Kadar kolesterol dengan tekanan darah pasien pasca edukasi hipertensi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Depok
Syntax Idea, Vol. 4, No. 11, November 2022 1609
almost half 46 respondents (46.0%) had moderate systolic blood pressure and half
normal diastolic blood pressure as many as 63 respondents (63.0%). Conclusion:
The results of statistical tests using chi square obtained a P value of 0.013 where
the value (p <0.05) stated that there was a significant relationship between
cholesterol levels and diastolic blood pressure of patients after hypertension
education at the Depok City Hospital while there was no relationship between
cholesterol levels and blood pressure. diastolic in patients post hypertension
education. Recommendation: add variables that affect blood pressure in patients
after hypertension education.
Keywords: Cholesterol; Blood Pressure; Post Hypertension Education
Pendahuluan
Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi jika tekanan sistolik meningkat
dari 140mmHg dan tekanan diastole meningkat dari 90mmHg (Bachrudin & Najib,
2016). Diagnosis Hipertensi dapat ditegakkan apabila telah dilakukan pengukuran
tekanan darah pada pasien setidaknya minimal 3 kali secara berulang dengan waktu
yang terpisah dan diperoleh hasil tekanan darah sistolik (TDS) melebihi 140 mmHg
sedangkan tekanan darah diastolik (TDD) yang didapatkan dengan hasil lebih dari
90mmHg (Pikir, 2015).
Laporan Hasil Riskesdas tahun 2018, menunjukkan prevelensi hipertensi pada
masyarakat berumur diatas 18 tahun di Indonesia sejumlah 34,11%. Sedangkan menurut
data riskesdas 2018 di Provinsi Jawa Barat, prevelensi hipertensi pada golongan ≥ 18
tahun sebesar 33,43%, empat wilayah yang mempunyai jumlah keseluruhan kasus
hipertensi terbawah ialah Kota Bekasi 28,13%, Bekasi 32,76%, Kota Depok 34,13%,
Kota Cirebon sebesar 36,39%. Temuan Riskesdas 2018 menunjukkan di Provinsi Jawa
Barat, kota Depok bahwa populasi berusia lebih dari 3 tahun berjumlah 3.291 dengan
kebiasaan konsumsi makanan berkolesterol >1/ hari sebesar 43,66%, 1-6x/minggu
46,68%, dan <3x/bulan sekitar 9,66%
Menurut (Black & Hawks, 2014), faktor risiko hipertensi terdiri dari faktor yang
bisa dimodifikasi serta tidak bisa dimodifikasi. Usia, jenis kelamin, serta genetik
menggambarkan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Sedangkan faktor yang bisa
dirubah merupakan gaya hidup yaitu merokok, nutrisi, kolesterol, stress, kegemukan,
konsumsi alkohol, dan kurang aktivitas fisik yang dapat menyebabkan hipertensi.
Kurangnya latihan fisik bisa menyebabkan kadar lipid pada tubuh meningkat dan dapat
meningkatkan kemungkinan penyakit jantung dan pembuluh darah (Maryati, 2017).
Tekanan darah meningkat karena berbagai faktor seperti salah satunya gaya hidup
yang modern. Pekerjaan setiap hari juga memakan banyak waktu sehingga orang jarang
berolahraga dan lebih suka mengkonsumsi makanan yang serba praktis yang
menyimpan banyak kolesterol, sehingga kadar kolesterol dalam tubuh meningkat
(Muhammad, 2011). Pada penderita tekanan darah tinggi, sering mengalami kadar
kolesterol meningkat yang menyebabkan plak berkembang dipermukaan dinding arteri.
Hal ini menyebabkan diameter pembuluh darah menyempit (aterosklerosis) (Solikin &
Muradi, 2020). Pada jurnal Hubungan Kadar Kolesterol pada Tekanan Darah Penderita