Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X

Vol. 4, No. 6, Juni 2022

 

GAMBARAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN GURU PENGGERAK

 

Lidya Ardiyan, Sulhan Hamid H Lubis, Rusdiman AB, Samsul Gultom, Aman Simaremare

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Email[email protected][email protected][email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Guru Penggerak dalam proses pendidikannya dilatih untuk mengembangkan keterampilan memimpin yang dikenal dengan Instructional Leadership dan menerapkannya hingga setalah masa Pendidikan selesai. Penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepemimpinan pembelajaran dari para lulusan program pendidikan guru penggerak. Populasi penelitian ini guru penggerak angkatan 1 mengampu mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Bimbingan dan Konseling sebanyak 117 orang dan sampel sejumlah 36 orang menggunakan teknik sampling purposive. Kuesioner Kepemimpinan Pembelajaran disebar secara online menggunakan bantuan Google Form. Data diolah dengan menggunakan SPSS versi 21 untuk melihat deskripsi data dan juga perbandingan rerata di masing-masing dimensi kepemimpinan pembelajaran. Skala penelitian terdiri dari 7 dimensi kepemimpinan pembelajaran yaitu Instructional resource Provider, Maintain Visibe Presence, Professional Development, Maximize Instructional Time, Monitoring Students� Progress, Feedback on Teaching Learning dan Curriculum Implementation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 36 orang guru penggerak angkatan 1 mata pelajaran PJOK dan BK 5 Orang atau 13,88 % memiliki Kepemimpinan Pembelajaran Tinggi, 28 orang atau 77, 77 % memiliki Kepemimpinan Pembelajaran Sedang dan hanya 3 orang atau 8,33 % yang memiliki Kepemimpinan pembelajaran rendah.

 

Kata Kunci: instructional leadership; guru penggerak; kepemimpinan.

 

Abstract

Motivator teachers in the educational process are trained to develop leadership skills known as Instructional Leadership and apply them after the completion of the education period. This quantitative descriptive study aims to find out the description of the learning leadership of the graduates of the driving teacher education program. The population of this study was the teacher driving force 1 teaching the subjects of Physical Education and Guidance and Counseling as many as 117 people and a sample of 36 people using purposive sampling technique. The Learning Leadership Questionnaire was distributed online using the help of Google Forms. The data was processed using SPSS version 21 to see a description of the data and also the average comparison in each dimension of learning leadership. The research scale consists of 7 dimensions of learning leadership, namely Instructional resource Provider, Maintain Visibe Presence, Professional Development, Maximize Instructional Time, Monitoring Students' Progress, Feedback on Teaching Learning and Curriculum Implementation. The results showed that 36 teachers driving force 1 subjects PJOK and BK 5 people or 13.88% had High Learning Leadership, 28 people or 77, 77% had Medium Learning Leadership and only 3 people or 8.33% had Leadership low learning.

 

Keywords: instructional leadership; driving teacher; leadership.

 

Pendahuluan

Konsep merdeka belajar merupakan respons terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era revolusi industry 4.0. Nadiem Makarin sebagai Menteri Pendidikan RI, sebagai mana yang dikutip oleh tempo.com 2019, menegaskan bahwa merdeka belajar merupakan kemerdekaan berfikir yang dimulai dari guru. Hooks menyatakan bahwa dalam (Specia & Osman, 2015) mendidik sebagai praktik kebebasan adalah bentuk pengajaran dan pembelajaran yang menarik dan mengasyikan bagi guru dan peserta didik. Dalam praktik kebebasan ini, kedua belah pihak sama-sama pemain dalam berkontribusi dan berbagi pengalaman belajar (Simonson, Zvacek, & Smaldino, 2019). Peserta didik tidak hanya diajarkan informasi yang mereka harapkan untuk diingat dan diingat ketika ditanya, sebaliknya mereka belajar untuk berpikir kritis dengan cara yang tidak konformis dan tidak terkekang. Guru yang mendidik sebagai praktik kebebasan mengajar tidak hanya untuk berbagi informasi tetapi untuk berbagi dalam pertumbuhan intelektual dan spiritual peserta didik (Sibagariang, Sihotang, & Murniarti, 2021).

Maka dari itu guru penggerak haruslah memiliki gaya kepemimpinan tersendiri yang mendorong lahirnya proses pembelajaran yang merdeka, yang disarankan dan dikembangkan melalui program. Guru penggerak ini adalah kepemimpinan pembelajaran atau yang dikenal sebagai Instructional Leadership. kepemimpinan instruksional sebagai pemimpin komunitas belajar, di mana para anggota bertemu secara teratur untuk mendiskusikan pekerjaan mereka, berkolaborasi untuk memecahkan masalah, merefleksikan pekerjaan mereka dan mengambil tanggung jawab atas apa yang dipelajari siswa (Gunawan, Kusumaningrum, & Sumarsono, 2019). Sementara menurut (Ng, 2019) Instructional Leadership adalah gagasan bahwa pembelajaran harus diberikan prioritas utama sementara segala sesuatu yang lain berputar di sekitar peningkatan belajar.

Konsep awal Instructional Leadership ini dijadikan sebuah model oleh (Casmudi, 2019) yang telah diuji dan diadopsi secara luas dalam penelitian tentang Instructional Leadership , dan mengusulkan tiga dimensi untuk kontruksi Instructional Leadership , yaitu mendefinisikan misi sekolah, mengelola program instruksional, dan mempromosikan iklim pembelajaran sekolah yang positif. Kategori kepemimpinan ini mempunyai 4 kompetensi yaitu memimpin upaya pengembangan lingkungan belajar yang berpusat pada murid, memimpin perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang berpusat pada murid, memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar yang berpusat pada murid dan melibatkan orang tua/wali murid sebagai pendamping dan sumber belajar di sekolah (Rahayuningsih & Rijanto, 2022).

Kepemimpinan instruksional mengarahkan dan mempengaruhi guru untuk meningkatkan dan mempraktikkan kurikulum sekolah dan membantu meningkatkan dan mencapai tujuan sekolah (Yahdiyani, Muna, & Nurjanah, 2020). Kepemimpinan instruksional terdiri dari kegiatan kepemimpinan langsung atau tidak langsung yang mempengaruhi kemajuan belajar siswa. Ini menunjukkan mengenali arah dan berbagi tujuan dan juga tentang meyakinkan guru untuk bekerja dalam berkontribusi pada prestasi sekolah (Akram, Kiran, & Ilğan, 2017).

Program pendidikan guru penggerak saat ini sudah sampai di angkatan kelima, dan sudah meluluskan dua angkatan guru penggerak. Dalam pendidikan tersebut para calon guru penggerak dilatih untuk membentuk gaya kepemimpinan pembelajaran ini dan menerapkannya dalam pekerjaannya sehari-hari (Duryat, 2021). Untuk itulah penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana gambaran kepemimpinan pembelajaran dari para lulusan program pendidikan guru penggerak. Hasil Penelitian ini juga bermanfaat bagi guru lain di luar guru penggerak untuk ikut serta dalam kegiatan Pendidikan guru penggerak. Guru Penggerak juga bisa memberikan contoh keterampilan Instructional Leadership dan berbagi praktik baiknya dalam komunitas praktik disekitarnya.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan intrumen skala kepemimpinan pembelajaran - Intsructional Learship Scale yang dikembangkan oleh (Akram et al., 2017). Skala ini terdiri dari 7 dimensi kepemimpinan pembelajaran yaitu Instructional resource Provider, Maintain Visibe Presence, Professional Development, Maximize Instructional Time, Monitoring Students� Progress, Feedback on Teaching Learning dan Curriculum Implementation. Tujuh dimensi ini terangkum dalam 40 butir pernyataan dalam skala kepemimpinan pembelajaran yang menggunakan Skala Likert dengan 5 rentang jawaban berikut 1 jika tidak pernah, 2 jika Jarang, 3 - Kadang Kala, 4 - Sering dan 5 - Selalu. dengan nilai tertinggi 200 dan nilai terendah adalah 40. Skala ini memiliki reliabilitas Alpha Cronbach 0.95.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru penggerak angkatan 1, yang berlatar belakang pelajaran Pendidikan Jasmani dan Bimbingan dan Konseling yaitu sejumlah 117 orang dan sampel yang diambil sejumlah 36 orang, dengan teknik sampling purposive sampling.

Skala disebar secara online pada populasi menggunakan bantuan �Google Form. kemudian hasil tabulasi data diolah dengan menggunakan SPSS versi 2.1. untuk melihat deskripsi data dan juga perbandingan rerata di masing-masing dimensi kepemimpinan pembelajaran.

 

Hasil dan Pembahasan

Menguji dan mengadopsi secara luas Kepemimpinan Pembelajaran, dan mengusulkan tiga dimensi untuk kontruksi Kepemimpinan pembelajaran, yaitu mendefinisikan misi sekolah, mengelola program instruksional, dan mempromosikan iklim pembelajaran sekolah yang positif. Dua fungsi dalam mendefinisikan misi sekolah adalah membingkai tujuan sekolah dan mengkomunikasikan tujuan sekolah. Hal ini menyangkut peran kepala sekolah dalam bekerja dengan staf untuk memastikan bahwa sekolah memiliki jelas dan terukur tujuan yang berfokus pada kemajuan akademik siswanya. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan ini diketahui, didukung, dan dikomunikasikan secara luas di seluruh komunitas sekolah.

Sumber: (Townsend, Beck, Gehrke, Berkland, & Detamore, 2019)

������������������������������������������������������������� Gambar 1��������������������

Kerangka Kepemimpinan Pembelajaran.

 

Dimensi kedua, mengelola program pembelajaran, menggabungkan tiga fungsi kepemimpinan: mengawasi dan mengevaluasi pembelajaran, mengkoordinasikan kurikulum, dan memantau kemajuan siswa. Fungsi-fungsi ini menuntut pemimpin untuk terlibat secara mendalam dalam pengembangan pembelajaran sekolah. Di sekolah yang lebih besar, jelas bahwa kepala sekolah tidak bisa menjadi satu-satunya orang yang terlibat dalam memimpin program pengajaran di sekolah. Namun, kerangka kerja ini mengasumsikan bahwa pengembangan inti akademik sekolah adalah tanggung jawab kepemimpinan utama kepala sekolah (Hallinger, G�m�ş, & Bellibaş, 2020).

Dimensi ketiga, mempromosikan iklim belajar sekolah yang positif, mencakup beberapa fungsi seperti yang ditunjukkan pada Gambar kerangka kepemimpinan pembelajaran. yaitu melindungi waktu pembelajaran, pengadaan insentif bagi guru, pengadaan insentif belajar, mendorong perkembangan profesional, memelihara visibilitas tinggi. Dimensi ini lebih luas dalam cakupan dan maksud daripada dua dimensi lainnya. hal ini sesuai dengan gagasan bahwa sekolah yang efektif menciptakan 'pers akademik' melalui pengembangan standar dan harapan yang tinggi serta budaya perbaikan terus-menerus. Konsepsi awal kepemimpinan instruksional ini tidak memperhitungkan konteks sekolah atau karakteristik pemimpin sekolah dalaminstruksional kepemimpinan.

Dalam penelitian itu diperoleh data melalui skala kepemimpinan pembelajaran dideskripsikan menurut untuk demografi, yang diantaranya meliputi usia, jenis kelamin, jenjang sekolah, rumpun mata pelajaran, masa kerja dan asal daerah. Untuk usia sampel penelitian ini terentang mulai dari usia termuda 31 tahun dan tertua 51 tahun, dengan rata-rata usia 37,94 tahun. Rentang usia ini sesuai dengan aturan seleksi guru penggerak yaitu batas maksimal 50 tahun saat seleksi, dan angkatan 1 ini mendapatkan pendidikan guru penggerak selama 9 bulan ditambah jeda libur tahun baru dan ramadhan, sehingga pendidikan berlangsung sejak september 2020 hingga agustus 2021. Untuk masa kerja terantang dari 2 tahun hingga 24 tahun, dengan rata-rata masa kerja 13,02 tahun. Untuk gambaran deskriptif dari data demografi usia dan jenis kelamin secara umum digambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1

�Deskripsi Demografi Sampel berdasarkan Usia dan Masa kerja

Demografi

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Usia

36

31.00

51.00

379.444

530.738

Masa Kerja

36

2.00

24.00

130.278

480.765

 

Dari data yang diperoleh dideskripsikan bahwa dari 36 orang sampel, 77, 8 % atau sebanyak 28 orang berjenis kelamin laki-laki, dan 22,2% atau 8 orang berjenis kelamin perempuan dari total 36 orang sampel penelitian. Data demografi jenis kelamin sampel digambarkan dalam diagram berikut:

Gambar 2

Demografi Sampel berdasarkan Jenis Kelamin

 

Untuk perbandingan mata pelajaran yang diampu 72,2 % atau 26 orang Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan dan 27,8 % atau 10 orang Bimbingan dan Konseling dari 36 sampel penelitian. Untuk jenjang pendidikan sekolah yang diampu oleh guru penggerak yang menjadi sampel penelitian ini jenjang SD sejumlah 47, 22 % atau sebanyak 17, Jenjang SMP 38.88% atau sebanyak 14 orang, dan kenjang SMA 13,88 % atau sebanyak 5 orang.

 

Gambar 3

Demografi Sampel berdasarkan Kelompok Mata pelajaran

 

Untuk data demografi sebaran Provinsi asal sampel tersebar pada 18 Provinsi di Indonesia, sebagian besar sampel berasal dari Jawa Barat sejumlah 9 orang dengan rincian dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 2

Sebaran Sampel menurut Asal Provinsi

Asal Provinsi

Jumlah Sampel

Aceh

2

Bali

1

Jawa Barat

9

Jawa Tengah

4

Jawa Timur

1

Kalimantan Barat

3

Kalimantan Selatan

1

Kalimantan timur

1

Lampung

1

Nusa tenggara Timur

2

Riau

1

Sulawesi Barat

1

Sulawesi Selatan

1

Sulawesi tengah

1

Sulawesi Utara

2

Sumatera Barat

2

Sumatera Selatan

2

Sumatera Utara

1

 

Terkait dengan demografi Gender dan usia dalam kepemimpinan pembelajaran, belum ditemukan data penelitian yang khusus. namun beberapa penelitian umum tentang kepemimpinan dan gaya kepemimpinan lain yang membandingkan gender dan usia membuktikan bahwa memang ada perbedaan kepemimpinan antara laki-laki dan perempuan. Dalam kajian kritis tentang gender kepemimpinan dan kemanusiaan di masa pandemi mengemukakan simpulan bahwa kepemimpinan didominasi oleh gender laki-laki, namun kepemimpinan perempuan lebih menunjukkan nilai kemanusiaan. Menurut (Abbas, Saud, Suhariadi, Usman, & Ekowati, 2020) meneliti kaitan gender dengan kepemimpinan servant leadership dan traditional leadership dan menemukan beberapa hal, ada pengaruh yang signifikan antara gender terhadap Servant Leadership dan Traditional Leadership, ada perbedaan persepsi Servant Leadership yang signifikan antara pria dan wanita dan ada perbedaan persepsi Traditional Leadership yang signifikan antara pria dan wanita. Sementara penelitian (Amor, V�zquez, & Fa��a, 2020) menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan kontrol work engagement menurut umur, dan korelasi antara kepemimpinan transformasional dan keterlibatan kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia dan jenis kelamin. Mengemukakan bahwa kepemimpinan wanita mendominasi di sekolah-sekolah di negara China.

Untuk dimensi-dimensi dalam skala kepemimpinan pembelajaran diperoleh data deskripsi umum sebagai berikut ini:

Tabel 3

Deskripsi Dimensi Skala Kepemimpinan Pembelajaran

Dimensi

Instructional Leadership

Jumlah Item (40)

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Instructional Resource Provider

7

14

35

27,3333

4,6598

Mantain Visible Presence

6

14

30

24,1389

3,98678

Professional Development

7

17

35

29,2500

4,25860

Maximize Instructional Time

6

13

30

24,3333

4,11270

Monitoring Students� Progress

4

8

20

15,8611

3,01570

Feedback On teachers Learning

5

10

25

21,0556

3,77922

Curriculum implementation

5

10

25

20,3889

3,68222

Instructional Leadership

40

88

200

162,3611

22,7284

 

 

 

 

Untuk deskripsi lanjutan kategori Kepemimpinan pembelajaran dari hasil analisa statistik skala kepemimpinan pembelajara, dibagi menjadi 3 kategori kategori tinggi skor Instructional Leadership > 185 (Mean+SD = 162,36+22,72 = 185,08), kategori rendah skor Instructional Leadership < 139 (Mean-SD = 162,36+22,72 = 139,64), dan kategori Sedang skor antara 139-185. Deskripsi kategorisasi kepemimpinan pembelajaran bisa dilihat sebagai berikut:

Tabel 4

Kategori Skor Skala Kepemimpinan Pembelajaran

No

Kategori Skor Skala Kepemimpinan Pembelajaran

Jumlah

Persentase

1

Kepemimpinan Pembelajran Tinggi (>185)

5 orang

13.88 %

2

Kepemimpinan Pembelajaran Sedang (139-185)

28 orang

77,77 %

3

Kepemimpinan Pembelajaran Rendah (<139

3 orang

8,33 %

 

Dengan data pada tabel diatas, disimpulkan bahwa dari 36 orang guru penggerak angkatan 1 mata pelajaran PJOK dan BK 28 orang atau 77, 77 % memiliki Kepemimpinan Pembelajaran Sedang, 5 Orang atau 13,88 % memiliki Kepemimpinan Pembelajaran Tinggi dan hanya 3 orang atau 8,33 % yang memiliki Kepemimpinan pembelajaran rendah.

Mengemukakan bahwa ada 5 hal perhatian tentang kepemimpinan sekolah, yaitu kepemimpinan sekolah ditujukan untuk meningkatkan prestasi akademik siswa dan efektivitas guru; kepemimpinan ditujukan untuk perubahan pendidikan, akuntabilitas dan mempromosikan nilai-nilai demokrasi; kepemimpinan untuk keadilan sosial, pendidikan yang setara dan mempersempit kesenjangan prestasi; kepemimpinan Pembelajaran kepala sekolah untuk kemajuan sekolah; dan kepemimpinan terdistribusi dan dampaknya terhadap iklim organisasi dan sikap serta stres guru. Menurut (Hallinger & Hosseingholizadeh, 2020) menemukan bahwa meskipun bekerja dalam konteks yang sangat terpusat, kepala sekolah berperingkat tinggi dalam sampel juga dibedakan dari rekan-rekan mereka yang berperingkat lebih rendah pada praktik kepemimpinan pembelajaran tertentu. Para kepala sekolah ini tampak lebih menekankan peran mereka dalam mengembangkan kualitas belajar-mengajar dan memantau kemajuan siswa. Dalam pengaturan ini, memastikan lingkungan kolegial dan kolaboratif untuk guru biasanya diartikulasikan oleh kepala sekolah yang sukses dalam penelitian kami sebagai aspek penting dari kepemimpinan pembelajaran.

Menyelidiki hubungan antara kepemimpinan keadilan sosial dan kepemimpinan pembelajaran dan mengidentifikasi kemungkinan tujuan sekolah, mengkonseptualisasikan kepemimpinan keadilan sosial dan kepemimpinan instruksional, dan memeriksa hubungan antara kedua gaya kepemimpinan tersebut dengan tujuan utama sekolah. Kemungkinan kesamaan dan kontradiksi antara kepemimpinan keadilan sosial dan kepemimpinan instruksional dibahas, dan memperoleh hasil bahwa pemimpin sekolah harus memberikan prioritas utama untuk perbaikan berkelanjutan kualitas pengajaran dan hasil akademik melalui kepemimpinan pembelajaran.

 

Kesimpulan

Melalui penelitian ini terungkap bahwa kepemimpinan Pembelajaran pada 36 guru penggerak angkatan 1 mata pelajaran PJOK dan BK, 5 orang kategori kepemimpinan pembelajaran tinggi, 28 orang dalam kategori kepemimpinan pembelajaran sedang, dan 3 orang kategori kepemimpinan pembelajaran rendah. Dengan hasil ini disimpulkan bahwa mayoritas guru penggerak angkatan 1 sudah menerapkan kepemimpinan pembelajaran ini dengan baik dalam melakukan tugas kesehariannya. Kaitan demografi seperti usia, gender, mata pelajaran, asal daerah dengan kepemimpinan pembelajaran pada guru penggerak perlu diteliti lebih lanjut.

 

Bibliografi

Abbas, Ansar, Saud, Muhammad, Suhariadi, Fendy, Usman, Indrianawati, & Ekowati, Dian. (2020). Positive leadership psychology: Authentic and servant leadership in higher education in Pakistan. Current Psychology, 1�13. https://doi.org/10.1007/s12144-020-01051-1

Akram, Muhammad, Kiran, Sobia, & İLĞAN, Abdurrahman. (2017). Development and validation of instructional leadership questionnaire. International Journal of Organizational Leadership, 6, 73�88.

Amor, Ariadna Monje, V�zquez, Jos� Pablo Abeal, & Fa��a, Jos� Andr�s. (2020). Transformational leadership and work engagement: Exploring the mediating role of structural empowerment. European Management Journal, 38(1), 169�178. https://doi.org/10.1016/j.emj.2019.06.007

Casmudi, Casmudi. (2019). Analisis Manajemen Kepemimpinan Di Sekolah Dasar (SD). Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(6), 27�40.

Duryat, H. Masduki. (2021). Kepemimpinan Pendidikan: Meneguhkan Legitimasi Dalam Berkontestasi Di Bidang Pendidikan. Penerbit Alfabeta.

Gunawan, Imam, Kusumaningrum, D. Eri, & Sumarsono, R. Bambang. (2019). Investigation of Principal Leadership Based on Pesantren: Descriptive Study about Implementation of Human Resources Empowerment Models Based on Soft System Methodology. The 4th International Conference on Education and Management (COEMA 2019). Atlantis Press. https://doi.org/10.2991/coema-19.2019.52

Hallinger, Philip, G�m�ş, Sedat, & Bellibaş, Mehmet Şï¿½kr�. (2020). �Are principals instructional leaders yet?�A science map of the knowledge base on instructional leadership, 1940�2018. Scientometrics, 122(3), 1629�1650. https://doi.org/10.1007/s11192-020-03360-5

Hallinger, Philip, & Hosseingholizadeh, Rezvan. (2020). Exploring instructional leadership in Iran: A mixed methods study of high-and low-performing principals. Educational Management Administration & Leadership, 48(4), 595�616. https://doi.org/10.1177/1741143219836684

Ng, F. S. (2019). Instructional leadership. In School leadership and educational change in Singapore (pp. 7�30). https://doi.org/10.1007/978-3-319-74746-0_2

Rahayuningsih, Suesthi, & Rijanto, Achmad. (2022). Upaya Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran pada Program Sekolah Penggerak di Nganjuk. JAMU: Jurnal Abdi Masyarakat UMUS, 2(02), 120�126. https://doi.org/10.46772/jamu.v2i02.625

Sibagariang, Dahlia, Sihotang, Hotmaulina, & Murniarti, Erni. (2021). Peran guru penggerak dalam pendidikan merdeka belajar di indonesia. Jurnal Dinamika Pendidikan, 14(2), 88�99. https://doi.org/10.51212/jdp.v14i2.53

Simonson, Michael, Zvacek, Susan M., & Smaldino, Sharon. (2019). Teaching and learning at a distance: Foundations of distance education 7th edition.

Specia, Akello, & Osman, Ahmed A. (2015). Education as a Practice of Freedom: Reflections on bell hooks. Journal of Education and Practice, 6(17), 195�199.

Townsend, Jakob M., Beck, Emily C., Gehrke, Stevin H., Berkland, Cory J., & Detamore, Michael S. (2019). Flow behavior prior to crosslinking: The need for precursor rheology for placement of hydrogels in medical applications and for 3D bioprinting. Progress in Polymer Science, 91, 126�140. https://doi.org/10.1016/j.progpolymsci.2019.01.003

Yahdiyani, Nurilatul Rahmah, Muna, Ani Roisatul, & Nurjanah, Septi. (2020). Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas peserta didik di sdn martapuro 2 kabupaten pasuruan. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 327�336.

 

 

Copyright holder:

Lidya Ardiyan, Sulhan Hamid H Lubis, Rusdiman AB, Samsul Gultom, Aman Simaremare (2022)

 

First publication right:

Syntax Idea

 

This article is licensed under: