How to cite:
Nuraeni,A., Erniyetty,D., (2022) Kadar Kolesterol Dengan Tekanan Darah Pasien Pasca Edukasi
Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok, (4) 11, https://doi.org/10.36418/syntax-
idea.v4i11.2019
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 4, No. 11, November 2022
KADAR KOLESTEROL DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN PASCA
EDUKASI HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA DEPOK
Ani Nuraeni, Dinda Erniyetty
Fakultas Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta 1, Indonesia
Email: [email protected], dindaerniyetty@poltekkesjakarta1.ac.id
Abstrak
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi (TD), jika tekanan sistolik meningkat dari
140mmHg dan tekanan diastole meningkat dari 90mmHg. Pencegahan komplikasi
hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan dan tanpa pengobatan untuk
mengendalikan kolesterol, tanpa pengobatan seperti melakukan pendidikan
kesehatan dengan penyuluhan rutin yang berfokus kepada pengendalian kolesterol
dan tekanan darah yang dilakukan oleh perawat. Prevelensi hipertensi pada
masyarakat berumur diatas 18 tahun di Indonesia sejumlah 34,11%, Setiap tahun
total penderita hipertensi akan mengalami peningkatan. Tujuan dilakukan penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar kolesterol dengan tekanan
darah pada pasien pasca edukasi hipertensi Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Depok Metode: desain penelitian ini adalah Cross Sectional serta menggunakan
analisis Chi Square. Hasil: Penelitian sebagian besar kolesterol normal 91 orang
(91,0%), hampir setengahnya 46 responden (46,0%) mengalami tekanan darah
sistolik sedang dan tekanan diastolik setengahnya normal sebanyak 63 responden
(63,0%). Kesimpulan: Hasil uji statistik menggunakan chi square di dapatkan P
value 0,013 dimana nilai (p<0,05) menyatakan terdapat hubungan yang bermakna
antara kadar kolesterol dengan tekanan darah diastolik pasien pasca edukasi
hipertensi di RSUD Kota Depok sedangkan tidak terdapat hubungan kadar
kolesterol dengan tekanan diastolik pada pasien pasce edukasi hipertensi.
Rekomendasi: menambahkan variabel yang mempengaruhi tekanan darah pada
pasien pasca edukasi hipertensi.
Kata Kunci: Kolesterol; Tekanan Darah; Pasca Edukasi Hipertensi
Abstract
Hypertension is high blood pressure (BP), if the systolic pressure increases from
140mmHg and the diastolic pressure increases from 90mmHg. Prevention of
complications of hypertension can be done with medication and without medication
to control cholesterol, without treatment such as conducting health education with
regular counseling that focuses on controlling cholesterol and blood pressure by
nurses. The prevalence of hypertension in people aged over 18 years in Indonesia is
34.11%. Every year the total number of people with hypertension will increase.
Objective: to determine the relationship between cholesterol levels and blood
pressure in patients after hypertension education at the Depok City General
Hospital Methods: the design of this study was cross sectional and used Chi Square
analysis. Result: Most of the study had normal cholesterol, 91 people (91.0%),
Kadar kolesterol dengan tekanan darah pasien pasca edukasi hipertensi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Depok
Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022 1609
almost half 46 respondents (46.0%) had moderate systolic blood pressure and half
normal diastolic blood pressure as many as 63 respondents (63.0%). Conclusion:
The results of statistical tests using chi square obtained a P value of 0.013 where
the value (p <0.05) stated that there was a significant relationship between
cholesterol levels and diastolic blood pressure of patients after hypertension
education at the Depok City Hospital while there was no relationship between
cholesterol levels and blood pressure. diastolic in patients post hypertension
education. Recommendation: add variables that affect blood pressure in patients
after hypertension education.
Keywords: Cholesterol; Blood Pressure; Post Hypertension Education
Pendahuluan
Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi jika tekanan sistolik meningkat
dari 140mmHg dan tekanan diastole meningkat dari 90mmHg (Bachrudin & Najib,
2016). Diagnosis Hipertensi dapat ditegakkan apabila telah dilakukan pengukuran
tekanan darah pada pasien setidaknya minimal 3 kali secara berulang dengan waktu
yang terpisah dan diperoleh hasil tekanan darah sistolik (TDS) melebihi 140 mmHg
sedangkan tekanan darah diastolik (TDD) yang didapatkan dengan hasil lebih dari
90mmHg (Pikir, 2015).
Laporan Hasil Riskesdas tahun 2018, menunjukkan prevelensi hipertensi pada
masyarakat berumur diatas 18 tahun di Indonesia sejumlah 34,11%. Sedangkan menurut
data riskesdas 2018 di Provinsi Jawa Barat, prevelensi hipertensi pada golongan 18
tahun sebesar 33,43%, empat wilayah yang mempunyai jumlah keseluruhan kasus
hipertensi terbawah ialah Kota Bekasi 28,13%, Bekasi 32,76%, Kota Depok 34,13%,
Kota Cirebon sebesar 36,39%. Temuan Riskesdas 2018 menunjukkan di Provinsi Jawa
Barat, kota Depok bahwa populasi berusia lebih dari 3 tahun berjumlah 3.291 dengan
kebiasaan konsumsi makanan berkolesterol >1/ hari sebesar 43,66%, 1-6x/minggu
46,68%, dan <3x/bulan sekitar 9,66%
Menurut (Black & Hawks, 2014), faktor risiko hipertensi terdiri dari faktor yang
bisa dimodifikasi serta tidak bisa dimodifikasi. Usia, jenis kelamin, serta genetik
menggambarkan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Sedangkan faktor yang bisa
dirubah merupakan gaya hidup yaitu merokok, nutrisi, kolesterol, stress, kegemukan,
konsumsi alkohol, dan kurang aktivitas fisik yang dapat menyebabkan hipertensi.
Kurangnya latihan fisik bisa menyebabkan kadar lipid pada tubuh meningkat dan dapat
meningkatkan kemungkinan penyakit jantung dan pembuluh darah (Maryati, 2017).
Tekanan darah meningkat karena berbagai faktor seperti salah satunya gaya hidup
yang modern. Pekerjaan setiap hari juga memakan banyak waktu sehingga orang jarang
berolahraga dan lebih suka mengkonsumsi makanan yang serba praktis yang
menyimpan banyak kolesterol, sehingga kadar kolesterol dalam tubuh meningkat
(Muhammad, 2011). Pada penderita tekanan darah tinggi, sering mengalami kadar
kolesterol meningkat yang menyebabkan plak berkembang dipermukaan dinding arteri.
Hal ini menyebabkan diameter pembuluh darah menyempit (aterosklerosis) (Solikin &
Muradi, 2020). Pada jurnal Hubungan Kadar Kolesterol pada Tekanan Darah Penderita
Ani Nuraeni, Dinda Erniyetty
1610 Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022
Hipertensi yang dikerjakan oleh (Maryati, 2017) terdapat kolerasi yang berarti antara
Kadar Kolesterol dengan tekanan darah pada penderita Hipertensi. Temuan menyatakan
sebagian besar 18 responden (52,9%) mempunyai kadar kolesterol sedang serta
mayoritas 14 responden (41,2%) memiliki hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2,
sedangkan pada Hipertensi Derajat 3 sebanyak 6 responden (17,6%).
Pencegahan komplikasi dapat dilakukan baik dengan pengobatan ataupun tanpa
pengobatan untuk menjaga kolesterol terkendali, tanpa pengobatan seperti melakukan
pendidikan kesehatan dengan penyuluhan rutin yang berfokus kepada pengendalian
kolesterol dan tekanan darah (Solikin & Muradi, 2020). Pengaturan hipertensi bisa
berupa pencegahan serta pengendalian hipertensi dengan cara melalui edukasi, setelah
memperoleh informasi yang akurat penderita hipertensi dapat menjalani pola hidup
sehat dan menurunkan penyakit degeneratif khususnya hipertensi dan penyakit
kardiovaskuler. Untuk meningkatkan pengetahuan tersebut pentingnya dilakukan
pendidikan kesehatan (edukasi) agar berpengaruh pada peningkatkan sikap dan perilaku
hidup sehat seseorang (Induniasih & Wahyu, 2017). Klien hipertensi akan dapag
meningkatkan perilaku gaya hidup melalui edukasi, seperti meminimalkan asupan
natrium, berhenti merokok, pengurangan stress, menyelesaikan aktivitas olahraga secara
ketat dan menurunkan berat badan untuk mempertahankan tekanan darah dalam
keadaan normal (Rendi, Wahyuni, & Warsono, 2017). Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa edukasi pasien akan membantu pasien mengurangi tekanan darah
serta meningkatkan pengetahuan dan sikap mereka (Adiatman & Nursasi, 2020).
Riset yang dikerjakan oleh (Islamiaty & Yuwindry, 2020) membahas mengenai
efektivitas penyuluhan kesehatan pada pasien hipertensi hasil menunjukkan bahwa
pasien hipertensi yang sudah diberikan penyuluhan kesehatan akan terjadi dari segi
perilaku individu serta tekanan darah. Menunjukkan bahwa adanya efektivitas
pendidikan kesehatan pada pasien hipertensi. Sedangkan penelitian (Andriani, Malini, &
Gusty, 2021) tentang manajemen diri pasien diabetes melitus tipe 2 pasca edukasi
terstruktur indonesian group-based development program di Puskesmas Lubuk Buaya
Padang dengan hasil penelitian ini menunjukkan terdapat manfaat terhadap diri sendiri
serta orang lain untuk mengikuti edukasi, dukungan keluarga yang adekuat, kemudahan
dalam mendapatkan informasi terkait kesehatan serta pelayanan kesehatan, keyakinan
pada diri serta dapat melaksanakan modifikasi perilaku sehat. Penelitian diatas sejalan
dengan teori (Notoatmodjo, 2012) bahwa pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi
pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang.
Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui sejauh mana efektivitas
pemberian pendidikan kesehatan pada pasien hipertensi, khususnya bila dikaitkan antara
kolesterol pasien. Karena belum banyak penelitian yang meneliti tentang kadar
kolesterol dengan tekanan darah pada pasien pasca edukasi hipertensi, sehingga
penelitian ini dilakukan agar dapat membuktikan apakah terdapat ”hubungan kadar
kolesterol dengan tekanan darah pasien pasca edukasi hipertensi.
Kadar kolesterol dengan tekanan darah pasien pasca edukasi hipertensi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Depok
Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022 1611
Metode Penelitian
Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain survei analitik dengan
pendekatan cross sectional yang bermaksud untuk melihat kolerasi antara faktor risiko
(independen) dengan akibat atau efek (dependen). Survei pontong lintang (cross-
sectional) adalah studi yang melihat kolerasi antara faktor risiko dengan efek dengan
menggunakan metode yang melibatkan pengamatan atau pengumpulan data pada waktu
yang bersamaan (point time approach) (Notoatmodjo, 2010).
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien hipertensi rawat jalan sudah
diberikan edukasi mengenai hipertensi oleh perawat satu bulan sebelumnya di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Depok, pasien menderita hipertensi ≥1 tahun di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Depok, pasien yang bersedia dilakukan pemeriksaan kadar
kolesterol dan tekanan darah dengan posisi duduk, mampu menbaca dan menulis,
bersedia sebagai responden.
Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah bukan pasien hipertensi
rawat jalan belum diberikan edukasi hipertensi oleh perawat satu bulan sebelumnya di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok, Pasien yang tidak menderita hipertensi ≥1
tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok, Pasien tidak bersedia dilakukan
pemeriksaan kadar kolesterol dan tekanan darah dengan posisi duduk, Tidak mampu
membaca dan menulis, dan tidak bersedia sebagai responden.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan data
primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara dan kuesioner yang
diberikan oleh peneliti kepada responden dan pengukuran secara langsung tekanan
darah dan kadar kolesterol pasien hipertensi, data sekunder didapatkan melalui rekam
medik untuk mengetahui pasien diagnosis hipertensi.
Melakukan pengambilan data sesuai dengan jumlah sampel yang dibutuhkan di
Poliklinik Jantung RSUD Kota Depok. Data diperoleh melalui data primer dan data
sekunder. Sebelum mendapatkan data primer, peneliti melakukan pengumpulan data
sekunder terlebih dahulu dengan melihat rekam medik yang sesuai dengan kriteria
inklusi penelitian dan dibantu oleh perawat yang ada di poliklinik untuk mengetahui
pasien yang terdiagnosis hipertensi. Setelah itu, peneliti memperoleh data primer
dengan melakukan wawancara menanyakan beberapa hal untuk menjaring pasien sesuai
kriteria inklusi, setelah sesuai maka akan diberikan 31 kuesioner kepada responden
berupa google form. Didalam google form terdapat lembar informed consent sebagai
bukti jika responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini serta menjelaskan
mengenai cara pengisian kuesioner. Setelah pengisian kuesioner akan dilakukan
pemeriksaan kadar kolesterol dan tekanan darah secara gratis menggunakan alat yang
peneliti bawa.
Pada penelitian ini untuk mengetahui usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
lama menderita hipertensi, kadar kolesterol dan tekanan darah Analisis ini dilakukan
untuk memahami kolerasi antara dua variabel (Donsu, 2016). Uji chi square atau kai
kuadrat merupakan uji yang digunakan dalam analisa bivariat dalam penelitian. Analisis
Ani Nuraeni, Dinda Erniyetty
1612 Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022
ini digunakan karena variabel independent (kadar kolesterol) dan variabel dependen
(tekanan darah pada pasien pasca edukasi hipertensi) pada SPSS versi 24.0.
Etika penelitian merupakan pedoman dan aturan moral yang menginformasikan
serta memandu pelaksanaan penelitian. Perilaku etika penelitian merupakan
pertimbangan terhadap norma-norma, kebiasaan perilaku, tindakan ideal benar atau
salah, kebajikan atau kejahatan yang harus dijunjung tinggi pada melakukan penelitian
agar kegiatan penelitian dapat dilakukan sesuai dengan standar dan prinsip etik yang
harus dipenuhi (Hapsari, 2021). Menurut Kementerian (Kemenkes, 2017) prinsip etika
penelitian adalah: Respect for Persons, Beneficence dan non-maleficence, dan justice.
Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Univariat Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Lama Menderita
Hipertensi, dan Pendidikan Terakhir
Dari tabel 1 diketahui berdasarkan jenis kelamin bahwa sebagian besar pasien
hipertensi berjenis kelamin perempuan sebanyak 61 orang (61,0%), pada lama pasien
rawat jalan sebagian besar pasien sudah > 1 tahun sebesar 93 orang (93%). Pendidikan
terakhir pada pasien sebagian besar adalah SMA/SLTA sebanyak 53 orang (53%).
Tabel 2
Distribusi Kadar Kolesterol
Variabel Usia
N
%
26-35 Tahun
1
1,0%
36-45 Tahun
10
10,0%
46-55 Tahun
22
22,0%
56-65 Tahun
44
44,0%
>65 Tahun
23
23,0%
Total
100
100,0%
Variabel
N
%
Jenis kelamin
Laki laki
Perempuan
39
61
39,0%
61,0%
Total
100
100,0%
Lama Menderita Hipertensi
1 tahun
> 1 tahun
7
93
7,0%
93,0%
Total
100
100,0%
Pendidikan Terakhir
Perguruan Tinggi
SMA/SLTA
SMP
SD
11
53
19
17
11,0%
53,0%
19,0%
17,0%
Total
100
100,0%
Kadar kolesterol dengan tekanan darah pasien pasca edukasi hipertensi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Depok
Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022 1613
Hasil tabel 2 menggambarkan usia responden yang terbanyak adalah Lansia
Akhir sebanyak 44 orang (44,0%), sedangkan usia terendah usia 31 tahun dan usia
tertinggi adalah 79 tahun.
Tabel 3
Distribusi Kadar Kolesterol
Kategori Kolesterol
N
%
Normal (<200mg/dl)
81
81,0%
Sedang (<200mg/dl)
17
17,0%
Tinggi (>245mg/dl)
2
2,0%
Total
100
100,0%
Hasil tabel 3 diketahui bahwa kolesterol pasien pasca edukasi hipertensi di rawat
jalan RSUD Kota Depok adalah normal sebanyak 81 orang (81,0%).
Tabel 4
Distribusi Tekanan Darah Sistolik
Kategori Tekanan Darah
Sistolik
N
%
Normal
34
34,0%
Pra Hipertensi (Sedang)
46
46,0%
Hipertensi Derajat 1
20
20,0%
Total
100
100,0%
Berdasarkan tabel 4 tekanan darah sistolik pasien pasca edukasi hipertensi di
rawat jalan RSUD Kota Depok dengan tekanan darah sistolik sedang (pra hipertensi)
sebanyak 46 orang (46,0%). Tabel 5
Distribusi Tekanan Darah Diastolik
Kategori Tekanan Darah
Diastolik
n
%
Normal
68
68,0%
Pra Hipertensi (Sedang)
19
19,0%
Hipertensi Derajat 1
13
13,0%
Total
100
100,0%
Berdasarkan tabel 5 tekanan darah diastolik pasien pasca edukasi hipertensi di
rawat jalan RSUD Kota Depok dengan tekanan darah diastolik normal sebanyak 68
orang (68,0%).
Ani Nuraeni, Dinda Erniyetty
1614 Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022
2. Analisis Bivariat Tabel 6
Hubungan Kadar Kolesterol dengan tekanan darah sistolik pada pasien pasca
edukasi hipertensi di RSUD Kota Depok
Kadar
Kolesterol
P
value
Normal
Pra Hipertensi
Hipertensi Derajat 1
N
%
N
%
N
%
Normal
Tinggi
27
7
33,3%
36,8%
40
6
49,4%
31,6%
14
6
17,3%
31,6%
0.261
Hasil tabel 6 diketahui sebagian besar 40 orang (49,4%) memiliki kadar
kolesterol normal dengan tekanan darah sedang (pra hipertensi). Hasil uji statistic chi
square didapatkan P value (p>0,05) yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara kadar kolesterol dengan tekanan darah sistolik pada pasien pasca
edukasi hipertensi di RSUD Kota Depok.
Tabel 7
Hubungan Kadar Kolesterol dengan tekanan darah Diastolik pada pasien pasca
edukasi hipertensi di RSUD Kota Depok
Hasil tabel 7 diketahui sebagian besar 40 orang (49,4%) memiliki kadar kolesterol
normal dengan tekanan darah sedang (pra hipertensi). Hasil uji statistic chi square
didapatkan P value (p<0,05) yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara
kadar kolesterol dengan tekanan darah diastolik pada pasien pasca edukasi hipertensi di
RSUD Kota Depok
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien pasca edukasi hipertensi yang
mengalami tekanan darah tinggi pada jenis kelamin perempuan berjumlah 33%.
Penelitian ini tidak selaras dengan hasil riset (Eni & Wijaya, 2017), menyatakan
dimana laki-laki mempunyai risiko terkena hipertensi lebih tinggi dibandingkan wanita
dimana laki-laki yang mengalami hipertensi sebanyak 81 orang (81,0%).
Hal tersebut dikarenakan responden dalam penelitian ini didominasi oleh wanita
dengan usia lansia akhir. Meningkatnya penyakit hipertensi pada wanita dikarenakan
beberapa faktor yaitu pengaruh faktor hormonal dimana menurunya hormon estrogen
pada wanita akibat menopouse sehingga memicu terjadi peningkatan pada tekanan
darah dan dipengaruhi oleh faktor psikologis (Black & Hawks, 2014).
Faktor lamanya menderita hipertensi pasien pasca edukasi hipertensi pada riset ini
lebih dari satu tahun mengalami tekanan darah tinggi lebih banyak yaitu 54 orang
Kadar
Kolesterol
Tekanan Darah Diastolik
P
value
Normal
Pra Hipertensi
Hipertensi Derajat 1
N
%
N
%
N
%
Normal
Tinggi
56
12
69,1%
63,2%
18
1
22,2%
5,3%
7
6
8,6%
31,6%
0.013
Kadar kolesterol dengan tekanan darah pasien pasca edukasi hipertensi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Depok
Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022 1615
(54,0%). Hal ini sejalan dengan penelitian (Wahyudi, Ratnawati, & Made, 2022)
mayoritas menderita hipertensi yaitu >6 bulan (kronis) sebanyak 70,5% Penelitian lain
juga menerangkan semakin lama orang yang menderita hipertensi maka semakin rendah
tingkat kepatuhan, hal tersebut terjadi dikarenakan membuat mayoritas penderita jenuh
untuk kontrol serta minum obat maka pasien akan mengalami tekanan darah tinggi
(Wahyudi et al., 2022)
Riset penelitian ini menyatakan bahwa pendidikan terakhir pada pasien pasca
edukasi hipertensi yang memiliki darah tinggi pada SMA/SLTA sebanyak 44 orang
(44,0%). Menurut (Gayo & Lubis, 2017) menyatakan bahwa seseorang yang
berpendidikan akan mempengaruhi pengetahuan,sikap dan tindakan terhadap faktor
risiko yang menyebabkan hipertensi. Aktivitas fisik, asupan makan, mengkonsumsi
alkohol, merokok merupakan gaya hidup yang berpengaruh terhadap tingkat
pendidikan. Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap tekanan darah lansia.
(Anggara dan Prayitno, 2013).
Sebagian besar usia yang mengalami tekanan darah tinggi pasca edukasi
hipertensi berlangsung pada lansia akhir 56-65 tahun sebanyak 18 orang (18,0%).
Sejalan dengan penelitian yang dikerjakan (Gayo & Lubis, 2017) menyatakan usia
penderita hipertensi yang tertinggi terjadi pada usia > 50 tahun. Hal ini disebabkan
tekanan darah dipengaruhi beberapa risiko salah satunya usia dimana penuaan akan
mempengaruhi baroreseptor dalam pengaturan tekanan darah dan kelenturan arteri.
Tekanan dalm pembuluh darah akan meningkat karena arteri menjadi kurang fleksibel
(LeMone, Burke, & Bauldoff, 2016).
Pada penelitian ini mayoritas kadar kolesterol pasien pasca edukasi hipertensi
hasilnya normal yaitu 81 orang (81,0%), sedangkan yang mengalami kolesterol tinggi
paling rendah yaitu sebanyak 9 orang (9,0%). Hasil Riset ini selaras dengan riset
(Wahyuni, Wahyuningsih, & Endrawati, 2017), berjudul hubungan kadar kolesterol
dengan tekanan darah pada penyakit hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD dr.
Soehadi Prijonegoro Sragen, menunjukkan bahwa persentase paling tinggi kadar
kolesterol responden pada kategori normal yaitu 78,6%.
Menurut peneliti responden yang mempunyai kadar kolesterol tinggi bisa terjadi
akibat pola makan yang kurang baik dengan sering mengkonsumsi lemak jenuh
sehingga terjadi penumpukan lemak dalam tubuh ditambah dengan kurangnya aktivitas
fisik sehingga proses pembakaran lemak dalam tubuh menjadi lambat. Faktor yang
dapat mempengaruhi kadar kolesterol ialah pola hidup yang kurang sehat seperti
kurangnya aktivitas fisik, mengkonsumsi makanan lemak jenuh dan kurang
mengkonsumsi makanan rendah serat.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa p value 0,261 pada hubungan kadar
kolesterol dengan tekanan darah sistolik, dimana hasilnya lebih besar dibandingkan
dengan nilai alpha (p>0,05). Maka dapat disimpulkan secara statistik menggunakan Chi
Square, bahwa tidak ada hubungan kadar kolesterol dengan tekanan darah sistolik
terhadap pasien pasca edukasi hipertensi di RSUD Kota Depok. Sedangkan pada
hubungan kadar kolesterol dengan tekanan darah diastolik pasien pasca edukasi
Ani Nuraeni, Dinda Erniyetty
1616 Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022
hipertensi didapatkan hasil nilai alpha (p<0,05) yang menunjukkan terhadap hubungan
antara kadar kolesterol dengan tekanan darah diastolik pasien pasca edukasi hipertensi.
Hasil Penelitian sejalan dengan penelitian (Solikin & Muradi (2020) tentang hubungan
kadar kolesterol dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi Di Puskesmas Sungai
Jingah Tahun 2019 yang hasilnya didapatkan nilai signifikasi yaitu 0,004 menyatakan
kurang dari 0,1 dimana terdapat hubungan antara kadar kolesterol darah dengan derajat
hipertensi yang diuji secara statistik.
Kondisi pada tekanan darah sistolik dapat menggambarkan bahwa seseorang yang
sudah diberikan edukasi oleh perawat setiap dalam satu bulan sekali, maka pentingnya
edukasi terstruktur dan terprogram yang diberikan terhadap pasien hipertensi sehingga
diharapkan pasien yang sudah diberikan edukasi mempunyai pengetahuan, sikap, dan
tindakan yang baik (Notoatmodjo, 2012). Edukasi terstruktur memberikan perbaikan
perilaku kesehatan melalui tindakan manajemen diri seperti pengelolaan pola makan
dan manajemen gaya hidup yang tidak sesuai standar, melakukan aktivatas fisik dan
pengobatan serta monitoring kesehatan pasien (Andriani et al., 2021). Untuk
memotivasi pasien hipertensi dalam rangka meningkatkan manajemen diri tentang
hipertensi diperlukan dukungan keluarga. Berdasarkan penelitian (Bisnu, Kepel, &
Mulyadi, 2017), pasien hipertensi benar-benar membutuhkan dukungan keluarga
dikarenakan keluarga mampu membantu pasien hipertensi dalam hal mengatur pola diet
yang sehat, mengajak olahraga bersama, menemani kontrol ke rumah sakit dan
mengingatkan untuk rutin dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah. Penelitian lain
juga menyatakan bahwa dukungan keluarga yang baik kepada penderita pasien
hipertensi berdampak positif terhadap pasien untuk melakukan kontrol, mengkonsumsi
obat, dan melakukan program-prgram yang dianjurkan oleh perawat (Dewi, Wiyono, &
Candrawati, 2018).
Kolesterol dengan tekanan darah diastolik menunjukkan bahwa terdapat hubungan
dimana menggambarkan edukasi yang sudah diberikan oleh perawat satu bulan
sebelumnya memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar kolester dan tekanan darah
diastolik dan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku. Sejalan dengan
(Notoatmodjo, 2012) pasien yang sudah diberikan edukasi dilihat adanya peningkatan 3
domain yaitu perubahan pengetahuan, sikap, perilaku.
Pada penelitian ini bisa ditarik kesimpulan bahwa kolesterol normal yang dialami
oleh pasien Pasca Edukasi Hipertensi di RSUD Kota Depok tidak menurunkan tekanan
darah sistolik melainkan menurunkan tekanan diastolik. Karena mayoritas responden
berdasarkan karakteristik usia yaitu pada usia lansia akhir maka perlunya dukungan
keluarga serta edukasi secara tertrustur agar tercapainya edukasi yang diberikan.
Kadar kolesterol dengan tekanan darah pasien pasca edukasi hipertensi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Depok
Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022 1617
Kesimpulan
Responden penelitian ini sebagian besar berusia lansia akhir yaitu ditas 46 tahun.
Jenis kelamin terbanyak pada perempuan. Mayoritas tingkat pendidikan responden
SMA/SLTA. Respoden menderita hipertensi >1 tahun di RSUD Kota Depok.
Berdasarkan faktor confounding terdapat hubungan faktor confounding terhadap
tekanan darah terhadap pasien pasca edukasi hipertensi di RSUD Kota Depok.
Mayoritas kolesterol responden pada kolesterol normal, sedangkan tekanan darah
sistolik responden dalam rentang sedang dan tekaan darah diastolik responden hapir
setengahnya normal. Maka tidak terdapat hubungan antara kadar kolesterol dengan
tekanan darah sistolik pada pasien pasca edukasi hipertensi dan memiliki hubungan
kadar kolesterol dengan tekanan darah diastolik pada pasien pasca edukasi hipertensi.
Ani Nuraeni, Dinda Erniyetty
1618 Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022
BIBLIOGRAFI
Adiatman, Adiatman, & Nursasi, Astuti Yuni. (2020). Efektifitas Edukasi dalam
Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi. Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA
FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice"), 11(3), 228232.Google
Scholar
Andriani, Ricca, Malini, Hema, & Gusty, Reni Prima. (2021). Manajemen Diri Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Pasca Edukasi Terstruktur Indonesian Group-Based
Development Program (InGDEP) di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Jurnal
Penelitian Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes
Voice"), 12, 512. Google Scholar
Bachrudin, M., & Najib, M. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan:
Keperawatan Medikal Bedah I. Pertama. Jakarta Selatan: Kemenkes RI: Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan. Google Scholar
Bisnu, M. Isra K. Hi, Kepel, Billy, & Mulyadi, Ns. (2017). Hubungan Dukungan
Keluarga dengan Derajat Hipertensi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas
Ranomuut Kota Manado. Jurnal Keperawatan, 5(1). Google Scholar
Black, Joyce M., & Hawks, Jane Hokanson. (2014). Keperawatan Medikal Bedah;
Manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan. Google Scholar
Dewi, R. A., Wiyono, J., & Candrawati, E. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi Di Puskesmas Dau
Kabupaten Malang.Nursing News. Volume 3, Nomor 1. Nursing News, 3(1), 459
469. Google Scholar
Donsu, Jenita Doli Tine. (2016). Metodologi penelitian keperawatan. Google Scholar
Eni, Ni Made Sutra, & Wijaya, I. Putu Artha. (2017). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Peningkatan Tekanan Darah Terhadap Kejadian Hipertensi pada
Masyarakat di Desa Adat Bualu. Journal Center of Research Publication in
Midwifery and Nursing, 1(1). Google Scholar
Gayo, Rizka, & Lubis, Siska Anggreni. (2017). Gambaran Faktor Risiko Hipertensi
Berdasarkan Derajat Hipertensi Di Puskesmas Medan Johor Tahun 2015. Ibnu
Nafis, 6(1), 4754. Google Scholar
Hapsari, Dina Carolina. (2021). Pengaruh edukasi SOP COVID-19 melalui digital video
dan leaflet terhadap keberanian ibu membawa anak melakukan imunisasi. Jurnal
Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 7(3). Google Scholar
Induniasih, Ratna W., & Wahyu, Ratna. (2017). Promosi kesehatan: pendidikan
kesehatan dalam keperawatan. Yogyakarta: Pt Pustaka Baru. Google Scholar
Islamiaty, Intan Nur, & Yuwindry, Iwan. (2020). Efektivitas Pendidikan Kesehatan
Kadar kolesterol dengan tekanan darah pasien pasca edukasi hipertensi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Depok
Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022 1619
pada Pasien Hipertensi: Narrative Review. Proceeding of Sari Mulia University
Nursing National Seminars, 120131. Google Scholar
Kemenkes, R. I. (2017). Pedoman dan standar etik penelitian dan pengembangan
kesehatan nasional. Kementerian Kesehatan RI, 1158. Google Scholar
LeMone, Priscilla, Burke, Karen M., & Bauldoff, Gerene. (2016). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Gangguan Respirasi. EGC: Jakarta. Google Scholar
Maryati, Heni. (2017). Hubungan Kadar Kolesterol Dengan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Dusun Sidomulyo Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten
Jombang the Correlation of Cholesterol Levels with Blood Pressure Hypertension
Patients in Sidomulyo Rejoagung Village Distric. Jurnal Keperawatan, 8(2), 127
137. Google Scholar
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta.
Jakarta. Indonesia. Google Scholar
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan Rineka
Cipta. Jakarta. Google Scholar
Pikir, Budi S. (2015). Hipertensi Manajemen Komprehensif. Airlangga University
Press. Google Scholar
Rendi, Rendi, Wahyuni, Tavip Dwi, & Warsono, Warsono. (2017). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Terhadap Perubahan Perilaku Gaya
Hidup Klien Hipertensi Di Puskesmas Dau Kabupaten Malang. Nursing News:
Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(3). Google Scholar
Solikin, Solikin, & Muradi, Muradi. (2020). Hubungan Kadar Kolesterol Dengan
Derajat Hipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Sungai Jingah. Jurnal
Keperawatan Suaka Insan (Jksi), 5(1), 143152. Google Scholar
Wahyudi, Chandra Tri, Ratnawati, Diah, & Made, Sang Ayu. (2022). Pengaruh
demografi, psikososial, dan lama menderita hipertensi primer terhadap kepatuhan
minum obat antihipertensi. Jurnal Jkft, 2(2), 1428. Google Scholar
Wahyuni, Nita, Wahyuningsih, Sri Saptuti, & Endrawati, Susi. (2017). Hubungan Kadar
Kolesterol Dengan Tekanan Darah Pada Penyakit Hipertensi di Instalasi Rawat
Inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, 7(1).
Google Scholar
Ani Nuraeni, Dinda Erniyetty
1620 Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022
Copyright holder:
Ani Nuraeni, Dinda Erniyetty (2022)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: