampilan, setelah itu santri membaca Kitab Ummu secara klasikal,
membaca dan mengamati . bersama Dan menyesuaikan dengan keadaan
masing-masing kelompok.
Sahroni, Ruwandi
1696 Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022
G. Teknik Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Ummi.
Sebagai koordinator Ummi Ust. Wasito bahwa teknik guru dalam
mengevaluasi pembelajaran Al Quran di SDIT Nurul Islam adalah sebagai
berikut:
1) Evaluasi Harian/Evaluasi Individu
Guru ummi melakukan tes membaca materi ummi setiap siswa pada
setiap akhir pelajaran konser ummi. Setelah itu guru ummi mencatat
prestasi membaca siswa, dan bila perlu membuat catatan tambahan dan
menambahkan inisial siswa dalam buku prestasi ummi sesuai dengan
urutan peringkat dan kemampuan siswa. Kriteria penilaian adalah sebagai
berikut
Tabel 1
Kriteria Penilaian Metode Ummi
Kriteria Penilaian
Skor
Betul semua, lancar
A
Betul semua, kurang lancar
A-
Salah satu
B+
Salah dua
B
Salah tiga
B-
Salah lebih dari tiga
C
2) Evaluasi kenaikan jilid
Sebelum ujian kenaikan volume, guru ummi meminta siswa yang
menyimpan bacaan materi ummi di bagian bawah halaman yang mereka
simpan di kaset yang mereka pelajari untuk berlatih/mengulangi bacaannya
hingga lima enam halaman sehari. Hal ini tergantung dari kemampuan
masing-masing anak. Setelah selesai, guru ummi meminta murid-muridnya
untuk melapor kepada koordinator ummi. Kemudian koordinator ummi
meminta para santri untuk membaca kitab ummi yang telah mereka
pelajari. Jika kemudian siswa tersebut banyak melakukan kesalahan
membaca, maka dia harus mengoreksi atau mengulangi bacaan tersebut dari
sisi yang salah kepada guru umminya. Kemudian dia baru kembali ke
kordinator ummi untuk melanjutkan tes yang lebih keras dan seterusnya
sampai dia lulus atau pindah ke yang lebih keras lagi. Durasi tes phonics
kurang lebih lima menit untuk setiap siswa dan tergantung pada
kemampuan siswa dalam membaca phonics yang dipelajari.
Saya diberitahu tentang hasil wawancara. Wasito dalam kaitannya
dengan teknik guru mengevaluasi pembelajaran Al-Qur'an melalui metode
Ummi peneliti melakukan pengamatan langsung, dari pengamatan peneliti
melihat bahwa apa yang diungkapkan oleh ust. Wasito benar karena
peneliti sendiri yang melihat evaluasi harian dan evaluasi pertambahan
volume dilakukan menurut Usti. Wasito Dan ada sekelompok siswa yang
Implementasi Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022 1697
diminta guru Ummu, menggunakan informasi di buku prestasi mereka,
untuk mengulang bacaan buku Ummu lima sampai enam kali.
H. Dampak Penerapan Metode Ummi terhadap kemampuan membaca
Al-Qur’an
Berdasarkan hasil observasi peneliti terpilih diketahui bahwa
penerapan metode Ummi di SDIT Nurul Islam Tengaran berpengaruh
terhadap kemampuan membaca Alquran siswa. Karena setelah menerapkan
metode Ummi dalam pembelajaran Al-Qur'an, maka bacaan para santri
akan baik, benar dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Yayasan
Ummi (Hadinata, 2021). Hal ini didukung oleh data yang diperoleh dari
observasi terpilih. Sebanyak 60% siswa membaca Al-Qur'an pada tingkat
yang sangat tinggi. Sementara itu, hingga 30% siswa memiliki
keterampilan membaca Al-Qur'an. Hingga 10% dari siswa cukup baik
untuk membaca Al-Qur'an. Beberapa data observasi dapat dilihat pada
lampiran. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
SDIT Nurul Islam Tengalan dapat membaca Al Quran dengan sangat baik.
Hasil pengujian di atas sesuai dengan yang dilaporkan oleh
Koordinator Ummi Ust. Wasito mengatakan pengaruh penerapan metode
Ummi terhadap kemampuan siswa SDIT Nurul Islam Tengaran sangat baik.
Dari hasil wawancara dengan Koordinator SDIT Ummi Nurul Islamic
Tengaran, dapat dikatakan tentang dampak penerapan metode Ummi
terhadap kompetensi Al-Quran siswa.
1) Daya serap
Daya serap murid pada sekolah ini terhadap pembelajaran Al-
Qur'an Metode Ummi secara holistik merupakan baik. Lantaran jumlah
murid yg mempunyai daya serap kurang pada satu gerombolan Ummi
hanya satu atau 2 anak. Dan akan didrill sang pengajar Ummi-nya.
2) Kualitas bacaan Al-Qur’an
Kualitas bacaan Al-Qur'an murid mengalami peningkatan yaitu
berdasarkan belum sanggup sebagai sanggup & berdasarkan belum
faham sebagai faham, & itu kelihatan waktu menghafal Al-Qur'an
tahfidz pagi pada sekolah, & berdasarkan bacaan Al-Qur'annya.
Kemudian, murid lebih gampang tahu baik berdasarkan segi makhorijul
huruf, tajwid, & ghorib. Dan lagu murid pada membaca Al-Qur'an
sebagai lebih tertata.
Dari output wawancara Ust. Wasito tentang pengaruh penerapan
Metode Ummi pada SDIT Nurul Islam Tengaran terhadap kemampuan
membaca Al-Qur'an murid diatas, mka peneliti melakukan observasi
langsung. Dari output observasi yg dilakukan peneliti melihat bahwa apa
yg diungkapkan sang Ust. Wasito diatas sahih adanya, lantaran peneliti
melihat sendiri masih ada beberapa murid yg diminta gurunya buat
Sahroni, Ruwandi
1698 Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022
mengulang bacaan dalam esok harinya. Dan masih ada beberapa murid
yg dalam mulanya belum faham aturan tajwid dalam bacaan Al-Qur'an
sebagai faham. Dan sanggup membaca Al-Qur'an menggunakan baik &
sahih berdasarkan sisi tajwid, makhorijul huruf, gharib dan nadanya
tertata (Hadinata, 2021).
I. Dampak Penerapan Metode Ummi Terhadap Kemampuan Membaca
Al- Qur’an Siswa
Suatu aktivitas pembelajaran dikatakan berhasil apabila bisa
terealisasi & tercapai semua tujuan pembelajaran menggunakan baik. Dan
dikatakan juga bahwa suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil, jika
mempunyai imbas atau perubahan yang krusial & terlihat pada diri siswa
selesainya proses pembelajaran tadi. Dampak atau perubahan selesainya
proses pembelajaran tadi bisa ditinjau berdasarkan tolak ukur atau
parameter yg dirumuskan pada pembelajaran. Dan yg sebagai tolak ukur
keberhasilan suatu proses pembelajaran (Djamarah & Zain, 2006)
1. Daya serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual juga kelompok.
2. Perilaku yang dijabarkan dalam tujuan pembelajaran dicapai oleh siswa
secara individu dan kelompok.
Sebagaimana juga dampak penerapan Metode Ummi yang terlihat di
SDIT Nurul Islam Tengaran adalah:
1. Daya serap murid terhadap bahan ajar Al-Qur‟an Metode Ummi secara
holistik merupakan baik.
2. Perilaku yang digariskan pada tujuan pembelajaran yaitu kualitas bacaan
Al-Qur‟an murid mengalami perubahan secara signifikan menurut segi
fashahah, tajwid & lagu.
Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran Al-Quran Metode Ummi dilakukan secara tartil &
memakai 1 lagu yaitu lagu ros menggunakan 2 nada dasar tinggi & rendah sebagai
akibatnya gampang difahami terutama sang pemula. Metode Ummi ini didesain
menggunakan singkat & gampang difahami anak-anak lantaran didesain sinkron
menggunakan perkembangan murid. Pembelajaran Al-Qur'an menggunakan Metode
Ummi mengunakan mekanisme menjadi berikut; Pembukaan, Pembukaan merupakan
aktivitas pengondisian para murid buat siap belajar, dilanjutkan menggunakan salam
pembuka & membaca doa pembuka belajar Al-Qur‟an beserta sama. Apersepsi,
Apersepsi merupakan mengulang pulang materi yg sudah diajarkan sebelumnya buat
bisa dikaitkan menggunakan materi yg akan diajarkan dalam hari ini. Penanaman
konsep, Penanaman konsep merupakan proses menyebutkan materi utama bahasan yg
akan diajarkan dalam hari ini. Pemahaman konsep, Pemahaman konsep merupakan
memahamkan pada anak terhadap konsep yg sudah diajarkan menggunakan cara
Implementasi Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022 1699
melatih anak buat model-model yg tertulis pada bawah utama bahasan. Keterampilan,
Keterampilan atau latihan merupakan melancarkan bacaan anak menggunakan cara
mengulang-ulang model atau latihan yg terdapat dalam laman utama bahasan atau
laman latihan. Evaluasi, Evaluasi merupakan pengamatan sekaligus evaluasi melalui
kitab prestasi terhadap kemampuan & kualitas bacaan anak satu persatu & terakhir
merupakan Penutup, Penutup merupakan pengondisian anak buat permanen tertib lalu
membaca doa epilog & diakhiri menggunakan salam epilog berdasarkan ustadz atau
ustadzah.
Sahroni, Ruwandi
1700 Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022
BIBLIOGRAFI
Azhari, Naufal. (2019). Pengaruh Metode Ummi Terhadap Kemampuan Membaca Al-
Qur’an Pada Santri Di TPQ Al Hikmah Bandar Lampung. UIN Raden Intan
Lampung. Google Scholar
Azra, Azyumardi. (2006). Islam in the Indonesian world: an account of institutional
formation. Mizan Pustaka. Google Scholar
Departemen Agama, R. I. (2004). Desain Pengembangan Madrasah. Jakarta:
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. Google Scholar
Djamarah, Syaiful Bahri, & Zain, Aswan. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 46. Google Scholar
Hadinata, Sumarlin. (2021). 60-79 Implementasi Pembelajaran Al-Qur’an Dengan
Metode Ummi terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Bagi Anak Usia 7-13
Tahun. Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam Dan Isu-Isu Sosial, 19(1). Google
Scholar
Harun, Maidir, & Munawiroh. (2007). Kemampuan baca tulis al-Qur’an siswa SMA.
Puslitbang Lektur Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Departemen Agama RI.
Google Scholar
Hasunah, Umi, & Jannah, Alik Roichatul. (2017). Implementasi Metode Ummi dalam
Pembelajaran Alquran pada Santri di Pondok Pesantren Salafiyah Al-Mahfudz
Seblak Jombang. Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 160175. Google Scholar
Hermanto, Bambang. (2020). Perekayasaan sistem pendidikan nasional untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Foundasia, 11(2). Google Scholar
Husnawati, Husnawati. (2020). Efektivitas penerapan metode wafa dalam
pembelajaran Al-Qur’an di kelas III Uwais SDIT Anak Sholeh Mataram Tahun
Pelajaran 2019/2020. UIN Mataram. Google Scholar
Indriana, Dina. (2011). Mengenal ragam gaya pembelajaran efektif. Yogyakarta:
Divapress. Google Scholar
Mubarak, Hafiz. (2013). Upaya Guru Al-Qur’an Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Membaca Al-Qur’an Di Sdit Ukhuwah Banjarmasin. Jurnal Studia Insania, 1(1),
3951. Google Scholar
Nasution, Hamni Fadlilah. (2016). Instrumen penelitian dan urgensinya dalam
penelitian kuantitatif. Al-Masharif: Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Keislaman, 4(1),
5975. Google Scholar
Prastowo, Andi. (2011). Metode penelitian kualitatif dalam perspektif rancangan
penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Google Scholar
Implementasi Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Syntax Idea, Vol. 4, No. 12, Desember 2022 1701
Rifa’i, Ahmad. (2018). Implementasi Metode Ummi untuk Meningkatkan Kualitas
Membaca Al-Quran di SDIT Ihsanul Amal Alabio. Al-Madrasah: Jurnal
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Google Scholar
Sidiq, Umar, Choiri, Miftachul, & Mujahidin, Anwar. (2019). Metode penelitian
kualitatif di bidang pendidikan. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1228. Google Scholar
Wijayanti, Lusi Kurnia. (2016). Penerapan metode Ummi dalam pembelajaran Al-
Qur’an pada orang dewasa untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an
di Lembaga Majlis Qur’an (MQ) Madiun. Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim. Google Scholar
Yuliani, Wiwin. (2018). Metode penelitian deskriptif kualitatif dalam perspektif
bimbingan dan konseling. Quanta, 2(2), 8391. Google Scholar
Copyright holder:
Sahroni, Ruwandi (2022)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: