Syntax
Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�
Vol. 4, No. 12, Desember 2022
PENERAPAN BUSINESS CHECK UP UNTUK PEMETAAN
UMKM
Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia-Makassar, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana memetakan UMKM binaan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)
Sulawesi Selatan menggunakan business checkup. Penggunaan business check-up untuk
mengetahui kondisi kesehatan bisnis, mengidentifikasi masalah dan sumber masalah dalam bisnis. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis radar. Radar
Chart adalah metode grafik untuk menampilkan
data multivariabel dalam bentuk grafik dua
dimensi dari tiga atau lebih
variabel kuantitatif yang direpresentasikan pada suatu sumbu yang dimulai dari titik yang sama. Sebanyak 50 UMKM mengisi business checkup yang mengacu
pada pengembangan 8 aspek usaha UMKM yang meliputi aspek kemandirian, aspek inovasi, aspek keberanian mengambil risiko, aspek proaktif menangkap peluang dan pasar, aspek pemasaran, aspek operasional, aspek keuangan dan aspek SDM. Kesimpulan yang dapat diambil dari penerapan
analisis radar dalam mengevaluasi kinerja atau pemetaan UMKM PLUT Sulsel adalah 8 aspek business checkup UMKM berada
pada kategori baik. (radar3-4),
kecuali aspek finansial, berada dalam kategori cukup (radar 2-3). Aspek tertinggi adalah aspek inovasi dengan
nilai 3,67; kemudian aspek proaktif dengan nilai 3,56; kemudian aspek kemandirian dengan nilai 3,48; berikutnya adalah aspek pemasaran
dengan nilai 3,34; aspek SDM dengan nilai 3,30; aspek keberanian dengan nilai 3,28, aspek operasional dengan nilai 3,04 dan terendah adalah aspek keuangan
dengan nilai 2,74. Berdasarkan hasil tersebut, direkomendasikan untuk meningkatkan kinerja UMKM binaan PLUT Sulawesi
Selatan dalam aspek keuangan.
Kata kunci:
Pemetaan; Business Check Up; Radar Chart; UMKM
Abstract
The
problem in this research is how to map MSMEs assisted by the Center of Integrated
Services (CIS) SMESCo South Sulawesi using a business
check-up. The use of business check-ups to determine the health condition of
the business, and identify problems and sources of problems in the business.
This research is a quantitative descriptive study using radar analysis. Radar
charting is a graphical method for displaying multivariable data in the form of
a two-dimensional chart of three or more quantitative variables represented on
an axis starting from the same point. A total of 50 MSMEs filled out a business
check-up which refers to the development of 8 MSME business aspects which
include aspects of independence, aspects of innovation, aspects of courage to
take risks, aspects of proactively capturing opportunities and markets,
marketing aspects, and operational aspects., financial aspects, and HR aspects.
The conclusion from the application of radar analysis in mapping MSMEs assisted
by the SMESCo Center of Integrated Services (CIS)
South Sulawesi shows that 8 aspects of MSME business check-ups are in a good
category (radar 3-4), unless the financial aspect is in the sufficient category
(radar 2-3). The highest aspect is the innovation aspect with a value of 3.67
and the lowest is the financial aspect with a value of 2.74. Based on these results,
it is recommended to improve the performance of MSMEs assisted by the Center of
Integrated Services (CIS) SMESCo South Sulawesi in
the financial aspect.
Keywords: Mapping,
Business Checkup, Radar Chart, MSME
Pendahuluan
Fakta menunjukkan bahwa potensi
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memberikan kontribusi yang sangat
signifikan bagi pembangunan nasional. Keberadaan UMKM sepanjang sejarah
perekonomian indonesia terbukti menjadi penopang perekonomian nasional, baik di
saat krisis ekonomi maupun menghadapi dampak pandemi COVID-19.
Peran UMKM tidak lepas dari
jumlah yang sangat besar dan tersebar luas di seluruh Indonesia. Kementerian
Koperasi dan UKM Republik Indonesia mencatat hingga akhir tahun 2019 jumlah
UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau
senilai 8.573,89 triliun rupiah. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia
meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja dan dapat mengumpulkan
hingga 60,4% dari total investasi (Limanseto, 2021).
Banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan UMKM. Sebuah studi dari
(Nicolescu, 2009), kemampuan UKM untuk bertahan dan
berkembang tergantung pada faktor internal seperti skala usaha, kepribadian
pemangku kepentingan, latar belakang pendidikan, dan budaya perusahaan
(pelatihan internal), yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas dan inovasi
perusahaan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor di luar perusahaan seperti
akses permodalan dan lingkungan kebijakan, baik kebijakan pemerintah maupun kondisi
perekonomian suatu negara.
Studi (Wang, Tsang, Zhang, Tao, & Shing, 2020) juga menunjukkan
bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan kecil, antara lain
pengaruh faktor internal dan eksternal. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan
tergantung pada kemampuan mengelola kedua faktor tersebut melalui analisis
faktor lingkungan serta pembentukan dan implementasi strategi bisnis.
Oleh karena itu, pemberdayaan
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sangat penting untuk mendorong
berkembangnya jiwa kewirausahaan dan pengelolaan usaha yang baik. Perkembangan
UKM selain faktor lingkungan juga sangat bergantung pada keinginan dan motivasi
pelaku usaha dengan mengubah pola pikir bisnis hanya untuk menutupi kebutuhan
menjadi wirausaha atau wirausaha.
Pembuat kebijakan harus
memetakan potensi usaha pelaku UMKM berdasarkan sektor unggulan. Pemetaan ini
sangat penting dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan
mengutamakan kewilayahan dan pemerataan. Begitu juga dengan UMKM sebagai
pengusaha harus mampu melakukan analisis yang komprehensif terkait dengan
usahanya.
Pemetaan bisnis pada dasarnya
menggambarkan keberadaan suatu bisnis atau gambaran bisnis yang dijalankan.
Pemetaan dilakukan dengan analisis mendalam terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja UMKM. Hasil pemetaan UMKM menjadi masukan untuk
peningkatan kinerja dan sebagai dasar perumusan kebijakan untuk meningkatkan
peran UMKM di pasar domestik, regional dan internasional.
Permasalahan dalam penelitian
ini adalah bagaimana memetakan usaha UMKM yang menjadi binaan PLUT Sulawesi
Selatan dengan menggunakan business check up. Penggunaan business check-up
untuk mengetahui kondisi kesehatan bisnis, mengidentifikasi masalah dan
sumber masalah dalam bisnis. Sama seperti manusia yang melakukan pemeriksaan
kesehatan untuk memastikan tubuhnya baik-baik saja, pelaku usaha UMKM juga
perlu 'diperiksa' untuk memastikan kesehatannya. Di sinilah peran business
checkup, untuk melakukan inspeksi, memberikan umpan balik dan memberikan
arahan dan bimbingan terkait bisnis (Abbasi Montazeri et al., 2020).
Pemetaan bisnis dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan sistematis sehingga memudahkan pengambilan keputusan untuk pengelolaan dan pengembangan bisnis strategis. Pemetaan bisnis juga merupakan cara untuk menggambarkan
bisnis dengan jelas, salah satunya adalah mengukur kesehatan bisnis (Sarwo, 2021).
Semua pengusaha,
termasuk UMKM, ingin usahanya terus berkembang dan maju. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengukuran kesehatan usaha untuk mengetahui apakah usaha dalam
kondisi sehat atau sebaliknya. Pengukuran kesehatan merupakan suatu bentuk pengukuran pencapaian perusahaan dalam periode tertentu
yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan (Sutrisno, 2009).
Ada beberapa
aspek yang dijadikan bahan untuk melakukan
analisis kesehatan usaha. Dalam penelitian
ini digunakan 8 (delapan) aspek bisnis, antara lain aspek kemandirian, aspek inovasi, aspek keberanian mengambil risiko, aspek proaktif menangkap peluang dan pasar, aspek pemasaran, aspek operasional, aspek keuangan dan aspek SDM. Penentuan aspek pengukuran kesehatan usaha mengacu pada beberapa studi literatur terkait kompetensi kewirausahaan dan manajemen usaha.
Dalam dunia kesehatan,
pemeriksaan kesehatan bertujuan untuk mendeteksi secara dini jika ada
masalah kesehatan yang tersembunyi atau yang belum menunjukkan gejala, selain untuk menentukan tingkat kebugaran dan kesehatan secara umum. Begitu juga pada pemilik usaha dan pengelola usaha secara rutin akan
memastikan kesehatan usaha yang optimal.
Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa keberhasilan kinerja UMKM dipengaruhi oleh faktor individu dan lingkungan. Faktor individu berkaitan dengan kompetensi pelaku UMKM. Kompetensi mengacu pada kemampuan mengamati lingkungan dalam memilih peluang, memiliki keterampilan komunikasi, keterampilan teknis, dan memiliki kemampuan konseptual.
Faktor individu tergantung pada karakteristik
yang membedakan seorang wirausaha dengan wirausaha lainnya. Ciri-ciri wirausaha tersebut antara lain ciri-ciri wirausaha perorangan antara lain motivasi, niat, dan pengalaman dll, (Segal, Borgia, & Schoenfeld, 2010).
Penelitian (Nurdina & Ariprabowo, 2022)
menyatakan bahwa keberhasilan kinerja UKM berkaitan dengan kompetensi yang mengacu pada kemampuan mengamati lingkungan dalam memilih peluang, memiliki keterampilan komunikasi, keterampilan teknis, dan memiliki kemampuan konseptual.
Hakikat kewirausahaan
adalah proses kreatif dan inovatif yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
jiwa, sikap dan perilaku kewirausahaan. Menurut (Putri, 2017),
orang yang memiliki ciri atau jiwa, sikap
dan perilaku kewirausahaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) penuh percaya diri,
indikatornya penuh percaya diri, optimis,
berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab; (2) memiliki inisiatif, indikatornya penuh energi, gesit dalam
bertindak dan aktif; (3) memiliki motif berprestasi , indikatornya terdiri dari orientasi ke masa depan; (4) memiliki jiwa kepemimpinan,
indikatornya berani tampil beda, amanah,
dan tangguh dalam bertindak; dan (5) berani mengambil resiko yang diperhitungkan karena menyukai tantangan.
Keberhasilan kinerja
UKM dipengaruhi oleh faktor
individu dan lingkungan. Faktor individu berkaitan dengan kompetensi UKM. Kompetensi sangat
dibutuhkan dalam proses berwirausaha yang sangat mempengaruhi
kinerja UKM. Kompetensi mengacu pada kemampuan mengamati lingkungan dalam memilih peluang,
memiliki keterampilan komunikasi, keterampilan teknis, dan memiliki kemampuan konseptual (Nurdina & Ariprabowo, 2022).
Karakteristik wirausaha
yang membedakan seorang wirausahawan dengan wirausahawan lainnya mempengaruhi kompetensi wirausaha. Ciri-ciri wirausaha meliputi ciri-ciri wirausaha perorangan antara lain motivasi, niat, dan pengalaman, dsb (Segal et al., 2010).
Kajian tentang
pentingnya kewirausahaan dalam keberhasilan usaha, khususnya para pelaku UMKM dikemukakan antara lain (Covin & Wales, 2012)
bahwa keberhasilan dalam usaha memerlukan
basis kewirausahaan sebagai
penggerak organisasi. Beberapa orientasi kewirausahaan mencerminkan kecenderungan perusahaan untuk menjadi inovatif,
proaktif, berani mengambil risiko, otonom, dan kompetitif secara agresif.
Perkembangan UMKM erat kaitannya dengan keberadaan manajemen. UMKM perlu menerapkan berbagai fungsi manajemen agar dapat menjalankan usahanya secara teratur dan dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. Penelitian
(Ezizwita, Srihasnita, & Maivalinda, 2020)
menyimpulkan bahwa dalam hal pengelolaan
SDM, UMKM harus mempertahankan
jumlah tenaga kerja yang cukup dengan keterampilan yang memadai, dan menjaga hubungan baik dengan
pelanggan. Dalam hal manajemen produksi,
UMKM harus menjaga kemasan produk yang baik dan higienis dengan desain yang menarik serta memperhatikan
kelancaran proses produksi.
Dalam hal manajemen pemasaran, UMKM harus menjaga harga
produk yang terjangkau oleh
semua kalangan. Dalam hal pengelolaan
keuangan, UMKM harus melakukan pengelolaan dan pengawasan keuangan dengan baik untuk
mengatasi pengeluaran perusahaan dan mengajukan bantuan modal kerja kepada pemerintah untuk meningkatkan kinerja UMKM.
Metode Penelitian
Makalah Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis radar. Tujuan analisis menggunakan metode radar adalah untuk memberikan
gambaran yang komprehensif tentang posisi UMKM dan kemungkinan pengembangannya. Manfaat dari Spider atau Radar Chart adalah dapat mempermudah dalam membaca hasil
dari data yang telah dianalisa (Frischa, 2016).
�����������������������������������������������������������������������������������
Hasil dan Pembahasan
�����������
����������������������� ����������� Gambar.1
Radar Chart Business Check Up
Analisis radar memberikan wawasan jangka menengah dan panjang mengenai kondisi UMKM berdasarkan 8 aspek variabel pengembangan UMKM, yaitu aspek kemandirian, aspek inovasi, aspek keberanian mengambil risiko, aspek proaktif menangkap peluang dan pasar, aspek pemasaran, operasional. aspek, aspek keuangan dan aspek SDM.
Selanjutnya terdapat 8
aspek yang terungkap dalam indikator sebagai acuan penyusunan
instrumen. Jawaban soal skor 1-4 yaitu
1 = Sangat Tidak Setuju, 2
= Tidak Sesuai, 3 = Sesuai dan 4 = Sangat Sesuai. Rincian 8 aspek yang menjadi dasar penyusunan
instrumen business Check Up adalah
sebagai berikut:
Aspek |
Indikator |
Kemandirian |
1. Percaya diri |
2. Tahu tujuan hidup |
|
3. Prioritas bisnis |
|
4. Semangat mencoba |
|
5. Proaktif |
|
6. Pola pikir sukses |
Sumber (Fitriani & Rohita, 2019)
Aspek |
Indikator |
Inovasi |
1. Ide kreatif untuk produksi dan layanan |
2. Solusi efisien untuk masalah |
|
3. Bangga menciptakan sesuatu yang unik dan berharga |
|
4. Pelajar |
|
5. Perbaikan terus-menerus |
|
6. Peningkatan produktivitas |
Sumber:(Hendro, 2011)
Aspek |
Indikator |
Keberanian mengambil resiko |
1. Berinvestasi dalam pengembangan diri |
2. Suka tantangan |
|
3. Ambil pinjaman untuk pengembangan bisnis |
|
4. Mengurangi keuntungan untuk melayani konsumen |
|
5. Mengembangkan kemitraan |
|
6. Meluncurkan produk baru dengan
menilai risiko |
Sumber: (Saputri, 2017)
Aspek |
Indikator |
proaktif mengambil peluang |
1. Mencari kebutuhan konsumen |
2. Mencari informasi pengembangan bisnis |
|
3. Mengamati pesaing untuk pengembangan produk |
|
4. Menanyakan kualitas produk dan layanan kepada konsumen |
|
5. Alokasi dana untuk pemasaran |
|
6. Bergabunglah dengan komunitas yang mendukung |
Sumber: (Covey, 2001)
Aspek |
Indikator |
Pemasaran |
1. Mengetahui keunikan produk/jasa dan segmennya |
2. Memiliki alat pemasaran tradisional (papan nama, telepon khusus, dll.) |
|
3. Memiliki alat pemasaran modern
(media/platform sosial) |
|
4. Memiliki brand, logo,
motto bisnis, dan branding |
|
5. Evaluasi biaya |
|
6. Peningkatan produktivitas |
Sumber:(Armstrong, Adam, Denize, &
Kotler, 2014)
Aspek |
Indikator |
Operasional |
1.
Memiliki SOP |
2.
Miliki langganan pemasok |
|
3.
Miliki daftar nama pemasok potensial |
|
4.
Menjamin pelanggan menerima kualitas yang sama |
|
5.
Proses produksi memenuhi standar (PIRT, Halal,
SNI, ISO, BPOM, dll) |
|
6.
Evaluasi berkala proses produksi |
Sumber: (Ambarwati, 2020)
Aspek |
Indikator |
Keuangan |
1. Sumber pendapatan utama usaha |
2. Pisahkan keuangan bisnis dan pribadi |
|
3. Memiliki catatan kas |
|
4. Memiliki NPWP dan pelaporan berkala |
|
5. Memiliki laporan keuangan |
|
6. Mampu mengambil keputusan berdasarkan laporan keuangan |
Sumber: (Wahyudiati & Isroah, 2018)
Aspek |
Indikator |
Sumber daya manusia |
1. Bisnis tidak bergantung pada diri mereka sendiri |
2. Ketahui kekuatan/kelemahan Anda dan tim |
|
3. Diskusikan dengan tim evaluasi
bisnis |
|
4. Mengkomunikasikan target kepada tim |
|
5. Menempatkan tim sesuai kompetensi |
|
6. Tim memahami tujuan/target bisnis |
Sumber:(Afandi, 2018)
Penerapan analisis ini meliputi variabel-variabel
yang berkaitan dengan aspek karakteristik kewirausahaan dan manajemen UMKM berdasarkan tinjauan berbagai literatur. Selanjutnya menjabarkan poin-poin dari masing-masing aspek ke dalam
radar chart dan melihat posisi
aspek secara keseluruhan untuk mendapatkan gambaran kondisi bisnis UMKM.
Tabel 2
Kondisi UMKM Berdasakan
Analisis Chart Radar
Kondisi UMKM |
Posisi Pada Chart Radar |
Kurang |
Terletak pada interval pertama, atau lingkaran �yang paling
dekat dekat jari-jari |
Cukup |
Terletak pada interval kedua |
Baik |
Terletak pada interval ketiga |
Sangat Baik |
Terletak pada interval keempat atau lingkaran yang paling
jauh dengan jari-jari |
�����������������������
Pola rasio metode radar digambarkan dalam suatu lingkaran yang menyerupai suatu bentuk radar dimana jari-jari dan lingkaran tersebut merupakan suatu jarum penunjuk yang diarahkan terhadap aspek-aspek yang mencerminkan suatu kinerja bisnis UMKM, yang artinya ���bahwa jika aspek-aspek karakteristik kewirausahaan dan manajemen yang dihasilkan UMKM menunjukkan nilai mendekati sumbu radar maka UMKM dikategorikan dalam kinerja jelek, dan begitu pula sebaliknya.Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) binaan PLUT Sulawesi Selatan. Sebanyak 50 UMKM mengisi business checkup dengan mempertimbangkan setiap informasi terkait individu dan situasi bisnis yang dijalankan saat ini. Pemetaan UMKM ini menggunakan radar chart yang sangat cocok digunakan untuk melihat perkembangan kinerja atau kualitas manusia. Radar Chart adalah metode grafik untuk menampilkan data multivariabel dalam bentuk grafik dua dimensi dari tiga atau lebih variabel kuantitatif yang direpresentasikan pada suatu sumbu yang dimulai dari titik yang sama.
Data tersebut berupa perkembangan 8 aspek usaha UMKM yang meliputi aspek kemandirian, aspek inovasi, aspek keberanian mengambil risiko, aspek proaktif menangkap peluang dan pasar, aspek pemasaran, aspek operasional, aspek keuangan dan SDM. Aspek skor diperoleh dengan mengalihkan rating pada setiap indikator variabel dikalikan dengan nilai bobot. Data yang terkumpul dihitung dengan analisis rasio radar yang kemudian diplot ke dalam diagram radar sehingga mudah untuk mengevaluasi kinerja masing-masing UMKM kemudian diakumulasikan menjadi radar kelompok.
Gambar.2
Radar Chart Business Check Up Kelompok
UMKM Binaan PLUT Sulawesi Selatan
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil
dari penerapan analisis radar dalam mengevaluasi kinerja atau pemetaan UMKM binaan PLUT Sulawesi Selatan adalah
8 aspek pemeriksaan usaha UMKM berada pada kategori baik (radar 3-4), kecuali untuk aspek
keuangan dalam kategori cukup (radar 2-3). Aspek tertinggi adalah aspek inovasi
dengan nilai 3,67; kemudian aspek proaktif dengan nilai 3,56; kemudian aspek kemandirian dengan nilai 3,48; berikutnya adalah aspek pemasaran dengan nilai 3,34; aspek SDM dengan nilai 3,30; aspek keberanian dengan nilai 3,28, aspek operasional dengan nilai 3,04 dan terendah adalah aspek keuangan
dengan nilai 2,74.
Bibliografi
Abbasi Montazeri, Effat, Khosravi, Azar Dokht, Saki,
Morteza, Sirous, Mehrandokht, Keikhaei, Bijan, & Seyed-Mohammadi, Sakineh.
(2020). Prevalence Of Extended-Spectrum Beta-Lactamase-Producing
Enterobacteriaceae Causing Bloodstream Infections In Cancer Patients From
Southwest Of Iran. Infection And Drug Resistance, 1319�1326.Google Scholar
Afandi,
Pandi. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep Dan Indikator). Riau:
Zanafa Publishing. Google Scholar
Ambarwati,
Rita. (2020). Buku Ajar Manajemen Operasional Dan Implementasi Dalam Industri. Umsida
Press, 1�947. Google Scholar
Armstrong,
Gary, Adam, Stewart, Denize, Sara, & Kotler, Philip. (2014). Principles
Of Marketing. Pearson Australia. Google Scholar
Covey,
Sean. (2001). The 7 Habits Highly Effective Teens (Alihbahasa: Saputra, Arvin).
Jakarta: Binarupa Aksara. Google Scholar
Covin,
Jeffrey G., & Wales, William J. (2012). The Measurement Of Entrepreneurial
Orientation. Entrepreneurship Theory And Practice, 36(4),
677�702. Google Scholar
Ezizwita,
Ezizwita, Srihasnita, Rita, & Maivalinda, Maivalinda. (2020). Strategi
Penguatan Manajemen Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Pada Industri Pengolahan
Makanan Ringan Di Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Sumbar. Menara Ilmu,
14(2). Google Scholar
Fitriani,
Riskia, & Rohita, Rohita. (2019). Penanaman Kemandirian Anak Melalui
Pembelajaran Di Sentra Balok. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 5(1),
290124. Google Scholar
Frischa,
Seflianawati. (2016). Studi Kebutuhan Kapal Perintis Sebagai Pendukung
Konektivitas Di Kepulauan Seribu. Universitas Darma Persada. Google Scholar
Hendro,
Ir. (2011). Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Google Scholar
Limanseto,
Haryo. (2021). Umkm Menjadi Pilar Penting Dalam Perekonomian Indonesia. Diambil
Dari Https://Ekon. Go.
Id/Publikasi/Detail/2969/Umkm-Menjadi-Pilar-Penting-Dalam-Perekonomian-Indonesia.
Google Scholar
Nicolescu,
Ovidiu. (2009). Main Features Of Smes Organisation System. Revista De
Management Comparat Internațional, 10(3), 405�413. Google Scholar
Nurdina,
Nurdina, & Ariprabowo, Tri. (2022). Penguatan Kompetensi Kewirausahaan Dan
Inovasi Produk Sebagai Penentu Kinerja Ukm. Bbm (Buletin Bisnis &
Manajemen), 8(1), 113�124. Google Scholar
Putri,
Ni Luh Wahyuni Widya. (2017). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat
Mahasiswa Untuk Berwirausaha Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas
Pendidikan Ganesha. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 9(1),
137�147. Google Scholar
Saputri,
Galuh Oktavia Dwi. (2017). Pengaruh Percaya Diri Dan Berani Mengambil Risiko
Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Umkm Makanan Ringan Di Kota Semarang (Studi
Kasus Pada Sentra Industri Kerupuk, Keripik, Peyek Dan Sejenisnya Di Kota
Semarang). Unika Soegijapranata Semarang. Google Scholar
Sarwo,
Edi. (2021). Strategi Fundraising Zakat, Infak, Dan Sedekah Dengan
Pendekatan Business Model Canvas (Studi Kasus Baznas Provinsi Sumatera Utara).
Umsu. Google Scholar
Segal,
Gerry, Borgia, Dan, & Schoenfeld, Jerry. (2010). Founder Human Capital And
Small Firm Performance: An Empirical Study Of Founder-Managed Natural Food
Stores. Journal Of Management And Marketing Research, 4, 1.
Google Scholar
Sutrisno,
Hadi. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep Dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonosia. Google Scholar
Wahyudiati,
Dinar, & Isroah, Isroah. (2018). Pengaruh Aspek Keuangan Dan Kompetensi
Sumber Daya Manusia (Sdm) Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(Umkm) Di Desa Kasongan. Jurnal Profita: Kajian Ilmu Akuntansi, 6(2).
Google Scholar
Wang,
Clement K., Tsang, S. W., Zhang, W., Tao, Y., & Shing, M. (2020). Wong. Entrepreneurial
Interest Of University Students In Singapore. Technovation, 24,
163�172. Google Scholar
Bahrul Ulum Ilham (2022) |
First
publication right: |
This
article is licensed under: |