Syntax
Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 4, No. 6, Juni 2022
PENERAPAN ANALISIS SWOT TERHADAP KEBERLANGSUNGAN USAHA DI BUTIK SHIFA
OLSHOP MEDAN
Zahratunnisa, Muhammad Rahmat
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan analisis SWOT pada keberlangsungan
usaha di Butik Shifa Olshop Medan. Penelitian ini menggunakan informan kunci yakni pemilik,
3 orang pegawai dan 8 pelanggan.
Alat yang digunakan dalam menyusun strategi adalah analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi apa yang digunakan setelah melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki Butik Shifa Olshop
yang didapatkan dari hasil wawancara. Hasil penelitian ini menemukan faktor internal yang menjadi kekuatan dalam keberlangsungan usaha di butik Shifa Olshop adalah
memiliki kualitas bahan baku yang baik. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan keberlangsungan usaha di butik Shifa Olshop adalah
keterampilan karyawan produksi yang terbatas. Serta, Faktor Eksternal yang menjadi peluang pada keberlangsungan usaha di butik Shifa Olshop
yakni lokasi yang mampu dijangkau oleh pelanggan yang secara langsung berbelanja ke toko atau
memesan secara online dengan biaya pengantaran
tidak besar dikarenakan jarak yang tidak begitu jauh.
Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman pada keberlangsungan usaha di butik Shifa Olshop adalah
persaingan harga dengan para pesaing.
Kata Kunci:
SWOT; butik;
keberlangsungan usaha; online
shop.
Abstract
This
study aims to determine the application of SWOT analysis on business continuity
at the Shifa Olshop
Boutique Medan. This study uses key informants, namely the owner, 3 employees
and 8 customers. The tool used in developing the strategy is a SWOT analysis.
SWOT analysis is used to find out what strategy is used after looking at the
strengths, weaknesses, opportunities and threats that the Shifa
Olshop Boutique has obtained from the interviews. The
results of this study found that the internal factor that became a strength in
business continuity at the Shifa Olshop
boutique was having good quality raw materials. Meanwhile, the internal factor
that becomes the weakness of business continuity at the Shifa
Olshop boutique is the limited skills of the
production employees. Also, the external factor that becomes an opportunity for
business continuity at the Shifa Olshop
boutique is a location that can be reached by customers who directly shop at
the store or order online with low delivery costs because the distance is not
so far. Meanwhile, the external factor that poses a threat to business
continuity at the Shifa Olshop
boutique is price competition with competitors.
Keywords: SWOT; boutique;
business continuity; online shop.
Pendahuluan
Bisnis Fashion merupakan
salah satu faktor kemajuan ekonomi negara Indonesia (Permana & Herlan, 2022). Bisnis
perdagangan memiliki berbagai macam jenis transaksi misalnya jual beli. Dalam
sebuah bisnis, jual beli tidak bisa dilepaskan dalam aktivitas perdagangan. Menurut (Wahyudin & Maulin Purwaningwulan, 2017)
minat masyarakat akan fashion menjadi tren yang cukup diminati
khalayak dari segala jenis umur, jenis kelamin dan segmen masyarakat lainnya.
Menurut (Viona, Yohanes, Kurniawati, Marta, & Isnaini, 2021) jual beli ini
merupakan aktivitas yang sangat umum dilakukan serta hubungan interaksi manusia
dalam aktivitas bisnis juga mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Fashion sangat
erat hubungannya dengan wanita seolah sudah menjadi kebutuhan mendasar. Life style adalah gaya-gaya pendukung
penampilan seorang wanita pengikut tren fashion, karena fashion bersifat
dinamis (Nash, 2018).
Perkembangan zaman yang semakin modern memberikan dampak terhadap akulturasi
budaya yang terjadi terhadap pakaian. Fashion adalah kebutuhan primer dalam
kehidupan wanita, namun seiring dengan perkembangan tren saat ini,
pakaian tidak hanya sekedar untuk melengkapi kebutuhan primer saja (Soelistyowati, 2019). Akan
tetapi menjadi sebuah ajang indentitas bagi kaum hawa sebagai penunjang penampilan.
Dalam kondisi
pasar saat ini, industri fashion harus mampu mengikuti dan siap menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam dan luar perusahaan, baik perubahan
dalam bidang ekonomi, teknologi, politik, maupun budaya (Kuswoyo, Minarsih, & Fathoni, 2018). Pada
praktiknya, memang tidak mudah untuk mengikuti perubahan tersebut. Setiap
perusahaan memiliki Strategi yang
berbeda-beda dalam menghadapi perubahan yang ada. Kesalahan dalam pengambilan
keputusan yang bersifat jangka panjang, menyeluruh dan prioritas ini tentu sangat
tidak diharapkan karena dapat merusak stabilitas dan mengancam kelangsungan
perusahaan. Penting bagi perusahaan untuk memperhatikan apa saja yang dibutuhkan
dan diinginkan oleh konsumen serta memperhatikan lokasi tempat usaha dijalankan (Wahyudi, Rifa�i, & Susanti, 2020).
Perkembangan bisnis
di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin menonjol akan kompleksitas,
persaingan, perubahan dan ketidakpastian. Keadaan ini menimbulkan persaingan
yang tajam antar perusahaan, baik karena pesaing yang semakin bertambah, volume
produk yang semakin meningkat, maupun bertambah pesatnya perkembangan teknologi.
Hal ini memaksa perusahaan untuk lebih memperhatikan lingkungan yang dapat
mempengaruhi perusahaan, agar perusahaan mengetahui Strategi pemasaran seperti apa dan bagaimana yang harus diterapkan
dalam perusahaan (Wardani, Lestari, Sari, & Wulandari, 2021).
Sudah hampir 3
tahun perjalanan COVID-19 di
Indonesia semakin hari semakin mengancam segala sisi kehidupan. Kegiatan
ekonomi yang semakin lesu mengakibatkan segala sektor industri merasakan
keresahan yang berkelanjutan seiring dengan Pandemic
COVID-19 yang tak kunjung henti. Menurut (laura Hardilawati, 2020) Laporan
dari Organisation for Economic
Co-operation and Development (OECD), Pandemic
COVID-19 ini mempengaruhi perekonomian dari sisi penawaran dan permintaan.
Di sisi penawaran, perusahaan mengurangi pasokan bahan baku dan tenaga kerja
yang tidak sehat serta rantai pasokan yang juga mengalami kendala. Dari sisi
permintaan, kurangnya permintaan dan menurunnya kepercayaan konsumen terhadap suatu
produk (Artamevia & Moeliono, 2022).
Pandemic COVID-19 juga berdampak pada
setiap industri termasuk fashion. Menurunnya tingkat jual-beli di sektor ini
membutuhkan para pelaku usaha untuk mampu menyusun Strategi yang tepat untuk mampu bertahan ataupun bersaing. Strategi yang disusun kemudian menjadi
sebuah harapan baru untuk menunjang kemajuan bisnis dari pelaku usaha dengan
adaptasi terhadap era New Normal yang
didorong oleh pemerintah guna meningkatkan aktivitas ekonomi yang memiliki
pengaruh baik terhadap berbagai industri termasuk fashion.
Ada beberapa kendala yang dihadapi seperti kekurangan modal,
skill tenaga kerja, kinerja keuangan usaha yang buruk dan sebagainya. Tetapi
hambatan-hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara mengembangkan dan
menerapkan Strategi pengembangan
usaha yang baik. Pengembangan usaha bukan saja dibarengi dengan modal yang
banyak atau tenaga kerja yang terampil, tetapi juga harus diikuti dengan niat
dari diri sendiri. Dengan niat yang sungguh-sungguh dapat mengembangkan usaha
menjadi lebih besar. Jika tidak mengembangkan usaha dengan sungguh-sungguh maka
sebaliknya usaha akan bangkrut. Cara lain yang harus dilakukan untuk dapat
mengembangkan usaha dengan baik adalah dengan memberikan pendidikan
meningkatkan keahlian (Hidayat, Herawati, Hidayati, & Syahmaidi, 2018).
Sebuah perusahaan perlu mengenali
kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam persaingan bisnis. Hal ini akan sangat
membantu sebuah perusahaan dalam mengenali bisnisnya, serta memanfaatkan setiap
peluang yang ada serta meminimalisir ancaman. Dalam menentukan Strategi bersaing dan mengambil
keputusan, dibutuhkan seorang manajer yang cakap sehingga dapat mengenali apa
saja kelemahan, kekuatan, ancaman dan peluang yang dimiliki perusahaan serta
keunggulan pesaing yang mungkin dimiliki.
Suatu perusahaan
harus memiliki Strategi yang tepat
untuk menghadapi perubahan-perubahan lingkungan bisnis yang berubah-ubah (Fadli, 2021).
Analisis SWOT sering digunakan untuk memformulasikan strategi. Analisis SWOT
adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan Strategi perusahaan (Nisak, 2013).
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths)
dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (othreats) (Damayanti, 2018). Dengan
menggunakan analisis SWOT akan diperoleh beberapa alternatif Strategi yang saling memiliki
keterkaitan antar alternatif, namun alternatif yang diperoleh perlu
ditingkatkan karena kepentingan dari tiap alternatif berbeda. Dari beberapa
alternatif harus ditentukan prioritas Strategi
yang akan digunakan, dibutuhkan suatu metode untuk menyelesaikan masalah
tersebut, salah satunya adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Penerapan SWOT
pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar perusahaan bisa
lebih fokus, sehingga dengan penerapan analisis tersebut nantinya dapat
dijadikan sebagai bandingan fikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan
dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi dimasa yang akan datang. Tolak ukur keberhasilan perusahaan adalah kemampuannya untuk dapat mengalokasikan dan menggunakan sumber-sumber yang
dimiliki untuk menangkap kesempatan (opportunity),
menyikapi ancaman (threat)
yang ada dalam usahanya, serta mengevaluasi lingkungan internal.
Peneliti memilih
Butik Shifa untuk diteliti yang merupakan salah satu dari sekian banyak UMKM
yang berjuang dalam kondisi ketidakpastian dari COVID-19. Butik Shifa beralamat di Jalan Seto No 54 Kelurahan Tegal
Sari II, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Butik Shifa Olshop Medan didirikan
sudah 5 tahun dan menjual pakaian-pakaian wanita muslimah yang fashionable dan modis. Butik ini berdiri
atas kerjasama serta keinginan untuk mempelopori anak muda dan ibu-ibu yang memiliki
hobi dibidang fashion agar tetap bisa bergaya dengan sesuai perkembangan zaman
tapi tetap berhijab dengan kualitas yang bagus dan tidak menguras kantong.
Butik ini memilih bahan baku kain yang adem dan nyaman juga benang yang bagus
untuk menciptakan hasil jahitan yang rapi tetapi tetap dengan harga yang
terjangkau sehingga produk yang dimiliki usaha ini mampu dibeli oleh semua
kalangan.
Berdasarkan fenomena tersebut peneliti merasa teratarik untuk melakukan penelitian dengan judul: �Penerapan Analisis SWOT Terhadap Keberlangsungan Usaha Di Butik Shifa Olshop Medan�.
Metode Penelitian
Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Sedangkan pada penelitian ini pendekatan deskriptif akan menggambarkan, menjelaskan, mencatat dan menganalisis kondisi yang ada dan sedang terjadi dari hasil
wawancara. Metode ini digunakan untuk
mengetahui gambaran tentang pengaruh Strategi SWOT terhadap
keberlangsungan usaha di Butik Shifa Olshop
Medan.
A.
Teknik Analisis Data
Strategi pengembangan usaha maka tahap
pertama yang perlu dilakukan yaitu meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Tahap kedua adalah
tahap pencocokan yaitu menghasilkan Strategi alternatif
dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal.
Tahap ketiga yaitu tahap keputusan
yang akan menentukan Strategi alternatif
mana yang paling sesuai untuk
digunakan. Alat yang digunakan
dalam menyusun Strategi adalah
analisis SWOT. Analis SWOT digunakan untuk mengetahui Strategi apa yang digunakan setelah melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki Butik Shifa Olshop yang didapatkan dari hasil wawancara. Berikut dibawah ini matriks analisis
SWOT.
Tabel 1
Matriks SWOT
|
Kekuatan
(Strength) Tentukan
faktor-faktor kekuatan intenal |
Kelemahan
(Weakness) Tentukan faktor-faktor
kelemahan eksternal |
Peluang (Opportunity) |
Strategi
SO Ciptakan Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang |
Straregi WO Ciptakan Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang |
Ancaman (Threat) |
Strategi
ST Ciptakan Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman |
Strategi
WT Ciptakan Strategi untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman |
� �Sumber: (Ahmad, 2020)
Matriks SWOT diatas memudahkan penelitian dalam mendapatkan hasil penelitian. Hal ini, karena matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagian peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks SWOT juga merupakan alat analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau mungkin akan dihidupi oleh organisasi. Matriks ini dapat menghasilkan 4 sel kemungkinan alternatif yaitu Strategi kekuatan-peluang, kekuatan-ancaman, kelemahan-peluang dan kelemahan-ancaman. Setelah data terkumpul maka hal selanjutnya yang dilakukan yaitu membuat matriks faktor Strategi internal seperti dibawah ini:
Tabel 2
Matriks Strategi
Faktor Internal
Faktor-Faktor Internal |
Bobot |
Rating |
Skor |
Kekuatan |
|
|
|
1����. |
|
|
|
2����. dst |
|
|
|
Kelemahan |
|
|
|
1����. |
|
|
|
2��..........dst |
|
|
|
Total |
|
|
1,0 |
Sumber: (Ahmad, 2020)
Berdasarkan Tabel 2 diatas, (Ahmad, 2020)
menjelaskan tahapan-tahapan
dalam membuat matriks IFAS tersebut antara lain ialah:
1. Menentukan faktor yang menjadikan kekuatan dan kelemahan pada kolom pertama.
2. Menetukan bobot faktor dengan skala
mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling penting). Penetuan bobot dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden. Bobot pada masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap faktor agar berhasil dalam industri kemudian dari hasilnya
diambil rataan dan dibagi dengan total rataan untuk mendapatkan
nilai bobot (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebih skor
total 1,0).
3. Menghitung rating dalam kolom tiga
untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari
4 (oustanding)
sampai dengan 1 (poor), berdasarkan
faktor pengaruh tersebut terhadap kondisi perusahaan.
4. Kemudian kalikan bobot pada kolom dua dengan rating pada kolom tiga
untuk memperoleh skor pada kolom empat.
5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan
skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai
rata-rata adalah 2,5. Apabila
didapatkan nilai di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal adalah lemah, sedangkan
nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal perusahaan kuat.
Terakhir, setelah mengindentifikasi faktor internal perusahaan, masukkan faktor eksternal kedalam matriks EFAS.
Tabel 3
Matriks Strategi
Faktor Eksternal
Faktor-faktor Eksternal |
Bobot |
Rating |
Skor |
Peluang |
|
|
|
1����� |
|
|
|
2����� dst |
|
|
|
Ancaman |
|
|
|
1�����. |
|
|
|
2�����. dst |
|
|
|
Total���������������������� � |
|
|
1,0 |
�Sumber: (Ahmad, 2020)
�
Berdasarkan Tabel 3 diatas, (Ahmad, 2020)
menjelaskan tahapan-tahapan
dalam membuat matriks EFAS tersebut antara lain ialah:
1.
Menentukan faktor yang
menjadikan peluang
dan ancaman pada kolom pertama.
2. Menetukan
bobot faktor dengan skala mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling
penting). Penetuan bobot dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden.
Bobot pada masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif
setiap faktor agar berhasil dalam industri kemudian dari hasilnya diambil rataan
dan dibagi dengan total rataan untuk mendapatkan nilai bobot (semua bobot
tersebut jumlahnya tidak boleh melebih skor total 1,0).
3. Menghitung
rating dalam kolom tiga untuk
masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (oustanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan faktor pengaruh tersebut terhadap kondisi perusahaan.
4. Kemudian
kalikan bobot pada kolom dua dengan rating
pada kolom tiga untuk memperoleh skor pada kolom empat.
5. Jumlahkan
semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai
rata-rata adalah 2,5. Apabila didapatkan nilai di bawah 2,5 menandakan bahwa
secara eksternal adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan
posisi eksternal perusahaan kuat.
Hasil dan Pembahasan
A. Identifikasi Faktor
Lingkungan Internal
Secara keseluruhan,
hasil analisis faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan ini mendapatkan skor sebesar 3,703. Angka tersebut dapat diartikan sebagai posisi yang kuat bagi keberlangsungan usaha di Butik Shifa Olshop dalam
memanfaatkan kekuatan yang ada untuk mengatasi
faktor-faktor kelemahan dalam keberlangsungan usaha di Butik Shifa Olshop. Faktor-faktor
internal terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weakness). Berdasarkan
hasil wawancara kepada informan kunci, maka didapatkan
faktor-faktor di lingkungan
internal yang dimiliki oleh Butik
Shifa Olshop. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1.
Kualitas bahan baku yang
baik.
2.
Kualitas produk yang baik.
3.
Kualitas layanan yang
baik.
4.
Jumlah pengikut pada
media social sangat banyak.
5.
Memiliki hubungan baik
dengan pemasok bahan baku (Supplier).
6.
Keterampilan karyawan produksi
yang terbatas.
7.
Keterbatasan modal usaha.
8.
Peralatan yang masih
sederhana.
9.
Program manajemen yang
tidak tertulis.
10.
Beberapa model baju juga
dijual oleh pesaing.
Faktor kekuatan yakni segala sesuatu yang dimiliki oleh Butik Shifa Olshop yang mampu mendukung pengembangan pertanian tersebut kedepan. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
Tabel 1
Analisis Faktor
Kekuatan
Indikator |
Faktor Kekuatan |
Kekuatan (Strengths) |
1.
Kualitas bahan baku yang baik. 2.
Kualitas produk yang baik. 3.
Kualitas layanan yang baik. 4.
Jumlah pengikut pada media social sangat
banyak. 5. Memiliki
hubungan baik dengan pemasok bahan baku (Supplier). |
Sumber: Data Primer, 2022
Dari Tabel 1 di atas dapat disimak bahwa terdapat delapan faktor kekuatan yang mampu menunjang keberlangsungan usaha di Butik Shifa Olshop. Faktor kekuatan ini menjadi modal untuk memecahkan permasalahan yang ada. Faktor kekuatan ini juga nantinya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman dalam Butik Shifa Olshop ini. Secara lebih lanjut faktor-faktor tersebut dapat dibahas satu persatu sebagai berikut:
1. Butik
Shifa Olshop memiliki kualitas bahan baku yang baik. Butik Shifa Olshop memiliki
kualitas bahan baku yang membuat para pelanggan merasa yakin dan percaya akan
produk yang dimiliki dengan penggunaan material bahan yang patut di uji
kualitasnya.
2.
Butik Shifa Olshop memiliki
kualitas produk yang baik. Butik Shifa Olshop memiliki kualitas produk yang
mampu memiliki keunggulan dari produk lainnya. Hal ini didasari oleh pengerjaan
yang dilakukan pada produk sangat baik seperti proses penjahitan hingga proses
packaging yang memiliki kualitas produk yang baik.
3.
Butik Shifa Olshop memiliki
kualitas layanan yang baik. Butik Shifa Olshop memiliki kualitas layanan yang
baik dari sisi staff yang mampu
memahami kebutuhan pelanggan, ketepatan waktu dalam menyediakan setiap produk
yang diberikan serta layanan pelanggan yang baik dan ramah.
4.
Jumlah pengikut pada
media social sangat banyak. Faktor kekuatan ini menjadi salah satu yang dapat
diperhitungkan karena audiens pada media sosial menunjang penjualan dari setiap
produk yang dimiliki Butik Shifa Olshop. Setiap postingan yang berkaitan dengan
produk Butik Shifa Olshop mampu di respon dan ditanggapi dengan cepat oleh
pegawai serta antusias para pengikut akan produk yang diposting sangat tinggi.
5.
Memiliki hubungan baik
dengan pemasok bahan baku (Supplier).
Produk-produk dan bahan yang digunakan oleh Butik Shifa Olshop tidak terlepas
dari peran serta pemasok bahan baku. Hubungan baik ini tentunya menunjang
ketepatan waktu dan eksistensi pemberian kualitas bahan yang tetap terjaga. Sehingga
produk dan bahan yang digunakan tetap memiliki kualitas yang sangat baik.
Sesuai dengan hasil wawancara penyebaran instrumen penelitian berupa kuesioner, maka dapat dianalisis untuk mendapatkan bobot, rating serta skor dari masing-masing faktor. Perhitungan bobot didapatkan dari menjumlahkan seluruh bobot masing-masing faktor. Hasil dari penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah keseluruhan. Secara keseluruhan hasil bobot, rating dan skor faktor kekuatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Bobot, Rating
dan Skor Faktor Kekuatan dalam Strategi Keberlangsungan Usaha pada Butik Shifa Olshop
No |
Kekuatan |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Kualitas bahan baku
yang baik |
0,116 |
4 |
0,464 |
2 |
Kualitas produk yang baik |
0,114 |
4 |
0,456 |
3 |
Kualitas layanan yang baik |
0,104 |
4 |
0,416 |
4 |
Jumlah pengikut pada media
social sangat banyak |
0,107 |
4 |
0,428 |
5 |
Memiliki hubungan baik dengan pemasok
bahan baku (Supplier) |
0,099 |
4 |
0,396 |
Total
Kekuatan |
0,54 |
|
2,16 |
Sumber: Data Primer, 2022
Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa masing-masing pernyataan memiliki jumlah bobot yang berbeda. Pada faktor kekuatan, pernyataan yang memiliki jumlah bobot terbesar yakni Butik Shifa Olshop memiliki kualitas bahan baku yang baik sebesar 0,116. Selain memiliki bobot dengan jumlah terbesar, Butik Shifa Olshop memiliki kualitas bahan baku yang baik juga berada pada rating yang sangat tinggi (4) dan skor tertinggi sebesar 0,464 bila dibandingkan dengan pernyataan faktor kekuatan yang lain. Sementara itu, pernyataan yang memiliki bobot paling rendah adalah pernyataan Memiliki hubungan baik dengan pemasok bahan baku (Supplier) sebesar 0,099 dengan rating (4) dan skor sebesar 0,396. Berdasarkan dari tabel tersebut dapat dikatakan Kualitas bahan baku yang baik dan Kualitas produk yang baik menjadi faktor kekuatan terbesar yang dimiliki Pada Butik Shifa Olshop dalam peningkatan produktivitas Butik. Faktor-faktor tersebut menjadi hal yang sangat potensial bagi mereka.
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat Keberlangsungan Usaha Pada Butik Shifa Olshop. Faktor kelemahan tersebut diantaranya:
Tabel 3
Analisis Faktor
Kelemahan
Indikator |
Faktor Kelemahan |
Kelemahan (Weaknesses) |
1.
Keterampilan karyawan produksi yang
terbatas. 2.
Keterbatasan modal usaha. 3.
Peralatan yang masih sederhana. 4.
Program manajemen yang tidak tertulis. 5.
Beberapa model baju juga dijual oleh
pesaing. |
�Sumber: Data Primer, 2022
Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa terdapat delapan faktor yang menjadi kelemahan dalam pengembangan menunjang keberlangsungan usaha pada Butik Shifa Olshop. Secara lebih lanjut faktor-faktor tersebut dapat dibahas satu per satu sebagai berikut :
1. Keterampilan
karyawan produksi yang terbatas. Keterampilan dalam memproduksi produk
yang terbatas diakibatkan oleh kurangnya informasi, pendidikan ataupun
pemahaman terkait desain atau mode terkini yang digeluti masyatakat. Informasi
yang up to date tentang fashion atau mode sangatlah dibutuhkan oleh
karyawan produksi untuk menunjang produktivitas akan produk yang dihasilkan.
2. Keterbatasan
modal usaha. Untuk mampu mengembangkan usaha yang baik tentunya memerlukan
modal yang cukup dari sisi produksi, pemasaran, hingga penjualan. Keterbatasan
modal dalam produksi kerap kali menjadi kendala untuk mampu menyediakan
bahan-bahan baku yang unggul dan diminati oleh masyarakat pada segmen kelas
menengah atas.
3. Peralatan
yang masih sederhana. Peralatan penunjang produksi yang masih sangat sederhana
membuat produksi pada Butik Shifa Olshop sangat terbatas. Sedangkan jika
dibandingkan dengan pesaing yang dapat memproduksi dalam jumlah yang besar.
4. Program
manajemen yang tidak tertulis. Parameter yang dimaksud adalah sistem operasional
prosedur yang tidak tertulis akan fungsi dan tugas masing-masing karyawan yang
tidak tertata dengan baik. Begitu juga dengan sistem pengelolaan keuangan yang
kurang memadai mengakibatkan program manajemen kurang tertata dengan baik.
5. Beberapa
model baju juga dijual oleh pesaing. Model baju yang terkadang diimitasi oleh
pesaing membuat para pelanggan kerap memilih gerai pesaing sebagai barang substitusi
atau pengganti untuk memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan.
Sesuai dengan hasil wawancara, maka dapat
dianalisis untuk mendapatkan bobot,
rating serta skor dari masing-masing faktor. Perhitungan bobot didapatkan dari menjumlahkan
seluruh bobot masing-masing faktor. Secara keseluruhan hasil bobot, rating dan
skor faktor kelemahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
Bobot, Rating dan Skor
Faktor Kelemahan Terhadap Keberlangsungan
Usaha Di Butik Shifa
Olshop
No |
Kelemahan |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Keterampilan karyawan produksi yang terbatas |
0,101 |
4 |
0,404 |
2 |
Keterbatasan modal usaha |
0,092 |
3 |
0,276 |
3 |
Peralatan yang masihsederhana |
0,075 |
3 |
0,225 |
4 |
Program manajemen yang tidaktertulis |
0,090 |
3 |
0,270 |
5 |
Beberapa model bajujuga dijual olehpesaing |
0,092 |
4 |
0,368 |
Total Kelemahan |
0,45 |
|
1,543 |
|
Total Keseluruhan |
0,99 |
|
3,703 |
Sumber: Data Primer, 2022
Selanjutnya, pada faktor kelemahan dapat
dilihat bahwa yang menjadi kelemahan utama adalah Keterampilan karyawan
produksi yang terbatas sebesar 0,101 dan rating (4) serta skor sebesar 0,404.
Keterampilan dalam memproduksi produk yang terbatas diakibatkan oleh kurangnya
informasi, pendidikan ataupun pemahaman terkait desain atau mode terkini yang
digeluti masyatakat. Informasi yang up to datetentang fashion mode sangatlah
dibutuhkan oleh karyawan produksi untuk menunjang produktivitas akan produk
yang dihasilkan.
B. Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal
Faktor-faktor
eksternal terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (treath) dalam Strategi keberlangsungan usaha pada Butik
Shifa Olshop :
1.
Dukungan dari Pemerintah
untuk program UMKM.
2.
Permintaan pakaian yang sangat tinggi.
3.
Memiliki lokasi toko
yang strategis.
4.
Pesaing baru yang terus bertambah.
5.
Daya tawar konsumen
yang tinggi.
6.
Persaingan harga dengan
para pesaing.
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan pada Butik Shifa Olshop. Faktor peluang yang dimaksud adalah sesuatu yang berasal dari luar untuk pengembangan keberlangsungan usaha pada Butik Shifa Olshop. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
Tabel 5
Analisis Faktor
Peluang
Indikator |
Faktor Peluang |
Peluang (Opportunity) |
1. Dukungan dari Pemerintah untuk program UMKM. 2. Permintaan pakaian yang sangat tinggi. 3.
Memiliki lokasi toko yang strategis. |
��Sumber: Data Primer, 2022
Dari Tabel 5 di atas, terdapat tiga faktor peluang yang dapat mendukung pengembangan kemandirian keberlangsungan usaha pada Butik Shifa Olshop. Faktor peluang tersebut diharapkan mampu dimanfaatkan oleh Butik Shifa Olshop sehingga dapat mengurangi kelemahan dan mengatasi ancaman yang ada. Secara lebih detail faktor-faktor tersebut dapat dibahas sebagai berikut :
1.
Dukungan dari Pemerintah
untuk program UMKM.
Program bantuan dan insentif yang menunjang UMKM dalam menghadapi situasi COVID-19 menjadi peranan penting bagi Butik
Shifa Olshop dalam mempertahankan eksistensi dan persaingan butik yang ada.
Selain dukungan secara materi, dukungan dalam bentuk memberikan pelatihan dalam
menghadapi adaptasi kebiasaan baru dengan menggunakan platform sosial media untuk
melakukan pejualan ataupun transaksi secara digital sangat terbantu.
2.
Permintaan pakaian yang sangat tinggi. Karena produk dan bahan yang baik serta media
promosi secara sosial media sangat mendukung Butik Shifa Olshop.
Permintaan akan produk pakaian sangat tinggi. Hal ini
disebabkan kemampuan Butik Shifa Olshop
menyediakan produk yang sesuai dengan segment pasar tertentu menjadi peluang terbesar bagi Butik Shifa
Olshop.
3.
Memiliki lokasi toko
yang strategis. Lokasi yang berada
di permukiman masyarakat yang
padat penduduk serta dapat dijangkau
oleh pelanggan offline maupun
online menjadi
peluang yang baik bagi Butik Shifa
Olshop.
Sesuai dengan hasil wawancara penyebaran instrumen penelitian berupa kuesioner, maka dapat dianalisis untuk mendapatkan bobot, rating serta skor dari masing-masing faktor. Perhitungan bobot didapatkan dari menjumlahkan seluruh bobot masing-masing faktor. Hasil dari penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah keseluruhan. Secara keseluruhan hasil bobot, rating dan skor faktor eksternal berupa peluang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Bobot, Rating
dan Skor Faktor Peluang Keberlangsungan
Usaha pada Butik Shifa Olshop
No |
Peluang |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Dukungan dari
Pemerintah untuk program
UMKM |
0,159 |
4 |
0,636 |
2 |
Permintaan pakaian
yang sangat tinggi |
0,156 |
3 |
0,468 |
3 |
Memiliki lokasi
toko yang strategis |
0,189 |
4 |
0,756 |
Total Peluang |
0,499 |
|
1,860 |
Sumber: Data Primer, 2022
Berdasarkan Tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa peluang dengan bobot yang paling besar yakni memiliki lokasi toko yang strategis sebesar 0,189 dengan rating (4) dan skor sebesar 0,756. Lokasi yang mampu dijangkau oleh pelanggan yang secara langsung berbelanja ke toko, Serta memesan secara online dengan biaya pengantaran tidak besar dikarenakan jarak yang tidak begitu jauh mengakibatkan banyak pelanggan setia Butik Shifa Olshop memilih butik ini untuk memenuhi kebutuhan sandangnya.
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan Butik Shifa Olshop. Faktor ancaman yang dimaksud yakni segala sesuatu yang dapat merugikan dan berasal dari luar untuk Keberlangsungan Usaha Pada Butik Shifa Olshop. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
Tabel 7
Analisis Faktor
Ancaman
Indikator |
Faktor Ancaman |
Ancaman (Othreats) |
1.
Pesaing baru yang terus bertambah. 2.
Daya tawar konsumen
yang tinggi. 3. Persaingan harga dengan para pesaing. |
Sumber: Data Primer, 2022
Dari Tabel 7 di atas, terdapat tiga faktor ancaman yang dapat menghambat Keberlangsungan Usaha Pada Butik Shifa Olshop. Secara lebih rinci faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Pesaing baru yang terus bertambah. Pesaing dengan produk sejenis
dan bahan baku sejenis menjadi ancaman terbesar bagi Butik Shifa
Olshop dalam menghadapi persaingan yang begitu ketat.
2.
Daya tawar konsumen
yang begitu tinggi. Daya tawar membuat
banyak konsumen berpaling ke pesaing
dengan produk sejenis. Pesaing juga mampu menawarkan kemudahan dan keunggulan yang cukup bersaing dengan produk Butik
Shifa Olshop.
3.
Persaingan harga dengan
para pesaing. Selain produk dan bahan yang mampu dihadirkan oleh pesaing sebagai ancaman, para pesaing juga mampu memberikan harga yang terkadang dibawah dari harga
yang ditawarkan oleh Butik Shifa Olshop.
Sesuai dengan hasil wawancara penyebaran instrumen penelitian berupa kuesioner, maka dapat dianalisis untuk mendapatkan bobot, rating serta skor dari masing-masing faktor. Perhitungan bobot didapatkan dari menjumlahkan seluruh bobot masing-masing faktor. Hasil dari penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah keseluruhan. Secara keseluruhan hasil bobot, rating dan skor faktor eksternal berupa ancaman dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8
Bobot, Rating
dan Skor Faktor Ancaman
pada Keberlangsungan Usaha
�Pada
Butik Shifa Olshop
No |
Ancaman |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Pesaing baru yang terus bertambah |
0,141 |
3 |
0,423 |
2 |
Daya tawar konsumen
yang tinggi. |
0,184 |
3 |
0,552 |
3 |
Persaingan harga dengan para
pesaing |
0,166 |
4 |
0,664 |
Total
Ancaman |
0,496 |
|
1,639 |
|
Total
Keseluruhan |
0,995 |
|
3,499 |
Sumber: Data Primer, 2022
Berdasarkan Tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa ancaman serius dalam Strategi Keberlangsungan Usaha Pada Butik Shifa Olshop yakni Persaingan harga dengan para pesaing sebesar 0,166 dengan rating (4) dan skor sebesar 0,664. Butik Shifa Olshop kiranya mampu menekan biaya guna mampu menurunkan harga untuk dapat bersaing dengan para pesaing.
C. Strategi
Keberlangsungan Usaha Pada Butik
Shifa Olshop
Melalui hasil indentifikasi faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal berupa peluang dan ancaman di atas, maka selanjutnya dapat dilakukan analisis dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS. Hasil dari matriks IFAS dan EFAS tersebut, maka akan dapat diperoleh hasil evaluasi antara faktor internal dan eksternal. Hasil evaluasinya dapat dilihat melalui penjelasan dibawah ini.
1.
Matriks
internal-eksternal (I-E)
Hasil analisis matriks internal dan eksternal (I-E) adalah hasil perhitungan antara matriks IFAS dan EFAS. Berdasarkan hasil dari perhitungan kedua matriks tersebut, maka dapat diketahui total skor dari faktor internal adalah sebesar 3,703 dan skor total dari faktor eksternal sebesar 3,499. Total skor tersebut digunakan untuk menentukan kategori posisi potensi Keberlangsungan Usaha Pada Butik Shifa Olshop. Posisi tersebut dapat digambarkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 memberikan hasil yang mengisyaratkan agar Butik Shifa Olshop untuk melakukan Strategi tumbuh dan memperkuat perkembangannya melalui diversifikasi. Diversifikai yang dilakukan dapat berupa peningkatan mutu produksi dalam pengelolaan produk yang dimiliki Butik Shifa Olshop dalam menjual produk yang tidak dijual oleh pesaing. Begitupula Butik Shifa Olshop harus mampu melakukan diversifikasi-diversifikasi lain guna menunjang produktivitas Butik Shifa Olshop.
Gambar 1
Matriks IE
D. Strategi
Alternatif Keberlangsungan
Usaha Pada Butik Shifa Olshop
Strategi alternatif dalam Pengembangan Kemandirian Butik Shifa Olshop di Desa Sigapiton dianalisis menggunakan matriks SWOT. Analisis dengan menggunakan matriks SWOT ini lebih pada analisis secara kualitatif. Secara umum, analisis ini juga tidak terlepas dari faktor internal dan eksternal. Analisis ini terbagi menjadi 4 bagian sebagai berikut :
1.
Strategi
S-O (Strengths-Opportunities) yaitu
menciptakan Strategi yang memanfaatkan
atau mengoptimalkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang
yang ada.
2.
Strategi
W-O (Weaknesses-Opportunities) yaitu menciptakan Strategi yang meminimalkan kelemahan
yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang.
3.
Strategi
S-T (Strengths-Othreats) yaitu
menciptakan Strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman. Dalam hal ini, anggota Butik Shifa Olshop dapat
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada.
4.
Strategi
W-T (Weaknesses-Othreats)
yaitu menciptakan Strategi yang
meminimalkan kelemahan guna meminimalisir ancaman yang ada.
Kesimpulan
Faktor Internal yang menjadi kekuatan
dalam keberlangsungan usaha di Butik Shifa Olshop adalah memiliki kualitas
bahan baku yang baik. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan
keberlangsungan usaha di Butik Shifa Olshop adalah Keterampilan karyawan
produksi yang terbatas. Pengembangan
keberlangsungan usaha pada Butik Shifa Olshop, adapun beberapa strateginya antara lain,
Strategi S-O yaitu Meningkatkan
pengelolaan sosial media dengan segala potensi sesuai dengan program dan pelatihan
yang disediakan pemerintah pusat maupun daerah, Meningkatkan performa Butik
Shifa Olshop dengan meningkatkan hubungan baik dengan pemasok guna menjaga
permintaan pakaian yang sangat tinggi, dan Meningkatkan pengelolaan sosial
media dengan segala potensi sesuai dengan lokasi toko yang strategis
Selanjutnya Strategi S-T yaitu dengan
mendorong Butik Shifa Olshop untuk membuat sistem rantai pasokan dan bekerja
sama dengan pihak-pihak tertentu mampu memenangkan persaingan dengan pesaing
baru, serta menekan biaya serta mampu mengatasi daya tawar konsumen yang tinggi
dan persaingan harga yang cukup ketat.
Ahmad, D. R.
Ir. (2020). Manajemen
Strategis. Nas Media Pustaka.
Artamevia, Shania, & Moeliono, Nadya Novandriani Karina.
(2022). Analisis Profil Konsumen Pada Usaha Ferry Catering Di Masa Pandemi. PERFORMANCE:
Jurnal Bisnis & Akuntansi, 12(1), 32�48. https://doi.org/10.24929/feb.v12i1.1506
Damayanti, Herna Octivia. (2018). Strategi Pengembangan Usaha
Penangkapan Ikan Tradisional: Studi Kasus Di Desa Pecangaan, Kecamatan
Batangan, Kabupaten Pati. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan
Perikanan, 8(1), 13�26. http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.v8i1.6873
Fadli, Mochammad Faisal. (2021). Strategi
Pemasaran Untuk Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Pada PT. Telkom Pontianak.
Jurnal Ekonomi Integra, 11(1), 1�12.
Hidayat, Hendra, Herawati, Susi, Hidayati, Abna, &
Syahmaidi, Eril. (2018). Pembelajaran Kewirausahaan dengan pendekatan berbasis
produksi sebagai alternatif mempersiapkan lulusan berkualitas di pendidikan
tinggi. Prosiding Seminar Nasional Pakar, 123�129. https://doi.org/10.25105/pakar.v0i0.2709
Kuswoyo, Ferry, Minarsih, Maria Magdalena, & Fathoni,
Aziz. (2018). Analisis
Strategi Bisnis Dengan SWOT pada ANA Fashion. Journal of Management,
4(4).
laura Hardilawati, Wan. (2020). Strategi Bertahan UMKM di
Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Akuntansi Dan Ekonomika, 10(1),
89�98. https://doi.org/10.37859/jae.v10i1.1934
Nash, Jill. (2018). Exploring how social media platforms influence fashion
consumer decisions in the UK retail sector. Journal of Fashion Marketing and
Management: An International Journal. https://doi.org/10.1108/JFMM-01-2018-0012
Nisak, Zuhrotun. (2013). Analisis SWOT
untuk menentukan strategi kompetitif. Jurnal Ekbis, 9(2),
468�476.
Permana, Erwin, & Herlan, Herlan. (2022). Strategi
Pengembangan Bisnis Ukm Di Sentra Ukm Fashion Bulak Timur, Kota Depok. Jurnal
Manajemen Dan Keuangan, 11(1), 20�35. https://doi.org/10.33059/jmk.v11i1.4368
Soelistyowati, Soelistyowati. (2019). Perancangan Busana
Wanita Terinspirasi Budaya Seni Wayang Kulit Sebagai Aplikasi. SENADA
(Seminar Nasional Manajemen, Desain Dan Aplikasi Bisnis Teknologi), 2,
160�165.
Viona, Veronica, Yohanes, Kezia, Kurniawati, Laurencia Steffanie
Mega Wijaya, Marta, Rustono Farady, & Isnaini, Muhamad. (2021). Narasi Shopee
Dalam Mengembangkan Ekonomi Kreatif Berbasis Teknologi E-Commerce Di Era
Moderen. AGUNA: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 46�65.
Wahyudi, Arif Eko Teguh, Rifa�i, Muhammad, & Susanti,
Rizki Aprilia Dwi. (2020). Analisis
Strategi Pemasaran Dalam Upaya Menghadapi Persaingan Bisnis (Studi Kasus Pada
Bakso Bakar Abah Boed Surabaya). Fakultas
Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
Wahyudin, Uud, & Maulin Purwaningwulan, Melly. (2017).
Konsumerisme
pada Iklan Majalah Perempuan. JIPSI-Jurnal Ilmu Politik Dan
Komunikasi UNIKOM, 7.
Wardani, Fatimah Sindi, Lestari, Indah Puji, Sari, Devinna
Tamaya, & Wulandari, Ni�matul Umamah Tri. (2021). Strategi
Pemasaran Usaha Mikro Kecil Menengah Di Masa Pandemi. Academica:
Journal of Multidisciplinary Studies, 5(1), 27�38.
Zahratunnisa, Muhammad
Rahmat (2022) |
First
publication right: |
This
article is licensed under: |