Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�
Vol. 4, No. 8, Agustus 2022
Achmad
Ramadhoni, Yusdianto, Sutanto Hardisaputera
Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Jakarta
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Analis dan investor selalu memperhatikan pergerakan harga saham dari waktu ke waktu sebagai acuan dalam investasi pada pasar keuangan. Banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham. Faktor tersebut dapat berupa faktor kinerja keuangan �yang mengacu pada rasio keuangan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh beberapa rasio keuangan perusahaan, risk based capital, dan makro ekonomi terhadap harga saham penutupan perusahaan asuransi umum dan kerugian di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2019. Ada empat perusahaan asuransi yang dipilih sebagai sampel penelitian menggunakan nonprobability random sampling berdasarkan pertimbangan bahwa empat perusahaan asuransi tersebut merupakan perusahaan asuransi yang mempunyai total asset terbesar pada kelompok perusahaan asuransi yang telah go public di BEI. Periode penelitian dilakukan selama lima tahun yaitu dari tahun 2015-2019. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan multiple regression analysis (analisis regresi berganda) dengan rasio keuangan, risk based capital, tingkat bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan kurs sebagai variabel bebas sedangkan harga saham penutupan perusahaan asuransi sebagai variabel terikat yang diuji pada taraf signifikansi α = 5% dengan bantuan software SPSS versi 25.
Hasil uji secara parsial pada PT Asuransi Bintang Tbk hanya return on assets, return on equity, tingkat inflasi, dan kurs yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk secara parsial hanya risk based capital dan debt to equity ratio yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pada PT Lippo General Insurance Tbk secara parsial hanya tingkat inflasi yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pada PT Panin Insurance Tbk secara parsial hanya tingkat inflasi yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tetapi secara bersama-sama rasio keuaangan perusahaan, risk based capital, tingkat bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan kurs mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variansi harga saham penutupan pada empat perusahaan asuransi tersebut.
Kata kunci: faktor makro ekonomi; harga saham; rasio keuangan risk based capital
Abstract
Analysts and investors
always pay attention to stock price movements from time to time as a reference
in investing in financial markets. Many factors affect stock price
fluctuations. These factors can be in the form of financial performance factors
that refer to the company's financial ratios. This study was conducted to
analyze the effect of several company financial ratios, risk based capital, and
macroeconomics on the closing stock prices of general insurance companies and
losses on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2015-2019. There are four
insurance companies selected as research samples using non-probability random
sampling based on the consideration that the four insurance companies are
insurance companies that have the largest total assets in the group of
insurance companies that have gone public on the IDX. The research period was
carried out for five years, namely from 2015-2019. The data were analyzed using
multiple regression analysis (multiple regression analysis) with financial
ratios, risk based capital, interest rates, inflation, economic growth and
exchange rates as independent variables while the closing stock price of
insurance companies as the dependent variable tested at a significance level of
= 5 % with the help of SPSS version 25 software.
Partial test results at PT
Asuransi Bintang Tbk only return on assets, return on equity, inflation rate,
and exchange rate which have a significant effect on stock prices. At PT
Asuransi Dayin Mitra Tbk partially only risk based capital and debt to equity
ratio have a significant effect on stock prices. At PT Lippo General Insurance
Tbk partially only the inflation rate has a significant effect on stock prices.
At PT Panin Insurance Tbk partially only the inflation rate has a significant
effect on stock prices. But together the company's financial ratios, risk based
capital, interest rates, inflation, economic growth, and exchange rates have a
significant influence on the variance of closing stock prices in the four
insurance companies.
Keywords: macroeconomic factors; stock prices; financial ratios risk
based capital
Pendahuluan
Ketatnya persaingan di pasar
asuransi tidak akan menyurutkan semangat para pelaku bisnis asuransi untuk
tetap eksis. Karena apa pun permasalahannya, para pelaku bisnis asuransi
tampaknya tetap optimis. (Lhatifah, 2018) Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan
situasi politik yang relatif stabil, serta kesadaran masyarakat yang meningkat
akan kebutuhan jasa asuransi menambah optimisme mereka. Sebagai egen ekonomi yang punya peran
cukup signifikan, industri asuransi perlu mendapat apresiasi. Setelah krisis
ekonomi yang melanda Indonesia pada penghujung tahun 1997 dan 2008, industri
ini telah mencatat kemajuan yang menggembirakan. Sejalan dengan itu, otoritas
jasa keuangan pun menetapkan standar yang makin ketat untuk meningkatkan mutu
industri asuransi. Hal ini dilakukan agar kinerja perusahaan-perusahaan
asuransi makin meningkat. (Dj, Artini, & Suarjaya, 2012)
Dalam bisnis seperti asuransi,
kepercayaan dari masyarakat atau nasabah adalah hal utama. (Elshareif, 2010) Tanpa hal itu,
jangan berharap bisnis akan tumbuh dan berkembang. Namun, membangun kepercayaan
itu tidak mudah. Banyak hal yang harus dipenuhi suatu perusahaan agar
masyarakat atau nasabah menyukainya. Salah satunya dari sisi kinerja.
Masyarakat atau nasabah akan menyukai dan percaya pada perusahaan yang
kinerjanya bagus.(Markowitz, 2016a) Perusahaan perlu
melakukan analisis keuangan untuk mengetahui kekuatan dan kelmahan kondisi
keuangan perusahaan. Cara yang dapat dilakukan untuk menganalisis keuangan
perusahaan adalah dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan
merupakan pengkajian terhadap keuangan perusahaan yang menyangkut review data,
menghitung, menginterpretasikan dan memberikan informasi terhadap kondisi
keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Analisis rasio keuangan yang
digunakan antar perusahaan sering berbeda tergantung jenis usaha yang
dianalisis. Perusahaan asuran misalnya, rumus yang digunakan dalam analisis
rasio keuangan sangat berbeda bila dibandingkan dengan perusahaan jasa lain dan
perusahaan dagang. (Geetha, Mohidin, Chandran, & Chong, 2011)
Selain premi, ada beberapa
tolok ukur untuk menilai suatu perusahan asuransi dikatakan unggul dalam
kinerja. Diantaranya, pertumbuhan premi, risk based capital
(RBC), likuiditas, cadangan
teknis, kemampuan meng-cover beban klaim, dan kemampuan mencetak
laba. Aspek makro maupun mikro selalu diperhatikan hingga kelemahan dan keunggulan perusahaan dapat secara langsung
dihadapkan dengan lingkungan eksternal. Jumlah perusahaan perasuransian yang memiliki izin usaha untuk beroperasi
di Indonesia hingga Januari 2020 tercatat 139 perusahaan Asuransi dan Reasuransi di Indonesia. Jumlah tersebut sudah termasuk Perusahaan Asuransi Syariah Full Fledge sebanyak 5 (lima) perusahaan,
pemberian 2 (dua) izin usaha
b aru dan pencabutan 1 (satu) izin usaha.
Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia
berjumlah 48 perusahaan. Perusahaan asuransi jiwa tersebut terdiri
dari 1 (satu) perusahaan asuransi
jiwa milik BUMN,
29 perusahaan milik swasta nasional dan 18 perusahaan patungan. Perusahaan Asuransi Kerugian
hingga akhir Juni 2019 berjumlah
82 perusahaan. Asuransi
tersebut lebih banyak
didominasi oleh perusahaan asuransi kerugian milik swasta nasional
yang berjumlah 61 perusahaan, 18 dimiliki oleh patungan dan BUMN hanya memiliki 3 perusahaan asuransi
kerugian milik BUMN.
Perusahaan penyelenggara Program
Asuransi Sosial dan Jamsostek hanya terdapat 2 (dua) perusahaan dan
perusahaan penyelenggara asuransi untuk
PNS, TNI dan Polri terdapat 3 (tiga) perusahaan. Sedangkan perusahaan reasuransi hanya terdapat 4 (empat)
perusahaan. Wajah industri asuransi kerugian atau asuransi umum saat ini
sudah jauh berubah dibandingkan lima
tahun lalu. Industri ini kian matang sehingga wajar akhirnya mampu mencatat pertumbuhan signifikan dalam tiga tahun
terakhir. Kematangan yang paling terlihat
saat ini adalah bagaimana perusahaan- perusahaan asuransi umum saling berkompetisi. Lima tahun lalu, perang
tarif yang hebat pernah melanda industri asuransi kerugian. Kala itu asuransi jorjoran menawarkan premi murah yang sudah tidak rasional. (Husnan, 2019)
Dengan premi yang sedemikian rendahnya, perusahaan asuransi bersangkutan dipastikan tidak bisa membayar saat terjadi klaim. Artinya, dari awal asuransi sudah tidak bertanggung jawab
karena menarik premi dengan asumsi tidak akan terjadi klaim. Keadaan ini, dalam jangka pendek,
tampak menguntungkan konsumen tertanggung. Namun, dalam jangka menengah dan
panjang, perusahaan penanggung menghadapi situasi tidak mencukupinya dana-dana
premi untuk mengatasi klaim-klaim industrial yang terjadi, dan akhirnya
konsumen tertanggung yang harus menerima kenyataan proses penyelesaian
klaim-klaim yang berlarut dan perselisihan dalam ganti rugi. Alih-alih ingin
meningkatkan pertumbuhan, yang terjadi malah pasar semakin menciut karena
terkikisnya kepercayaan. Dampaknya, pertumbuhan premi asuransi kerugian saat
itu stagnan. (Sambuaga, 2016)
Persaingan pelayanan di industri asuransi kerugian memang cukup ketat. Hal ini berdampak positif karena
mendorong perusahaan asuransi menawarkan produk
dan jasa yang semakin menarik bagi nasabah. Situasi yang kondusif ini berdampak terhadap membaiknya kinerja
asuransi kerugian dalam beberapa tahun
terakhir. Pada tahun 2019, misalnya, industri asuransi kerugian mencatat pertumbuhan premi sebesar 16,69
persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun hingga semester pertama tahun 2019, realisasi pendapatan premi oleh industri asuransi umum mencapai Rp 40,91 triliun atau naik 16,69 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 6,7 triliun. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh kenaikan pendapatan premi yang diperoleh oleh lini usaha kendaraan bermotor, surety bond, dan kecelakaan pribadi atau personal accident (PA) dan kesehatan (health). (Salim, Jamal, & Seftarita, 2017).
Pertumbuhan premi tertinggi dicatat oleh surety bond yang melonjak 72,3 persen dari Rp 1,12 triliun pada semester pertama tahun 2017 menjadi Rp 1,93 triliun pada semester pertama tahun 2019. Pendapatan premi dari lini usaha kendaraan bermotor mencapai Rp 4,67 triliun, atau 27,21 persen dari total premi industri. Lini usaha ini tumbuh 13,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 4,13 triliun. Adapun lini usaha kecelakaan pribadi dan kesehatan mencatat perolehan premi sebesar Rp 1,78 triliun, tumbuh 45,4 persen dari tahun lalu. Tahun ini diperkirakan pendapatan premi asuransi kerugian bisa tumbuh 20 persen dibandingkan tahun lalu. Prospek asuransi kendaraan bermotor tahun ini sangat bagus mengingat penjualan mobil tahun ini bisa mencapai 850.000 unit, sementara sepeda motor mencapai 8 juta unit. Hal ini tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga kian baik. Prospek yang semakin cerah di industri asuransi umum dan kerugian jelas menarik minat para investor masuk ke industri ini. Hal ini tidak lepas dari ekonomi Indonesia yang terus tumbuh berkesinambungan. Salah satunya terlihat dari angka penjualan kendaraan bermotor yang pesat terutama di kota-kota besar. Kesadaran masyarakat untuk berasuransi pun terus meningkat, salah satunya dari maraknya masyarakat membeli asuransi kesehatan. Jumlah portofolio investasi industri asuransi selama lima tahun terakhir yang terbesar dalam bentuk deposito, disusul dalam bentuk obligasi dan promes, baru kemudian dalam bentuk saham. Melihat perkembangan industri asuransi yang dikaitkan dengan tingkat persaingan yang semakin ketat mendorong perusahaan-perusahaan asuransi untuk mencari tambahan modal guna mengembangkan usahanya. Makin besar modal, makin kuat perusahaan tersebut dalam persaingan yang ketat untuk survive dan maju dalam industri ini. Untuk memperoleh tambahan modal, maka beberapa perusahaan asuransi dari 139 perusahaan asuransi, tercatat ada 11 perusahaan asuransi yang telah go-publik sampai dengan tahun 2019.
Saham perusahaan yang go-publik sebagai komoditi investasi tergolong berisiko tinggi, karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan- perubahan yang terjadi, baik perubahan di luar negeri maupun di dalam negeri, perubahan di bidang ekonomi, politik, moneter, undang-undang, maupun perubahan yang terjadi di dalam industri dan perusahaan itu sendiri. Perubahan- perubahan tersebut dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif. melihat perkembangan pasar modal yang dikaitkan dengan pengaruh global, krisis moneter dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapi semakin berat. Kebijakan moneter yang ditetapkan akibat krisis moneter dan prospek perusahaan yang semakin tidak jelas (uncertainty), secara langsung mempengaruhi perilaku investor dan kinerja emiten. Naiknya suku bunga berjangka akibat kebijakan dimaksud menyebabkan para investor mencari alternatif lain yang lebih menguntungkan, sehingga memberikan batas yang semakin sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham-saham perusahaan yang dijual di bursa efek.
Persoalan yang timbul adalah sejauh mana perusahaan mempengaruhi harga saham di pasar modal, dan faktor atau faktor apa saja yang dapat dijadikan indikator, sehingga memungkinkan bagi perusahaan untuk mengendalikannya, sehingga tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan nilai saham yang diperdagangkan di pasar modal dapat dicapai Dalam kerangka inilah penelitian dilakukan, dengan menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan dari aspek financial ratios performance yang sering dijadikan acuan untuk melihat kinerja keuangan suatu perusahaan, metode Risk Based Capital atau dikenal juga dengan Batas Tingkat Solvabilitas merupakan salah satu indikator kesehatan keuangan perusahaan asuransi, khususnya yang terkait dengan solvabilitas atau kemampuan membayar kewajibannya, sedangkan faktor makro ekonomi untuk mengakomodasi perubahan kecenderungan pasar yang terjadi dimasukkan pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, laju inflasi dan kurs sebagai indikator yang mencerminkan sensitivitas harga saham perusahaan terhadap pengaruh faktor eksternal perusahaan.
Menurut Nurmalasari (2009) harga saham menunjukkan nilai perusahaan. Semakin tinggi harga saham bisa diartikan bahwa semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Menurut Anoraga et al (2009:59), harga saham juga merupakan harga pasar atau market price, yaitu harga saham pada pasar riil serta yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Apabila pasar sudah ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupan atau disebut closing price. Harga saham terus berfluktuasi tergantung dari prospek perusahaan di masa yang akan datang serta jumlah permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan asumsi para investor adalah rasional maka aspek kinerja keuangan menjadi dasar (basic valuation) yang utama bagi seorang analis dan investor, argumentasi dasarnya adalah bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat, tapi juga, dan bahkan lebih penting adalah harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan (wealth) di kemudian hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor rasio keuangan, risk based capital, dan makro ekonomi tersebut mempunyai pengaruh terhadap variansi harga saham penutupan perusahaan asuransi umum dan kerugian di BEI.(Jogiyanto, 2000).
Metode Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling �nonprobability sampling�, yaitu sampel dipilih secara arbiter dengan probabilitas masing-masing anggota populasi tidak diketahui karena tidak ada upaya untuk melakukan generalisasi berdasarkan sampel. Anggota sampel yang dipilih, diambil berdasarkan kemudahan mendapatkan data yang diperlukan, atau dilakukan seadanya, seperti mudah ditemui atau dicari dan dijangkau atau kebetulan ditemukan (Mudrajad Kuncoro, 2003).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan asuransi yang telah go-publik di Bursa Efek Indonesia. (Markowitz, 2016b) Terdapat sebelas perusahaan asuransi yang telah go-publik di Bursa Efek Indonesia sampai akhir tahun 2019.(Deitiana, 2011)
Jumlah sampel yang diambil sebanyak empat perusahaan asuransi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria bahwa empat perusahaan tersebut telah memenuhi persyaratan yakni telah menyampaikan laporan tahunan secara rutin selama lima tahun pada Bursa Efek Indonesia sesuai dengan periode data penelitian yang diperlukan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dan empat perusahaan asuransi ini termasuk ke dalam kelompok perusahaan asuransi umum kerugian dengan total asset rata-rata terbesar dalam lima tahun terakhir selama periode penelitian ini.(Trisia & Suhaemi, 2000)
Data-data penelitian ini berupa data sekunder yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan pada sumber data yang akan digunakan dalam perumusan teori, analisis data serta pembahasan masalah. (Sudana, 2011) Sedangkan teknik pengumpulan data penelitian ini melalui kontak langsung yaitu teknik pengumpulan data yang dipergunakan oleh peneliti apabila tersedia terminal komputer yang digunakan peneliti yang dapat berhubungan dengan sumber atau distributor data (Mudrajat Kuncoro 2003).
Teknik Analisis
Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dan menyatakan kejelasan tentang kekuatan variabel tertentu terhadap harga saham dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). (Brigham & Houston, 2001)
Adapun bentuk model yang digunakan dari model dasar penentuan harga saham di atas adalah:
Y = a + β1 X1 +β2 X2 + �.+ β11 X11 +ei
Hasil dan Pembahasan
Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara sebagai berikut (Imam Ghozali, 2013)
1.Uji signifikansi (pengaruh nyata) variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat
(Y)��� baik secara parsial (individu) maupun secara simultan (bersama-sama) akan dilakukan dengan uji statistik t (t-test) dan uji statistik F (F-test).
a.� Uji Statistik t (t-test)
Uji statistik t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari faktor bebasnya.
Hipotesis yang digunakan adalah: Ho : bi = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas Xi terhadap variabel terikat Y.
Ha : bi � 0
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas Xi terhadap variabel terikat Y.
Nilai t-hitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1995: 114):
Untuk menentukan nilai t-tabel, ditentukan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersept, dengan kriteria uji adalah:
Jika t hitung > t table maka Ho ditolak Jika t hitung < t table maka Ho diterima
b.�������� Uji Statistik F (F-test)
Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel bebas mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.
Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
Ho: b1, b2, b3��� b11 = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan (bersama- sama) dari semua variabel bebas (X1 s/d X10) terhadap variabel terikat (Y). Ha: b1, b2, b3��� b11 ��0
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan (bersama- sama) dari semua variabel bebas (X1 s/d X11) terhadap variabel terikat (Y). Nilai F-hitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1995: 121):
R2/ (k-1) Fhit = (1-R2) / (n-k)
untuk menentukan nilai F-tabel, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersept, dengan kriteria yang digunakan:
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak Jika F hitung < F table maka Ho diterima
�� 1 .Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan betul- betul terbebas dari dari adanya gejala multikolinearitas, gejala autokorelasi dan gejala heteroskedastisitas maka perlu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
Tabel 1.
Uji Multikolinearitas
��������� Model |
|
Tolerance������������ |
���� VIF |
1 |
CR |
0,576 |
1,736 |
|
DER |
0,274 |
3,654 |
|
ROA |
0,116 |
8,651 |
|
ROE |
0,104 |
9,609 |
|
DPR |
0,718 |
1,396 |
|
RBC |
0,861 |
1,161 |
|
PERT. EKO |
0,267 |
3,751 |
|
TK. BUNGA |
0,570 |
1,753 |
|
TK. INFLASI |
0,569 |
1,757 |
Dependend Variable: |
KURS CLOSING PRICE |
0,886 |
1,129 |
Sumber: Data diolah oleh Penulis
2. Uji Autokorelasi
Tabel 2
Hasil Durbin-Watson Test
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin- Watson |
1 |
,705a |
,597 |
,586 |
833,54857 |
1,843 |
a.� Predictors: (Constant), CR, DER, ROA, ROE, DPR, RBC, PERT.EKO, TK.BUNGA, TK.INFLASI, KURS
b.� Dependent Variable: CLOSING PRICE
Sumber: Data diolah oleh Penulis
Ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW). Ketentuan pengujian Durbin-Watson adalah sebagai berikut (Imam Ghozali, 2013) :
�������� Jika 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada autokorelasi
�������� Jika 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti tidak dapat disimpulkan
�������� Jika DW < 1,21 atau DW > 2,79 berarti ada autokorelasi
Dari output SPSS diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1.843 yang berarti dalam model regresi ini tidak terdapat autokorelasi, sehingga model regresi layak dipakai sebagai alat prediksi yang tidak bias
3. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 1
Scatterplot
Dependent Variable: CLOSING_PRICE
Sumber : Data diolah oleh Penulis
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi � Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisis:
� Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
� Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dari output SPSS, grafik scatterplots memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai sebagai alat prediksi yang tidak bias.
4. Uji Hipotesis
Tabel 3
Hasil Pengolahan Data PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI)
Variabel |
r |
R |
R2 |
a |
|
t hit |
t tab |
Sig |
F hit |
F tab |
Sig |
Rasio Keuangan: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Parsial |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Current
Ratio (CR) |
-0,391 |
- |
- |
882,832 |
-0,330 |
-1,929 |
1,782 |
0,078 |
- |
- |
- |
2. Debt to
Equity Ratio (DER) |
-0,152 |
- |
- |
-0,114 |
-0,664 |
1,782 |
0,519 |
- |
- |
- |
|
3. Return
on Assets (ROA) |
-0,520 |
- |
- |
5,885 |
2,596 |
1,782 |
0,023 |
- |
- |
- |
|
4. Return
on Equity (ROE) |
0,471 |
- |
- |
-5,651 |
-2,527 |
1,782 |
0,027 |
- |
- |
- |
|
5. Dividend Payout Ratio (DPR) |
-0,166 |
- |
- |
-0,370 |
-1,307 |
1,782 |
0,216 |
- |
- |
- |
|
6. Risk
Based Capital (RBC) |
0,542 |
- |
- |
0,332 |
1,139 |
1,782 |
0,277 |
- |
- |
- |
|
Simultan (CR,
DER, ROA, ROE,
DPR, dan RBC) |
- |
0,857 |
0,734 |
|
|
- |
- |
- |
4,741 |
3,260 |
0,009 |
Makro
Ekonomi: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Parsial |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Pertumbuhan Ekonomi (PERT EKO) |
- |
- |
- |
202,801 |
0,125 |
0,451 |
1,746 |
0,658 |
- |
- |
- |
2. Tingkat Bunga (TK. BUNGA) |
- |
- |
- |
0,345 |
1,253 |
1,746 |
0,228 |
- |
- |
- |
|
3. Tingkat Inflasi (TK. INFLASI) |
- |
- |
- |
-0,669 |
-3,071 |
1,746 |
0,007 |
- |
- |
- |
|
4. Kurs
(KURS) |
- |
- |
- |
-0,496 |
-8,270 |
1,746 |
0,000 |
- |
- |
- |
|
Simultan (PERT
EKO, TK BUNGA,
TK INFLASI, KURS) |
- |
0,634 |
0,402 |
|
|
- |
- |
- |
3,592 |
3,010 |
0,037 |
Simultan (Rasio
Keuangan & Makro Ekonomi) |
- |
0,944 |
0,891 |
|
|
- |
- |
- |
7,351 |
3,014 |
0,003 |
Sumber: Data diolah oleh Penulis
�� Uji hipotesis F (F-test) memperlihatkan bahwa F hitung 7,351 dimana F tabel 3,140 sehingga (F hitung > F tabel), maka Ho ditolak artinya Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Risk Based Capital (RBC), Pertumbuhan Ekonomi (PERT EKO), Tingkat Bunga (TK BUNGA), Tingkat Inflasi (TK INFLASI) dan Kurs (KURS) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham (ASBI).
Nilai probabilitas hasil (ρ= 0,003 < α = 0,05), dengan demikian Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Risk Based Capital (RBC), Pertumbuhan Ekonomi (PERT EKO), Tingkat Bunga (TK BUNGA), Tingkat Inflasi (TK INFLASI) dan Kurs (KURS) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Nilai Uji Regresi Linier Berganda Variabel Rasio Keuangan dan Makro Ekonomi ASBI memperlihatkan hasil sebagai berikut:
YHarga Saham = 3.945,096 - 0,448X1(CR) - 0,011X2(DER) + 7,202X3(ROA) - 6,684X4(ROE) + 0,102X5(DPR) - 0,396X6(RBC) - 0,369X7(PERT EKO) - 0,015X8(TK BUNGA) - 0,699X9(TK INFLASI) - 0,496X10(KURS)
Nilai konstanta sebesar a = 3.945,096 merupakan harga saham murni jika tidak ada variabel bebas lainnya.
Tabel 4
Hasil
Pengolahan Data PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM)
Variabel |
r |
R |
R2 |
a |
|
t hit |
t tab |
Sig |
F hit |
F tab |
Sig |
Rasio
Keuangan: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Parsial |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Current
Ratio (CR) |
0,492 |
- |
- |
-664,375 |
0,084 |
0,310 |
1,782 |
0,762 |
- |
- |
- |
2. Debt to
Equity Ratio (DER) |
-0,462 |
- |
- |
1,021 |
2,569 |
1,782 |
0,025 |
- |
- |
- |
|
3. Return
On Assets (ROA) |
0,214 |
- |
- |
2,854 |
1,850 |
1,782 |
0,089 |
- |
- |
- |
|
4. Return
On Equity (ROE) |
0,115 |
- |
- |
-2,746 |
-1,632 |
1,782 |
0,129 |
- |
- |
- |
|
5. Dividend Payout Ratio (DPR) |
0,089 |
- |
- |
0,158 |
1,182 |
1,782 |
0,260 |
- |
- |
- |
|
6. Risk
Based Capital (RBC) |
0,852 |
- |
- |
1,102 |
5,149 |
1,782 |
0,000 |
- |
- |
- |
|
Simultan (CR, DER, TATO,
ROA, ROE, DPR, dan
RBC) |
- |
0,945 |
0,894 |
|
|
- |
- |
- |
14,408 |
3,260 |
0,000 |
Makro Ekonomi: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Parsial |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Pertumbuhan Ekonomi (PERT EKO) |
- |
- |
- |
585,379 |
-0,209 |
-0,644 |
1,746 |
0,529 |
- |
- |
- |
2. Tingkat Bunga (TK. BUNGA) |
- |
- |
- |
-0,057 |
-0,177 |
1,746 |
0,862 |
- |
- |
- |
|
3. Tingkat Inflasi (TK. INFLASI) |
- |
- |
- |
-0,465 |
-1,830 |
1,746 |
0,086 |
- |
- |
- |
|
4. Kurs
(KURS) |
- |
- |
- |
-0,496 |
-8,270 |
1,746 |
0,000 |
- |
- |
- |
|
Simultan (PERT
EKO, TK BUNGA,
TK INFLASI) |
- |
0,429 |
0,184 |
|
|
- |
- |
- |
1,206 |
3,010 |
0,339 |
Simultan (Rasio
Keuangan & Makro Ekonomi) |
- |
0,976 |
0,952 |
|
|
- |
- |
- |
17,702 |
3,014 |
0,000 |
��
Sumber: Data diolah oleh Penulis
Uji hipotesis F (F-test) memperlihatkan bahwa F hitung 14,408 dimana F tabel 3,260 sehingga (F hitung > F tabel), maka Ho ditolak artinya Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Risk Based Capital (RBC) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham (ASDM).
Nilai probabilitas hasil (ρ = 0,000 < α = 0,05), dengan demikian Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), dan Risk Based Capital (RBC) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Nilai Uji Regresi Linier Berganda Variabel Fundamental ASDM memperlihatkan hasil sebagai berikut:
YHarga Saham = 337,001 + 0,084X1(CR) + 1,021X2(DER) + 2,854X3(ROA) - 2,746x4(ROE) + 0,154X5(DPR) + 1,102X6(RBC)
Nilai konstanta sebesar a = 337,001 merupakan harga saham murni jika tidak ada variabel bebas lainnya.
Tabel 5
Hasil Pengolahan Data PT Lippo General Insurance Tbk
(LPGI)
Variabel |
r |
R |
R2 |
a |
|
t hit |
t tab |
Sig |
F hit |
F tab |
Sig |
Rasio
Keuangan: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Parsial |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Current
Ratio (CR) |
0,052 |
- |
- |
699,468 |
0,077 |
0,351 |
1,782 |
0,731 |
- |
- |
- |
2. Debt to
Equity Ratio (DER) |
-0,603 |
- |
- |
-0,409 |
-0,967 |
1,782 |
0,353 |
- |
- |
- |
|
3. Return
On Assets (ROA) |
-0,631 |
- |
- |
-5,153 |
-1,962 |
1,782 |
0,073 |
- |
- |
- |
|
4. Return
On Equity (ROE) |
-0,598 |
- |
- |
4,348 |
1,672 |
1,782 |
0,120 |
- |
- |
- |
|
5. Dividend Payout Ratio (DPR) |
-0,035 |
- |
- |
0,359 |
1,953 |
1,782 |
0,075 |
- |
- |
- |
|
6. Risk
Based Capital (RBC) |
0,486 |
- |
- |
-0,082 |
-0,280 |
1,782 |
0,785 |
- |
- |
- |
|
Simultan (CR,
RBC, DER, TATO,
ROA, ROE, DPR) |
- |
0,886 |
0,785 |
|
|
- |
- |
- |
6,275 |
3,260 |
0,003 |
Makro
Ekonomi: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Parsial |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Pertumbuhan Ekonomi (PERT EKO) |
- |
- |
- |
-111,924 |
0,285 |
1,055 |
1,746 |
0,307 |
- |
- |
- |
2. Tingkat Bunga (TK. BUNGA) |
- |
- |
- |
0,557 |
2,083 |
1,746 |
0,054 |
- |
- |
- |
|
3. Tingkat Inflasi (TK. INFLASI) |
- |
- |
- |
-0,637 |
-3,016 |
1,746 |
0,008 |
- |
- |
- |
|
4. Kurs
(KURS) |
- |
- |
- |
-0,496 |
-8,270 |
1,746 |
0,000 |
- |
- |
- |
|
Simultan (PERT
EKO, TK BUNGA,
TK INFLASI) |
- |
0,661 |
0,437 |
|
|
- |
- |
- |
4,148 |
3,010 |
0,024 |
Simultan (Fundamental & Makro Ekonomi) |
- |
0,914 |
0,835 |
|
|
- |
- |
- |
4,564 |
3,014 |
0,016 |
Sumber: Data diolah oleh Penulis
Uji hipotesis F (F-test) memperlihatkan bahwa F hitung 4,148 dimana F tabel 3,010 sehingga (F hitung > F tabel), maka Ho ditolak artinya Pertumbuhan Ekonomi (PERT EKO), Tingkat Bunga (TK. BUNGA), Tingkat Inflasi (TK. INFLASI), dan Kurs (KURS) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham (LPGI).
Nilai probabilitas hasil ( = 0,001 < = 0,05), dengan demikian Pertumbuhan Ekonomi (PERT EKO), Tingkat Bunga (TK. BUNGA), Tingkat Inflasi (TK. INFLASI), dan Kurs (KURS) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Nilai Uji Regresi Linier Berganda Variabel Makro Ekonomi LPGI memperlihatkan hasil sebagai berikut:
YHarga Saham = -111,924 + 0,285X1(PERT EKO) + 0,557X2(TK BUNGA) - 0,637X3(TK INFLASI � 0,496X4(KURS)
Nilai konstanta sebesar a = -111,924 merupakan harga saham murni jika tidak ada variabel bebas lainnya.
Tabel 6
Hasil Pengolahan Data PT
Panin Insurance Tbk (PNIN)
Variabel |
r |
R |
R2 |
a |
|
t hit |
t tab |
Sig |
F hit |
F tab |
Sig |
Rasio
Keuangan: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Parsial |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Current
Ratio (CR) |
-0,261 |
- |
- |
-431,470 |
1,359 |
1,638 |
1,782 |
0,127 |
- |
- |
- |
2. Debt to
Equity Ratio (DER) |
0,369 |
- |
- |
1,238 |
1,909 |
1,782 |
0,080 |
- |
- |
- |
|
3. Return
on Assets (ROA) |
0,380 |
- |
- |
0,296 |
0,294 |
1,782 |
0,774 |
- |
- |
- |
|
4. Return
on Equity (ROE) |
0,443 |
- |
- |
-0,109 |
-0,078 |
1,782 |
0,939 |
- |
- |
- |
|
5. Dividend Payout Ratio (DPR) |
0,027 |
- |
- |
0,171 |
0,687 |
1,782 |
0,509 |
- |
- |
- |
|
6. Risk
Based Capital (RBC) |
0,342 |
- |
- |
0,840 |
1,979 |
1,782 |
0,071 |
- |
- |
- |
|
Simultan (CR,
RBC, DER, TATO,
ROA, ROE, DPR) |
- |
0,735 |
0,541 |
|
|
- |
- |
- |
2,018 |
3,260 |
0,136 |
Makro
Ekonomi: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Parsial |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Pertumbuhan Ekonomi (PERT EKO) |
- |
- |
- |
345,961 |
0,081 |
0,363 |
1,746 |
0,721 |
- |
- |
- |
2. Tingkat Bunga (TK. BUNGA) |
- |
- |
- |
-0,110 |
-0,496 |
1,746 |
0,626 |
- |
- |
- |
|
3. Tingkat Inflasi (TK. INFLASI) |
- |
- |
- |
-0,687 |
-3,930 |
1,746 |
0,001 |
- |
- |
- |
|
4. Kurs
(KURS) |
- |
- |
- |
|
-0,496 |
-8,270 |
1,746 |
0,000 |
- |
- |
- |
Simultan (PERT
EKO, TK BUNGA,
TK INFLASI) |
- |
0,784 |
0,615 |
|
|
- |
- |
- |
8,506 |
3,010 |
0,001 |
Simultan (Fundamental & Makro Ekonomi) |
- |
0,890 |
0,791 |
|
|
- |
- |
- |
3,413 |
3,014 |
0,039 |
Sumber : Data diolah oleh Penulis
Uji hipotesis F (F-test) memperlihatkan bahwa F hitung 2,018 dimana F tabel 3,260 sehingga (F hitung < F tabel), maka Ho diterima artinya Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), dan Risk Based Capital (RBC) secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham (PNIN).
Nilai probabilitas hasil ( = 0,136 > = 0,05), dengan demikian Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Dividend Payout Ratio (DPR) secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Nilai Uji Regresi Linier Berganda Variabel Rasio Keuangan PNIN memperlihatkan hasil sebagai berikut:
YHarga Saham = -431,470 + 1,359X1(CR) + 1,238X2(DER) + 0,296X3(ROA) - 0,109x4 (ROE) + 0,171X5(DPR) + 0,840X6(RBC)
Nilai konstanta sebesar a = -431,470 merupakan harga saham murni jika tidak ada variabel bebas lainnya.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan penulis mengenai pengaruh variabel rasio keuangan perusahaan (current ratio, debt to equity ratio, return on assets, return on equity, dividend payout ratio, risk based capital) dan variabel makro ekonomi (pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga, inflasi, dan kurs) terhadap harga saham pada empat perusahaan asuransi, yaitu : PT Asuransi Bintang Tbk, PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, PT Lippo General Insurance Tbk, dan PT Panin Insurance Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 yang dalam hal ini pada hakikatnya dapat disimpulkan dibawah ini.
Current ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap harga saham empat perusahaan asuransi yaitu PT Asuransi Bintang Tbk, PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, PT Lippo General Insurance Tbk, dan PT Panin Insurance Tbk pada periode 2015-2019.
Debt to equity ratio mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap harga saham perusahaan asuransi yaitu pada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk sedangkan debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham PT Asuransi Bintang Tbk, PT Lippo General Insurance Tbk, dan PT Panin Insurance Tbk pada periode 2015-2019.
Return on assets mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap harga saham perusahaan asuransi yaitu pada PT Asuransi Bintang Tbk sedangkan return on assets tidak mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, PT Lippo General Insurance Tbk, dan PT Panin Insurance Tbk pada periode 2015- 2019.
BIBLIOGRAFI
Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F.
(2001). Manajemen Keuangan. Buku 1 edisi 8. Jakarta: Erlangga.Google Scholar
Deitiana, Tita. (2011). Pengaruh rasio
keuangan, pertumbuhan penjualan dan dividen terhadap harga saham. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 13(1), 57�66. Google Scholar
Dj, Alfredo Mahendra, Artini, Luh Gede Sri,
& Suarjaya, A. A. Gede. (2012). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, Dan
Kewirausahaan, 6(2),
130�138. Google Scholar
Elshareif, Elgilani Eltahir. (2010). Stock
Prices and Inflation in Malaysian Equity Markets. Khartoum University Journal of Management Studies, 3(2). Google Scholar
Geetha, Caroline, Mohidin, Rosle, Chandran,
Vivin Vincent, & Chong, Victoria. (2011). The relationship between
inflation and stock market: Evidence from Malaysia, United States and China. International Journal of Economics and
Management Sciences, 1(2),
1�16. Google Scholar
Husnan, Suad. (2019). Dasar-Dasar Teori Protofolio dan Analisis
Sekuritas. Google
Scholar
Jogiyanto, S. H. (2000). Pengantar
Pengetahuan Pasar Modal. Edisi
Pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Google Scholar
Lhatifah, Anna. (2018). Stock Prediction Analysis Using Fundamental
And Technical Methods Towards Current Market Price (Case Study Of Pt Blue Bird,
Tbk (Bird)). Universitas Bakrie. Google Scholar
Markowitz, Harry M. (2016a). Risk-Return Analysis, Volume 2: The Theory
And Practice Of Rationa Investing. Mcgraw Hill Professional. Google Scholar�
Sambuaga, Defrando. (2016). Kejahatan dan
Pelanggaran di BiSambuaga, Defrando. (2016). Kejahatan dan Pelanggaran di
Bidang Pasar Modal dan Penegakan Hukumnya Ditinjau dari UU No. 8 Tahun 1995.
Lex Privatum, 4(5).dang Pasar Modal dan Penegakan Hukumnya Ditinjau dari UU No.
8 Tahun 19. Lex Privatum, 4(5). Google Scholar
Sudana, Imade. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori &
Praktik. Google Scholar
Trisia, Elisia, & Suhaemi, Swati.
(2000). Analisa Resiko dan Return Saham serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Harga Saham. Journal of Postgraduate
Program Universitas Persada Indonesia YAI. Google Scholar
�Geetha,
Caroline, Mohidin, Rosle, Chandran, Vivin Vincent, & Chong, Victoria.
(2011). The relationship between inflation and stock market: Evidence from
Malaysia, United States and China. International
Journal of Economics and Management Sciences, 1(2), 1�16. Google Scholar �
Husnan, Suad. (2019). Dasar-Dasar Teori Protofolio dan Analisis
Sekuritas. Google Scholar
Jogiyanto, S. H. (2000). Pengantar
Pengetahuan Pasar Modal. Edisi
Pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Google Scholar
.
Harry M. (2017). Risk-Return Analysis, Volume 2: The Theory and Practice of Rationa ���Investing. McGraw Hill Professional. Google Scholar�
Salim, Jul Fahmi, Jamal, Abd, &
Seftarita, Chenny. (2017). Pengaruh Faktor Dalam dan Luar Negeri Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia, 4(1), 35�48. Google Scholar
Sambuaga, Defrando. (2018). Kejahatan dan
Pelanggaran di BiSambuaga, Defrando. (2016). Kejahatan dan Pelanggaran di
Bidang Pasar Modal dan Penegakan Hukumnya Ditinjau dari UU No. 8 Tahun 1995.
Lex Privatum, 4(5).dang Pasar Modal dan Penegakan Hukumnya Ditinjau dari UU No.
8 Tahun 19. Lex Privatum, 4(5). Google Scholar
Trisia, Elisia, & Suhaemi, Swati.
(2000). Analisa Resiko dan Return Saham serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Harga Saham. Journal of Postgraduate
Program Universitas Persada Indonesia YAI. Google Scholar
Achmad Ramadhoni, Yusdianto, Sutanto Hardisaputera (2022) |
First publication right: |
This article is licensed under: |