Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 2, No. 4 April 2020
PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI RUMAH SAKIT dr. SOESELO KABUPATEN TEGAL
Slamet Bambang Riono, Muhammad Syaifulloh dan Suci Nur Utami
Universitas Muhadi Setiabudi
(UMUS) Brebes
Email: [email protected], [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi organisasi, budaya organisasi dan komitmen organisasi pada
kerja pegawai di Rumah Sakit Dr. Soeselo Kabupaten Tegal. Penelitian dilaksanakan dengan metode analisis
deskriptif dan analisis verifikatif.� Penelitian� deskriptif� adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang ciri-ciri variabel komunikasi organisasi, budaya organisasi dan komitmen organisasi pada kerja pegawai, sedangkan penelitian verifikatif ialah agar menghitung
besaran pengaruh variabel bebas bagi variabel
terikat serta sekaligus menguji kebenaran suatu hipotesis yang diimplementasikan dengan pengumpulan data di lapangan. Sampel penelitian ini sebanyak 90 orang responden. Penentuan sampel menggunakan teknik sampling, nonprobability sampling dengan memakai sampel jenuh. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tiga cara, yaitu
penelitian lapangan (field
research), dokumentasi, dan kepustakaan
(library research). Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini berbentuk instrumen kuesioner untuk mendapatkan data primer. Penyebaran pertanyaan ditujukan kepada responden dengan teknik Skala Likert. Analisis data dilaksanakan dengan memakai uji normalitas, uji multikolinieritas,
dan uji heteroskedastisitas. Setelah melalui uji validitas dan reliabilitas, selanajutnya data dianalisis menggunakan uji regresi linier berganda dan koefisien determinasi. Hasil uji regresi berganda Y = 62.049 +
0.545X1 + 0.437X2 + 0.265X3 menunjukkan bahwa komunikasi organisasi, budaya organisasi dan komitmen organisasi pada penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan hasil koefisien determinasi diperoleh nilai R sebesar 0,722. Hal itu berarti bahwa variable komunikasi organisasi, budaya organisasi dan komitmen organisasi memiliki pengaruh sebesar 72,2% terhadap kinerja pegawai, sedangkan 17,8% dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar penelitian ini.
Kata kunci: Komunikasi Organisasi, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, dan Kinerja Pegawai
Pendahuluan
Kantor atau instansi merupakan suatu wadah, tempat
orang-orang bernaung untuk melakukan suatu kerja sama dalam rangka meraih
tujuan yang sudah ditentukan. Nyaris semua instansi yang beroperasi memakai
sumber daya untuk menghasilkan barang ataupun jasa supaya bisa dipasarkan.
Sumber daya yang dimiliki organisasi diantaranya modal, fisik/material,
teknologi dan manusia, agar kita perlu memanfaatkan sumber daya yang tersedia
sebaik serta semaksimal mungkin agar tujuan organisasi bisa teraih.
Kegiatan dari suatu instansi tidak mungkin terlepas dari
faktor manusia ataupun karyawan, yang mana manusia sebagai motor penggerak
jalannya suatu organisasi. Sebab hal itu, bisa disebutkan bahwa hidup serta
matinya organisasi bergantung dari bagaimana cara sumber daya manusia ataupun
pegawai yang tersedia dalam melaksanakan organisasi.
Adanya pegawai maka seluruh kegiatan serta pekerjaan yang tersedia
dalam instansi bisa dilakukan, mempunyai substansi serta fungsi untuk semua
pihak, baik bagi orang-orang yang ada di organisasi atau di area luar instansi.
Berhubungan dengan hal itu, pegawai yang ada pada sebuah organisasi harus diberdayakan
ataupun dibina berdasarkan dengan kemampuan yang dimiliki. Seperti yang dipahami
dalam rangka pembinaan ataupun pemberdayaan pegawai dengan tujuan untuk mengeskalasi
kinerja dari karyawan
yang berkaitan, melainkan yang tidak kalah krusial juga diharuskan peran
komunikasi agar mudah berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain untuk
mendapatkan berita yang diperlukan.
Komunikasi yang efektif akan menciptakan iklim kerja instansi
yang sehat dan transparan. Hal ini sangat penting guna memusatkan kreativitas
dan dedikasi para pegawai kantor. Oleh karena itu dalam sebuah organisasi
dibutuhkan komunikasi yang efektif. Komunikasi organisasi sangatlah penting dalam
sebuah organisasi. Dengan cara yang serupa, komunikasi sebuah organisasi
mempengaruhi perilaku hidup seseorang: kepada siapa mereka berbicara, siapa
yang mereka sukai, bagaimana perasaan mereka, apa yang akan mereka capai, serta
cara mereka menyeleraskan diri dengan lingkup organisasi.
Sementara itu,
perusahaan tentu saja mempunyai motivasi guna memeroleh profit atas apa yang
dilakukannya, atas dasar ini perusahaan membangun entitas perusahaan dan
menentukan target sasaran. Pada saat inilah diperlukan prinsip-prinsip etika ke
dalam aktivitas usahanya yang secara keseluruhan diterapkan baik dalam entitas
perusahaan, dalam menetapkan sasaran bisnis perusahaan, membangun jaringan
dengan stakeholders, maupun dalam upaya ekspansi diri para eksekutor
usaha itu sendiri. Penerapan prinsip-prinsip etika ini dalam jangka panjang
diharapkan dapat tercipta sebuah aktivitas usaha yang beretika, tidak sekedar
meraup untung semata, tetapi juga ikut peduli terhadap lingkungan sekitar dan masyarakat (Wahyudin, 2017).
Memahami realitas yang terjadi, sekiranya seorang pemimpin
harus melakukan komunikasi terhadap bawahannya agar instansi tersebut tidak
terlihat kaku dan menghindari terciptanya pola hubungan dengan pegawai yang
harus mengandalkan kekuasaan. Perlu kiranya ada kerja sama fungsional, dan
menghindari terciptanya suasana yang serba menakutkan, perlu menciptakaan
keadaan yang membuat semua pegawai percaya diri, perlu membuktikan kemampuan
unjuk kerja profesional, menumbuhkembangkan semangat antusiasme kerja para
pegawai, dan menghindarkan diri dari suka menyalahkan pegawai tetapi harus
mampu membenarkan (mengoreksi) kesalahan pegawai. Di samping itu kesadaran dan
kemauan� bersama untuk berubah melalui
perubahan pola pikir (mind set),
perubahan pola sikap (attitude set)
dan perubahan pola tindak (action set)
yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu perubahan budaya (cultural change). Budaya organisasi memiliki
fungsi penting dalam menentukan pertumbuhan organisasi. Instansi dapat tumbuh serta
berkembang sebab budaya organisasi yang ada di dalamnya dapat merangsang semangat
kerja sumber daya manusia anggotanya, maka kerja organisasi berkembang.
Selain itu, bila seorang pegawai memiliki komitmen organisasi
yang tinggi, maka berpengaruh pada kinerja pegawai tersebut. Komitmen
organisasi merupakan komitmen yang diciptakan oleh semua komponen-komponen
individual dalam menjalankan operasional organisasi. Komitmen itu bisa tercipta
jika seseorang di organisasi, melaksanakan hak beserta kewajiban mereka berdasarkan
dengan tugas juga fungsinya masing-masing dalam organisasi.
Kesuksesan suatu instansi sangat erat hubungannya dengan
kualitas kerja para anggotanya, maka instansi dipinta agar selalu mengembangkan
serta meningkatkan kinerja dari tiap pegawainya. Kinerja artinya hasil kerja
yang bisa ditunjukkan ataupun� penampilan
kerja seorang pegawai. Maka dari itu, kerja pegawai �bisa dilihat dari hasil kerja, tugas maupun
hasil aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut (Sedarmayanti, 2014) adalah
kebijakan serta praktik memastikan aspek �manusia� atau sumber daya manusia
dalam posisi manajemen, dalam merekrut, menyaring, melatih, anggota
penghargaan, dan penilaian.
Menurut (Anwar, 2009) istilah kinerja dari kata job performance ataupun actual performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya) yakni hasil kerja secara kualitas serta kuantitas yang diraih
oleh seorang pegawai dalam mengimplementasikan tugasnya berdasarkan dengan
tanggung jawab yang diberikan padanya. Menurur Wiryanto
bahwa komunikasi organisasi ialah pengiriman
serta penerimaan beragam pesan organisasi
di dalam kelompok formal
atau informal dari suatu organisasi
(Wiryanto, 2005).
Richard L. Daft dalam
(Hairiyah, 2012)budaya organisasi
(culture organization) ialah
sekelompok asumsi penting (yang
kerap kali tidak dinyatakan jelas) yang dipegang bersama oleh anggota-
anggota suatu
organisasi�. Menurue Ugboro dan Obeng dalam (Srimulyani, 2009) Artinya bahwa komitmen organisasi merupakan kondisi psikologis yang
mencirikan
hubungan hubungan
karyawan
dengan
organisasi; dan mempunyai implikasi
bagi
keputusan karyawan untuk melanjutkan atau berhenti dari keanggotaan organisasi.
Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang hendak dipakai dalam penelitian
ini ialah metode deskriftif serta asosiatif, sebab adanya variabel-variabel
yang hendak ditelaah kaitannya serta tujuannya untuk menyajikan gambaran secara
terstruktur, faktual, serta akurat mengenai fakta-fakta secara relasi antar
variabel yang diteliti.
Pengertian metode deskriptif menurut (Sugiyono, 2016) yaitu �Suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel
atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan
variabel independen, karena kalau variabel independen selalu dipasangkan dengan
variabel dependen).� Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk
menjelaskan tentang pengaruh komunikasi organisasi, budaya organisasi dan
komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai di Rumah Sakit Dr. Soeselo
KabupatenTegal.
Sedangkan menurut (Sugiyono, 2016) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Dalam penelitian
ini akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Metode asosiatif digunakan untuk
menjelaskan tentang pengaruh komunikasi organisasi, budaya organisasi dan
komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai di Rumah Sakit Dr. Soeselo
Kabupaten Tegal.
Dalam penelitian ini, fenomena sosial telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti selanjutnya disebut variabel penelitian dan dalam
operasionalisasi variabel menggunakan skala ordinal. Skala ordinal digunakan
untuk memberikan informasi nilai pada jawaban. Setiap variabel penelitian
diukur dengan menggunakan instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala
ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala Likert�s.
Menurut (Sugiyono, 2001) skala Likert adalah instrumen untuk memperkirakan perilaku,
perspektif, dan persepsi seseorang maupun sekelompok orang perihal fenomena
sosial. Dengan skala Likert, sehingga variabel yang hendak dihitung dipaparkan
menjadi indikator variabel. Lalu, petunjuk itu digunakan menjadi titik tolak
untuk menata item-item alat yang bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan.
Operasionalisasi variabel dibutuhkan untuk menetapkan dimensi,
petunjuk, danskala dari variabel-variabel yang terhubung dengan penelitian.
Sesuai dengan judul penelitian yakni dampak komunikasi organisasi, budaya
organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai di Rumah Sakit Dr.
Soeselo KabupatenTegal, maka terdapat 4 variabel penelitian yaitu:� komunikasi organisasi (X1), budaya organisasi
(X2), komitmen organisasi (X3) dan Kinerja Pegawai (Y). Untuk lebih jelas lihat
tabel berikut:
Tabel
1
Operasionalisasi
Variabel Penelitian
No |
Variabel |
Indikator |
1 |
Kinerja Pegawai (Mathis, 2011) |
1. Kinerja dari Hard
Skill |
��� a. Kuantitas
Kerja |
||
��� b. Kualitas
Kerja |
||
2. Kinerja dari Soft
Skill |
||
��� a. Ketepatan
Waktu |
||
��� b. Kehadiran |
||
��� c. Kemampuan
Bekerja Sama |
||
2 |
Komunikasi Organisasi Devito (1997) dalam Suranto AW, 2011) |
1.
Keterbukaan
(Openness) |
2.
Empati (Emphaty) |
||
3.
Sikap
Mendukung (Supportiveness) |
||
4.
Sikap
Positif (Positiveness) |
||
5.
Kesetaraan
(Equality) |
||
3 |
Budaya Organisasi (Stephen P. Robbins, 2009) |
1. Innovation
and Risk Taking
(Inovasi dan pengambilan resiko) 2. Attention
to Detail (Inovasi dan pengambilan resiko) 3. Outcome Orientation (Orientasi
Hasil) 4. People Orientation (Orientasi
Individu) 5. Team
Orientation (Orientasi terhadap tim) 6. Aggressiveness (Agresivitas) 7. Stability
(Stabilitas) |
4 |
�Komitmen
Organisasi (Allen & Meyer, 2007) |
1.
Komitmen Afektif 2.
Komitmen Berkelanjutan 3.
Komitmen Normatif |
Hasil
dan Pembahasan
A.
Uji Validitas
Validitas data variabel komunikasi organisasi,
budaya organisasi, komitmen organisasi dan kinerja pegawai setelah diuji SPSS diperoleh r tabel 0.2072 (lihat tabal r Koefisien Korelasi
Sederhana). Selanjutnya angka r tabel tersebut dibandingkan dengan angka r
hitung (kolom Corrected Item-Total
Correlation) dimana butir
pernyataan valid apabila r hitung > r tabel. Berdasarkan hasil ujicoba kuesioner dilakukan kepada 90 responden (n=90)
pada taraf uji α = 0.05 memiliki df = n-2 = 88 sehingga r tabel = r (1/2
α, n-2) = r (0.025, 20) = 0.2072. Berdasarkan output hasil reliability
analysis terlihat bahwa semua butir pernyataan indikator pada variabel yang
diuji, seluruhnya valid, karena
masing-masing memiliki nilai r hitung > r tabel (Corrected
Item-Total Correlation)
> 0.2072.
B.
Uji Reliabilitas
Tabel 2
Reliability Statistics
|
Reliability Statistics |
||
Variabel Penelitian |
Cronbach's Alpha |
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items |
N of Items |
Komitmen Organisasi (X1) |
.897 |
.906 |
17 |
Budaya Organisasi (X2) |
.895 |
.915 |
24 |
Budaya
Organisasi (X3) |
.836 |
.854 |
23 |
Kinerja Pegawai
(Y) |
.922 |
.929 |
28 |
Sumber: Hasil pengolahan SPSS
Hasil pengujian reliabilitas variabel
independen dan dependen menggunakan program SPSS, didapatkan angka Cronbach�s Alpha
komunikasi organisasi sebesar 0.897,� budaya organisasi (0.895), komitmen
organisasi (0.836) dan kinerja pegawai (0.922). Pengujian reliabilitas
menggunakan kriteria Nunnaly dimana reliabilitas terpenuhi jika nilai Cronbach's Alpha > 0.6. Sesuai
kriteria, nilai ini sudah lebih besar dari 0.60, maka hasil data hasil angket
memiliki tingkat reliabilitas yang
baik, atau dengan kata lain data hasil angket (0.895 > 0.6) dapat dipercaya
atau semua butir pernyataan variabel dapat dinyatakan reliable.
C.
Uji Normalitas
Tabel 3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||||
|
|
Komonikasi Organisasi. X1 |
Budaya. Organisasi X2 |
Komitmen Organisasi. X3 |
Kinerja. Pegawai. Y |
N |
90 |
90 |
90 |
90 |
|
Normal Parametersa |
Mean |
86.5222 |
87.2778 |
71.8000 |
113.5333 |
Std. Deviation |
9.48473 |
8.76924 |
6.94149 |
12.20076 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.081 |
.080 |
.064 |
.063 |
Positive |
.081 |
.080 |
.064 |
.063 |
|
Negative |
-.051 |
-.064 |
-.061 |
-.060 |
|
Kolmogorov-Smirnov Z |
.874 |
.765 |
.761 |
.593 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.430 |
.602 |
.608 |
.873 |
|
a. Test distribution is Normal. |
|
|
|
|
Sumber: Hasil pengolahan SPSS
Berdasarkan tebel tersebut, pada
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) variabel Komunikasi Organisasi sebesar 0.430, Budaya Organisasi
sebesar 0.602, Komitmen Organisasi sebesar 0.608, dan Kinerja
Pegawai sebesar 0.873. Apabila dibandingkan dengan Kolmogorov tabel pada sample N = 90,
maka nilai tabel Uji Kolmogorov-Smirnor sebesar 0.135. Dengan demikian nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari nilai tabel uji Kolmogorov-Smirnor.
Hal ini dibuktikan dengan hasil uji probabilitas pada SPSS yaitu lihat pada
nilai Asymp. Sig. (2 tailed) nilainya 0.430, 0.602, 0.608, dan 0.873 dimana > 0.135 yang artinya data
berdistribusi normal.
Tabel 4
Hasil Uji
Multikolinieritas
Model |
Collinearity Statistics |
||
Tolerance |
VIF |
||
1 |
(Constant) |
|
|
Komunikasi.Organisasi.X1 |
.671 |
1.491 |
|
Budaya.Organisasi.X2 |
.682 |
1.465 |
|
Motivasi.X4 |
.845 |
1.183 |
�Sumber: Hasil pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel tersebut, bahwa, nilai toleransi 0.671, 0.682, dan 0.845 dari
masing-masing variabel bebas > 0,10, maka dapat diartikan tidak terjadi
multikolinieritas dalam model regresi, dan nilai VIF 1.491, 1.465, 1.183 dari
masing-maqsing variabel < 10,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak mengandung
multikolinieritas.
D.
Pengujian Regresi Berganda
Tabel 5
Analisis Koefisien Korelasi
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.722a |
.521 |
.498 |
8.64441 |
a. Predictors: (Constant),
Komitmen.Organisasi.X1, Budaya.Organisasi.X2, Komitmen.Organisasi.X3. |
||||
b. Dependent Variable: Kinerja.Pegawai |
|
Sumber: Hasil pengolahan SPSS
Dari tabel tersebut dapat diketahui. nilai R Square sebesar 0.521. Nilai R Square tersebut berasal dari pengkuadratan nilai
koefisien korelasi atau �R� yaitu 0.521 x 0.521 = 0.722. Besarnya angka
koefisien Determinasi (R Square) adalah 0.722 atau sama dengan 72.20%. Angka
tersebut mengandung arti bahwa variavel Komunikasi Organisasi (X1), Budaya
Organisasi (X2), dan Komitmen Organisasi (X3), secara bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 72.20%, sedangkan sisanya (100%-72.20% = 17.80%
dipengaruhi oleh variable lain di luar persamaan regresi atau variable yang
tidak diteliti.
Tabel 6
Uji
Simultan
ANOVAb |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
6896.702 |
4 |
1724.175 |
23.073 |
.000a |
Residual |
6351.698 |
85 |
74.726 |
|
|
|
Total |
13248.400 |
89 |
|
|
|
|
a. Predictors: (Constant), Komitmen.Organisasi.X1,
Budaya.Organisasi.X2, Komitmen.Organisasi.X3 |
|
|||||
b. Dependent Variable: Kinerja.Pegawai |
|
|
|
��������� Sumber: Hasil pengolahan SPSS
Hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS 22 yang tertera pada �tabel �di atas,
�diperoleh �tingkat �signifikansi �0.000. Nilai signifikansi yang
dihasilkan tersebut lebih kecil dari 0.05 atau F tabel
<�
F hitung = 2.21�< 23.073. F table sebesar 2.21 (lihat
table F)�diperoleh dengan melihat table F dengan
derajat df=1 (90-3-1) pada taraf signifikansi 0,05..
Signifikan tidaknya pengaruh variabel independen secara
simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen dilakukan dengan melihat
probabilitas F hitung (nilai Sig. F) dari seluruh variabel bebas pada taraf uji
α = 5%. Jika probabilitas F hitung lebih kecil daripada taraf uji
penelitian (Sig. F < α) maka H0 ditolak dan Ha
diterima, yang memiliki arti bahwa variabel independen secara simultan
(bersama-sama) memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 7
Model
Regresi
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
62.049 |
13.523 |
|
4.588 |
.000 |
Komitmen.Organisasi.X1 |
.545 |
.127 |
.393 |
4.287 |
.000 |
|
Budaya.Organisasi.X2 |
.437 |
.117 |
.340 |
3.740 |
.000 |
|
Komitmen.Organisasi.X3 |
.265 |
.115 |
.190 |
2.309 |
.023 |
|
a. Dependent Variable: Kinerja.Pegawai |
|
|
|
������ Sumber: Hasil pengolahan SPSS
Berdasarkan hasil analisis tabel tersebut diperoleh model
regresi sebagai berikut:
Y = a+b1x1+b2x2+b3x3
= 62.049 + 0.545X1
+ 0.437X2 + 0.265X3
Koefisien regresi variabel komunikasi organisasi (X1) sebesar 0.545, artinya apabila variabel independen lain nilainya konstan serta komunikasi organisasi mengalami
kenaikan 1%, sehingga kinerja pegawai (Y) akan mengalami pengeskalasian
total 0.545. koefisien bernilai positif artinya berlangsung relasi positif antara komunikasi organisasi dengan kinerja pegawai, semakin naik komunikasi organisasi, maka
semakin meningkat kinerja pegawai.
Koefisien regresi variabel budaya organisasi (X2) sebesar 0.437, artinya
jika variabel independen lain nilainya tetap dan budaya organisasi mengalami
kenaikan 1%, maka kinerja pegawai (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar 0.437. koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara budaya organisasi dengan kinerja pegawai, semakin naik budaya organisasi, maka semakin meningkat
kinerja
pegawai.
Koefisien regresi variabel komitmen organisasi (X3) sebesar 0.265, artinya
jika variabel independen lain nilainya tetap dan komitmen organisasi mengalami kenaikan 1%, maka kinerja pegawai (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.265. koefisien bernilai positif
artinya terjadi hubungan positif
antara komitmen organisasi dengan kinerja pegawai, semakin naik komitmen organisasi, maka semakin meningkat
kinerja
pegawai.
Secara umum menunjukkan bahwa komunikasi organisasi yang
tinggi atau baik akan diikuti dengan peningkatan kinerja pegawai; bahwa budaya organisasi yang tinggi atau baik
akan diikuti dengan peningkatan kinerja pegawai; bahwa komitmen organisasi yang
tinggi atau baik juga yang tinggi atau baik akan diikuti dengan peningkatan
kinerja pegawai.
Kesimpulan
Komunikasi organisasi, budaya organisasi, organisasi, dan komitmen organisasi kerja secara bersama-sama
terhadap kinerja pegawai di Rumah Sakit Dr. Soeselo Kabupaten Tegal. Dengan demikian, jika komunikasi antarpegawai baik secara horisontal maupun vertikal berjalan dengan baik, para pegawai memiliki budaya kerja organisasi yang normatif baik, para pegawai memiliki rasa komitmen loyalitas yang baik, maka akan
mampu meningkatkan kinerja para pegawai di Rumah Sakit Dr. Soeselo Kabupaten Tegal.
BIBLIOGRAFI
Anwar,
Prabu Mangkunegara. (2009). Manajemen sumber daya manusia perusahaan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Hairiyah. (2012). Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan
Efikasi Diri terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Sebagai Intervening.
Universitas Syarif Hidayatullah.
Sedarmayanti. (2014). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.
Jakarta: Mandar Maju.
Srimulyani, Veronika Agustini. (2009). Tipologi dan Anteseden Komitmen
Organisasi. Jurnal Ilmiah Widya Warta, 33(1), 41�52.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, D. R. (2001). Statistik Non Parametris untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Wahyudin, Uyu. (2017). Peran Penting Pedoman Etika Bisnis Perusahaan Dalam
Upaya Pencegahan Korupsi. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(12),
147�161.
Wiryanto. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia
Wiasarana.