Idea Syntax: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����

Vol. 2, No. 4 April 2020

 


ANALISIS UKURAN PERUSAHAAN DAN FRAUD DIAMOND TERHADAP KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN: PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2014-2018

 

Richie Ferdinand

Universitas Sangga Buana YPKP Bandung

Email: [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis deskripsi, hubungan dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Ukuran Perusahaan, Stabilitas Keuangan, Tekanan Eksternal, Target Keuangan, Personal Financial Need, Nature of Industry, Ketidakefektifan Pengawasan, Pergantian Auditor, Rasionalisasi dan Kemampuan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Latar belakang dilakukannya penelitian ini karena Fraud di Indonesia menempati urutan 3 di Asia Pasifik menurut ACFE, serta terdapat inkonsistensi hasil penelitian terdahulu. Populasi pada penelitian adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018. Jumlah populasi penelitian adalah 32 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 160 sampel perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode analisis data menggunakan analisis regresi data panel dengan mengggunakan software eviews 10. Hasil penelitian membuktikan bahwa: (1) secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (2) Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (3) Stabilitas Keuangan tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan, (4) Tekanan Eksternal berpengaruh negatif signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan, (5) Target Keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (6) Personal Financial Need tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan, (7) Nature of Industry berpengaruh positif signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (8) Ketidakefektifan Pengawasan tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan, (9) Pergantian Auditor tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (10) Rasionalisasi berpengaruh positif signifikan terhadap Kecurangan Laporan Keuangan (11) Kemampuan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan

 

Kata kunci: Ukuran Perusahaan, Stabilitas Keuangan, Tekanan Eksterna, Target Keuangan, Personal Financial Need, Nature of Industry, Ketidakefektifan Pengawasan, Pergantian Auditor, Rasionalisasi, Kemampuan dan Kecurangan Laporan Keuangan

 

Pendahuluan

Fraud menjadi perhatian auditor karena dewasa ini menjadi perhatian semua orang akibat terjadinya kasus Enron dan WorldCom di Amerika Serikat yang memaksa dibubarkannya salah satu kantor akuntan besar di sana, di samping menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi para investor kedua perusahaan tersebut.

Laporan keuangan adalah hal mendasar yang perlu dikenal oleh para calon pengusaha yang ingin mendirikan usahanya sendiri. Laporan keuangan menjadi hal yang cukup penting dalam perusahaan, karena dengan melihat laporan keuangan yang dibuat dapat menganalisis bagaimana keadaan perusahaan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan .

Adanya laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban, perusahaan� merasa termotivasi dalam meningkatkan kinerjannya, terkadang hasil kinerja yang tertuang dalam laporan keuangan lebih bertujuan untuk mendapatkan kesan �baik� dari berbagai pihak (Harto., 2016) terutama dari investor atau pemegang sahamnya. Dorongan ini memaksa perusahaan untuk melakukan fraud dalam laporan keuangan, sehingga informasi yang ada dalam laporan keuangan menjadi tidak benar. Fraud dan manipulasi yang dilakukan perusahaan.

Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) pada tahun 2016, berdasarkan frekuensi, fraud yang sering terjadi pada tahun 2016 yang dilaporkan adalah penyalahgunaan asset (asset misappropriation) sebesar 83,5% disusul tindakan korupsi (corruption) sebesar 35,4% kemudian kecurangan laporan keuangan (financial statement fraud) sebesar 9,6%. financial statement fraud adalah jenis kecurangan/fraud yang dilaporkan memiliki dampak kecurangan yang paling merugikan diantara jenis kecurangan lainnya sebesar $975,000 ditahun 2016. Menurut survey sektor keuangan dan perbankan menjadi salah satu sektor yang sering melakukan kecurangan/fraud, sedangkan sektor yang dilaporkan memiliki dampak kecurangan yang paling merugikan adalah pertambangan (mining) di tahun 2016.

Fraud akan sering dilakukan ketika tidak adanya pencegahan dan pendeteksian. (Cressey, 1953) mengungkapakan terdapat tiga kondisi yang ada dalam tindakan fraud yaitu Tekanan (pressure), Kesempatan (opportunity), dan Rasionalisasi (rationalization) yang disebut segitiga kecurangan (fraud triangle). Pada perkembangannya Selanjutnya (Wolfe & Hermanson, 2004) menambahkan tiga kondisi yang telah ditemukan oleh (Cressey, 1953) dengan kemampuan (capability), sehingga empat kondisi tersebut dinamakan fraud diamond.

Peneliti akan menggunakan fraud diamond theory yang memiliki komponen Tekanan (pressure), Kesempatan (opportunity), dan Rasionalisasi (rationalization) dan kemampuan (capability) untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini berbeda dengan dengan penelitian sebelumnya ialah: (1) peneliti akan meneliti kecurangan laporan keuangan pada perusahaan pertambangan (mining), karena pada hasil survey yang dilakukan ACFE pada tahun 2016, sektor pertambangan menjadi sector yang paling mengalami kerugian akibat terjadinya kecurangan (fraud). (2) penambahan variabel ukuran perusahaan, dikarenakan resiko kecurangan juga dipengaruhi oleh size (SAS 99 No.37).

 

 

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis (Sugiyono, 2010).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada metode deskriptif dan metode verifikatif. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standar deviation), dan maksimum-minimum (RATMONO, 2017) Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan unutk menilai disperse rata-rata dari sampel. Metode verifikatif adalah metode yang memperlihatkan pengaruh antar beberapa variabel yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan data statistik (Sugiyono, 2010) Data yang digunakan merupakan keseluruhan dari data sampel yang telah dimasukkan oleh peneliti dengan melihat kriteria-kriteria yang telah dijabarkan.

Metode Deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendekripsikan dan menganalisa setiap variabel yang diteliti yaitu ukuran perusahaan, stabilitas keuangan, tekanan eksternal, target keuangan, Personal financial need, nature of industry, ketidakefektifan pengawasan, pergantian auditor, rasionalisasi dan kemampuan. Sedangkan metode verifikatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan dan seberapa besar pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen, baik secara simultan maupun parsial.

 

Hasil dan Pembahasan

A.      Gambaran Variabel dan Data Penelitian

Objek�� yang�� diteliti�� dalam��� penelitian��� ini� terdiri�� dari�� variabel��� dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kecurangan Laporan Keuangan. Ukuran Perusahaan, Stabilitas Keuangan, Tekanan Eksternal, Target Keuangan, Personal Financial Need, Nature of Industry, Ketidakefektifan Pengawasan, Pergantian Auditor, Rasionalisasi dan Kemampuan. Populasi�� dalam�� penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun� 2014-2018.��� Jumlah�� populasi dalam penelitian ini sebanyak 32. Perusahaan Pertambangan.

Perusahaan pertambangan terdiri dari 4 (empat) sub sektor�� yaitu : Sub sektor batubara, sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi, sub sektor logam dan mineral lainnya dan sub sektor pertambangan batu-batuan

Teknik��� pengambilan����� sampel��� yang�� digunakan���� adalah��� purposive��� sampling.� Sehingga�� jumlah�� sampel�� dalam penelitian ini adalah 32 sampel�� perusahaan atau 160 sampel amatan.

Sumber data yang digunakan� dalam penelitian� ini adalah data� sekunder berupa laporan keuangan tahunan �perusahaan�� sektor�� pertambangan�� yang�� terdaftar�� di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018� yang dapat di akses melalui www.idx.co.id.

B.       Ukuran Perusahaan

Perusahaan dengan total aset besar mencerminkan perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan. Arus kas perusahaan tersebut sudah positif dan memiliki prospek yang baik dalam jangka panjang, dan menunjukkan perusahaan lebih stabil dan mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan dengan total aset kecil. Berikut ini merupakan� ukuran perusahaan� perusahaan� pertambangan selama tahun 2014-2018.

Tabel 1

Ukuran Perusahaan Pertambangan 2014 -2018

NO

KODE

Tahun

2014

Tahun 2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Mean

1

ADRO

79.762.813

82.193.328

87.633.045

�92.318.064

95.659.109

87.513.272

2

ARII

�4.217.657

�4.848.370

� 4.435.425

�� 4.430.941

� 4.742.680

�4.535.015

3

BSSR

� 2.079.180

�2.398.464

�2.391.397

�� 2.846.942

� 3.320.617

� 2.607.320

4

BYAN

14.446.358

12.936.727

11.080.490

�12.041.640

15.591.903

13.219.424

5

DEWA

� 4.426.886

� 5.144.816

� 5.123.680

�� 5.443.588

� 5.623.753

� 5.152.545

6

DOID

11.258.378

11.473.795

11.854.256

�12.810.737

16.042.115

12.687.856

7

DSSA

16.203.078

25.407.654

23.837.203

�37.080.776

45.880.287

29.681.800

8

GEMS

� 3.921.803

� 5.099.191

�5.074.374

�� 7.999.679

� 9.497.779

� 6.318.565

9

HRUM

� 5.522.913

� 5.250.741

� 5.553.984

�� 6.224.535

� 6.340.318

� 5.778.498

10

INDY

28.482.821

31.519.075

24.484.867

�49.256.537

49.720.519

36.692.764

11

ITMG

16.297.303

16.254.339

16.254.765

�18.407.166

19.546.079

17.351.930

12

KKGI

�1.238.236

� 1.359.282

� 1.326.251

�� 1.423.266

� 1.588.709

� 1.387.149

13

MBAP

���� 999.939

� 1.505.795

� 1.563.625

�� 2.178.233

� 2.350.703

� 1.719.659

14

MYOH

� 2.031.097

� 2.224.044

� 1.978.508

�� 1.843.449

�2.050.166

� 2.025.453

15

RUIS

� 1.264.143

� 1.091.754

������ 79.132

59.348

�� ��990.373

� 1.056.950

16

TOBA

� 3.739.591

� 3.895.034

� 3.514.699

�� 4.719.284

� 6.799.514

� 4.533.624

17

PTBA

14.812.023

16.894.043

18.576.774

�21.987.482

24.172.933

19.288.651

18

PTRO

�5.818.586

� 5.867.526

� 5.286.058

� 5.918.363

�7.239.502

�6.026.007

19

APEX

� 9.680.973

� 9.714.691

� 9.168.380

�� 7.825.793

� 6.972.823

�8.672.532

20

ELSA

� 4.245.704

� 4.407.513

�4.190.956

�� 4.855.369

� 5.657.327

� 4.671.374

21

ESSA

� 1.738.909

� 3.832.607

� 8.991.606

� 11.120.121

12.525.448

�7.641.738

22

MEDC

33.607.629

40.137.903

48.331.047

�69.918.327

71.159.431

52.630.867

23

PKPK

��� 303.256

���� 170.599

���� 157.703

������ 137.363

���� 127.894

��� 179.363

24

CITA

�2.790.121

�2.795.962

�2.726.214

�� 2.678.251

� 3.268.568

�2.851.823

25

INCO

29.037.324

31.576.687

29.901.711

�29.596.405

29.838.819

29.990.189

26

TINS

�9.752.477

�9.279.683

�9.548.631

�11.876.309

15.117.948

11.115.010

27

PSAB

10.654.106

11.441.248

11.460.094

�12.481.094

12.414.778

11.690.264

28

ANTM

22.044.202

30.356.851

29.981.536

�30.014.273

33.306.390

29.140.650

29

MITI

�� 362.679

��� 248.928

���� 229.449

����� 233.727

���� 148.266

��� 244.610

30

CTTH

���� 366.053

���� 605.667

���� 615.962

������ 700.252

���� 735.775

���� 604.742

31

MTFN

� 3.071.795

� 1.662.834

���� 308.064

������ 771.043

� 1.126.222

�1.387.992

32

TRAM

� 3.551.863

� 3.011.159

� 2.173.680

�11.321.559

�8.235.161

� 5.658.684

Mean

10.866.559

12.018.947

12.147.924

15.044.372

16.180.997

13.251.760

Max

79.762.813

82.193.328

87.633.045

92.318.064

95.659.109

87.513.272

Min

303.256

170.599

157.703

137.363

127.894

179.363

���� Sumber: Data Sekunder (data diolah, 2020)

Berikut rumus perhitungan ukuran perusahaan dengan total aset:������������������������

Berdasarkan Tabel 1 secara� keseluruhan� kondisi ukuran perusahan tertinggi pada� perusahaan�� pertambangan dari� tahun� 2014� sampai� 2018� dialami� oleh PT Adaro Energy, Tbk. (ADRO) dengan rata-rata nilai ukuran perusahaan� sebesar 87.513.272. Sedangkan�� ukuran perusahaan terendah� adalah� Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) dengan rata-rata nilai ukuran perusahaan sebesar 179.363. Nilai� rata-rata ukuran perusahaan secara keseluruhan pada perusahaan pertambangan dari� tahun� 2014� sampai� 2018 sebesar 13.251.760.

C.      Stabilitas Keuangan

Berikut ini merupakan stabilitas keuangan perusahaan� pertambangan selama tahun 2014-2018.

Tabel 2

Stabilitas Keuangan Perusahaan Pertambangan 2014 -2018

NO

KODE

Tahun

2014

Tahun 2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Mean

1

ADRO

�(0,04)

�0,03

�0,07

�0,05

�0,04

�0,03

2

ARII

�0,08

�0,15

�(0,09)

�(0,00)

�0,07

�0,04

3

BSSR

�0,05

�0,15

�(0,00)

�0,19

�0,17

�0,11

4

BYAN

�(0,26)

�(0,10)

�(0,14)

�0,09

�0,29

�(0,02)

5

DEWA

�(0,03)

�0,16

�(0,00)

�0,06

�0,03

�0,05

6

DOID

�(0,28)

�0,02

�0,03

�0,08

�0,25

�0,02

7

DSSA

�0,09

�0,57

�(0,06)

�0,56

�0,24

�0,28

8

GEMS

�(0,02)

�0,30

�(0,00)

�0,58

�0,19

�0,21

9

HRUM

�(0,06)

�(0,05)

�0,06

�0,12

�0,02

�0,02

10

INDY

�(0,01)

�0,11

�(0,22)

�1,01

�0,01

�0,18

11

ITMG

�(0,01)

�(0,00)

�0,00

�0,13

�0,06

�0,04

12

KKGI

�(0,06)

�0,10

�(0,02)

�0,07

�0,12

�0,04

13

MBAP

�0,11

�0,51

�0,04

�0,39

�0,08

�0,23

14

MYOH

�0,12

�0,09

�(0,11)

�(0,07)

�0,11

�0,03

15

RUIS

�(0,01)

�(0,14)

�(0,10)

�(0,02)

�0,03

�(0,05)

16

TOBA

�(0,04)

�0,04

�(0,10)

�0,34

�0,44

�0,14

17

PTBA

�0,27

�0,14

�0,10

�0,18

�0,10

�0,16

18

PTRO

�(0,08)

�0,01

�(0,10)

�0,12

�0,22

�0,03

19

APEX

�0,17

�0,00

�(0,06)

�(0,15)

�(0,11)

�(0,03)

20

ELSA

�(0,03)

�0,04

�(0,05)

�0,16

�0,17

�0,06

21

ESSA

�0,18

�1,20

�1,35

�0,24

�0,13

�0,62

22

MEDC

�0,07

�0,19

�0,20

�0,45

�0,02

�0,19

23

PKPK

�(0,16)

�(0,44)

�(0,08)

�(0,13)

�(0,07)

�(0,17)

24

CITA

�(0,26)

�0,00

�(0,02)

�(0,02)

�0,22

�(0,02)

25

INCO

�0,02

�0,09

�(0,05)

�(0,01)

�0,01

�0,01

26

TINS

�0,18

�(0,05)

�0,03

�0,24

�0,27

�0,14

27

PSAB

�0,06

�0,07

�0,00

�0,09

�(0,01)

�0,04

28

ANTM

�0,01

�0,38

�(0,01)

�0,00

�0,11

�0,10

29

MITI

�1,31

�(0,31)

�(0,08)

�0,02

�(0,37)

�0,11

30

CTTH

�0,12

�0,65

�0,02

�0,14

�0,05

�0,20

31

MTFN

�2,75

�(0,46)

�(0,81)

�1,50

�0,46

�0,69

32

TRAM

�(0,11)

�(0,15)

�(0,28)

�4,21

�(0,27)

�0,68

Mean

�0,13

�0,10

�(0,02)

�0,33

�0,10

�0,13

Max

�2,75

�1,20

�1,35

�4,21

�0,46

�0,69

Min

�(0,28)

�(0,46)

�(0,81)

�(0,15)

�(0,37)

�(0,17)

Sumber: Data Sekunder (data diolah, 2020)

Variable akan diukur dengan menggunakan stabilitas keuangan diproksikan dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE) sebagaimana digunakan oleh Yesiariani (2016) yaitu dengan rumus

Berdasarkan Tabel 2 secara� keseluruhan� kondisi stabilitas keuangan �tertinggi pada� perusahaan�� pertambangan dari� tahun� 2014 �sampai� 2018� dialami� oleh PT. Capitalinc Investment Tbk. (MTFN) dengan rata-rata nilai stabilitas keuangan sebesar 0,69. Sedangkan�� stabilitas keuangan terendah� adalah� PT. Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) dengan rata-rata nilai stabilitas keuangan sebesar �-0,17. Nilai� rata-rata stabilitas keuangan secara keseluruhan pada perusahaan pertambangan dari� tahun� 2014� sampai� 2018 sebesar �0,13.

D.      Tekanan Eksternal

External pressure pada penelitian ini diproksikan dengan rasio leverage (LEV), sebagaimana digunakan oleh (Annisya & Asmaranti, 2016) Berikut ini merupakan tekanan eksternal perusahaan pertambangan selama tahun 2014-2018.

Tabel 3

Tekanan Eksternal Perusahaan Pertambangan 2014 -2018

NO

KODE

Tahun

2014

Tahun 2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Mean

1

ADRO

�0,49

�0,44

�0,42

�0,40

�0,39

�0,43

2

ARII

�0,68

�0,77

�1,00

�1,00

�1,11

�0,91

3

BSSR

�0,05

�0,40

�0,31

�0,29

�0,39

�0,28

4

BYAN

�0,78

�0,82

�0,77

�0,42

�0,41

�0,64

5

DEWA

�0,38

�0,40

�0,41

�0,43

�0,44

�0,41

6

DOID

�0,90

�0,90

�0,86

�0,81

�0,78

�0,85

7

DSSA

�0,36

�0,47

�0,49

�0,47

�0,55

�0,47

8

GEMS

�0,21

�0,33

�0,30

�0,51

�0,55

�0,38

9

HRUM

�0,18

�0,10

�0,14

�0,14

�0,17

�0,15

10

INDY

�0,60

�0,61

�0,59

�0,69

�0,69

�0,64

11

ITMG

�0,32

�0,29

�0,25

�0,29

�0,33

�0,30

12

KKGI

�0,27

�0,22

�0,14

�0,16

�0,26

�0,21

13

MBAP

�0,43

�0,32

�0,21

�0,24

�0,05

�0,25

14

MYOH

�0,51

�0,42

�0,03

�0,25

�0,25

�0,29

15

RUIS

�0,08

�0,07

�0,63

�0,60

�0,59

�0,39

16

TOBA

�0,53

�0,45

�0,44

�0,50

�0,57

�0,50

17

PTBA

�0,41

�0,45

�0,43

�0,37

�0,33

�0,40

18

PTRO

�0,59

�0,58

�0,57

�0,59

�0,66

�0,60

19

APEX

�0,97

�0,93

�0,96

�1,08

�1,29

�1,05

20

ELSA

�0,39

�0,40

�0,31

�0,37

�0,42

�0,38

21

ESSA

�0,28

�0,34

�0,69

�0,74

�0,65

�0,54

22

MEDC

�0,66

�0,76

�0,75

�0,73

�0,74

�0,73

23

PKPK

�0,52

�0,51

�0,56

�0,06

�0,06

�0,34

24

CITA

�0,41

�0,54

�0,65

�0,66

�0,54

�0,56

25

INCO

�0,24

�0,20

�0,18

�0,17

�0,14

�0,18

26

TINS

�0,42

�0,42

�0,41

�0,49

�0,57

�0,46

27

PSAB

�0,67

�0,62

�0,60

�0,62

�0,60

�0,62

28

ANTM

�0,46

�0,40

�0,39

�0,38

�0,41

�0,41

29

MITI

�0,25

�0,55

�0,62

�0,64

�0,49

�0,51

30

CTTH

�0,78

�0,52

�0,49

�0,54

�0,55

�0,58

31

MTFN

�0,53

�0,03

�1,07

�1,00

�1,00

�0,73

32

TRAM

�0,63

�0,86

�0,94

�0,53

�0,36

�0,66

Mean

�0,47

�0,47

�0,52

�0,51

�0,51

�0,49

Max

�0,97

�0,93

�1,07

�1,08

�1,29

�1,05

Min

�0,05

�0,03

�0,03

�0,06

�0,05

�0,15

Sumber : Data Sekunder (data diolah, 2020)

Rasio leverage dihitung dengan rumus Debt to Assets Ratio :

Berdasarkan Tabel 3 secara� keseluruhan tekanan eksternal tertinggi pada� perusahaan�� pertambangan dari� tahun� 2014� sampai� 2018� dialami� oleh PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) dengan rata-rata nilai tekanan eksternal sebesar 1,05. Sedangkan tekanan eksternal terendah� adalah� PT. Harum Energy Tbk. (HRUM) dengan rata-rata nilai tekanan eksternal sebesar ��0,15. Nilai� rata-rata tekanan eksternal secara keseluruhan pada perusahaan pertambangan dari� tahun� 2014� sampai� 2018 sebesar �0,49.

E.       Target Keuangan

Berikut ini merupakan target keuangan perusahaan pertambangan selama tahun 2014-2018.

Tabel 4

Target Keuangan Perusahaan Pertambangan 2014 -2018

NO

KODE

Tahun

2014

Tahun 2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Mean

1

ADRO

�0,03

�0,03

�0,05

�0,08

�0,07

�0,05

2

ARII

�(0,07)

�(0,07)

�(0,08)

�(0,05)

�(0,08)

(0,07)

3

BSSR

�0,02

�0,15

�0,15

�0,39

�0,28

�0,20

4

BYAN

�(0,16)

�(0,09)

�0,02

�0,38

�0,46

�0,12

5

DEWA

�0,00

�0,00

�0,00

�0,01

�0,01

�0,00

6

DOID

�0,02

�(0,01)

�0,00

�0,05

�0,06

�0,02

7

DSSA

�0,01

�(0,00)

�0,00

�0,05

�0,04

�0,02

8

GEMS

�0,03

�0,01

�0,09

�0,20

�0,14

�0,10

9

HRUM

�0,01

�(0,05)

�0,04

�0,12

�0,07

�0,04

10

INDY

�(0,01)

�(0,04)

�(0,06)

�0,09

�0,03

�0,00

11

ITMG

�0,20

�0,05

�0,11

�0,19

�0,18

�0,15

12

KKGI

�0,08

�0,06

�0,10

�1,22

�0,04

�0,30

13

MBAP

�0,17

�0,32

�0,00

�0,36

�0,29

�0,23

14

MYOH

�0,00

�0,15

�0,14

�0,09

�0,20

�0,12

15

RUIS

�0,04

�0,04

�0,00

�0,02

�0,03

�0,03

16

TOBA

�0,12

�0,09

�0,06

�0,12

�0,14

�0,10

17

PTBA

�0,14

�0,12

�0,11

�0,21

�0,21

�0,16

18

PTRO

�0,00

�(0,00)

�(0,02)

�0,02

�0,03

�0,01

19

APEX

�(0,02)

�0,00

�(0,03)

�(0,18)

�(0,20)

(0,09)

20

ELSA

�0,10

�0,09

�0,08

�0,05

�0,05

�0,07

21

ESSA

�0,07

�0,02

�0,00

�0,00

�0,06

�0,03

22

MEDC

�0,00

�(0,06)

�0,05

�0,03

�(0,01)

�0,00

23

PKPK

�(0,09)

�(0,36)

�(0,01)

�(0,01)

�(0,00)

(0,09)

24

CITA

�(0,14)

�(0,12)

�(0,10)

�0,02

�0,20

(0,03)

25

INCO

�0,07

�0,02

�0,00

�(0,01)

�0,03

�0,02

26

TINS

�0,07

�0,01

�0,03

�0,04

�0,04

�0,04

27

PSAB

�0,03

�0,04

�0,03

�0,04

�0,05

�0,04

28

ANTM

�(0,04)

�(0,05)

�0,00

�0,00

�0,03

(0,01)

29

MITI

�0,02

�(0,72)

�(0,10)

�(0,10)

�(0,05)

(0,19)

30

CTTH

�0,00

�0,00

�0,03

�0,01

�0,01

�0,01

31

MTFN

�(0,51)

�(0,15)

�(3,93)

�0,02

�0,01

(0,91)

32

TRAM

�(0,12)

�(0,37)

�(0,12)

�0,00

�0,03

(0,12)

Mean

�0,00

�(0,03)

�(0,10)

�0,11

�0,08

�0,01

Max

�0,20

�0,32

�0,15

�1,22

�0,46

�0,30

Min

�(0,51)

�(0,72)

�(3,93)

�(0,18)

�(0,20)

�(0,91)

Sumber: Data Sekunder (data diolah, 2020)

ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Berdasarkan Tabel 4 secara� keseluruhan target keuangan tertinggi pada� perusahaan pertambangan dari� tahun� 2014� sampai� 2018� dialami� oleh PT Resource Alam Indonesia Tbk. (KKGI) dengan rata-rata nilai target keuangan sebesar 0,30. Sedangkan target keuangan terendah� adalah� PT. Capitalinc Investment Tbk. (MTFN) dengan rata-rata nilai target keuangan sebesar - 0,91. Nilai� rata-rata target keuangan secara keseluruhan pada perusahaan pertambangan dari� tahun� 2014� sampai� 2018 sebesar ��0,01.

F.       Personal Financial Need

Personal financial need diproksi dengan OSHIP. Proksi OSHIP merupakan persentase kumulatif dari kepemilikan pada perusahaan yang dimiliki oleh orang dalam. Saham yang dimiliki oleh manajemen dibagi dengan saham biasa yang beredar. OSHIP digunakan sebagai salah satu proksi dalam penelitian. OSHIP = The cumulative percentage of ownership in the firm held by insiders. Shares owned by management divided by the common shares outstanding.

Berikut ini merupakan Personal financial need perusahaan pertambangan selama tahun 2014-2018.

Tabel 5

Personal Financial Need� Perusahaan Pertambangan 2014 -2018

NO

KODE

Tahun

2014

Tahun 2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Mean

1

ADRO

1,00

0,00

0,00

1,00

1,00

�0,60

2

ARII

1,00

0,00

1,00

0,00

1,00

�0,60

3

BSSR

1,00

1,00

1,00

0,00

1,00

�0,80

4

BYAN

0,00

1,00

1,00

0,00

1,00

�0,60

5

DEWA

1,00

0,00

1,00

1,00

1,00

�0,80

6

DOID

1,00

1,00

0,00

1,00

1,00

�0,80

7

DSSA

1,00

0,00

1,00

1,00

1,00

�0,80

8

GEMS

0,00

1,00

1,00

1,00

1,00

�0,80

9

HRUM

1,00

1,00

1,00

0,00

1,00

�0,80

10

INDY

1,00

1,00

1,00

1,00

0,00

�0,80

11

ITMG

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

�1,00

12

KKGI

0,00

1,00

1,00

0,00

1,00

�0,60

13

MBAP

1,00

1,00

0,00

1,00

1,00

�0,80

14

MYOH

1,00

0,00

1,00

1,00

1,00

�0,80

15

RUIS

0,00

1,00

1,00

1,00

1,00

�0,80

16

TOBA

1,00

1,00

0,00

1,00

1,00

�0,80

17

PTBA

1,00

1,00

1,00

0,00

1,00

�0,80

18

PTRO

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

�1,00

19

APEX

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

�1,00

20

ELSA

1,00

1,00

0,00

1,00

1,00

�0,80

21

ESSA

1,00

0,00

1,00

1,00

1,00

�0,80

22

MEDC

1,00

1,00

0,00

1,00

1,00

�0,80

23

PKPK

0,00

1,00

1,00

1,00

1,00

�0,80

24

CITA

1,00

1,00

1,00

0,00

1,00

�0,80

25

INCO

1,00

1,00

1,00

0,00

1,00

�0,80

26

TINS

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

�1,00

27

PSAB

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

�1,00

28

ANTM

0,00

1,00

1,00

1,00

1,00

�0,80

29

MITI

1,00

0,00

1,00

1,00

1,00

�0,80

30

CTTH

1,00

1,00

1,00

1,00

0,00

�0,80

31

MTFN

1,00

1,00

1,00

0,00

1,00

�0,80

32

TRAM

1,00

1,00

0,00

1,00

1,00

�0,80

Mean

0,81

0,78

0,78

0,72

0,94

0,81

Max

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

Min

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,60

Sumber : Data Sekunder (data diolah, 2020)

Perhitungannya dengan menggunakan variable dummy (Skousen et al, 2009) di mana angka 1 (satu) untuk perusahaan yang terdapat kepemilikan saham oleh orang dalam, angka 0 (nol) untuk yang tidak terdapat kepemilikan saham oleh orang dalam.

Berdasarkan Tabel 5 secara� keseluruhan personal financial� need tertinggi pada� perusahaan pertambangan dari� tahun� 2014� sampai� 2018� rata-rata nilai personal financial� need sebesar 1,00. Sedangkan personal financial� need� terendah� dengan rata-rata nilai personal financial� need sebesar 0,60. Nilai� rata-rata target keuangan secara keseluruhan pada perusahaan pertambangan dari� tahun� 2014� sampai� 2018 sebesar 0,81.

 

Kesimpulan

Rata-arta perusahaan yang menjadi sampel tidak terindikasi melakukan kecurangan, hanya terdapat 3 data sampel dari 160 yang terindikasi melakukan Kecurangan Laporan Keuangan, karena nilai f-score lebih besar dari 1. Ukuran perusahaan dilihat dari total aset dalam kondisi baik, karena rata-rata perusahaan mengalami kenaikan aset dari tahun ke tahun. Stabilitas keuangan� dilihat perubahan aset dalam kondisi baik karena rata-rata perusahaan mengalami kenaikan aset dari tahun ke tahun.

Tekanan eksternal dilihat dari total hutang dengan total aset dalam kondisi baik, karena rata-rata total aset mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sedangkan rata-rata total hutang tidak mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Target keuangan dilihat dari rasio ROA dalam kondisi cukup baik, karena dalam 5 (lima) tahun sampel penelitian rata-rata ROA mengalami kenaikan. Dari 160 data sampel selama 2014 sampai 2015, sebanyak 129 melakukan pergantian direksi dan sebanyak 31 tidak melakukan pergantian direksi.

Nature of industry dilihat dari piutang dan penjualan dalam kondisi kurang baik, karena dalam 5 (lima) tahun sampel penelitian rata-rata piutang mengalami kenaikan, juga rata-rata penjualan tidak mengalami kenaikan. Sedangkan perusahaan yang kondisinya baik seharusnya memperkecil jumlah piutang dan mengalami kenaikan penjualan dari tahun ke tahun. Dari 160 data sampel selama 2014 sampai 2015, sebanyak 153 perusahaan memiliki lebih dari 30% (tiga puluh persen) komisaris independen dari jumlah dewan komisaris. Sedangkan 7 (tujuh) perusahaan memiliki kurang dari 30% (tiga puluh persen) komisaris independen dari jumlah dewan komisaris.

Dari 160 data sampel selama 2014 sampai 2015, sebanyak 142 (seratus empat puluh dua) tidak melakukan pergantian auditor dan sebanyak 18 (delapan belas) melakukan pergantian auditor. Rasionalisasi dilihat dari rasio TATA dalam kondisi cukup baik, karena dalam 5 (lima) tahun sampel penelitian rata-rata TATA mengalami kenaikan. Dari 160 data sampel selama 2014 sampai 2015, sebanyak 105 (seratus lima) tidak melakukan pergantian direksi dan sebanyak 55 (lima puluh lima) melakukan pergantian direksi.

Ukuran perusahaan, stabilitas keuangan, tekanan eksternal, target keuangan, personal financial need, nature of industry, ketidakefektifan pengawasan, pergantian auditor, rasionalisasi dan kemampuan, berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil Penelitian ini sejalan dengan Novianty Rezky et al (2018) yang menyatakan bahwa secara simultan faktor tekanan, kesempatan, rasionalisasi, kemampuan, dan arogansi berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arimbi (2015), yang menyatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

Stabilitas keuangan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Yesiariani (2016) yang menyatakan stabilitas keuangan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan

Tekanan eksternal berpengaruh negatif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Manurung & Hadian (2013), Prasmaulida (2016), Fatihatul Faidah & Titiek Suwarti (2018) dan Langgeng Prayitno Utomo (2018). Yang menyatakan tekanan eksternal berpengaruh negatif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

Target keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Sabrina (2016) yang menyatakan target keuangan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan. Tetapi dalam penelitian Muara Rizqulloh Noble (2018) menyatakan target keuangan yang di proksikan dengan ROA berpengaruh posistif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

Personal financial need tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Yesiariani (2016), yang menyatakan bahwa personal financial need tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

Nature of industry berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sihombing & Rahardjo (2014) yang menyatakan nature of industry berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

Ketidakefektifan pengawasan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Sihombing & Rahardjo (2014) yang menyatakan bahwa ketidakefektifan pengawasan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan

Pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Yesiariani (2016), yang menyatakan bahwa pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

Rasionalisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Lutfiana Oktarigusta (2017) yang menyatakan bahwa rasionalisasi berpengaruh terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan.

Kemampuan (Capability) tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Yesiariani (2016), yang menyatakan bahwa variabel kemampuan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Annisya, Mafiana, & Asmaranti, Yuztitya. (2016). Pendeteksian Kecurang Laporan Keuangan Menggunakan Fraud Diamond. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 23(1).

 

Cressey, D. (1953). Other people�s money, dalam: The Internal Auditor as Fraud buster, Hillison, William. Et. Al. 1999. Managerial Auditing Journal, 351�362.

 

Harto., Chyntia Tessa G. Dan Puji. (2016). Fraudulent Financial Reporting : Pengujian Teori Fraud Pentagon Pada Sektor Keuangan Dan Perbankan Di Indonesia Jenis Sesi Paper. Lampung: Simposium Nasional Akuntansi XIX.

 

RATMONO, Dwi. (2017). Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Eviews 10. BP UNDIP Semarang.

 

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

 

Wolfe, David T., & Hermanson, Dana R. (2004). The fraud diamond: Considering the four elements of fraud.