Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X

Vol. 4, No. 9, September 2022

�������������������������������������������������

 

PENGARUH BELANJA MODAL, BELANJA BARANG DAN JASA, BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2010-2020

 

Annissa Septiani

Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh belanja modal, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja bantuan sosial terhadap indeks pembanguna manusia di Indonesia Tahun 2010-2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dari 23 provinsi di Indonesia tahun 2010-2020. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan model random effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia, variabel belanja barang dan jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia, variabel belanja hibah berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia, belanja bantuan sosial tidak berpengaruh dengan angka negatif dan tidak signifikan terhadap indeks pembangunan manusia, belanja modal, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja bantuan sosial berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia.

 

Kata kunci: Indeks Pembangunan Manusia; Belanja Modal; Belanja Barang dan Jasa; Belanja Hibah; Belanja Bantuan Sosial

Abstract

This study aims to determine the effect of capital expenditures, goods and services expenditures, grant expenditures and social assistance expenditures on the human development index in Indonesia in 2010-2020. This study uses a quantitative approach. The data used in this study are secondary data from 23 provinces in Indonesia in 2010-2020. The analysis model used is multiple regression analysis with random effects model. The results of this study indicate that the capital expenditure variable has a positive and significant effect on the human development index, the variable for goods and services expenditure has a positive and significant effect on the human development index, the grant expenditure variable has a positive and significant effect on the human development index, social assistance expenditure has no negative and insignificant effect on the human development, capital expenditure, goods and services expenditure, grant expenditure and social assistance expenditure have a significant effect on the human development index.

 

KeywordsHuman Development Index; Capital Expenditure; Goods and Services Expenditure; Grant Expenditure; Social Assistance Expenditure

Pendahuluan

IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian (Syahrul Mustofa, 2020).

Dalam persiapan pembangunan manusia yang dilakukan suatu daerah pastinya memerlukan bantuan terutama dari pemerintah. Bantuan tersebut dapat diwujudkan melalui alokasi anggaran di sektor-sektor yang menunjang pembangunan manusia, diantaranya sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial. Kenaikan pembangunan manusia dapat diperhatikan dari besar kecilnya Indeks Pembangunan Manusia.

Gambar 1

`���������� Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010-2020

Berdasarkan gambar 1 diatas, pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami pertumbuhan selama periode 2010 sampai 2019. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 66,53 pada tahun 2010 menjadi 71,92 pada tahun 2019. Dengan begitu, IPM yang ada di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari level sedang menjadi tinggi berdasarkan BPS (2019). Adanya perbandingan dari tahun 2010-2019 semakin naik angka yang diperoleh, maka terwujud tujuan dari pembangunan.

Di tahun 2020, pertumbuhan IPM sedang menghadapi menurunnya pertumbuhan akibat pandemi COVID-19 yang menimpa Provinsi di Indonesia. Dilihat dari gambar diatas, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2020 mencapai 71,94 persen, tumbuh sebesar 0,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan capaian ini, status pembangunan manusia di Indonesia masih berada pada level tinggi (berada pada kisaran antara 70 ≤ IPM < 80).

Faktor-faktor yang diukur dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tentunya sangat terkait dengan peran dan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui belanja di dalam program dan kegiatan yang ada di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Zebua, 2015). Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan menurut penelitian (Savitri et al., 2019). Fungsi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sangat berperan dalam pengelolaan keuangan daerah, maka proses penyusunannya menjadi lebih baik dan tepat waktu.

Berdasarkan penelitian yang berkaitan dengan belanja daerah yang pernah diteliti oleh Zebua (2015) dengan judul Pengaruh Alokasi Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Wilayah Provinsi Jawa Barat tahun 2011-2013. Dengan hasil pengujian menunjukkan Belanja Modal dan Belanja Barang dan Jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM, sedangkan Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial tidak berpengaruh terhadap IPM.

Mengenai belanja daerah yang diperlukan dalam pembangunan Indonesia, penulis merasa perlu mengkaji beberapa belanja saja. Dengan begitu, Variabel yang diperlukan berupa belanja modal, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Sedangkan belanja pegawai dan belanja bunga yang merupakan belanja yang akan dapat meningkatkan pembangunan suatu daerah. Tetapi penulis tidak memasukkan karena belanja pegawai merupakan belanja yang diberikan oleh pemerintah, sehingga tidak langsung terkait dalam kinerja pemerintah untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Sedangkan belanja bunga merupakan belanja yang digunakan untuk membayar bunga pinjaman pemerintah, sehingga tidak terkait untuk peningkatan kesejahteraan.

 

Metode Penelitian

Jenis dari Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari menggunakan alat analisis dengan statistik. Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. sumber data yang ada, misalnya dari bukti catatan atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip (data dokumen) yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan (Sugiyno, 2019).

 

Hasil dan pembahasan

����������� Penggunanan aplikasi Eviews 12 merupakan penyajian dari hasil penelitian antara deskripsi data dan pembahasan dengan menggunakan data panel model Random Effect.

1.        Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2016:19) statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi. Untuk memberikan gambaran analisis deskriptif akan dijelaskan pada tabel 1 sebagai berikut:

 

Gambar 2

Hasil Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa :

a.    Pada variabel Indeks Pembangunan Manusia (Y) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4,258649 dan nilai tengah sebesar 4,262116 sedangkan nilai tertingginya sebesar 4,391606, lalu nilai terendah sebesar 4,038656 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,065041.

b.    Pada variabel Belanja Modal (X1) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 20,54498 dan nilai tengah sebesar 20,53286 sedangkan nilai tertingginya sebesar 23,48840, lalu nilai terendah sebesar 18,50683 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,930880.

c.    Pada variabel Belanja Barang dan Jasa (X2) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 20,89118 dan nilai tengah sebesar 20,76602 sedangkan nilai tertingginya sebesar 23,75859 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,950140.

d.   Pada variabel Belanja Hibah (X3) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 20,22596dan nilai tengah sebesar 20,40457 sedangkan nilai tertingginya sebesar 23,06335, lalu nilai terendah sebesar 14,66865 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,355640.

e.    Pada variabel Belanja Bantuan Sosial (X4) menunjukkan nilai rata-rata sebesar dan nilai tengah sebesar 16,80376 sedangkan nilai tertingginya sebesar 16,96315, lalu nilai terendah sebesar 10,57771 dengan nilai standar deviasi sebesar 2,088686.

 

 

 

2.        Pemilihan Model Regresi Data Panel

Pemilihan model regresi data panel memiliki tiga metode yaitu model Common Effect (Pooled Least Square), Fixed dan Random. Setiap kriteria model data panel memiliki kelemahan dan kekurangan. Penentuan model yang akan dimanfaatkan tergantung pada asumsi peneliti yang akan digunakan dengan pemenuhan syarat-syrat yang sesuai dengan pengelolaan pemelihan model regresi data panel yang tepat. Untuk memastikan metode yang terbaik yang akan digunakan dalam penelitian harus melakukak pengujian model data panel yaitu uji F, uji hausman dan uji lagrange multiplier. Hasil pengujian metode estimasi sebagai berikut.

Gambar 3

Hasil Uji Regresi Model Common Effect (Pooled Least Square)

Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022

 

 

 

Gambar 4

Hasil Uji Regresi Data Panel Model Fixed

Sumber: Data Olahan Eviews 12, 2022

Setelah hasil regresi dengan menggunakan model Common dan Fixed didapat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji untuk menetukan model estimasi mana yang lebih tepat antara model Common atau Fixed. Dalam menentukan diantara dua model tersebut maka digunakan uji Chow sebagai pemilihan model regresi data.

Uji F atau Chow Test adalah pengujian untuk menentukan antara model Common Effect atau Fixed Effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Hipotesis dalam uji Chow dalam penelitian sebagai berikut :

a.�� apabila probability chi-square < 0,05 maka yang dipilih adalah model Fixed

b.�� apabila probability chi-square > 0,05 maka yang dipilih adalah modelCommon

Apabila dari hasil uji tersebut ditentukan model yang Common Effect digunakan, maka perlu melakukan uji Lagrange Multiplier Test (LM-Test) untuk menentukan antara model Common dengan Random. Namun apabila dari hasil uji Chow menentukan model Fixed Effect yang digunakan, maka perlu melakukan uji lanjutan yaitu uji Hausman untuk menentukan model Fixed atau Random yang digunakan.

Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022

Gambar 5

Hasil Uji Chow

 

Hasil pada tabel 4 menunjukkan probability dari cross-section chisquare sebesar 0,0000 lebih rendah dari 0,05. Maka sesuai kriteria keputusan pada model ini menggunaka model Fixed. Karena pada uji Chow yang dipilih menggunakan model Fixed, maka perlu melakukan pengujian lanjutan dengan uji hausman untuk menentukan model Fixed atau Random yang digunakan.

Gambar 6

Hasil Uji Regresi Data Panel Model Random

 

Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022

Gambar 7

Hasil Uji Hausman

 

Hasil pada tabel 6 menunjukkan probability dari cross-section chisquare sebesar 0,5012 lebih besar dari 0,05. Maka sesuai kriteria keputusan maka pada model ini menggunakan model Random. Karena pada Hausman yang dipilih menggunakan model Random, maka perlu melakukan pengujian lanjutan dengan uji Lagrange Multiplier untuk menentukan model Common atau Random yang digunakan.

 

Sumber: Data Olahan Eviews 12, 2022

Gambar 8

Uji Lagrange Multiplier

 

Hasil pada tabel 47 menunjukkan bahwa nilai Both pada Breusch-Pagan sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05. Maka sesuai kriteria keputusan pada model ini menggunaka model Random.

3.        ����������� Analisis Regresi Data Panel

Dari hasil uji analisis yang menggunakan Eviews 12 maka model yang lebih tepat digunakan adalah model Random Effect untuk pengaruh belanja modal, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja bantuan sosial terhadap indeks pembangunan manusia di indonesia tahun 2010-2020.

4.        Hasil Uji Asumsi Klasik

a.         Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel dependen dan variabel independen berdistribusi normal atau tidak. Berikut adalah hasil uji normalitas melalui eviews 12

.

Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022

Gambar 9

Hasil Uji Normalitas

 

Pada gambar 8 dapat dilihat nilai Jarque-bera sebesar 0,110399 dengan nilai probability 0,946296 maka dapat disimpulkan model pada penelitian ini berdistribusi normal, karena nilai probability 0,946296 lebih besar dari 0,05.

b.        Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui berkaitan atau tidaknyavariabel bebas pada penelitian. Berikut adalah hasil uji melalui Eviews 12.

 

Gambar 10

Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022

 

Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi antarvariabel bebas dibawah 0.90 yang berarti bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada masing-masing variabel bebas.

 

 

c.         Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ketidaksamaan varians residual apakah dalam sebuah regresi terjadi. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser.

Gambar 11

Dependent Variable

Sumber: Data Olahan Eviews 12, 2022

 

Hasil analisis menunjukkan bahwa probability antarvariabel diatas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa bebas dari gejala heteroskedastisitas.

d.        Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi���� dari hasil regresi melalui nilai Durbin-Watson. Berikut adalah hasil uji Autokerelasi :

 

�������������

Tabel Hasil 12

Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022

 

Hasil diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi gejalah autokorelasi. Hal ini dikarenakan probability diatas 0,05. Untuk menentukan nilai Durbin-Watson sebesar 0,977097 perlu melihat tabel Durbin Watson, tetapi untuk tabel Durbin-Watson mempunyai batasan yaitu tabel sampel maksimum hanya 250 maka kesimpulanya dapat dikatakan bebas dari gejalah autokorelasi.

e.         Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial terhadap varibel Indeks Pembangunan Manusia. Berikut adalah hasil uji Koefisien Determinasi dari model Random berdasarkan eviews 12.

 

 

Gambar 12

R.Squared

Sumber : Data Olahan Eviews 12, 2022

 

Tabel 12 diatas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R squared) sebesar 0,7131 atau sama dengan 71,31% dari variabel Indeks Pembangunan Manusia yang mampu dijelaskan oleh variabel Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial sedangkan 28,69% merupakan variabel lain diluar model yang diterima dalam penelitian ini.

Nilai Adjusted R squared sebesar 0,7085 atau 70,85%. Ini menunjukkan bahwa70,85% variabel Indeks Pembangunan Manusia dipengaruhi oleh keempat variabel independen yaitu Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial.

Pembahasan

a)    Pengaruh Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Berdasarkan hasil uji parsial (uji t), dibuktikan bahwa pengaruh Belanja Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Belanja modal sangat diperlukan untuk pembangunan infrastruktur suatu daerah. Pembangunan infrastruktur semakin penting jika dilihat dari berbagai dimensi. Dibidang sarana ataupun prasarana, beberapa infrastruktur yang cukup strategis telah berhasil diselesaikan pembangunannya seperti penjelasan menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 berupa penyelesaian pembangunan Bandara Hasanuddin Makassar, pembangunan Jembatan Suramadu. Disamping itu, telah dibangun 11 buah waduk untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, rumah tangga, industri serta keperluan pembangkit listrik.

b)   Pengaruh Belanja Barang dan Jasa terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Hasil uji t membuktikan bahwa Belanja Barang dan Jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Secara garis besar pengeluaran pemerintah pusat dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran negara untuk melengkapi keperluan dan tugas-tugas umum yang berarti pembiayaan untuk belanja pemerintah pusat juga untuk daerah. Sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan daerah maka pembangunan manusia akan meningkat (Dwiningsih, 2020).

c)    Pengaruh Belanja Hibah terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Dalam penelitian ini, Belanja Hibah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Belanja hibah digunakan untuk pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan jasa kepada masyarakat. Salah satu contoh pemberian hibah adalah penganggaran dana untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana BOS berfungsi untuk memenuhi kegiatan sekolah.

 

 

d)   Pengaruh Belanja Bantuan Sosial Terhadap IPM

Hasil uji t membuktikan bahwa Belanja Bantuan Sosial tidak berpengaruh dengan angka negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang belanja bantuan sosial yang merupakan belanja untuk digunakan sebagai pemberian bantuan uang atau barang kepada masyarakat dengan tujuan memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat. Hal ini juga menjelaskan bahwa belanja bantuan sosial yang diberikan untuk masyarakat belum sesuai dengan standar dengan pemberian bantuan sosial. Berdasarkan penelitian ini, belanja bantuan sosial belum dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat.

e)    Pengaruh Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa selama 10 tahun terakhir, pengeluaran pemerintah berupa Belanja Modal, Belanja Barang Dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial Berpengaruh Signifikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Dari hasil uji F diperoleh nilai F-statistic sebesar 154.1765 lebih besar dari Ftabel sebesar 3.13 dan nilai prob sebesar hasil 0,000000 lebih kecil dari 0,05 maka secara simultan variabel belanja modal, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja bantuan sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia tahun 2010-2020 (Bali, 2020).

Hal ini juga didukung dari nilai koefisien determinasi (R squared) sebesar 0,7131 atau sama dengan 71,31% yang berarti variabel Independen Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial menjelaskan bahwa variabel dependen Indeks Pembangunan Manusia sebesar 71,31% sedangkan 28,69% lainnya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Selain itu, nilaiAdjusted R squared yang menunjukkan nilai 0,7085 membuktikan bahwa sebesar 70,85% variabel Indeks Pembangunan Manusia dipengaruhi oleh keempat variabel independen yaitu Belanja Modal, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial. (Amalia, 2013).

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh belanja modal, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja bantuan sosial terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia tahun 2010-2020 dapat disimpulkan bahwa belanja modal dilihat dari Statiska Keuangan Pemerintah provinsi di Indonesia tahun 2010-2020 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini menjelaskan bahwa belanja modal sangat diperlukan untuk pembangunan infrastruktur suatu daerah. Pembangunan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup. Belanja Barang dan Jasa dilihat dari Statiska Keuangan Pemerintah provinsi di Indonesia tahun 2010-2020 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Dengan adanya belanja barang dan jasa, Pemerintah akan melakukan belanja barang berupa pembelian alat tulis kantor, makan dan minum rapat, perjalanan dinas, pemeliharaan kendaraan dan bangunan publik serta pengeluaran-pengeluaran lainnya yang akan memicu perekonomian untuk berkembang. Belanja Hibah dilihat dari Statiska Keuangan Pemerintah provinsi di Indonesia tahun 2010-2020 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Salah satu contoh pemberian hibah adalah penganggaran dana untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Belanja Bantuan Sosial dilihat dari Statiska Keuangan Pemerintah provinsi di Indonesia tahun 2010-2020 tidak berpengaruh dengan angka negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.


BIBLIOGRAFI

Amalia, C. R., & Pratolo, S. (2013). Analisis Terhadap Dugaan Pemanfaatan Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bantuan Keuangan Oleh Incumbent Dalam Pemilukada Serta Efektivitasnya Terhadap Pendapatan Asli Daerah. Jurnal Akuntansi & Investasi Vol., 14(1), 1�13. Google Scholar

 

Badan Pusat Statiska. (n.d.). Indeks Pembangunan Manusia 2018. Www.Bps.Go.Id. https://www.bps.go.id/. Google Scholar

 

Bali, B. (2020). Bantuan Sosial di Tengah Pandemi Covid-19 : Analisis Persoalan dan Rekomendasi Kebijakan. Www.Antikorupsi.Org. Google Scholar

 

Benjamin, W. (2019). �Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Wajo� (Vol. 3). Universitas Muhammadiyah Makassar. Google Scholar

 

Dwiningsih, N. (2020). "Analisa Penggunaan Metode Penelitian Regresi Data Panel ". Laporan Penelitian, 1�44. Google Scholar

 

Ghozali, I. (2016b). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Google Scholar

 

Hoesada. (2016). Bunga Rampai Akuntansi Pemerintah. Salemba Empat.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2019, 1 (2019). Google Scholar

 

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 102/PMK.02/2018 Tentang Klasifikasi Anggaran, jdih.kemenkeu.go.id 50 (2018). Google Scholar

 

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, 21 (2010).

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional, 1 (2010). Google Scholar

 

Porter, G. dan. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika (buku kedua). Salemba Empat. Google Scholar

 

Pratiwi, A. D. (2021). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau) Dan Belanja modal terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah proposal Skripsi.

 

Putra, Z., Palisuri, P., & Chahyono. (2017). Analisis Belanja Pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Luwu. Economics Bosowa, 3(3), 50�66. Google Scholar

 

Rachman, T. (2018). Pengertian dan Unsur-unsur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951�952. Google Scholar

 

Rahmawati, L. (2012). Pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity ( roe ). 1�80. http://repository.uin-suska.ac.id/7603/1/2012_2012346MEN.pdf. Google Scholar

 

Savitri, K. A. A., Dewantara, M. A., Darmayant, N. L. P. A., Dewi, K. Y. K., & Sari, N. K. C. P. (2019). �Analisis Faktor Penyebab Dan Akibat Dari Ketidaktepatan Waktu Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Buleleng Tahun 2017.� Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 9(1), 59�71. https://doi.org/10.23887/jinah.v9i1.19939. Google Scholar

 

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Google Scholar

 

Sugiyono. (2019). Statistika untuk Penelitian. Bandung (cetakan 11). CV Alfabeta. Google Scholar

 

Syahrul Mustofa. (2020). Pembangunan Daerah Berbasis Gotong Royong Di indonesia. Books.Google.Co.Id. Google Scholar

 

Zebua, & Fogati, W. (2015). Pengaruh Alokasi Belanja Modal, Belanja Barang Dan Jasa, Belanja Hibah, dan Belanja Bantuan Sosial Terhadap Indeks Pembangun Manusia (Studi pada Kabupaten dan Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat tahun 2011-2013). Jimfeb.Ub.Ac.Id. Google Scholar

 

������������������������������������������������

Copyright holder:

Annissa Septiani (2022)

 

First publication right:

Syntax Idea

 

This article is licensed under: