Syntax
Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 4, No. 10, Oktober 2022
EVALUASI
KINERJA PENYEDIA JASA PADA PEKERJAAN PRESERVASI JALAN NASIONAL DENGAN METODE
AHP: RUAS JALAN SIMPANG KAWAT � AEK KANOPAN -RANTAU PRAPAT - BTS. PROVINSI RIAU
Riski Anugrah, Ahmad Perwira Mulia Tarigan, Gina
Cynthia Raphita Hasibuan
Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Email:
[email protected],
a.perwira@usu.ac.id, gina.hasibuan@usu.ac.id
Abstrak
Kegiatan
Preservasi Jalan memiliki peranan yang penting
dalam mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi dalam melayani lalu
lintas sehingga dapat memperpanjang masa layanan jalan dan keselamatan lalu lintas
terjamin. Salah satu kegiatan Preservasi jalan
yang berpengaruh dalam keberhasilan pekerjaan adalah� kapasitas dan kapabilitas dari penyedia jasa. Penyedia Jasa sebagai salah satu pelaku pengadaan
juga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dan sangat menentukan
serta mempengaruhi keberhasilan dalam tata
kelola proyek. Penelitian ini berupaya melakukan
evaluasi kinerja penyedia jasa pada pekerjaan
preservasi jalan berdasarkan
indikator kinerja jalan dengan metode Analytic Hierarcy Process (AHP).
Kriteria kinerja penyedia jasa akan diidentifikasi sebagai Indikator Kinerja
Jalan (IKJ), Kinerja Terdahulu (KT), Kinerja Keselamatan (KK), Stabilitas
Finansial (SF), dan Kinerja Sumber Daya Teknis (KSDT). Nilai bobot dari hasil
analisis metode AHP untuk tiap kriteria adalah: IKJ (0.289), KT (0.122), KK
(0.203), SF (0.135), dan KSDT (0.251). Kinerja penyedia jasa
pekerjaan preservasi mendapatkan skor kinerja sebesar 2.868 dengan predikat
baik (2 s.d. 3).
Kata Kunci : Kinerja Penyedia Jasa;
Indikator Kinerja Jalan; Analytic Hierarcy Process
Abstract
Road preservation activities have an
important role in maintaining road conditions so that they continue to function
in serving traffic so that they can extend the service life of the road and
ensure traffic safety. One of the road preservation activities that affect the
success of the work is the capacity and capability of the service provider. The
Service Provider as one of the procurement actors is also an important element
that must be considered and will determine and influence the success of project
governance. This study attempts to evaluate the performance of service
providers on road preservation work based on road performance indicators using
the Analytic Hierarchy Process (AHP) method. Service provider performance
criteria will be identified as Road Performance Indicators (IKJ), Past
Performance (KT), Safety Performance (KK), Financial Stability (SF), and
Technical Resource Performance (KSDT). The weight values from the
results of the AHP method analysis for each criterion are: IKJ (0.289), KT
(0.122), KK (0.203), SF (0.135), and KSDT (0.251). The performance of the
preservation work service provider gets a performance score of 2,868 with a good
predicate (2 to 3).
Keywords:��� Service
Provider Performance; Road Performance Indicators; Analytic Hierarchy Process
Pendahuluan
Pengembangan
infrastruktur atau prasarana publik memiliki peran yang penting dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Perpres RI No. 75 Tahun 2014, infrastruktur
jalan merupakan salah satu infrastruktur prioritas dalam rangka kegiatan
percepatan penyediaan infrastuktur. Salah satu wujud dari
percepatan penyediaan infrastruktur jalan adalah kegiatan preservasi jalan.
Manajemen pemeliharan jalan sangat dibutuhkan untuk mencapai
hasil pekerjaan yang memiliki mutu yang baik. Salah
satu kegiatan manajemen preservasi jalan yang berpengaruh dalam keberhasilan
pekerjaan adalah pemilihan atau prakualifikasi penyedia jasa. Tanpa
metode yang tepat dan akurat untuk memilih penyedia jasa yang paling tepat,
kinerja proyek akan terpengaruh (Belekar and Manjarekar, 2021).
Proses evaluasi kinerja penyedia
jasa suatu proyek di Indonesia telah terstandariasasi dalam Peraturan LKPP No. 4 Tahun 2021 tentang Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Peraturan tersebut telah membuat kriteria penilaian kinerja
penyedia jasa dalam empat aspek kinerja yaitu kualitas dan kuantitas, biaya,
waktu, dan layanan. Namun, masih banyak kriteria yang dapat digunakan
sebagai pertimbangan evaluasi kinerja seperti ketersediaan sumberdaya (Fong and Choi, 2000; Belekar and Manjarekar, 2021)
dan kemampuan finansial (Balubaid and Alamoudi, 2015)
dari penyedia jasa. Lebih jauh, indikator kinerja jalan berdasakan pedoman Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 dapat digunakan
sebagai dasar dalam evaluasi penyedia jasa.
�Melihat beberapa permasalahan diatas,
penelitian ini berupaya melakukan evaluasi kinerja dari penyedia jasa pada
pekerjaan preservasi jalan berdasarkan indikator kinerja jalan, kinerja
terdahulu (Fong and Choi, 2000),
kinerja keselamatan (Anagnostopoulos and Vavatsikos, 2006), stabilitas
finansial (Belekar and Manjarekar, 2021),
dan kinerja sumber daya teknis (Anagnostopoulos and Vavatsikos, 2006)
dengan metode Analytic Hierarcy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Saaty (1987, 1995).
Kriteria indikator kinerja jalan akan mengacu berdasarkan pedoman Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 Divisi 10.
Selanjutnya, lokasi penelitian akan difokuskan pada ruas jalan Simpang Kawat � Aek Kanopan - Rantau Prapat �
Bts. Provinsi Riau mengingat jalan tersebut merupakan beberapa ruas jalan
nasional yang menjadi akses utama lintas timur Pulau Sumatera.
Menurut Federal Highway Administration (FHWA) tahun 2016,
preservasi jalan merupakan pekerjaan yang direncanakan dan dilakukan untuk
memperbaiki atau mempertahankan kondisi fasilitas transportasi dalam keadaan
baik. Kegiatan preservasi umumnya tidak menambah kapasitas
atau nilai struktural, namun mengembalikan kondisi fasilitas transportasi
secara keseluruhan.
Kegiatan yang digolongkan sebagai
preservasi kinerja jalan adalah setiap pekerjaan yang dilakukan untuk
memperbaiki kerusakan-kerusakan atau memelihara kondisi dan kinerja dari bagian
bagian jalan meliputi perkerasan jalan, bahu jalan, sistem drainase, bangunan
pelengkap, dan perlengkapan jalan (Spesifikasi Umum Bina Marga, 2018).
Metode
Penelitian
Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner
atau wawancara kepada pihak-pihak yang berkompeten dalam penanganan jalan di
Sumatera Utara.
Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
data penanganan jalan nasional berdasarkan data dari Satuan Kerja Pelaksanaan
Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Utara, Pejabat Pembuat Komitmen 1.2 dan Pejabat Pembuat Komitmen 1.3 Provinsi Sumatera Utara.
Penentuan prioritas kriteria indikator kinerja jalan mengacu
pada pedoman Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Divisi 10. Selanjutnya kriteria
kinerja terdahulu dan kinerja keselamatan didasarkan pada penelitian oleh Fong and Choi (2000). Fong and Choi (2000) membagi
kinerja terdahulu dalam empat subkriteria yaitu kegagalan dalam memenuhi kontrak,
keterlambatan, biaya tambahan, dan pencapaian kualitas aktual. Kriteria
stabilitas finansial terdiri atas empat subkriteria antara lain: perputaran
finansial, profiabilitas, peringkat kredit (credit rating), dan likuiditas (Belekar and Manjarekar,
2021). Kemudian kriteria
kinerja sumber daya teknis memiliki tiga subkriteria yaitu peralatan, tenaga
kerja, dan program pelatihan untuk personil (Anagnostopoulos and
Vavatsikos, 2006). Kriteria dan sub
kriteria dengan bobot lebih besar akan menjadi
prioritas utama dalam evaluasi kinerja penyedia jasa. Dengan demikian
permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian
ini adalah bagaimana menyusun kriteria yang dapat mewakili kinerja penyedia
jasa di wilayah penelitian. Adapun subkriteria dalam evaluasi
kinerja penyedia jasa pekerjaan preservasi jalan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Kriteria
dan Sub Kriteria Penelitian
No |
Kriteria |
Subkriteria |
1 |
Indikator
Kinerja Jalan |
1a.
Perkerasan Jalan 1b. Bahu
Jalan 1c.
Drainase 1d.
Perlengkapan Jalan 1e.
Bangunan pelengkap 1f.
Pengendalian Tanaman |
2 |
Kinerja
Terdahulu |
2a.
Kegagalan dalam memenuhi kontrak 2b.
Keterlambatan 2c. Biaya
tambahan 2d.
Pencapaian kualitas actual |
3 |
Kinerja
Keselamatan |
|
4 |
Stabilitas
Finansial |
4a.
Perputaran finansial 4b.
Profiabilitas 4c. Rating
Kredit 4d.
Likuiditas |
5 |
Kinerja
Sumberdaya Teknis |
5a.
Peralatan 5b. Tenaga
kerja 5c. Program
pelatihan untuk personil |
Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui survey
responden dengan pihak-pihak yang berkaitan dalam pekerjaan preservasi jalan
terutama jalan nasional lintas timur di Provinsi Sumatera Utara. Survey responden
dilakukan dengan menjawab pertanyaan mengenai perbandingan antara satu kriteria
dengan kriteria lain menggunakan skala perbandingan
kriteria, hal ini bertujuan untuk mendapatkan nilai pembobotan pada setiap
kriteria dan sub-kriteria. Selanjutnya, data sekunder berupa
data penunjang yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan yang diambil dari
instansi dan lembaga terkait
seperti Direktorat Jenderal Bina
Marga Kementerian PUPR, hasil peneliti terdahulu, data dari internet dan
lain sebagainya.
A.
Analytic
Hierarchy Process
AHP merupakan metode
pengambilan keputusan dengan pendekatan evaluasi opsi berpasangan dalam
kriteria yang terkait (Maurya and Sharma, 2020). Setiap pasangan
kriteria dan subkriteria akan dibandingkan menurut
skala rasio. Nilai konsistensi turut dipertimbangkan untuk
mendapatkan nilai perbandingan antar kriteria yang objektif.
Adapun
tahapan metode AHP adalah sebagai berikut:
1)
Menentukan rumusan
masalah dan tujuan.
2)
Membuat
struktur hirarki dari atas yaitu tujuan, selanjutnya pada tingkat intermediet
(kriteria dan subkriteria), dan pada tingkat paling bawah adalah daftar
alternatif.
Contoh struktur hirarki dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1
Struktur Hirarki AHP
3) Membuat
matriks perbandingan pair-wise� (ukuran n � n) untuk setiap tingkat kriteria dan subkriteria.
4) Tingkat hirarki dengan satu matriks akan dibandingkan dengan menggunakan skala perbandingan pair-wise
yang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Skala perbandingan pair-wise
Tingkat
kepentingan |
Definisi |
Penjelasan |
1 |
Sama
penting untuk kedua elemen |
Kedua
elemen memiliki kontribusi yang sama |
3 |
Sedikit
penting untuk salah satu elemen |
Salah satu
elemen memiliki pengaruh sedikit lebih tinggi |
5 |
Lebih
penting untuk salah satu elemen |
Salah satu
elemen memiliki pengaruh yang lebih tinggi |
7 |
Sangat
lebih penting untuk salah satu elemen |
Salah satu
elemen memiliki pengaruh yang sangat tinggi |
9 |
Sepenuhnya
penting untuk salah satu elemen |
Salah satu
elemen memiliki pengaruh yang sepenuhnya tinggi |
2,4,6,8 |
Nilai
antara di antara kedua penilaian |
Diskusi
diperlukan diantara kedua penilaian |
Sumber: (Abudayyeh et al.,
2007)
5) Membuat n(n
� 1)/penilaian untuk mengembangkan matriks di tahap 3.
6) Melakukan sintesis hirarki untuk menimbang eigen vector dengan bobot kriteria dan jumlah diambil alih
semua entri eigen vector berbobot.
7) Membuat semua perbandingan pair-wise.
Konsistensi ditentukan berdasarkan nilai eigen λmax untuk menghitung consistensy index (CI),
dengan nilai CI yaitu: CI=( λmax � n) / (n � 1). Rasio konsistensi (lihat tabel 3.3) dengan nilai tidak melebihi 0,10 dapat di terima. Jika lebih, maka matriks penilaian
tidak konsisten. Untuk mendapatkan matriks yang konsisten, penilaian harus
ditinjau kembali.
Rasio Konsistensi
Ukuran
Matriks |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
Rasio
Konsistensi |
0 |
0 |
0,58 |
0,9 |
1,12 |
1,24 |
1,32 |
1,41 |
1,45 |
1,49 |
�����������������������
Sumber: (Maurya
and Sharma, 2020)
8) Langkah 3 � 6 dilakukan untuk setiap tingkatan
hirarki.
A. Evaluasi
Kinerja Penyedia Jasa
Evaluasi
kinerja penyedia jasa dihitung berdasarkan nilai bobot kriteria dan subkriteria
dari analisis AHP dengan bantuan program Expert
Choice V.11.
Selanjutnya klasifikasi/predikat dari kinerja penyedia jasa akan mengacu pada
ketetapan yang telah ditentukan oleh Peraturan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2021 yang dapat dilihat pada tabel 3.4.
Klasifikasi
kinerja penyedia jasa
No. |
Nilai
Kinerja |
Predikat |
1 |
0
s.d. 1 |
Buruk |
2 |
1
s.d. 2 |
Cukup |
3 |
2
s.d. 3 |
Baik |
4 |
3
s.d. 4 |
Sangat
Baik |
����������� ���������������Sumber:� (LKPP, 2021)
Hasil dan
Pembahasan
A.
Struktur Hirarki
Untuk
memodelkan permasalahan dalam metode AHP maka diperlukan pembentukan struktur
hirarki.
Adapun struktur hirarki dari penelitian ini dapat dilihat
seperti pada gambar 4.1.
Gambar 2
Struktur
Hirarki Evaluasi Kinerja Penyedia Jasa
(Sumber: Olahan
Peneliti, 2022)
Struktur
hirarki pada gambar 4.1 terdiri atas empat tingkat hirarki yaitu tujuan,
kriteria, sub kriteria, dan alternatif. Tujuan terletak pada
tingkat pertama, kriteria terletak pada tingkat kedua, sub kriteria terletak
pada tingkat ketiga, dan alternatif terletak pada tingkat keempat
B. Hasil
Analisis AHP dengan Expert Choice
Tahapan
pengoperasian perangkat lunak Expert Choice dapat dilihat pada bab sebelumnya. Adapun nilai pembobotan sub kriteria dan
kriteria masing � masing dapat dilihat pada gambar 4.2 dan 4.3.
Gambar 3
Pembobotan
sub kriteria dengan Expert Choice
(Sumber: Olahan
Peneliti, 2022)
Gambar 4
Pembobotan
kriteria dengan Expert Choice
(Sumber: Olahan Peneliti,
2022)
�Berdasarkan gambar 4.3,
program Expert Choice telah mengurutkan bobot kriteria terbesar adalah
indikator kinerja jalan (0.289), kinerja sumber daya teknis (0.251), kinerja
keselamatan (0.203), stabilitas finansial (0.135), dan kinerja terdahulu
(0.122). Nilai Consistency Ratio (CR)
ditampilkan pada nilai inconsistency sebesar 0.05. Nilai CR
berdasarkan hasil perhitungan Expert Choice telah memenuhi syarat� dengan nilai
CR harus lebih kecil dari 0.1.
C.
Skoring Kinerja
Penyedia Jasa
Perhitungan skoring
alternatif dari evaluasi kinerja penyedia jasa dilakukan dengan penilaian
langsung dari responden penelitian. Nilai kinerja dan klasifikasi/predikat
dari kinerja penyedia jasa akan mengacu pada ketetapan
yang telah ditentukan oleh Peraturan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
RI Nomor 4 Tahun 2021 (lihat tabel 3.5). Skala penilaian
kinerja dimulai dari 0 s.d. 1 (buruk), 1 s.d. 2 (cukup), 2 s.d. 3 (baik), dan 3
s.d. 4 (sangat baik). Data penilaian tiap responden selanjutnya
diagregasi untuk mendapatkan skor penilaian kriteria dan sub kriteria yang
mewakili.
Skoring penilaian
kinerja penyedia jasa dihitung berdasarkan perkalian sub kriteria dan kriteria
dengan bobot masing � masing yang selanjutnya dijumlahkan. Hasil
skoring penilaian kinerja penyedia jasa dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5
Skor
Kinerja Penyedia Jasa
Kriteria |
Sub kriteria |
Skor Sub Kriteria |
Bobot Sub Kriteria |
Skor Kriteria |
Bobot Kriteria |
Skor Kinerja |
1. Indikator Kinerja Jalan |
1.a Perkerasan Jalan |
3.286 |
0.320 |
3.155 |
0.289 |
2.868 |
1b. Bahu Jalan |
2.952 |
0.167 |
||||
1c. Drainase |
3.238 |
0.278 |
||||
1d. Perlengkapan Jalan |
2.952 |
0.086 |
||||
1e. Bangunan pelengkap |
2.952 |
0.079 |
||||
1f. Pengendalian tanaman |
3.143 |
0.071 |
||||
2. Kinerja Terdahulu |
2a. Kegagalan dalam memenuhi kontrak |
2.000 |
0.191 |
2.552 |
0.122 |
|
2b. Keterlambatan |
2.190 |
0.184 |
||||
2c. Biaya Tambahan |
2.333 |
0.167 |
||||
2d. Pencapaian kualitas aktual |
3.000 |
0.459 |
||||
3. Kinerja Keselamatan |
- |
2.714 |
1.000 |
2.714 |
0.203 |
|
4. Stabilitas Finansial |
4a. Perputaran finansial |
2.381 |
0.451 |
2.374 |
0.135 |
|
4b. Profiabilitas |
2.476 |
0.301 |
||||
4c. Rating kredit |
2.048 |
0.106 |
||||
4d. Likuiditas |
2.381 |
0.142 |
||||
5. Kinerja Sumber Daya Teknis |
5a. Peralatan |
3.238 |
0.319 |
3.080 |
0.251 |
|
5b. Tenaga kerja |
3.238 |
0.425 |
||||
5c. Program pelatihan untuk personil |
2.619 |
0.256 |
(Sumber: Olahan
Peneliti, 2022)
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat skor kinerja penyedia jasa
adalah 2.868.
Hal tersebut menunjukkan kinerja penyedia jasa termasuk
predikat baik (2 s.d. 3). Pada kriteria indikator
kinerja jalan, tiga sub kriteria dengan bobot terbesar adalah perkerasan jalan
(0.320), drainase (0.278), dan bahu jalan (0.167). Kriteria tersebut
serupa dengan penelitian terdahulu yang mengidentifikasi indikator kinerja
jalan (Ridwan and Putranto, 2020) namun dengan urutan
prioritas yang sedikit berbeda yaitu drainase (0.244), perkereasan jalan
(0.233) dan bahu jalan (0.147). Ketiga subkriteria tersebut
penting karena merupakan komponen utama agar jalan dapat berfungsi dengan baik.
Dalam hal kinerja terdahulu, subkriteria dengan bobot
tertinggi adalah pada subkriteria pencapaian kualitas aktual (0.459). Hal ini berbanding
terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Fong and Choi (2000) yang menempatkan
subkriteria pencapaian kualitas aktual pada prioritas terakhir. Perbedaan ini mungkin dipengaruhi adanya perbedaan kebijakan
dilokasi studi kasus. Selanjutnya pada kriteria
stabilitas finansial, perputaran finansial (0.451) menjadi prioritas paling
penting. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anagnostopoulos and Vavatsikos
(2006) yang turut
mengidentifikasi kriteria tersebut.
Kemudian
pada kriteria kinerja sumber daya teknis, tenaga kerja merupakan faktor dengan
bobot tertinggi (0.425) dan diikuti oleh sub kriteria peralatan (0.319) dan
program pelatihan personil (0.256). Hasil tersebut sedikit berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Anagnostopoulos and
Vavatsikos (2006) yang mengurutkan
prioritas subkriteria adalah peralatan, tenaga kerja, dan terakhir adalah
program pelatihan personil.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1)
Kinerja penyedia jasa
pekerjaan prerservasi jalan berdasarkan beberapa kriteria yang telah ditinjau
mendapatkan skor kinerja sebesar 2.868 dengan predikat baik (2 s.d. 3).
2)
Kriteria yang paling
berpengaruh pada penentuan kinerja penyedia jasa� pekerjaan prerservasi jalan adalah
indikator kinerja jalan (0.289), kinerja sumber daya teknis (0.251), kinerja
keselamatan (0.203), stabilitas finansial (0.135), dan kinerja terdahulu
(0.122).
BIBLIOGRAFI
Abudayyeh, O. et al.
(2007) �Contracting Model Using AHP�, Journal
of Management, (April), pp. 88�96.Google Scholar
Akal, A. Y., Abu
El-Maaty, A. E. and El-Hamrawy, S. A.-K. (2016) �A Circular Framework for
Evaluating Highway Construction Projects Success: AHP Approach�, Civil Engineering Journal, 2(7), pp.
324�333. doi: 10.28991/cej-2016-00000037. Google Scholar
Almeida, M. (2016)
�Pre-Qualification Of Contractors For High-Rise Building Projects In
Philippines: A Selection Method In Construction Management Using Analytic
Hierarchy Process (AHP) As A Tool In Decision Making�, DLSU Research Congress, 4, p. 2016. Available at:
https://xsite.dlsu.edu.ph/conferences/dlsu-research-congress-proceedings/2016/GRC/GRC-EBM-II-001.pdf. Google Scholar
Anagnostopoulos, K. P.
and Vavatsikos, A. P. (2006) �An AHP model for construction contractor
prequalification�, Operational
Research, 6(3), pp. 333�346. Google Scholar
Balubaid, M. and
Alamoudi, R. (2015) �Application of the Analytical Hierarchy Process (AHP) to
Multi-Criteria Analysis for Contractor Selection�, American Journal of Industrial and Business Management, 05(09),
pp. 581�589. Google Scholar
Belekar, S. and
Manjarekar, J. (2021) �Application of Analytical Hierarchy Process ( AHP ) in
Construction Works�, 9(3), pp. 134�137. Google Scholar
Direktorat Jenderal
Bina Marga (2020) Spesifikasi Umum
Bina Marga 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2),
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Jakarta. Google Scholar
Federal Highway
Administration (2016) Guidance of
Highway Preservation and Maintenance. Google Scholar
Fong, P. S. W. and
Choi, S. K. Y. (2000) �Final contractor selection using the analytical
hierarchy process�, Construction
Management and Economics, 18(5), pp. 547�557. Google Scholar
H., A., A., B. and A.,
S. (2018) �Evaluation of Prequalification Decision Criteria for Selecting
Contractors in Nigeria using Analytic Hierarchy Process�, International Journal of Computer
Applications, 179(22), pp. 1�8. Google Scholar
Harianto, R. and
Susetyo, B. (2021) �Pemilihan Kontraktor Spesialis Oleh Kontraktor Utama Dengan
Metode Analytical Hierarchy Process�, Konstruksia,
12(1), p. 45. Google Scholar
Hoseinpoor, A. and
Alborzi, M. (2019) �The combination of DEA and AHP approach in the selection of
contractors participating in tenders�, Holos,
2, pp. 1�15. Google Scholar
Maurya, A. K. and
Sharma, M. K. (2020) �Implementation of the AHP in Construction Project
Management�, 0869(10), pp. 1�5. Google Scholar
Pemerintah Republik
Indonesia (2018) �Perpres Nomor 16 Tahun 2018�, Pemerintah Republik Indonesia, (1), pp. 1�5. Available at:
https://jdih.lkpp.go.id/regulation/1001/peraturan-presiden-nomor-16-tahun-2018.
Google Scholar
Pemerintah Republik
Indonesia (2021) Peraturan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Tentang Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Google Scholar
Presiden Republik
Indonesia (2021) Peraturan Presiden
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Indonesia. Available at:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/154497/Perpres Nomor 12 Tahun
2021.pdf. Google Scholar
Presiden RI (2014) Peraturan Presiden tentang Percepatan
Penyediaan Infrastruktur Prioritas. Indonesia. Available at:
https://kppip.go.id/en/download/pengadaan_panel_konsultan/dasar_hukum_pengadaan/Perpres-No-75-Tahun-2014-tentang-Percepatan-Penyediaan-Infrastruktur-Prioritas.PDF.
Google Scholar
Ridwan, N. and
Putranto, L. S. (2020) �Indikator Kinerja Jalan Long Segment Di Banten Dengan
Analisis Analytical Hierarchy Process�, Jurnal
Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 4(1), p. 131. Google Scholar
Saaty, R. W. (1987)
�The analytic hierarchy process-what it is and how it is used�, Mathematical Modelling, 9(3�5), pp.
161�176. Google Scholar
Saaty, T. L. (1995)
�Transport planning with multiple criteria: The analytic hierarchy process
applications and progress review�, Journal
of Advanced Transportation, 29(1), pp. 81�126. Google Scholar
Wang, W. C. et al. (2013) �Applying the AHP to
support the best-value contractor selection-lessons learned from two case
studies in Taiwan�, Journal of Civil
Engineering and Management, 19(1), pp. 24�36. Google Scholar
Zamani, S., Farughi,
H. and Soolaki, M. (2013) �Contractor Selection Using Fuzzy Hybrid AHP-VIKOR�, International Journal of Research in
Industrial Engineering, 2(4), pp. 26�40. Google Scholar
Riski
Anugrah, Ahmad Perwira Mulia Tarigan, Gina Cynthia Raphita Hasibuan (2022) |
First
publication right: |
This
article is licensed under: |