Syntax
Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�
Vol. 4, No. 9, September
2022
PENGARUH BELANJA MODAL, BELANJA BARANG DAN JASA, BELANJA
HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2010-2020
Annissa Septiani
Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang,
Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh belanja modal,
belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja bantuan sosial terhadap
indeks pembanguna manusia di Indonesia Tahun 2010-2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dari
23 provinsi di Indonesia tahun 2010-2020. Model analisis
yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan model random effect. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel belanja modal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap indeks pembangunan manusia, variabel belanja barang dan jasa berpengaruh
positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia, variabel belanja
hibah berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia, belanja
bantuan sosial tidak berpengaruh dengan angka negatif dan tidak signifikan terhadap
indeks pembangunan manusia, belanja modal, belanja
barang dan jasa, belanja hibah dan belanja bantuan sosial berpengaruh
signifikan terhadap indeks pembangunan manusia.
Kata kunci: Indeks
Pembangunan Manusia; Belanja Modal; Belanja Barang dan Jasa; Belanja Hibah;
Belanja Bantuan Sosial
Abstract
This study aims to determine the effect of
capital expenditures, goods and services expenditures, grant expenditures and
social assistance expenditures on the human development index in Indonesia in
2010-2020. This study uses a quantitative approach. The data used in this study
are secondary data from 23 provinces in Indonesia in 2010-2020. The analysis
model used is multiple regression analysis with random effects model. The
results of this study indicate that the capital expenditure variable has a
positive and significant effect on the human development index, the variable
for goods and services expenditure has a positive and significant effect on the
human development index, the grant expenditure variable has a positive and
significant effect on the human development index, �social assistance expenditure has no negative
and insignificant effect on the human development, capital expenditure, goods
and services expenditure, grant expenditure and social assistance expenditure
have a significant effect on the human development index.
Keywords: Human Development Index; Capital Expenditure; Goods and
Services Expenditure; Grant Expenditure; Social Assistance Expenditure
Pendahuluan
IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat
perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk
melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian (Syahrul Mustofa, 2020).
�Dalam persiapan pembangunan manusia yang dilakukan suatu daerah
pastinya memerlukan bantuan terutama dari pemerintah. Bantuan
tersebut dapat diwujudkan melalui alokasi anggaran di sektor-sektor yang
menunjang pembangunan manusia, diantaranya sektor pendidikan, kesehatan,
ekonomi dan sosial. Kenaikan pembangunan manusia dapat
diperhatikan dari besar kecilnya Indeks Pembangunan Manusia.
Gambar 1
`���������� Indeks
Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010-2020
Berdasarkan gambar 1 diatas, pembangunan manusia di Indonesia terus
mengalami pertumbuhan selama periode 2010 sampai 2019. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 66,53 pada
tahun 2010 menjadi 71,92 pada tahun 2019. Dengan begitu, IPM yang ada di
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari level sedang menjadi
tinggi berdasarkan BPS (2019).
Adanya perbandingan dari tahun 2010-2019 semakin naik angka
yang diperoleh, maka terwujud tujuan dari pembangunan.
Di tahun 2020, pertumbuhan IPM sedang
menghadapi menurunnya pertumbuhan akibat pandemi COVID-19 yang menimpa Provinsi
di Indonesia. Dilihat dari gambar diatas, Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) pada tahun 2020 mencapai 71,94 persen, tumbuh sebesar 0,03 persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan capaian ini, status
pembangunan manusia di Indonesia masih berada pada level tinggi (berada pada
kisaran antara 70 ≤ IPM < 80).
Faktor-faktor yang diukur dalam Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) tentunya sangat terkait dengan peran dan upaya pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui belanja di dalam program dan
kegiatan yang ada di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Zebua, 2015).
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menjadi pedoman bagi pemerintah daerah
dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan menurut penelitian (Savitri et al., 2019). Fungsi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah sangat berperan dalam pengelolaan keuangan daerah, maka proses
penyusunannya menjadi lebih baik dan tepat waktu.
Berdasarkan penelitian yang berkaitan dengan belanja
daerah yang pernah diteliti oleh Zebua (2015)
dengan judul Pengaruh Alokasi Belanja Modal,
Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di Wilayah Provinsi Jawa Barat
tahun 2011-2013. Dengan hasil pengujian menunjukkan
Belanja Modal dan Belanja Barang dan Jasa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap IPM, sedangkan Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial tidak
berpengaruh terhadap IPM.
Mengenai
belanja daerah yang diperlukan dalam pembangunan Indonesia, penulis merasa
perlu mengkaji beberapa belanja saja. Dengan begitu, Variabel yang diperlukan
berupa belanja modal, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja
bantuan sosial. Sedangkan belanja pegawai dan belanja bunga yang merupakan
belanja yang akan dapat meningkatkan pembangunan suatu daerah. Tetapi penulis
tidak memasukkan karena belanja pegawai merupakan belanja yang diberikan oleh
pemerintah, sehingga tidak langsung terkait dalam kinerja pemerintah untuk
membangun kesejahteraan masyarakat. Sedangkan belanja bunga merupakan belanja
yang digunakan untuk membayar bunga pinjaman pemerintah, sehingga tidak terkait
untuk peningkatan kesejahteraan.
Metode Penelitian
Jenis dari
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data sekunder merupakan
data yang diperoleh peneliti dari menggunakan alat analisis dengan statistik. Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. sumber data yang ada, misalnya dari bukti catatan atau
laporan historis yang telah disusun dalam arsip (data dokumen) yang
dipublikasikan atau tidak dipublikasikan (Sugiyno, 2019).
Hasil dan
pembahasan
����������� Penggunanan aplikasi Eviews 12 merupakan penyajian
dari hasil penelitian antara deskripsi data dan pembahasan dengan menggunakan data
panel model Random Effect.
1.
Statistik Deskriptif
Menurut
Ghozali (2016:19) statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata (mean), dan
standar deviasi. Untuk memberikan gambaran analisis deskriptif akan dijelaskan pada tabel 1 sebagai berikut:
Gambar 2
Hasil Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa :
a.
Pada variabel Indeks Pembangunan Manusia (Y)
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4,258649 dan nilai tengah sebesar 4,262116
sedangkan nilai tertingginya sebesar 4,391606, lalu nilai terendah sebesar
4,038656 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,065041.
b.
Pada variabel Belanja Modal (X1)
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 20,54498 dan nilai tengah sebesar 20,53286
sedangkan nilai tertingginya sebesar 23,48840, lalu nilai terendah sebesar
18,50683 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,930880.
c.
Pada variabel Belanja Barang dan Jasa (X2)
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 20,89118 dan nilai tengah sebesar 20,76602
sedangkan nilai tertingginya sebesar 23,75859 dengan nilai standar deviasi
sebesar 0,950140.
d.
Pada variabel Belanja Hibah (X3)
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 20,22596�
dan nilai tengah sebesar 20,40457 sedangkan nilai tertingginya sebesar
23,06335, lalu nilai terendah sebesar 14,66865 dengan nilai standar deviasi
sebesar 1,355640.
e.
Pada variabel Belanja Bantuan Sosial (X4)
menunjukkan nilai rata-rata sebesar dan nilai tengah sebesar 16,80376 sedangkan
nilai tertingginya sebesar 16,96315, lalu nilai terendah sebesar 10,57771
dengan nilai standar deviasi sebesar 2,088686.
2.
Pemilihan Model Regresi Data Panel
Pemilihan model regresi data panel memiliki tiga metode
yaitu model Common Effect (Pooled Least Square), Fixed dan Random. Setiap
kriteria model data panel memiliki kelemahan dan kekurangan. Penentuan model
yang akan dimanfaatkan tergantung pada asumsi peneliti yang akan digunakan
dengan pemenuhan syarat-syrat yang sesuai dengan pengelolaan pemelihan model
regresi data panel yang tepat. Untuk memastikan metode yang terbaik yang akan
digunakan dalam penelitian harus melakukak pengujian model data panel yaitu uji
F, uji hausman dan uji lagrange multiplier. Hasil pengujian metode estimasi
sebagai berikut.
Gambar 3
�Hasil Uji Regresi Model Common Effect (Pooled Least Square)
Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022
Gambar 4
Hasil Uji
Regresi Data Panel Model Fixed
Sumber: Data
Olahan Eviews 12, 2022
Setelah hasil regresi dengan menggunakan model Common dan Fixed didapat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji untuk
menetukan model estimasi mana yang lebih tepat antara model Common atau Fixed. Dalam menentukan diantara dua model
tersebut maka digunakan uji Chow sebagai pemilihan model regresi data.
Uji F atau Chow Test
adalah pengujian untuk menentukan antara model Common Effect atau Fixed
Effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Hipotesis
dalam uji Chow dalam penelitian
sebagai berikut :
a.��
apabila probability chi-square
< 0,05 maka yang dipilih adalah model Fixed
b.��
apabila probability chi-square
> 0,05 maka yang dipilih adalah model�
Common
Apabila dari
hasil uji tersebut ditentukan model yang Common
Effect digunakan, maka perlu melakukan uji Lagrange Multiplier Test (LM-Test)
untuk menentukan antara model Common
dengan Random. Namun
apabila dari hasil uji Chow
menentukan model Fixed Effect yang
digunakan, maka perlu melakukan uji lanjutan yaitu uji Hausman untuk menentukan model Fixed atau Random yang digunakan.
Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022
Gambar 5
Hasil Uji Chow
Hasil pada tabel 4 menunjukkan probability dari
cross-section chisquare sebesar 0,0000 lebih rendah
dari 0,05. Maka sesuai kriteria keputusan pada model ini menggunaka model
Fixed. Karena pada uji Chow yang dipilih menggunakan model Fixed, maka perlu
melakukan pengujian lanjutan dengan uji hausman untuk menentukan model Fixed atau Random yang digunakan.
Gambar 6
Hasil Uji
Regresi Data Panel Model Random
Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022
Gambar 7
Hasil Uji Hausman
Hasil pada tabel 6 menunjukkan probability dari
cross-section chisquare sebesar 0,5012 lebih besar
dari 0,05. Maka sesuai kriteria keputusan maka pada model ini menggunakan model
Random. Karena pada Hausman yang dipilih menggunakan model Random, maka perlu
melakukan pengujian lanjutan dengan uji Lagrange Multiplier untuk menentukan
model Common atau Random yang digunakan.
Sumber: Data Olahan Eviews 12, 2022
Gambar 8
Uji Lagrange Multiplier
Hasil pada tabel 47 menunjukkan bahwa
nilai Both pada Breusch-Pagan sebesar 0,0000 lebih kecil
dari 0,05. Maka sesuai kriteria keputusan pada model ini menggunaka model Random.
3.
����������� Analisis
Regresi Data Panel
Dari hasil uji analisis yang
menggunakan Eviews 12 maka model yang lebih tepat digunakan adalah model Random Effect untuk pengaruh belanja modal, belanja barang dan jasa, belanja
hibah dan belanja bantuan sosial terhadap indeks pembangunan manusia di indonesia tahun 2010-2020.
4.
Hasil Uji Asumsi Klasik
a.
Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi variabel dependen dan variabel independen
berdistribusi normal atau tidak. Berikut adalah hasil uji normalitas
melalui eviews 12
.
Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022
Gambar 9
Hasil Uji Normalitas
Pada gambar 8
dapat dilihat nilai Jarque-bera
sebesar 0,110399 dengan nilai probability
0,946296 maka dapat disimpulkan model pada penelitian ini berdistribusi normal,
karena nilai probability 0,946296
lebih besar dari 0,05.
b.
Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui
berkaitan atau tidaknya�
variabel bebas pada penelitian. Berikut adalah
hasil uji melalui Eviews 12.
Gambar 10
Hasil Uji
Multikolinieritas
Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022
Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi
antarvariabel bebas dibawah 0.90 yang berarti bahwa tidak terdapat
multikolinearitas pada masing-masing variabel bebas.
c.
Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ketidaksamaan varians residual
apakah dalam sebuah regresi terjadi. Uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser.
Gambar 11
Dependent Variable
Sumber: Data Olahan Eviews 12, 2022
Hasil analisis menunjukkan bahwa probability �antarvariabel diatas 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa bebas dari gejala heteroskedastisitas.
d.
Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat
ada tidaknya autokorelasi���� dari hasil
regresi melalui nilai Durbin-Watson. Berikut
adalah hasil uji Autokerelasi :
�������������
Tabel Hasil
12
Hasil Uji
Autokorelasi
Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022
Hasil diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi gejalah autokorelasi. Hal ini
dikarenakan probability diatas 0,05. Untuk menentukan nilai Durbin-Watson sebesar 0,977097 perlu melihat tabel Durbin Watson, tetapi untuk tabel Durbin-Watson mempunyai batasan yaitu
tabel sampel maksimum hanya 250 maka kesimpulanya dapat dikatakan bebas dari
gejalah autokorelasi.
e.
Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
persentase pengaruh variabel Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa, Belanja
Hibah dan Belanja Bantuan Sosial terhadap varibel Indeks Pembangunan Manusia.
Berikut adalah hasil uji Koefisien Determinasi dari model Random berdasarkan
eviews 12.
Gambar 12
R.Squared
Sumber : Data
Olahan Eviews 12, 2022
Tabel 12
diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R squared) sebesar 0,7131 atau sama dengan 71,31% dari variabel
Indeks Pembangunan Manusia yang mampu dijelaskan oleh
variabel Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja
Bantuan Sosial sedangkan 28,69% merupakan variabel lain diluar model yang
diterima dalam penelitian ini.
Nilai
Adjusted R squared sebesar 0,7085 atau 70,85%. Ini
menunjukkan bahwa70,85% variabel Indeks Pembangunan Manusia dipengaruhi oleh
keempat variabel independen yaitu Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa,
Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial.
Pembahasan
a)
Pengaruh Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan
Manusia
Berdasarkan hasil uji
parsial (uji t), dibuktikan bahwa pengaruh Belanja Modal berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Belanja modal sangat
diperlukan untuk pembangunan infrastruktur suatu daerah. Pembangunan
infrastruktur semakin penting jika dilihat dari berbagai dimensi. Dibidang
sarana ataupun prasarana, beberapa infrastruktur yang cukup strategis telah
berhasil diselesaikan pembangunannya seperti penjelasan menurut Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 berupa penyelesaian pembangunan
Bandara Hasanuddin Makassar, pembangunan Jembatan Suramadu. Disamping itu,
telah dibangun 11 buah waduk untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, rumah
tangga, industri serta keperluan pembangkit listrik.
b) Pengaruh
Belanja Barang dan Jasa terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Hasil uji t membuktikan
bahwa Belanja Barang dan Jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia. Secara garis besar pengeluaran pemerintah pusat
dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran negara untuk melengkapi keperluan
dan tugas-tugas umum yang berarti pembiayaan untuk belanja pemerintah pusat
juga untuk daerah. Sehingga dengan terpenuhinya
kebutuhan daerah maka pembangunan manusia akan
meningkat (Dwiningsih, 2020).
c) Pengaruh
Belanja Hibah terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Dalam penelitian ini,
Belanja Hibah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan
Manusia. Belanja hibah digunakan untuk pemberian hibah dalam bentuk uang,
barang dan jasa kepada masyarakat. Salah satu contoh pemberian hibah adalah
penganggaran dana untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana BOS berfungsi
untuk memenuhi kegiatan sekolah.
d) Pengaruh
Belanja Bantuan Sosial Terhadap IPM
Hasil uji t
membuktikan bahwa Belanja Bantuan Sosial tidak berpengaruh dengan angka negatif
dan tidak signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang belanja bantuan
sosial yang merupakan belanja untuk digunakan sebagai pemberian bantuan uang
atau barang kepada masyarakat dengan tujuan memberikan manfaat dan
kesejahteraan bagi masyarakat. Hal ini juga menjelaskan bahwa belanja bantuan sosial yang
diberikan untuk masyarakat belum sesuai dengan standar dengan pemberian bantuan
sosial. Berdasarkan penelitian ini, belanja bantuan
sosial belum dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat.
e) Pengaruh
Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan
Sosial terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Dalam
penelitian ini dibuktikan bahwa selama 10 tahun terakhir, pengeluaran
pemerintah berupa Belanja Modal, �Belanja Barang Dan Jasa, Belanja
Hibah dan Belanja Bantuan Sosial Berpengaruh
Signifikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Dari hasil uji F diperoleh
nilai F-statistic sebesar 154.1765 lebih besar dari Ftabel sebesar 3.13 dan
nilai prob sebesar hasil 0,000000 lebih kecil dari 0,05 maka secara simultan
variabel belanja modal, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja
bantuan sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia
di Indonesia tahun 2010-2020 (Bali, 2020).
Hal ini juga
didukung dari nilai koefisien determinasi (R squared) sebesar 0,7131 atau sama
dengan 71,31% yang berarti variabel Independen Belanja Modal, Belanja Barang
dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial menjelaskan bahwa variabel
dependen Indeks Pembangunan Manusia sebesar 71,31% sedangkan 28,69% lainnya
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Selain itu, nilai� Adjusted R squared yang menunjukkan nilai
0,7085 membuktikan bahwa sebesar 70,85% variabel Indeks Pembangunan Manusia
dipengaruhi oleh keempat variabel independen yaitu Belanja Modal, Belanja
Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial. (Amalia, 2013).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
pengaruh belanja modal, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja
bantuan sosial terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia tahun 2010-2020
dapat disimpulkan bahwa belanja modal dilihat dari Statiska Keuangan Pemerintah
provinsi di Indonesia tahun 2010-2020 berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini menjelaskan
bahwa belanja modal sangat diperlukan untuk pembangunan infrastruktur suatu
daerah. Pembangunan infrastruktur diperlukan untuk
meningkatkan kualitas hidup. Belanja Barang dan Jasa
dilihat dari Statiska Keuangan Pemerintah provinsi di Indonesia tahun 2010-2020
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
Dengan adanya belanja barang dan jasa, Pemerintah akan
melakukan belanja barang berupa pembelian alat tulis kantor, makan dan minum
rapat, perjalanan dinas, pemeliharaan kendaraan dan bangunan publik serta
pengeluaran-pengeluaran lainnya yang akan memicu perekonomian untuk berkembang.
Belanja Hibah dilihat dari Statiska Keuangan Pemerintah
provinsi di Indonesia tahun 2010-2020 berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Salah satu contoh pemberian hibah
adalah penganggaran dana untuk Bantuan Operasional
Sekolah (BOS). Belanja Bantuan Sosial dilihat dari Statiska
Keuangan Pemerintah provinsi di Indonesia tahun 2010-2020 tidak berpengaruh
dengan angka negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.