Syntax Idea: p–ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X 

Vol. 4, No. 7, Juli 2022

 

OPTIMALISASI LIP BALM EKSTRAK LIDAH BUAYA (ALOE VERA L) SEBAGAI PELEMBAB BIBIR

 

Safitri, Sri Ayu Winarti, Windi Ikhtianingsih, Nia Yuniarsih

Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan, Karawang

Email:[email protected][email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Lidah buaya memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai pelembab bibir karena dalam eksudat (lendir) lidah buaya mengandung senyawa lignin yang dapat membantu melembabkan kulit bibir. Penggunaan lip balm pada bibir memiliki fungsi untuk menjaga kelembapan bibir serta membantu merawat bibir yang mengalami keruskan seperti bibir kering, bibir pecah-pecah dan bibir berwarna gelap. Lip balm atau salep bibir adalah lilin substansi dioleskan pada bibir dari mulut, tujuannya untuk melembabkan bibir agar tidak mudah kering dan pecah-pecah. Biasanya lip balm digunakan untuk bibir yang membutuhkan proteksi, umpamanya pada keadaan kelembaban udara yang rendah atau karena suhu yang terlalu dingin, untuk mencegah penguapan air dan sel-sel epitel mukosa bibir Lip balm sering mengandung beeswax atau lilin karnauba, kapur barus, setil alkohol, lanolin, parafin, petrolatum, dan bahan-bahan lainnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana stabilitas dari sediaan lip balm esktrak lidah buaya. Hasil pada penelitian ini didatkan bahwa stabilitas dari sediaan lip balm memiliki stabilitas yang baik.

 

Kata Kunci: lidah buaya; lip balm; pelembab bibir

 

Abstract

Aloe vera has the potential to be used as a lip moisturizer because Aloe vera exudate contains lignin compounds that can help moisturize the skin of the lips. The use of lip balm on the lips has a function to maintain lip moisture and help treat chapped lips such as dry lips, chapped lips and dark lips. Lip balm or lip salve is a waxy substance that is applied to the lips from the mouth, the purpose is to moisturize the lips so they are not easily dry and cracked. Usually lip balm is used for lips that need protection, for example in conditions of low humidity or because the temperature is too cold, to prevent evaporation of water and epithelial cells of the lip mucosa. Lip balms often contain beeswax or carnauba wax, camphor, cetyl alcohol, lanolin, paraffin, petrolatum, and other ingredients. The purpose of this study was to determine how the stability of the preparation of Aloe vera extract lip balm. The results of this study showed that the stability of the lip balm preparation has good stability.

 

Keywords: aloe vera, lip balm.lip balm

Pendahuluan

Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika (Agustinus, 2016). Dalam perawatan bibir, standar sediaan bibir menjadi yang utama terutama di kalangan masyarakat meliputi, sediaan dapat melapisi bibir secara mencukupi, dapat bertahan di bibir dalam waktu yang lama, melembabkan bibir dan tidak mengeringkan, memperbaiki penampilan (Tranggono, 2007). (INDONESIA, 2009).

Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Indonesia, 2010). Penggolongan kosmetik menurut kegunaanya bagi kulit dibagikan menjadi 2 yaitu kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics) dan kosmetik riasan (dekoratif atau make-up), jenis ini diperlukan untuk merias dan menutupi cacat pada kulit, sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence). (Pangaribuan, 2017) Kosmetik pelindung atau perawatan kulit (skin-care cosmetics) kosmetik yang dikenakan pada kulit yang bermasalah ataupun sudah bersih dengan tujuan melindungi kulit dari berbagai pengaruh lingkungan yang merugikan kulit (Tranggono, 2007).

Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang banyak memperoleh sinar matahari dibandingkan dengan belahan bumi lainya, sehingga memperbesar resiko kerusakan kulit akibat pancaran sinar Ultra Violet (UV) dari sinar matahari dan terjadinya kekeringan pada kulit, terutama pada kulit bibir/chapping serta beresiko timbulnya actinic chelitis (Ardini & Sumardilah, 2021). Dalam jenis sediaan kosmetik bibir, terdapat beberapa macam sediaan kosmetik bibir seperti, lipstik, lip gloss, Lip balm, liquid lipstik dan lip liners (Retno, 2016). Lip balm merupakan pelembab bibir yang dikemas dalam bentuk semi padat (semi solid) yang dibentuk dari bahan utama minyak, lemak, dan lilin (Kadu, Vishwasrao, & Singh, 2015). Fungsinya adalah untuk memberikan perawatan pada kulit bibir yang di anggap akan memberikan ekspresi wajah yang menarik. Bentuk penggunaan Lip balm semi solid memberikan kemudahan penggunaanya pada saat mengaplikasikanya ke bibir, serta ukuran Lip balm yang relatif mudah untuk di bawa kemanapun bagi pemakainya. (Indriaty, Hidayati, & Bachtiar, 2018) Lip balm adalah suatu zat dengan basis wax (lilin) yang diaplikasikan secara topical pada bibir dengan tujuan untuk melembabkan (Ardini & Sumardilah, 2021).

Menurut (Ganitafuri, 2010) kandungan lignin dari gel Aloe vera memiliki kemampuan penyerapan ke dalam kulit sehingga mampu melindungi kulit dari dehidrasi dan menjaga kelembapan kulit. Sehingga daun lidah buaya (Aloe vera. L) dapat berfungsi sebagai pelembab kulit (Sutrisno, 2014). Berdasarkan hasil penelitian terhadap penggunaan ekstrak gel lidah buaya (Aloe vera L) diperoleh hasil bahwa lidah buaya tersebut akan efektif bagi kesehatan dan kelembapan kulit digunakan pada konsentrasi 6-15%. Studi ini bertujuan untuk mengetahui formulasi sediaan Lip balm ekstrak lidah buaya (Aloe vera. L) yang memenuhi standart sediaan kosmetika. Selain sebagai pelembab kulit, Lidah buaya hingga saat ini dapat dimanfaatkan sebagai pelembut, antiaging, dan tabir surya bagi kulit. Lidah buaya mengandung air sebesar 99% dari berat total serta mengandung monosakarida dan polisakarida sebesar 25% dari berat kering. (Pangaribuan, 2017) Lidah buaya telah digunakan selama berabad-abad dan telah teridentifikasi sebanyak 75 bahan aktif bermanfat dalam lendir lidah buaya. Dalam industri farmasi dan kosmetik, lidah buaya telah digunakan untuk pembuatan produk topikal seperti salep, gel, lotion, sabun, produk tablet dan kapsul. (Natalia, 2018)

 

Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan studi kasus bentuk tunggal (The One Shot Case Study). Pada penelitian ini tidak digunakan kelompok pembanding. Setelah kelompok diberi perlakuan atau intervensi selanjutnya dilakukan observasi. Penelitian ini dilakukan dengan merancang, membuat formulasi, dan mengevaluasi sediaan Lipbalm ekstrak gel lidah buaya dengan Variasi Konsentrasi Ekstrak Gel Lidah Buaya sebagai Pelembab Bibir. Tanaman lidah buaya yang di gunakan pada penelitian ini adalah tanaman lidah buaya spesies Aloe vera. L. Sampel yang digunakan ialah ekstrak lidah buaya (Aloe Vera.L). Uji yang digunakan dalam jurnal tersebut adalah ujji homogenitas dan uji kesukaan. Dengan hasil yang diharapkan Tanaman lidah buaya yang di gunakan pada penelitian ini adalah tanaman lidah buaya spesies Aloe vera. L Hasil ekstraksi yang diperoleh dengan metode maserasi dari 1000 gram daun lidah buaya segar yang diambil daging daunnya. Diperoleh ekstrak kental kurang lebih 50 gram. Hasil pengamatan terhadap Ekstrak kental Lidah Buaya yaitu berwarna kecoklatan, berbau khas daun lidah buaya, dengan tekstur kental dan memiliki nilai keasaman (pH 4,8). Pada uji penapisan terhadap senyawa polifenol menghasilkan warna hijau kehitaman yang menunjukan positif adanya senyawa polifenol. (Kumalasari, Mei Lina FitriKumalasari, Mei Lina Fitri, & Andiarna, Funsu. (2020). Uji fitokimia ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L). Indonesian Journal for Health Sciences, 4(1) & Andiarna, 2020)

 

Hasil dan Pembahasan

Proses ekstraksi daun lidah buaya dilakukan dengan cara maserasi untuk mencegah kerusakan bahan aktif terhadap pemanasan tinggi. Disamping pengerjaannya yang mudah dan lebih praktis (BPOM, 2013). Proses pembuatan dilakukan dengan mengambil daging daun lidah buaya segar sebanyak 1000 gram yang telah diperkecil ukurannya sehingga mempermudah cairan penyari menarik bahan aktifnya (Ahyan, 2016). Homogenitas sediaan Lip balm. Pada hasil pengujiaan menunjukan bahwa F0, F1 dan F2 memenuhi syarat sebagai sediaan yang homogen. Sedang kan pada F3 dari 6 kali pengulangan 50% tidak homogeny dengan terlihat adanya butiran-butiran kristal pada objek glas. Makin tinggi kadar sediaan ekstrak lidah buaya menunjukan ketidak homogenan yang makin nyata. Hal ini di mungkinkan terjadi karena kandungan bahan selain lignin pada ekstrak lidah buaya agak sulit menyatu dengan basis sediaan. Tehnik pencampuran dengan bantuan alat mini hand mixer tidak mampu menghomogenkan sediaan sehingga di butuhkan kekuatan pencampuran yang lebih besar lagi. (Kumalasari, Mei Lina FitriKumalasari, Mei Lina Fitri, & Andiarna, Funsu. (2020). Uji fitokimia ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L). Indonesian Journal for Health Sciences, 4(1) & Andiarna, 2020)

Suhu lebur sediaan Lip balm. Hasil pemeriksaan suhu lebur sediian menunjukan hasil yang memenuhi syarat sediaan Lip balm yaitu berkisar 54 -59 0. Suhu lebur sediaan Lip berkisar sekitar 50 – 700C (Ardini & Sumardilah, 2021). Tingkat keasaman (pH). Sediaan Lip balm Pengujian pH pada sediaan kosmetik dimaksudkan untuk menjaga kulit dari iritasi terhadap sediaan kosmetik. Nilai pH kulit pada manusia yaitu berkisar 4,5 -6,5 (Tranggono, 2007). Makin tinggi kadar ekstrak lidah buatya yang ditambahkan makin menunjukan nilai keasaman yang meningkat. Hal ini juga di pengaruhi dari sifat dasar ekstrak lidah buaya sebelum diformulasikan mempunyai nilai pH 4,8 yang lebih asam. (Chan, 2017) Kesukaan sediaan Lip balm. Dapat disimpulkan bahwa makin tinggi konsentrasi ekstrak lidah buaya makin kurang disukai. Hal ini dapat di sebabkan karena aroma tajam dan konsistensi makin tidak rata karena terbentuk bintik-bintik putih.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitiaan ini sediaan Lip balm dari keempat sediaan 75 % homogen, standart titik lebur menurut SNI memenuhi persyaratan standart pH sediaan kosmetik yaitu 4,5 – 5,5. Hasil uji stabilitas sediaan lip balm dari ekstrak lidah buaya menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 14 hari pengamatan. Parameter yang diamati dalam uji kestabilan fisik ini meliputi perubahan bentuk, warna dan bau sediaan. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk, diketahuin bahwa seluruh sediaan lip balm yang dibuat memiliki bentuk dan konsistensi yang baik yaitu tidak meleleh pada penyimpanan suhu kamar. Warna dan bau lip balm juga stabil dalam penyimpanan selama 14 hari pengamatan pada suhu kamar.

BIBLIOGRAFI

Agustinus, Johanes Djohan. (2016). Manajemen & Strategi Pembelian. Media Nusa Creative. Google Scholar

Ardini, Dias, & Sumardilah, Dewi Sri. (2021). Efek Lip balm Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Pelembab Bibir. Poltekkes Tanjungkarang. Google Scholar

BPOM, R. I. (2013). Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak, Volume II. Jakarta: Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. Google Scholar

Chan, Adek. (2017). Formulasi sediaan sabun mandi padat dari ekstrak buah apel (Malus domesticus) sebagai sabun kecantikan kulit. Jurnal Ilmiah Manuntung, 2(1), 51–55. Google Scholar

Ganitafuri, Handayu. (2010). Daya Hambat Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aloe Vera L.) Terhadap Pertumbuhan Isolat Klinis Bakteri Streptococcus β Hemolyticus In Vitro. Google Scholar

INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Google Scholar

Indonesia, Republik. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Dalam Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Sekretariat Negara RI. Google Scholar

Indriaty, Sulistiorini, Hidayati, Nur Rahmi, & Bachtiar, Arsyad. (2018). Bahaya kosmetika pemutih yang mengandung merkuri dan hidroquinon serta pelatihan pengecekan registrasi kosmetika di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon. Jurnal Surya Masyarakat, 1(1), 8–11. Google Scholar

Vishwasrao, Suruchi, & Singh, Sonia. (2020). Review on natural lip balm. International Journal of Research in Cosmetic Science, 5(1), 1–7. Google Scholar

Kumalasari, Mei Lina FitriKumalasari, Mei Lina Fitri, & Andiarna, Funsu. (2020). Uji fitokimia ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L). Indonesian Journal for Health Sciences, 4(1), 39–44., & Andiarna, Funsu. (2020). Uji fitokimia ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L). Indonesian Journal for Health Sciences, 4(1), 39–44. Google Scholar

Natalia, Kristiani. (2018). Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Kosmetik Yang Di Jual Bebas Secara Online Berdasarkan Uu No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Unika Soegijapranata Semarang. Google Scholar

Pangaribuan, Lina. (2017). Efek samping kosmetik dan penangananya bagi kaum perempuan. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera, 15(2), 18–20. Google Scholar

Sutrisno, L. (2014). Formulasi Sediaan Pelembab Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.) Dengan Kombinasi Gliserin Dan Propilen Glikol Dalam Basis Vanishing Cream (Skripsi). Surabaya: Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Katolik Widya Mandala. Google Scholar

Tranggono, Retno I. S. (2007). BP: Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Gramedia Pustaka Utama. Google Scholar

 Zakariyauri, Vishwasrao, Suruchi, & Singh, Sonia. (2019). Review on natural lip balm. International Journal of Research in Cosmetic Science, 5(1), 1–9. Google Scholar

 

 

 

 

 

Copyright holder:

Safitri, Sri Ayu Winarti, Windi Ikhtianingsih, Nia Yuniarsih (2022)

 

First publication right:

Syntax Idea

 

This article is licensed under: