Syntax
Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�
Vol. 4, No. 7, Juli 2022
INOVASI LIMBAH
TANAMAN SEBAGAI BAHAN BAKU SUN PROTECTION FACTOR (SPF)
Berlianna Nur Afiddah, Larasati Fauziah Yakub, Neng Feri Fajarwati, Nia
Yuniarsih
Fakultas
Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Sampah seringkali menjadi masalah bagi
kehidupan di masyarakat. Namun, jika menerapkan sistem 3R, hal tersebut dapat
meminimalisir terjadinya penumpukan sampah yang dapat menjadi sumber berbagai
penyakit. Serta memanfaatkan limbah tanaman yang ada agar memiliki nilai
ekonomi. Salah satu produk kosmetik yang memiliki fungsi untuk melindungi
epidermis kulit dari radiasi sinar matahari adalah Tabir Surya atau Sun
Protect Factor (SPF). Dampak negatif sinar matahari yang dapat mempengaruhi
kerusakan epidermis kulit yakni sinar UV-A dan UV-B. Oleh sebab itu artikel ini
dibuat dengan tujuan untuk mencari tahu limbah tanaman apa saja yang memiliki
kandungan fitokimia yang dapat diolah sebagai bahan dasar SPF. Bahan dasar SPF
gunanya lindungi kesehatan kulit manusia dari ampak negatif radiasi sinar
matahari. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelusuran
artikel dan jurnal yang dilakukan pada tanggal 01 April 2022- 13 Juni 2022
dengan artikel atau jurnal yang didapatkan sebanyak 26 Referensi dalam rentang
publikasi 10 tahun terakhir terhitung dari 2012-2022. Dari penelitian ini didapatkan hasil sebagai Limbah tanaman herbal
nyatanya mampu dijadikan sebagai Sun Protection Factor (SPF) diantaranya
kulit bawang merah (Allium Cepa L), kulit jeruk nipis (Citrus
Aurantifolia), tongkol jagung (Zea Mays L.), kulit buah pisang (Musa
Acuminata Colla) serta kulit buah manggis (Garcinia cambogia L.)
Pada kulit bawang merah megandung senyawa fenolik yang bernilai SPF yakni 11,44
sampai 31,80. Pada kulit jeruk nipis mengandung senyawa fenol, flavonoid dan
tanin yang memiliki nilai Sun Protection Factor (SPF) sebesar 4,4; 9,2
sampai 40,15. Pada tongkol jagung mengandung senyawa fenolik yang memiliki
nilai Sun Protection Factor (SPF) sebesar 2 sampai 7. Pada kulit buah pisang
mengandung senyawa asam fenilpropanoid, lignin, tanin, kumarin, flavonoid dan
iso-flavonoid dengan nilai SPF sebesar 13,72 dan pada kulit buah manggis yang
ada memuat senyawa flavonoid, fenol, kuinon dan tannin dengan nilai SPF yakni
29,008. Maka dari itu lima limbah tanaman herbal tersebut mampu dijadikan
sebagai Sun Protection Factor (SPF) serta dapat mengurangi limbah di
lingkungan masyarakat.
Kata Kunci: sun protect factor; limbah; tanaman herbal.
Abstract
Garbage is often a problem for life
in society. However, if you apply the 3R system, it can minimize the
accumulation of garbage which can be a source of various diseases. As well as
utilizing existing plant waste to have economic value. One of the cosmetic
products that has a function to protect the skin's epidermis from solar
radiation is sunscreen or Sun Protect Factor (SPF). The negative impact of
sunlight that can affect the damage to the skin's epidermis is UV-A and UV-B
rays. Therefore, this article was created with the aim of finding out what
plant wastes contain phytochemicals that can be processed as SPF base
materials. The basic ingredient of SPF is to protect the health of human skin
from the negative effects of solar radiation. The method used in making this
article review is a search for articles and journals conducted on April 1,
2022-13 June 2022 with 26 articles or journals obtained in the publication
range of the last 10 years starting from 2012-2022. From this journal review,
the following results were obtained. Herbal plant waste in fact can be used as
a Sun Protection Factor (SPF) including onion skin (Allium Cepa L), lime peel (Citrus
Aurantifolia), corn cobs (Zea Mays L.), banana peel (Musa Acuminata Colla) and
skin Mangosteen fruit (Garcinia cambogia L.) On onion skin contains phenolic
compounds with SPF values of 11.44 to 31.80. Lime peel contains
phenolic compounds, flavonoids and tannins which have a Sun Protection Factor
(SPF) value of 4.4; 9.2 to 40.15. Corn cobs contain phenolic compounds that have
a Sun Protection Factor (SPF) value of 2 to 7. In banana peels contain
phenylpropanoid acid compounds, lignin, tannins, coumarins, flavonoids and
iso-flavonoids with an SPF value of 13.72 and in the skin The mangosteen fruit
contains flavonoid, phenol, quinone and tannin compounds with an SPF value of
29,008. Therefore, the five herbal plant wastes can be used as Sun Protection
Factor (SPF) and can reduce waste in the community.
Keywords: sun
protect factor; waste; herbs.
Pendahuluan
Sampah sering
kali menjadi permasalahan di dalam lingkungan masyarakat namun jika menerapkan
sistem 3R, yakni: �Reduce (Mengurangi Sampah), Reuse (Penggunaan
Ulang Sampah) dan Recycle (Mendaur Ulang Sampah)� yang bertujuan guna tiap
orang berperilaku positif pada lingkungan maka tiap kegiatan yang dijalankan
terus� perhatikan sisi kebersinambungan
lingkungan tempat hidupnya. Sampah tanaman sering kali digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan produk (Nento, 2021). Limbah tanaman
herbal mampu dijadikan
sebagai bahan baku produk kosmetika, di mana potensi kandungan senyawa yang
berada dalam limbah tanaman tersebut mampu dijadikan sebagai Sun Protection
Factor (SPF)
(Ashari,
Pramesti, Fitriana, & Rohmani, 2021).
Seluruh makhluk
hidup membutuhkan
sinar matahari dalam menjalankan kesehariannya, namun disisi lain terdapat
dampak negatif juga untuk sinar matahari yang hingga dipermukaan berdampak
negatif pada kulit yakni sinar UV A serta UV B (Seran, Pasangka, & Sutaji, 2018).
Menurut (Pratiwi & Husni, 2017), �Dampak negatif
dari radiasi sinar ultraviolet ialah alami kerusakan epidermis atu dikenal
sengatan surya, pengkerutan kulit, penuaan dini, pigmentasi serta pada
penyinaran yang lama dibawah terik sinar matahari akibatkan perubahan jaringan
pengikat pada lapisan stratum korneum�. Tabir surya ialah sediaan yang dipakai
gunalindungi kesehatan kulit manusia dari dampak negatif radiasi sinar matahari
(Rosyidi, Deni, & Ameliana, 2018). Tabir surya
sekarang dikembangkan lewat pemakaian bahan alam semacam ekstrak tanaman, yang
mana lebih aman memakai bahan alami, murah, mudah diperoleh serta lebih sedikit
dampak negatif dibanding bahan sintesis membuat masyarakat lebih mudah terima
pemakaian tabir surya dari bahan alami.
Banyak sekali
berbagai macam jenis tabir surya dengan berbahan dasar kimia, namun pada review
artikel kali ini memperkenalkan limbah tanaman herbal yang mampu dijadikan
sebagai SPF diantaranya kulit bawang merah (Nugrahani, Rahmadina,
Lestari, & Mulyani, 2022), kulit jeruk nipis (Yasin, 2017), tongkol jagung (Silitonga, Nasution,
Thaib, & Haloho, 2018), kulit pisang
ambon (Himawan, Masaenah,
& Putri, 2018). Untuk kebutuhan
lokal
komoditas tanaman obat tradisional yang naik selaras makin bertebaran pabrik industri farmasi serta kosmetik yang menjadikan tanaman herbal
menjadi bahan baku pembuatan obat tradisional (jamu), bahan makanan dan kosmetika.
Maka, limbah tanaman herbal
berpeluang besar guna dijadikan bahan baku produk Sun Protection Factor (SPF) yang mampu menggantikan bahan dasar kimia menjadi bahan
dasar herbal.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan artikel review
yang berjudul Inovasi limbah tanaman sebagai bahan baku Sun Protection
Factor (SPF) menggunakan metode literature review atau penulusuran
artikel. Penelusuran artikel merupakan penelusuran dan penelitian kepustakaan
yang proses pencariannya melalui membaca berbagai sumber seperti buku, jurnal
dan�� terbitan�� lain��
yang�� berhubungan�� dengan��
topik�� penelitian, untuk
menciptakan sebuah tulisan berikatan dengan suatu topik atau isu tertentu. Penelusuran
artikel ini bersumber dari Google Scholars, Pubmed, dan Tandfonline. Adapun
penelusuran artikel dan jurnal dilakukan pada tanggal 01 April 2022- 13 Juni
2022 dengan artikel atau jurnal yang didapatkan sebanyak 26 Referensi dalam
rentang publikasi 10 tahun terakhir terhitung dari 2012-2022.
Hasil dan Pembahasan
Limbah tanaman yang berpotensi sebagai Sun
Protection Factor :
No |
Nama Tanaman |
Bagian Tumbuhan |
Tipe Ekstrak |
Kandungan Fitokimia |
Referensi |
1 |
Allium Cepa L |
Kulit |
Metanol |
Senyawa
Fenolik |
|
2 |
Citrus Aurantifolia |
Kulit |
Etanol |
Senyawa
Fenolik |
|
3 |
Zea Mays
L |
Tongkol/Batang |
Etanol |
Senyawa
Fenolik |
|
3 |
Musa Acuminata Colla |
Kulit |
Etanol |
Senyawa
Fenolik |
|
4 |
Garcinia mangostana
L |
Kulit |
Etanol |
Senyawa
Fenolik |
(Putri, Tristiyanti, &
Nurdiana, 2019; Ulfa,
Priani, & Lukmayani, 2016) |
A. Kulit Bawang Merah (�Allium Cepa L.�)
Kulit bawang merah (�Allium Cepa L.�) merupakan bagian terluar dari umbi bawang merah dan biasanya menjadi limbah yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Tanpa disadari kulit bawang merah yang ada kandungan metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin, polifenol dan kuersetin (Octaviani, Fadhli, & Yuneistya, 2019). Senyawa fenolik terkhusus kategori flavonoid berpotensi jadi tabir surya sebab terdapat gugus kromofor yang bisa serap sinar ultraviolet maka bisa kurangi intensitas di kulit. Pada studi (Ruslan, Agustina, & Hasanah, 2019) didapatkan nilai SPF ekstrak etanol daun kulit bawang merah dengan konsentrasi 12 ppm yakni 31,80 hal tersebut masuk pada tabir surya yang maksimal kemampuan proteksinya, konsentrasi 8 ppm bernilia SPF 20,12 masuk ke kemampuan proteksi ultra, dan konsentrasi 4 ppm bernilai SPF 11,44 masuk ke tabir surya berkemampuan proteksi maksimal. Selain itu, pada penelitian (Rahayu, Ardana, & Rijai, 2017) ekstrak metanol kulit bawang merah sebesar 30 ppm menghasilkan suntan standar, pada konsentrasi 50 ppm menghasilkan proteksi ekstra serta pada konsentrasi 30 ppm dapat digunakan sebagai sunblock. Oleh karena itu kulit bawang merah dapat dimanfaatkan sebagai Sun Protection Factor (SPF) apabila dibuat dalam sediaan berupa krim maupun Hidrogel (Nopiyanti & Wulandari, 2021; Nugrahani et al., 2022).
B. Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia)
Berdasarkan studi (Hindun, Rusdiana, Abdasah, & Hindritiani, 2017) kulit jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) ialah tanaman yang bisa dikembangkan sebagai obat dan kosmetik. Ekstrak kulit buah jeruk nipis memuat senyawa fenolik semacam fenol, flavonoid serta tanin (Nento, 2021). Terutama karena kandungan fenolik yang terdapat di dalamnya. Fenolik sendiri dipercaya mampu bertindak dalam kaskade pensinyalan yang peka redoks untuk menghambat kerusakan DNA (Ebrahimzadeh, Mohammadi, & Polshekan, 2014). Fenolik juga bermanfaat dalam mencegah generasi radikal bebas oksigen yang diinduksi UV dan peroksidasi lipid, yaitu peristiwa yang terlibat dalam keadaan patologis seperti penuaan dini karena cahaya matahari dan kanker kulit (Ebrahimzadeh et al., 2014). Sehingga selain memiliki aktivitas sebagai antioksidan kulit jeruk nipis miliki potensi jadi tabir surya. Berdasarkan studi dari (Yasin, 2017), �Penentuan potensi tabir surya ekstrak kulit buah jeruk nipis dilakanakan dengan in vitro yang metodenya spektrofotometer pada rentang panjang gelombang sinar ultraviolet. Ekstrak kulit buah jeruk nipis didapat hasil nilai Sun Protection Factor (SPF) konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dan 300 ppm berderatan yakni 4,4; 9,2; 11,08; 13,7; dan 40,15�.
C. Tongkol Jagung (Zea Mays L.)
Kandungan yang terdapat pada tongkol jagung tersusun dari serat kasar 35.5%, protein 2.5%, kalsium 0.12%, fosfor 0.04% dan zat-zat lainnya 38.16%. Tongkol jagung memiliki kandungan senyawa fitokimia fenolik yang berkhasiat sebagai antioksidan. Pada hasil penelitian (Sineke, 2016) menyatakan bahwa pada senyawa fenolik yang ada di tongkol jagung berkhasiat sebagai antioksidan yang dapat berpotensi memiliki SPF sehingga dapat digunakan jadi tabir surya. Menurut (Silitonga et al., 2018), �Penentuan nilai SPF lotion tabir surya pada ekstrak etanol tongkol jagung dilaksanakan lewat in vitro memakai spektrofotometri UV-Vis�. Pada penelitian bernilai SPF 2 (Sinar UV-A) dan bernilai SPF 7 (Sinar UV-B). maka simpulannya ekstrak tongkol jagung miliki efektivitas jadi bahan aktif pada pembuatan tabir surya.
D. Kulit Buah Pisang Ambon
Pisang Cavendish (pisang ambon) ialah jenis pisang yang miliki potensi ada kandungan antioksidan (Noviardi, Masaenah, & Indraswari, 2020). Senyawa antioksidan yang terkandung dalam kulit pisang pada sediaan tabir surya mampu meningkatkan aktivitas fotoprotektif. Dalam (Noviardi et al., 2020), �Pisang ambon memiliki kandungan: senyawa flavonoid galokatekol miliki potensi jadi antioksidan, lalu senyawa golongan fenol semacam asam fenilpropanoid, lignin, tanin, kumarin, falavonoid dan iso-flavonoid bisa dimanfaatkan sebagai bahan aktif tabir surya alami�. Aktivitas antioksidan diuji lewat metode �Peredaman Radikal Bebas DPPH�, lalu guna tentukan nilai Sun Protection Factor (SPF) secara in vitro memakai �Spektrofotometer UV-Vis�. Di studi (Himawan et al., 2018) didapatkan hasil, �Aktivitas antioksidan dari ekstrak�� etanol 70% kulit buah pisang ambon pada formulasi terbaik yakni 92,04 ppm (aktif), dengan nilai Sun Protection Factor (SPF) 13,72�.
E.
Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.)
Kulit buah manggis miliki kandungan kimia yakni flavonoid, garsinon, tanin,
xanton juga senyawa mangostin
serta sudah lama dipakai jadi pengobatan bermacam penyakit yang selaras dengan banyak penelitian guna buktikan aktivitas farmakologi
dari senyawa yang ada di
kulit buah manggis (Iryani, Astuti, & Diniatik, 2021).
Di studi (Dungir, Katja, & Kamu, 2012) �Ekstrak kulit buah manggis memuat senyawa fenolik yang punyai
aktivitas antioksidan tinggi dengan IC50 yakni 44,49 �g/mL�. Dalam kulit G. mangostana Linn memuat senyawa xanthon, maka
sinar UV dapat diserap. Senyawa xanthon umumnya miliki panjang gelombang hingga 305-330 nm yang jadi
jangka panjang gelombang sinar UV-B (Susanti & Putra, 2012).
Nilai SPF yang diperolah dari
fraksi diklormetan yakni
67,62�1,68 serta bisa dikelompokan
jadi perlindungan ultra (Susanti & Putra, 2012).
Hasil penapisan fitokimia pada penelitian (Putri et al., 2019)
menunjukkan bahwa simplisia dan ekstrak etanol kulit buah manggis, positif yang memuat senyawa flavonoid,
fenol, kuinon dan tanin. Nilai SPF
yang dimiliki ekstrak etanol kulit buah manggis yakni 29,008 serta masuk ke tabir surya proteksi ultra (Putri et al., 2019).
Sedangkan pada penelitian lain didapatkan hasil uji nilai Sun Protection
Factor (SPF) ekstrak
n-Heksan kulit buah manggis yakni 8,3873
� 0,9255 di konsenstrasi 50
ppm (Ulfa et al., 2016).
Kesimpulan
Hasil penelitian ini yang dihasilkan bahwa kulit
bawang merah (Allium Cepa L.) memiliki senyawa fenolik terkhusus
kategori flavonoid berpotensi jadi tabir surya sebab terdapat gugus kromofor
yang dapat menyeral sinar ultraviolet maka dapat mengurangi intensitas di kulit
dengan nilai SPF 11,40 sampai 31,80 , limbah kulit jeruk nipis (Citrus
Aurantifolia) juga mampu bertindak dalam kaskade pensinyalan yang peka
redoks untuk menghambat kerusakan DNA yang di sebabkan oleh sinar ultraviolet
dengan nilai SPF 4,4 sampai 40,15, limbah tongkol jagung (Zea Mays L.)
mampu menghasilkan nilai SPF 2 (Sinar UV-A) dan bernilai SPF 7 (Sinar UV-B),
limbah kulit buah pisang ambon mampu meningkatkan aktivitas fotoprotektif
dengan nilai SPF 13,72, dan limbah kulit buah manggis (�Garcinia mangostana
L.�) memiliki panjang gelombang hingga 305-330 nm yang mampu menghambat
sinar ultraviolet dan limbah kulit buah manggis dengan nilai SPF 29,008. Maka dari
ini limbah bahan alam mampu dijadikan sebagai Sun Protection Factor (SPF)
yang dapat menggantikan atau memodifikasi sunblok dengan berbahan dasar alami
sehingga mampu mengurangi limbah yang ada di lingkungan masyarakat serta mampu
dijadikan pengembangan limbah dalam dunia kosmetika.
Ashari, Sabila Nur, Pramesti, Hanin Hanifiana,
Fitriana, Ida, & Rohmani, Sholichah. (2021). Potensi Senyawa Flavonoid
dalam Tanaman sebagai Lotion Tabir Surya. Proceedings National Conference
PKM Center, 1(1). Google
Scholar
Dungir, Stevi G., Katja, Dewa G., & Kamu, Vanda S.
(2012). Aktivitas antioksidan ekstrak fenolik dari kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.). Jurnal Mipa, 1(1), 11�15. Google Scholar
Ebrahimzadeh, A., Mohammadi, S., & Polshekan, M. A. (2014).
Nested polymerase chain reaction (PCR) on fixed stained slides in comparison to
whole blood as a source of DNA in southeast of Iran. J Trop Dis, 2(136),
2. Google
Scholar
Himawan, Herson Cahaya, Masaenah, Eem, & Putri, Veronika
Cahyandari Eko. (2018). Aktivitas Antioksidan dan SPF Sediaan Krim Tabir Surya
dari Ekstrak Etanol 70% Kulit Buah Pisang Ambon (Musa acuminata Colla). Jurnal
Farmamedika (Pharmamedika Journal), 3(2), 73�81. Google Scholar
Hindun, Siti, Rusdiana, Taofik, Abdasah, Marline, &
Hindritiani, Reti. (2017). Potensi Limbah Kulit Jeruk Nipis (Citrus auronfolia)
Sebagai Inhibitor Tirosinase. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science
and Technology, 4(2), 64�69. Google Scholar
Iryani, Yeyen Dwi, Astuti, Ika Yuni, & Diniatik,
Diniatik. (2021). Optimasi Formula Sediaan Losion Tabir Surya dari Ekstrak
Etanol Terpurifikasi Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Dengan Metode
Simplex Lattice Design. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 8(2),
145�156. Google
Scholar
Nento, Zeiin fitrzen ZEIIN FITRIYANI. (2021). Penentuan
nilai sun prorection factor (SPF) pada ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus
Aurantifolia) dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Skripsi, 1(821416014).
Google
Scholar
Nopiyanti, Vivin, & Wulandari, Lisa. (2021). Formulasi dan
Uji Aktivitas Perlindungan Tabir Surya Emulgel Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah
(Allium cepa L.) secara In Vitro dan In Vivo. CERATA Jurnal Ilmu Farmasi,
12(1), 1�9. Google
Scholar
Noviardi, Harry, Masaenah, Eem, & Indraswari, Kurniati.
(2020). Antioxidant And Sun Protection Factor Potency Of Ambon Banana White
(Musa Acuminata Aaa) Peel Extract. Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Harry
Noviardi, 11(2). Google
Scholar
Nugrahani, Arumsasi Putri, Rahmadina, Salsabila
Adzani, Lestari, Nova Dwi, & Mulyani, Sri. (2022). Inovasi Sunscreen Dari
Ekstrak Kulit Bawang Putih Dan Bawang Merah Sebagai Anti-Kusam, Anti-Jerawat,
Dan Anti-Aging. Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia (SN-KPK), 13(1),
153�165. Google
Scholar
Octaviani, Melzi, Fadhli, Haiyul, & Yuneistya, Erenda.
(2019). Uji aktivitas antimikroba ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium
cepa L.) dengan metode difusi cakram. Pharmaceutical Sciences and Research,
6(1), 8. Google
Scholar
Pratiwi, Sheila, & Husni, Patihul. (2017). Artikel
Tinjauan: Potensi Penggunaan Fitokonstituen Tanaman Indonesia Sebagai Bahan
Aktif Tabir Surya. J. Farmaka, 15(4), 18�25. Google
Scholar
Putri, Yola Desnera, Tristiyanti, Deby, & Nurdiana,
Aneu. (2019). Uji Aktivitas Antioksidan dan Penentuan Nilai SPF Secara In vitro
Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum), Manggis (Garcinia
mangostana) Dan Durian (Durio zibethinus). Borneo Journal of Pharmascientech,
3(2), 169�177. Google
Scholar
Rahayu, Tina Dwi, Ardana, Mirhansyah, & Rijai, Laode.
(2017). Potensi Kulit Bawang Merah (Allium Cepa L) Sebagai Antoksidan Dan Tabir
Surya. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 6,
84�89. Google
Scholar
Rosyidi, Viddy Agustian, Deni, Wirawan, & Ameliana,
Lidya. (2018). Optimasi titanium dioksida dan asam glikolat dalam krim tabir
surya kombinasi benzofenon-3 dan oktil metoksisinamat. PHARMACY: Jurnal
Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia), 15(1),
60�71. Google Scholar
Ruslan, Ruslan, Agustina, Sry, & Hasanah, Uswatun.
(2019). Penentuan nilai sun protection factor (spf) dari kulit bawang merah. Jurnal
Redoks: Jurnal Pendidikan Kimia Dan Ilmu Kimia, 2(1), 34�43. Google Scholar
Seran, Yunita Yappy Tey, Pasangka, Bartholomeus, &
Sutaji, Hadi Imam. (2018). Karakteristik Paparan Radiasi Sinar Ultraviolet A
(UV-A) dan Cahaya Tampak di Kota Kupang. Jurnal Biotropikal Sains, 15(3),
8. Google
Scholar
Silitonga, Maringan, Nasution, Pandapotan, Thaib, Cut
Masyithah, & Haloho, Mei Revolinda. (2018). Formulasi Ekstrak Tongkol
Jagung (Zea Mays L.) Sebagai Tabir Surya Dalam Sediaan Lotion Untuk Wajah. Jurnal
Farmanesia, 5(1), 11�15. Google
Scholar
Sineke, Farrah U. (2016). Penentuan kandungan fenolik dan
sun protection factor (spf) dari ekstrak etanol dari beberapa tongkol jagung
(Zea mays L.). Pharmacon, 5(1). Google
Scholar
Susanti, Meri, & Putra, Doni Permana. (2012). Aktivitas
perlindungan sinar UV kulit buah Garcinia mangostana Linn secara in vitro. Google
Scholar
Ulfa, Tazkia, Priani, Sani Ega, & Lukmayani, Yani.
(2016). Uji Aktivitas Tabir Surya Ekstrak n-Heksan Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana Linn.) Secara In Vitro. Prosiding Farmasi, 611�617. Google Scholar
Yasin, Rif�atul Adilah. (2017). Uji potensi tabir surya
ekstrak kulit buah jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) secara In Vitro.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Google
Scholar
Berlianna
Nur Afiddah, Larasati Fauziah Yakub, Neng Feri Fajarwati, Nia Yuniarsih
(2022) |
First
publication right: |
This
article is licensed under: |
������������������������������������������������������������������������������